Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia dikenali oleh

semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefinisikannya secara

memuaskan. Komunikasi memiliki beberapa variasi definisi yang tidak

terhingga seperti ;saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran

informasi dan masih banyak lagi.

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang

berakar dari kata commumis. Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu

hal. Dengan kata lain suatu peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila

orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau

makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai istilah,

komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau

informasi di antara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal

dan non verbal.

Menurut Ruben dan Stewerdn komunikasi adalah proses yang

melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan kelompok, organisasi,

dan masyarakat yang  merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi

dengan linkungan satu sama lain. Sedangkan dalam paradigma Laswell

menyebutkan bahwa komunikasi itu harus memiliki komunikator, pesan,

media, komunikan, efek.

1
Teori komunikasi matematis dari Shannon dan sangat diterima secara

luas sebagai salah satu dasar berkembangnya ilmu komunikasi. Teori ini

adalah contoh yang jelas dari mahzab proses, yang memandang komunikasi

sebagai transmisi pesan. Pemikiran mereka berkembang selama perang dunia

II didalam Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat, dan fokus utama

mereka adalah mencari jalan bagaimana agar saluran-saluran komunikasi

dapat digunakan seefisien mungkin. Bagi mereka saluran utama adalah kabel

telepon dan gelombang radio. Mereka memproduksi sebuah teori yang

memungkinkan mereka untuk mendekati permasalahan terkait bagaimana

mereka mengirimkan informasi dengan jumlah yang maksimal pada saluran

yang ada, dan bagaimana mengukur kapasitas sebuah saluran untuk

membawa informasi. Konsentrasi pada saluran dan kapasitasnya sesuai bagi

para akademisi yang memiliki latar belakang matematika dan mesin, namun

mereka juga mengaku bahwa teori mereka dapat diterapkan secara luas pada

keseluruhan pertanyaan terkait komunikasi manusia.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Agar mahasiswa mampu memahami konsep dasar komunikasi dan

negosiasi kebijakan kesehatan

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui konsep komunikasi

b. Mengetahui konsep negosiasi kebijakan kesehatan

c. Mengetahui resume negosiasi kebijakan kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI

1. Pengertian

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang

berakar dari kata communis. Artinya adalah sama makna mengenai

sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa komunikasi akan

berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki

kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang

dikomunikasikan.

Sebagai sebuah istilah komunikasi dapat diartikan sebagai

penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi di antara dua orang

atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa) dan nonverbal.

Dengab demikian mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat,

membaca berita, dan melihat tayangan televisi semuanya itu dapat disebut

dengan komunikasi.

Pendeknya, segala proses kegiatan antara dua orang (dua pihak)

untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan disebut komunikasi. ( Hybels

dan weaver, 2016).

Komunikasi adalah suatu proses dengan mana informasi antar

individual ditukarkan melalui sistem simbol, tanda atau tingkah laku yang

umum. (Webster’s New Collegiate Dictionary 2015).

3
2. Karakteristik Komunikasi

a. Komunikasi itu unik

Unik dalam konteks ini mengacu kepada dua hal. Pertama, setiap

orang memiliki kebiasaan dan kebutuhan yang relatif berbeda ketika

berkomunikasi. Kebiasaan itu dibentuk dari pengalaman,

pengetahuan, potensi, serta karakter seseorang. Adapun kebutuhan,

datangnya dari tujuan dan harapan yang timbul dari diri seseorang

ketika berkomunikasi. Termasuk dalam kebutuhan adalah keinginan

untuk diakui, dihibur, diberi ide atau informasi, dan didukung atau

dimotivasi. Keunikan yang kedua, suatu peristiwa atau pengalaman

komunikasi yang pernah terjadi tak akan dapat terulang lagi dengan

cara yang sama persis. Pengalaman itu berubah. Suatu tindak

komunikasi tertentu akam mempengaruhi perubahan para pelakunya

sehingga kegiatan itu tidak akan terjadi lagi dengan cara yang serupa.

b. Komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis

Sebagai suatu proses, komunikasi adalah suatu aktivitas yang selalu

berubah, terus-menerus, tak pernah benar-benar tuntas, dan tidak

selalu jelas awal-akhirnya. Peristiwa yang dialami sebelumnya

sekalipun tidak disadari mempengaruhi komunikasi yang terjadi saat

itu, dan peristiwa komunikasi saat mendatang. Proses itu disebut

dinamis karena semua faktor yang terlibat dalam komunikasi (orang,

latar, peristiwa, perilaku, dan media) secara terus-menerus

berinteraksi.

