KOMPOSISI OPTIMUM BETON GEOPOLIMER HYBRID LIMBAH KARBIT DAN
FLY ASH UNTUK SELF SENSING CONCRETE 5 Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan komposisi optimum beton geopolimer hybrid menggunakan material limbah karbit dan fly ash, lebih khusus lagi dalam pembuatan self sensing 10 concrete.
Latar Belakang Invensi
Perkembangan pembangunan di Indonesia mendorong adanya perkembangan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) 15 yang nantinya diperlukan dalam perkembangan dunia konstruksi di Indonesia yang beragam jenis. Salah satu kebutuhan tersebut adalah peningkatan prasarana transportasi yang mendukung proses mobilisasi dan perkembangan pembangunan di Indonesia. 20 Tingkat kelayakan fisik struktur jalan perlu dikontrol agar struktur jalan tetap berdaya guna dengan semestinya. Jika struktur yang ada tidak layak pakai, maka tingkat kecelakaan cenderung meningkat. Salah satu upaya pencegahannya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan smart material 25 sebagai salah satu solusi yang dapat digunakan. Salah satu contoh smart material tersebut adalah self– sensing concrete. Self-sensing concrete digunakan untuk melakukan monitoring kondisi kesehatan struktur, prediksi waktu terjadinya visual crack, ataupun penentuan adanya 30 perubahan parameter lain yaitu tegangan tarik, tegangan tekan, suhu, displacement, damage, dan kelembaban. Hasilnya, akan diperoleh pengkondisian bagi pemelihara struktur untuk melakukan tindakan yang tepat akibat perubahan yang terjadi 2
(Abdullah et al., 2019). self-sensing concrete adalah
material dengan bahan konduktif yang pada umumnya adalah carbon nanotube (serat karbon) yang memiliki sifat pengindraan dan stabilitas yang rendah (Abdullah et al., 5 2019). Namun, serat karbon juga dinilai cukup mahal untuk pembuatan self-sensing concrete, sehingga pemanfaatan limbah karbit sebagai material pengganti semen dapat secara bersamaan menggantikan serat karbon untuk meningkatkan sensitivitas dinilai dari tingkat konduktivitasnya. 10 Berkaitan dengan pembuatan self-sensing concrete yang notabenenya merupakan material beton yang berbahan pengikat yaitu semen, maka semen menjadi hal pokok dalam pemenuhan kebutuhan material. Penggunaan Ordinary Portland Cement (OPC) dalam dunia konstruksi menyumbang polusi udara berupa 15 emisi gas CO2 dengan persentase besar. Sebanyak 6% dari total emisi gas CO2 di dunia adalah berasal dari OPC (Ndagi and Jaafar, 2019). Untuk meminimalisir hal tersebut, dapat dilakukan substitusi penggunaan semen dengan material lain. Penggunaan material substitusi dapat berasal dari material 20 limbah yaitu fly ash (abu terbang), slag atau metakaolin yang menghadirkan inovasi beton geopolimer (Yanuari et al., 2020). Beton geopolimer menghasilkan beton dengan kuat tekan tinggi, ramah lingkungan, dan lebih murah karena semen diganti oleh material limbah (Indra, 2018). 25 Limbah karbit sebagai limbah hasil penyambungan besi yang dikategorikan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dapat dimanfaatkan sekaligus sebagai pengganti semen dalam pembentukan beton. Hal ini kemudian menghasilkan beton geopolimer hybrid. Kandungan Kalsium Oksida (CaO) pada 30 limbah karbit akan menghasilkan possibility bagi limbah karbit sebagai bahan pengganti semen (Ardiansyah et al., 2017). Penambahan komposisi limbah karbit dalam pembuatan beton berangsur-angsur dengan penambahan 10% dapat 3
meningkatkan kuat tekan dari 310,54 kg/cm2 hingga 436,20
kg/cm2 pada total persentase limbah karbit sebanyak 40% (Rajiman, 2015). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji 5 komposisi optimum self-sensing concrete geopolimer hybrid untuk smart material transportasi dengan variabel kadar limbah karbit dan rasio alkali aktivator. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji karakteristik self-sensing concrete geopolimer hybrid, yaitu kuat tekan, Ultrasonic 10 Pulse Velocity (UPV), porositas, permeabilitas (sorptivity), dan sifat piezoresistif. Inovasi penelitian ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tingginya tingkat keamanan sarana transportasi yaitu jalan. Dengan self-sensing concrete yang lebih kuat, stabil, dan sensitif, 15 maka dapat dilakukan self-healing atau perbaikan struktur secara cepat tanpa menunggu adanya kerusakan pada jalan.
Uraian Singkat Invensi
Invensi yang diusulkan ini pada prinsinya adalah komposisi 20 optimum beton geopolimer hybrid menggunakan material limbah karbit dan fly ash. Komposisi optimum yang dicari adalah komposisi optimum yang bagus untuk digunakan sebagai self- sensing concrete. Self-sensing concrete tersebut digunakan sebagai smart material dalam bidang tranportasi. Invensi ini 25 dapat digunakan sebagai alternatif beton konvensional yang relatif lebih mahal dan dapat mengurangi limbah yang ada.
