Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH TAMBAHAN LIMBAH PLASTIK

HDPE (HIGH DENSITY POLYETHYLENE) TERHADAP


KUAT TEKAN BETON PADA MUTU K.125
Sari Utama Dewi, Rudi Purnomo

Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro


Jl. Ki Hajar Dewantara No. 166 Kota Metro Lampung 34111, Indonesia
Email :saridewi.dewi1981@gmail.com

ABSTRAK
Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang telah umum digunakan untuk
bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain lain. Beton mempunyai peranan sangat penting
untuk konstruksi karena mampu menahan gaya tekan dengan baik. Pemakaian beton sudah
populer, pada perkembangannya beton dicampuri dengan beberapa bahan tambahan baik berupa
bahan kimia maupun non kimia di antaranya, abu Ampas tebu (AAT), abu sekam padi, styrocon
dan polimer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tambahan limbah plastik
HDPE terhadap kuat tekan pada mutu beton K 125 dengan beberapa variasi campuran.
Pengambilan data atau pengujian sample dilakukan di laboratorium Universitas Muhammadiyah
Metro dengan metode SK SNI.T-15 -1990 – 03. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan,
penambahan limbah plastik HDPE pada persentase 10 % dan 15 % justru merusak atau
munurunkan kualitas beton. Kuat tekan maksimum yang dapat dicapai dari semua komposisi
campuran yang digunakan terdapat pada penambahan limbah plastik sebesar 5% pada umur 14
hari dengan nilai kuat tekan 10,06 Mpa dari nilai hasil dibawah kuat tekan rencana yaitu 10,4
Mpa. Penambahan limbah plastik pada persentase 5 % selalu menghasilkan nilai kuat tekan
lebih tinggi dari pada beton normal atau beton tanpa campuran ( variasi 0%).

Kata Kunci : Pengaruh HDPE, Kuat Tekan Beton.

PENDAHULUAN jika bahan penyusunnya bagus maka


nantinya akan menghasilkan beton yang
Beton merupakan salah satu bahan
mempunyai kuat tekan tinggi.
kontruksi yang telah umum digunakan
Pemakaian beton sudah populer, pada
untuk bangunan gedung, jembatan, jalan,
perkembangannya beton dicampuri dengan
dan lain lain. Beton mempunyai peranan
beberapa bahan tambahan baik berupa
sangat penting untuk kontruksi karena
bahan kimia maupun non kimia di
mampu menahan gaya tekan dengan baik.
antaranya, abu Ampas tebu (AAT), abu
Yang perlu disadari benar dalam pembuatan
sekam padi, styrocon dan polimer. Polimer
beton disini ialah perancangan komposisi
sebagai bahan tambahan dalam pembuatan
bahan pembentuk beton, yang merupakan
beton merupakan suatu zat kimia yang
penentu kualitas beton, yang berarti pula
terdiri dari molekul-molekul yang besar
kualitas sistem struktur total.
dengan karbon dan hidrogen sebagai
Untuk memahami dan mempelajari
molekul utamanya. Bahan polimer dapat
seluruh perilaku beton dan elemen
diperoleh dari limbah plastik yang didaur
gabungan pembentuk beton diperlukan
ulang, penggunaan bahan tersebut sekaligus
pengetahuan tentang karakteristik masing-
bertujuan memanfaatkan limbah plastik,
masing komponen pembentuk beton yaitu
disamping mencari alternatif pengganti
semen, agregat halus, agregat kasar, dan air.
semen.
Pada dasarnya beton memiliki sifat dasar,
HDPE merupakan salah satu bahan
yaitu kuat terhadap tegangan tekan dan
plastik yang aman untuk digunakan karena
lemah terhadap tegangan tarik.Kuat tekan
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia
beton dipengaruhi oleh jenis penyusunnya,
antara kemasan plastik berbahan HDPE

