Anda di halaman 1dari 45

1

Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Rangka Kuda-kuda
G
A3 A4
E I
V3 A5
3.608 m A2
C V2 D3 V4 K
A1 D2 A6
D4 V5
V1 D1
A B130° D B3 H B4 J B
B2 F B5 L B6

12.500 m
1.000 m
1.000m

Direncanakan :
Panjang bentang kuda-kuda = 12,5 m
Sudut kemiringan atap = 30o
Penutup atap = Genteng metal
Berat seng = 3,2 kg/m2
Jarak antar kuda-kuda =4m
Kelas / Jenis Kayu = Kelas kuat I / Seumantok (Bj = 980 kg/m3)
PKKI (SNI-1961)
Alat sambung = Baut
Tekanan angin = 40 kg/m2
Jarak antara gording = 0.7 m

1.2Peraturan yang digunakan


Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Konstuksi Kayu
Indonesia (PKKI) dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI – 1983).

1
Rizkia 0704101010015
2
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

1.3Penempatan Beban
1.3.1 Beban Mati
1. Berat sendiri konstruksi kuda-kuda
Muatan ini dianggap bekerja pada tiap-tiap titik buhul (bagian atas dan
bawah)
2. Berat akibat penutup atap dan gording
Dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas
3. Berat plafond + penggantung
Dianggap bekerja pada titik buhul bagian bawah

1.3.2 Beban hidup


1. Beban terpusat berasal dari seorang pekerja dengan peralatannya
sebesar minimum 100 kg.
2. Beban air hujan sebesar (40 – 0,8α) kg/m

1.3.3 Beban angin


Angin tekan dan angin hisap yang terjadi dianggap bekerja tegak lurus
bidang atap pada tiap titik buhul bagian atas, sehingga komponen angin hanya
bekerja pada arah sumbu x saja dan kompponen angin dalam arah sumbu y = 0.
Untuk konstruksi gedung tertutup, dimana α < 65o, maka :
Koef angin tekan : 0,02 α – 0,4
Koef angin hisap : - 0,4

1.4 Ketentuan alat sambung


Alat sambung yang digunakan adalah baut, dimana penentuan dimensi
baut disesuaikan dengan ukuran kayu dan syarat-syarat pada PKKI.

1.5 Perhitungan panjang batang


1. Tinggi kuda kuda
H = 1/2L x (tg α )
= 6,25 x (tg 30o) = 3,608 m

2
Rizkia 0704101010015
3
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

2. Batang bawah
Panjang batang = 12,5 m
12,5
B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = = 2,083 m
6

3. Batang atas
B1 2,083
A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = = =2,405 m
cos α cos 30 °

4. Batang vertikal
V1 = V5 = B1 tg α = 2,083 x tg 30° = 1,203 m
V2 = V4 = ( B1 + B1 ) tg α = (2,083 + 2,083) x tg 30° = 2,406 m
V2 = h = 3,608 m

5. Batang diagonal
D1 = D4 = √ B 12 +V 12= √2,0832 +1,2032=2,405 m

D2 = D3 = = √ B 42 +V 22=√ 2,0832 +2,4062=3,182 m

6. Tritisan
1
A-A´ = B-B´ = =¿ 1,155 m
cos 30 °

Tabel 1.1 Panjang Batang Kuda-kuda :

Nama Batang Panjang Batang (m)


A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 2,405
B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = B6 2,083
V1 = V5 1,203
V2 = V4 2,406
V2 3,608
D1 = D4 2,405
D2 = D3 3,182
Tritisan 1,155

3
Rizkia 0704101010015
4
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

BAB II
PERENCANAAN GORDING

Direncanakan gording berukuran 8/12 dari jenis kayu Seumantok.


- Berat jenis (Bj) kayu : 980 kg/m3
- Jarak antar gording : 0,7 m
- Jarak antar kuda-kuda :4m
- Modulus elastisitas kayu kelas I ( E) : 125.000 kg/cm2 (PKKI - 1961)
- Berat atap genteng metal : 3,2 kg/m2

Rumus yang digunakan :


 Beban terpusat
Bidang momen : M = ¼ PL
P L3
Lendutan :f=
48 EI
 Beban terbagi rata
Bidang momen : M = 1/8 qL2
5 q L4
Lendutan :f=
384 EI
 Momen inersia :
Momen inersia gording ukuran 8/12 adalah :
1 1
Ix = 12 bh3 = 12 (8) (12)3 = 1152 cm4
1 1
Iy = 12 b3h = 12 (8)3 (12) = 512 cm4

2.1 Perhitungan Momen Akibat Beban


2.1. 1 Beban Mati
Berat sendiri gording = 0,08 x 0,12 x 980 = 9,408 kg/m
Berat atap = berat metal x jarak gording
= 3,2 x 0,7 = 2,24 kg/m
q = 11,648 kg/m

4
Rizkia 0704101010015
5
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

qx = q cos α = 11,648 cos 30 = 10,087 kg/m


qy = q sin α = 11,648 sin 30 = 5,824 kg/m

Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (10,087) (4)2 = 20,174 kgm


My = 1/8 qy L2 = 1/8 (5,824) (4)2 = 11,648 kgm

Lendutan yang timbul :


4
5 q x L4 5 ( 1 0,087 ) ( 10−2) ( 400 )
fx = = = 0,233 cm
3 84 E I x 384 ( 1,25 x 10 5 ) ( 1152 )
4
5 q y L3 5 ( 5,824 ) ( 10−2 ) ( 400 )
fy = = = 0,303 cm
384 E I y 384 ( 1,25 x 10 5 ) ( 512 )

2.1.2 Beban Hidup


Beban hidup disini adalah beban terpusat akibat pekerja dan peralatan
serta beban terbagi rata akibat air hujan.

a. Beban Terpusat ( P = 100 kg)


Berdasarkan PPI (1983) akibat dari beban grafitasi yang bekerja di
tengah bentang merupakan beban hidup sebesar P = 100 kg.

Px = P cos α = 100 cos 30 = 86,6 kg


Py = P sin α = 100 sin 30 = 50 kg

Mx = ¼ Px L = ¼ (86,6) (4,0) = 86,6 kgm

5
Rizkia 0704101010015
6
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

My = ¼ PyL = ¼ (50) (4,0) = 50 kgm


Lendutan yang timbul :
P x L3 ( 86,6 )( 400 )3
fx = = = 0,802 cm
48 E I x 48 ( 1,25 x 105 ) ( 1152 )

P y L3 ( 50 )( 400 )3
fy = = = 1,042 cm
48 E I y 48 ( 1,25 x 105 ) ( 512 )

b. Beban terbagi rata


Menurut PPI (1983) muatan air hujan permeter persegi bidang dapat
ditentukan dengan rumus (40-0,8α) k/m.
q = (40 – 0,8α) = (40 – 0,8 (30)) = 16 kg/m2
Beban akibat air hujan yang diterima gording :
q = Beban air hujan x jarak gording
= 16 x 0,7 = 11,2 kg/m
qx = q cos α = 11,2 cos 30 = 9,699 kg/m
qy = q sin α = 11,2 sin 30 = 5,6 kg/m

Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (9,699) (4,0)2 = 19,398 kgm


My = 1/8 qy L2 = 1/8 (5,6) (4,0)2 = 11,2 kgm

Lendutan yang timbul :


4
5 q x L4 5 ( 9,699 ) ( 10−2 ) ( 400 )
fx = = = 0,224 cm
3 84 E I x 384 ( 1,25 x 105 ) ( 1152 )
4
5 q y L3 5 ( 5,6 ) ( 10−2 ) ( 400 )
fy = = = 0,292 cm
384 E I y 384 ( 1,25 x 105 ) ( 512 )

Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata,
maka tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat.

