Artikel Komposisi
Artikel Komposisi
FTMD ITB
Pengujian Besar dan Arah kecepatan fluida incompressible dalam pipa PVC 4 inch
Nama/NIM
ITB
2014
Pada kondisi ideal, fluida yang mengalir dalam pipa memiliki vektor kecepatan
yang seragam. Namun pada kondisi aktual, besar dan arah kecepatan aliran fluida dalam
suatu pipa tidak seragam. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gesekan pada pipa, aliran
yang tidak stabil, dan sebagainya. Sebagai contoh, rotasi impeller pada sisi suction
pompa mempengaruhi arah aliran fluida yang mengalir masuk ke dalam pipa. Oleh
karena itu, metoda pengukuran vektor kecepatan diperlukan untuk mengetahui perubahan
Pada tugas akhir ini akan dilakukan studi perhitungan teoritik, pengujian,
pengamatan serta perbandingan hasil fenomena yang dihasilkan akibat adanya perubahan
besar serta arah kecepatan aliran air dalam pipa dengan menggunakan metode Direction-
sensing probe. Hasil yang akan ditinjau adalah profil kecepatan aliran yang terjadi,
pengaruh posisi pergerakan alat ukur terhadap beda tekanan yang dihasilkan oleh tiap
tube , serta besar perubahan sudut yang terjadi terhadap aliran kondisi ideal.Alat ukur
yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah piezometer tube, pitot tube dan flow angle
tube. Piezometer tube digunakan untuk mengukur tekanan statis sedangkan pitot tube
digunakan untuk mengukur tekanan total aliran air di dalam pipa. Kemudian dari data
tekanan statis dan tekanan total tersebut, kecepatan aliran dapat dihitung. Flow angle
tube juga digunakan untuk mengukur tekanan total. Perbedaannya adalah flow angle tube
dapat mendeteksi arah kecepatan aliran aktual. Tipe flow angle tube yang digunakan
adalah five hole pressure probe. Kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan
perhitungan secara teoritis untuk mengetahui persen error alat ukur tersebut. Pada
penelitian lebih lanjut, alat ini diharapkan dapat digunakan pada aplikasi lain, seperti
pada sisi suction pompa. Selain itu, penelitian ini juga dapat dikembangkan lebih jauh,
misalnya pemodelan menggunakan perangkat lunak Fluent agar bisa dibandingkan hasil
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan dalam masalah aliran fluida
incompressible ini adalah Bagaimana mendapatkan suatu vektor (besar dan arah)
kecepatan aliran fluida incompressible, Fenomena - fenomena yang terjadi dalam aliran
fluida incompressible dalam pipa, Bagaimana karakteristik aliran fluida, serta pengaruh
perubahan titik kecepatan tiap tube, dan perbedaan besar nilai kecepatan fluida
incompressible antara pengujian dengan teori. Untuk menjawab rumusan masalah yang
sudah dibuat, maka pentingnya pembahasan hal-hal yang terkait dengan berikut: Sifat-
sifat aliran fluida incompressible pada pipa, metode pengukuran laju aliran fluida,
keterbuatan alat pengujian laju aliran fluida, head statis, head total dan head dinamis,
pengaruh pengujian aliran dengan besaran sudut -30<θ<30, Eror antara tekanan teoritik
Secara garis besar tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan
besar serta arah kecepatan dengan metode direction-sensing probes secara teliti, sehingga
mengamati fenomena besar serta arah kecepatan yang terjadi pada aliran dalam pipa
mengetahui profil kecepatan aliran, pengaruh posisi perubahan titik kecepatan terhadap
beda tekanan tiap tube, serta perubahan sudut terhadap kondisi ideal yang terjadi pada
pengujian. Membandingkan dan menganalisis hasil yang diperoleh dari fenomena besar
serta arah kecepatan aliran tersebut dari metode studi teoritik, pengujian ekserimental,
serta komputasi pemodelan. Studi literatur terhadap fenomena besar serta arah kecepatan
aliran untuk menelaah definisi serta kegunaannya dan juga desain optimal alat ukur aliran
yang dianggap sederhana tetapi dapat menghasilkan hasil yang dianggap rasional.
