Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1) Proses pelaksanaan pembangunan model test Pelimpah Samping
a) Penentuan skala didapatkan model dengan skala 1 : 50 kesalahan relatif yang terjadi
adalah 2,28% dan ketelitian model menjadi 97,72 %. Sehingga didapatkan
besaran-besaran yang berhubungan dengan pemodelan dapat diketahui
sebagaimana tabel berikut
b) Pembangunan model test Pelimpah Samping :
- Pelaksanaan pembangunan dimulai pada 11 November 2019 dengan agenda
pertama yaitu pembongkaran dan penyiapan lokasi model fisik bendungan.
- Pada 13 November 2019 dilakukan penetuan as pelimpah pada lokasi pembangunan
dengan tujuan untuk menetukan lokasi yang sesuai sehingga model fisik pelimpah
samping cukup dengan lokasi pembanunan.
- Pada 14 November 2019 dilakukan penetuan as main dam dengan dasar
pertimbangan yaitu sudut antara main dam dan pelimpah yang dilihat dari gambar
konsultan.
- Pada 18 November 2019 – 10 Desember 2019 dilakukan pembangunan model fisik
pelimpah samping. Pembanguan diawali dengan pembuatan main dam sampai
pembuatan saluran pengarah hilir.
- Setelah pembangunan selesai dilakukan kalibarasi model fisik pelimpah samping
pada 12 Desember 2019. Kalibrasi model bertujuan untuk mengetahui debit akurat
dengan menetukan ketingian air di atas ambang Reachbox.
2) Perilaku hidrolika pada uji model fisik hidrolik Pelimpah Samping adalah sebagai
berikut:
a) Waduk dapat menampung semua debit yang diujikan(Q2th s/d QPMF) tanpa
menimbulkan overtopping. Perilaku aliran di pengarah cenderung tenang untuk
semua debit yang diujikan. Hanya pada QPMF aliran mulai tidak rata namun hanya
sedikit.

67
68

b) Pada pelimpah semua debit banjir rancangan, tinggi muka air cenderung merata.
Untuk QPMF terjadi kondisi aliran tenggelam. Pada perhitungan rumus didapati
kavitasi pada debit Q5th, Q10th dan Q1000th. Pilar yang ada pada bagian kanan
pelimpah mempunyai R yang terlalu kecil (tajam) sehingga disarankan untuk
memperbesar R.
c) Pada QPMF menghasilkan aliran tenggelam pada pelimpah samping. Sehingga
disarankan untuk menurunkan elevasi dasar pada saluran ini. Pada sectin 1 debit
Q2th s/d Q50th mengalami aliran superkritis (Froude diatas 1), untuk section 2 yang
mengalami aliran superkritis yaitu pada debit Q2th s/d Q10th.
d) Pada saluran transisi tidak terjadi kavitasi. Namun aliran superkritis hampir semua
terjadi pada section 8 (puncak sill). Ambang pada hilir saluran transisi belum dapat
membuat aliran tenang di saluran transisi. Sehingga disarankan untuk
menambahkan ketinggian ambang sebesar 1 meter.

e) Pada saluran peluncur 1 didapati adanya kavitasi pada debit Q5th, Q10th dan Q25th.
f) Pada saluran peluncur 2 didapati adanya kavitasi pada debit Q2th, Q5th, Q10th, Q25th
dan Q50th.
g) Pada peredam energi loncatan hidrolik yang terjadi cukup tinggi yang dapat
membahayakan dinding tebing. Sehingga disarankan untuk menambahkan
plungepool untuk meredamkan loncatan hidroulik.

5.2 Saran
Dalam suatu pelaksanaan pekerjaan pembuatan model fisik, ketelitian sangatlah
penting dan menjadi prioritas, baik dalam pembacaan gambar desain bangunan maupun
dalam pembangunan konstruksi model fisik di laboratorium. Hal ini diperlukan guna
menghasilkan suatu konstruksi model fisik yang benar-benar dapat menggambarkan
keadaan di prototipe. Saran yang dapat diberikan penulis terkait pelaksanaan model fisik ini
adalah:
1) Dalam pelaksanaan pembangunan dan pengambilan data harus diawasi dengan
seksama agar tidak terjadi kesalahan.
2) Kelengkapan data dari pihak konsultan sangatlah penting demi menunjang
pelaksanaan uji model.
3) Dalam pelaksanaan pengujian sebaiknya Laboratorium Hidrolika Terapan menambah
pompa dan tandon air untuk mempersingkat pelaksanaan uji model fisik.

Anda mungkin juga menyukai