2.1.3 Beban angin

6
Rizkia 0704101010015
7
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Menurut PPI (1983) beban angin yang bekerja tegak lurus pada bidang
atap adalah sebesar ω = 40 kg/m2, sehingga arah angin yang bekerja hanya
pada sumbu x saja sedangkan sumbu y gaya angin adalah nol.

a. Angin tekan
α < 65o, maka koefisien angin tekan :
C = 0,02α – 0,4
= 0,02 (30) – 0,4
= 0,2
Beban angin yang timbul akibat angin tekan adalah :
qx = koef angin x tekanan angin x jarak gording
= 0,2 x 40 x 0,7
= 5,6 kg/m
qy = 0
Mx = 1/8 qxL2 = 1/8 (5,6) (4,0)2 = 11,2 kgm
My = 0

Lendutan yang timbul


4
5 q x L4 5 ( 5,6 ) ( 10−2 ) ( 400 )
fx = = = 0,129 cm
3 84 E I x 384 ( 1,25 x 105 ) ( 1152 )

fy = 0

b. Angin hisap
Koef isien angin hisap = -0,4
qx = koef . angin x tek. angin x jarak gording
= (- 0,4) x 40 x 0,7
= - 11,2 kg/m
qy = 0

Mx = 1/8 qxL2 = 1/8 (-11,2) (4,0)2 = - 22,4 kgm


My = 0

7
Rizkia 0704101010015
8
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Lendutan yang timbul


4
5 q x L4 5 (−11,2 ) ( 10−2 ) ( 400 )
fx = = = -0,259 cm
3 84 E I x 384 ( 1,25 x 105 ) ( 1152 )

fy = 0
Note : Beban angin hisap tidak diperhitungkan dalam kombinasi beban
Tabel 2.1 Momen dan lendutan akibat beban yang bekerja pada gording

Beban Beban Kombinasi Beban


Momen Beban Hidup
Mati Angin tekan Primer Sekunder
(1) (2) (3) (4) (2) + (3) (2)+(3)+(4)

Mx (kgm) 20,174 86,6 11,2 106,774 117,974


My (kgm) 11,648 50,0 0 61,648 61,648
fx (cm) 0,233 0,802 0,129 - 1,164
fy (cm) 0,303 1,042 0 - 1,345

2.2 Kontrol Kekuatan Gording


Direncanakan gording berukuran : 8/12 cm

2.2.1 Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan


Digunakan kayu Seumantok (kelas kuat I) dengan :
o σlt = 150 kg/cm2
o σtk// = σtr// = 130 kg/cm2
o σtk = 40 kg/cm2
o τ// = 20 kg/cm2
Keadaan konstruksi dan sifat muatan :
o Konstruksi terlindung : β = 1
o Muatan tetap : δ = 1
o Muatan tidak tetap : δ = 5/4 (PKKI – 1961)

Wx = 1/6 bh2 = 1/6 (8) (12)2 = 192 cm3

8
Rizkia 0704101010015
9
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Wy = 1/6 b2h = 1/6 (8)2 (12) = 128 cm3

a. Tegangan yang timbul akibat muatan tetap / primer


Konstruksi terlindung : β = 1
Muatan tetap : δ = 1
σ lt = 150 x 1 x 1 = 150 kg/cm2
Mx M y
σlt ytb = +
Wx W y
10677,4 6164,8
= +
192 128
= 103,774 kg/cm2 < 150 kg/cm2 .......... (aman)

b. Tegangan yang timbul akibat muatan sementara / sekunder


Konstruksi terlindung : β = 1
Muatan tidak tetap : δ = 5/4
σ lt = 150 x 1 x 5/4 = 187,5 kg/cm2
Mx M y
σlt ytb = +
Wx W y
11797,4 6164,8
= +
192 128
= 109,607 kg/cm2 < 187,5 kg/cm2 .......... (aman)

2.2.2 Kontrol kekuatan gording terhadap lendutan


Menurut PKKI – 1961, lendutan pada konstruksi kuda-kuda seperti gording,

1
kasau, dan sebagainya : fmaks ≤ L
200
1 1
fmaks = L= x 400 = 2,0 cm
200 200

 Lendutan yang timbul terhadap sb. x – x


fx = fx beban mati + fx beban hidup + fx beban angin
= 0,233 + 0,802 + 0,129

9
Rizkia 0704101010015
10
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

= 1,164 cm

 Lendutan yang timbul terhadap sb. y – y


fy = fy beban mati + fy beban hidup + fy beban angin
= 0,303 + 1,042 + 0
= 1,345 cm
Total lendutan yang dialami gording :
2 2
fytb = ( f x ) + ( f y ) = √ ( 1,164 )2 + ( 1,345 )2 = 1,779 cm

fytb = 1,779 cm < fmaks = 2,0 cm .......................... (aman)

BAB III
PERHITUNGAN PEMBEBANAN

3.1 Beban Mati


3.1.1 Berat Sendiri
Direncanakan : Balok bint : 2 x 4/14
Balok kaki kuda kuda : 8/12
Balok Vertikal : 8/12
Balok Diagonal : 8/12
Tritisan : 8/12

10
Rizkia 0704101010015
11
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

 Berat Balok bint : 2 x 4/14


B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = 2,083 m
P = 2 x 0,04x 0,14 x 2,083 x 980 = 22,863 kg

 Berat Balok kaki kuda kuda : 8/12


A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = 2,405 m
P = 0,08 x 0,12 x 2,405 x 980 = 22,626 kg

 Berat Balok Vertikal : 8/12


V1 = V5 = 1,203 m
P = 0,08 x 0,12 x 1,203 x 980 = 11,318 kg

V2 = V4 = 2,406 m
P = 0,08 x 0,12 x 2,406 x 980 = 22,636 kg

V3 = 3,608 m
P = 0,08 x 0,14 x 3,608 x 980 = 33,944 kg

 Berat Balok Diagnonal : 8/12


D1 = D4 = 2,405 m
P = 0,08 x 0,12 x 2,405 x 980 = 22,626 kg

D2 = D3 = 3,182 m
P = 0,08 x 0,12 x 3,182 x 980 = 29,936 kg

 Tritisan : 8/12
A – A´ = B – B´ = 1,155 m
P = 0,08 x 0,12 x 1,155 x 980 = 10,866 kg

11
Rizkia 0704101010015
12
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Pelimpahan Muatan :
o Titik A = B = ½ (A1 + B1) + tritisan
= ½ (22,626 + 22,863) + 10,866
= 33,610 kg

o Titik D = L = ½ (B1 + V1 + B2)


= ½ (22,863 + 11,318 + 22,863)
= 28,522 kg

o Titik C = K = ½ (A1 + V1 + A2)


