Autodesk Inventor
Autodesk inventor ialah suatu program CAD( Computer Aided Design Drawing ataupun Computer
Aided Drafting Drawing) dalam bidang metode yang diaplikasikan buat perancangan mekanik dalam
wujud 3D. Program ini ialah rangkaian dari program penyempurnaan dari Autocad serta Autodesk
Mechanical Desktop. Lebih lanjut, program ini sangat sesuai untuk penguna Autodesk Autocad yang
mau tingkatkan kemampuanya sebab mempunyai konsep yang nyaris sama dalam mengambar 3D.
Autodesk Inventor merupakan program yang dirancang spesial buat keperluan bidang metode
semacam design produk, design mesin, design mold, design konstruksi, ataupun keperluan produk
metode yang lain( Gede Andrian Widya Perwira, 2017).
Autodesk Inventor ialah salah satu aplikasi yang mempunyai konsep parametric design. Parametric
design merupakan suatu tata cara pemodelan 3 Ukuran pada sistem CAD dengan memakai
parameter selaku acuan desain semacam wujud, ukuran, constraint serta yang lain. Parameter disini
digunakan buat mengendalikan wujud geometri 3 Ukuran dari model yang di desain. Keuntungan
dari desain secara parametric merupakan keahlian menciptakan bermacam berbagai wujud model
dengan gampang serta kilat. Tiap pergantian wujud model hendak melaksanakan pembaharuan
terhadap part, assembly, serta apalagi foto kerja secara otomatis, sehingga mungkin kesalahan foto
kerja bisa di minimalisasi serta proses ini dihasilkan secara kilat serta real time. Pada Aplikasi
Autodesk Inventor terdiri dari bermacam berbagai wujud file, perihal ini bertujuan buat
mempermudah desainer dalam melaksanakan organisasi struktur file dimana sama halnya dengan
suatu komponen rakitan dari suatu produk terdiri dari bermacam tipe barang serta rakitan, hingga
metode berfikir dari tata cara ini diadopsi dalam Inventor( Didi Widya Utama, 2014).
Proses desain pada Inventor terdiri dari 3 buah tata cara pendekatan
ialah:
a. Top Down design, dimana desain dicoba pada tingkat assembly dengan menggunakan komponen
sub- assembly, geometri komponen di hasilkan pada tingkat ini. Keuntungan dari tata cara ini
merupakan desain bisa secara komprehensif dilihat ikatan antar part, bila terjalin singgungan antar
part bisa lekas nampak.
b. Bottom up design, merupakan tata cara yang pada prinsipnya kebalikan dengan tata cara Top
Down, dimana desain dicoba pada tingkat part secara independent, sehabis seluruh part berakhir
desain, hingga part tersebut dibawa ke tingkat assembly serta dicoba perakitan. Tata cara ini sesuai
bila sebagian besar part sudah mempunyai standarisasi wujud geometri, tidak hanya itu tata cara ini
pula sesuai untuk pendatang baru yang belajar mendesain. Teknologi reverse engineering pula
memakai prinsip yang sama dengan tata cara ini. Kelamahan dari tata cara ini merupakan ikatan
antar part tidak dengan gampang ditemukan semenjak dini, sehingga kerapkali dicoba modifikasi
bantuk serta ukuran part sehabis dicoba perakitan.
c. Tata cara yang ketiga merupakan Middle Out, dimana ini ialah campuran dari kedua tata cara
tadinya. Ialah suatu tata cara top down design dengan keahlian desainer buat meningkatkan part
ataupun sub assembly ke dalam desain. Tidak hanya itu ada fitur di Inventor berbentuk standart part
yang tersimpan dalam part assembly semacam Baut, Gear, Bearing, Pegas, Belt, serta lain
sebagainya.
a. Memakai alat
Perlengkapan ukur kekasaran permukaan yang digunakan merupakan, Surface Rougness tester,
perlengkapan ini bisa digunakan buat mengamati maupun mengukur kekasaran permukaan dengan
standar ISO. Bebarapa informasi yang bisa di tunjukkan oleh perlengkapan uji kekasaran permukaan
ini merupakan nilai parameter- parameter dari kekasaran permukaan serta grafik kekasaran
permukaannya.