Analisis dan perbandingan hasil dari studi teoritik, hasil pengujian, serta hasil
permodelan. Metode yang digunakan adalah eksperiment, karena penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun dari
lapangan. Studi literatur merupakan tahap pertama dalam menyelesaikan analisis ini,
mengenai fenomena besar serta arah kecepatan aliran untuk menelaah definisi serta
kegunaannya dan juga desain optimal alat ukur aliran yang dianggap sederhana tetapi
pengujian aliran fluida incompressible dalam pipa PVC 4 inch. Pengujian dilakukan di
laboratorium Fluida program studi teknik mesin. Variasi kecepatan aliran menjadi salah
Sistematika penulisan pada laporan tugas tugas akhir ini terdiri dari atas 5 bab.
Mulai dari latar belakang, dasar teori, data dan analisis, dan simpulan dan saran. Pada
incompressible dalam pipa, pentingnya mengetahui besar dan arah aliran fluida dalam
suatu sistem kerja. Bagaimana karakteristik dan fenomena aliran fluida incompressible
yang terjadi dalam pipa menjadi salah satu rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam
tugas akhir ini. Lalu selanjutnya dibahas mengenai ruang lingkup kajian dimana
membahas aspek-aspek apa saja yang akan diteliti. Metode yang dilakukan pada tugas
akhir ini adalah eksperiment yang pada akhirnya akan dibandingkan dengan nilai teori
pengujian. Pengumpulan pustaka maupun teori-teori terkait aliran fluida incompressible
dijelaskan pada point selanjutnya. Pada bab II dasar teori bab ini membahas tentang teori
– teori dasar yang digunakan dalam mengerjakan tugas akhir ini. Aliran fluida di dalam
sebuah pipa dapat dibagi menjadi aliran Laminar, transisi, dan aliran turbulen yang
dijelaskan oleh Osborne Reynolds (1842 – 1912). Fluida biasanya memasuki pipa dengan
profil kecepatan yang hampir seragam pada bagian, ketika fluida bergerak melewati pipa,
efek viskos menyebabkan tetap menempel pada dinding pipa.Jadi, sebuah lapisan batas
sebuah aliran berbeda beda tiap berbagai jarak baik daerah awal aliran mengalir sampai
pada akhirnya sehingga menyebabkan aliran dibagi menjadi 2 yaitu aliran berkembang
Beberapa teori yang akan dibahas adalah teori – teori terkait yang digunakan dan
konsep pengukuran aliran mulai dari hukum energy, hukum Bernoulli hingga prinsip-
prinsip dasar alat ukur aliran. Pada bab III data – data pengujian bab ini membahas
tentang skema pengujian mulai dari persiapan instalasi pengujian dan perancangan alat
ukur, pengukuran kecepatan aliran dalam pipa , Pengukuran aliran dengan alat ukur flow
angle tube, memperoleh beda tekananpada masing-masing tube, hingga pada akhirnya
analisis fenomena besar dan arah kecepatan aliran selesai. Tabel data pengujian
kecepatan aliran pada berbagai bukaan katup dan karakteristik aliran fluida yang terjadi
dibahas pada bab ini. data – data yang didapatkan sebagai contohnya head total, head
static pada saat pengujian disajikan dalam beberapa tabel pada bab ini yang selanjutnya
akan menjadi dasar analisis bab bab IV. Pada bab IV Analisis bab ini berisi analisis yang
didapatkan dari penelitian mengenai perbedaan dari hasil eksperimen saat pengujian
aliran fluida incompressible pada pipa 5 inch terhadap hasil perhitungan teoritik.
Selanjutnya perbandingan nilai Δp teoritis dan pengujian serta besar errornya pada flow
angle tube, lalu perhitungan data teoritis kecepatan aliran fluida pada tiap lubang flow
angle tube hingga Data hasil pengujian kecepatan aliran fluida pada tiap lubang alat ukur
flow ange tube disajikan dalam bentuk tabel pada bab ini. Dalam memperjelas besarnya
pengaruh perbedaan yang terjadi, grafik besar kecepatan teori fluida tiap lubang pada
berbagai sudut yaw ditampilkan pada akhir bab IV. Pada bab V simpulan dan Saran bab
ini membahas tentang kesimpulan baik dari karakteristik aliran fluida pada pengujian
maupun analisis yang telah dilakukan dengan membandingkan nilai pengujian dan teori.
kesimpulan, saran maupun rujukan untuk penelitian kedepanpun diberikan penulis guna
menjadi referensi maupun memperkecil besar eror antara pengujian dan teori.