= ½ (22,626 + 11,318 + 22,626
= 28,285 kg

o Titik F = J = ½ (B2 + D1 + V2 + B3)


= ½ (22,863 + 22,626 + 22,636 + 22,863)
= 45,494 kg

o Titik E = I = ½ (A2 + A3 + D2 + V2)


= ½ (22,626 + 22,626 + 29,936 + 22,636)
= 48,912 kg
o Titik G = ½ (A3 + A4 + V3)
= ½ (22,626 + 22,626 + 33,944)
= 39,598 kg

o Titik H = ½ (B3 + D2 + V3 + D3 + B4)


= ½ (22,863 + 29,936 + 33,944 + 29,936 + 22,863)
= 69,771 kg

3.1.2 Berat Penutup Atap + Berat Gording


Penutup atap = Genteng metal (3,2 kg/m2)

12
Rizkia 0704101010015
13
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Gording = 0,08 x 0,12 x 980 = 9,408 kg/m

P1 = Berat penutup atap = 3,2 x jarak kuda-kuda x jarak gording


= 3,2 x 4,0 x 0,7 = 8,96 kg
P2 = Berat gording = 9,408 x jarak kuda-kuda
= 9,408 x 4,0 = 37,632 kg

P = P1 + P2 = 8,96 + 37,632 = 46,592 kg


P′ = ½ P1 + P2 = ½ (8,96) + 37,632 = 42,112 kg

 Batang tritisan A´ – A

RA = P' + P
= 42,112 + 46,592
= 88,704 kg

 Batang A – C

∑MC = 0
( 46,592 x 0.06 ) + ( 46,592 x 0.76 ) + ( 46,592 x 1,46 )+ ( 46,592 x 2,16 )
RA =
2,405
13
Rizkia 0704101010015
14
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

= 88,016 kg

RC = (46,592x 4) – 88,016
= 100,352 kg

 Batang C – E

∑ME = 0
( 46,592 x 0.365 ) + ( 46,592 x 1,065 )+ ( 46,592 x 1,765 )
RC =
2,405
= 61,897 kg

RE = (46,592 x 3) – 61,897
= 77,879 kg
 Batang E – G

∑MG =0

14
Rizkia 0704101010015
15
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

( 46,592 x 0.67 ) + ( 46,592 x 1,37 ) + ( 46,592 x 2,07 )


RE =
2,405
= 79,623 kg

RG = (46,592 x 4) – 79,623
= 106,745 kg

Pelimpahan beban penutup atap + gording untuk setiap titik buhul :


 Titik A = B → P = RA = 88,704 + 88,016 = 174,720 kg
 Titik C = K → P = RC = 100,352 + 61,897 = 162,249 kg
 Titik E = I → P = RE = 77,879 + 79,623 = 157,502 kg
 Titik G → P = RG = 106,745 x 2 = 213,490 kg

3.1.3 Berat Plafond + Penggantung


Berat plafond dan penggantung = 18 kg/m2 (PPI – 1983)

o Titik A = B = ½ B1 x 4,0 x 18
= ½ (2,083) x 4,0 x 18
= 74,988 kg

o Titik D = F = H = J = L = ½ (B1 + B2) x 4,0 x 18


= ½ (2,083 + 2,083) x 4,0 x 18
= 149,976 kg

3.2 Beban Hidup


3.2.1 Beban Orang / Pekerja
PPI – 1983 menegaskan bahwa pada tiap titik buhul kuda-kuda bagian
atas perlu ditambah beban sebesar 100 kg yang diakibatkan oleh seorang
pekerja dan peralatannya. Demikian juga pada titik buhul kuda-kuda bagian
bawah ditambah 100 kg sebagai akibat dari pemasangan instalasi listrik atau
15
Rizkia 0704101010015
16
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

pada waktu pemasangan. Penyambungan titik buhul pada keduanya


merupakan bagian dari beban hidup.

3.2.2 Beban Air Hujan


Menurut PPI-1983, Beban terbagi rata per m2 yang bekerja pada bagian
atas atap yang berasal dari beban air hujan adalah sebesar (40 – 0,8α) kg/m 2.
q = 40 – 0,8 α = 40 – 0,8 (30) = 16 kg/m2

 Titik A = B = (½ A1 + tritisan) x 4,0 x 16


= ( ½ (2,405) + 1,155) x 4,0 x 16
= 150,88 kg

 Titik C = E = G = I = K = ½ (A1 + A2) x 4,0 x 16


= ½ (2,405 + 2,405) x 4,0 x 16
= 153,92 kg

3.3 Beban Angin


Tekanan angin (w) = 40 kg/m2 , α = 30o

3.3.1 Angin Tekan


Koef. Angin tekan = 0,02 α – 0,4
= 0,02 (30) – 0,4
= 0,2

 Titik A = B = (½ A1 + tritisan) x 4,0 x 0,2 x 40


= ( ½ (2,405) + 1,155) x 4,0 x 0,2 x 40
= 75,44 kg

 Titik C = E = I = K = ½ (A1 + A2) x 4,0 x 0,2 x 40

16
Rizkia 0704101010015
17
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

= ½ (2,405 + 2,405) x 4,0 x 0,2 x 40


= 76,96 kg

 Titik G = (½ A3) x 4,0 x 0,2 x 40


= ( ½ x 2,405) x 4,0 x 0,2 x 40
= 38,48 kg

3.3.2 Angin Hisap


Koef. Angin hisap = - 0,4
 Titik A = B = (½ A1 + tritisan) x 4,0 x (- 0,4) x 40
= ( ½ (2,405) + 1,155) x 4,0 x (- 0,4) x 40
= -150,88 kg

 Titik C = E = I = K = ½ (A1 + A2) x 4,0 x (- 0,4) x 40


= ½ (2,405 + 2,405) x 4,0 x (- 0,4) x 40
= -153,92 kg

 Titik G = (½ A3) x 4,0 x (- 0,4) x 40


= ( ½ x 2,405) x 4,0 x (- 0,4) x 40
= -76,96 kg
Beban yang bekerja pada titik buhul diperlihatkan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2

Tabel 3.1 Beban yang bekerja pada titik buhul akibat muatan mati dan hidup.
Beban Mati (kg) Beban Hidup Jumlah Pembulatan
Berat Berat Orang
Titik Berat atap Plafond Hujan Pekerj
Buhul Sendiri
+ + a
Gording Penggantung (Kg) (Kg) (kg) (kg)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (2)+(3)+(4)+(5)+(6) (7)
A 33.610 174.72 74.988 150.88 100 534.198 535
B 33.610 174.72 74.988 150.88 100 534.198 535
C 28.285 162.249 - 153.92 100 444.454 445

17
Rizkia 0704101010015
18
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

D 28.522 - 149.976 - 100 278.498 279


E 48.912 157.502 - 153.92 100 460.334 461
F 45.494 - 149.976 - 100 295.470 296
G 39.598 213.49 - 153.92 100 507.008 507
H 69.771 - 149.976 - 100 319.747 320
I 48.912 157.502 - 153.92 100 460.334 461
J 45.494 - 149.976 - 100 295.470 296
K 28.285 162.249 - 153.92 100 444.454 445
L 28.522 - 149.976 - 100 278.498 279

