Anda di halaman 1dari 141

Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam
perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar
kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar
kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan
tersebut.
Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruhan yang
disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini diberisi
materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan,
keterapilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan
abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang
dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai
kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam
kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang
tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk
meningkatkan dan menyesuaikan daya serp siswa dengan ketersediaan kegiatan
buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-
kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan
alam.

Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk
itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk
perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih.
Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia
pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia
Merdeka (2045)

vii
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. VII


DAFTAR ISI ........................................................................................................... VII
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. X
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... XI

BAGIAN 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Deskripsi ................................................................................................. 1
B. Prasyarat ................................................................................................ 1
C. Petunjuk Penggunaan ............................................................................. 1
D. Tujuan Akhir ............................................................................................ 2
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar ................................................... 3
F. Peta Konsep ........................................................................................... 4

BAGIAN 2: PEMBELAJARAN ................................................................................. 4


BAB I. PENGANGKUTAN IKAN HIDUP DAN SEGAR (36 JP) ............................... 5
Kegiatan Belajar 1 ............................................................................................. 6
A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 6
B. Aktivitas Belajar Siswa ............................................................................ 6
C. Uraian Materi .......................................................................................... 9
D. Rangkuman........................................................................................... 45
E. Lembar Refleksi Diri .............................................................................. 49
F. Tugas .................................................................................................... 50
G. Lembar Soal Tes Formatif .................................................................... 53
H. Penilaian ............................................................................................... 56

BAB II. SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN (28 JP) ............................... 71


KEGIATAN BELAJAR 2 ........................................................................................ 71
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 71
B. Aktivitas Belajar Siswa .......................................................................... 71
C. Uraian Materi ........................................................................................ 73
D. Rangkuman......................................................................................... 101
E. Lembar Refleksi Diri ............................................................................ 104
F. Tugas .................................................................................................. 106
G. Lembar Soal Tes Formatif .................................................................. 108
H. Penilaian ............................................................................................. 110

viii
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 124


GLOSARIUM....................................................................................................... 128
INDEKS ............................................................................................................... 132

ix
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengemasan/packing menggunakan pengangkutan pesawat ............... 12


Gambar 2. Mobil sebagai alat pengangkutan / transportasi ikan hidup ................... 12
Gambar 3. Alat pengemasan/packing ikan hidup .................................................... 13
Gambar 4. Pemberokan Ikan yang akan di angkut. ................................................ 15
Gambar 5. Penampungan ikan sebelum dipacking/dikemas ................................... 22
Gambar 6. Penampungan Ikan pada Jaring/karamba ............................................. 22
Gambar 7. Penampungan ikan di kolam/bak permanenan...................................... 23
Gambar 8. Pengangkutan ikan secara terbuka ....................................................... 27
Gambar 9. Proses membersihkan ikan dari lumpur ................................................ 33
Gambar 10. Sortir dan Grading Ikan ....................................................................... 34
Gambar 11. Penataan ikan segar dalam wadah pengangkutan ikan ...................... 34
Gambar 12. Drum Plastik yang digunakan untuk Mengangkut ikan ........................ 36
Gambar 13. Fiberglas digunakan untuk pengangkutan ikan sistem terbuka ............ 37
Gambar 14. Pengemasan ikan menggunakan kantong plastic................................ 40
Gambar 15. Kotak pengangkutan ikan hidup secara kering .................................... 42
Gambar 16. Pengangkutan benih ikan secara tertutup ........................................... 44
Gambar 17. Pengemasan telur ikan gurame........................................................... 45

x
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kualitas air yang optimal untuk ikan air tawar ........................................... 16
Tabel 2. Tanda-tanda ikan segar dan ikan yang sudah tidak segar ........................ 31
Tabel 3. Jenis dan dosis obat pembius untuk pengangkutan ikan........................... 43
Tabel 4. Proyeksi Permintaan Benih Ikan Patin .................................................... 101

xi
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

BAGIAN 1. PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Buku Panen dan Pasca Panen II ini akan mempelajari Perhitungan pertumbuhan ikan,
Perhitungan tingkat sintasan/kelulushidupan, Derajat kelangsungan hidup (Survival
Rate), Penanganan hasil panen ikan, Teknik rantai dingin, Penanganan higienis,
Penanganan hasil panen ikan, Persyaratan kualitas ikan, Jenis bahan pembiusan
ikan, Teknik packing/pengemasan ikan, Teknik packing/pengemasan ikan, Teknik
pengangkutan/ transportasi ikan, Analisis pasar , Analisis pasar dan Evaluasi hasil
pemasaran

B. Prasyarat
Untuk mempelajari buku panen dan pasca panen 1 ini anda terlebih dahulu telah
memahami Teknik Pembenihan, Teknik Pembesaran ikan, pengelolaan kualitas air,
pengendalian hama dan penyakit ikan serta penangan ikan. Pemahaman tentang
fisika, kimia, biologi khususnya mikrobiologi sangat membantu dalam mempelajari
buku ini, Untuk dapat memahami isi buku ini, anda harus mempelajari dan memahami
secara berurutan Bab demi bab serta mengerjakan setiap tugas-tugas dalam buku ini.

