Anda di halaman 1dari 15

PERANANAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

BAGI MAHASISWA MESIN

FTMD ITB

Pengujian Besar dan Arah kecepatan fluida incompressible dalam pipa PVC 4 inch

Diajukan sebagai pengganti UTS

Nama/NIM

Indra Harapan S 13109087

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknologi Mesin dan Dirgantara

ITB

2014
Pada kondisi ideal, fluida yang mengalir dalam pipa memiliki vektor kecepatan

yang seragam. Namun pada kondisi aktual, besar dan arah kecepatan aliran fluida dalam

suatu pipa tidak seragam. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gesekan pada pipa, aliran

yang tidak stabil, dan sebagainya. Sebagai contoh, rotasi impeller pada sisi suction

pompa mempengaruhi arah aliran fluida yang mengalir masuk ke dalam pipa. Oleh

karena itu, metoda pengukuran vektor kecepatan diperlukan untuk mengetahui perubahan

besar dan arah kecepatan aliran fluida tersebut.

Pada tugas akhir ini akan dilakukan studi perhitungan teoritik, pengujian,

pengamatan serta perbandingan hasil fenomena yang dihasilkan akibat adanya perubahan

besar serta arah kecepatan aliran air dalam pipa dengan menggunakan metode Direction-

sensing probe. Hasil yang akan ditinjau adalah profil kecepatan aliran yang terjadi,

pengaruh posisi pergerakan alat ukur terhadap beda tekanan yang dihasilkan oleh tiap

tube , serta besar perubahan sudut yang terjadi terhadap aliran kondisi ideal.Alat ukur

yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah piezometer tube, pitot tube dan flow angle

tube. Piezometer tube digunakan untuk mengukur tekanan statis sedangkan pitot tube

digunakan untuk mengukur tekanan total aliran air di dalam pipa. Kemudian dari data

tekanan statis dan tekanan total tersebut, kecepatan aliran dapat dihitung. Flow angle

tube juga digunakan untuk mengukur tekanan total. Perbedaannya adalah flow angle tube

dapat mendeteksi arah kecepatan aliran aktual. Tipe flow angle tube yang digunakan

adalah five hole pressure probe. Kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan

perhitungan secara teoritis untuk mengetahui persen error alat ukur tersebut. Pada

penelitian lebih lanjut, alat ini diharapkan dapat digunakan pada aplikasi lain, seperti

pada sisi suction pompa. Selain itu, penelitian ini juga dapat dikembangkan lebih jauh,
misalnya pemodelan menggunakan perangkat lunak Fluent agar bisa dibandingkan hasil

yang didapatkan dari teoritis dan praktis.

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan dalam masalah aliran fluida

incompressible ini adalah Bagaimana mendapatkan suatu vektor (besar dan arah)

kecepatan aliran fluida incompressible, Fenomena - fenomena yang terjadi dalam aliran

fluida incompressible dalam pipa, Bagaimana karakteristik aliran fluida, serta pengaruh

perubahan titik kecepatan tiap tube, dan perbedaan besar nilai kecepatan fluida

incompressible antara pengujian dengan teori. Untuk menjawab rumusan masalah yang

sudah dibuat, maka pentingnya pembahasan hal-hal yang terkait dengan berikut: Sifat-

sifat aliran fluida incompressible pada pipa, metode pengukuran laju aliran fluida,

keterbuatan alat pengujian laju aliran fluida, head statis, head total dan head dinamis,

pengaruh pengujian aliran dengan besaran sudut -30<θ<30, Eror antara tekanan teoritik

dan tekanan pengujian.