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016 15


dengan makanan ataupun minuman yang 2. Banyaknya semen terhadap campuran
dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan beton
yang lebih kuat, keras, buram dan lebih 3. Kekuatan dan kebersihan agregat
tahan terhadap suhu tinggi. Polietilena 4. Interaksi atau adhesi antara semen dan
berdensitas tinggi (High agregat.
densitypolyethylene). HDPE adalah 5. Pencampuran yang cukup dari bahan –
polietilena termoplastik yang terbuat dari bahan pembentuk semen.
minyak bumi. Membutuhkan 1,75 kg 6. Penempatan yang benar, penyelesaian
minyak bumi (sebagai energi dan bahan dan pemadatan beton.
baku) untuk membuat 1 kg HDPE. HDPE
dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2 Keunggulan Beton
pada simbol daur ulang. Di tahun 2007, Beton dalam keadaan mengeras akan
volume produksi HDPE mencapai 30 ton. sangat keras bagaikan batu dengan kekuatan
HDPE memiliki percabangan yang sangat tinggi, tapi dalam keadaan segar beton
sedikit, hal ini dikarenakan pemilihan jenis seperti bubur sehingga mudah dibentuk
katalis dalam produksinya (katalis Ziegler- sesuai keinginan. Secara umum kelebihan
Natta) dan kondisi reaksi. Karena beton adalah :
percabangan yang sedikit, HDPE memiliki 1. Bahan penyusun beton mudah
kekuatan tensil dan gaya antar molekul yang didapatkan.
tinggi. HDPE juga lebih keras dan sangat 2. Pengangkutan bahan mudah, karena
tahan terhadap bahan kimia sehingga masing–masing bisa di angkut secara
memiliki aplikasi yang luas. terpisah.
Berdasarkan dari IndonesianJournal Of 3. Beton dapat dicetak dengan bentuk dan
Applied Physick2012 penambahan limbah ukuran sesuai desain.
plastik pada campuran beton mampu 4. Beton mampu bertahan dalam temperatur
meningkatkan kuat tekan. Kuat tekan yang yang tinggi.
dihasilkan dari penelitian tersebut ialah kuat 5. Biaya pemeliharaan beton terbilang
tekan dengan rentang (16 ± 0,1 ) x 10 N/m2 mudah.
sampai (21 ± 0,2) x 106 N/m2 untuk nilai
tertinggi pada penambahan 4% sebesar
Kelemahan Beton
(21,8 ± 0,2) 106. Dengan adanya penelitian
“Pembuatan Beton Dengan Campuran Kelemahan beton antara lain:
Limbah Plastik” diharapkan diperoleh beton 1. Bentuk yang sudah dibuat sulit untuk
dengan sifat mekanik yang lebih baik dari diubah.
beton yang tanpa menggunakan bahan 2. Pelaksaan pekerjaan perlu ketelitian yang
tambahan lainnya dan dapat memperbaiki tinggi.
sifat beton tanpa mengurangi mutunya serta 3. Membutuhkan cetakan sebagai alat
membantu mengurangi limbah plastik yang pembentuk.
selama ini banyak mencemari 4. Beton biasanya cenderung berat.
lingkungan.(IndonesianJournal OfApplied
Physick2012). 1. Semen
Semen adalah hidraulic blinder (pelekat
LANDASAN TEORI hidraulis) yang berarti bahwa senyawa –
senyawa yang terkandung dalam semen
Beton merupakan campuran yang terdiri tersebut dapat bereaksi dan air dengan
dari bahan semen hidrolik (porland cement), membentuk zat baru yang bersifat sebagai
agregat kasar, agregat halus, air dan bahan perekat terhadap batuan.
tambah lain bila diperlukan yang dapat di Jenis – jenis Semen
gunakan untuk membuat pondasi, balok, 1. Semen Hidraulis adalah semen (perekat)
plat lantai dan lain - lain. yang dapat mengeras bisa bereaksi pada
Hal - hal yang paling mempengaruhi air, tahan air (water resistance) dan stabil
kekuatan tekan beton ialah : didalam air setelah mengeras. Salah satu
1. Kualitas semen

16 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016


semen hidraulis yang biasa di pakai 2. Agregat
dalam kontruksi beton ialah semen a. Agregat Halus
portland. Agregat halus yaitu berupa pasir alam,
2. Semen Non Hidraulis (Semen Portland) pasir olahan atau gabungan dari keduanya.
Semen portland (PC) adalah semen Agregat halus yang digunakan adalah pasir
yang diperoleh dengan mencampur bahan yang memenuhi persyaratan American
bahan yang mengandung kapur (lime) dan Society for Testing and Material (ASTM)
lempung, membakarnya pada temperatur C33-92a dan pasir yang memenuhi
yang mengakibatkan terbentuknya klinker persyaratan British Standard (BS.812,1976)
dan kemudian menghaluskan klinker dengan yang semua butirannya menembus ayakan
gips sebagai bahan tambahan. Kandungan berlubang 5,0 mm atau 4,8 mm (SII.0052,
utama pada semen portland terdiri dari 1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982).
kapur (CaO), oksidasi silika (SiO2), silika Syarat lain adalah pasir harus bebas kotoran,
alumina (AI2O3) dan oksidasi fesi mika, minyak dan tidak mengandung bahan
(fe2O3).Semen PCC (Portland Composite organik. Agregat adalah butiran mineral
Cement) yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
Jenis-jenis semen menurut BPS adalah : campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat
a. Semen abu atau semen portland adalah diperoleh dari sumber daya alam yang telah
bubuk/bulk berwarna abu kebiru- mengalami pengecilan ukuran secara
biruan, dibentuk dari bahan utama batu alamiah melalui proses pelapukan dan
kapur/gamping berkadar kalsium tinggi abrasi yang berlangsung lama. Atau agregat
yang diolah dalam tanur yang bersuhu dapat juga diperoleh dengan memecah
dan bertekanan tinggi. Semen ini biasa batuan induk yang lebih besar. Agregat
digunakan sebagai perekat untuk halus untuk beton adalah agregat berupa
memplester. Semen ini berdasarkan pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami
prosentase kandungan penyusunannya dari batu-batuan atau berupa pasir buatan
terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu
V. dan mempunyai ukuran butir 5 mm. Agregat
b. Semen putih (gray cement) adalah halus untuk beton dapat berupa pasir alam
semen yang lebih murni dari semen abu sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan
dan digunakan untuk pekerjaan batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil
penyelesaian (finishing), seperti sebagai oleh alat-alat pemecah batu. Adapun syarat-
filler atau pengisi. Semen jenis ini syarat dari agregat halus yang digunakan
dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) menurut PBI 1971, antara lain :
limestone murni. 1. Pasir terdiri dari butir butir tajam dan
c. Oil well cement atau semen sumur keras. Bersifat kekal artinya tidak mudah
minyak adalah semen khusus yang lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik
digunakan dalam proses pengeboran matahari dan hujan.
minyak bumi atau gas alam, baik di 2. Tidak mengandung lumpur lebih dari
darat maupun di lepas pantai. 5%.
d. Mixed & fly ash cement adalah
campuran semen abu dengan Pozzolan Tabel 1. Agregat Halus Menurut SK – 15 -
buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly 1990 – 30
ash) merupakan hasil sampingan dari
pembakaran batubara yang
mengandung amorphous silika,
aluminium oksida, besi oksida dan
oksida lainnya.

