Anda di halaman 1dari 2

Nur Indah Laelasari

G1A.17.0005

HAKIKAT MATEMATIKA HUBUNGANNYA DENGAN DENGAN MATERI


MATEMATIKA YANG TERDAPAT DI DALAM KURIKULUM SEKOLAH
MENENGAH

Berbicara tentang hakikat matematika berarti berbicara tentang apa sebenarnya


matematika itu, baik itu ditinjau dari pengertian matematika, karakteristik matematika,
matematika sebagai bahasa, matematika sebagai ilmu, maupun peran dan kedudukan
matematika di antara cabang ilmu lain dan manfaatnya.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai


peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat
bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan
matematika itu sendiri. Menurut Kline (1973), matematika bukanlah pengetahuan yang dapat
menjadi sempurna untuk dirinya sendiri, tetapi matematika terutama untuk membantu orang
memahami dan mengatasi masalah Matematika sosial, ekonomi dan alam. Ini tumbuh dan
berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu, logika adalah dasar untuk pembentukan
matematika.

Pada program pendidikan di sekolah menengah pertama dan yang setara, jumlah jam
mata pelajaran sekurang-kurangnya 42 jam pelajaran setiap minggu. Setiap jam pelajaran
lamanya 45 menit. Dalam menyesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia, setiap satuan
pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping memanfaatkan mata pelajaran lain
yang dianggap penting namun tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di
dalam Standar Isi. Dengan adanya tambahan waktu, satuan pendidikan diperkenankan
mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya mengadakan program remediasi bagi
peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal.

Pembelajaran matematika berdasarkan Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada


tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah, dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan jenjang
pendidikan menengah di seluruh Indonesia. Adapun kompetensi lulusannya menekankan
pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang pelaksanaan dan kriterianya telah
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendibud) RI No.54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses. Untuk dapat mewujudkan ketercapaian ketiga ranah tersebut, setiap sekolah
pada semua jenjang pendidikan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya harus mengacu
pada standar yang telah ditetapkan, baik pembelajaran yang dilakukan di kelas maupun
pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dalam lingkungan sekolah.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah, menurut Permendikbud No.65


tentang Standar Proses, diawali dengan kegiatan penyusunan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan selanjutnya dilakukan penilaian hasil belajar.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus RPP, yang dilengkapi dengan
pemanfaatan media dan bahan ajar.

Penilaian hasil belajar peserta didik diatur melalui Kemendikbud Nomor 66 Tahun
2013 yaitu mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap
dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat dan jurnal. Instrumen
yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar
cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan penilaian melalui jurnal berupa
catatan dari pendidik. Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan pendidik melalui tes tulis,
tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi keterampilan, dilakukan pendidik melalui
penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Berkaitan dengan kegiatan evaluasi, Kaufman & Thomas (1980) menyatakan,


evaluasi adalah suatu proses untuk menilai kualitas sesuatu yang sedang berlangsung. Model
evaluasi yang dikembangkan meliputi prosedur pelaksanaan evaluasi, instrumen evaluasi
pembelajaran, dan panduan pelaksanaan evaluasi. Model evaluasi proses pembelajaran
diharapkan dapat memberikan informasi secara komprehensif dan representatif tentang
pelaksanaan pembelajaran matematika yang dilakukan guru di sekolah. Model evaluasi yang
dikembangkan mengacu pada Permendikbud No.65 tentang Standar Proses, Permendikbud
No. 66 tentang Standar Penilaian, dan Permendikbud No.81A tentang Implementasi
Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai