Oleh:
Pada tanggal 2 Maret 2019 kasus pertama Covid-19 di Indonesia pertama kali
diumumkan. Sejak itu warga Indonesia dihimbau untuk melakukan perlindungan
kepada diri sendiri, mulai dari menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan
masker. Pemerintah berupaya untuk memutus rantai penyebaran virus ini mulai
dari menerapkan peraturan work from home dan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB). Penyebaran virus ini tentunya berdampak pada semua factor, mulai
dari perekonomian, politik, dan bahkan Pendidikan.
Ketidak efektifan ini juga didukung dengan berbagai keluhan peserta didik dalam
mengikuti pelajaran daring setiap hari. Selain masalah dengan gawai. Kuota
internet juga tak jarang menjadi pokok masalah yang mengikuti keterbatasan
siswa dalam mengikuti daring. Hal ini terbukti Ketika peserta didik di survey
sekitar 60% siswa mengatakan bahwa kuota internet adalah masalah lain yan
menjadi penghambat kelancaran proses daring.
Dilansir dari unicef.org menybut bahwa dari 4000 tanggapan yang masuk dari
siswa di 34 provinsi, Hasil survei mengatakan bahwa sekitar dua pertiga (66%)
mengatakan mereka merasa tidak nyaman belajar dari rumah dan mayoritas (87%)
mengatakan mereka ingin segera kembali bersekolah.
Ketika ditanya tentang tantangan utama yang mereka alami saat belajar dari
rumah, 38% siswa mengatakan mereka kekurangan bimbingan dari guru
sementara 35% menyebutkan akses internet yang buruk. Jika pembelajaran jarak
jauh berlanjut, lebih dari setengah (62%) mengatakan mereka membutuhkan
bantuan untuk kuota internet.
Sementara itu, KPAI juga tak lupa melakukan survey kepada para peserta didik
tentang proses daring yang dijalaninya. Dikutip dari liputan6.com ada 6 poin
penting yang ditanggapi oleh KPAI terkait pembelajaran online siswa saat
pandemi Covid-19
“KPAI juga melakukan survei kepada 1.700 siswa dan 62 guru terkait metode
pembelajaran jarak jauh. Sebanyak 76,6 persen pernah pakai platform, yang
terbanyak adalah platform gratis yang disiapkan seperti Ruangguru, rumah
belajar yang milik Kemendikbud," ujar Retno di Komisi X, Kamis (25/6/2020).
Retno menyatakan, kuota internet menjadi salah satu masalah yang sering
dikeluhkan, apalagi bagi orangtua siswa yang ekonominya terdampak pandemi.
"Kuota kemudian jadi masalah karena banyak anak tidak terlayani. Kalau berdasar
data kami tidak hanya di Papua yang 54 persen tidak bisa tertangani daring dari
608 siswa, tapi Kota Bogor yang sangat dekat dengan Jakarta pun masih ada 11
persen tidak terlayani secara daring," ucap dia.
Bahkan, Retno menyebut, masih banyak keluarga yang kesulitan makan, sehingga
pembelian kuota internet dan pembelajaran jarak jauh terbengkalai.
"Penggunaan kuota ini, jadi masalah karena para orangtua terdampak Covid-19
secara ekonomi. Punya tiga anak, tiga-tiganya gunakan kuota mereka, kemudian
jadi sulit untuk membeli kuota, karena makan aja sulit. Akhirnya semakin hari itu
semakin banyak anak tidak terlayani pembelajaran daring karena bermasalah
kepada pembelian kuota," terang dia.
Selain itu, menurut Retno, masalah lain adalah sebanyak 79,9 siswa mengeluhkan
minimnya interaksi dengan guru dalam pembelajaran daring.
"Anak-anak juga merasa beban tugas untuk mereka terlalu berat," tandas Retno.
"Kami juga kirim surat, KPAI bersurat ke Presiden terkait bagaimana evaluasi
PJJ dan perbaikan PJJ ketika kondisi sekolah belum dibuka dan PJJ akan
diperpanjang," ujar Retno.
5. Minta Gratiskan Internet
Selain itu, KPAI juga meminta agar jam belajar daring di rumah diperpendek.
"Jam belajar kami dorong untuk diperpendek. PJJ bukan memindahkan sekolah
ke rumah, tapi sebaiknya menyusun jam belajar jadi efektif," tandas Retno.
Survei-survei yang telah dilakukan para Lembaga juga harus diapresiasi dengan
adanya survei yang menyeluruh di berbagai daerah Indonesia membuat para
peserta didik dapat menyampaikan keluhan di wadah yang tepat.
Tentunya upaya untuk memaksimalkan proses daring akan terus berjalan. Penulis
berharap ke depannya pemerintah akan mengoptimalkan proses pembelajaran
daring dan berupaya untung mengurangi adanya keluhan-keluhan baik dari guru
maupun peserta didik.