Sumber : Buku Teknologi Beton (Ir Tri


Mulyono,M.T.)2004

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016 17


Keterangan : Daerah gradasi I = pasir kasar ruang kosong 34% sedangkan yang
Daerah gradasi II = pasir agak kasar dibuat dari batu pecah 39%.
Daerah gradasi III = pasir halus Ada 4 kondisi kandungan air di dalam
Daerah gradasi IV = pasir agak halus agregat kasar yaitu :
1. Kering : tidak mengandung air. Bisa
b. Agregat Kasar didapat dengan memasukkan agregat ke
Agregat kasar adalah agregat yang dalam oven selama 24 jam pada
butiranya tertinggal diatas ayakan 4,8 mm temperatur 105 – 110oC.
(SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM 2. Kering udara : bagian luarnya kering
C33,1982) atau 5,0 mm (BS. 812, 1976). namun bagian dalamnya masih
Dapat berupa krikil, pecahan krikil dan batu mengandung air. Keadaan agregat di
pecah yang bersumber pada batu gunung lapangan apabila di jemur.
maupun batu sungai. 3. Saturated Surface Dry (SSD) : ini
Berikut ini beberapa syarat untuk keadaan ideal, yaitu butiran di dalamnya
agregat kasar yang digunakan untuk sudah jenuh air (Saturated), namun
campuran beton. Syarat – syarat tersebut bagian sebelah luar masih kering.
ialah : 4. Lembab : selain bagian dalam jenuh air,
1. Agregat kasar terdiri dari butiran – bagian luar juga basah. Yang didapat
butiran yang keras dan tidak berpori. dengan merendam agregat selama 24
2. Agregat kasar bersifat kekal, artinya jam.
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca. 3. Air
3. Agregat kasar tidak mengandung lumpur Semen tidak bisa menjadi pasta tanpa
dari 1% berat kering. Jika melampaui 1% air. Air selalu ada di dalam beton cair, tidak
maka agregat harus dicuci terlebih saja untuk hidrasi semen, tetapi juga untuk
dahulu. mengubahnya menjadi pasta sehingga
4. Agregat kasar tidak mengandung unsur betonnya lecak (workable). Air yang
organik. digunakan untuk campuran beton serta
untuk pemeliharaan beton yang telah
Tabel 2. Agregat Kasar Menurut SK.SNI T mengeras harus memenuhi persyaratan air
– 1990 – 03 tawar yang bersih, dan tidak mengandung
bahan organik, lumpur, minyak, gula,
klorida, asam atau bahan lain yang merusak
beton. Air yang digunakan bisa dari
berbagai sumber contohnya, air dari sumur,
dari danau, maupun air dari sungai. Air laut
juga bisa digunakan tapi hanya untuk beton
Sumber : buku teknologi Beton (Ir Mulyono, tanpa tulangan karena air laut dapat
M.T.),2004 menyebabkan korosi pada tulangan.
Pada penelitian ini air yang digunakan
Fungsi agregat kasar adalah komponen ialah air setempat yang telah memenuhi
utama yang paling banyak memberikan syarat sehingga tidak dilakukan
sumbangan kekuatan kepada calon beton pemeriksaan terhadap air. Air yang akan
nantinya. Secara umum, kekuatan beton digunakan berasal dari lokasi labolatarium,
tergantung pada kekuatan agregat kasarnya. air tersebut jernih, tidak berbau, dan
Kualitas yang terutama diharapkan dari memenuhi persyaratan sebagai air minum.
agregat kasar adalah:
1. Kekuatan.
2. Bentuk butir.
3. Gradasi.
4. Ruang kosong minimum. Sebagai
contoh, beton yang di buat
menggunakan kerikil dapat mempunyai
18 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016
4. Teori Pengujian mendapatkan campuran beton yang
tidak terlalu encer atau terlalu kental.
Pengujian Bahan – Bahan Dasar
a. Pengujian agregat halus. 6. Perencanaan Bahan Campuran Beton
1. Pemeriksaan bahan organik dalam (Mix Design)
agregat halus. Tujuan pemeriksaan ini Tujuan utama mempelajari sifat sifat
adalah untuk menentukan adanya beton adalah untuk perencanaan
bahan organik pada agregat halus campuran beton (mix design), yaitu
yang dipakai dalam adukan beton. pemilihan dari bahan – bahan beton
2. Pengujian berat jenis dan penyerapan yang memadai, serta menentukan
agregat halus. Tujuan pengujian ini proporsi masing-masing bahan untuk
adalah untuk menentukan berat jenis menghasilkan beton yang ekonomis
dan penyerapan agregat halus. dengan kualitas yang baik. Material
3. Pemeriksaan kadar air. Tujuan yang baik belum tentu menjamin hasil
pemeriksaan ini adalah untuk beton yang baik apabila proporsi
menentukan kadar air agregat dengan campuran beton diperoleh dari
cara pengeringan . perancang dicampur dan diaduk dengan
4. Pemeriksaan kadar lumpur. Tujuan concrete mixer. bahan-bahan campuran
pemeriksaan ini adalah untuk pada beton adalah semen, agregat kasar,
menentukan jumlah kadar lumpur agregat halus dan air.
yang terkandung dalam agregat halus. Metode yang digunakan untuk
5. Pengujian analisa saringan. Tujuan perancangan campuran beton pada
pengujian ini adalah untuk penelitian ini menggunakan metode
menentukan susunan pembagian SNI. Berikut data-data /standarisasi
butiran (gradasi) dari agregat halus perhitungan/percampuran beton
dan menghitung modulus menggunakan metode SK SNI :
kehalusannya.
b. Pengujian Agregat Kasar Tabel 3. Perkiraan Kuat Tekan (MPa) Beton
1. Pengujian berat jenis dan penyerapan. dengan Faktor Air Semen 0.5
Tujuan pengujian ini adalah untuk
menentukan berat jenis dan
penyerapan agregat kasar.
2. Pemeriksaan kadar air. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk
menentukan kadar air agregat dengan
cara pengeringan. Sumber : SK SNI.T– 15–1990–03
3. Analisa saringan agregat kasar.
Tujuannya untuk menentukan susunan Tabel 4. Nilai Standar Deviasi
pembagian butiran (gradasi) dari
agregat kasar dan menghitung modulus
kehalusannya.

