Yunita : “Lihat, ayah! Aku memenangkan olimpiade hari ini!” Wijaya : “Bagus anakku. Omong-omong olimpiade apa yang kau menangkan?” Yunita : “Olimpiade teknologi dan aku membuat sebuah alat yang memuaskan para juri dan penonton, Wijaya : “nak, ayah bangga. Tapi ayah tidak kamu bergelut dengan teknologi.” Yunita : “tapi yah..” Wijaya : “KAMU TIDAK INGAT APA YANG TERJADI PADA IBUMU DULU? DIA MENCIPTAKAN SEBUAH TEKNOLOGI YANG TERNYATA MALAH MERENGGUT NYAWANYA SENDIRI!!” Yunita : “Maafkan aku, ayah,”
Dijalan menuju rumah Lyra
Lyra : “pak, mah. Apakah belut di sawah ini termasuk jenis ular, karena bentuk mereka sama?” Amir : “mungkin saja” Mira : “tidak. Tentu saja berbeda. Ular memiliki sisik dan belut tidak.” Lyra : “jika begitu belut merupakan cacing besar, ya?” Amir : “Oh iya! Bapak lupa cangkul tertinggal di ladang” Amir : “Bapak akan kembali lagi ke ladang” Mira : “Baiklah, Pak. Hati- hati!” Mira : “Dasar bapakmu pelupa.” Di perkumpulan mafia Mafia 1 : “Aku sudah memerintahkan bawahanku itu. Kita tinggal menunggu hasilnya,” Mafia 2 : “Kau sudah memberikan informasi target?” Mafia 1 : “tentu saja.” Perbincangan di ponsel Yunita : “Hai lyr! kamu lagi ngapain nih, aku ganggu ngga sih?” Lyra : “Hai yun! Ngga kok aku baru aja pulang dari ladang, ada apa nih” Yunita : “Kamu bisa gak ke rumah aku besok? Ada yang mau aku omongin.” Lyra : “okayy bisa” Dirumah Yunita Yunita : “Eh kamu sudah datang lyr, ayo sini masuk” Lyra : (memandangi seisi rumah) -Scene lyra yunita ngobrol, bermain dan belajar bersama.- Dijalan lyra dan amir berbincang Lyra : “Pak kalau besok aku ke rumah Virgo lagi gapapa kan?” Amir : “iya boleh biar besok bapak jemput lagi ya” Malam harinya dikamar Amir Amir sedang menulis sebuah surat Mira : “lagi apa pak, ko tumben belum tidur jam segini” Amir : “ini buk bapak lagi nulis surat” Mira : “loh loh surat buat siapa pak?” Amir : “buat temen bapak buk, ibu tidur duluan aja kalau udah ngantuk” Mira : “yowes pak ibu tidur dulu ya” Keesokan harinya dirumah Lyra Lyra : “pak mah aku berangkat dulu yaa” Mira : “ehh kamu udah sarapan belom?” Lyra : “udah kokk maa” Amir : “ ehh sebentar ini bapak mau nitip surat, tolong kamu sampaikan ke ayahnya temanmu itu ya” Lyra : “ke Yunita pak?” Amir : “iya ke temanmu yang kemarin itu” Lyra : “iya pak nanti aku sampaikan yaa” Dirumah Yunita Lyra : “ ohiya Yun ini ada titipan surat dari bapaku buat ayah kamu” Yunita : “ surat apa ini lyr” Lyra : “ nggatau, soalnya aku tadi ngga sempet nanya juga ke bapaku” Yunita : “ okedee nanti aku sampein yaa ke ayah aku” Disuatu ruangan bersama Wijaya Yunita : “ayah ini ada titipan surat buat ayah” Wijaya: “ dari siapa?” Yunita : “ini dari temanku tadi. Katanya dari ayahnya” Wijaya : “baiklah, terima kasih” Saat penembakan terjadinya DOOORR!!!! Yunita : “ AYAH!!” Menghampiri ayahnya Perbincangan mafia dengan kaki tangannya di ponsel Amir : “ misi sudah selesai, target sudah ditangani” Mafia : “datanglah kemari” Di perkumpulan mafia Saat Amir sudah tiba Mafia : “Kerja bagus. Sekarang kami tidak membutuhkanmu lagi,” Amir pun tertembak dan para mafia meninggalkannya. Dirumah keluarga Wijaya Saat Wijaya membuka matanya Yunita : “AYAH!! Apa yang terjadi?” Wijaya : “sebenarnya .....” -Rewind saat wijaya saat bekerjasama dengan Amir-
Beberapa hari kemudian di perkumpulan para mafia
Mafia2 : “LIHAT INI” Mafia 3 : “Sulit dipercaya! Bukankah kita telah membunuh mereka?” Mafia 1 terlihat sangat marah dan melempar beberapa kertas yang ada di mejanya.