Anda di halaman 1dari 38

Triwulan IV Tahun 2020

© 2021
Yogyakarta, 27 Januari 2021
OUTLINE
EKSPOSE HASIL PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH
Triwulan IV Tahun 2020

1. Kondisi Makro DIY


2. Capaian Kinerja Pemda DIY
3. Capaian Kinerja Kab/ Kota
4. RPJPD DIY : Pendidikan Terkemuka di Asia Tenggara (Tema Rakordal)
5. Penanganan COVID-19 di DIY
KONDISI
EKONOMI MAKRO DIY
TW IV 2020
PERTUMBUHAN EKONOMI DIY
s/d TW III 2020 Kontraksi
- 2,84

Kinerja pertumbuhan ekonomi DIY


pada Triwulan IV 2020 diperkirakan
-2,84 tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Triwulan III 2020.

43,86 • Perekonomian DIY Triwulan III/2020


Pertumbuhan 40,63 21,85
terhadap Triwulan III/2019 masih
PDRB Tertinggi mengalami kontraksi sebesar 2,84%
17,83
Menurut (YoY). Lebih ringan kontraksinya
Lapangan Usaha 27,50 dibanding Triwulan II-2020 yang
Triwulan III/2020 AKOMODASI
& MAKAN JASA
mencapai 6,72%, dan berbalik arah jika
JASA
(%) MINUM LAINNYA KESEHATAN dibanding periode yang sama tahun
JASA
INFOKON 7,49 2019 yang tumbuh 6,01%.
PERUSAHAAN
Sumber: Berita Resmi • Bila dibanding triwulan II/2020
Statistik, BPS DIY, PERTANIAN perekonomian DIY tumbuh sebesar
November 2020
Kajian Ekonomi dan 9,24% (Q-to-Q), dengan PDRB Triwulan
Keuangan Regional BI DIY III/2020 Rp25,92T dibanding Triwulan II
(KEKR BI DIY), November sebesar Rp23,73T.
2020)
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DIY 2020 Sumber: BRS Januari 2021, BPS Prov DIY, 2021
(IPM DIY)
• IPM D.I. Yogyakarta pada tahun 2020 mencapai
level 79,97 dan berada dalam kategori “IPM Tinggi”.
Capaian IPM ini berada di peringkat kedua tertinggi
setelah DKI Jakarta
• Level IPM D.I. Yogyakarta pada tahun 2020
berkurang sebesar 0,02 poin atau turun -0,03%
dibandingkan dengan IPM tahun 2019 (79,99).
• Penurunan IPM 2020 dipengaruhi oleh penurunan
indeks pada dimensi standar kehidupan yang layak
(pengeluaran per kapita) yang tidak mampu
dikompensasi oleh kenaikan indeks pada dimensi
kesehatan (Usia Harapan Hidup) dan dimensi
pengetahuan (Hrapan Lama Sekolah dan Rata-rata
Lama Sekolah).

• Capaian IPM Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul Tahun 2020


berada dalam kategori sangat tinggi yaitu >80 Dalam
laporannya, BPS (2016) menunjukkan bahwa ketersediaan
fasilitas dan akses terhadap sarana kesehatan, pendidikan, dan
perekonomian mempunyai pengaruh terhadap capaian IPM di
suatu wilayah.
KETENAGAKERJAAN
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Menurut Provinsi, Agustus 2020 (%) Menurut Provinsi, Agustus 2020 (%)

Dampak COVID-19 dan


Ketenagakerjaan
Berkurangnya tenaga kerja
TPT DIY :
dan bergeser menjadi Bukan
4,57%
Angkatan Kerja.

Pandemi Covid-19 berdampak


pada turunnya penyerapan
tenaga kerja pada sebagian
besar sektor usaha.

Persentase penduduk usia


kerja yang terdampak Covid-
19 sebesar 17,24%
(Dari total penduduk usia kerja
TPAK DIY : sebanyak 3,13 juta orang)
71,12%
Sumber : BPS Provinsi DIY, Agustus 2020
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Terdampak
Covid-19 di DIY, 2020
1. Covid-19 yang telah memasuki DIY pada Maret 2020
telah merubah tatanan hidupan sosial dan ekonomi
masyarakat
2. Perekonomian nasional memburuk sebagai Dampak
Covid-19 terhadap pelaku usaha dan
ketenegakerjaan,yang dipengaruhi pemberlakuan
physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) di beberapa wilayah akibat pandemi Covid-
19.