Secara garis besar tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan

besar serta arah kecepatan dengan metode direction-sensing probes secara teliti, sehingga

nantinya diharapkan dapat diaplikasikan secara praktis. Untuk mengetahui serta

mengamati fenomena besar serta arah kecepatan yang terjadi pada aliran dalam pipa

dengan penggunaan metode teoritik, pengujian dan pengamatan laboratorium. Untuk

mengetahui profil kecepatan aliran, pengaruh posisi perubahan titik kecepatan terhadap

beda tekanan tiap tube, serta perubahan sudut terhadap kondisi ideal yang terjadi pada

pengujian. Membandingkan dan menganalisis hasil yang diperoleh dari fenomena besar

serta arah kecepatan aliran tersebut dari metode studi teoritik, pengujian ekserimental,

serta komputasi pemodelan. Studi literatur terhadap fenomena besar serta arah kecepatan
aliran untuk menelaah definisi serta kegunaannya dan juga desain optimal alat ukur aliran

yang dianggap sederhana tetapi dapat menghasilkan hasil yang dianggap rasional.

Analisis dan perbandingan hasil dari studi teoritik, hasil pengujian, serta hasil

permodelan. Metode yang digunakan adalah eksperiment, karena penelitian ini bertujuan

untuk membuktikan data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun dari

lapangan. Studi literatur merupakan tahap pertama dalam menyelesaikan analisis ini,

pencarian data dilakukan baik melalui buku-buku dalam perpustakaan maupun

penelitian / informasi melalui search engine contohnya google dengan keyword

mengenai fenomena besar serta arah kecepatan aliran untuk menelaah definisi serta

kegunaannya dan juga desain optimal alat ukur aliran yang dianggap sederhana tetapi

dapat menghasilkan hasil yang dianggap rasional. Tahap selanjutnya dilakukan

pengujian aliran fluida incompressible dalam pipa PVC 4 inch. Pengujian dilakukan di

laboratorium Fluida program studi teknik mesin. Variasi kecepatan aliran menjadi salah

satu parameter dalam pengujian.

Sistematika penulisan pada laporan tugas tugas akhir ini terdiri dari atas 5 bab.

Mulai dari latar belakang, dasar teori, data dan analisis, dan simpulan dan saran. Pada

Bab 1 pendahuluan membahas tentang latar belakang pengujian aliran fluida

incompressible dalam pipa, pentingnya mengetahui besar dan arah aliran fluida dalam

suatu sistem kerja. Bagaimana karakteristik dan fenomena aliran fluida incompressible

yang terjadi dalam pipa menjadi salah satu rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam

tugas akhir ini. Lalu selanjutnya dibahas mengenai ruang lingkup kajian dimana

membahas aspek-aspek apa saja yang akan diteliti. Metode yang dilakukan pada tugas

akhir ini adalah eksperiment yang pada akhirnya akan dibandingkan dengan nilai teori
pengujian. Pengumpulan pustaka maupun teori-teori terkait aliran fluida incompressible

dijelaskan pada point selanjutnya. Pada bab II dasar teori bab ini membahas tentang teori

– teori dasar yang digunakan dalam mengerjakan tugas akhir ini. Aliran fluida di dalam

sebuah pipa dapat dibagi menjadi aliran Laminar, transisi, dan aliran turbulen yang

dijelaskan oleh Osborne Reynolds (1842 – 1912). Fluida biasanya memasuki pipa dengan

profil kecepatan yang hampir seragam pada bagian, ketika fluida bergerak melewati pipa,

efek viskos menyebabkan tetap menempel pada dinding pipa.Jadi, sebuah lapisan batas

sebuah aliran berbeda beda tiap berbagai jarak baik daerah awal aliran mengalir sampai

pada akhirnya sehingga menyebabkan aliran dibagi menjadi 2 yaitu aliran berkembang

penuh dan aliran belum berkembang penuh.

Beberapa teori yang akan dibahas adalah teori – teori terkait yang digunakan dan

konsep pengukuran aliran mulai dari hukum energy, hukum Bernoulli hingga prinsip-

prinsip dasar alat ukur aliran. Pada bab III data – data pengujian bab ini membahas

tentang skema pengujian mulai dari persiapan instalasi pengujian dan perancangan alat

ukur, pengukuran kecepatan aliran dalam pipa , Pengukuran aliran dengan alat ukur flow

angle tube, memperoleh beda tekananpada masing-masing tube, hingga pada akhirnya

analisis fenomena besar dan arah kecepatan aliran selesai. Tabel data pengujian

kecepatan aliran pada berbagai bukaan katup dan karakteristik aliran fluida yang terjadi