5. Pengujian Slump Beton. Sumber :SNI , dikutip dari Buku Teknologi Beton (Ir
Slump beton adalah penurunan Tri Mulyono,M.T.)2004
ketinggian pada pusat permukaan atas
beton yang di ukur segera setelah
cetakan uji slump diangkat. Maksud /
tujuan dilakukanya pengujian slump test
beton ini adalah untuk mendapatkan
kekenyalan campuran beton yang
memenuhi standarisasi yang telah
ditentukan atau dengan kata lain untuk

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016 19


Tabel 5. Jumlah Semen Minimum dan Tabel 8. Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3)
Faktor Air Semen Maksimum
Pada Lingkungan Umum

Sumber : SK SNI.T– 15–1990–03

7. Limbah Plastik High Density


Polyethylene
Salah satu kelebihan bahan beton ini
adalah kekuatan tekannya yang jauh lebih
besar bila dibandingkan kuat tariknya.
Dengan demikian kuat tekan ini merupakan
Sumber : SK SNI.T– 15–1990–03 karakteristik mekanis yang lebih penting
dipertimbangkan dari pada kuat tariknya.
Tabel 6. Jumlah Semen Minimum dan Kekuatan tekan beton didefinisikan sebagai
Faktor Air Semen Maksimum tegangan tekan maksimum yang dapat
PadaLingkungan yang ditahan oleh bahan beton akibat beban luar.
Mengandung Sulfat dan Alkali Secara praktis kuat tekan beton
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya perbandingan semen, agregat,
gradasi agregat, bentuk permukaan agregat,
kekuatan dan kekakuan agregat, ukuran
maksimum agregat, tingkat / atau derajat
pemadatan, jenis dan kualitas semen, umur,
perawatan, suhu, jenis dan besarnya bahan
tambahan campuran serta mineral
pembentuk agregat.
Limbah plastik jenis HDPE kuat dan
kaku yang berasal dari minyak bumi, yang
sering dibentuk dengan cara meniupnya.
Rumus molekulnya adalah (-CH2-CH2-)n.
HDPE merupakan salah satu bahan
plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia
Sumber : SK SNI.T–15–1990–03 antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan ataupun minuman yang
Tabel 7. Jumlah Semen Minimum dan dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan
Faktor Air Semen Maksimum yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
Pada Lingkungan Yang tahan terhadap suhu tinggi. Polietilena
Berhubungan Dengan Air berdensitas tinggi (High density
polyethylene) HDPE adalah polietilena
termoplastik yang terbuat dari minyak bumi.
Pemilihan jenis katalis dalam produksinya
(katalis Ziegler-Natta) dan kondisi reaksi.
Karena percabangan yang sedikit, HDPE
Sumber : SK SNI.T– 15–1990–03
memiliki kekuatan tensil dan gaya antar
molekul yang tinggi. HDPE juga lebih keras
dan bisa bertahan pada temperatur tinggi
(1200 C). HDPE sangat tahan terhadap
bahan kimia sehingga memiliki aplikasi
yang luas.
20 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016
Monomer adalah molekul organik yang 8. Pengujian Beton
mampu dikombinasikan secara kimia Tahap pengujian pada beton yaitu
dengan molekul yang sama atau berbeda pengujian kuat tekan beton. Beton di uji
untuk membentuk material high molecular setelah beberapa hari yang telah ditentukan
weight yang disebut polimer. Ukuran dengan menggunakan alat kuat hancur beton
polimer dinyatakan dalam massa ( massa (compression test). Pengujian kuat tekan
rata-rata ukuran molekul dan jumlah rata- beton dilakukan saat umur 7 hari,14 hari, 21
rata ukuran molekul) dan tingkat hari, dan 28 hari.
polimerisasi, sangat mempengaruhi sifatnya, Rumus kuat tekan beton :
seperti suhu cair dan visikositasya terhadap p
𝜎=
ukuran molekul ( misal seri hidrokarbon). A
Polyethylene digolongkan menjadi Dimana :
polietylene tekanan tinggi, tekanan medium 𝜎 = Kuat tekan beton (kg/cm2).
dan tekanan rendah oleh tekanan pada P = Beban tekanan maksimum (kg).
polimerisasinya, atau masing masing A = luas penampang tertekan (cm2).
menjadi polimer massa jenis rendah (LDPE)
dengan massa jenis 0,910-0,926, METODE PENELITIAN
polyethylene massa jenis medium (MDPE
dengan massa jenis 0,926-0,940 dan 1. Pemeriksaan bahan – bahan
polyethylene massa jenis tinggi (HDPE) pembentuk beton
dengan massa jenis 0,941 – 0,965, menurut a. Pemeriksaan Agregat Halus / Pasir
massa jenisnya, karena sifat-sifatnya erat - Pemeriksaan kadar lumpur (Sand
hubunganya dengan massa jenis ( Aquivalent) dalam agregat halus.
kristalinitas). - Pemeriksaan bahan organik
Karakteristik HDPE ( high density - Pemeriksaan Kadar Air
polyetylene ) [ilmu dan teknologi bahan
𝑊𝑆−𝑊𝐷
Lawrence H. van vlack], sebagai berikut : Kadar Air = 𝑊𝐷 x 100
- Analisa Berat Jenis dan Penyerapan
Agregat Halus
- Pemeriksaan Gradasi Pasir (ASTM
C33-93)

