© 2021
Yogyakarta, 27 Januari 2021
OUTLINE
EKSPOSE HASIL PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH
Triwulan IV Tahun 2020
Penurunan pertumbuhan ekonomi sejak TW I 2020 diduga karena pandemi COVID-19 menyebabkan meningkatnya
angka kemiskinan DIY. Berdasarkan data BPS DIY (Maret 2020), persentase penduduk miskin di DIY (12,28%) lebih tinggi
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (11,7%).
Sumber : BPS, Susenas Maret 2019, September 2019, Maret 2020 dan BPS,
Susenas Maret 2014 - Maret 2020
1. Garis kemiskinan di Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta adalah Rp 463.479 per kapita per bulan.
Garis kemiskinan tersebut meningkat 3,11% dari kondisi September 2019 (Susenas Maret 2020)
2. Komoditas makanan mendominasi pembentukan Garis Kemiskinan dibandingkan dengan komoditas bukan makanan.
3. Pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin di D.I. Yogyakarta sebanyak 475,72 ribu orang atau 12,28% terhadap total penduduknya.
4. Terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 34,8 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2019, yang jumlahnya
mencapai 440,89 ribu orang.
ANGKA KEMISKINAN DAN GINI RATIO
1170
Kinerja Fisik s.d. TW IV 2019 & TW IV 2020 Kinerja Keuangan s.d. TW IV 2019 & TW IV 2020
KINERJA ANGGARAN DANA KEISTIMEWAAN TAHUN 2020
DEVIASI REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
S.D. TW IV TAHUN 2020
• Secara umum, kinerja pelaksanaan danais
pada TW IV Tahun 2020 lebih rendah
Realisasi Realisasi Deviasi dibandingkan TW yang sama pada tahun
Urusan sebelumnya, .
Fisik (%) Keu (%) (%)
• Kinerja fisik tertinggi ada pada pelaksanaan
Tata Ruang 98,99 98,83 0,16 urusan KELEMBAGAAN sebesar 99,80%
Pertanahan 98,22 85,49 12,73 sedangkan kinerja keuangan tertinggi ada
pada urusan TATA RUANG sebesar 98,83%%
Kebudayaan 99,15 95,97 3,18 • Kinerja fisik terendah ada pada urusan
Kelembagaan 99,80 91,15 8,65 PERTANAHAN sebesar 98,22%% sedangkan
kinerja keuangan terendah ada pada urusan
PERTANAHAN sebesar 85,49%
• Adanya wabah COVID-19 berdampak pada capaian kinerja pelaksanaan Dana Keistimewaan baik pada kinerja fisik
maupun keuangan
• Besarnya deviasi antara kinerja fisik dan keuangan disebabkan adanya Kendala pelaksanaan kegiatan di urusan
pertanahan terdapat di kegiatan penatausahaan tanah kasultanan dan tanah kadipaten dengan target pendaftaran
tanah kasultanan dan penerbitan peta bidang tanah desayang diakibatkan oleh mundurnya proses perubahan APBD.
TEMUAN UMUM CAPAIAN SASARAN/PROGRAM/KEGIATAN
s.d. TW IV/2020
1. Belum optimalnya capaian program/sasaran karena kegiatan pendukungnya terdampak langsung wabah
Covid-19 sehingga dibatalkan/disesuaikan dengan Protokol Kesehatan (bersifat pengumpulan massa,
pelaksanaan event yang rawan menimbulkan kerumunan, dll) atau terkait lesunya perekonomian di saat
pandemi (penurunan permintaan ekspor, penurunan omzet, dll)
2. Adanya Refocusing/ redesain anggaran Pemerintah/ Pemerintah Daerah untuk pencegahan/ penanganan
wabah COVID-19 sehingga kegiatan-kegiatan yang berkontribusi pada capaian program dan sasaran
terhambat/ tidak optimal diselesaikan.
3. Dampak pelaksanaan kebijakan nasional yang berpengaruh pada capaian sasaran, misal kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang meniadakan Ujian Nasional untuk SMA/SMK yang berdampak
pada capaian indikator sasaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.
4. Belum dirilisnya data capaian final dari lembaga-lembaga terkait yang mempengaruhi indikator sasaran/
program memiliki ketergantungan penilaian atau data input dari pihak lain.
5. Indikator-indikator yang berbasis kompetisi (rangking) rentan untuk tidak tercapai karena perubahan tata
cara penilaian dan variabel-variabel indikator penilaiannya.
