KAJIAN PUSTAKA
A. Partisipasi Masyarakat
warga masyarakat.
bersifat proaktif dan bahkan reaktif (artinya masyarakat ikut menalar baru bertindak),
ada kesepakatan yang dilakukan oleh semua yang terlibat, ada tindakan yang mengisi
proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan
dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi,
6
7
kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap
ucapannya.
Bentuk partisipasi menurut Effendi yang dikutip oleh Siti Irene Astuti D
masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain,
atau klien.
program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program.
Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan.
bahwa partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor.
yaitu:
9
usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma
b. Jenis kelamin, Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa
menyatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang
adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran
seluruh masyarakat.
d. Pekerjaan dan penghasilan, Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain
Sedangkan menurut Holil (1980) seperti dikutip oleh Saca Firmansyah (2009)
masyarakat adalah:
dari masyarakat;
b. Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan keluarga,
kelompok.
Cohen dan Uphoff dalam Siti Irine Astuti D. (2009) membedakan partisipasi
menjadi empat jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua,
12
Dan keempat, partisipasi dalam evaluasi. Keempat jenis partisipasi tersebut bila
secara potensial.
dengan masyarakat untuk menuju kata sepakat tentang berbagai gagasan yang
sangat penting, karena masyarakat menuntut untuk ikut menentukan arah dan
pemikiran, tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan (Cohen dan
Uphoff dalam Siti Irene Astuti D., 2009). Dengan demikian partisipasi masyarakat
pembangunan. Menurut Ndraha dan Cohen dan Hoff dalam Siti Irene Astuti D.
pertama, menggerakkan sumber daya dan dana. Kedua, kegiatan administrasi dan
dari kualitas maupun kuantitas dari hasil pelaksanaan program yang bisa dicapai. Dari
segi kualitas, keberhasilan suatu program akan ditandai dengan adanya peningkatan
output, sedangkan dari segi kualitas dapat dilihat seberapa besar persentase
keberhasilan program yang dilaksanakan, apakah sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana
yang ditetapkan atau ada penyimpangan. Secara singkat partisipasi menurut Cohen
dan Uphoffdalam Siti Irene Astuti D. (2009) dijelaskan dalam tahap-tahap sebagai
bersama.
berjalan.
B. Hutan Mangrove
Istilah ‘mangrove’ tidak diketahui secara pasti asal usulnya. Ada yang
Portugis dan Inggris. Bangsa Portugis menyebut salah satu jenis pohon mangrove
sebagai ‘mangue’ dan istilah Inggris ‘Grove’, bila disatukan akan menjadi
‘Mangrove’ atau ‘Mangrave’. Ada kemungkinan pula berasal dari bahasa Malay,
yang menyebut jenis tanaman ini dengan ‘mangi-mangi’ atau ‘ mangin’. Mangrove
adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan
daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove sering kali ditemukan
di tempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi
pelindung daratan dari gelombang laut yang besar.Sungai mengalirkan air tawar
untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam
Hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk
Mangrove juga disebut sebagai hutan pantai, hutan payau atau hutan bakau.
daerah pantai (pesisir), baik daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut
maupun wilayah daratan pantai yang dipengaruhi oleh ekosistem pesisir. Sedangkan
pengertian mangrove sebagai hutan payau atau hutan bakau adalah pohon-pohonan
yang tumbuh di daerah payau pada tanah alluvial atau pertemuan air laut dan air
tawar di sekitar muara sungai.Pada umumnya formasi tanaman ini didominasi oleh
tanaman bakau. Oleh karena itu istilah bakau digunakan hanya untuk jenis-jenis
segala tumbuhan yang hidup di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi
pasang surut air laut. Dengan demikian pada suatu kawasan hutan yang terdiri dari
berbagai ragam tumbuhan atau hutan tersebut bukan hanya jenis bakau yang ada,
Mangrove merupakan pohon yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut
mangrove memiliki adaptasi fisiologis secara khusus untuk menyesuaikan diri dengan
garam yang ada di dalam jaringannya. Mangrove juga memiliki adaptasi melalui
sistem perakaran untuk menyokong dirinya di sedimen lumpur yang halus dan
memiliki benih terapung yang diproduksi setiap tahun dalam jumlah besar dan
1. Jenis-jenis Mangrove
16
Menurut Dahuri (2003), kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara merupakan
pusat penyebaran hutan mangrove dunia. Kawasan ini mewakili 25% dari luas
mangrove dunia, dan 75% dari luas mangrove di Asia Tenggara. Sampai saat ini
wilayah Indonesia masih diakui sebagai wilayah yang memiliki habitat mangrove
berdasarkan penafsiran potret udara dan citra satelit serta inventarisasi yang telah
dilakukan mencapai ±4.251 juta hektar dengan daerah penyebaran utama adalah
pantai timur Pulau Sumatra (Aceh, Riau, Sumatra Utara, Jambi, Sumatera Selatan,
Timur dan Tenggara Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Luas
hutan mangrove yang telah ditunjuk sebagai kawasan konservasi adalah seluas
738.175 hektar atau hanya 17,3% dari luas seluruh hutan mangrove di Indonesia.
meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44
jenis epifit dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis
pohon dan beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai mangrove sejati (True
Mangrove), sementara jenis lain ditemukan disekitar mangrove dan dikenal sebagai
yang terdiri atas mangrove sejati, yakni mangrove yang hanya dapat hidup di
mangrove yang dapat hidup diluar lingkungan mangrove (tidak langsung kena pasang
surut air laut). Mangrove yang merupakan komponen mayor disebut juga dengan
mangrove sejati, sedangkan mangrove yang termasuk komponen minor disebut juga
Dari sekian banyak jenis mangrove di Indonesia, jenis mangrove yang banyak
ditemukan antara lain adalah jenis api-api (Avicennia sp.), bakau (Rhizophora sp.),
tancang (Bruguiera sp.), dan bogem atau pedada (Sonneratia sp.), merupakan
angin dan badai. Tegakan dapat melindungi pemukiman, bangunan dan pertanian dari
angin kecang atau instruisi air laut. Mangrove mempunyai peranan penting dalam
mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan
suatu proses yang aktif, jika terdapat mangrove otomatis akan terdapat tanah timbul
(Steup 1941 dalam Noor dkk. 2006). Berbagai penelitian menyatakan bahwa proses
pengikatan dan penstabilan hanya terjadi pada pantai yang telah berkembang. Satu
hal yang penting adalah vegetasi mangrovemempunyai peranan yang besar dalam
mempertahankan lahan yang telah dikolonisasi, terutama dari ombak dan arus laut.
pulau yang hilang mangrovenya, pulau tersebut mudah disapu ombak dan arus
dibagi dua. Pertama, mangrove berperan penting dalam siklus hidup berbagai jenis
ikan, udang dan moluska (Davies dan Claridge 1993 dalam Noor dkk. 2006), karena
yang hidup pada perairan sekitarnya (Mann 1982 dalam Noor dkk. 2006).Produksi
serasah mangrove berperan penting dalam kesuburan perairan pesisir dan hutan
19
mangrove dianggap yang paling produktif diantara ekosistem pesisir (Odum 1993).
1987).
Fungsi hutan mangrove sangat penting dan relevan bagi negara Indonesia
yang merupakan negara kepulauan. Pertama, yaitu untuk melindungi daratan dari
tekanan gelombang ombak yang terjadi selama 24 jam terus menerus baik di saat
cuaca yang tenang maupun pada saat cuaca ekstrim seperti badai yang bisa membuat
gelombang ombak lebih tinggi. Jika kawasan hutan mangrove ini mempunyai lebar
200 meter dengan kerapatan yang sesuai dengan ketentuan dapat meredam kekuatan
gelombang pasang bahkan gelombang tsunami yang mempunyai tinggi kurang lebih
30 meter hingga 50 meter. Kedua, hutan mangrove mempunyai fungsi sebagai habitat
dan tempat pemijahan bagi ikan dan biota laut.Salah satu tempat di Indonesia yang
Papua, karena kontribusi hutan mangrove yang masih baik di pesisir selatan Pulau
pangan, dan lingkungan kesehatan yang dibedakan menjadi lima, yaitu fungsi fisik,
fungsi kimia, fungsi biologi, fungsi ekonomi, dan fungsi lain-lain (wanawisata)
sebagai berikut:
20
a. Fungsi Fisik
Fungsi fisik hutan mangrove yaitu untuk menjaga garis pantai agar tetap
stabil, untuk melindungi pantai dan tebing sungai dari proses pengikisan tanah secara
erosi atau abrasi serta menahan tiupan angin kencang dari laut ke darat pada siang
lahan baru, dan sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke
b. Fungsi Kimia
Adapun fungsi kimia yaitu sebagai tempat berlangsungnya proses siklus ulang
c. Fungsi Biologi
berperan sebagai sumber utama makanan bagi hewan yang lebih besar, sebagai
