Abstract
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur di komponen strukturalnya seperti pada
berbagai sektor sekarang ini tidak lepas gedung, jembatan, jalan raya dan lain
dari penggunaan beton sebagai alternatif sebagainya. Dalam penggunaan beton,
material utama pada komponen- semen memegang peranan penting
sebagaimana fungsinya sebagai bahan asal PLTU Bosowa Kab. Jeneponto
pengikat, sehingga kebutuhan akan dalam pembuatan beton geopolimer ?
semen juga meningkat seiring dengan 2. Bagaimana kuat tekan beton
pesatnya penggunaan beton. Produksi geopolimer menggunakan limbah Abu
semen dalam jumlah besar untuk Terbang asal PLTU Bosowa Kab.
memenuhi kebutuhan akan membawa Jeneponto ?
dampak pada lingkungan dimana proses 3. Bagaimana pengaruh treatment
pembakaran klinker akan menghasilkan pemanasan dengan oven dan tanpa
senyawa gas karbon dioksida (CO2). pemanasan dengan oven terhadap kuat
Senyawa ini lama-kelamaan akan tekan beton geopolimer ?
memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan yaitu pengikisan lapisan ozon LANDASAN TEORI
yang menyebabkan pemasan global atau Beton Geopolimer
biasa disebut efek rumah kaca. Beton geopolimer merupakan merupakan
Beton geopolimer merupakan salah satu jenis beton yang sama sekali
salah satu jenis beton yang bahan tidak menggunakan semen sebagai bahan
pengikatnya sama sekali tidak pengikat, namun memanfaatkan bahan
menggunakan semen hidrolis, namun atau material yang berupa anorganik
memanfaatkan limbah-limbah organik yang disintesa melalui proses
yang mengandung unsur-unsur oksida polimerisasi. Terminologi geopolimer
silika dan oksida alumina serta oksida pertama kali digunakan oleh Professor
besi, seperti abu terbang. Davidovits pada tahun 1978.
Abu Terbang merupakan material Material Penyusun Beton Geopolimer
yang diperoleh dari hasil pembakaran 1. Abu Terbang
batubara yang mengandung zat beracun “Menurut ASTM C618, abu terbang (Fly
dan berbahaya sehingga secara langsung Ash) didefinisikan sebagai butiran halus
maupun tidak langsung dapat merusak hasil hasil residu pembakaran batubara
lingkungan, mengganggu kesehatan dan atau bubuk batu-bata”. Material abu
mengancam kelangsungan hidup manusia terbang dikategorikan dalam material
serta makhluk hidup lainnya. “pozzolon” yakni material siliceous atau
Rumusan Masalah aluminous yang didalamnya terdapat
1. Bagaimana menerapkan rancangan sedikit sekali atau tidak sama sekali
campuran pada limbah Abu Terbang material cementious sebagaimana yang
dimiliki Semen Portland. Material abu
terbang dapat saja bereaksi secara kimia perhitungan kuat tekan menggunakan
dengan cairan alkalin pada temperature rumus :
tertentu untuk membentuk material
campuran yang memiliki sifat seperti
semen (Mauahe dan Sumajouw, 2014). Keterangan :
Agregat pada beton terdiri dari agregat penelitian eksperimen yang dilakukan
bereaksi. Dalam pembuatan beton Pengujian pada abu terbang adalah uji X-
geopolimer ini, activator yang digunakan Ray Fluorescence (XRF). Pengujian XRF
adalah unsur alkali yang terhidrasi yaitu berfungsi untuk mengetahui persentase
Kuat tekan beton suatu bahan adalah campuran mengacu pada penelitian
Jumlah kebutuhan air didasarkan pada dan agregat kasar dihitung dengan
dipilih pada Tabel 1. Agregat Halus : 0.3 𝑆𝐺 [1 − V𝐹𝐴 − V𝑁𝑎𝑂𝐻 − V𝑁𝑎2𝑆𝑖𝑂3 ] × 1000
3. Perhitungan kebutuhan abu terbang Agregat Kasar : 0.7 𝑆𝐺 [1 − V𝐹𝐴 − V𝑁𝑎𝑂𝐻 − V𝑁𝑎2𝑆𝑖𝑂3 ] × 1000
28 Hari
V10 2 2 2 6 Setelah selesai permukaan benda uji
V12 2 2 2 6
Oven
V14 2 2 2 6 diratakan dengan menggunakan cetok.