3. Perusahaan menyikapi kondisi dengan kebijakan:


a. Mempertahankan tenaga kerja
b. Pengurangan jam kerja (88,09)
c. Merumahkan/ memberhentikan sementara tenaga
kerja
d. Melakukan PHK

4. Kondisi ketenagakerjaan ini harus segera ditangani


dengan baik, agar dampak pandemi dengan turunnya
kesejahteraan masyarakat atau peningkatan angka
Sumber: Analisis Kemiskinan DIY Tahun 2020, BPS DIY & Bappeda DIY, 2020 kemiskinan di DIY dapat segera diatasi.
ANGKA KEMISKINAN DAN GINI RATIO Sumber: BPS Prov DIY

Penurunan pertumbuhan ekonomi sejak TW I 2020 diduga karena pandemi COVID-19 menyebabkan meningkatnya
angka kemiskinan DIY. Berdasarkan data BPS DIY (Maret 2020), persentase penduduk miskin di DIY (12,28%) lebih tinggi
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (11,7%).

Sumber : BPS, Susenas Maret 2019, September 2019, Maret 2020 dan BPS,
Susenas Maret 2014 - Maret 2020

1. Garis kemiskinan di Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta adalah Rp 463.479 per kapita per bulan.
Garis kemiskinan tersebut meningkat 3,11% dari kondisi September 2019 (Susenas Maret 2020)
2. Komoditas makanan mendominasi pembentukan Garis Kemiskinan dibandingkan dengan komoditas bukan makanan.
3. Pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin di D.I. Yogyakarta sebanyak 475,72 ribu orang atau 12,28% terhadap total penduduknya.
4. Terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 34,8 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2019, yang jumlahnya
mencapai 440,89 ribu orang.
ANGKA KEMISKINAN DAN GINI RATIO

Selain meningkatnya kemiskinan,


ketimpangan pengeluaran juga meningkat,
yang tercermin dari Gini Ratio Maret 2020
(0,434) yang sedikit lebih tinggi jika
dibandingkan dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya (0,423).
Sumber: ((Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional BI DIY (KEKR BI DIY),
November 2020 dan Susenas Maret 2019 - Maret 2020)
1. Pada Maret 2020, tingkat ketimpangan pengeluaran
penduduk D.I. Yogyakarta menunjukkan peningkatan
dibandingkan kondisi satu semester sebelumnya.
2. Angka Gini Ratio di perkotaan mengalami peningkatan
pada Maret 2020 jika dibandingkan dengan September
2019.
3. Berdasarkan kriteria Bank Dunia, pada Maret 2020,
tingkat ketimpangan di D.I. Yogyakarta berada pada
kategori ketimpangan sedang. Hal tersebut tercermin dari
persentase pengeluaran kelompok 40% penduduk
terbawah yang besarnya mencapai 15,26%.
Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan
Masyarakat Perdesaan DIY: Studi Tahun 2020
Sumber : Balai Penelitian, Pengembangan dan Statistik Daerah Bappeda DIY

1. Jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan DIY


semakin turun (2015 – 2019)
2. Pandemi Covid 19 menyebabkan kejadian kemiskinan
meningkat
3. Tingkat kemiskinan di perdesaan lebih tinggi
dibandingkan di perkotaan

Penduduk Perdesaan dan Lapangan Usaha


1. Mayoritas penduduk perdesaan melakukan pekerjaan
di luar sektor pertanian (SUTAS 2018 = 56,93% )
2. Kontribusi pekerjaan sektor pertanian terhadap
pendapatan keluarga kecil (Hidayati, 2011)
3. Kepemilikan lahan sangat kecil. 88,73% RT petani
memiliki lahan kurang dari 0,5 ha
CAPAIAN KINERJA
PEMDA DIY TA 2020
Triwulan IV / 2020
KINERJA FISIK KEGIATAN APBD TA 2020

Kinerja Fisik & Kinerja Keuangan selama 2015-2020: 16


99 99 99 98,54 96,79 98,86 171
84 92 89,9 90,19
87,72 87,6

1170

2015 2016 2017 2018 2019 2020


Kinerja Kegiatan sd. Akhir Tahun 2020
Fisik Keuangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang
PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA ANTAR LEVEL S.D AKHIR 2020
Realisasi Indikator Sasaran Pemda Realisasi Indikator Program Pemda
1. Harapan Lama Sekolah
1. IPM 2. Peningkatan jumlah pemuda kader aktif
2. Indeks Gini 3. Angka Harapan Hidup
4. Jumlah Kabupaten/ Kota Layak Anak berkategori Nindya ke atas
3. Presentase Angka Kemiskinan 5. Angka Kejahatan per 10.000 penduduk (crime rate)
4. Pertumbuhan Ekonomi 6. Jumlah penduduk miskin
7. Pengeluaran per kapita masyarakat
5. IKLH 8. Kontribusi sektor pertanian, industri pengolahan, penyediaan
6. Kesesuaian Pemanfaatan Ruang 9.
akomodasi dan makan minum serta perdagangan dalam PDRB DIY
Tingkat pengangguran terbuka (TPT)
7. Bidang Tanah Kasultanan, 10. Indeks Kualitas Air
11. Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)
Kadipaten dan tanah desa yang 12. Persentase dukungan program pemda terhadap keterwujudan
terfasilitasi untuk dikelola serta struktur dan pola ruang
13. Optimalisasi aset-aset pemda DIY
dimanfaatkan 14. Prosentase Tertib administrasi tanah kasultanan, kadipaten dan
tanah desa