4
c. Komunikasi itu terikat konteks

Yang dimaksud dengan konteks di sini adalah segala sesuatu yang

melingkupi peristiwa komunikasi, termasuk ke dalamnya adalah

situasi komunikasi, tradisi atau adat istiadat, dan budaya mayarakat.

d. Komunikasi itu simbolik

Simbol atau lambang merupakan sesuatu yang digunakan dan

dianggap mewakili sesuatu hal yang disepakati para pemakainya.

Simbol dapat berupa bahasa, gerak tubuh, ekspresi muka, gambar,

warna. aroma, busana. atau kode-kode tertentu. Diantara sekian

banyak simbol, bahasa merupakan simbol yang paling banyak

digunakan dalam berkomunikasi.

e. Komunikasi merupakan suatu transaksi

Sebagai suatu transaksi, di dalam komunikasi terjadi proses kegiatan

menyampaikan dan menerima pesan. Disitu ada orang atau pihak yang

berperan sebagai penyampai dan penerima pesan.

3. Fungsi Komunikasi

Setiap peristiwa komunikasi memiliki satu fungsi atau lebih. Yang

termasuk fungsi komunikasi adalah berikut ini.

a. Fungsi personal, yaitu tindak komunikasi untuk mengekspresikan

pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, seperti sedih, gembira,

senang, dan benci

b. Fungsi instrumental (direktif), yaitu kegiatan komunikasi yang

dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain,

5
seperti bujuk-rayuan, nasihat, adu pendapat, pembelaan diri,

permintaan, perintah.

c. Fungsi interaksional, yaitu perilaku komunikasi untuk menjalin

kontak dan hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati, dan

penghiburan.

d. Fungsi informatif, yaitu aktivitas komunikasi untuk menyampaikan

informasi, ilmu pengetahuan, dan budaya, seperti penyuluhan,

pemberian pelajaran, dan sarasehan.

e. Fungsi heurisyik, yaitu tindak komunikasi yang dimaksudkan untuk

belajar atau memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau penjelasan

mengenai sesuatu hal

f. Fungsi imajinatif, yaitu kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk

memenuhi rasa estetik( keindahan), seperti puisi, cerira, drama,dan

lagu.

4. Proses Komunikasi

a. Penyandian atau pengkodean

Penyandian adalah suatu aktivitas mental yang dilakukan komunikator

atau penyampaian pesan untuk memilih dan menyusun lambang yang

sesuai untuk memuat pesan yang akan dikomunikasikannya.

b. Pengiriman kode (transmitting)

Pengiriman kode yaitu penyampian pesan melalui lambang verbal

atau nonverbal sebagai saluran atau sarana komunikasi. Kegiatan ini

dapat kita amati dalam bentuk berbahasa seperti berbicara dan

6
menulis, atau ungkapan nonverbal seperti gerak tangan dan ekspresi

muka.

c. Penerimaan dan pemahaman kode (decoding)

Penerimaan kode yaitu suatu proses kegiatan mental yang dilakukan

oleh penerima pesan dalam memahami pesan yang disampaikan oleh

pihak penyampai.

Owens (2018) menunjukkan tiga hal yang harus diperhatikan untuk

mempertinggi keberhasilan komunikasi.

a. Unsur paralinguistic

Unsure paralinguistik adalah sesuatu yang menyertai tuturan untuk

menandakan sikap( menghormati atau merendahkan) atau emosi( suka

atau tidak suka) pelaku komunikasi. Termasuk ke dalamnya adalah

intonasi, tekanan, ritme, serta jeda. Itu semua disebut juga perangkat

suprasegmental karena dapat mengubah bentuk dan makna kalimat

tanpa perubahan unsur-unsurnya.

b. Unsur nonlinguistic

Termasuk ke dalam unsur ini adalah gerak isyarat, ekspresi muka,

gerak mata, gerakan badan dan kepala, dan jarak fisik seseorang dalam

berkomunikasi. Unsur ini merupakan unsur pendukung yang tak kalah

pentingnya dalam berkomunikasi

c. Unsur metalinguistik

Metalinguistik berkaitan dengan rasa bahasa yang memungkinkan

pelaku komunikasi memutuskan kepantasan dan keberterimaan sesuatu

7
tindak komunikasi. Hal ini berkaitan erat dengan apa yang harus

disampaikan dan bagaimana menyampaikannya.

