METODE - Drainase Babang
METODE - Drainase Babang
Metode pelaksanaan ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi administrasi teknis pelelangan
dengan maksud agar dalam penilaian apakah penyedia jasa bisa melaksanakan pekerjaan yang akan
dilaksanakan.Metode Pelaksanaan adalah suatu rencana kerja yang digunakan sebagai acuan dalam
berdasarkan aktivitas, alokasi waktu dan metode kerja untuk pekerjaan-pekerjaan utama.Dasar
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan `pekerjaan konstruksi adalah terwujudnya bangunan
Metode Pelaksanaan ini berisi tentang uraian-uraian mengenai strategi dari kontraktor dari pra
pekerjaan s/d pasca pekerjaan (masa pemeliharaan), untuk melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan
gambar perencanaan, persyaratan dan selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak.
− Mempersiapkan personil
− dan lain-lain.
Time schedule dan Kurva “S” dibuat secara rasional antara pekerjaan yang satu dengan yang
lainnya.Dalam time schedule ini ditampilkan bobot pekerjaan yang dibagi dengan kebutuhan waktu
sehingga kita dapat memonitor setiap saat pekerjaan tersebut melebihiatau terlambat dari waktu yang
kita rencanakan.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Mobilisasi
mobilisasi yang meliputi mobilisasi tenaga kerja, bahan dan peralatan yang akan digunakan
Sebagaimana diketahui desa Babang terletak di Kecamatan Bacan Timur.Waktu tempuh dari
ibukota kabupaten Halmahera Selatan (Labuha) ke Desa Babang adalah berkisar antar 30-60
pohon, tumbuh-tumbuhan, gulma, sampah dan lain sebagainya) yang tedapat pada lokasi pekerjaan
sehingga tidak menimbulkan gangguan atau hambatan pada saat pekerjaan berlangsung. Peralatan
yang akan digunakan pada pekerjaan ini adalah cangkul, sekop, sabit (parang), linggis, gerobak
dengan syarat papan nama proyek tersebut harus dapat dibaca oleh masyarakat di lokasi pekerjaan.
Papan nama proyek dibuat dengan maksud sebagai pemberitahuan, agar dapat dilihat berapa besar
nilai kontrak pekerjaan yang ada, perusahaan yang mengerjakan, nama pekerjaan, nama penyedia
jasa, waktu pelaksanaan pekerjaan dan konsultan yang mengawasi pekerjaan serta instansi terkait.
hasil akhir dari setiap item pekerjaan, yang biasanya di buat dalam ukuran 4 R dan disusun
Fasilitas penyediaan air kerja adalah faktor yang sangat penting dalam proses pekerjaan, baik dari
awal sampai akhir pekerjaan. Oleh karena itu kebutuhan air selama proses pekerjaan harus dijaga
kuntinuitasnya, kuantitas dan kualitas dari air. Air dapat disuplai dari sumber air sungai setempat atau
tempat pengambilan setempat yang di izinkan oleh pihak Direksi/ Pengawas pekerjaan.Jika tidak
didapat, maka dapat dibuat sumur dangkal lengkap dengan sistem pompa dan perpipaannya, atau
diambil dengan menggunakan angkutan dan ditampung pada drum-drum penampung.
Pengadaan Air bersih dimaksudkan untuk Air Kerja dan Kebutuhan Air Bersih bagi para pekerja dan
seluruh personil yang terlibat di dalam proyek.
Air bersih diperoleh dengan cara membuat sumur bor/sumur gali dilokasi pekerjaan apabila
memungkinkan atau mendatangkan dari luar lokasi dan kemudian ditampung dalam tangki air (water
pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua
lapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap utama (“ Bench Mark “) yang akan
ditentukan oleh Direksi pekerjaan.Kami akan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok kayu,
yang akan dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi
rencana Drainase, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung
maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan. Semua data, gambar sketsa pengukuran dan
perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disyahkan oleh
Direksi pekerjaan, dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar
pelaksanaan (“Construction Drawing”).Pengukuran lapangan dan pematokan pada alur tebing . Harus
dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi Pengguna Jasa
khususnya pada lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih dekat/pendek yang dimulai dari titik awal
tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan.Selama masa pelaksanaan, semua data
dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan dari waktu ke waktu
selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil
pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran
harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan guna
mempersiapkan gambar purna bangun (As Built Drawing).Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya
memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk
melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala atau stick proof, misalnya
kedalaman fondasi, batas pembebasan tanah dan lain sebagainya.Pada saat penyerahan gambar
purna bangun, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan perhitungan hasil pengukuran yang
sudah disyahkan oleh Direksi pekerjaan.Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas
pekerjaan yang dihitung oleh Penyedia Jasa berdasarkan gambar kerja dan disetujui Pengguna Jasa.
Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat 15
(lima belas) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan
persetujuan. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check (MC-
0%) pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan Pengguna Jasa.Kegagalan Penyedia Jasa
dalam mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa atas MC-0% yang ia sampaikan, tidak dapat
dipergunakan sebagai alasan Penyedia Jasa untuk mengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan.
II.PEKERJAAN GALIAN
a . Galian Tanah Biasa
b. Timbunan Tanah Biasa (Bekas Galian)
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
diperlukan serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat
pembuangan akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih
lanjut.Kami akan menyerahkan metode kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang
sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan galian. Kami juga akan melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan
bersama Pengguna Jasa sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar
selesai dikerjakan atau waktu yang lain sesuai dengan perintah Pengguna Jasa yang
hasilnya berupa gambar hasil pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah,tampang
memanjang dan melintang harus diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan
dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan galian. Sebisa
mungkin kami juga akan mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi
galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan kami maka
kami akan segera diperbaiki dengan biayanya sendiri. Kami sesegera mungkin akan
memberitahu Pengguna Jasa bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk dilakukan
pengecoran beton dilaksanakan.Penggunaan stock piling dan pembuangan tanah hasil galian
Pada saat pelaksanaan pasangan batu belah harus dilakukan pengukuran di lapangan dan
dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar kerja.
Dalam pekerjaan Pas.batu belah harus diperhatikan hal-hal seperti di bawah ini :
1) Batu kali jangan blondos, tetapi harus pecah, sehingga lebih stabil. Karena permukaan sentuh
antar batu kali menjadi luas, dan lekatan antara spesi dengan permukaan batu pecah menjadi
kuat.
2) Batu belah harus bebas dari kotoran tanah, dan jangan batu yang porous atau secara visual
kelihatan berongga.
3) Pemasangan profil batu kali harus sesuai dengan ukuran/dimensi dan harus stabil. Bahan profil
memakai kayu 4/6 atau 5/7.
4) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran
pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan
terlindung.
5) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan dibangun. Pasir
dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya ).
6) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk
dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
7) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran disiapkan secukupnya
dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat
3) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta persetujuan Direksi bila
telah selesai gambar kontrak.
4) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta basahi dengan
air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
5) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm,
kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 – 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau
ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
6) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok
adukan.
7) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan, dan
sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang
8) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar
kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-seling arah vertikal.
9) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang masih baru
b. Pekerjaan Plesteran 1 : 4
a. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan
dengan air semen, dengan campuran 1Pc : 4Ps.
b. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai karena
susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi dengan air
selama 7 hari berturut-turut.
Sebagaimana yang dipersyaratkan di dalam ketentuan Dokumen Lelang khususnya dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) bahwa untuk
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi fisik :
Diwajibkan/diperlukan personil-personil sebagai berikut :
1) Di Isi Dinas Terkait
Dengan demikian, sistem koordinasi yang akan dilaksanakan nanti lebih optimal dan maksimal.
pembangunan yang berhubungan dengan kesesuaian pelaksanaan dengan ketentuan yang tercantum
didalam Surat Perjanjian Kontrak Pelaksanaan (baik Gambar pelaksanaan, RKS, BA.Aanwijzing,
Penawaran harga dan ketentuan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini) dari mulai awal kegiatan
sampai dengan selesainya pekerjaan (Serah Terima I dan II). Termasuk pula ketepatan waktu
pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah kapan jenis pekerjaan akan dimulai, pengadaan
bahan/material, pengadaan pekerja (Mandor, Kep.Tukang, Tukang, dan Tenaga di lapangan) dan
dan peralatan kerja. Melakukan koordinasi sekaligus memberikan arahan kepada Pelaksana
Lapangan, Logistik dan Administrasi Proyek serta bertanggung jawab atas semua hasil
2) Pelaksana Lapangan
Sebagai Penanggung jawab terhadap jalannya kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik
pembangunan yang berhubungan dengan kesesuaian pelaksanaan dengan ketentuan yang tercantum
didalam Surat Perjanjian Kontrak Pelaksanaan (baik Gambar pelaksanaan, RKS, BA.Aanwijzing,
Penawaran harga dan ketentuan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini) dari mulai awal kegiatan
sampai dengan selesainya pekerjaan (Serah Terima I dan II) dalam lingkup Tugas Pelaksana
Lapangan.