Jumlah indikator seluruhnya: 14 Jumlah indikator seluruhnya: 32

Kinerja Sasaran / Urusan Kinerja Program OPD Kegiatan OPD


1. Optimalisasi Aset Pengelola Barang Milik Daerah
2. Persentase ketercapaian sasaran pembangunan
daerah
3. Rata-rata hasil ujian nasional SMA
4. Rata-rata hasil ujian nasional SMK
5. Persentase guru layak mengajar jenjang
pendidikan menengah
6. Capaian APK Pendidikan Khusus
7. Persentase peningkatan pemuda yang
berpartisipasi dalam pendidikan kepemudaan
8. Prestasi cabang olahraga
9. Dst.

Jumlah indikator seluruhnya : 79


KINERJA ANGGARAN DANA KEISTIMEWAAN TAHUN 2020
Total Anggaran Dana Keistimewaan REALISASI PELAKSANAAN DANA KEISTIMEWAAN DIY
Sebesar Rp1.320.000.000.000,00 TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2020

Kinerja Fisik s.d. TW IV 2019 & TW IV 2020 Kinerja Keuangan s.d. TW IV 2019 & TW IV 2020
KINERJA ANGGARAN DANA KEISTIMEWAAN TAHUN 2020
DEVIASI REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
S.D. TW IV TAHUN 2020
• Secara umum, kinerja pelaksanaan danais
pada TW IV Tahun 2020 lebih rendah
Realisasi Realisasi Deviasi dibandingkan TW yang sama pada tahun
Urusan sebelumnya, .
Fisik (%) Keu (%) (%)
• Kinerja fisik tertinggi ada pada pelaksanaan
Tata Ruang 98,99 98,83 0,16 urusan KELEMBAGAAN sebesar 99,80%
Pertanahan 98,22 85,49 12,73 sedangkan kinerja keuangan tertinggi ada
pada urusan TATA RUANG sebesar 98,83%%
Kebudayaan 99,15 95,97 3,18 • Kinerja fisik terendah ada pada urusan
Kelembagaan 99,80 91,15 8,65 PERTANAHAN sebesar 98,22%% sedangkan
kinerja keuangan terendah ada pada urusan
PERTANAHAN sebesar 85,49%

• Adanya wabah COVID-19 berdampak pada capaian kinerja pelaksanaan Dana Keistimewaan baik pada kinerja fisik
maupun keuangan
• Besarnya deviasi antara kinerja fisik dan keuangan disebabkan adanya Kendala pelaksanaan kegiatan di urusan
pertanahan terdapat di kegiatan penatausahaan tanah kasultanan dan tanah kadipaten dengan target pendaftaran
tanah kasultanan dan penerbitan peta bidang tanah desayang diakibatkan oleh mundurnya proses perubahan APBD.
TEMUAN UMUM CAPAIAN SASARAN/PROGRAM/KEGIATAN
s.d. TW IV/2020

1. Belum optimalnya capaian program/sasaran karena kegiatan pendukungnya terdampak langsung wabah
Covid-19 sehingga dibatalkan/disesuaikan dengan Protokol Kesehatan (bersifat pengumpulan massa,
pelaksanaan event yang rawan menimbulkan kerumunan, dll) atau terkait lesunya perekonomian di saat
pandemi (penurunan permintaan ekspor, penurunan omzet, dll)
2. Adanya Refocusing/ redesain anggaran Pemerintah/ Pemerintah Daerah untuk pencegahan/ penanganan
wabah COVID-19 sehingga kegiatan-kegiatan yang berkontribusi pada capaian program dan sasaran
terhambat/ tidak optimal diselesaikan.
3. Dampak pelaksanaan kebijakan nasional yang berpengaruh pada capaian sasaran, misal kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang meniadakan Ujian Nasional untuk SMA/SMK yang berdampak
pada capaian indikator sasaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.
4. Belum dirilisnya data capaian final dari lembaga-lembaga terkait yang mempengaruhi indikator sasaran/
program memiliki ketergantungan penilaian atau data input dari pihak lain.
5. Indikator-indikator yang berbasis kompetisi (rangking) rentan untuk tidak tercapai karena perubahan tata
cara penilaian dan variabel-variabel indikator penilaiannya.
Rekomendasi Umum Terhadap Pelaksanaan Program/Kegiatan

