Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Kopi adalah jenis minuman yang digandrungi sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Hampir setiap usia dan
kalangan mengkonsumsi minuman ini. Bukan hanya karena kenikmatannya namun juga karena nilai ekonomis bagi
negara-negara yang memproduksi dan mengekspor biji kopi (seperti Indonesia).

Kopi yang dijual di dunia biasanya adalah kombinasi dari biji yang dipanggang dari dua varietas pohon kopi:
arabika dan robusta. Perbedaan di antara kedua varietas ini terutama terletak pada rasa dan tingkat kafeinnya. Biji
arabika, lebih mahal di pasar dunia, memiliki rasa yang lebih mild dan memiliki kandungan kafein 70% lebih rendah
dibandingkan dengan biji robusta.

Wilayah subtropis dan tropis merupakan lokasi yang baik untuk budidaya kopi. Oleh karena itu, negara-negara yang
mendominasi produksi kopi dunia berada di wilayah Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara.

Monthly export data for the last six months


In thousand 60kg bags
Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15
TOTAL 9.737 9.624 9.062 8.818 8.689 8.506
Brazil 2.670 2.859 2.881 3.079 3.216 3.371
Vietnam 1.700 1.700 1.300 1.525 1.500 1.400
Colombia 1.007 1.201 1.078 1.086 1.174 1.111
Indonesia 500 580 1.150 725 650 360
India 505 431 403 360 356 328
Ethiopia 400 386 263 245 277 208
Guatemala 404 317 245 200 100 110

 International Coffee Organization


Next update: 29 January 2016

Jakarta -Produksi kopi Indonesia menempati urutan ketiga terbesar di dunia di bawah Vietnam
dan Brasil. Produksi kopi dari Indonesia hanya berkontribusi 8,9% dari total dunia.
"Nomor satu Brasil sebanyak 3 juta ton (per tahun) atau 34,8% dari produksi kopi dunia. Kedua,
Vietnam 1,32 juta ton atau 15,3%. Indonesia ketiga, tapi produksinya tertinggal jauh cuma 0,60
juta ton atau (8,9%)," kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan)
Gamal Nasir Selasa (14/7/2015).
Padahal, dari sisi luas lahan perkebunan kopi, Indonesia jauh mengungguli kedua negara
tersebut. Luas lahan perkebunan kopi Indonesia mencapai 1,3 juta hektar.
Sementara Brasil hanya 650 ribu hektar dan Vietnam hanya 420 ribu hektar. Lalu apa yang
membuat Indonesia begitu tertinggal dari dua negara pesaingnya?
Letak masalahnya pada produktivitas rata-rata per hektar kebun kopi di masing-masing negara.
"Indonesia hanya 740-760 kg per hektar. Kalau Brasil bisa 6-7 ton per hektar. Vietnam juga
tergolong tinggi sekitar 2-4 ton per hektar," papar dia.
Ia mengaku saat ini pihaknya sedang berkonsentrasi membuat rangkaian kebijakan untuk
meningkatkan produktivitas kopi nasional. Salah satunya adalah dengan mendorong penerapan
Good Agricultur Practice (GAP) alias Praktik Perkebunan yang Baik sesuai standar internasional.
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas rata-rata per hektar lahan perkebunan.
"Tinggal pembenahan saja supaya kita bisa menerapkan GAP. Kalau bisa kita bisa jadi pemain
utama kopi di dunia," katanya.
(sumber : http://finance.detik.com/read/2015/07/14/183518/2969139/4/brasil-raja-kopi-ri-nomor-3-dunia)
Seperti yang kita lihat pada artikel tersebut di atas bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi
penghasil kopi terbanyak di dunia. Mengingat jumlah lahan Indonesia yang lebih luas dibandingkan dengan Brazil
dan Vietnam yang duduk di peringkat satu dan dua. Bahkan hal ini telah menjadi perhatian pemerintah yang turut
serta menggenjot produksi hasil bumi Indonesia.

Potensi yang besar dari penanaman pohon kopi ini sangat bernilai ekonomis, sementara
potensi bisnis di bidang usaha lain sudah mulai menurun bahkan mendekati jenuh serta
penuh sesak dengan banyaknya pemain, maka peluang investasi pohon kopi masih terbuka
lebar serta masih panjang masa perkembangannya, mempunyai nilai ekonomis yang semakin
tahun semakin naik, tidak terlibas nilai inflasi karena mengikuti harga kopi dunia.

Potensi investasi kopi bertambah besar peluangnya karena didukung oleh pemerintah
sebagai penghasil devisa negara, didukung pula oleh lahan di Indonesia yang masih luas dan
tanah yang subur di Indonesia.

EVOLVE

EVOLVE adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang management pengelolaan dan perawatan tanaman kopi,
yang dalam kegiatannya melibatkan masyarakat setempat. Dalam pengembangan usahanya juga melakukan kegiatan
usaha pertanian, perdagangan, industri dan jasa yang mendukung usaha primernya, juga bergerak dalam kegiatan
ekspor biji kopi.

EVOLVE adalah suatu perusahaan yang menjembatani antara beberapa pihak yang ingin terlibat dalam bisnis
tanaman pohon kopi dengan pihak-pihak lain yang ada dalam rantai distribusi kopi melalui pengetahuan,
pengalaman serta konsep Evolve di bidang penanaman juga bisnis tanaman pohon kopi.

Visi dan Misi Usaha


Grow Together merupakan slogan dari EVOLVE.

Visi dan Misi EVOLVE adalah selalu bertumbuh dan berubah menjadi lebih baik dan berdampak positif melalui
keberadaannya, meningkatkan pemberdayaan sumber daya alam dan meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat
setempat untuk memberikan kontribusi yang efektif dalam mengembangkan perekonomian masyarakat, serta
mencari rekanan untuk membentuk kerjasama yang saling menguntungkan dengan semua pihak.

