Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah swt, atas segala rahmat dan hidayah-
nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ ETIKET KEPERAWATAN PROFESIONAL DAN PERGAULAN YANG
ISLAMI”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah budi pekerti.
            Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari sumber-
sumber yang kami ambil dari buku yang ada kaitannya dengan makalah yang dibuat.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak
tertentu, oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan banyak trimakasih kepada dosen
pembimbing yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya
serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, harapan kami agar tulisan ini dapat
diterima dan dapat berguna bagi semua pihak. Untuk itu kami mengharapkan adanya
kritikan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                                      Klaten, November 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Manfaat.................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................5

A. Komunikasi Dengan Tim Medis.................................................5

B. Etika Keperawatan Cara Berjalan dan Duduk serta Berhias.............11

C. Service Excellence....................................................................13

BAB III PENUTUP...................................................................................19

A. KESIMPULAN..........................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatanyang
benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dandengan
kewajiban moral.Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatanatau tidakan
yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika
mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak
memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.Etika bisadiartikan
juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang
menegaskan hal yang harus dilakukan.

Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia ( yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari
profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi
individu yang dilayani.Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang
memerlukan keputusan untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada
klien, keluarga dan masyarakat, menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan
lingkungan fisik, sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan
menekankan pencegahan penyakit,  serta meningkatkan kesehatan dengan
penyuluhan kesehatan. Karena beberapa fenomena diatas sebagai seorang perawat
yang profesional wajib mengetahui fungsi dan perannya sebagai seorang perawat,
dan juga mengenal etika-etika dan konsep hukum yang berlaku dalam prosfesinya
supaya dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang menyalahi etika profesinya yang
akan berujung kepada malpraktik atau kelalaian yang merugikan klien, perawat itu
sendiri dan profesinya.

3
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Komunikasi Perawat Dengan Tim Medis?

b. Bagaimana Etika Keperawatan Cara Berjalan dan Duduk serta Berhias?

c. Apa yang dimaksud Service Excellence?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Komunikasi perawat Dengan Tim Medis
b. Untuk mengetahui Etika Keperawatan Cara Berjalan dan Duduk serta Berhias
c. Untuk mengetahui Service Excellence

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi dengan tim medis


Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai
anggota tim pelayanan kesehatan. Unsur yang membentuk hubungan perawat klien
juga dapat diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada pembentukan
lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis. Komunikasi ini
berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok, kolaborasi, konsultasi,
delegasi, supervisi, kepemimpinan, dan manajemen. Dibutuhkan banyak
keterampilan komunikasi, termasuk berbicara dalam presentasi, persuasi, pemecahan
masalah kelompok, pemberian tinjauan performa, dan penulisan laporan. Didalam
lingkungan kerja, perawat dan tim kesehatan membutuhkan interaksi sosial dan
terapeutik untuk membangun kepercayaan dan meperkuat hubungan. Komunikasi
antar tim medis sebaiknya menggunakan komunikasi efektif, Komunikasi
efektif adalah komunikasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan (perawat, dokter,
dan petugas kesehatan lainnya) secara tepat waktu ,lengkap akurat, jelas dan
dipahami oleh kedua pihak (pemberi dan penerima informasi).
Tujuan komunikasi dengan tim medis :
1. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Untuk menjalin kerjasama dokter dan perawat