Fluid mechanics dibagi menjadi dua, yaitu fluid statics dan fluid dynamics. Pada
fluid statics, fluida tidak mengalir dan gaya-gaya yang bekerja pada fluida hanya
disebabkan oleh tekanan dan gravitasi. Sedangkan pada fluid dynamics, fluida mengalir
dan gaya-gaya yang bekerja disebabkan oleh tekanan, gravitasi, dan, gaya geser.
Kemudian fluid dynamics dibagi lagi menjadi internal flow dan external flow. Aliran
fluida dalam pipa merupakan contoh internal flow yang akan dibahas dalam Tugas Akhir
ini.Fluida yang mengalir di dalam pipa dapat berupa gas ataupun cair. Biasanya seorang
engineer tertarik dalam pembahasan tentang kecepatan aliran fluida, tekanan fluida,
pressure loss, gaya-gaya yang bekerja pada pipa akibat aliran fluida, dan sebagainya.
Fluida cair juga dibagi menjadi bermacam-macam jenis, seperti minyak, slurry, dan air.
Perhitungan sifat-sifat fluida biasanya mengacu pada hukum kekekalan energi dan hukum
Bernoulli. Kondisi aktual sifat-sifat aliran fluida biasanya berbeda dengan kondisi
teoritis. Ada banyak hal yang mempengaruhi perbedaan ini. Pada kondisi teoritis,
biasanya mengambil beberapa asumsi untuk mempermudah perhitungan dan analisis sifat
fluida, seperti aliran tunak, aliran inviscid, aliran seragam, dan tidak ada rugi-rugi
gesekan. Kondisi aktual dan teoritis tersebut dibandingkan untuk mendapatkan gambaran
Fluida mengalir dalam sistem perpipaan. Secara umum, biasanya sistem tersebut
terdiri atas pompa yang berfungsi menaikkan energi fluida, pipa, katup yang berfungsi
untuk mengatur aliran, elbow, dan tee. Energi yang terdapat pada fluida pada dasarnya
disebabkan oleh gerakan, kedudukan, tekanan dan temperatur fluida tersebut. Energi
yang terkandung dalam fluida dapat dibagi menjadi energi potensial, yaitu energi yang
terkandung dalam fluida karena medan gravitasi yang memiliki potensi untuk digunakan.
Besarnya energi ini tergantung kepada kedudukan atau ketinggian fluida terhadap suatu
titik acuan dan jenis fluida yang digunakan. Semakin tinggi permukaan suatu fluida,
maka energi potensial yang dimiliki oleh fluida tersebut juga akan semakin tinggi. Energi
potensial dapat dinyatakan dengan persamaan, energi kinetik, yaitu energi yang dimiliki
fluida yang bergerak. Besarnya energi ini bergantung kepada kecepatan yang dimiliki
fluida tersebut. energi dalam, U, adalah energi yang dimiliki fluida yang besarnya
merupakan fungsi dari tekanan dan temperatur fluida tersebut. Besar perubahan energi
dalam dapat dinyatakan dengan persamaan, energi tekanan Et adalah energi per satuan
massa fluida akibat besar tekanan yang bekerja pada fluida. Energi tekanan dapat
dinyatakan dengan persamaan energi yang terdapat di dalam fluida dapat diubah dengan
menggunakan mesin fluida, contohnya pompa dan kompressor yang dapat mengubah
energi mekanik menjadi energi fluida. Selain itu, energi fluida juga dapat diubah menjadi
Hukum kontinuitas massa menjelaskan bahwa laju aliran massa di dua titik dalam
pipa adalah sama. Selain itu, perubahan diameter pipa dikompensasi oleh perubahan
Hukum Bernoulli merupakan hukum yang berlaku pada fluida. Hukum Bernoulli
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama
besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Oleh karena itu,
hukum Bernoulli dapat diturunkan dari persamaan kekekalan energi pada aliran fluida.