Rekomendasi Umum Terhadap Pelaksanaan Program/Kegiatan
2. Bagi OPD yang memiliki program bantuan kepada masyarakat dalam bentuk
barang/peralatan agar tetap melanjutnya pendampingan masyarakat penerima
bantuan dan meningkatkan sinergi dengan Kab/Kota;
3. Meningkatkan efektivitas pengelolaan destinasi wisata dengan melakukan
sinergi/kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait;
4. Semakin mengoptimalkan peran Biro-Biro sebagai penyiap bahan kebijakan;
5. Mulai menginisiasi materi-materi pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar
saat ini (dikaitkan dengan kondisi pandemi), serta bersinergi dengan OPD terkait.
6. Memperhatikan lebih lanjut pelaksanaan kontrak pengadaan barang/ jasa yang proses
pengadaanya menggunakan tender cepat agar penyediaan barang/ jasa pada kegiatan
sesuai target kerangka acuan kerja dan unit barang/jasa dapat termanfaatkan dengan
baik serta menaati norma peraturan perundangan yang berlaku.
Rekomendasi Terhadap Unit Layanan & Unit Usaha di Pemda DIY
1. Kolaborasi lintas sektor yang telah diinisiasi pada tahun 2020, agar dapat ditingkatkan.
Optimalisasi dapat dilakukan dengan mendesain secara sistematis khususnya terkait
pembagian peran dan tahapan antar OPD untuk mencapai tujuan bersama sebagai
pelayan masyarakat.
2. Perlu koordinasi dan sinergi yang lebih intensif antar OPD (termasuk dengan
Kabupaten/ Kota dan masyarakat) dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan yang bersumber dari danais.
3. Dukungan Kabupaten/Kota sangat diharapkan dalam menjalankan urusan konkuren di
bidang infrastruktur, khususnya terkait capaian target yang terakumulasi dengan hasil
yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota, misal persampahan, pengembangan penyediaan
air minum, air limbah, dan perumahan kawasan permukiman.
4. Semakin meningkatkan sinergi dengan Kabupaten/Kota terkait pelaksanaan
pendampingan kepada masyarakat, pengelolaan destinasi wisata, dll.
Capaian Kinerja
Kabupaten/ Kota
TW IV 2020
CAPAIAN KINERJA APBD KABUPATEN/KOTA TW IV 2020
Sleman:
Kinerja FISIK (%) • Kegiatan tidak
selesai 100% = 4
Kulon Progo : • Kegiatan dgn deviasi
• Kegiatan tidak keuangan ≥10% =
selesai 100% = 15 13,43%
• Kegiatan dgn
deviasi keuangan
≥10% = 10,14% Kota Yogyakarta :
• Kegiatan tidak selesai
100% = 37
• Kegiatan dgn deviasi
keuangan ≥10% =
Kinerja KEUANGAN (%) 15,91%
Bantul :
• Kegiatan tidak
selesai 100% = 8
• Kegiatan dgn deviasi Gunungkidul :
keuangan ≥10% = • Kegiatan tidak selesai
• Deviasi fisik tertinggi dialami oleh Kabupaten Gunungkidul, 1,28% 100% = 9
sedangkan deviasi terendah ada di Kabupaten Kulon Progo
• Kegiatan dgn deviasi
• Deviasi keuangan tertinggi dialami Kota Yogyakarta, sedangkan keuangan ≥10% =
deviasi keuangan terendah di Kabupaten Kulon Progo 13,62%
Capaian indikator kinerja utama (IKU)* Kabupaten Gunungkidul
Indikator yg tidak tercapai:
1. Indeks pembangunan manusia
2. Lama tinggal wisatawan
nusantara dan wisatawan
mancanegara (Hari)
3. Indeks infrastruktur wilayah
4. Angka pertumbuhan ekonomi
(%)
5. Persentase desa tangguh
bencana (%)
• Secara keseluruhan capaian kinerja Fisik BKK Triwulan IV adalah, 99,87% untuk capaian
kinerja keuangan sebesar Rp300.889.710.717,63 atau 97,61%. Untuk capaian kinerja
Fisik.
• Paling tinggi adalah Kabupaten Kulon Progo yaitu (99,94%) dikarenakan ada pembelian
bidang tanah pengganti untuk Taman Budaya seluas 87.837 m2 dan Capaian Kinerja
Keuangan paling tinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu (98,88%)
• Kabupaten Gunungkidul, pada urusan Pertanahan Capaian Kinerja keuangan yang masih
kurang dari 80% (terealisasi sebesar 79,60%) dan capaian fisik mencapai 99,14%
dikarenakan Ketidaktercapaian target pelaksanaan kegiatan dana keistimewaan urusan
pertanahan di Kabupaten Gunungkidul disebabkan oleh kurangnya koordinasi dan
komunikasi dengan pihak terkait khususnya Kantah BPN di kabupaten, sehingga terjadi
overlap sasaran bidang tanah desa yang dilaksanakan pengukuran peta bidang. .