1. Mendorong OPD untuk melakukan inovasi untuk meningkatkan kinerja melalui


adaptasi terhadap keberadaan Wabah Covid-19 dengan menegakkan Protokol
Kesehatan, misal;
a. Meningkatkan optimalisasi pemasaran digital/ mendorong pelaku ekonomi untuk
lebih intensif memasuki marketplace untuk meningkatkan omzet yang menurun
selama pandemi Covid-19;
b. Untuk kegiatan yang melibatkan pengumpulan massa/ pelatihan/ event tertentu
agar tetap mengoptimalkan skema daring dengan berupaya tetap memperbaiki
kualitas pelaksanaan dan substansi materi.
c. Mendayagunakan teknologi, integrasi data dan kolaborasi kewilayahan berbasis
data dan informasi dengan mendasarkan pada tatakelola Teknologi Informasi dan
Komunikasi serta Rencana Aksi yang telah ditetapkan.
Rekomendasi Umum Terhadap Pelaksanaan Program/Kegiatan

2. Bagi OPD yang memiliki program bantuan kepada masyarakat dalam bentuk
barang/peralatan agar tetap melanjutnya pendampingan masyarakat penerima
bantuan dan meningkatkan sinergi dengan Kab/Kota;
3. Meningkatkan efektivitas pengelolaan destinasi wisata dengan melakukan
sinergi/kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait;
4. Semakin mengoptimalkan peran Biro-Biro sebagai penyiap bahan kebijakan;
5. Mulai menginisiasi materi-materi pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar
saat ini (dikaitkan dengan kondisi pandemi), serta bersinergi dengan OPD terkait.
6. Memperhatikan lebih lanjut pelaksanaan kontrak pengadaan barang/ jasa yang proses
pengadaanya menggunakan tender cepat agar penyediaan barang/ jasa pada kegiatan
sesuai target kerangka acuan kerja dan unit barang/jasa dapat termanfaatkan dengan
baik serta menaati norma peraturan perundangan yang berlaku.
Rekomendasi Terhadap Unit Layanan & Unit Usaha di Pemda DIY

1. Perlu penyusunan Rencana Aksi penerapan Standar Pelayanan Minimal untuk


pemenuhan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh
setiap warga
2. OPD yang melaksanakan pelayanan langsung kepada masyarakat agar lebih
memperhatikan kualitas layanan, baik dari penegakan protokol kesehatan,
ketersediaan SDM, dan sarana penunjang lainnya.
3. OPD/UPT yang memiliki unit usaha agar semakin memperhatikan pengelolaan unit
bisnisnya agar semakin profesional.
4. Bersama-sama mendorong peningkatan kualitas tata kelola, dan pelayanan BLUD
Pemda DIY
Kolaborasi Lintas Sektor

1. Kolaborasi lintas sektor yang telah diinisiasi pada tahun 2020, agar dapat ditingkatkan.
Optimalisasi dapat dilakukan dengan mendesain secara sistematis khususnya terkait
pembagian peran dan tahapan antar OPD untuk mencapai tujuan bersama sebagai
pelayan masyarakat.
2. Perlu koordinasi dan sinergi yang lebih intensif antar OPD (termasuk dengan
Kabupaten/ Kota dan masyarakat) dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan yang bersumber dari danais.
3. Dukungan Kabupaten/Kota sangat diharapkan dalam menjalankan urusan konkuren di
bidang infrastruktur, khususnya terkait capaian target yang terakumulasi dengan hasil
yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota, misal persampahan, pengembangan penyediaan
air minum, air limbah, dan perumahan kawasan permukiman.
4. Semakin meningkatkan sinergi dengan Kabupaten/Kota terkait pelaksanaan
pendampingan kepada masyarakat, pengelolaan destinasi wisata, dll.
Capaian Kinerja
Kabupaten/ Kota
TW IV 2020
CAPAIAN KINERJA APBD KABUPATEN/KOTA TW IV 2020
Sleman:
Kinerja FISIK (%) • Kegiatan tidak
selesai 100% = 4
Kulon Progo : • Kegiatan dgn deviasi
• Kegiatan tidak keuangan ≥10% =
selesai 100% = 15 13,43%
• Kegiatan dgn
deviasi keuangan
≥10% = 10,14% Kota Yogyakarta :
• Kegiatan tidak selesai
100% = 37
• Kegiatan dgn deviasi
keuangan ≥10% =
Kinerja KEUANGAN (%) 15,91%

Bantul :
• Kegiatan tidak
selesai 100% = 8
• Kegiatan dgn deviasi Gunungkidul :
keuangan ≥10% = • Kegiatan tidak selesai
• Deviasi fisik tertinggi dialami oleh Kabupaten Gunungkidul, 1,28% 100% = 9
sedangkan deviasi terendah ada di Kabupaten Kulon Progo
• Kegiatan dgn deviasi
• Deviasi keuangan tertinggi dialami Kota Yogyakarta, sedangkan keuangan ≥10% =
deviasi keuangan terendah di Kabupaten Kulon Progo 13,62%
Capaian indikator kinerja utama (IKU)* Kabupaten Gunungkidul
Indikator yg tidak tercapai:
1. Indeks pembangunan manusia
2. Lama tinggal wisatawan
nusantara dan wisatawan
mancanegara (Hari)
3. Indeks infrastruktur wilayah
4. Angka pertumbuhan ekonomi
(%)
5. Persentase desa tangguh
bencana (%)