Energi yang dimiliki oleh fluida terdiri dari energi kinetik, energi potensial dan energi
akibat tekanan. Persamaan yang menjelaskan hukum Bernoulli tersebut adalah sebagai
berikut Tekanan statis aliran air di dalam pipa dapat diukur menggunakan
piezometerttube. Pada gambar di atas, tekanan statis diperoleh dari head statis yang
terukur, yaitu sebesar h. Kemudian tekanan total dapat ditentukan dari head total yang
terukur oleh tabung pitot, yaitu sebesar H. Titik 2 juga disebut titik stagnasi karena
kecepatan air pada titik tersebut adalah nol. Selisih head total dan statis disebut head
dinamis. Dari head dinamis ini dapat diukur kecepatan aliran di dalam pipa, Berdasarkan
hukum Bernoulli, berlaku persamaan berikut aliran fluida dalam suatu pipa dapat
merupakan aliran laminar, transisi, atau turbulen. Karakteristik aliran tersebut ditentukan
terdapat beberapa metode pengukuran laju aliran, yaitu static pressure probe, total
pressure probe, dan direction sensing probe. Metode direction sensing probe
menggunakan five hole pressure probe untuk mengukur tekanan total aliran dan besar
kecepatan aliran. Arah kecepatan aliran air juga dapat diperoleh dari alat ini. Kemudian
piezometer tube juga digunakan untuk mengukur tekanan statis. Kedua alat tersebut
selang tersebut. Five hole pressure probe/ flow angle tube digerakkan pada yaw plane
dan pitch plane. Tujuan alat ini digerakkan pada plane tersebut adalah untuk mengukur
kecepatan aliran secara tiga dimensi serta arah alirannya. Berikut adalah definisi dari yaw
plane dan pitch plane. Jenis five hole pressure probe bermacam-macam, misalnya tipe
conical dan hemispherical. Range sudut apex biasanya dari 600-1200. Semakin kecil sudut
apex, alat ukur semakin kurang sensitif terhadap pengukuran sudut aliran. Apex angle
adalah sudut antara ujung cone pada titik apex, seperti gambar di bawah ini. Pada kondisi
aktual arah aliran belum tentu tegak lurus dengan permukaan flow angle tube sehingga
diperlukan perhitungan seberapa besar sudut pergeseran arah aliran tersebut. Perhitungan
ini menggunakan metode streamline projection. Seperti pada gambar di atas, garis
kecepatan v membentuk sudut terhadap permukaan masing-masing lubang pada five hole
pressure probe, yaitu sebesar α pada bidang yaw dan β pada bidang pitch. Sudut apex θ
juga memengaruhi arah aliran yang masuk ke permukaan lubang. Kecepatan aliran
diproyeksikan sehingga tegak lurus dengan permukaan tiap-tiap lubang. Kecepatan aliran
v merupakan bagian dari tekanan dinamis, yaitu ½ ρv2. Tekanan yang dirasakan tiap
lubang sebanding dengan tekanan statis ditambah dengan tekanan dinamis tersebut.
Pengujian dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida Program Studi Teknik Mesin ITB.
Pengujian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut Pengecekan sistem
fluida, seperti pompa, pipa, dan katup pemasangan sistem dan alat ukur yang akan diuji,
Pada Tugas Akhir ini, alat ukur yang digunakan dalam pengujian adalah
piezometer, pitot tube, dan five hole pressure probe. Alat ini digunakan untuk mengukur
kecepatan aliran dan perbedaan tekanan aliran yang disebabkan oleh adanya sudut serang
aliran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahapan ini adalah sebagai berikut.
Setting nol dengan memposisikan piezometer dan pitot tube sehingga diperoleh
ketinggian air pada alat ukur mencapai titik tertinggi. Ketinggian air ini dapat dilihat
dengan menyambungkan selang transparan pada alat ukur. Titik tertinggi yang dapat
dicapai menggambarkan bahwa alat ukur dianggap mendekati titik profil kecepatan pada
daerah tengah penampang pipa yang mempunyai nilai titik kecepatan profil aliran
terbesar. Pompa sentrifugal dihidupkan dengan memutar ke posisi ON pada motor listrik.
Katup discharge harus tertutup penuh sebelum motor listrik dihidupkan. Kemudian katup
tersebut dibuka perlahan-lahan sebanyak 2.5 putaran. Kemudian tunggu beberapa menit
sampai kinerja pompa stabil dan aliran berkembang penuh tercapai pada keluaran pipa
tersebut. Amati selang transparan yang terpasang pada alat ukur dan catat ketinggian air
masing –masing agar diketahui perbedaan ketinggian air pada setiap posisi sudut serang.