Membantu Koordinator Pelaksana untuk melaksanakan dan menjalankan pekerjaan agar ketepatan
waktu pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah kapan jenis pekerjaan akan dimulai, pengadaan
bahan/material, pengadaan pekerja ( Mandor, Kep.Tukang, Tukang, dan Tenaga di lapangan) dan
Peralatan kerja, sesuai dengan Jadwal / Time Schedule.
3 ). Logistik
Sebagai Penanggung jawab terhadap semua Pengadaan material/bahan dan Peralatan yang
diperlukan di lapangan, baik yang menyangkut jenis, jumlah, kualitas dan ketepatan waktu
pendatangannya.
1. Penanggung JawabTeknik
Mengelola dan mengatur kegiatan pelaksanaan.
Mengendalikan, mengarahkan dan mengatur jalannya semua kegiatan pekerjaan yang
dilaksanakan agar pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam Surat
Perjanjian (Kontrak) yaitu dapat tepat waktu, tepat mutu baik hasil pekerjaan maupun material
dan tepat administrasi.
Memberikan pengarahan dan mengendalikan terhadap semua personil dibawahnya yang ada di
Menghadiri rapat koordinasi / evaluasi pekerjaan dengan Pemberi Tugas dan Unsur – unsur
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan ini.
Memimpin rapat-rapat intern struktur organisai personal pelaksana di lapangan yang dilakukan
rutin setiap saat.
Mengendalikan, mengontrol dan melakukan evaluasi jalannya pelaksanaan pekerjaan serta cros-
chek terhadap Time Schedule dan di lapangan.
Pelaksana Lapangan :
3. Logistik :
Menyiapkan dan memonitor terhadap schedule pendatangan material.
Mengontrol terhadap material yang datang di proyek, dalam hal ini harus sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan oleh Koordinator Pelaksana / Lapangan.
Menyiapkan semua kebutuhan material / barang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
Pelaksana dan Koordinator Pelaksana.
Melaporkan, termasuk mendata kendala – kendala material yang dibutuhkan untuk dilaporkan
dan dikoordinasikan dengan Koordinator Pelaksana di lapangan.
Selalu berkoordinasi dengan Pelaksana dan Koordinator Pelaksana.
4. Admistrasi Proyek/Lapangan :
Menyiapkan data pekerjaan di lapangan yang berkaitan dengan data Administrasi.
Selalu berkoordinasi dengan tim yang ada di lapangan terutama dengan coordinator pelaksana,
pelaksana dan logistik, dan kemudian untuk dilaporkan dan dikonsolidasikan dengan Site
manager/koordinator pelaksana.
Selalu mengontrol kebutuhan dana di lapangan terutama untuk pengadaan material dan
kebutuhan pembayaran tenaga kerja setiap minggunya.
a. DEMOBILISASI
Setelah pekerjaan fisik selesai (Pra PHO) maka dilanjutkan dengan demobilisasi peralatan
untuk dikembalikan ke gudang kontraktor.
b. PEMBERSIHAN
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dari sisa material, kotoran bekas
bongkaran dan kotoran lain yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang di
luar lokasi pekerjaan.
d. FOTO 100%
Setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% kemudian diambil gambarnya dengan posisi mengacu
pada hasil foto 0% dan 50%.
e. PENYERAHAN I (PHO)
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan dan sudah diperiksa oleh Tim Pemeriksa Kegiatan
kemudian dilakukan penyerahan pekerjaan tahap I (PHO) oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa.
f. PEMELIHARAAN
Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa Pelaksana/ Kontraktor wajib
melaksanakan waktu pemeliharaan pekerjaan minimal 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal Serah Terima I (Pertama) pekerjaan pelaksanaan. Selanjutnya setelah masa waktu
pemeliharaan pekerjaan tersebut berakhir, akan dilakukan pemeriksaan lapangan kembali guna
PENUTUP
Dengan dibuatnya metode pelaksanaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana dan langkah–
langkah apa saja yang akan dilaksanakan dalam pengerjaan pekerjaan tersebut. Kesemuanya itu untuk
mendukung kelancaran jalannya proyek sehingga proyek dapat selesai tepat waktu namun semua
pekerjaannya selesai dengan baik dan optimal sehingga Owner selaku pemilik proyek tidak merasa
kecewa dan dirugikan. Kamipun akan merasa puas jika telah menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
waktu atau sesuai dengan jangka panjang waktu pelaksanaan yang ditetapkan namun dengan hasil yang
optimal.
ALI HASAN, ST
NIP. 19730312 200808 1 001