1
advokasi kepada Pimpinan/Pengelola untuk
memperoleh komitmen yang tinggi dalam
meningkatkan Tingkat Kepatuhan Kawasan Tanpa
Rokok.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak, khususnya tim yang telah
menyelesaikan pedoman ini. Semoga bermanfaat.
Aamiin.
2
SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA BANDUNG
3
sama-sama mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok
di fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses
belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat
ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat
umum dan tempat lainnya yang ditetapkan.
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 01
Sambutan Kepala Dinas Kesehatan 03
Daftar Isi 05
Pendahuluan 07
Tujuan 10
Manfaat 10
SOP Pendekar 39
Penutup 41
5
Logo
Pendekar Handbook
6
1. Pengendalian para perokok
menghasilkan asap rokok yang
yang
PENDAHULUAN
Hak Untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap
rokok telah menjadi perhatian dunia. WHO memprediksi
penyakit yang berkaitan dengan rokok akan menjadi masalah
kesehatan di dunia. Dari tiap 10 orang dewasa yang meninggal, 1
orang diantaranya meninggal karena disebabkan asap rokok.
Dari data terakhir WHO di tahun 2018 ditemui 97 juta penduduk
di Indonesia terpapar asap rokok dimana usia 18 tahun merokok
sebesar 9.1%. Pria yang meninggal karena rokok sebesar 19.8%
dan wanita yang meninggal karena rokok sebesar 8.1% .
A. Tujuan
Tujuan umum
Tujuan umum penyusunan buku ini adalah sebagai
pedoman teknis dalam melaksanakan pemantauan dan
edukasi KTR bagi Tim Satgas Pemantau KTR Tingkat Kota,
Tingkat Puskesmas atau Kewilayahan
Tujuan Khusus
1. Memberikan panduan tentang langkah-langkah pokok
untuk pemantauan dan edukasi KTR
2. Sebagai dasar untuk mengembangkan lebih lanjut sesuai
dengan kondisi dan situasi masing-masing.
B. MANFAAT
Pedoman ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak
dalam rangka melakukan upaya perlindungan masyarakat
terhadap paparan asap rokok orang lain dan meningkatkan
Tingkat Kepatuhan KTR di Kota Bandung
10
2.
PENGELOLAAN KAWASAN
TANPA ROKOK
Pengertian
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
mempromosikan produk tembakau.
11
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok
namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang
dikeluarkan oleh perokok.
Landasan Hukum
Beberapa peraturan telah diterbitkan sebagai landasan hukum
dalam pengembangan Kawasan Tanpa Rokok, sebagai berikut :
13
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3853);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Pengamanan
Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau
Terhadap Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5380);
8. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Nomor
188/MENKES/PB/I/2011 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa
Rokok (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
49);
9. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 315 tahun 2017 tentang
Kawasan Tanpa Rokok
14
Sasaran
Sasaran Kawasan Tanpa Rokok adalah di fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain,
tempat ibadah, angkutan umum, fasilitas olahraga, tempat kerja,
tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan (Peraturan Wali
Kota Bandung Nomor 315 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa
Rokok).
15
Jemaah.
Masyarakat di sekitar tempat ibadah.
Manfaat
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan
untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan
karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan Kawasan
Tanpa Rokok ini perlu diselenggarakan di fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain,
tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan
tempat lain yang ditetapkan.
16
PEMANTAUAN
KAWASAN
TANPA ROKOK
Pemantauan merupakan upaya yang dilaksanakan secara
terus menerus baik oleh Tim Satgas Pemantau Kawasan Tanpa
Rokok maupun penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok di
tatanan untuk melihat tingkat kepatuhan Kawasan Tanpa
Rokok
17
B. Bagaimana cara memantau ?
18
Indikator Pemantauan
Kawasan Tanpa Rokok
Indikator sangat diperlukan baik oleh Tim Satgas Pemantau
Kawasan Tanpa Rokok maupun pengelola Kawasan Tanpa Rokok
sebagai alat ukur dalam Tingkat Kepatuhan Kawasan Tanpa Rokok
di tatanan.
Indikator
• Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung
• Tidak ditemukan ruang khusus merokok di dalam gedung
• Ditemukan tanda dilarang merokok di semua pintu masuk
• Tidak tercium bau asap rokok
• Tidak ditemukan asbak dan korek api di dalam gedung
• Tidak ditemukan puntung rokok di dalam gedung
• Tidak ditemukan indikasi kerjasama dengan Industri
tembakau dalam bentuk sponsor, promosi, iklan rokok
(misalnya: serbet, tatakan gelas, asbak, poster, spanduk,
billboard, dll)
19
• Tidak Ditemukan penjualan rokok di lingkungan gedung
(misalnya: sarana kesehatan, pendidikan, panti anak,
olahraga, rumah ibadah, gedung kantor kecuali restoran,
pasar, toko)
20
EDUKASI KAWASAN
TANPA ROKOK
1. Di Fasilitas Pelayanan 4. Di Tempat Ibadah
Kesehatan 5. Di Angkutan Umum
2. Di Tempat Proses Belajar 6. Di Tempat Kerja
Mengajar 7. Di Tempat Umum
3. Di Tempat Anak Bermain
21
A. Penyiapan Infrastruktur antara lain :
• Pembuatan dan penempatan tanda larangan merokok di
fasilitas pelayanan kesehatan.
• Mekanisme dan saluran penyampaian pesan di sekitar
fasilitas pelayanan kesehatan.