Tabel 3.2 Beban angin


Titik Buhul Angin Tekan (kg) Angin Hisap (kg)
A 75,44 -150,88
B 75,44 -150,88
C 76,96 -153,92
E 76,96 -153,92
G 38,48 -76,96
I 76,96 -153,92
K 76,96 -153,92

18
Rizkia 0704101010015
19
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

GAMBAR GAYA BATANG AKIBAT MUATAN TETAP

A1 = A6 = 3789 kg (-)
A2 = A5 = 3065 kg (-)
A3 = A4 = 2319 kg (-)

B1 = B2 = B5 = B6 = 3281,4 kg (+)
B3 = B4 = 2654,4 kg (+)

D1 = D4 = 724 kg (-)
D2 = D3 = 986,9 kg (-)

V1 = V5 = 279 kg (+)
V2 = V4 = 658 kg (+)
V3 = 1812 kg (+)

19
Rizkia 0704101010015
20
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

PEMBEBANAN GAYA ANGIN TEKAN KIRI


A1 = 66,6 kg (+) A4 = 88,8 kg (+)
A2 = 111,0 kg (+) A5 = 177,6 kg (+)
A3 = 155,4 kg (+) A6 = 266,3 kg (+)

B1 = B2 306,4 kg (+) B4 = 1,4 kg (-)


B3 = 229,4 kg (+) B5 = B6 = 155,1 kg (-)

D1 = 88,9 kg (-) D3 = 235 kg (+)


D2 = 177,6 kg (-) D4 = 177,5 kg (+)

V1 = V5 = 0 kg V3 = 88,8 kg (-)
V2 = 44,4 kg (+) V4 = 88,7 kg (-)

20
Rizkia 0704101010015
21
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

PEMBEBANAN GAYA ANGIN TEKAN KIRI

A1 = 266,7 kg (+) A4 = 155,6 kg (+)


A2 = 177,8 kg (+) A5 = 111,2 kg (+)
A3 = 88,9 kg (+) A6 = 66,9 kg (+)

B1 = B2 = 553,7 kg (-) B4 = 172,5 kg (-)


B3 = 403,3 kg (-) B5 = B6 = 95,7 kg (-)

D1 = 177,7 kg (+) D3 = 117,5 kg (-)


D2 = 235,1 kg (+) D4 = 88,7 kg (-)

V1 = V5 = 0 kg V3 = 88,9 kg (-)
V2 = 88,9 kg (-) V4 = 44,3 kg (+)

21
Rizkia 0704101010015
22
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Tabel 3.3 Gaya Batang


Kombinasi muatan
Panjang Beban Beban Angin (Kg) Gaya batang
Nomor (kg)
Batang Tetap
batang Tekan Tekan Maks Desain
(m) (Kg) I II
Kiri Kanan (kg) (Kg)
(1) (2) (3) (4) (5) (3+4) (3+5) (6) (7)
B1 3281.4 306.4 -553.7 3587.8 2727.7 3587.8
B2 3281.4 306.4 -553.7 3587.8 2727.7 3587.8
B3 2654.4 229.4 -403.3 2883.8 2251.1 2883.8
2.083 3587.8
B4 2654.4 -1.4 -172.5 2653 2481.9 2653
B5 3281.4 -155.1 -95.7 3126.3 3185.7 3185.7
B6 3281.4 -155.1 -95.7 3126.3 3185.7 3185.7
A1 -3789 66.6 266.7 -3722.4 -3522.3 -3722.4
A2 -3065 111 177.8 -2954 -2887.2 -2954
A3 -2319 155.4 88.9 -2163.6 -2230.1 -2230.1
2.405 -3722.4
A4 -2319 88.8 155.6 -2230.2 -2163.4 -2230.2
A5 -3065 177.6 111.2 -2887.4 -2953.8 -2953.8
A6 -3789 266.3 66.9 -3522.7 -3722.1 -3722.1
V1 279 0 0 279 279 279
1.203 279
V5 279 0 0 279 279 279
V2 658 44.4 -88.9 702.4 569.1 702.4
2.406 702.4
V4 658 -88.7 44.3 569.3 702.3 702.3
V3 3.608 1812 -88.8 -88.9 1723.2 1723.1 1723.2 1723.2
D1 -724 -88.9 177.7 -812.9 -546.3 -812.9
2.405 -812.9
D4 -724 177.5 -88.7 -546.5 -812.7 -812.7
D2 -986.9 -117.6 235.1 -1104.5 -751.8 -1104.5
3.182 -1104.5
D3 -986.9 235 -117.5 -751.9 -1104.4 -1104.4

22
Rizkia 0704101010015
23
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

BAB IV
PENDIMENSIAN BATANG

Digunakan kayu seumantok (kelas kuat I) dengan :


σ́ ¿ = 150 kg/cm2 σ́ tk=¿ 40 kg/cm2

σ́ tk= σ́ tr = 130 kg/cm2 τ́ ❑ = 20 kg/cm2

Koefisien konstruksi :
Konstruksi terlindung : β = 1
Muatan tidak tetap : δ = 5/4

σ́ ¿ =150 x 1 x 5/4 = 187 kg/cm2


σ́ tk= σ́ tr = 130 x 1 x 5/4 = 162,5 kg/cm2
σ́ tk = 40 x 1 x 5/4 = 50 kg/cm2
τ́ ❑ = 20 x 1 x 5/4 = 25 kg/cm2

4.1 Ketentuan dan Rumus yang digunakan


4.1.1 Batang Tarik
Diperhitungkan perlemahan akibat lubang untuk alat penyambung.
Dimana perlemahan baut : 20%
Maka, Fnet = 0,8 Fbr
P
σytb = F ≤ σ́ tr .............. (PKKI – 1961)
netto

4.1.2 Batang Tekan


Diperhitungkan panjang tekuk (Lk)
Di dalam suatu konstruksi, tiap-tiap batang tertekan harus mempunyai angka
kelangsingan λ ≤ 150, dimana :
Lk
λ=
imin

23
Rizkia 0704101010015
24
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Untuk menghindarkan bahaya tekuk, gaya yang ditahan oleh batang tersebut
harus digunakan dengan faktor tekuk ω, sehingga :
P.ω
σytb = F ≤ σ́ tk .............. (PKKI – 1961)
br

4.2 Perhitungan Pendimensian


4.2.1 Balok Bint
Ukuran kayu = 2 x 4/14
P = 3587,8 kg (tarik)
Fnet = 0,8 Fbr = 0,8 x 4x 14 = 44,8 cm2
P 3587,8
σytb = F = 44,8 =¿ 80,085 kg/cm2 ≤ σ́ tr = 162,5 kg/cm2
netto

4.2.2 Balok kaki kuda-kuda


Ukuran kayu = 8/12
P = 3722,4 kg (tekan)
Setiap titik buhul dianggap sendi. Maka, Lk = L
Lk = 240,5 cm
imin = 0,289 b = 0,289 x 8 = 2,312 cm
Lk 240,5
λ= = =104,022
imin 2,312
Dari daftar III PKKI, diperoleh ω = 3,28
P . ω 3722,4 x 3,28
σytb = F = 8 x 12
=¿ 127,182 ≤ σ́ tk = 162,5 kg/cm2
br