dibahas pada bab ini. data – data yang didapatkan sebagai contohnya head total, head

static pada saat pengujian disajikan dalam beberapa tabel pada bab ini yang selanjutnya

akan menjadi dasar analisis bab bab IV. Pada bab IV Analisis bab ini berisi analisis yang

didapatkan dari penelitian mengenai perbedaan dari hasil eksperimen saat pengujian

aliran fluida incompressible pada pipa 5 inch terhadap hasil perhitungan teoritik.
Selanjutnya perbandingan nilai Δp teoritis dan pengujian serta besar errornya pada flow

angle tube, lalu perhitungan data teoritis kecepatan aliran fluida pada tiap lubang flow

angle tube hingga Data hasil pengujian kecepatan aliran fluida pada tiap lubang alat ukur

flow ange tube disajikan dalam bentuk tabel pada bab ini. Dalam memperjelas besarnya

pengaruh perbedaan yang terjadi, grafik besar kecepatan teori fluida tiap lubang pada

berbagai sudut yaw ditampilkan pada akhir bab IV. Pada bab V simpulan dan Saran bab

ini membahas tentang kesimpulan baik dari karakteristik aliran fluida pada pengujian

maupun analisis yang telah dilakukan dengan membandingkan nilai pengujian dan teori.

Pengaruh berbagai kecepatanpun mempengaruhi eror yang terjadi, selain mengenai

kesimpulan, saran maupun rujukan untuk penelitian kedepanpun diberikan penulis guna

menjadi referensi maupun memperkecil besar eror antara pengujian dan teori.

Fluid mechanics dibagi menjadi dua, yaitu fluid statics dan fluid dynamics. Pada

fluid statics, fluida tidak mengalir dan gaya-gaya yang bekerja pada fluida hanya

disebabkan oleh tekanan dan gravitasi. Sedangkan pada fluid dynamics, fluida mengalir

dan gaya-gaya yang bekerja disebabkan oleh tekanan, gravitasi, dan, gaya geser.

Kemudian fluid dynamics dibagi lagi menjadi internal flow dan external flow. Aliran

fluida dalam pipa merupakan contoh internal flow yang akan dibahas dalam Tugas Akhir

ini.Fluida yang mengalir di dalam pipa dapat berupa gas ataupun cair. Biasanya seorang

engineer tertarik dalam pembahasan tentang kecepatan aliran fluida, tekanan fluida,

pressure loss, gaya-gaya yang bekerja pada pipa akibat aliran fluida, dan sebagainya.

Fluida cair juga dibagi menjadi bermacam-macam jenis, seperti minyak, slurry, dan air.

Perhitungan sifat-sifat fluida biasanya mengacu pada hukum kekekalan energi dan hukum

Bernoulli. Kondisi aktual sifat-sifat aliran fluida biasanya berbeda dengan kondisi
teoritis. Ada banyak hal yang mempengaruhi perbedaan ini. Pada kondisi teoritis,

biasanya mengambil beberapa asumsi untuk mempermudah perhitungan dan analisis sifat

fluida, seperti aliran tunak, aliran inviscid, aliran seragam, dan tidak ada rugi-rugi

gesekan. Kondisi aktual dan teoritis tersebut dibandingkan untuk mendapatkan gambaran

sejauh mana perbedaan kedua kondisi tersebut.

Fluida mengalir dalam sistem perpipaan. Secara umum, biasanya sistem tersebut

terdiri atas pompa yang berfungsi menaikkan energi fluida, pipa, katup yang berfungsi

untuk mengatur aliran, elbow, dan tee. Energi yang terdapat pada fluida pada dasarnya

disebabkan oleh gerakan, kedudukan, tekanan dan temperatur fluida tersebut. Energi

yang terkandung dalam fluida dapat dibagi menjadi energi potensial, yaitu energi yang

terkandung dalam fluida karena medan gravitasi yang memiliki potensi untuk digunakan.

