Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Komang Intan Tri Damayanti

Nim : 1812531043
Prodi : Administrasi Publik

1. Desentalisai Fiskal merupakan desentralisasi yang paling banyak dibahas di


banyak negara, karena tugasnya yang mengatur dan mengumpulkan pajak,
yang melakukan pengeluaran atau belanja daerah dan bagaimana beberapa
keseimbangan vertikal( antara pemerintah daerah dengan pusat) di koreksi.
Menurut Saragih (2003: 83) desentralisasi fiskal secara singkat dapat diartikan
sebagai suatu proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintahan yang lebih
tinggi kepada pemerintahan yang lebih rendah, untuk mendukung fungsi atau
tugas pemerintahan dan pelayanan publik sesuai dengan banyaknya
kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan.
Desentralisasi fiskal, merupakan komponen utama dari desentralisasi. Apabila
Pemerintah Daerah melaksanakan fungsinya secara efektif dan mendapat
kebebasan dalam pengambilan keputusan pengeluaran di sektor publik, maka
mereka harus mendapat dukungan sumber-sumber keuangan yang memadai
baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak, Pinjaman, maupun Subsidi/Bantuan dari Pemerintah Pusat.

2. Dampak Desentralisasi Fiskal Antara lain :


a. Secara nasional (agregat), transfer per kapita yang meningkat sangat tajam
dari tahun ke tahun selaras dengan pengurangan tingkat kemiskinan dan
pengurangan tingkat pengangguran.
b. Pada beberapa daerah yang tingkat transfer per kapitanya sangat tinggi,
ternyata mengalami menurunan kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan
daerah lainnya.
c. Desetralisasi fiskal telah secara nyata memberikan dampak catching-up bagi
daerah-daerah yang sebelumnya sangat tertinggal untuk mengejar
ketertinggalannya.
d. Telah terjadi peningkatan output layanan publik di daerah:
a). Output pendidikan (Angka Partisipasi Murni/APM Sekolah
Dasar)yang meningkat di seluruh provinsi.
b). Output kesehatan (Angka Kematian Bayi/IMR) yang menurun
signifikan di seluruh provinsi.

3. Menurut Bahl (2008) terdapat dua Manfaat dari desentralisasi fiskal yaitu :
a. Efisiensi ekonomis.
Anggaran daerah untuk pelayanan publik bisa lebih mudah disesuaikan
dengan preferensi masyarakat setempat dengan tingkat akuntabilitas dan
kemauan bayar yang tinggi.
b. Peluang meningkatkan penerimaan pajak dari pajak daerah. Pemerintah
daerah bisa menarik pajak dengan basis konsumsi dan aset yang tidak bisa
ditarik oleh pemerintah Pusat.

4. Kerugian dari Desentralisasi Fiskal bersumber dai lemahnya kontrol


pemerintah pusat terhadap ekonomi makro, Sulitnya menerapkan
kebijakan stabilitas ekonomi, Sulitnya menerapkan kebijakan
pembangunan ekonomi dengan pemerataan, Besarnya biaya yang harus
ditanggung pemerintah daerah daripada keuntungan yang didapat.,
Keseimbangan dan keserasian tujuan dapat mudah terganggu, Sehngga
desentralisasi dapat dikatakan memiliki kelemahan yang bersifat merugi
seperti :
a. Desentralisasi dapat memunculkan sifat kedaerahan.
b. Memerlukan banyak waktu untuk melakukan perundingan atau
musyawarah.
c. Memerlukan biaya besar.
d. Besarnya organ pemerintahan, sehingga membuat struktur
pemerintahan jadi kompleks dan dikhawatirkan koordinasi tidak
lancar.

e. Jadi yang saya ketahui tentang (APBD), yaitu rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah.Anggaran Belanja, yang
digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah.
Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Sedangkan Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah (otonom) sebagai salah satu wujud
dari komitmen antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi Fiskal.

Anda mungkin juga menyukai