4.2.3 Batang Vertikal


Ukuran kayu = 8/12
Fnet = 0,8 Fbr = 0,8 x 8 x 12 = 76,8 cm2
a. Batang V1 dan V5
P = 279 kg (tarik)
P 279
σytb = F = 76,8 =¿ 3,633 kg/cm2 ≤ σ́ tr = 162,5 kg/cm2
netto

24
Rizkia 0704101010015
25
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

b. Batang V2 dan V4
P = 702,4 kg (tarik)
P 702,4
σytb = F = 76,8 =¿9,146 kg/cm2 ≤ σ́ tr = 162,5 kg/cm2
netto

c. Batang V3
P = 1723,2 kg (tarik)
P 1723,2
σytb = F = 76,8 =¿22,438 kg/cm2 ≤ σ́ tr = 162,5 kg/cm2
netto

4.2.4 Batang Diagonal


a. Batang D1 dan D4
Ukuran kayu = 8/12
P = 812,9 kg (tekan)
Lk = L = 240,5 cm
imin = 0,289 b = 0,289 x 8 = 2,312 cm
Lk 240,5
λ= = =104,022
imin 2,312
Dari daftar III PKKI, diperoleh ω = 3,28
P . ω 812,9 x 3,28
σytb = F = 8 x 12 =¿ 27,774≤ σ́ tk = 162,5 kg/cm2
br

b. Batang D2 dan D3
Ukuran kayu = 8/12
P = 1104,5 kg (tekan)
Lk = L = 318,2 cm
imin = 0,289 b = 0,289 x 8 = 2,312 cm
Lk 318,2
λ= = =137,63
imin 2,312
Dari daftar III PKKI, diperoleh ω = 6,33

25
Rizkia 0704101010015
26
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

P . ω 812,9 x 3,28
σytb = F = 8 x 12 =¿ 27,774≤ σ́ tk = 162,5 kg/cm2
br

BAB V
PERENCANAAN SAMBUNGAN
NOK 5/10

RABUNG GENTENG METAL

GORDING 8/12
KAKI KUDA-KUDA 8/12
DIAGONAL 8/12
67
PENUTUP ATAP GENTENG METAL
70 G
VERTIKAL 8/12
70
70
E I BALOK BINT 2 x 4/14
837 70
70
70
70 K
70 C
70
70
70 A F H J L B
D

100 208,3 208,3 208,3 208,3 208,3 208,3 100

1250

5.1 Sambungan Batang


a. Batang kaki kuda-kuda (A)
Ukuran kayu = 8/12
Kayu penyambung = 8/12
Diameter baut = ¾” = 1,91 cm
P (tekan) = 3722,4 kg
Konstruksi terlindung β =1
Muatan tidak tetap δ = 5 /4
Sambungan tampang satu, golongan I, α = 0

S = 50 db1 (1 – 0,6 sin α) = 50 (1,91) (8) (1 – 0,6 sin 0) = 764 kg


S = 240 d2 (1 – 0,35 sin α) = 240 (1,91)2 (1 – 0,35 sin 0) = 875,544 kg
Dipilih Smin = 764 kg

Ś = S x β x δ = 764 x 1 x 5/4 = 955 kg

26
Rizkia 0704101010015
27
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

P 3722,4
Jumlah baut : n = = = 3,898 ≈ 4 buah baut ¾”
S 955

Syarat penempatan baut:


 Dalam arah tegak lurus gaya
Jarak baut-baut : 3d = 5,73 cm ≈ 6 cm
Jarak baut ke tepi kayu : 2d = 3,82 cm ≈ 4 cm
 Dalam arah gaya
Jarak baut ke ujung kayu yang dibebani : 7d = 13,37 cm ≈ 15 cm
Jarak baut ke ujung kayu tidak dibebani : 3,5d = 6,69 cm ≈ 7 cm
Jarak baut-baut : 6d = 11,46 cm ≈ 13 cm
Baut 3/4"
7 4
13 4
12
13
Baut 3/4" 12
13 2
15

T. Atas 15
13 T. Samping
13
13 0,300
7 0,450
3,450
Baut 3/4"
0,300
0,450
0,300
Kayu 8/12

T. Depan

b. Sambungan balok bint (B)


Dilakukan dua kali penyambungan yaitu pada B3 dan B5
Ukuran kayu = 2 x 4/14
Kayu penyambung = 8/14
Diameter baut = 5/8” = 1,6 cm
P (tarik) = 3587,8 kg
Konstruksi terlindung β =1

27
Rizkia 0704101010015
28
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Muatan tidak tetap δ = 5 /4


Sambungan tampang dua, golongan I, α = 0

S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) = 125 (1,6) (8) (1 – 0,6 sin 0) = 1600 kg
S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) = 250 (1,6) (4) (1 – 0,6 sin 0) = 1600 kg
S = 480 d2 (1 – 0,35 sin α) = 480 (1,6)2 (1 – 0,35 sin 0) = 1228,8 kg
Dipilih Smin = 1228,8 kg

S = S x β x δ = 1228,8 x 1 x 5/4 = 1536 kg


P 3587,8
Jumlah baut : n = = = 2,336 ≈ 3 buah baut 5/8”
S 1536

Syarat penempatan baut:


 Dalam arah tegak lurus gaya
Jarak baut-baut : 3d = 4,8 cm
Jarak baut ke tepi kayu : 2d = 3,2 cm ≈ 7 cm
 Dalam arah gaya
Jarak baut ke ujung kayu yang dibebani : 7d = 11,2 cm ≈ 13 cm
Jarak baut ke ujung kayu yang tidak dibebani : 3,5d = 6,68 cm ≈ 7 cm
Jarak baut-baut : 6d = 9,6 cm ≈ 10 cm

13 10 10 7 7 10 10 13 Baut 5/8"
7
7
Baut 5/8" 4 8 4
T. Depan
T. Samping

Baut 5/8"

4
8

28 4
Baut 5/8"
Rizkia 0704101010015
Kayu 8/14

T. Atas
29
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

5.2 Sambungan pada Titik Buhul


a. Titik Buhul A dan B
Ukuran batang A1 = 8/12
A1
8/12 P (tekan) = 3722,4 kg
Ukuran batang B1 = 2 x 4/14
P (tarik) = 3587,8 kg
30° B1 2x 4/14

Perhitungan berdasarkan gaya A1, Ø baut = 5/8” = 1,6 cm


Sambungan tampang dua, golongan I, α = 30o

S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) = 125 (1,6) (8) (1 – 0,6 sin 30) = 1120 kg
S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) = 250 (1,6) (4) (1 – 0,6 sin 30) = 1120 kg
S = 480 d2 (1 – 0,35 sin α) = 480 (1,6)2 (1 – 0,35 sin 30) = 1013,76 kg
Dipilih Smin = 1013,76 kg

Ś = S x β x δ = 1013,76 x 1 x 5/4 = 1267,2 kg


P 3722,4
Jumlah baut : n = = = 2,938 ≈ 4 buah baut 5/8”
S 1267,2

Syarat penempatan baut:


Jarak baut ke ujung kayu yang dibebani dalam arah gaya: 6d = 9,6 cm ≈ 14 cm
Jarak baut-baut dalam arah gaya : 6d = 9,6 cm ≈ 12 cm
Jarak baut ke ujung kayu yang tidak dibebani : 2d = 3,2 cm ≈ 4 cm
Jarak baris baut dan baris baut 12
: 3d = 4,8 cm ≈ 5 cm