b. Pemeriksaan Agregat Kasar


a. Pengujian Gradasi Agregat Kasar
b. Berat Jenis dan Penyarapan Agragat
HDPE juga lebih keras dan bisa Kasar
bertahan pada temperatur tinggi (120 c. Pengujian Kadar Air Agregat Kasar
o
C).HDPE sangat tahan terhadap bahan d. Pengujian Keausan Agregat Kasar
kimia sehingga memiliki aplikasi yang luas,
diantaranya: kemasan deterjen, ember 3. Limbah Plastik.
plastik, kemasan susu, tanki bahan bakar, Limbah plastik yang digunakan ialah
kayu plastik, meja lipat, kursi lipat, kantong jenis HDPE. HDPE memiliki kekuatan
plastic, wadah pengangkut beberapa jenis tensil dan gaya antar molekul yang tinggi.
bahan kimia, sistem perpipaan transfer HDPE juga lebih keras dan bisa bertahan
panas bumi, sistem perpipaan gas alam, pipa pada temperatur tinggi (1200 C). HDPE
air, pembungkus kabel dan papan luncur sangat tahan terhadap bahan kimia sehingga
salju. (Karakteristik HDPE ( high density memiliki aplikasi yang luas.
polyetylene ) [ilmu dan teknologi bahan
Lawrence H. van vlack]).

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016 21


Perancangan Campuran Benda Uji (Mix Tabel 12. Jumlah Semen Minimum dan
Design) Faktor Air Semen Maksimum
Pada Lingkungan yang
Metode yang digunakan untuk
Mengandung Sulfat dan Alkali
perancangan campuran beton pada
penelitian ini menggunakan metode SNI.

Tabel 9. Perkiraan Kuat Tekan (MPa) Beton


dengan Faktor Air Semen 0.5

Sumber : SK SNI.T– 15–1990–03

Tabel 10. Nilai Standar Deviasi

Sumber :SNI , dikutip dari Buku Teknologi Beton (Ir


Tri Mulyono,M.T.)2004

Tabel 11. Jumlah Semen Minimum dan


Faktor Air Semen Maksimum Sumber : SK SNI.T–15–1990–03
Pada Lingkungan Umum
Tabel 13. Jumlah Semen Minimum dan
Faktor Air Semen Maksimum
Pada Lingkungan Yang
Berhubungan Dengan Air

Sumber : SK SNI.T– 15–1990–03

Sumber : SK SNI.T– 15–1990–03

Tabel 14. Perkiraan Kadar Air Bebas


(kg/m3)

Sumber : SK SNI.T– 15–1990–03

22 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016


90 memiliki bentuk kerucut terpancung dan
12000
80
dipadatkan dengan batang penusuk. Cetakan
compressive strength - Mpa diangkat dan beton dibiarkan sampai terjadi
70 10000
penurunan pada permukaan bagian atas
60
8000
beton. Jarak antara posisi permukaan semula
50
dan posisi setelah penurunan pada pusat
6000 permukaan atas beton diukur dan dilaporkan
40
sebagai nilai slump beton.
30 4000 Pengujian slump beton dilakukan
20
dengan beberapa variasi campuran
2000 tambahan limbah plastik yaitu 0%, 5%,
10
10%, 15%.
0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Water / cement ratio
5. Pembuatan Benda Uji
Gambar 1. Hubungan antara kuat tekan Benda uji yang digunakan yaitu benda
Beton dengan Faktor air semen (SK SNI.T– uji silinder sebanyak 48 unit sampel, bahan-
15–1990–03) bahan yang akan digunakan untuk membuat
benda uji terlebih dahulu ditimbang sesuai
dengan rancangan yang telah dihasilkan,
Slump 60 - 180
80 untuk komposisi bahan tambahan limbah
70
HDPE ditambahkan sesusai dengan
persensentase yang direncanakan yaitu 0%,
% Pasir Terhadap agregat gabungan