5. Unsur-Unsur Komunikasi

a. Komunikator dan komunikan

Komunikator adalah orang atau pihak yang memberikan pesan baik

verbal maupun nonverbal. Sedangkan komunikan adalah orang atau

pihak yang menerima pesan.

b. Pesan

Pesan adalah informasi, ide, atau perasaan yang disampaikan atau

diterima oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Denagn

kata lain pesan adalah isi atau muatan dari apa yang dikomunikasikan.

c. Saluran

Saluran sendiri merupakan sarana atau sesuatu alat yang digunakan

untuk menghubungkan antara komunikator dan komunikan. Saluran

juga bisa dengan bertatap muka akan tetapi apabila kita berbeda jarak

yang cukup jauh maka kita bisa menggunaka bantuan alat seperti

telepon, televisi, radio, internet dan lain sebagainya yang dapat

digunakan sebagai saluran penghubung.

d. Konteks

Komunikasi terkait dengan konteks yang artinya suatu komunikasi

tidak akan terlepas dari tempat, waktu, dan situasi yang menyertainya.

Untuk konteks formal misalnya selalu dipakai ketika suasana atau

8
berada di tempat yang formal. Tetapi apabila berada di dalam konteks

yang informal maka penggunaan ragam pasti akan lebih mengena.

e. Balikan

Balikan atau umpan balik (feedback) adalah respon atau tanggapan

yang muncul dari penerima dan penanggap pesan. Bentuknya dapat

berupa verbal maupun nonverbal. Ketika Anda bercerita mengenai

sesuatu yang lucu maka respon yang didapatkan adalah senyuman dan

bahkan tawa yang meledak-ledak. Contoh lain Anda menasihati

seorang kawan yang rumah tangganya sedang kisruh, kemudian

tanggapan yang Anda terima adalah sikap yang ketus. Respon juga

merupakan balikan dari Anda apakah dia menyukai atau tidak dengan

apa yang Anda sampaikan

f. Gangguan atau Interferensi

Gangguan atau Interferensi sendiri adalah segala sesuatu yang

mengganggu atau menghambat ketersampaian pesan dari komunikator

ke komunikan.

Ada tiga bentuk gangguan, yakni:

a. Interferensi internal, yaitu gangguan yang berasal dari diri

penyampai dan penerima pesan. Wujudnya dapat berupa keengganan

membicarakan atau mendengar sesuatu yang pernah disampaikan ,

tidak menarik dan mengandung resiko.

b. Interferensi eksternal, yaitu gangguan komunikasi yang muncul dari

luar lingkungan atau luar dari penerima pesan. Bentuknya dapat

9
berupa suara , tulisan yang tidak jelas, kondisi udara dan suasana

yang tidak nyaman.

c. Interferensi sernantik, yaitu gangguan komunikasi yang timbul

karena penyampai dan penerima pesan memberi arti yang berbeda

terhadap simbol verbal maupun non verbal. Wujudnya berupa

penggunaan bahasa yang terlalu tinggi, tidak jelas tabu dan kurang

sopan.

6. Jenis-Jenis Komunikasi

Peristiwa komunikasi dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan

dalam berbagai kondisi. Berdasarkan situasinya, komunikasi dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam situasi yang

resmi. Misalnya rapat, seminar, kongres dan persuratan dinas, resmi

dalam sikap maupun komunikasi.

b. Komunikasi informal, yaitu suatu peristiwa komunikasi yang terjadi

dalam situasi yang tidak resmi atau santai seperti dalam arisan,

keluarga dan pasar.

c. Komunikasi semiformal yaitu komunikasi yang terjadi dalam situasi

campuran antara resmi dan tidak resmi.

Bertolak dari simbol atau lambang yang digunakan komunikasi dapat

dikelompokan atas berikut:

10
a. Komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang dilakukan melalui

penggunaan bahasa seperti menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis.

b. Komunikasi nonverbal yaitu suatu aktivitas komunikasi yang

dilakukan dengan menggunakan lambang selain bahasa seperti gerakan

tubuh, pakaian, warna atau tanda-tanda lainya.

Dilihat dari ada dan tidaknya media, komunikasi dapat dibagi sebagai

berikut

a. Komunikasi tak bemedia yaitu suatuu peristiwa komunikasi yang tidak

menggunakan media apa pun sebagai sarananya seperti dalam

percakapan biasa dan diskusi informal.

b. Komunikasi bermedia yaitu komunikasi yang menggunakan media

tertentu sebagai sarananya misalnya seperti telepon, komunikasi

melalui radio, komputer, surat kabar dan lainnya yang mendukung.