5
Macam komunikasi dengan tim medis

1. Menjawab Telepon
Saat menjawab telepon perawat menggunakan Standar Prosedur
Operasional ( SPO). SPO adalah komunikasi yang efektif melalui via telepon
yang dilakukan oleh perawat untuk melaporkan segala bentuk keluhan, keadaan,
dan permasalahan pasien kepada dokter ysng merawat secara tepat waktu,
lengkap, akurat, jelas, dan dipahami oleh kedua belah pihak.
a. Tujuan :
a) Untuk menjalin kerjasama dokter dan perawat.
b) Mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
c) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
b. Prosedur
Persiapan alat :
a) Buku komunikasi
b) Pulpen
c) telepon
c. Cara kerja :
a) Petugas mengidentifikasi pasien secara langsung dengan menanyakan
langsung nama pasien ( pada keluarga bila pasien tidak sadar) dan
melihat ke gelang identitas pasien.
b) Perawat melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien
c) Siapkan di dekat pesawat telepon : status pasien, buku komunikasi dan
pulpen
d) Tuliskan identitas dan kondisi pasien pada form buku komunikasi
pasien
e) Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter.
f) Setelah telepon tersambung, ucapkan salam.
g) Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan menggunakan
teknik SBAR
h) Dokter/pemberi informasi akan memberikan respon atau jawaban pada
saat itu juga

6
i) Perawat mencatat isi perintah yang diucapkan oleh dokter/pemberi
informasi pada buku komunikasi
j) Konfirmasi ulang isi perintah yang sudah dituliskan dengan
membacakan ulang kepada pemberi perintah/dokter. Eja ulang satu
persatu hurufnya bila perintah mengandung nama obat gologan LASA
(look alike sound alike) / NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip) dan obat High Alert, Daftar obat LASA / NORUM dan High
Alert terlampir.
k) Cantumkan tanda ceklis pada kolom membaca ulang isi laporan bila
sudah dibacakan ulang.
l) Pemberi perintah/dokter harus mengkonfirmasi lisan sesaat setelah
pemberi perintah/dokter mendengar pembacaan dan memberikan
pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar”.
m) Perawat/penerima informasi bertandatangan atas penermaan informasi
n) Pindahkan data SBAR dan Instruksi dokter tersebut pada buku status
pasien dengan cara menulis tanggal dan jam saat melapor kemudian
mencantumkan kondisi pasien dengan teknik SBAR dan distempel
SBAR
o) Tulis instruksi yang disampaikan oleh dokter/pemberi informasi
kemudian distempel berbentuk form stempel TbaK
p) Penerima informasi/perawat bertandatangan pada form stempel TbaK
q) Telpon ulang pemberi perintah/dokter bila laporan belum dibacakan
ulang, dan belum konfirmasikan ulang isi perintah.
r) Ucapkan terima kasih dan salam.
s) Pelaksana instruksi harus bertandatangan pada form catatan perintah
lisan /melalui telepon
t) Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang telah
diberikan dengan bertandatangan pada form TBaK pada hari berikutnya
atau maksimal 1 x 24 jam

7
2. Konsultasi dengan dokter

Cara perawat berkonsultasi dengan dokter dengan menggunakan metode


SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang
terdiri dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda
komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan timbang terima
(handover) ke pasien dan melaporkan kepada dokter menjadi lancar, jelas ,dan
akurat.
a. Keuntungan dari penggunaan metoda SBAR
a) Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
b) Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham
akan kondisi pasien.
c) Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.

b. Tehnik Pelaksanaan SBAR


a) S : Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
1) Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat
2) Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau
sudah teratasi/ keluhan

Contoh Penerapan Rumah Sakit :

1) Pemindahan pasien : isi dengan tanggal, waktu, dari ruang asal ke ruang
tujuan pemindahan
2) Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis yang terakhir diputuskan
3) Masalah utama keperawatan saat ini, isi dengan masalah keperawatan
pasien yang secara aktual pada pasien yang wajib dilanjutkan diruang
kepindahan yang baru
b) B : Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini)
1) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap
diagnosis keperawatan
2) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif,
dan obat – obatan termasuk cairan infus yang digunakan
8
3) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap
diagnosis keperawatan
4) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif,
dan obat – obatan termasuk cairan infus yang digunakan
5) Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis

Contoh Penerapan Rumah Sakit :

1) Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa jenis alergi yang diderita
atau jenis reaksi obat tertentu pada pasien dulu hingga sekarang
2) Hasil investigasi abnormal : isi keadaan abnormal/keluhan saat pasien
datang ke RS sehingga mengharuskan pasien tersebut dirawat (riwayat
keluhan saat masuk rumah sakit)

c. A : Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)

1) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda


vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain.
2) Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.