Flow angle tube / five hole pressure probe diposisikan pada garis sejajar aliran kemudian
digerakkan sesuai sudut yaw α dan pitch β yang telah diberi tanda pada pipa. Rentang α
adalah -300 sampai 300 sedangkan β adalah -200 sampai 200. Nilai α dan β bernilai positif
apabila flow angle tube digerakkan berlawanan arah jarum jam. Pengujian pertama, yaitu
katup dibuka 2.5 putaran dengan debit sebesar 36.63 L/s. Catat tinggi air pada selang
tabung piezometer untuk memperoleh nilai tekanan statik aliran air. Kemudian catat
tinggi air selang pada pitot tube untuk memperoleh nilai tekanan total aliran air. Ambil
data nilai head statis dan head total pada piezometer dan pitot tube tersebut sebanyak 5
kali dengan selang waktu 30 detik pada setiap pengambilan data. Setelah itu hitung nilai
head rata-ratanya. Matikan pompa dan lakukan pengujian kedua, yaitu posisikan flow
angle tube pada titik pusat penampang pipa. Pastikan flow angle tube terjepit kuat pada
jaring untuk mengurangi gaya dorong aliran yang dapat membuat posisi flow angle tube
berubah-ubah. Kemudian gerakkan flow angle tube mengikuti sudut yaw dan pitch yang
telah ditentukan dan catat perbedaan tinggi air pada setiap perubahan sudut tersebut.
Matikan pompa setiap melakukan penyetelan sudut yaw dan pitch alat ukur tersebut.
Setelah semua data sudah diperoleh, hentikan aliran air dengan memutar katup pada
Kecepatan aliran fluida dalam pipa berukuran 4 in diuji pada bukaan katup
sebanyak 2.5 putaran yang setara dengan debit sebesar 0.0285 m 3/s. Setelah pompa
dinyalakan, aliran fluida dibiarkan selama 10 menit sampai aliran stabil. Kemudian head
statis diukur dari tinggi air pada selang di piezometer. Sedangkan head total diukur dari
tinggi air pada selang di posisi tengah lubang pitot tube. Berdasarkan hukum Bernoulli,
selisih dari head total dan head statis merupakan head dinamis aliran fluida. Dari data
head dinamis ini dapat diperoleh besar kecepatan aliran fluida. Rentang waktu
pengambilan data tiap head adalah 30 detik. Data yang diambil tiap debit adalah
sebanyak 5 kali agar data yang diperoleh akurat. Keterangan : Hstatis = head tekanan
statis yang terukur pada piezometer tube. Htotal= head tekanan total yang terukur pada
flow angle tube. Hdinamik= Selisih head tekanan total dan head tekanan statis. v=
kecepatan aliran tiap waktu pada profil kecepatan. Kecepatan aliran v diperoleh dengan
rumus v= √ 2 gHdinamik
Debit aliran air pada bukaan katup 2.5 putaran adalah 0.0285 m 3/s dan bilangan
Reynolds sebesar 320.173,7. Berdasarkan hukum bernoulli, besar tekanan dapat dihitung
dari besar head yang terukur. Besar head total pada masing-masing flow angle tube, yaitu
p1, p2,p3, p4, dan p5 dan head statis yang terukur pada piezometer tube serta head total
yang diamati pada pitot tube dikonversikan menjadi tekanan. Pengambilan data dilakukan
pada setiap sudut yaw dan pitch yang ditentukan. Setiap perubahan nilai sudut yaw dan
pitch, pompa dimatikan untuk memasang kembali sudut yaw dan pitch yang baru.