Kota Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul Kabupaten Kulon Progo


Yogyakarta Indikator yg tidak tercapai: Indikator yg tidak tercapai: Indikator yg tidak tercapai:
Seluruh 1. Usia Harapan Hidup (Tahun) 1. Indonesia Governance Index (IGI) 1. Nilai IPM (Indeks
indikator 2. Persentase KK miskin (%) 2. Angka Harapan Lama Sekolah (Tahun) Pembangunan Manusia)
dilapor kan 3. Persentase penduduk miskin (%) 3. Cakupan Industri Kreatif (%) 2. Angka melek huruf (%)
tercapai 4. Pertumbuhan ekonomi (%) 4. Indeks kepuasan masyarakat terhadap 3. Angka Kematian Ibu (Per
5. Lama Tinggal Wisatawan layanan infrastruktur 100.000 Kelahiran Hidup)
nusantara (hari) 5. Angka Kriminalitas (%) 4. Angka Kematian Bayi (Per
6. Tingkat pengangguran terbuka (%) 6. Indeks Pembangunan Kebudayaan 100.000 Kelahiran Hidup)
7. Persentase peningkatan produksi
pertanian dan perikanan (%) • *) Target kinerja IKU mengacu pada RKPD P 2021 yang beberapa di antaranya telah di review
8. Angka Partisipasi Murni SMP/MTs dari angka semula pada RPJMD Kab/Kota
9. Rata-rata lama sekolah (Tahun) • Pemkab/Kota tetap perlu melakukan evaluasi terhadap target kinerja semula dalam RPJMD,
untuk mengetahui gap capaian pembangunan dalam rencana jangka menengah dan panjang
(terkait visi dan misi pemda)
ANGGARAN BKK DANAIS TAHUN 2020
Total Anggaran BKK Tahun 2020 REALISASI PELAKSANAAN DANA KEISTIMEWAAN
setelah Redesain II sebesar Rp308.314.822.211,00 BKK KABUPATEN-KOTA TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN
2020

• Secara keseluruhan capaian kinerja Fisik BKK Triwulan IV


adalah, 99,87% untuk capaian kinerja keuangan sebesar
Rp300.889.710.717,63 atau 97,61%. Untuk capaian
kinerja Fisik.
• paling tinggi adalah Kabupaten Kulon Progo yaitu
(99,94%) dikarenakan ada pembelian bidang tanah
pengganti untuk Taman Budaya seluas 87.837 m2 dan
Capaian Kinerja Keuangan paling tinggi adalah
Kabupaten Sleman yaitu (98,88%)
Catatan Pelaksanaan BKK Dais Pada PA Kab/Kota :

• Secara keseluruhan capaian kinerja Fisik BKK Triwulan IV adalah, 99,87% untuk capaian
kinerja keuangan sebesar Rp300.889.710.717,63 atau 97,61%. Untuk capaian kinerja
Fisik.
• Paling tinggi adalah Kabupaten Kulon Progo yaitu (99,94%) dikarenakan ada pembelian
bidang tanah pengganti untuk Taman Budaya seluas 87.837 m2 dan Capaian Kinerja
Keuangan paling tinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu (98,88%)

• Kabupaten Gunungkidul, pada urusan Pertanahan Capaian Kinerja keuangan yang masih
kurang dari 80% (terealisasi sebesar 79,60%) dan capaian fisik mencapai 99,14%
dikarenakan Ketidaktercapaian target pelaksanaan kegiatan dana keistimewaan urusan
pertanahan di Kabupaten Gunungkidul disebabkan oleh kurangnya koordinasi dan
komunikasi dengan pihak terkait khususnya Kantah BPN di kabupaten, sehingga terjadi
overlap sasaran bidang tanah desa yang dilaksanakan pengukuran peta bidang. .
• Berita Acara kesepakatan antara PKL Malioboro dengan Pemkot Yogyakarta agar
diselesaikan dan diperjelas target dan tahapan relokasi PKL nya dengan memanfaatkan
Gedung eks Bioskop Indra.
ANALISIS GAP PEMBANGUNAN DIY Capaian 2019: 21 % Capaian 2020: 50 % Visi 2025
sasaran tidak tercapai sasaran pesimis dapat Pusat Pariwisata,
LKPJ Gub. 2018: 28 % tercapai
Tujuan/Sasaran sasaran s.d. 2018 tidak Pendidikan, &
tercapai Kebudayaan
Analisa Jogja Kendali : 15 Terkemuka di
Setelah Gap menuju % tujuan & sasaran s.d. Asia Tenggara
2017 tidak tercapai;
DIY 2025 cenderung Analisa Jogja Kendali : 23 %
menurun sejak tujuan & sasaran s.d. 2014
tidak tercapai;
tahun 2012 (setelah
adanya intervensi Review RPJMD 2009-2013 :
danais). Pada 28,19 % tujuan & sasaran s.d.
periode RPJMD 2011/2012 tidak tercapai;