60
5%, 10%, dan 15% dari massa semen yang
52 %
50 1 telah direncanakan. Adapun rencana
40 2
komposisi benda uji yang akan dibuat
3 berdasarkan berat semen adalah sebagai
30
4 berikut:
20 1. Dibuat 3 unit contoh untuk masing-
10 0,6
masing umur pengujian 7, 14, 21, dan 28.
0,3 0,5 0,7 0,8
Faktor Air Semen
2. Kemudian cetakan dibuka dan dilakukan
Gambar 2. Persentase pasir terhadap perawatan dengan cara mempertahankan
agregat gabungan. (SK SNI.T– 15–1990– kelembaban benda uji yaitu direndam
03) dalam bak atau dimasukkan ke dalam
desikator (alat pendingin ).
3. Perawatan beton ini dimasukkan untuk
mencegah suhu beton yang tinggi atau
Berat jenis beton dalam kaedaan basah (kg/m3)

2700 berat jenis agregat


gabungan (pasir ,
krikil )batu pecah
atas dasar kering
penguapan air secara berlebihan yang
2600
2575
permukaan
dapat mengurangi kekuatan beton.
2500
29
agregat batu pecah

2400 agregat tak pecah 28 Pengujian benda-benda uji dilakukan


2300
27
pada umur beton 7, 14, 21 dan 28 hari
26

25
dengan menggunakan alat compression
2200

24
testing machine. Pegujian kuat tekan
2100
100 120 140 160 180
195
200 180 220 240 260
dilakukan dengan cara meletakkan benda uji
Kadar Air Bebas (kg/m3) silinder beton tegak (berdiri) pada pelat
bawah, beban maksimum dicatat, yang
Gambar 3. Persentase pasir terhadap
diperoleh setelah benda uji pecah atau
agregat gabungan (SK SNI.T– 15–1990–03)
hancur (ASTM C 39).
4. Pengujian Slump Test
Suatu contoh campuran beton segar
dimasukkan ke dalam sebuah cetakan yang

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016 23


PEMBAHASAN 2 Pengujian Agregat Kasar
a. Hasil Pengujian Agregat Kasar
Pengujian Material Pembentuk Beton
1. Pengujian Agregat Halus Tabel 16. Hasil Pengujian Agregat Kasar
a. Hasil Pengujian Agregat Halus

Tabel 15. Hasil Pengujian Agregat Halus

Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium

Modulus Kehalusan (FM)= 3,00


Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium
Agregat ini memenuhi syarat SK.T SNI -
15-1990-03
Modulus Kehalusan (FM)= 3,60
Pasir ini memenuhi syarat SK.T SNI -15-
b Analisa Terhadap Material Agregat
1990-03
Kasar
- Agregat yang dipakai dalam
b Analisa Terhadap Material
pembuatan beton adalah batu pecah
Agregat Halus
- Agregat halus yang dipakai dalam yang mempunyai ukuran antara 5mm
pembuatan beton ini adalah pasir – 30 mm. Hasil analisa agregat kasar
alam. Hasil analisa agregat halus menggunakan mesin sieve shaker
dengan sieveshaker didapat didapat berat tertahan paling banyak
berattertahan paling banyak disaringan nomor 3/8 (9,5 mm)
disaringan nomer 30’’ (0,60 mm) seberat 1197, 28 gr dan yang paling
seberat 769,94 gr dan yang paling rendah disaringan ¾ (0,4 mm)
rendah disaringan 4’’ (4,75 mm) dengan berat tertahan 0,4 gr. Dari
seberat 3,13gr. Dari hasil pengujian hasil pengujian agregat kasar dibuat
material agregat halus dibuat grafik grafik dan hasil grafik menunjukan
menunjukan bahwa agregat tersebut bahwa agregat tersebut tidak
memenuhi spesifikasi SNI .T – 15 – memenuhi spesifikasi SNI .T-15-
1990-03 pada saringan 3/8, 4, 8, 16, 1990-03 karena ukuran butiran
30, 50,100. Dengan kata lain agregat agregat kasar banyak tertahan pada
halus ini mempunyai persentase saringan No 3/8. Ini menandakan
gradasi yang baik dan memenuhi bahwa agregat kasar ini mempunyai
standar SNI .T – 15 – 1990-03 butiran yang retatif sama.
sehingga penyebaran butirannya - Agregat kasar yang digunakan pada
dapat terpenuhi. penelitian ini mempunyai kualitas
- Pada pengujian di laboratorium tabel yang baik, hal ini ditinjau dari
4.1 didapat berat jenis agregat halus besarnya nilai berat jenis, presentase
penyerapan air, kadar air dan
2,09 gr/mm2 dan penyerapan 4,01%.
pengujian abrasinya (tabel 4.2 ).
Hal ini menandakan tingkat
Dengan kata lain semakin besar nilai
kekerasan agregat halus cukuplah
berat jeninya maka tingkat
baik dan tidak mempunyai banyak
kekerasannya akan semakin tinggi
pori-pori sehingga presentase
dan persentase penyerapan airnya
penyerapan airnya relatif kecil.
kecil dengan indikasi sedikitnya pori
- Berdasarkan beberapa analisa
yang ada pada agregat tersebut.
diatas, agregat halus dari gunung
sugih dapat digunakan pada
campuran beton karena sudah 3. Mix Design Beton K 125
Berdasarkan perhitungan didapat
sesuai dengan standar SNI.
kebutuhan untuk 1m3 ialah sebagai
berikut:

24 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016


1. Agregat kasar =1059,70 kg
2. Agregat halus =978,19 kg
3. Semen =342,10 kg
4. Air = 195,0 liter
Total kebutuhan untuk 1m3 adalah
2575,00 kg/m3

4 Menentukan komposisi per sample


beton Gambar 4. Grafik Slump Test untuk Tiap
Cetakan yang digunakan untuk Variasi
penelitian ini adalah silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. 1. Analisa Terhadap Hasil Pengujian
Slump Test Beton Dengan Dan Tanpa
Tambahan Limbah Plastik.