Pada kondisi aliran ideal yang seragam, tekanan yang dirasakan setiap lubang
flow angle tube besarnya sama sehingga tidak ada perbedaan tekanan antarlubang yang
berseberangan. Sebagai contoh pada lubang 4 dan 5. Perbedaan tekanan atau Δp 4-5
besarnya selalu nol pada sudut pitch 0 0 dan sudut yaw mulai dari 300 sampai -300. Hal ini
menggambarkan bahwa tekanan yang dirasakan lubang 4 adalah sama dengan tekanan
yang dirasakan lubang 5. Hal serupa juga terjadi pada lubang 2 dan 3 yang saling
berseberangan. Pada sudut yaw 00, besar perbedaan tekanan selalu bernilai nol pada
menyimpang dengan teori. Aliran yang tidak seragam menyebabkan tekanan yang
dirasakan tiap lubang tidaklah sesuai dengan teori. Oleh karena itu, kedua hasil tersebut,
yaitu teori dan pengujian dibandingkan dan besar error-nya dihitung untuk mengetahui
sampai sejauh mana alat ini dapat mengukur perbedaan tekanan tersebut. Besar tekanan
secara teori dihitung berdasarkan persamaan (2.17) sampai (2.21). Sedangkan tekanan
total tiap lubang flow angle tube pada pengujian dihitung dari rumus p = ρgh. Berikut
adalah perbandingan Δp teori dan pengujian yang disajikan dalam bentuk grafik. Data
berikut adalah kondisi pada sudut yaw 100. Nilai Δp2-3 positif menunjukkan bahwa
tekanan pada lubang 2 lebih besar daripada lubang 3, begitu juga pada kondisi sebaliknya
pada Δp2-3 negatif. Sedangkan Δp4-5 positif menunjukkan bahwa tekanan pada lubang 4
lebih besar daripada lubang 5. Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa besar error Δp 2-3
cenderung lebih kecil daripada error Δp4-5. Besar kecepatan yang terukur pada tiap lubang
flow angle tube dapat dihitung secara teori sesuai persamaan v 1= v cos α cos β, Besar
Besar kecepatan tiap lubang yang terukur berbeda-beda pada sudut yaw dan pitch
yang berbeda. Berdasarkan persamaan (2.10) di mana H adalah head total pada flow
angle tube dan h adalah head statis piezometer, diperoleh kecepatan aliran yang masuk ke
tiap-tiap lubang flow angle tube seperti berikut. Pada pengujian, besar kecepatan yang
terukur berbeda dengan kecepatan yang teori. Kemudian besar kecepatan pengujian
tersebut diinterpolasi pada kecepatan aliran ideal/teori sehingga diperoleh sudut α dan β
yang menjadi sudut referensi nol aliran pada pengujian. Besar kecepatan pengujian
tersebut diinterpolasi secara linear pada titik-titik grafik kecepatan ideal terhadap sudut
pitch. Grafik di bawah ini menunjukkan besar kecepatan teori fluida di flow angle tube
pada sudut yaw=00. Berdasarkan tabel 4.9, besar kecepatan diplot dalam excel dengan
sumbu y adalah kecepatan pada lubang flow angle tube dan sumbu x adalah sudut pitch
dalam range -200 sampai 200. Besar kecepatan pengujian diinterpolasi secara linear pada
grafik tersebut. Misalnya, besar kecepatan pengujian pada lubang dua adalah 2.42 m/s.
Jika diplot pada grafik teori, besar kecepatan tersebut berada pada besar kecepatan teori
di antara sudut pitch -200 dan -100. Hal yang serupa juga diterapkan pada data lainnya di
setiap lubang flow angle tube. Besar kecepatan aliran fluida pengujian diinterpolasi ke
dalam tabel kecepatan aliran teori. Kemudian dapat ditentukan sudut yaw dan pitch
Simpulan, debit aliran air di dalam pipa pada bukaan katup 2.5 putaran adalah
0.0285 m3/s. Besar selisih tekanan Δp pengujian antara lubang 2 dan 3 paling mendekati
kondisi ideal pada sudut yaw 200 dan pitch 200, yaitu dengan error sebesar 0.58%
sedangkan Δp pengujian antara lubang 4 dan 5 mendekati kondisi ideal pada sudut yaw
100 dan pitch 00 serta sudut yaw 00 dan pitch 00 dengan error sebesar 0%. Profil aliran
fluida pada pengujian bersifat turbulen dengan nilai Re= 320.173,7 sehingga arah
kecepatan yang terukur pada flow angle tube tidak beraturan. Besar kecepatan pengujian
pada pemasangan sudut yaw 20 dan pitch 20 yang menghasilkan arah sudut referensi nol
aliran paling mendekati sudut tersebut yaitu α'2 = 20.50, β'2 =19.280 pada lubang 2 dan α'3
Saran yang diupayakan pada penelitian ini dapat berupa simulasi dengan software
dapat membantu untuk memberikan gambaran pola aliran pada pipa sehingga bisa
diperoleh vektor kecepatan aliran yang lebih akurat dibandingkan dengan pengujian.
Metode yang digunakan dalam perhitungan sudut yaw dan pitch referensi pengujian
adalah interpolasi linear yang masih terdapat error perhitungan. Untuk meningkatkan
ataupun polinomial.