2017 – 2022,
Evaluasi
capaian cenderung RENSTRADA 2004- Terjadi
fluktuatif, namun 2008 : 27,12 % Pandemi
tujuan & sasaran
kembali melebar tidak tercapai; Covid-19
sebagai dampak menyebabkan
dari pandemi Covid- adanya gap

19 di tahun 2020

2004 2008 2012 2014 2017 2018 2019 2020

Pencapaian Visi 2025 tidak bisa dilakukan sendirian oleh Pemda DIY.
Kontribusi – kolaborasi semua pihak termasuk Pemerintah Kab/Kota sangat menentukan!
RPJPD DIY :
Pusat Pendidikan Terkemuka
di Asia Tenggara
(Tema Rakordal TW IV 2020)
Kerangka Pikir: Pendidikan Terkemuka di Asia Tenggara
Skor PISA* (programme for
international student assessment PANDEMI KEBIJAKAN NASIONAL
): Daerah Istimewa Yogyakarta COVID-19 “MERDEKA BELAJAR
(DIY) dan DKI Jakarta setara 2020- 2020- Gap Capaian
dengan Malaysia dan Brunei
untuk kemampuan Membaca,
*PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi
Matematika dan Sains internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika,
(Puslitbang Kemendikbud, 2018) dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun .

Sasaran RPJPD 2005-2025


Misi Pendidikan dalam RPJPD DIY 1. Terwujudnya lembaga pendidikan
2005-2025 yang berstandar nasional dan
Visi RPJPD DIY 2005-2025: 1. Mewujudkan Pendidikan internasional, serta/ pusat-pusat
Daerah Istimewa Yogyakarta Berkualitas, Berdaya Saing, dan keunggulan ilmiah;
Akuntabel Yang Didukung Oleh 2. Tersedianya sumber daya
pada tahun 2025 sebagai pendidikan yang handal;
Pusat Pendidikan, Budaya, Sumber Daya Pendidikan Yang
Handal
3. Terciptanya lingkungan yang RPJMD DIY
dan Daerah Tujuan Wisata kondusif terhadap pendidikan;
2. Mewujudkan Sosiokultural dan 2017 -2022
4. Mendatangkan peserta didik
Terkemuka di Asia Tenggara Sosioekonomi Yang Inovatif, sebanyak mungkin dari luar DIY;
dalam lingkungan Berbasis Pada Kearifan Budaya 5. Lulusan yang berkualitas, berdaya
Masyarakat yang Maju, Lokal, Ilmu Pengetahuan dan saing tinggi dan berakhlak mulia;
Mandiri dan Sejahtera. Teknologi Bagi Kemajuan, 6. fMeningkatnya masyarakat
terdidik dan berbudaya;
Kemandirian, dan
7. Meningkatnya proporsi
Kesejahteraan Rakyat masyarakat yang berpendidikan
menengah dan tinggi.
GAP CAPAIAN MENJADI RUMUSAN TEMA RAKORDAL TW IV 2020
1. Dua indikator pengukur keberhasilan sasaran pendidikan di DIY diproyeksikan tidak
tercapai pada akhir tahun 2020, yakni pada ratarata hasil ujian nasional SMA dan rata-
rata hasil ujian nasional SMK karena merujuk pada Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) resmi membatalkan membatalkan ujian nasional di tahun 2020. Dalam kerangka
pikir cascading ketidaktercapaian indikator tersebut dapat berpengaruh pada capaian visi misi RPJMD maupun RPJPD DIY.

2. pemberian izin pembelajaran tatap muka memiliki Resiko terhadap anak-anak. Pemerintah
mengumumkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri
Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap
Agenda
Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19.
Evaluasi
3. Kondisi pandemi secara fundamental merubah/ mendisrupsi rencana strategis jangka
pendek, menengah dan panjang di daerah tidak terkecuali pada urusan Pendidikan yang RPJPD:
bersinggungan dengan kesejahteraan masyarakat dan penyiapan SDM DIY berkualitas
menuju 2025 dan Indonesia 2045. Oleh karena itu, fokus tema pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengendalian Triwulan Rekomendasi
IV Tahun 2020 (Rakordal TW IV 2020) akan menekankan pentingnya seluruh stakeholder beradaptasi dengan kebiasaan baru, Strategis untuk
menyimak/menemukenali disrupsi, menganalisis/ memproyeksikan perubahan menyikapi pandemi COVID-19 dan era-era setelahnya.
RPJMD DIY 2022-
Saran Penelitan BPPSD DIY 2020 berkenaan dengan evaluasi Sasaran 4 RPJPD DIY:
2027 beririsan
dengan akhir periode
1. Mensosialisasikan terobosan Pemda dengan lebih massif. RPJPD DIY 2022-
2. Membekali masyarakat dengan kemampuan berbahasa Inggris. 2027
3. Membangun sistem transportasi dengan desain ekologis.
4. Melakukan penelitian lanjutan tentang mahasiswa asing pada lingkup nasional atau regional untuk
meneguhkan visi pusat pendidikan terkemuka di Asia Tenggara.
5. Melakukan promosi pendidikan.
Penanganan COVID-19
di DIY
ARAHAN PRESIDEN UNTUK PENANGANAN
COVID-19*
(dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Senin 2 November
2020) Kondisi DIY s.d.Akhir TW IV, 2020