Workability (kemudahan pengerjaan)


beton yang dapat dilihat dari nilai slump
yang terjadi. Karena nilai slump merupakan
parameter workability, semakin tinggi nilai
slump maka semakin mudah proses
pengerjaan beton (workability). Dalam
pengujian slump test ini penambahan
limbah plastik menyebabkan volume air
berkurang, dengan indikasi bahwa limbah
plastik ini menyerap air. Semakin banyak
limbah yang ditambahkan semakin besar
pula penyerapan yang terjadi. Dapat dilihat
pada tabel 4.3 untuk hasil pengujian slump
test, semakin banyak penambahan limbah
plastik nilai slump pun semakin kecil.

2. Kuat Tekan Beton (Silinder)


Setelah nilai slump didapat dilakukan
pengecoran yang dimaksukan kedalam
silinder. Kemudian setelah melalui proses
pemeliharaan beton dengan cara direndam
didalam air selama beberapa hari yang
ditentukan (7, 14, 21, 28 hari)didapatlah
5 Pengujian Slump Test
kuat tekan beton dengan menggunakan
.
mesin atau alat kuat hancur beton
Tabel 17. Hasil Pengujian Slump Test
(compression test machine ). Pengujian kuat
tekan beton dilakukan pada umur 7, 14, 21
dan 28 hari . Dari pengujian beton yang
telah dilakukan dengan variasi tambahan
limbah plastik dengan umur perawatan 7
Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium hari didapat data – data sebagai berikut:

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016 25


Tabel 18. Nilai Kuat Tekan Pada Umur 7 Tabel 19. Nilai Kuat Tekan Pada Umur 14
Hari. Hari

Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium


Hasil Pengujian di Laboratorium

Gambar 5. Grafik kuat tekan pada umur 7


hari. Gambar 6. Grafik kuat tekan pada umur 14
hari.
Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, didapat kuat tekan (Mpa) seperti Dari hasil pengujian yang telah
grafik diatas. Dari grafik diatas menunjukan dilakukan pada umur perawatan 14 hari ,
bahwa penambahan limbah plastik 0% atau didapat kuat tekan (Mpa) yang paling tinggi
normal mempunyai nilai yang lebih rendah yaitu pada persentase 5%. Dari grafik diatas
dari beton yang mempunyai tambahan 5%. menunjukan bahwa penambahan limbah
Sedangkan untuk penambahan 10 % dan 15 plastik 0% atau normal mempunyai nilai
% mengalami penurunan sangat rendah yang lebih rendah dari beton yang
dibandingkan beton normal atau tanpa mempunyai tambahan 5%. Sedangkan untuk
tambahan, dengan kata lain dari persentase penambahan 10 % dan 15 % tidak jauh beda
tambahan yang telah dilakukan. pada pengujian umur 7 hari yaitu
Penambahan limbah plastik dengan mengalami penurunan sangat rendah
persentase 5% mempunyai nilai yang lebih dibandingkan beton normal atau tanpa
tinggi dibandingkan dengan presentase yang tambahan. Dengan kata lain penambahan
lainnya pada umur perawatan 7 hari. variasi canpuran yang lebih ideal pada umur
Penambahan limbah plastik ini menyerap air beton 14 tersebut adalah 5%
sehingga keadaan air didalam beton menjadi
tidak seimbang yang menyebabkan beton
menjadi kropos, penambahan yang tidak
sesuai akan mengakibatkan beton menjadi
banyak rongga udara dan rapuh.

26 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016


Tabel 20. Nilai Kuat Tekan Pada Umur 21 Tabel 21. Nilai Kuat Tekan Pada Umur 28
Hari Hari

Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium Sumber: Hasil Pengujian di Laboratorium

Hasil dari pengujian kuat tekan


berdasarkan gambaran atau pembentukan
grafik untuk menunjukan nilai tertinggi
berdasarkan tambahan variasi campuran.

Gambar 7. Grafik Kuat Tekan pada umur 21


hari.

Dari hasil pengujian yang telah


dilakukan, didapat kuat tekan (Mpa) seperti
grafik diatas. Dari grafik diatas menunjukan
bahwa penambahan limbah plastik 0% atau Gambar 8. Grafik kuat tekan pada umur 28
normal mempunyai nilai yang lebih rendah hari.
dari beton yang mempunyai tambahan 5%.
Sedangkan untuk penambahan 10 % dan 15 Pada pengujian beton pada umur 28
% mengalami penurunan sangat rendah hari, penambahan limbah plastik dengan
dibandingkan beton normal atau tanpa kuat tekan tertinggi pada persentase 5% .
tambahan. Dengan kata lain dari persentase Untuk persentase 10% dan 15% masih tetap
tambahan yang telah dilakukan. sama mengalami penurunan dari beton
Penambahan limbah plastik dengan normal itu sendiri. Dengan demikian
persentase 5% mempunyai nilai yang lebih semakin banyak variasi tambahan yang
tinggi dibandingkan dengan presentase yang digunakan justru membuat mutu beton itu
lainnya pada umur perawatan 21 hari. sendiri menjadi menurun dan tidak cocok
dalam penambahan perencanaan beton.