Kinerja Perusahaan

Perusahaan menetapkan strategi jangka panjang, membuat strategi-strategi yang tepat serta mengembangkan
sumber daya manusia yang tepat guna, agar bisnisnya terus bertumbuh. Sementara operasional jangka pendek yang
selalu dipantau dengan menempatkan pelaksana dan manager lapangan yang memberikan keputusan-keputusan tepat
sasaran.
Evaluasi hasil kerja masing-masing bidang selalu dilakukan dan dipantau serta dilaporkan dalam meeting yang
secara rutin diadakan.

Perusahaan selalu menjaga kinerjanya tetap baik, dengan adanya hal-hal berikut,

1. Pengalaman dan pengetahuan terhadap sifat atau karakter tanaman kopi, pola tanam, jenis pupuk, cara
perawatan yang mendukung perkembangannya.
2. Kemampuan untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan lurah, sekretaris desa, BPD dan jajaran pamong
desa yang merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan untuk menunjang keberhasilan.
3. Memberdayakan masyarakat setempat sebagai bentuk kebersamaan usaha.
4. Pengawasan serta kontrol secara terus menerus yang sangat dibutuhkan terutama saat panen.
5. Pemupukan serta perawatan yang merupakan rutinitas secara berkala diulang agar hasil kopi menjadi
maksimal.
6. Menempatkan seorang pengawas yang menetap di tempat, sehingga sosialisasi dengan masyarakat
setempat dapat tetap dibina.
7. Kunjungan ahli serta kunjungan rutinitas untuk memantau perkembangan dijadwalkan sesuai dengan
kebutuhan. Apabila sedang dilakukan kegiatan pemupukan atau kegiatan lainnya maka frekuensi
kunjungan menjadi lebih sering.
8. Berusaha menjaga standarisasi rasa agar tetap menjadi kopi dengan kualitas mutu terjamin.

Bentuk Kerja Sama

1. EVOLVE dalam pengembangan usahanya menawarkan kerjasama dengan memberikan Hak Guna
Tanaman Kopi yang selama ini sudah ada dan sudah menghasilkan panen kopi. Pohon kopi terdapat di
daerah Gambung Ciwidey Bandung dan rata-rata pohon kopi sudah berumur 5 tahun keatas.
2. Kerjasama Hak Guna Tanaman Kopi akan dilakukan di hadapan notaris. Biaya notaris sebesar Rp 500.000
(lima ratus ribu Rupiah) menjadi tanggungan customer.
3. Hak Guna Tanaman Kopi direalisasikan per unit, dimana 1 unit terdiri dari 50 pohon kopi. Nilai kerjasama
per unit adalah Rp 5.000.000,- (lima juta Rupiah).
4. Masa kerja sama Hak Guna Tanaman Kopi adalah selama 5x panen atau kurang lebih selama 5 tahun.
Selama masa kerja sama tersebut, customer berhak mendapatkan hasil panen atas tanaman kopi seperti apa
adanya.
5. Customer berhak mendapatkan hasil panen, dimana hasil panen terendah akan digaransi oleh EVOLVE
pada titik rendah atau dengan memberi 1x panen lagi kepada customer bila hasil panen sangat buruk,
sehingga pada akhirnya customer akan mendapatkan hasil panen berkisar atau diantara estimasi rendah dan
tinggi seperti yang diperlihatkan oleh Tabel Estimasi Hasil Panen Kopi di bawah ini,

Estimasi Hasil Panen Kopi

Rendah Tinggi

Tahun ke 1 50% 70%

Tahun ke 2 50% 70%

Tahun ke 3 50% 70%


6. Nilai tersebut Tahun
diatas sudah
ke 4 termasuk dan tidak akan
50% dibebankan lagi biaya-biaya sbb,
70%
 Biaya sewa lahan
 BiayaTahunpupukkedan
5 jasa pemupukkan 50% 70%
 Biaya TOTAL
pembersihan lahan dan perawatan lahan (pengoretan)
250% 350%
 Biaya jasa gardener atau pengawas lapangan
 Biaya jasa tenaga ahli
7. Hasil
EVOLVEkerjasama
selamaadalah
masapersentase
kerjasamapada
akantabel dikali jumlah
mendapatkan 10%nilai
darikerjasama (dikali
hasil panen yangRptidak
5.000.000,-).
akan mengurangi
Hasil Kerjasama yang diperoleh oleh customer.
8. Customer dipersilahkan untuk setiap waktu melihat pohon kopi nya dan terlibat secara langsung dalam
pengelolaan bila diinginkan sesuai dengan waktu luang yang dipunyainya.
9. Customer akan mendapat laporan perkembangan pohon kopi setiap tahun.

Penutup
Walaupun agrobisnis merupakan bisnis yang menarik tetapi memulai agrobisnis perkebunan pohon kopi memiliki
tingkat kerumitan tersendiri.

Dimulai dengan pencaharian lahan, bibit unggul, pola tanam yang baik, survey unsur hara tanah, ketinggian tanah
yang cocok untuk penanaman, lobby yang dilakukan dengan aparat, me-manage pekerja.

Kurangnya pengalaman dan pengetahuan akan mengakibatkan pengeluaran yang membengkak atau pengeluaran
yang tidak diperlukan.

Kurangnya pengawasan akan mengakibatkan business plan berbeda dengan kenyataan.

Dan bukan tidak mungkin rencana yang semula menguntungkan malah menimbulkan kerugian.

EVOLVE melalui pengalamannya akan meminimalisasi hal-hal tersebut diatas.

Anda mungkin juga menyukai