•Program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Pendekatan UMKM: bagi seluruh


Distribusi Bantuan UMKM, Pelaksanaan kegiatan
kementerian dan lembaga (K/L) agar secara konsisten mengalokasikan minimal 40 persen pagu anggarannya untuk DID, BTT Pemulihan Ekonomi, Sibakul (insentif
belanja barang/modal dari UMKM sehingga mendorong sektor UMKM agar dapat tumbuh di tengah krisis akibat
pandemi.
Ongkos Kirim UMKM)
•Maksimalkan realisasi belanja: Pada kuartal III tren positif, membaik dari minus 5,32 menjadi minus 3
Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi -2,84
koma sekian. Kewajiban pemerintah untuk memperkuat permintaan agar konsumsi rumah tangga menjadi lebih baik.
•Peran BI dalam reformasi fundamental yang tengah dilakukan pemerintah; Kinerja Fisik Program/ Kegiatan Pemerintah
menggerakkan sektor riil, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, dan membantu pelaku usaha terutama UMKM
untuk kembali produktif. 98,86%
•Fokus pada Strategi Pemulihan Ekonomi: Meningkatkan efektivitas belanja pemerintah
melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat menjadi faktor determinan dalam mempercepat pemulihan Sinergi BI dan Pemda dalam pemulihan ekonomi
ekonomi. Bejo Talk (forum diskusi), Sinergi Pariwisata Ngayogyokarto,
•UU Cipta Kerja untuk Meningkatkan Investasi: Momentum pengesahan UU Cipta Kerja program Smart Traditional Market (SEMAR) Koordinasi
dapat dimanfaatkan untuk terus meningkatkan investasi sehingga terjadi aliran dana yang masif melalui FDI (foreign Pengendalian Inflasi Jogja Sekitarnya (KOPI JOSS)
direct investment), DDI (domestic direct investment), dan aktivitas UMKM sehingga momentum pemulihan ekonomi
dapat terus terpelihara. Akselerasi reformasi struktural yang kondusif untuk menjaga pemulihan ekonomi perlu terus
dipacu agar pemulihan ekonomi dapat berlangsung makin cepat, kuat, dan kokoh. Modernisasi Among Tani menyediakan cadangan
lumbung pangan yang menciptakan kedaulatan pangan.
•Mengefektifkan Implementasi Kartu Prakerja: Pandemi berdampak pada kondisi
ketenagakerjaan di tanah air, dengan bertambahnya jumlah pengangguran akibat pandemi COVID-19. Program Kartu Tumbuhnya Literasi Keuangan Digital/ Non
Prakerja diharapkan dapat menjadi solusi untuk menyerap tenaga kerja dan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat.
Tunai: Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
•Meningkatkan Investasi: Akibat pandemi virus corona, pertumbuhan investasi di Indonesia masih minus Cara Bertransaksi
6% pada kuartal ketiga. Target pertumbuhan investasi bisa pulih kurang dari minus 5%.
Pemenuhan target kartu prakerja 36.962
Sumber:
1. https://www.suara.com/bisnis/2020/11/02/164247/jokowi-minta-belanja-negara-bisa-maksimal-pada-kuartal-ke-iv-2020?page=1 pekerja yang terdampak PHK dan dirumahkan.
2. https://nasional.kontan.co.id/news/jokowi-minta-investasi-di-kuartal-iv-2020-digenjot
Perkembangan Kasus COVID-19 sebelum PSBB dibanding Sesudah PSBB
Pemodelan Variabel Waktu dan Kasus Konfirmasi COVID-19 Di DIY