V8 3 3 3 9
V10 3 3 3 9
56 Hari
V12 3 3 3 9
Kemudian simpan benda uji dalam
V14 3 3 3 9
V8 3 3 3 9 suhu ruangan selama 24 jam.
V10 3 3 3 9
Tanpa Oven 56 Hari
V12 3 3 3 9 Tahap Perawatan Benda Uji
V14 3 3 3 9
96 Setelah benda uji dibuka dari cetakan,
Prosedur pembuatan benda uji penelitian kemudian dilakukan perawatan terhadap
ini sebagai berikut : benda uji, dalam penelitian ini perawatan
1. Persiapan dan penakaran dilakukan dengan dua perlakuan yaitu
Persiapan meliputi alat-alat yang akan tanpa oven dan menggunakan pemanasan
digunakan seperti cetok, ember, gelas dalam oven dengan suhu 900 C selama
ukur dan talang. Penakaran meliputi 24 jam kemudian benda uji didiamkan
Abu Terbang, agregat halus, agregat pada suhu ruangan sampai benda uji
kasar, air dan larutan alkali. dilakukan tahap pengujian tekan.
2. Pengadukan campuran Tahap Pengujian Kuat Tekan Benda
Pengadukan campuran dilakukan Uji
dengan mencampurkan Abu Terbang Setelah masa perawatan berakhir, maka
dan larutan NaOH terlebih dahulu dilakukan pengujian kuat tekan terhadap
selama 2 menit. Setelah itu benda uji dengan umur 28 dan 56 hari
ditambahkan larutan Na2SiO3, setelah tahap perawatan. Prosedur
kemudian diaduk lagi selama 2 menit. perhitungan kuat tekan dilakukan dengan
Setelah 2 menit, agregat halus dan SNI 03-1974-1990 “Metode Pengujian
agregat kasar ditambahkan, kemudian Kuat Tekan Beton”.
dicampur selama 1 menit. Setelah itu Pengolahan dan Analisis Data
tambahan air ditambahkan ke dalam Pengolahan dan analisis data yang
campuran dan campuran dicampur dihasilkan merupakan hasil kuat tekan di
lagi selama 1 menit sampai homogen. laboratorium. Hasil pengolahan data akan
3. Penuangan ke dalam cetakan dibuat dalam bentuk diagram dan tabel
Setelah homogen bahan tersebut dengan bantuan program Microsoft Excel
dicetak menggunakan cetakan kubus dan selanjutnya disimpulkan secara
berukuran 5 x 5 x 5 cm dan silinder deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN kelas C dengan kadar CaO sebesar
Hasil Pengujian Material 19.49%.
1. Abu terbang 2. Agregat
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan Hasil pengujian bahan yang telah
pada tanggal 15 Februari 2020, Abu dilakukan pada bahan dasar pembentuk
Terbang asal PLTU Bosowa Kab. beton berdasarkan SNI 03-1766-1990.