Besarnya energi ini tergantung kepada kedudukan atau ketinggian fluida terhadap suatu

titik acuan dan jenis fluida yang digunakan. Semakin tinggi permukaan suatu fluida,

maka energi potensial yang dimiliki oleh fluida tersebut juga akan semakin tinggi. Energi

potensial dapat dinyatakan dengan persamaan, energi kinetik, yaitu energi yang dimiliki

fluida yang bergerak. Besarnya energi ini bergantung kepada kecepatan yang dimiliki

fluida tersebut. energi dalam, U, adalah energi yang dimiliki fluida yang besarnya

merupakan fungsi dari tekanan dan temperatur fluida tersebut. Besar perubahan energi

dalam dapat dinyatakan dengan persamaan, energi tekanan Et adalah energi per satuan

massa fluida akibat besar tekanan yang bekerja pada fluida. Energi tekanan dapat

dinyatakan dengan persamaan energi yang terdapat di dalam fluida dapat diubah dengan

menggunakan mesin fluida, contohnya pompa dan kompressor yang dapat mengubah
energi mekanik menjadi energi fluida. Selain itu, energi fluida juga dapat diubah menjadi

energi mekanik menggunalan turbin.

Hukum kontinuitas massa menjelaskan bahwa laju aliran massa di dua titik dalam

pipa adalah sama. Selain itu, perubahan diameter pipa dikompensasi oleh perubahan

kecepatan fluida. Untuk fluida inkompresible berlaku ρ1= ρ2 sehingga A1 V1 = A2 V2.

Hukum Bernoulli merupakan hukum yang berlaku pada fluida. Hukum Bernoulli

menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama

besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Oleh karena itu,

hukum Bernoulli dapat diturunkan dari persamaan kekekalan energi pada aliran fluida.

Energi yang dimiliki oleh fluida terdiri dari energi kinetik, energi potensial dan energi

akibat tekanan. Persamaan yang menjelaskan hukum Bernoulli tersebut adalah sebagai

berikut Tekanan statis aliran air di dalam pipa dapat diukur menggunakan

piezometerttube. Pada gambar di atas, tekanan statis diperoleh dari head statis yang

terukur, yaitu sebesar h. Kemudian tekanan total dapat ditentukan dari head total yang

terukur oleh tabung pitot, yaitu sebesar H. Titik 2 juga disebut titik stagnasi karena

kecepatan air pada titik tersebut adalah nol. Selisih head total dan statis disebut head

dinamis. Dari head dinamis ini dapat diukur kecepatan aliran di dalam pipa, Berdasarkan

hukum Bernoulli, berlaku persamaan berikut aliran fluida dalam suatu pipa dapat

merupakan aliran laminar, transisi, atau turbulen. Karakteristik aliran tersebut ditentukan

oleh bilangan Reynolds.

Berdasarkan buku Mechanical Measurement 3rd karangan Thomas Beckwith,

terdapat beberapa metode pengukuran laju aliran, yaitu static pressure probe, total

pressure probe, dan direction sensing probe. Metode direction sensing probe
menggunakan five hole pressure probe untuk mengukur tekanan total aliran dan besar

kecepatan aliran. Arah kecepatan aliran air juga dapat diperoleh dari alat ini. Kemudian

piezometer tube juga digunakan untuk mengukur tekanan statis. Kedua alat tersebut

masing-masing disambungkan selang. Kemudian ketinggian air dapat diamati pada

selang tersebut. Five hole pressure probe/ flow angle tube digerakkan pada yaw plane

dan pitch plane. Tujuan alat ini digerakkan pada plane tersebut adalah untuk mengukur

kecepatan aliran secara tiga dimensi serta arah alirannya. Berikut adalah definisi dari yaw

plane dan pitch plane. Jenis five hole pressure probe bermacam-macam, misalnya tipe

conical dan hemispherical. Range sudut apex biasanya dari 600-1200. Semakin kecil sudut

apex, alat ukur semakin kurang sensitif terhadap pengukuran sudut aliran. Apex angle