kawasan pemijah atau asuhan (nursery ground) bagi udang, ikan, kerang, kepiting,
dan sebagainya, yang setelah dewasa akan kembali ke lepas pantai, sebagai kawasan
untuk berlindung, bersarang, serta berkembang biak bagi burung dan satwa lain,
sebagai sumber plasma nutfah dan sumber genetika, dan sebagai habitat alami bagi
d. Fungsi Ekonomi
bagi masyarakat, industri, bahkan bagi negara. Adapun fungsi ekonomi sebagai
Penghasil kayu, untuk kayu bakar, arang, serta kayu perabotan rumah tangga
Penghasil bahan baku industri, yaitu pulp, kertas, makanan, tekstil, medikal
Penghasil bibit komunitas laut seperti ikan, udang, kerang, kepiting, lebah
Fungsi lain-lain atau wanawisata adalah menjadi kawasan wisata alam pantai
dengan variasi keindahan vegetasi dan satwa, serta berperahu di sekitar hutan
Ekonomi Total (Total Economic Value-TEV). Barton (1994) dalam Dinlutan (2011)
berpendapat bahwa Nilai Ekonomi Total (TEV) dari lingkungan sebagai asset
merupakan jumlah dari nilai guna (use value) dan bukan nilai guna (non use value).
Nilai manfaat adalah suatu nilai yang timbul dari pemanfaatan sebenarnya fungsi atau
sumberdaya yang terdapat dalam suatu ekosistem. Nilai guna terdiri dari nilai guna
22
secara langsung (direct value), nilai manfaat secara tidak langsung (indirect value)
dan nilai pilihan (option value). Nilai non-manfaat biasanya terdiri dari nilai
1. Manfaat Langsung
untuk menunjuk pada pemanfaatan manusia berkaitan dengan konsumsi dan produksi
Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang diperoleh dari ekosistem secara
tidak langsung. Manfaat tidak langsung dari ekosistem hutan mangrove adalah
sebagai penahan abrasi pantai, pencegah intrusi air laut, dan sebagai penyedia unsur
hara.
3. Manfaat Pilihan
kelestarian lingkungan sumber daya sebagai pemanfaatan di masa yang akan datang.
4. Manfaat Eksistensi
Manfaat eksistensi adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dari
Secara etimologis “pariwisata” berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari
dua suku kata yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali -kali, berputar-putar, dan
lengkap, dan “wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian
23
dilakukan secara berkali -kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.
Menurut definisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempa ketempat
lain, yang bersifat sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha
Menurut Pendit (1990), pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
dengan pariwisata yang bersifat multidimensi dan multidisiplin yang muncul sebagai
wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
pengusaha.
dari dua kata yaitu Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-
24
atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “reavel” dalam bahasa
Inggris. Atas dasar itu maka kata “pariwisata” dapat juga diartikan sebagai perjalanan
yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatun tempat ketempat yang lain
a. Umur
Hubungan antara pariwisata dan juga umur mempunyai dua komponen yaitu :
besarnya waktu luang dan aktifitas yang berhubungan dengan tingkatan umur
tersebut. Terdapat juga beberapa perbedaan pola konsumsi antara kelompok yang
b. Pendapatan
mengadakan sebuah perjalanan wisata. Bukan hanya perjalanan itu sendiri yang
memakan biaya, wistawan juga harus mengeluarkan uang untuk jasa yang terdapat
pada tujuan wisata dan juga di semua aktifitas selama mengadakan perjalanan.