3. Analisa Terhadap Hasil Pengujian


Kuat Tekan Beton Dengan Dan
Tanpa Tambahan Limbah Plastik.
a) Dari pengujian kuat tekan yang telah
dilakukan dengan variasi campuran
dan umur perawatan 7, 14, 21, dan
28 hari, penggunaan limbah plastik 5
% menunjukkan nilai tertinggi
disetiap pengujian disetiap umur
beton.

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016 27


b) Penggunakan limbah plastik pada saringan. Banyak agregat yang
persentase 10 dan 15 % justru terlalu banyak tertahan pada satu
merusak mutu beton, ditunjukkan saringan saja. Ini
pada setiap pengujian pada masing- mengindikasikan bahwa agregat
masing umur beton. Faktor yang digunakan memiliki gradasi
penyebab menurunnya mutu beton butiran yang relatif sama.
itu sendiri dikarenakan terserapnya b) Proses pemadatan campuran
kadar air oleh limbah tersebut yang beton dilakukan dengan cara
semakin banyak persentase manual menggunakan tongkat
tambahan maka semakin besar pula besi, sehingga tingkat kepadatan
penyerapannya. Penyerapan itu tidak akan tercapai secara
sendiri mengakibatkan beton maksimal.
menjadi rapuh dan banyak rongga c) Pemadatan campuran beton yang
udara dibeton tersebut. tidak maksimal dan bentuk beton
c) Agregar kasar yang digunakan tidak yang tidak rata pada bagian atas
memenuhi syarat atau standar yang beton akan berpengaruh pada
sesuai dengan SK.SNI T – 15- hasil pengujian kuat tekan beton
1990- 03 melalui pengujian analisa nantinya. Agar kepadatan
saringan. Banyak agregat yang campuran beton dapat tercapai
terlalu banyak tertahan pada satu secara maksimal sebaiknya
saringan saja. Ini menandakan pemadatan dilakukan dengan
bahwa agregat yang digunakan meja getar.
memiliki gradasi butiran yang relatif d) Sample beton yang tidak rata
sama / seragam. pada pola bentuknya yaitu pada
d) Berdasarkan dari penelitian ini, bagian atas sample beton
persentase tambahan limbah plastik menyebabkan pada saat pengujian
yang disarankan oleh si peneliti pada beton distribusi beban yang
penelitian ini yaitu 5%. hantarkan pada sample beton
tersebut tidak merata sehingga
KESIMPULAN kuat tekan yang dihasilkan
tidaklah maksimal.Semua variasi
1. Dalam penelitian ini penambahan
campuran beton menggunakan
limbah plastik dengan persentase tinggi
Fas yang tetap yaitu 0,57.
justru merusak sifat- sifat beton
terutama pada kuat tekan yang
dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA
2. Berdasarkan dari penelitian ini,
persentase tambahan limbah plastik Asroni, A. 2010. Balok Pelat Beton
yang disarankan adalah maksimal 5%. Bertulang. Yogyakarta: Penerbit
Kuat tekan maksimum yang dapat Graha Ilmu.
dicapai dari semua komposisi campuran ASTM Committe C09. ASTM C 33 – 03.
yang digunakan terdapat pada Standard Specification for
penambahan limbah plastik sebesar 5 % Concrete Aggregate. ASTM
pada umur 14 hari dengan nilai kuat International (2003).
tekan 10,06 Mpa, dari nilai hasil Budiadi, A. 2008. Desain Praktis Beton
dibawah kuat tekan rencana yaitu Prategang. Yogyakarta: Penerbit
sebesar 10,4 Mpa.Kuat tekan rencana Andi.
tidak tercapai disebabkan beberapa Drajad Kusumo, S, Sri Respati dan Djedjen
faktor : Akhmad. 2012. Prototipe Beton
a) Agregar kasar yang digunakan Plastik dengan Bahan Dasar
tidak memenuhi syarat atau Agregat Plastik Hasil Daur Ulang.
standar SK.SNI T – 15- 1990- 03 Jakarta: Journal Teknik Sipil.
yaitu pada pengujian analisa

28 ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016


Ir. Trimulyono, MT. 2003. Teknologi
Beton. Yogyakarta. Penerbit
Andi.
Nugraha, P dan Antoni. 2004. Teknologi
Beton– Dari Material, Pembuatan,
keBeton Kinerja Tinggi.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Rismayasari, Y. 2012. Pembuatan Beton
Dengan Campuran Limbah
Plastik dan Karakteristiknya.
Surakarta. Indonesian Journal Of
Applied Physics.
Sina Dantje A.T dan I Made Udiana. 2012.
Pengaruh Penambahan Cacahan
Limbah Jenis HDPE Pada Kuat
lentur Beton. Surakarta: Jurnal
Teknik Sipil.
Universitas Muhammadiyah Metro. 2008.
Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah(Skripsi, Artikel, Dan
Makalah). Lampung.

ISSN 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 1 November 2016 29

Anda mungkin juga menyukai