adalah sudut antara ujung cone pada titik apex, seperti gambar di bawah ini. Pada kondisi

aktual arah aliran belum tentu tegak lurus dengan permukaan flow angle tube sehingga

diperlukan perhitungan seberapa besar sudut pergeseran arah aliran tersebut. Perhitungan

ini menggunakan metode streamline projection. Seperti pada gambar di atas, garis

kecepatan v membentuk sudut terhadap permukaan masing-masing lubang pada five hole

pressure probe, yaitu sebesar α pada bidang yaw dan β pada bidang pitch. Sudut apex θ

juga memengaruhi arah aliran yang masuk ke permukaan lubang. Kecepatan aliran

diproyeksikan sehingga tegak lurus dengan permukaan tiap-tiap lubang. Kecepatan aliran

v merupakan bagian dari tekanan dinamis, yaitu ½ ρv2. Tekanan yang dirasakan tiap

lubang sebanding dengan tekanan statis ditambah dengan tekanan dinamis tersebut.

Pengujian dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida Program Studi Teknik Mesin ITB.

Pengujian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut Pengecekan sistem
fluida, seperti pompa, pipa, dan katup pemasangan sistem dan alat ukur yang akan diuji,

pengujian sistem dan alat ukur.

Pada Tugas Akhir ini, alat ukur yang digunakan dalam pengujian adalah

piezometer, pitot tube, dan five hole pressure probe. Alat ini digunakan untuk mengukur

kecepatan aliran dan perbedaan tekanan aliran yang disebabkan oleh adanya sudut serang

aliran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahapan ini adalah sebagai berikut.

Setting nol dengan memposisikan piezometer dan pitot tube sehingga diperoleh

ketinggian air pada alat ukur mencapai titik tertinggi. Ketinggian air ini dapat dilihat

dengan menyambungkan selang transparan pada alat ukur. Titik tertinggi yang dapat

dicapai menggambarkan bahwa alat ukur dianggap mendekati titik profil kecepatan pada

daerah tengah penampang pipa yang mempunyai nilai titik kecepatan profil aliran

terbesar. Pompa sentrifugal dihidupkan dengan memutar ke posisi ON pada motor listrik.

Katup discharge harus tertutup penuh sebelum motor listrik dihidupkan. Kemudian katup

tersebut dibuka perlahan-lahan sebanyak 2.5 putaran. Kemudian tunggu beberapa menit

sampai kinerja pompa stabil dan aliran berkembang penuh tercapai pada keluaran pipa

tersebut. Amati selang transparan yang terpasang pada alat ukur dan catat ketinggian air

masing –masing agar diketahui perbedaan ketinggian air pada setiap posisi sudut serang.

Flow angle tube / five hole pressure probe diposisikan pada garis sejajar aliran kemudian

digerakkan sesuai sudut yaw α dan pitch β yang telah diberi tanda pada pipa. Rentang α

adalah -300 sampai 300 sedangkan β adalah -200 sampai 200. Nilai α dan β bernilai positif

apabila flow angle tube digerakkan berlawanan arah jarum jam. Pengujian pertama, yaitu

katup dibuka 2.5 putaran dengan debit sebesar 36.63 L/s. Catat tinggi air pada selang

tabung piezometer untuk memperoleh nilai tekanan statik aliran air. Kemudian catat
tinggi air selang pada pitot tube untuk memperoleh nilai tekanan total aliran air. Ambil

data nilai head statis dan head total pada piezometer dan pitot tube tersebut sebanyak 5

kali dengan selang waktu 30 detik pada setiap pengambilan data. Setelah itu hitung nilai

head rata-ratanya. Matikan pompa dan lakukan pengujian kedua, yaitu posisikan flow

angle tube pada titik pusat penampang pipa. Pastikan flow angle tube terjepit kuat pada

jaring untuk mengurangi gaya dorong aliran yang dapat membuat posisi flow angle tube

berubah-ubah. Kemudian gerakkan flow angle tube mengikuti sudut yaw dan pitch yang

telah ditentukan dan catat perbedaan tinggi air pada setiap perubahan sudut tersebut.