c. Pendidikan
digunakan dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu juga pendidikan merupakan suatu
motivasi untuk melakukan perjalanan wisata. Dapat juga disimpulkan bahwa tingkat
25
Wisata dalam bahasa Inggris disebut tour yang secara etimologi berasal dari
kata torah (ibrani) yang berarti belajar, tornus (bahasa latin) yang berarti alat untuk
membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis kuno disebut tour yang berarti
mengelilingi sirkuit. Pada umumnya orang memberi padanan kata wisata dengan
rekreasi, wisata adalah sebuah perjalanan, namun tidak semua perjalanan dapat
a. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan
Menurut Fandeli (2001), wisata adalah perjalanan atau sebagai dari kegiatan
tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek
memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik keadaan alami maupun setelah ada
potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang masih alami atau sudah ada
usaha budidaya, agar ada daya tarik wisata ke tempat tersebut. Wisata alam
padat, dan suasana keramaian kota. Sehingga dengan melakukan wisata alam tubuh
dan pikiran kita menjadi segar kembali dan bisa bekerja dengan lebih kreatif lagi
karena dengan wisata alam memungkinkan kita memperoleh kesenangan jasmani dan
rohani. Dalam melakukan wisata alam kita harus melestarikan area yang masih alami,
setempat sehingga bisa menjadi Desa wisata, agar desa tersebut memiliki potensi
wisata yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti alat transportasi atau
terjaga dengan baik. Kegiatan ekowisata memiliki manfaat pelestarian alam dan
tidak merusak kelestarian ekosistem hutan mangrove antara lain berupa lokasi
27
penelitian ilmiah, pendidikan dan rekreasi terbatas atau dikenal sebagai kegiatan
dikelompokkan ke dalam sepuluh kelompok besar, antara lain : (1) dampak terhadap
lebih luas, termasuk tingkat otonomi dan ketergantungan; (2) dampak terhadap
organisasi kelembagaan sosial; (4) dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah
pariwisata; (5) dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat; (6) dampak
terhadap pola pembagian kerja; (7) dampak terhadap statifikasi dan mobilisasi sosial;
(8) dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan; (9) dampak terhadap
pariwisata, meliputi ; (1) dampak terhadap penerimaan devisa; (2) dampak terhadap
pendapatan masyarakat; (3) dampak terhadap kesempatan kerja; (4) dampak terhadap
berbasis alam dan pemahaman lingkungan alam dan dikelola dengan prinsip
mempelajari, mengagumi alam, flora dan fauna, sosia-budaya etnis setempat, dan
disekitarnya dengan melibatkan penduduk lokal. Senada dengan Oka O. Yatie dan
natural areas that conservers the environment and improves the well-being of local
people).
Weber, ekowisata dilihat dari 3 perspektif, yakni : pertama, sebagai produk ekowisata
merupakan semua atraksi yang berbasis sumber daya alam. Kedua, sebagai pasar
sebagai berikut :”Purposef'ul travel to natural area to understand the culture and
natural history of the environment, taking care not to alter the integrity of the
29
melakukan eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat
kepentingan ekologi, ekonomi dan sosial. Tak seperti wisata alam yang lain, yang
penekanan yang sama pada pelestarian ekologi dan pemberian manfaat sosial
ekonomi pada penduduk lokal. Meskipun demikian, ada sisi negatif dari kegiatan
ekowisata seperti yang dikutip dalam skripsi Abdul Azis, Oka O.Yatie
selain menyebabkan bau tidak sedap, juga membuat tanaman di sekitarnya mati 3.
anak-anak muda rusak. Cara berpakaian anak-anak sudah mendunia berkaos oblong
kebutuhan rekreasi secara massa. Berdasarkan dampak yang akan terjadi dari
kegiatan ekowisata, maka perlu pengawasan, pengelolaan dan evalusi dampak yang
akan terjadi dari kegiatan wisata tersebut. Banyak destinasi alam yang pada akhirnya
tutup karena salah dan kurangnya perhatian terhadap pengelolaan destinasi yang
Penelitian yang relevan dan berkaitan dengan judul skripsi peneliti kali ini
berasal dari Sucoko Hadi Santoso pada tahun 2016 dengan judul penelitian Partisipasi
mempengaruhinya.
Hasil penelitian yang relevan kedua berasal dari Mukhlisi pada tahun 2011
penilaian kondisi obyek daya tarik wisata alam, persepsi wisatawan dan masyarakat,
31
serta potensi nilai ekonomi yang dimiliki. Metode penelitian yang digunakan melalui
observasi, wawancara terstruktur, dan studi pustaka. Analisis data obyek daya tarik
wisata alam dilakukan melalui skoring dan pembobotan, persepsi wisatawan dan
Hasil penelitian yang relevan ketiga berasal dari Helina Rahmayani pada
ekoturisme mangrove sebagai kawasan sumber daya budaya dan perlindungan nilai-
Dari beberapa hasil penelitian diatas, hal ini hampir berkaitan dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan di Desa Tuada Kecamatan Jailolo ini dengan
dalam mengembangkan hutan mangrove sebagai objek wisata serta kendala apa saja