Jeneponto memiliki kandungan sesuai Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel
dengan Tabel 2 berikut : berikut :
Tabel 2 Hasil Tes XRF Abu Terbang Tabel 3 Hasil Pengujian Agregat
No Unsur % Agregat Agregat
No Pengujian
Halus Kasar
1 SiO2 37.23 1 Kadar Air 2.62 1.37
2 Al2O3 6.1 2 Berat Volume 1.216 1.275
3 Analisa Saringan 2.87 6.21
3 Fe2O3 33.05 4 Berat Jenis (BJ)
4 CaO 19.49 BJ Kering 2.4 2.43
BJ Permukaan Jenuh 2.6 2.53
5 BaO 0.18 BJ Semu 2.8 2.69
6 K2O 0.82 Penyerapan Air 5.5 4.09
Kuat Tekan
0.5 3 0.4
(MPa)
0 2
28 56 0.6 1
0 0.5
Umur Beton (hari) 28 56 0.6
Umur Beton (hari)
Gambar 4.1
Peningkatan kuat tekan pada larutan Gambar 4.5
NaOH 8 molar berdasarkan umur beton Peningkatan kuat tekan pada larutan
NaOH 12 molar berdasarkan umur beton
6
Kuat Tekan
4
2 15
(MPa)
0.4
Kuat Tekan
0 10
(MPa)
Oven Tanpa 0.5 5 0.4
Oven 0
0.6 0.5
Oven Tanpa
Treatment Oven 0.6
Treatment
Gambar 4.2
Peningkatan kuat tekan pada larutan
NaOH 8 molar berdasarkan treatment Gambar 4.6
benda uji Peningkatan kuat tekan pada larutan
NaOH 12 molar berdasarkan treatment
2. Larutan NaOH 10 Molar benda uji
3
2 0.4
(MPa)
1 9
Kuat Tekan
0 0.5 6
0.4
(MPa)
28 56 3
0.6
0 0.5
Umur Beton (hari)
28 56 0.6
Gambar 4.3 Umur Beton (hari)
Peningkatan kuat tekan pada larutan
NaOH 10 molar berdasarkan umur beton Gambar 4.7
Peningkatan kuat tekan pada larutan
NaOH 14 molar berdasarkan umur beton
12
Kuat Tekan
8
(MPa)
4 0.4 18
Kuat Tekan
0 12
0.5
(MPa)
abu terbang dalam campuran semakin Dari gambar diatas dapat dilihat secara
menurun. Selanjutnya untuk variasi keseluruhan bahwa kuat tekan beton
molaritas larutan NaOH berdasarkan geopolimer dengan perbandingan larutan
Tabel 4.3 menunjukkan semakin alkali aktivator sebesar 0.4, 0.5 dan 0.6
meningkat molaritas NaOH yang naik seiring bertambahnya molaritas
digunakan, maka kebutuhan air serta larutan NaOH. Hasil penelitian ini
agregat halus dan agregat kasar pada sependapat dengan penelitian
campuran semakin meningkat. Risdanareni P. dkk. (2014) dimana pada
Berdasarkan hasil perencanaan campuran penelitiannya tentang pengaruh molaritas
yang diusulkan dalam penelitian ini terhadap kuat mekanik beton geopolimer
terdapat parameter yang harus disimpulkan semakin tinggi molaritas
diperhatikan dalam penerapannya yaitu NaOH, semakin tinggi kuat mekanik
ukuran agregat kasar, perbandingan beton yang dihasilkan. Kekuatan tekan
larutan alkali aktivator dengan abu tertinggi dihasilkan pada beton
terbang dan konsentrasi molaritas larutan geopolimer dengan molaritas 14M
NaOH. dengan perbandingan alkali aktivator:abu
Kuat Tekan Beton Geopolimer terbang sebesar 0.5 yaitu 7.93 MPa.
Hasil pengujian kuat tekan beton Pengaruh Treatment Pemanasan
dimasukkan dalam satu grafik untuk Dengan Oven dan Tanpa Pemanasan
dengan Oven Terhadap Kuat Tekan
melihat dinamika perubahan kuat tekan Beton Geopolimer
Hasil pengujian kuat tekan beton mendapatkan nilai kuat tekan kecil
geopolimer berdasarkan treatment dibandingkan dengan perawatan curing
pemanasan dengan oven dan tanpa elevated temperature. Hal ini disebabkan
pemanasan dengan oven dapat dilihat karena pada penelitian Panjaitan P.E.
pada Gambar 4.10 berikut .Warna solid (2020) kata “curing elevated
menunjukkan treatment pemanasan temperature” diinterpretasikan penulis
dengan oven, sedangkan warna dengan sebagai pemanasan dengan oven setelah
pattern menunjukkan treatment benda uji dimasukkan dalam cetakan,
pemanasan tanpa oven. sehingga menyebabkan beton mengalami