DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, mecampur,
memformulasi dan melakukan pembakuan senyawa obat. Obat adalah bahan
tunggal atau campuran yang digunakan semua makhluk untuk bagian luar
maupun dalam guna mencegah maupun mengobati penyakit.
Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua reaksi atau lebih antara
obat-obatan dan menimbulkan ketidakcocokan atau ketidaksesuaian. Sediaan
cair atau suspensi adalah sediaan yang mengandung partikel tidak larut dalam
bentuk halus yag terdispersi ke dalam fase cair. Inkompatibilitas sediaan cair
adalah inkomp yang terjadi pada sediaan cair seperti larutan. Inkompatibilitas
pada sediaan cair, Inkompatibilitas atau biasa dikenal dengan OTT (obat tak
tercampurakan) pada sediaan cair biasanya terjadi inkomp secara fisika ataupun
kimia tergantung pada larutan tersebut. Perubahan yang terlihat seperti larutan
yang terjadi perubahan warna yang tidak diinginkan, Perubahan warna tak
tercampurkannya dengan sediaan galenika, bahan-bahan tidak dapat bercampur,
terbentuk endapan yang tidak larut, reaksi yang berasal dari pengaruh zat-zat
yang bereaksi asam atau basa, reaksi yg terjadi karena oksidasi atau reduksi,
dan tidak stabil dalam larutan. Interaksi dapat terjadi antara pelarut dengan
pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut dengan zat terlaut.
B. Tujuan
Mengetahui bentuk sedian padat.
Mengetahui bentuk sedian semi padat.
Mengetahui bentuk sedian cair.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak
enak, perubahan warna, benyek atau mnggumpal.
Cara peyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung
dari sinar matahari.
2. Tablet
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak,
berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan
mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat
tambahan. ( Berat tablet normal antara 300 — 600 mg ). Sifat :
1) Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.
2) Tidak tepat untuk : - obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan
enzim pencernaan - obat yang bersifat iritatif.
3) Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi
bioavailabilitas bahan aktif.
4) Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat
yang dapat berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat
dihindari
5) Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet
Cara mengenal kerusakan :
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung
dari sinar matahari.
Contoh :
3. Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah
padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang
yang umumnya terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan
dari isinya.
1) Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa
minyak/larutan obat dalam minyak.
2) Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering
Contoh : Natur E
3. Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan
perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa
emulsi 0/W atau emulsi W/O.
Sifat :
Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit
Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air
dan mudah timbul jamur bila sediaan dibuka segelnya.
Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 Og
4. Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu
serbuk dalam jumlah besar ( 40 — 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair
atau bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage,
sabun.
Sifat :
Obat dapat kontak lama dengan kulit
Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut atau
kronik )
Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawaUntuk
lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula
Contoh : Pasta Lassari
C. Bentuk Sedian Cair
1. Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Solute : Zat yang terlarut.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :
Obat homogen dan absobsi obat cepat
Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita
yang sukar menelan, anak-anak dan manula
Volume pemberian besar
Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam
bentuk larutan.
Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah
pemanis dan perasa.
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle
2. Sirup
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-
66% ).
Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk
suspensi oral.
Sifat :
Homogen
Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio.
Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa.
Sirup Kering :
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari
bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali
pelarut. Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi
bentuk sediaan suspensi.
Sifat :
Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain
yang tidak larut dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam
penyimpanan lama.
Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.
Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran
partikel
Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada
suhu kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari.
3. Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung
stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu
sebelum dipakai.
Sifat :
Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula
Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari
Solutio
Volume pemberiannya besar
Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran
partikel yang terdispersi
4. Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi
jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan
propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai
elixir. Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan
alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis.
Sifat :
Cocok untuk penderita yang sukar menelan. Karena mengandung
Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak tahan terhadap
Alkohol atau menderita penyekit tertentu
Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan
sirup.
Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri )
5. Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat
mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain
mengandung 20% bahan tumbuhan.
Sifat :
Homogen dan bahan obat lebih stabil
Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari
dapat terjadi perubahan fotosintesis
Contoh : Halog 8 ml
6. Gargarisma
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan.
Contoh : Betadine 190 ml.
7. Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
Tetes Oral :
Sifat: :
Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak
Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang
sesuai dengan bentuk sediaannya
Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika
antipiretika, vitamin, antitusif, dekongestan.
Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon
Tetes Mata :
Sifat :
Harus steril dan jernih
Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal
Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet
Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid
Tetes Telinga :
Sifat :
8. Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit
Sifat :
Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.
Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan
tipis komponen obat pada permukaan kulit
Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan
pelarut lain yang cocok.
Contoh : Tolmicen 10 ml.
BAB III
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat dismpulkan bahwa:
1. Macam-macam bentuk sediaan padat yakni pulvis dan pulveres (serbuk);
tablet; dan kapsul.
2. Macam-macam bentuk sediaan semi padat yakni unguenta (salep); jelly
(gel ); cream; dan pasta.
3. Macam-macam bentuk sediaan cair yakni solution; sirup; suspensi; elixir;
tingtura; gargarisma; guttae; dan lotion.
B. Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini
kedepannya sangat penulis harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Erlangga :
Jakarta.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.