Contoh Penerapan Rumah Sakit :

1) Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik (EVM) : isi dengan vital
sign dan tingkat kesadaran pasien secara numerik. contoh : E 4, V 5 M
6
2) BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu dengar, isi / di ceklist
sesuai keadaan pasien
3) Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini (misalnya ada pus, jaringan
nekrotik, dll,) lokasi dan ukurannya juga dilengkapi
4) Peralatan khusus yang diperlukan: isi misalnya WSD, colar brace,
infuse pump dll

d. R : Recommendation

Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer


to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan
keluarga.
9
Contoh Penerapan Rumah Sakit :

1) Konsultasi, fisiotherafi dll, isi dengan rencana konsultasi, rencana


fisiotherafi dll
2) Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi jumlah barang / berkas

3. Cara berkenalan dengan pasien


Kegiatan berkomunikasi juga dilakukan antara perawat dan pasien.Bentuk
komunikasi yang dilakukan disebut komunikasi antarpribadi.Dalam ilmu
kesehatan,komunikasi antarpribadi ini disebut juga dengan Komunikasi
Terapeutik. Komunikasi Terapeutik adalah bentuk khusus dari komunikasi yang
digunakan dalam pengaturan perawatan kesehatan untuk mendukung, mendidik,
dan secara efektif memberi kekuatan dalam mengatasi masalah sulit yang
berhubungan dengan kesehatan (Elizabeth, 2007:200)

Perkenalan juga proses yang penting dimana pasien dan perawat mulai
mengembangkan rasa percaya. Rasa percaya pasien kepada perawat sangat tergantung
bagaimana perawat memperkenalkan diri dan dengan sikap yang baik dan ramah
melakukan pendekatan dengan pasien.

Strategi komunikasi yang harus dilakuakan perawat adalah:

a. Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi


kecemasan pasien.
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri pasien.
c. Mengumpulkan data dan informasi tentang pasien dari keluarga terdekatnya.
d. Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien dengan bersikap positif dan
menghindari prasangka buruk terhadap klien di pertemuan pertama.

10
B. Etika Keperawatan Cara Berjalan dan Duduk serta Berhias

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang
menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan
dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan
ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku
manusia.

Dalam bahsa Indonesia, kata etika berarti kebiasaan baik norma-norma


yang baik. Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  kata etika
mengandung tiga arti yaitu :

1. Ilmu tentang apa yang baik dana pa yang buruk hak dan kewajiban moral (akhlak)
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianutb suatu golongan atau masyarakat.

Dalam ilmu keperawatan , sikap tubuh yang baik merupakan hal yang vital
dalam diri seorang perawat. Perawat yang memiliki sikap tubuh yang kurang baik
akan berpengaruh terhadap pasien, karena paien merasa kurang nyaman dengna
posisi tubuh perawat

1. Etika duduk dan berjalan


a. Etika duduk
Tulang punggung merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan sangat besar
dalam menjaga kestabilan tubuh kita.Tidak dapat dipungkiri, bahwa sebagian besar
aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dalam posisi duduk, sehingga sangatlah
penting untuk mengetahui posisi tubuh saat duduk yang benar untuk membuat
postur tubuh yang baik . Posisi duduk yang benar
1) Kaki dan lutut rapat, usahakan untuk tidak menyilangkan kaki
2) Tempatkan kaki agak keluar sedikit lebih jauh dari lutut
3) Alas kaki tetap pada lantai (tidak menggantung atau berjinjit)

11
4) Jagalah badan tetap pada posisi berdiri
5) Bila kursi ada sandaran punggung tegak dan menyentuh sandaran.