Metode kerja dari perlengkapan ukur kekasaran permukaan ini merupakan dengan meletakkan
sensor yang dipasangkan pada perlengkapan tersebut, berikutnya sejajarkan perlengkapan ukur
permukaan tersebut dengan bidang material yang hendak di uji. Pada dikala pengerjaanya,
perlengkapan ukur ini tidak boleh bergerak sebab hendak menggangu sensor dalam membaca
kekasaran dari permukaan material tersebut
b. Secara Visual
Jadi, dengan terdapatnya perlengkapan ukur pembanding kekasaran permukaan hingga bisa
diperkirakan besarnya tingkatan kekasaran permukaan yang ditilik. Yang butuh dicermati merupakan
perlengkapan ukur pembanding kekasaran permukaan yang digunakan wajib cocok tipe mesin yang
dipakai. Jadi, apabila permukaan yang hendak ditilik dikerjakan dengan mesin bubut hingga
perlengkapan ukur pembanding kekasaran permukaan yang digunakan merupakan set kekasaran
permukaan kerja bubut. Permukaan yang ditilik diraba dengan ujung jari, setelah itu ubah meraba
sebagian lempengan perlengkapan ukur pembanding kekasaran permukaan. Apabila dialami
terdapat salah satu lempengan yang tingkatan kehalusannya sama dengan kehalusan dari
permukaan yang ditilik kalau kehalusan permukaan yang ditilik merupakan sama dengan kehalusan
permukaan pembanding. Angka tingkatan kehalusan/ kekasaran dapat dibaca pada lempengan dari
pembanding.
Dengan metode yang sama hingga pengecekan kekasaran dapat dicoba dengan memandang serta
menggaruk permukaan setelah itu ubah memandang serta menggaruk permukaan perlengkapan
ukur pembanding kekasaran. Jadi, dengan mata telanjang dapat pula dicoba pengecekan( Visual
Inspection) sesuatu permukaan, ialah memandang permukaan yang ditilik setelah itu memandang
kehalusan permukaan pembanding. Dari perbandingan dengan memandang ini dapat didetetapkan
permukaan pembanding yang mana yang kira- kira sama dengan permukaan yang ditilik. Demikian
pula halnya
dengan menggaruk permukaan( Scratch Inspection). Permukaan yang ditilik digaruk dengan kuku,
setelah itu ubah menggaruk permukaan pembanding. Dengan perbandingan menggaruk permukaan
ini hingga bisa diperkirakan permukaan pembanding yang mana yang sama dengan permukaan yang
ditilik. Besarnya angka tingkatan kehalusan dapat dibaca pada angka yang tercantum buat
permukaan pembanding.
Dari pengecekan permukaan dengan meraba, memandang serta menggaruk di atas jelas kalau
terdapat sebagian kelemahan ialah dari sudut penentuan besarnya angka tingkatan kehalusan
permukaan. Perihal ini diakibatkan sulitnya memastikan besarnya tingkatan kehalusan yang cuma
bersumber pada pada kepekaan perasaan orang. Di samping itu, perasaan dari meraba, memandang
serta menggaruk permukaan antara orang yang satu dengan yang lain telah pasti terdapat
perbedaannya. Walaupun demikian, cara- cara pengecekan permukaan dengan perbandingan di atas
lumayan efektif digunakan dalam praktek kerja mesin serta pengepasan ataupun pada penciptaan
komponen- komponen yang tingkatan kehalusannya tidak begitu ditekankan.
Dengan kepekaan perasaan dalam meraba hingga bisa dialami agresif halusnya sesuatu permukaan.
Buat mengenali seberapa besar tingkatan kehalusannya umumnya dicoba dengan permukaan
standar( Surface Finish Comparator).