Sumber: Dinas
Kesehatan DIY,
2020

Interpretasi : terdapat hubungan positif lemah antara variabel waktu dan jumlah kasus terkonfirmasi COVID 19; 40,9 %
kasus konfirmasi COVID-19 di DIY disumbang oleh waktu, sedangkan 59,1 % disumbang oleh variabel lain
di luar waktu (misal : Peran serta masyarakat dalam mentaati protokol kesehatan , menjaga imunitas dll).
Setiap penambahan satu satuan waktu kasus bertambah 4 Kasus, dengan kasus konstan yang tinggi, sebesar 232 kasus,
dan secara statistic Sangat bermakna Sig =0,008 ; R (koefisien korelasi =0,499, Koefisien determinasi 0,249, Persamaan
garis regresi Y = 232 + 4X .
Kematian Kasus Konfirmasi COVID-19 Di DIY sebelum PSBB dibanding Sesudah PSBB
Pemodelan Variabel Waktu dan kematian Kasus Konfirmasi Covid -19 Di DIY

Sumber:
Dinas Kesehatan DIY,
2020

Interpertasi : terdapat hubungan positif sangat lemah antara variabel Waktu dan jumlah kematian kasus
terkonvirmasi covid 19; 2 % kematian kasus konvirmasi covid 19 di DIY disumbang oleh waktu,
sedangkan 98,1 % disumbang oleh variabel lain di luar waktu (misal : kecepatan dan ketepatan
penanggulangan ). Setiap penambahan satu satuan waktu, kasus kematian bertambah 1 Kasus, dengan
konstanta kematian kasus konstan sebesar 7 kasus , namun secara statistik tidak bermakna Sig =0,485. R
(koefisien korelasi =0,140, Koefisien determinasi 0,020, Persamaan garis regresi Y = 6,84+ 0,7 .
Per 25 Januari 2021; jam 16.00
Kinerja Pelaksanaan BTT Pemda DIY TA. 2020

217,55 Realisasi
75.29%
163,8 realisasi
88.95%
108,13
96,18
Realisasi
89.51% Realisasi Realisasi 94.61%
67.53% Realisasi
28,04 76.83%
25,01
8,6 5,8 3,18 2,44 10,86 10,27

Gusgas Sekretariat & Gusgas Bidang Sosial Gusgas Bidang Gusgas Bidang Gusgas Bidang Gusgas Bidang
Logistik & Kemasyarakatan Ekonomi Kesehatan Pendidikan Hukum
Sumber: Data Pengawasan Penanganan Covid-19 Tahun Anggaran 2020 Target Realisasi (Dalam Milyar Rupiah)
Inspektorat DIY; BPKA; 2021, diolah
Rekomendasi Pelaksanaan Kegiatan BTT Tahun 2021
1. Masyarakat perlu digerakkan dalam meningkatkan peran serta masyarakat untuk mentaati
pelaksanaan protokol kesehatan dalam penanggulangan COVID-19 serta meningkatkan
semangat gotong royong warga dalam bersama-sama menanggulangi pandemi, termasuk dalam
hal menghapus stigma negatif terhadap penyintas COVID-19 yang sudah sembuh, saling bantu
warga yang isolasi mandiri, dan upaya-upaya swadaya misalnya dalam penyediaan Shelter.
Stakeholder yang terlibat kolaboratif di Kalurahan/Desa s/d level RT RW; melibatkan TNI/
Babinsa; melibatkan jaga warga, dll.
2. Masyarakat terus menerus dihimbau/ diajak / digerakkan untuk bersama-sama meningkatkan
imunitas tubuh secara alamiah (dengan makanan /suplementasi makanan, istirahat cukup, olah
raga terukur dengan protokol kesehatan, dan tidak cemas.
3. Perlu terus menerus dilakukan upaya partisipatif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan
PHBS secara umum.
4. Perlunya penguatan dukungan dan pemberian informasi yang benar terkait untuk upaya
imunisasi COVID-19 sebagai usaha meningkatkan kekebalan tubuh buatan.
5. Perlunya mempertimbangkan upaya donor Plasma Konvalesen untuk Pengobatan Covid-19
dengan jejaring stakeholder, jejaring Surveilans serta melibatkan Palang Merah Indonesia.
Rekomendasi Pelaksanaan Kegiatan BTT Tahun 2021

6. Bersama-sama, perlu dilakukan penguatan jejaring sistem Surveilans (mulai pelayanan dasar ,
pelayanan rujukan, laboratorium, dinas kesehatan kab/kota, propinsi ) agar tetap tangguh
selama pandemi.
7. Perlunya, Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat bersinergi untuk bersama-sama
menanggulangi dampak sosial ekonomi karena pandemi COVID-19; seperti persoalan
Pembelajaran Jarak Jauh, Keprevalensi kekerasan dalam rumah tangga, masalah ketenagakerjaan
dsb.
8. Penegakan disiplin dan protokol Kesehatan untuk ditingkatkan dan bersinergi antara
Pemerintah-Provinsi-Kabupaten/ Kota
9. Pada tahun 2021 diharapkan sinergi Provinsi – Kabupaten/ Kota serta integrasi kegiatan APBD
reguler dan BTT dapat mengakslerasi penanganan COVID-19
Terima Kasih
Materi Ini Dapat Diunduh Pada
bit.ly/bahanrakordal

Anda mungkin juga menyukai