Berikut adalah cara-cara duduk yang baik dan benar:

1) Sebelum dan sesudah duduk dikursi, hindari menyeret kursi. Angkat kursi sedikit
sebelum kita duduk, agar tidak menimbulkan suara
2) Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu kebelakang. Paha menempel di
dudukan kursi dan bokong harus menyentuh bagian belakang kursi.
3)  Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut hingga
sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.
4) Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk
5) mengistirahatkan lengan dan siku Anda. Jika diperlukan, Anda dapat
menggunakan sandaran tangan untuk membantu mengurangi beban pada bahu dan
leher Anda agar tidak mudah lelah.
6) Jangan sekali-sekali duduk bersilang kaki, atau menyodorkan telapak kaki jauh
7) kedepan, ketika menghadap ke orang lain. Apalagi meletakan kaki  diatas meja
8) Tidak duduk dimeja
9) Tidak menyenderkan tangan diatas kursi
10) Jika wanita tutup lutut, kaki diserongkan
11) Memberikan tempat duduk bagi mereka yang tidak kebagian
12) Tidak duduk sebelum wanita, orang yang dihormati, orang tua duduk terlebih
dahulu

b. Etika berjalan
Bagi seorang perawat yang sedang melaksanakan dinas di Rumah sakit, perlu melakukan
hal-hal berikut ini:
1) Menjaga sopan santun
2) Tidak boleh bercanda atau membuat gaduh
3) Menghormati dan memberi salam/menyapa kepada orang yang berpapasan
4) Memberi kesempatan jalan dahulu bila ada orang yang membawa pasien.

Berikut adalah cara berjalan yang baik dan benar:

12
1) Tidak membusungkan dada sehingga terlihat angkuh
2) Waktu berjalan, hendaknya sikap badan lurus dengan tegap, jangan membungkuk,
jangan melangkah besar-besar, atau sebaliknya.
3) Upayakan kedua kaki Anda menapak ke tanah dengan mantap. Jangan menyeret
langkah Anda atau berjingkat-jingkat. Orang akan bertanya-tanya, ada apa dengan
anda?
4) Tidak menendang barang saat berjalan
5) Jangan berjalan sambil mengobrol, dan jangan pula sambal melongo kekana dan
kiri, atau selalu menunduk kebawah. Sebaiknya, arahkan Pandangan mata
kedepan dengan tenang.
6) Tidak jalan bergerombol
7) Kain celana atau rok tidak menyapu lantai ketika berjalan
8) Jangan makan atau minum ketika sedang berjalan
9) Tidak berjalan mendahului orang tua
10) Tidak berjalan sambil tolak pinggang

e. Etika berhias perawat laki-laki dan perempuan

Etika Berpakaian adalah Ekspresi diri dan menunjukkan diri dan


kepribadian atau Gaya personal seseorang bisa mengubah pesprektif seseorang.
Tujuan Berpakaian Memberikan keindahan penilaian,proteks dari agen penebab
cedera dan penyakit,kenyamanan.

Cara Berpakaian :
1) Menutup aurat
2) Sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi lngkungan.
3) Tapak rapi, ukuran sesuai, bersih dan sehat.
4) Tidak melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama.

Bepakaian seorang perawat perempuan :


1) Pakaian sesuai ketentuan intitusi
2) Sepatu hitam dengan hak tinggi maksimal 3cm, tidak menimbulkan suara.
3) Rias tidak menolok termasuk lipstik.
4) Kuku pendek
13
5) Tidak memaka pehiasan selan cincin kawin dan subang kecil.
6) Rambut pendek, jika rambut panjang maka disanggul.
7) Jilbab polos tanpa corak, bewarna sesuai pakaian kerja.
Berpakaian seorang perawat Laki-laki :
1) Pakaian sesuai dengan intitusi
2) Sepatu hitam dengan hak tinggi maksimal 3cm, tidak menimbulkan suara.
3) Kuku pendek.
4) Rambut tidak gondrong

C. Service Excellence

Pelayanan Prima (Excellent Service) menurut pengertian “ Pelayanan”, yang berarti


“usaha melayani kebutuhan orang lain” atau dari pengertian ”melayani “ yang berarti
”membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang”. Dengan Prima atau
excellent yang berarti bermutu tinggi dan memuaskan.
Pelayanan Prima di Rumah Sakit adalah pelayanan terbaik yang diberikan oleh karyawan
RS untuk memenuhi/bahkan melampaui harapan pengguna jasa rumah sakit. Dimana
harapan ini ditentukan oleh pengalaman masa lalu terhadap jasa atau produk yang pernah
digunakan, Informasi layanan yang diterima dari berbagai sumber atau janji-janji dan faktor
internal dari pengguna jasa yaitu dari pengguna jasa rumah sakit sendiri.