• Berita Acara kesepakatan antara PKL Malioboro dengan Pemkot Yogyakarta agar
diselesaikan dan diperjelas target dan tahapan relokasi PKL nya dengan memanfaatkan
Gedung eks Bioskop Indra.
ANALISIS GAP PEMBANGUNAN DIY Capaian 2019: 21 % Capaian 2020: 50 % Visi 2025
sasaran tidak tercapai sasaran pesimis dapat Pusat Pariwisata,
LKPJ Gub. 2018: 28 % tercapai
Tujuan/Sasaran sasaran s.d. 2018 tidak Pendidikan, &
tercapai Kebudayaan
Analisa Jogja Kendali : 15 Terkemuka di
Setelah Gap menuju % tujuan & sasaran s.d. Asia Tenggara
2017 tidak tercapai;
DIY 2025 cenderung Analisa Jogja Kendali : 23 %
menurun sejak tujuan & sasaran s.d. 2014
tidak tercapai;
tahun 2012 (setelah
adanya intervensi Review RPJMD 2009-2013 :
danais). Pada 28,19 % tujuan & sasaran s.d.
periode RPJMD 2011/2012 tidak tercapai;
2017 – 2022,
Evaluasi
capaian cenderung RENSTRADA 2004- Terjadi
fluktuatif, namun 2008 : 27,12 % Pandemi
tujuan & sasaran
kembali melebar tidak tercapai; Covid-19
sebagai dampak menyebabkan
dari pandemi Covid- adanya gap
19 di tahun 2020
Pencapaian Visi 2025 tidak bisa dilakukan sendirian oleh Pemda DIY.
Kontribusi – kolaborasi semua pihak termasuk Pemerintah Kab/Kota sangat menentukan!
RPJPD DIY :
Pusat Pendidikan Terkemuka
di Asia Tenggara
(Tema Rakordal TW IV 2020)
Kerangka Pikir: Pendidikan Terkemuka di Asia Tenggara
Skor PISA* (programme for
international student assessment PANDEMI KEBIJAKAN NASIONAL
): Daerah Istimewa Yogyakarta COVID-19 “MERDEKA BELAJAR
(DIY) dan DKI Jakarta setara 2020- 2020- Gap Capaian
dengan Malaysia dan Brunei
untuk kemampuan Membaca,
*PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi
Matematika dan Sains internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika,
(Puslitbang Kemendikbud, 2018) dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun .
2. pemberian izin pembelajaran tatap muka memiliki Resiko terhadap anak-anak. Pemerintah
mengumumkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri
Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap
Agenda
Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19.
Evaluasi
3. Kondisi pandemi secara fundamental merubah/ mendisrupsi rencana strategis jangka
pendek, menengah dan panjang di daerah tidak terkecuali pada urusan Pendidikan yang RPJPD:
bersinggungan dengan kesejahteraan masyarakat dan penyiapan SDM DIY berkualitas
menuju 2025 dan Indonesia 2045. Oleh karena itu, fokus tema pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengendalian Triwulan Rekomendasi
IV Tahun 2020 (Rakordal TW IV 2020) akan menekankan pentingnya seluruh stakeholder beradaptasi dengan kebiasaan baru, Strategis untuk
menyimak/menemukenali disrupsi, menganalisis/ memproyeksikan perubahan menyikapi pandemi COVID-19 dan era-era setelahnya.
RPJMD DIY 2022-
Saran Penelitan BPPSD DIY 2020 berkenaan dengan evaluasi Sasaran 4 RPJPD DIY:
2027 beririsan
dengan akhir periode
1. Mensosialisasikan terobosan Pemda dengan lebih massif. RPJPD DIY 2022-
2. Membekali masyarakat dengan kemampuan berbahasa Inggris. 2027
3. Membangun sistem transportasi dengan desain ekologis.
4. Melakukan penelitian lanjutan tentang mahasiswa asing pada lingkup nasional atau regional untuk
meneguhkan visi pusat pendidikan terkemuka di Asia Tenggara.
5. Melakukan promosi pendidikan.
Penanganan COVID-19
di DIY
ARAHAN PRESIDEN UNTUK PENANGANAN
COVID-19*
(dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Senin 2 November
2020) Kondisi DIY s.d.Akhir TW IV, 2020
Sumber: Dinas
Kesehatan DIY,
2020
Interpretasi : terdapat hubungan positif lemah antara variabel waktu dan jumlah kasus terkonfirmasi COVID 19; 40,9 %
kasus konfirmasi COVID-19 di DIY disumbang oleh waktu, sedangkan 59,1 % disumbang oleh variabel lain
di luar waktu (misal : Peran serta masyarakat dalam mentaati protokol kesehatan , menjaga imunitas dll).