Matikan pompa setiap melakukan penyetelan sudut yaw dan pitch alat ukur tersebut.

Setelah semua data sudah diperoleh, hentikan aliran air dengan memutar katup pada

posisi tertutup penuh. Matikan motor listrik dan pompa.

Kecepatan aliran fluida dalam pipa berukuran 4 in diuji pada bukaan katup

sebanyak 2.5 putaran yang setara dengan debit sebesar 0.0285 m 3/s. Setelah pompa

dinyalakan, aliran fluida dibiarkan selama 10 menit sampai aliran stabil. Kemudian head

statis diukur dari tinggi air pada selang di piezometer. Sedangkan head total diukur dari

tinggi air pada selang di posisi tengah lubang pitot tube. Berdasarkan hukum Bernoulli,

selisih dari head total dan head statis merupakan head dinamis aliran fluida. Dari data

head dinamis ini dapat diperoleh besar kecepatan aliran fluida. Rentang waktu

pengambilan data tiap head adalah 30 detik. Data yang diambil tiap debit adalah

sebanyak 5 kali agar data yang diperoleh akurat. Keterangan : Hstatis = head tekanan

statis yang terukur pada piezometer tube. Htotal= head tekanan total yang terukur pada

flow angle tube. Hdinamik= Selisih head tekanan total dan head tekanan statis. v=
kecepatan aliran tiap waktu pada profil kecepatan. Kecepatan aliran v diperoleh dengan

rumus v= √ 2 gHdinamik

Debit aliran air pada bukaan katup 2.5 putaran adalah 0.0285 m 3/s dan bilangan

Reynolds sebesar 320.173,7. Berdasarkan hukum bernoulli, besar tekanan dapat dihitung

dari besar head yang terukur. Besar head total pada masing-masing flow angle tube, yaitu

p1, p2,p3, p4, dan p5 dan head statis yang terukur pada piezometer tube serta head total

yang diamati pada pitot tube dikonversikan menjadi tekanan. Pengambilan data dilakukan

pada setiap sudut yaw dan pitch yang ditentukan. Setiap perubahan nilai sudut yaw dan

pitch, pompa dimatikan untuk memasang kembali sudut yaw dan pitch yang baru.

Kemudian pompa dapat dinyalakan dan seterusnya.

Pada kondisi aliran ideal yang seragam, tekanan yang dirasakan setiap lubang

flow angle tube besarnya sama sehingga tidak ada perbedaan tekanan antarlubang yang

berseberangan. Sebagai contoh pada lubang 4 dan 5. Perbedaan tekanan atau Δp 4-5

besarnya selalu nol pada sudut pitch 0 0 dan sudut yaw mulai dari 300 sampai -300. Hal ini

menggambarkan bahwa tekanan yang dirasakan lubang 4 adalah sama dengan tekanan

yang dirasakan lubang 5. Hal serupa juga terjadi pada lubang 2 dan 3 yang saling

berseberangan. Pada sudut yaw 00, besar perbedaan tekanan selalu bernilai nol pada

setiap sudut pitch, yaitu dari 200 sampai -200.

Namun hasil pengujian menunjukkan hasil yang berbeda yang sedikit

menyimpang dengan teori. Aliran yang tidak seragam menyebabkan tekanan yang

dirasakan tiap lubang tidaklah sesuai dengan teori. Oleh karena itu, kedua hasil tersebut,

yaitu teori dan pengujian dibandingkan dan besar error-nya dihitung untuk mengetahui
sampai sejauh mana alat ini dapat mengukur perbedaan tekanan tersebut. Besar tekanan

secara teori dihitung berdasarkan persamaan (2.17) sampai (2.21). Sedangkan tekanan

total tiap lubang flow angle tube pada pengujian dihitung dari rumus p = ρgh. Berikut

adalah perbandingan Δp teori dan pengujian yang disajikan dalam bentuk grafik. Data

berikut adalah kondisi pada sudut yaw 100. Nilai Δp2-3 positif menunjukkan bahwa

tekanan pada lubang 2 lebih besar daripada lubang 3, begitu juga pada kondisi sebaliknya

pada Δp2-3 negatif. Sedangkan Δp4-5 positif menunjukkan bahwa tekanan pada lubang 4

lebih besar daripada lubang 5. Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa besar error Δp 2-3

cenderung lebih kecil daripada error Δp4-5. Besar kecepatan yang terukur pada tiap lubang

flow angle tube dapat dihitung secara teori sesuai persamaan v 1= v cos α cos β, Besar

kecepatan v merupakan kecepatan rata-rata aliran dalam pipa, yaitu 3.51m/s.