Tujuan Pelayanan Prima


1) Untuk menimbulkan kepercayaan dan kepuasan kepada pelanggan
2) Untuk menjaga agar pelanggan merasa dipentingkan dan diperhatikan
3) Untuk mempertahankan pelanggan agar tetap setia menggunakan barang dan jasa   
yang  ditawarkan.
4) Untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi kepada pelanggan.
5) Untuk menimbulkan keputusan dari pihak pelanggan agar segera membeli
barang/jasa yang
6) Untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap pelanggan terhadap
barang/jasa yang ditawarkan.
7) Untuk menghindari terjadinya tuntutan-tuntutan yang tidak perlu dikemudian hari
terhadap produsen.
Unsur Pokok Pelayanan Prima
14
Menurut Barata (2004),  pelayanan prima terdiri dari 6 unsur pokok, antara lain :
a. Kemampuan (Ability)
Meliputi kemampuan dalam bidang kerja yang di tekuni, melaksanakan komunikasi
yang efektif, mengembangkan motivasi dan menggunakan puplic relations sebagai
instrument dalam membina hubungan ke dalam dan keluar organisasi atau
perusahaan.
b. Sikap (Attitude)
Meliputi melayani pelanggan dengan berfikir positip sehat dan logis dan melayani
pelanggan dengan sikap selalu menghargai
c. Penampilan (Appearance)
Penampilan (appearance)  adalah penampilan seseorang, baik yang bersifat fisik saja
maupun non fisik, yang mampu merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari
pihak lain.
d. Perhatian (Attention)
Pehatian (attention) adalah kepedulian penuh terhadap pelanggan baik yang
berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pelanggan maupun
pemahaman atas saran dan kritiknya. Meliputi mengamati dan menghargai kepada
para pelanggannya an mencurahkan perhatian penuh kepada para pelanggan.
e. Tindakan (Action)
Tindakan (action) adalah berbagai kegiatan nyata yang harus di lakukan dalam
memberikan layanan kepada pelanggan. Meliputi mencatat kebutuhan pelayanan,
menegaskan kembali kebutuhan pelayanan, mewujudkan kebutuhan pelanggan,
menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan masih mau kembali setia untuk
memanfaatkan pelayanan.
f. Tanggung jawab (Accounttability)
Tanggung jawab (accountability) adalah suatu sikap keberpihakan kepada pelanggan
sebagai wujud kepedulian untuk menghindarkan atau menimbulkan kerugian atau
ketidak puasan pelanggan.

1. Kunjungan Sosial (service leraning)


Pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan salah satu bagian dari strategi
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/
CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa
15
untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel,
sehingga dapat diterapkan dari satu permasalahan atau konteks, ke permasalahan atau
konteks lainnya.
Jadi pembelajaran kontekstual menitikberatkan pada suatu konsep belajar dimana
guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 

pembelajaran berbasis jasa layanan mengandung ciri bahwa:

a. Melakukan hubungan yang bermakna, hal ini diwujudkan dengan kerjasama


kelompok yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas terstruktur.
b. Bekerja sama guna penerapan praktis dari pengetahuan yang baru diketahui
mahasiswa.
c. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti melalui kegiatan yang bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan dalam masyarkat( jasa layanan yang berkaitan dengan tugas
terstruktur).

Contoh kunjungan sosial (service leraning) :


a. Mahasiswa dengan bimbingan dosen mengadakan kunjungan sosial untuk
mengedukasi panti asuhan/panti jompo tentang kesehatan.
b. Memberikan edukasi pada masyarakat terpencil yang belum paham mengenai
kesehatan secara baik.
c. Mahasiswa dengan bimbingan dosen mengadakan kunjungan sosial untuk
mengedukasi di sekolah-sekolah tentang kesehatan.
d. Mahasiswa mengadakan cek kesehatan gratis pada masyarakat.