Baut 5/8" 8
Baut 5/8"
12
4
14 14
4
29
4 8 4
5 T. DepanRizkia 0704101010015
T. Samping
Bint 2 x 4/14

Detail sambungan di titik buhul A


30
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

b. Titik Buhul C dan K


A2 8/12

60° A1 = A2 , P = 3722,4 kg (tekan)


A1 D1 V1, P = 279 kg (tarik)
8/12 8/12
60° 60°
D1, P = 812,9 kg (tekan)
V1
8/12
(i) Sambungan batang V1 dan A1
Ukuran batang V1 : 8/12
Digunakan kayu penyambung : 2 x 4/12, Baut Ø1/2” = 1,27 cm
Sambungan tampang dua, golongan I, α = 60o

S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) = 125 (1,27) (8) (1 – 0,6 sin 60) = 610,089 kg
S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) = 250 (1,27) (4) (1 – 0,6 sin 60) = 610,089 kg
S = 480 d2 (1 – 0,35 sin α) = 480 (1,27)2 (1 – 0,35 sin 60) = 539,528 kg
Dipilih Smin = 539,528 kg

Ś = S x β x δ = 539,528 x 1 x 5/4 = 674,409 kg


P 279
Jumlah baut : n = = = 0,414 ≈ 2 buah baut 1/2”
S 674,409
Syarat penempatan baut:
2d = 2,54 cm ≈ 3 cm
5d = 6,35 cm ≈ 6,5 cm
7d = 8,89 cm ≈ 10 cm

(ii) Sambungan batang D1 = A2


Ukuran batang D1 : 8/12
Sambungan gigi tunggal, α = 60o

30
Rizkia 0704101010015
31
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

 Kedalaman gigi (tm) :


S 812,9
tm = = =¿ 0,907 cm
112 xb 112 x 8

∝≥ 60 → tm ≤ 1/6 h
tm ≤ 1/6 (12)
tm ≤ 2
Dipakai tm = 2 cm
 Kayu muka (lm) :
S cos ∝ 812,9 cos ⁡(60)
lm = = =¿2,03 cm
bxσ /¿ 8 x 25
lm ≥ 15 cm
Dipakai lm = 15 cm
12
Baut 1/2"
A
8

10
plat 20 x 3 x 0,4 cm
7
7
10
3
8
7
3
10 12

Kayu penyambung
2 x 4/12

4 A
8/12
8

4
12

c. Titik Buhul D dan L


Ukuran batang V1 = 8/12
V1 P (tekan) = 279 kg
8/12
Ukuran batang B = 2 x 4/14,
B1 B2 ½
Baut Ø ” = 1,27 cm
2x 4/14 90° 2x 4/14
Sambungan tampang dua, golongan I, α = 90o

S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) = 125 (1,27) (8) (1 – 0,6 sin 90) = 508 kg

31
Rizkia 0704101010015
32
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) = 250 (1,27) (4) (1 – 0,6 sin 90) = 508 kg
S = 480 d2 (1 – 0,35 sin α) = 480 (1,27)2 (1 – 0,35 sin 90) = 503,225 kg
Dipilih Smin = 503,225 kg

Ś = S x β x δ = 503,225 x 1 x 5/4 = 629,031 kg


P 279
Jumlah baut : n = = = 0,4435 ≈ 2 buah baut 1/2”
S 629,031
Syarat penempatan baut:
Jarak baut ke ujung kayu yang dibebani : 5d = 6,35 cm ≈ 10 cm
Jarak baut-baut dalam arah gaya : 5d = 6,35 cm ≈ 10 cm
Jarak baut ke tepi kayu yang tidak dibebani : 2d = 2,54 cm ≈ 4 cm
Jarak baut –baut arah tegak lurus gaya : 3d = 3,81 cm ≈ 4 cm
Jarak baut ke ujung kayu : 7d = 8,89 cm ≈ 10 cm
12
8

Baut 1/2"
Baut 1/2"
12
14

4 10

4 4 8 4
T. Depan Bint 2 x 4/14

T. Samping

d. Titik Buhul E dan I


A3 8/12

79°
A2
8/12 41° D2
60° 8/12

V2
8/12

(i) Sambungan batang V2 dan A2


Ukuran batang V2 : 8/12, P = 702,4 kg (tarik)
Digunakan kayu penyambung : 2 x 4/12, Baut Ø1/2” = 1,27 cm
Sambungan tampang dua, golongan I, α = 60o

32
Rizkia 0704101010015
33
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) = 125 (1,27) (8) (1 – 0,6 sin 60) = 610,089 kg
S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) = 250 (1,27) (4) (1 – 0,6 sin 60) = 610,089 kg
S = 480 d2 (1 – 0,35 sin α) = 480 (1,27)2 (1 – 0,35 sin 60) = 539,528 kg
Dipilih Smin = 539,528 kg

Ś = S x β x δ = 539,528 x 1 x 5/4 = 674,409 kg


P 702,4
Jumlah baut : n = = = 1,04 ≈ 2 buah baut 1/2”
S 674,409
Syarat penempatan baut:
2d = 2,54 cm ≈ 3 cm
5d = 6,35 cm ≈ 6,5 cm
7d = 8,89 cm ≈ 10 cm

(ii) Sambungan batang D2 = A3


Ukuran batang D2 : 8/12, P = 1104,5 kg
Sambungan gigi tunggal, α = 79o
 Kedalaman gigi (tm) :
S 1104,5
tm = = =¿ 1,233 cm
112 xb 112 x 8
∝≥ 60 → tm ≤ 1/6 h
tm ≤ 1/6 (12)
tm ≤ 2
Dipakai tm = 1,5 cm
 Kayu muka (lm) :
S cos ∝ 1104,5 cos ⁡(79)
lm = = =¿1,054 cm
bxσ /¿ 8 x1/2"
Baut 25 12

A
8
lm ≥ 15 cm
Baut 1/2"
10
Dipakai lm = 25 cm 7
plat 20 x 3 x 0,4 cm

7 Baut 1/2"
10
3
7
3 8
10

12 Kayu penyambung
Kayu penyambung 2 x 4/12
2 x 4/12
33
POT A-A
8/12 4 Rizkia
A
0704101010015
8

4
Detail sambungan di titik buhul E
34
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

e. Titik Buhul F dan J

V2
8/12 8/12
D1
60°
30°
B1 B2
2x 4/14 2x 4/14

(i) Sambungan batang D1 dan B


Ukuran batang D1 : 8/12, P = 812,9 kg (tekan)
Ukuran batang B : 2 x 4/14, Baut Ø1/2” = 1,27 cm
Sambungan tampang dua, golongan I, α = 30o

S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) = 125 (1,27) (8) (1 – 0,6 sin 30) = 694,911 kg
S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) = 250 (1,27) (8) (1 – 0,6 sin 30) = 694,911 kg
S = 480 d2 (1 – 0,35 sin α) = 480 (1,27)2 (1 – 0,35 sin 30) = 569,69 kg
Dipilih Smin = 569,69 kg