22
Edukasi yang perlu disampaikan oleh Tim Satgas Pemantau
KTR kepada pimpinan/pengelola tempat belajar mengajar
untuk mengembangkan Kawasan Tanpa Rokok yaitu :
A. Penyiapan Infrastruktur
Pembuatan dan penempatan tanda larangan merokok;
Mekanisme dan saluran penyampaian pesan tentang KTR di
tempat proses belajar mengajar melalui poster, stiker
larangan merokok dan lain sebagainya.
23
Dari advokasi tersebut, akhirnya pemilik/pengelola tempat anak
bermain setuju untuk mengembangkan Kawasan Tanpa Rokok.
Contoh tempat anak bermain adalah Tempat Penitipan Anak
(TPA), tempat pengasuhan anak dan arena bermain anak-anak.
A. Penyiapan Infrastruktur
Pembuatan dan penempatan tanda larangan merokok di
tempat anak bermain.
Mekanisme dan saluran penyampaian pesan Kawasan Tanpa
Rokok bagi pengunjung di tempat anak bermain, misalnya
melalui poster, stiker larangan merokok, pengeras suara dan
lain sebagainya.
24
(4) Di Tempat Ibadah
Tim Satgas Pemantau KTR melaksanakan advokasi kepada
pengelola/pengurus tempat ibadah dengan menjelaskan aturan
perlunya Kawasan Tanpa Rokok sesuai Perwal Kota Bandung
Nomor 315 tahun 2017 dan keuntungannya jika dikembangkan di
area tersebut.
25
C. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
Penyampaian pesan Kawasan Tanpa Rokok kepada jemaah
melalui poster, stiker, tanda larangan merokok, pengumuman,
pengeras suara dan lain sebagainya.
Pelaksanaan pengawasan Kawasan Tanpa Rokok.
5) Di Angkutan Umum
Tim Satgas Pemantau KTR melaksanakan advokasi kepada
pemilik/pengelola angkutan umum dengan menjelaskan aturan
perlunya Kawasan Tanpa Rokok sesuai Perwal Kota Bandung
Nomor 315 tahun 2017 dan keuntungannya jika dikembangkan di
area tersebut.
angkutan umum.
• Mekanisme dan saluran penyampaian pesan Kawasan
26
angkutan umum, misalnya melalui poster, stiker larangan
merokok dan lain sebagainya.
27
A. Penyiapan Infrastruktur antara lain :
• Pembuatan dan penempatan tanda larangan merokok di
tempat kerja.
• Mekanisme dan saluran penyampaian pesan bagi pekerja,
29
LOGO UNTUK EDUKASI
KAWASAN TANPA ROKOK
STOP MEROKOK UDARA SEGAR
dalam berbagai format ukuran
Dalam rangka edukasi Kawasan Tanpa Rokok, maka diciptakan
logo kampanye sebagai sebuah konsep awal yang menjadi benang
merah yang saling berhubungan antara media yang satu dengan
yang lain.
30
Ketiga logo tersebut tampil dengan berbagai variasi bentuknya, baik
itu dalam bentuk vertikal, horizontal atau dalam bentuk persegi.
Daftar Warna :
Cyan 70, Magenta 25,
Yellow 0, Black 0
Black 10
Black 80
31
STRATEGI KOMUNIKASI
KAWASAN TANPA
ROKOK
STOP MEROKOK
UDARA SEGAR
DI TEMPAT KERJA
32
menegur orang-orang yang berniat untuk merokok di kawasan
tersebut, atau memberikan sindiran bahwa merokok itu dilarang
dan berbahaya
33
STRATEGI KOMUNIKASI
KAWASAN TANPA ROKOK STOP
MEROKOK UDARA SEGAR
DI FASILITAS KESEHATAN
Dalam rangka menuju
komunikasi yang efektif, orang-
orang yang dipilih menjadi
model diusahakan memiliki
kemampuan ekspresif di depan
kamera, fotogenik dan tidak
memiliki catatan dalam hal
merokok.
34
“ Orang-orang dengan latar belakang profesi yang
berbeda, memiliki hak yang sama
mendapatkan udara segar tanpa asap rokok.
untuk
35
STRATEGI KOMUNIKASI
KAWASAN TANPA ROKOK
STOP MEROKOK UDARA SEGAR
DI TEMPAT PROSES BELAJAR MENGAJAR
36
Oleh karena itu, menggandeng remaja yang tetap aktif, keren
dan pandai tanpa rokok menjadi strategi komunikasi utama
dalam penerapan Kawasan Tanpa Rokok di tempat proses
belajar mengajar.
37
Pertanyaan yang pandai tentang kepandaian seseorang
dengan adiksi merokok.
38
PENUTUP
Pelaksanaan penerapan Kawasan Tanpa Rokok bertujuan
untuk mempersempit area bagi perokok sehingga generasi
sekarang maupun akan datang dapat terlindungi dari bahaya
rokok. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab seluruh
komponen bangsa, baik individu, masyarakat maupun pemerintah.
Komitmen bersama sangat dibutuhkan dalam keberhasilan
penerapan Kawasan Tanpa Rokok. Oleh sebab itu, pemantauan dan
edukasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) perlu dilakukan secara
berkesinambungan.
39
TIM PENYUSUN
Pembina :
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung
Pengarah :
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Penyusun:
Nilla Avianty, S.Sos, MKM
Tita Juita,SKM
Sukir Sudirno
Linda Marcela
Iwan Ridwan
Seyla Musi Indah, S.I.Kom
Muhammad Ganjar Maulana
40
DAFTAR PUSTAKA