Uraian Singkat Gambar
4
Gambar 1, adalah gambar pandangan perspektif dari……(Judul
Invensi)……sesuai dengan invensi ini. Gambar 2, adalah blok diagram ……………………………… Gambar 3, adalah diagram alir (flowchart) …………………………….dst. 5 Uraian Lengkap Invensi Invensi ini akan secara lengkap diuraikan dengan mengacu kepada gambar-gambar yang menyertainya. Mengacu pada Gambar 1, yang memperlihatkan gambar detail 10 secara lengkap…………(Judul Invensi), yang terdiri dari…………………(diuraikan secara lengkap mengacu pada gambar 1). Mengacu pada Gambar 2, …………………(diuraikan secara lengkap mengacu pada gambar 2)……………… dst,……sesuai dengan jumlah 15 gambar. Mengacu pada gambar 1 hingga gambar ………(sesuai dengan jumlah gambar)………… ………………………jelaskan cara untuk melaksanakan invensi ini. Dari uraian diatas jelas bahwa hasil dari invensi ini dapat 20 memberi manfaat bagi ………………………………………………………………… karena secara praktis dan efisien ………………………………………………………………… (sebagai penutup, atau ungkapkan keistimewaan invensi tersebut) ……………………………………………………………… dan invensi ini benar-benar menyajikan suatu penyempurnaan yang sangat praktis khususnya 25 pada………………………………………………………Judul Invensi).
30 5
10
15 Klaim
1. Suatu Self-sensing geopolimer hybrid untuk smart material
transportasi yang terdiri dari material fly ash dan limbah 20 karbit.
2. Self-sensing geopolimer hybrid untuk smart material
transportasi sesuai dengan klaim 1, dimana beton tersebut menggunakan fly ash sebagai substitusi material semen untuk 25 menurunkan emisi gas CO2 dan pembuangan limbah fly ash.
3. Self-sensing geopolimer hybrid untuk smart material
transportasi sesuai dengan klaim 2, dimana beton tersebut menggunakan limbah karbit sebagai material kedua pengganti 30 material semen untuk membantu pengurangan penggunaan fly ash yang jumlahnya terbatas dan menurunkan emisi gas CO 2 dari penggunaan semen serta penurunan pencemaran akibat limbah karbit. 6
4. Self-sensing geopolimer hybrid untuk smart material
transportasi sesuai dengan klaim 3, dimana beton tersebut menggunakan limbah karbit sebagai filler fungsional pengganti serat karbon. 5 5. Self-sensing geopolimer hybrid untuk smart material transportasi sesuai dengan klaim 4, dimana limbah karbit dapat meningkatkan sensitivitas daripada self-sensing concrete dengan filler serat karbon. 10 6. Self-sensing geopolimer hybrid untuk smart material transportasi sesuai dengan klaim 5, dimana limbah karbit dapat menurunkan biaya pembuatan self-sensing concrete karena harga pemakaian serat karbon yang mahal. 15 7. Self-sensing geopolimer hybrid untuk smart material transportasi sesuai dengan klaim 6, dimana sensitivitas yang lebih tinggi dapat mempercepat antisipasi dalam perbaikan struktur jalan dan menurunkan angka kecelakaan. 20 Abstrak
KOMPOSISI OPTIMUM BETON GEOPOLIMER HYBRID LIMBAH KARBIT DAN
FLY ASH UNTUK SELF-SENSING CONCRETE
25 Invensi ini mengenai beton geopolimer hybrid limbah
karbit yang dibentuk dengan substitusi material berupa limbah karbit dan fly ash untuk menggantikan semen. Pemilihan kadar material diawali dengan studi parametrik untuk menentukan pengikatan pada pasta. Material pasta pada 30 studi parametrik ini yaitu larutan alkali aktivator, air, dan fly ash. Dengan penambahan 1,75x alkali aktivator kemudian diperoleh ikatan yang baik pada pasta. Nilai tersebut dipakai dalam pembuatan mortar geopolimer dengan 7
fly ash dan penambahan pasir. Studi parametrik pada
pembuatan mortar menghasilkan nilai ew/fa yang tepat untuk ikatan yaitu 0,23. Nilai ew/fa tersebut dipakai dalam pembuatan sampel beton limbah geopolimer hybrid limbah 5 karbit yang divariasikan sebesar 25%, 20%, dan 15% terhadap kadar fly ash. Kadar tersebut merupakan kadar yang dapat menghasilkan ikatan baik dan workability yang baik pula. Pemakaian limbah karbit menjadi material substitusi semen dan fly ash serta dapat menggantikan serat karbon pada 10 penelitian terdahulu sebagai filler fungsional pada self- sensing concrete. Pemakaian limbah karbit meningkatkan sensitivitas dengan nilai FCR maksimum yaitu 0,91% dan stress sensitivity 0,5%/MPa pada kadar limbah karbit 15%. Parameter tersebut diukur dengan pembebanan siklik sebesar 15 10 kN secara konstan dan bertahap. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan pergerakan dan perubahan distribusi partikel beton, khususnya limbah karbit sehingga terjadi perubahan resistensi. …………. (gabungan bidang teknik invensi dan ringkasan invensi tidak boleh lebih dari 200 kata)