Besar kecepatan tiap lubang yang terukur berbeda-beda pada sudut yaw dan pitch

yang berbeda. Berdasarkan persamaan (2.10) di mana H adalah head total pada flow

angle tube dan h adalah head statis piezometer, diperoleh kecepatan aliran yang masuk ke

tiap-tiap lubang flow angle tube seperti berikut. Pada pengujian, besar kecepatan yang

terukur berbeda dengan kecepatan yang teori. Kemudian besar kecepatan pengujian

tersebut diinterpolasi pada kecepatan aliran ideal/teori sehingga diperoleh sudut α dan β

yang menjadi sudut referensi nol aliran pada pengujian. Besar kecepatan pengujian

tersebut diinterpolasi secara linear pada titik-titik grafik kecepatan ideal terhadap sudut

pitch. Grafik di bawah ini menunjukkan besar kecepatan teori fluida di flow angle tube

pada sudut yaw=00. Berdasarkan tabel 4.9, besar kecepatan diplot dalam excel dengan

sumbu y adalah kecepatan pada lubang flow angle tube dan sumbu x adalah sudut pitch

dalam range -200 sampai 200. Besar kecepatan pengujian diinterpolasi secara linear pada
grafik tersebut. Misalnya, besar kecepatan pengujian pada lubang dua adalah 2.42 m/s.

Jika diplot pada grafik teori, besar kecepatan tersebut berada pada besar kecepatan teori

di antara sudut pitch -200 dan -100. Hal yang serupa juga diterapkan pada data lainnya di

setiap lubang flow angle tube. Besar kecepatan aliran fluida pengujian diinterpolasi ke

dalam tabel kecepatan aliran teori. Kemudian dapat ditentukan sudut yaw dan pitch

aktual yang menjadi referensi nol aliran pengujian tersebut.

Simpulan, debit aliran air di dalam pipa pada bukaan katup 2.5 putaran adalah

0.0285 m3/s. Besar selisih tekanan Δp pengujian antara lubang 2 dan 3 paling mendekati

kondisi ideal pada sudut yaw 200 dan pitch 200, yaitu dengan error sebesar 0.58%

sedangkan Δp pengujian antara lubang 4 dan 5 mendekati kondisi ideal pada sudut yaw

100 dan pitch 00 serta sudut yaw 00 dan pitch 00 dengan error sebesar 0%. Profil aliran

fluida pada pengujian bersifat turbulen dengan nilai Re= 320.173,7 sehingga arah

kecepatan yang terukur pada flow angle tube tidak beraturan. Besar kecepatan pengujian

pada pemasangan sudut yaw 20 dan pitch 20 yang menghasilkan arah sudut referensi nol

aliran paling mendekati sudut tersebut yaitu α'2 = 20.50, β'2 =19.280 pada lubang 2 dan α'3

=18,570 , β'3= 18,570 pada lubang 3.

Saran yang diupayakan pada penelitian ini dapat berupa simulasi dengan software

dapat membantu untuk memberikan gambaran pola aliran pada pipa sehingga bisa

diperoleh vektor kecepatan aliran yang lebih akurat dibandingkan dengan pengujian.

Metode yang digunakan dalam perhitungan sudut yaw dan pitch referensi pengujian

adalah interpolasi linear yang masih terdapat error perhitungan. Untuk meningkatkan

kepercayaan terhadap sudut tersebut dapat menggunakan metode regresi kuadratik

ataupun polinomial.

Anda mungkin juga menyukai