Ś = S x β x δ = 569,69 x 1 x 5/4 = 712,112kg


P 812,9
Jumlah baut : n = = = 1,142 ≈ 2 buah baut 1/2”
S 712,112

Syarat penempatan baut:


Jarak baut ke tepi kayu yang dibebani : 6d = 7,62 cm ≈ 10 cm
Jarak baut-baut dalam arah gaya : 5d = 7,62 cm ≈ 10 cm
Jarak baut ke tepi kayu yang tidak dibebani : 2d = 2,54 cm ≈ 4 cm
Jarak baut –baut arah tegak lurus gaya : 3d = 3,81 cm ≈ 4 cm

34
Rizkia 0704101010015
35
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

(ii) Sambungan batang V2 dan B


Ukuran batang V2 : 8/12, P = 702,4 kg (tarik)
Ukuran batang B : 2 x 4/14, Baut Ø1/2” = 1,27 cm
Sambungan tampang dua, golongan I, α = 90o
S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) = 125 (1,27) (8) (1 – 0,6 sin 90) = 508 kg
S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) = 250 (1,27) (8) (1 – 0,6 sin 90) = 508 kg
S = 480 d2 (1 – 0,35 sin α) = 480 (1,27)2 (1 – 0,35 sin 90) = 503,225 kg
Dipilih Smin = 503,225 kg

Ś = S x β x δ = 503,225 x 1 x 5/4 = 629,031kg


P 702,4
Jumlah baut : n = = = 1,117 ≈ 2 buah baut 1/2”
S 629,031

Syarat penempatan baut:


Jarak baut ke ujung kayu yang dibebani : 5d = 6,35 cm ≈ 10 cm
Jarak baut-baut dalam arah gaya : 5d = 6,35 cm ≈ 10 cm
Jarak baut ke tepi kayu yang tidak dibebani : 2d = 2,54 cm ≈ 4 cm
Jarak baut –baut arah tegak lurus gaya : 3d = 3,81 cm ≈ 4 cm
Jarak baut ke ujung kayu 12
: 7d = 8,89 cm ≈ 10 cm
8

8
12

Baut 1/2"
Baut 1/2"
Baut 1/2"
4 12

4 10 4

4 8 4
Bint 2 x 4/14
4

T. Samping
4
8

Detail sambungan di titik buhul F

f. Titik Buhul G
A3 8/12 60° 60° A4 8/12

V3 35
8/12
Rizkia 0704101010015
36
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

 Perhitungan berdasarkan gaya A3 = 3722,4 kg (tekan)


Digunakan sambungan gigi tunggal, α = 60o
- Kedalaman gigi (tm) :
S 3722,4
tm = = =¿ 4,15 cm
112 xb 112 x 8
α ≥ 60o → tm ≤ 1/6 h
tm ≤ 1/6 (12)
tm ≥ 2, tm = 4,15 > 2 cm, gunakan sambungan gigi rangkap
Gigi kedua dibuat tegak lurus batang diagonal (keadaan 2)
Kayu kelas I : τ́ ❑ = 20 x 1 x 5/4 = 25 kg/cm2
: σ́ tk= 130 x 1 x 5/4 = 162,5 kg/cm2
: σ́ tk= 40 x 1 x 5/4 = 50 kg/cm2
σ́ tk α = σ́ tk- (σ́ tk - σ́ tk) sinα
σ́ tk α = 162,5 - (162,5 – 50) sin 60 = 65,072 kg/cm2
σ́ 1 = 162,5 – (162,5 – 50) sin (½ 60) = 106,25 kg/cm2
tk α
2

S1 = S2 = ½ .S = ½ x 3722,4 = 1861,2 kg
- Kedalaman gigi (tm) :
S 2 . cosα 1861 , 2 x cos60
t m2 = = =1, 788 cm
b . σα 8 x 65 ,072
tm
2 < ¼ . h,
tm
< ¼ . 12 < 3 cm, digunakan 2 = 5 cm
Gigi belakang mendukung gaya sebesar :
S2 = ts2 . b . σ́ tk α
= 5 . (8) (65,072) = 2602,9 kg
S1 = S – S 2

36
Rizkia 0704101010015
37
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

= 3722,4 – 2602,9 = 1119,5 kg


S1 1119,5
tm1= = = 1,25 cm
112 xb 112 x 8
diambil tm1 = 2,5 – 1 = 1,5 cm

Pemeriksaan terhadap tegangan gigi muka:


1 1
σ́ S 1 cos α 1119,5cos ( 60)
1
tk α = 2 2 = 80,79 kg/cm2 < 106,25 (aman)
2 =
b t m1 8 x 1,5

Perhitungan panjang kayu muka :


S 1 cos α 1119,5cos 60
Lm1 = = = 2,8 cm
b τ́❑ 8 x 25
Diambil Lm ≥ 15 cm = 15 cm
S cos α 3722,4 . cos 60
Lm2 =
b τ́ ❑
=
8 x 25
= 9,3 cm, diambil lm2 = 25 cm

Digunakan plat strip dan baut pelengkap Ø1/2” = 1,27 cm (3 buah)


Syarat penempatan baut : 7d = 7 x 1,27 = 8,89 ≈ 10 cm
Balok nok 5/10
Rabung genteng metal
Genteng Metal
Gording 8/12
Baut 1/2"
plat 30 x 5 x 0,4 cm

2 2
3 3

12 12
8 8

8
12

Detail sambungan di titik buhul G

g. Titik Buhul K

V3
8/12
D2 41° 41° D3
8/12 8/12

49°
B3 B4
2x 4/14 49° 2x 4/14
37
Rizkia 0704101010015
38
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

(i) Sambungan batang V3 dengan batang B


Perhitungan berdasarkan gaya V3 = 1723,2 kg (tarik)
Sambungan tampang dua, golongan I, α = 90o
Digunakan baut  3/4" (1,91 cm)

S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) = 125 (1,91) (8) (1 – 0,6 sin 90) = 764 kg
S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) = 250 (1,91) (8) (1 – 0,6 sin 90) = 764 kg
S = 480 d2 (1 – 0,35 sin α) = 480 (1,91)2 (1 – 0,35 sin 90) = 1138,2 kg

Ś = S x β x δ = 764 x 1 x 5/4 = 955kg


P 1723,2
Jumlah baut : n = = = 1,8 ≈ 2 buah baut 3/4”
S 955

Syarat penempatan baut:


Jarak baut ke ujung kayu yang dibebani : 5d = 9,55 cm ≈ 10 cm
Jarak baut-baut dalam arah gaya : 5d = 9,55 cm ≈ 10 cm
Jarak baut ke tepi kayu yang tidak dibebani : 2d = 3,82 cm ≈ 4 cm
Jarak baut –baut arah tegak lurus gaya : 3d = 5,73 cm ≈ 6 cm
Jarak baut ke ujung kayu : 7d = 13,37 cm ≈ 14 cm

(ii) Sambungan batang D2 atau D3 dengan batang B


Perhitungan berdasarkan gaya D2 = 1104,5 kg (tekan)
Digunakan sambungan gigi tunggal, α = 49o
- Kedalaman gigi (tm) :
S 1104,5
tm = = =¿ 1,233 cm
112 xb 112 x 8
∝≤ 50 → tm ≤ 1/4 h
tm ≤ 1/4 (12)
tm ≤ 3
Dipakai tm = 1,5 cm