Setiap penambahan satu satuan waktu kasus bertambah 4 Kasus, dengan kasus konstan yang tinggi, sebesar 232 kasus,
dan secara statistic Sangat bermakna Sig =0,008 ; R (koefisien korelasi =0,499, Koefisien determinasi 0,249, Persamaan
garis regresi Y = 232 + 4X .
Kematian Kasus Konfirmasi COVID-19 Di DIY sebelum PSBB dibanding Sesudah PSBB
Pemodelan Variabel Waktu dan kematian Kasus Konfirmasi Covid -19 Di DIY
Sumber:
Dinas Kesehatan DIY,
2020
Interpertasi : terdapat hubungan positif sangat lemah antara variabel Waktu dan jumlah kematian kasus
terkonvirmasi covid 19; 2 % kematian kasus konvirmasi covid 19 di DIY disumbang oleh waktu,
sedangkan 98,1 % disumbang oleh variabel lain di luar waktu (misal : kecepatan dan ketepatan
penanggulangan ). Setiap penambahan satu satuan waktu, kasus kematian bertambah 1 Kasus, dengan
konstanta kematian kasus konstan sebesar 7 kasus , namun secara statistik tidak bermakna Sig =0,485. R
(koefisien korelasi =0,140, Koefisien determinasi 0,020, Persamaan garis regresi Y = 6,84+ 0,7 .
Per 25 Januari 2021; jam 16.00
Kinerja Pelaksanaan BTT Pemda DIY TA. 2020
217,55 Realisasi
75.29%
163,8 realisasi
88.95%
108,13
96,18
Realisasi
89.51% Realisasi Realisasi 94.61%
67.53% Realisasi
28,04 76.83%
25,01
8,6 5,8 3,18 2,44 10,86 10,27
Gusgas Sekretariat & Gusgas Bidang Sosial Gusgas Bidang Gusgas Bidang Gusgas Bidang Gusgas Bidang
Logistik & Kemasyarakatan Ekonomi Kesehatan Pendidikan Hukum
Sumber: Data Pengawasan Penanganan Covid-19 Tahun Anggaran 2020 Target Realisasi (Dalam Milyar Rupiah)
Inspektorat DIY; BPKA; 2021, diolah
Rekomendasi Pelaksanaan Kegiatan BTT Tahun 2021
1. Masyarakat perlu digerakkan dalam meningkatkan peran serta masyarakat untuk mentaati
pelaksanaan protokol kesehatan dalam penanggulangan COVID-19 serta meningkatkan
semangat gotong royong warga dalam bersama-sama menanggulangi pandemi, termasuk dalam
hal menghapus stigma negatif terhadap penyintas COVID-19 yang sudah sembuh, saling bantu
warga yang isolasi mandiri, dan upaya-upaya swadaya misalnya dalam penyediaan Shelter.
Stakeholder yang terlibat kolaboratif di Kalurahan/Desa s/d level RT RW; melibatkan TNI/
Babinsa; melibatkan jaga warga, dll.
2. Masyarakat terus menerus dihimbau/ diajak / digerakkan untuk bersama-sama meningkatkan
imunitas tubuh secara alamiah (dengan makanan /suplementasi makanan, istirahat cukup, olah
raga terukur dengan protokol kesehatan, dan tidak cemas.
3. Perlu terus menerus dilakukan upaya partisipatif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan
PHBS secara umum.
4. Perlunya penguatan dukungan dan pemberian informasi yang benar terkait untuk upaya
imunisasi COVID-19 sebagai usaha meningkatkan kekebalan tubuh buatan.
5. Perlunya mempertimbangkan upaya donor Plasma Konvalesen untuk Pengobatan Covid-19
dengan jejaring stakeholder, jejaring Surveilans serta melibatkan Palang Merah Indonesia.
Rekomendasi Pelaksanaan Kegiatan BTT Tahun 2021
6. Bersama-sama, perlu dilakukan penguatan jejaring sistem Surveilans (mulai pelayanan dasar ,
pelayanan rujukan, laboratorium, dinas kesehatan kab/kota, propinsi ) agar tetap tangguh
selama pandemi.
7. Perlunya, Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat bersinergi untuk bersama-sama
menanggulangi dampak sosial ekonomi karena pandemi COVID-19; seperti persoalan
Pembelajaran Jarak Jauh, Keprevalensi kekerasan dalam rumah tangga, masalah ketenagakerjaan
dsb.
8. Penegakan disiplin dan protokol Kesehatan untuk ditingkatkan dan bersinergi antara
Pemerintah-Provinsi-Kabupaten/ Kota
9. Pada tahun 2021 diharapkan sinergi Provinsi – Kabupaten/ Kota serta integrasi kegiatan APBD
reguler dan BTT dapat mengakslerasi penanganan COVID-19
Terima Kasih
Materi Ini Dapat Diunduh Pada
bit.ly/bahanrakordal