2. Pengelolaan ruangan kelas dan menjaga kebersihan kelas


Menurut Winataputra, menyatakan bahwa Pengelolaan Kelas adalah
serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah
laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak

16
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosoi-
emosional yang positif , serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang
produktif dan efektif. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan
(management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang
(siswa) dan barang / fasilitas. Kegiatan guru tersebut dapat berupa pengaturan
kondisi dan fasilitas yang berada di dalam kelas yang diperlukan dalam proses
pembelajaran diantaranya tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan
kelas (cahaya, temperatur udara, ventilasi) dll.

dapat dilakukan dengan enam cara sebagai berikut :


   1.      Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif
   2.      Penataan ruang belajar sebagai sentral pembelajaran
   3.      Penetapan strategi pembelajaran
   4.      Penilaian hasil belajar
   5.      Pemanfaatan media dan sumber belajar
   6.      Penciptaan atmosfir belajar yang menyenangkan, mengasikkan,
mencerdaskan, dan menguatkan.

Kesehatan lingkungan dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi


lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkunganya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia. Sehingga kita sebagai calon perawat yang baik harus di
biasakan untuk menjaga lingkungan sekitar terutama lingkungan di kelas supaya
kita terbiasa untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih agar dapat menjamin
kesehatan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini harus dilakukan secara diniatau
dari cara yang paling mudah yaitu menjaga kebersihan kelas untuk menunjang
kenyamanansehingga para mahasiswa dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran
dan mencegah penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri, berikut beberapa contoh
menjaga kebersihan ruangan kelas

1. Buang sampah pada tempatnya dan memilahnya sesuai bahan sampah tersebut
2. Membersihkan papan tulis saat pergantian jam
3. Menerapkan jadwal piket kelas yang efektif
17
4. Merapikan peralatan kelas

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kode perilaku yang memperlihatkan
perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. Etika berhubungan dengan hal yang baik
dan hal yang tidak baik dandengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan
peraturan untuk perbuatanatau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta
prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode
etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
dalam profesi keperawatan merupakan alat pengukur perilaku moral dalam keperawatan.
Dalam penyusunan alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan pada kode etik
sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku perawat dengan menggunakan
kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat meletakkan kerangka
berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab kepada masyarakat,
anggota tim kesehatan lain, dan kepada profesi. Prinsip-prinsip etika meliputi otonomi,
berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran, kerahasiaan dan akuntabilitas. Ajaran
moral berisi tentang nilai dan norma yang menjelaskan sifat baik dan buruk , benar dan
salah. Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-
nilai kesehatan pada posisinya. Manfaat nilai dalam bidang keperawatan salah satunya
menjadi pedoman bagi perawat dalam berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian
sebagai landasan dalam penerapan praktek etika

18
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K.2007. Etika . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Dalami, Ermawati . 2002 . Etika Keperawatan . Trans Info Media : Jakarta

Drmodiharjo . 2006 . Pokok-pokok Filsafah Hukum . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Effendi, ferry dan Makhfudli . 2009 . Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam

Keperawatan . Sambela Medika : Jakarta

Kosnanto . 2004 . Pengantar Profesi dan Praktik . EGC : Jakarta

Leino-Kilpi. H . 2006 . In the professional code still the cornerstone of clinical partice. J Adv Nurs . 23 :

25-31

Lin, Yen Ko, dkk. 2013 . Building an Ethical environment improves patient privacy and satisfaction in

the crowded emergency department . BMC Medical Ethics. 14 (1), 1-8

Sudarto, Totok . 2006 . Moral Manusia suatu Pengantar Etika Umum . Sambela Medika : Jakarta  

Sumijatun . 2012 . Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan . Sambela Medika : Jakarta

Potter dan Perry . 2005 . Fundamental Keperawatan konsep, Proses dan Praktek Edisi$ . EGC :

Jakarta

20

Anda mungkin juga menyukai