38
Rizkia 0704101010015
39
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

 Kayu muka (lm) :


S cos ∝ 1104,5 cos ⁡( 4 9)
lm = = =¿3,62 cm
bxσ / ¿ 8 x 25
lm ≥ 15 cm Di pakai Lm = 15 cm
Digunakan plat strip dan baut pelekap  1/2" = 1,27 cm (3 buah)

12

8
12 12

8 8

plat 30 x 5 x 0,4 cm

Baut 1/2"

2 2
Baut 3/4"
Baut 3/4"
12
14

4 10

4 4 8 4
Bint 2 x 4/14

4 T. Samping
8

Detail sambungan di titik buhul H

Tabel 5.1 Jumlah baut yang digunakan

Titik Buhul Batang Baut yang digunakan


  Samb.batang A 4 baut Ø 3/4''
  Samb.batang B 3 baut Ø 5/8''
A=B A1 dan B1 4 baut Ø 5/8''
V1 dan A 2 baut Ø ½''
C=K
D1 dan A 2 baut Ø ½''
D= L V1 dan B 2 baut Ø ½''
V2 dan A 2 baut Ø ½''
E=I
D2 dan A 2 baut Ø ½''
D1 dan B 2 baut Ø ½''
F=J
V2 dan B 2 baut Ø ½''
G A3, A4, dan V 3 baut Ø ½''

39
Rizkia 0704101010015
40
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

V3 dan B 2 baut Ø 3/4''


H
D2, D3, dan V3 3 baut Ø ½''

Tabel 5.2 Kayu sambungan yang digunakan

Titik Buhul Batang Kayu yang digunakan

  Samb.batang A 8/12
 
Samb.batang B 8/14
V1 dan A 2 x 4/12
C=K
D1 dan A Plat 20x3x0,4
V2 dan A 2 x 4/12
E=I
D2 dan A Plat 20x3x0,4
G A3, A4, dan V Plat 30x5x0,4
H D2, D3, dan V3 Plat 30x5x0,4

40
Rizkia 0704101010015
41
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

BAB VI
ZETTING

6.1Tinjauan Zetting

Beban yang bekerja pada konstruksi rangka menyebabkan


batang-batang pada konstruksi tersebut berubah panjangnya. Akibat
seluruh konstruksi mengalami perubahan dalam arah vertikal yang
dikenal dengan “Penurunan atau Zetting”.
Menurut PPKI 1961, pasal 12 ayat 5 (b), lendutan maksimum
yang diizinkan untuk konstruksi rangka kuda-kuda (konstruksi
terlindung) adalah :
L
fmaks  (PPKI 1961, NI – 5)
300

Di mana : fmaks = besar penurunan yang terjadi (cm)


L = jarak bentang (cm)

Untuk Konstruksi dengan panjang bentang L = 12,5 m = 1250 cm, maka


penurunan maksimum adalah :
1250
fmaks¿ = 4,167 cm
300

Pada perhitungan zetting ini, dianggap gaya yang bekerja sebesar P = 1


satuan di tengah-tengah bentang.

41
Rizkia 0704101010015
42
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Besarnya Zetting akibat gaya 1 satuan di tengah bentang seperti


diperlihatkan pada Gambar 6.1

G
A3 A4
E I
V3 A5
A2
C V2 D3 V4 K
A1 D2 A6
D4 V5
V1 D1
A B1 D H B4 J B
B2 F B3 B5 L B6

Ra = 0,5
1 Rb = 0,5
Gambar 6.1 Rangka kuda-kuda dengan gaya 1 satuan di tengah bentang

Gambar Cremona untuk Zetting diperlihatkan pada Gambar 6.2


B4=B5=B6=(+)0,866

A4=A5=A6=(-)1,0
Rb=0,5

V3(+)

A1=A2=A3=(-)1,0 Ra=0,5

B1=B2=B3=(+)0,866
Gambar 6.2 Gambar cremona untuk zetting

Besarnya Zetting yang timbul pada konstruksi kuda-kuda dihitung


dengan menggunakan rumus emperis sebagai berikut :
S.L.U
f s=
F .E
Di mana :

42
Rizkia 0704101010015
43
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

fs = Lendutan yang terjadi (cm)


S = Gaya batang maks (kg)
L = Panjang masing-masing batang (cm)
U = Gaya batang akibat beban 1 satuan di tengah-tengah batang
E = Modulus elastisitas (kg/cm2)
F = Luas masing-masing penampang batang (cm2)
Perhitungan Zetting rangka kuda-kuda diperlihatkan pada Tabel 6.1
Table 6.1 Perhitungan Zetting

S L Uk.batan F fs ytb
Batang U E
g
(kg) (cm) (cm2) (cm)
B1 0.866 0.0462
B2 0.866 0.0462
B3 0.866 0.0462
3587.8 208.3 2 x 4/14 112
B4 0.866 0.0462
B5 0.866 0.0462
B6 0.866 0.0462
A1 1.0 0.0746
A2 1.0 0.0746
E = 125000 kg/cm2
A3 1.0 0.0746
3722.4 240.5 8/12 96
A4 1.0 0.0746
A5 1.0 0.0746
A6 1.0 0.0746
V1 0 0.0000
279 120.3 8/12 96
V5 0 0.0000
V2 0 0.0000
702.4 240.6 8/12 96
V4 0 0.0000
V3 1723.2 360.9 1.0 8/12 96 0.0518
D1 0 0.0000
812.9 240.5 8/12 96
D4 0 0.0000
D2 0 0.0000
1104.5 318.2 8/12 96
D3 0 0.0000

Σ fs ytb 0.7768

Σ fs ytb = 0.7768 cm ¿ fmax = 4,167 cm ………………………. (Aman)

43
Rizkia 0704101010015
44
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

BAB VII
KUBIKASI KAYU

Tabel 7.1 Kubikasi Kayu


Ukuran Kayu Panjang Batang Kubikasi
Batang 2
(m ) (m) (m3)
(1) (2) (4) (3) x (4)
B1 2.083 0.0233
B2 2.083 0.0233
B3 2.083 0.0233
2 x ( 0,04 x 0,14)
B4 2.083 0.0233
B5 2.083 0.0233
B6 2.083 0.0233
A1 2.405 0.0231
A2 2.405 0.0231
A3 2.405 0.0231
0,08 x 0,12
A4 2.405 0.0231
A5 2.405 0.0231
A6 2.405 0.0231
V1 1.203 0.0115
V2 2.406 0.0115
V3 0,08 x 0,12 3.608 0.0346
V4 2.406 0.0346
V5 1.203 0.0115
D1 2.405 0.0231
D2 3.182 0.0231
0,08 x 0,12
D3 3.182 0.0305
D4 2.405 0.0305
Jumlah 0.4897

Volume kayu = 0,4897 m3


Volume untuk penyambungan dan pemotongan = 0,4897 x 10 %
= 0, 04897 m3

44
Rizkia 0704101010015
45
Kayu Perencanaan Konstruksi Gedung I

Volume total kayu = 0,53867 m3

45
Rizkia 0704101010015

Anda mungkin juga menyukai