Sedangkan menurut sarananya dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Komunikasi intrapersonal, dimana komunikasi internal terjadi dengan

dirinya sendiri. Misalnya “mengapa anak-anak tidak menyukai

pelajaran mengarang.”

b. Komunikasi antarpersonal yaitu komunikasi yang terjadi

antarperseorangan. Biasanya terjadi secara spontan, informal, tidak

tersusun, atau bahkan tak terencana sebelumnya. Contoh: “Sri,

mukamu sembab. Habis menangis?”

11
c. Wawancara yaitu serangkaian tanya jawabatau dialog yang biasanya

tujuan untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu hal. Komunikasi

yang dilakukan secara terencana dan bersahaja dalam suasana tertentu.

d. Komunikasi dalam kelompok kecil yaitu peristiwa komunikasi yang

terjadi di antara beberapa orang dengan maksud saling bertukar

pikiran, informasi dan diskusi. Memiliki kesempatan saling

berinteraksi sesama anggota yang bersamaan sehingga proses

interaksipun relatif lebih rumit.

e. Komunikasi massa/ publik yaitu suatu kegiatan komunikasi dimana

komunikasi menyampaikan pesan kepada sejumlah orang atau pihak.

Komunikasi tersusun dan terencana dengan baik. Dalam komunikasi

ini komunikan sangat terbatas dalam menyampaikan balikan.

Tanggapan hanya leluasa bila disampaikan melelui isyarat nonverbal.

B. NEGOSIASI

1. Definisi Negosiasi

Definisi negosiasi secara formal dapat diartikan sebagai suatu bentuk

pertemuan bisnis antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu

kesepakatan bisnis. Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak

dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar

menawar. Selain itu negosiasi juga merupakan ijab kabul dari sebuah

proses interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling

12
memberi dan menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan

bersama.

2. Keterampilan-keterampilan dasar

Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan dasar dalam bernegosiasi

yaitu :

a. Ketajaman pikiran / kelihaian

b. Kesabaran

c. Kemampuan Beradaptasi

d. Daya tahan

e. Kemampuan bersosialisasi

f. Konsentrasi

g. Kemampuan berkomunikasi

h. Memiliki selera humor

3. Kriteria Negosiasi Kesehatan

Adapun criteria dalam melakukan negosiasi antara lain :

a. Ada pihah-pihak yang terlibat

b. Ada tujuan yang hendak dicapai setiap pihak

c. Ada permasalahan yang dibahas

d. Ada proses tawar-menawar

e. Ada harapan mencapai kesepakatan

4. Tipe Negosiasi

Pemahaman yang baik terhadap karakteristik atau ciri-ciri berbagai

macam negosiator akan membantu mempermudah Anda dalam

13
menentukan strategi bernegosiasi. Menurut Casse, ada empat tipe

negosiator (types of negotiator) yaitu; negosiator curang, negosiator

profesioal, negosiator bodoh, dan negosiator naïf. Masing-masing tipe

negosiator dapat dijelaskan berikut ini:

a. Negosiator Curang

Anda harus hati-hati berhadapan dengan seorang negosiator yang

curang karena pada dasarnya yang terlinta dalam benak pikirannya

adalah bagaimana memenangkan negosiasi dan mengalahkan Anda.

Bahkan, bukanlah mustahil dapat menghalalkan segala cara. Yang

penting baginya adalah dapat memenangkan negosiasinya.

b. Negosiator Profesional

Seorang negosiator yang professional akan tahu apa yang sedang

dinegosiasikan, dan tahu bagaimana memperoleh apa yang

diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan keterampilan

bernegosiasi yang baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu

banyak hal tentang lawan negosiasinya.

c. Negosiator Bodoh

Seorang negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan

untuk kedua belah pihak. Tidak peduli apapun yang Anda lakukan,ia

akan berusaha sekuat tenaga agar tidak ada yang bisa keluar sebagai

pemenang. Oleh karena itu, untuk menghadapi negosiator Anda harus

memahami apa yang sebenarnya terjadi dibalik perilaku pihak lawan

yang bodoh atau pura-pura bodoh tersebut.

14
d. Negosiator Naif

Pada umumnya ia adalah negosiator yang tidak siap bernegosiasi,

tidak tau pokok persoalan yang akan dinegosiasikan, bahkan

cenderung percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya.

C. RESUME

1. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Negosiasi Kesehatan

a. Persiapan

Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah

persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi

negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa

percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang

pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah

menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi.

Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun

ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak

memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau

berkompromi dengan pihak lainnya.

Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental

kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang

paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang

menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious

reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran

15
bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara

mental, kita menjadi lebih siap dan percaya diri.

b. Pembukaan

Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan.

Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat

sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi

dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri,

ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada

tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi

yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan

firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita

perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut

akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak.

Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:

1) Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki

ruangan negosiasi;

2) Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;

3) Jabat tangan dengan tegas dan singkat;

4) Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali

pembicaraan.

Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun

common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua

pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain

16
memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang

dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.

c. Memulai proses negosiasi

Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah

menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan

kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita

tersebut adalah:

1) Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai

pembicaraan pada materi pokok negosiasi

2) Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda

secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;

3) Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk

mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;

4) Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam

negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;

5) Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan

memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.”

Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka

berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.

6) Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah

mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang

menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif

memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti

17
misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi

wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata

dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks

namun penuh perhatian.

d. Zona Tawar Menawar (The Bargaining Zone)

Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar menawar, kita

perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah

suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual

(Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s

Opening Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal

Offer, Buyer’s Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi

pembeli dan Seller’s Ideal Price, Seller’s Realistic Price dan Seller’s

Lowest Price pada isi pembeli. Kesepakatan kedua belah pihak yang

paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer

Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic

Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap

antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.

e. Membangun Kesepakatan

Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun

kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan

biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa

18
kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak

memiliki komitmen untuk melaksanakannya.

Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah

tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu

pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan

harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak,

sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.

Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita

memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang

disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah.

Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat

atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti

membuang waktu dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain,

seperti misalnya: conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak

ketiga.

Demikian sekilas mengenai negosiasi, yang tentunya masih

banyak hal lain yang tidak bisa dikupas dalam artikel pendek. Yang

penting bagi kita selaku praktisi Mandiri, kita harus tahu bahwa

negosiasi bukan hal yang asing.

Setiap kita adalah negosiator dan kita melakukannya setiap hari

setiap saat. Selain itu negosiasi memerlukan karakter (artinya

menggunakan seluruh hati dan pikiran kita), memerlukan penguasaan

19
metoda atau pun teknik-tekniknya dan memerlukan kebiasaan dalam

membangun perilaku bernegosiasi yang baik dan benar.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah segala proses kegiatan antar dua orang ( dua pihak)

atau lebih untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan. Sesuatu itu dinamakan

komunikasi karena karakteristiknya yang unuk, merupakan suatu proses

dinamis, terikat konteks, simbolik, dan transaksional. Komunikasi memiliki

enam fungsi yaitu: fungsi personal, instrumental, interaksional, informatif,

heuristik, dan imajinatif. Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut dapat

muncul bersamaan. Dengan kata lain, setiap peristiwa komunikasai memiliki

satu fungsi atau lebih. Proses konumikasi melibatkan serangkaian kegiatan

yang berlangsung terus –menerus. Kegiatan itu meliputi penyandian atau

pengkodean, pengiriman kode, serta penerimaan dan pemahaman kode.

Unsur-unsur yang terlibat da;am komunikasi adalah komunikastor dan

komunikan, pesan, saluran,konteks, balikan, serta gangguan. Agar

komunikasi dapat berhasil dengan baik, maka pelaku komunikasi hendaknya

memperhatikan unsur paralinguistik, non linguistik, dan metalinguistik.

Dalam berkomunikasi, suatu kondisi yang berbeda menutut perlakuan yang

berlainan. Atas dasar itu maka komunikasi dapat dikelompokkan atas

beberapa jenis sesuai sudut pandangnya. Ditinjau ditinjau dari situasinya,

komunikasi terbagi atas komunikasi formal, informal, dan semiformal.

Dilihat dari simbol yang dipakainya, komunikasi dapat dikelompokkan atas

21
komunikasi verbal dan nonverbal. Dipandang dari ada tidaknya media yang

digunakan, komunikasi terdiri atas komunikasi bermedia dan tak bermedia.

Bertolak dari sasarannya komunikasi dapat digolongkan atas komunikasi

intrapersonal, interpersonal, wawancara, serta komunikasi dalam kelompok

kecil dan besar( komunikasi massa/ publik).

B. Saran

Sebagai komunikator jika berkomunkasi hendaknya dapat menyesuaikan

dengan situasi yang ada dengan komunikan. Agar tidak terjadi

kesalahpahaman antar komunikaror dan komunikan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah Chaedar. (2016). Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.


Tarigan djago. (2014). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Fiske John. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

23

Anda mungkin juga menyukai