C. Petunjuk Penggunaan
Desain pembelajaran pada Buku panen dan pasca panen 2 ini adalah sesuai
kurikulum 2013, dimana pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik dimana keaktifan anda merupakan dominan dan utama
dalam pembelajaran. Oleh sebab itu anda disarankan melaksanakan kegiatan
pembelajaran 5 M yaitu mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan materi yang sedang di pelajari.
Berdasarkan hal tersebut diatas, anda disarankan mengumpulkan informasi baik
pengalaman sendiri, masyarakat, pengetahuan, keterampilan tentang pemanenan
dan pasca panen hasil perikanan. Pengumpulan informasi tersebut dapat berasal dari
buku, majalah, surat kabar, tanya jawab dengan pengusaha, internet dan sebagainya.
Informasi tersebut dikumpulkan untuk mendukung dan memahami mata pelajaran ini.

1
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Selain hal yang tidak kalah pentingnya adalah pemahaman pelajaran sebelumnya
yang telah anda dapat yaitu pembenihan, pembesaran, pengelolaan kualitas air,
pengendalian hama penyakit ikan dan pemanenan da pasca panen hasil perikanan 1.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari buku Panen dan Pasca Panen 2, anda akan memahami :
1. Perhitungan Pertumbuhan Ikan
2. Perhitungan tingkat sintasan/kelulushidupan
3. Perhitungan pertumbuhan kekerangan
4. Panjang total
5. Panjang mutlak
6. Berat total
7. Perhitungan tingkat sintasan/kelulus hidupan
8. Derajat kelangsungan hidup (Servival Rate)
9. Penanganan hasil panen ikan
10. Teknik rantai dingin
11. Penanganan higienis
12. Penanganan hasil panen kekerangan
13. Persyaratan kualitas mutiara
14. Jenis bahan pembiusan ikan
15. Teknik packing/pengemasan ikan
16. Teknik packing/pengemasan kekerangan
17. Teknik pengangkutan/transportasi kerang kering
18. Analisis pasar
19. Evaluasi hasil pemasaran

2
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

E. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenome na dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung

Kompetensi Dasar

a. Memprediksi pemanenan ikan


b. Menganalisis pengendalian mutu hasil panen ikan
c. Menganalisis sistem pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
d. Memprediksi pemasaran produk ikan

3
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

F. Peta Konsep

4
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

BAGIAN 2: PEMBELAJARAN

Bab I. PENGANGKUTAN IKAN HIDUP DAN SEGAR (36 JP)

Panen ikan merupakan pekerjaan akhir dari budidaya ikan dan dilanjutkan dengan
kegiatan pascapanen. Kegiatan pemanenan ikan harus direncanakan meliputi waktu
panen, peralatan, tenaga kerja, penampungan, dan pemasaran hasil panen. Penentuan
waktu panen dengan memperhitungkan/memprediksi permintaan pasar, ukuran ikan,
cuaca, jumlah ikan dan sebagainya.

Kegiatan pemanenan ikan dapat menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan. Pada
jenis ikan tertentu ukuran dan warna ikan di tentukan oleh permintaan pasar. Permintaan
pasar ikan lele umumnya adalah 6-8 ekor /kg. Beberapa daerah perminataan pasar akan
ikan mas adalah berwarna kuning dan beberapa daerah berwarna hitam. Pemanenan ikan
sangat berhubungan dengan iklim /cuaca. Sebelum panen juga perlu dipelajari sistem
pemasaran ikan. Sistem pemasaran ikan lebih difokuskan pada tata niaga ikan. Sebaiknya
tata niaga ikan dilakukan langsung ke tangan konsumen agar harga ikan lebih tinggi
dibandingkan pemasaran ikan melalui pihak ke tiga. Pemanenan ikan dilakukan pada
saat suhu air/udara dingin. Suhu air tersebut berhubungan ketersediaan oksigen terlarut
dalam air.

Penentuan jumlah dan ukuran ikan sebelum pemanenan bertujuan untuk menghitung
pendapatan, daya serap pasar, tenaga kerja, waktu panen, peralatan yang disiapkan dan
sebagainya. Perhitungan jumlah ikan panen dilakukan dengan jumlah penebaran awal,
ukuran ikan, mortalitas dan jumlah pemberian pakan. Perhitungan ukuran dan jumlah ikan
harus dilakukan dengan sampling ikan secara berkala.

Pascapanen hasil perikanan adalah tahapan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan
(pemanenan) hasil perikanan sampai siap untuk dipasarkan. Dengan kata lain kegiatan
pasca panen hasil perikanan meliputi persiapan pemanenan, pemanenan, pembersihan,
sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi
hasil budidaya ikan sampai hasil perikanan tersebut sampai ke tangan konsimen.
Sedangkan Penanganan pascapanen hasil pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan
5
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

dan pengolahan langsung terhadap hasil perikanan yang karena sifatnya harus segera
ditangani untuk meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan dan
daya guna lebih tinggi. Khususnya terhadap komoditas ikan, tahapan pascapanen hasil
perikanan meliputi pemberokan ikan, penampungan, pemanenan, pembersihan, sortasi,
packing, transportasi, pendinginan, dan pengawetan. Penanganan pascapanen hasil
perikanan bertujuan untuk menekan tingkat kerusakan hasil panen komoditas perikanan
dengan meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas perikanan agar dapat
menunjang usaha penyediaan bahan baku industri dan kebutuhan masyarakat.

Kegiatan Belajar 1

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi ? ikan, anda akan memahami :
 Prinsip - prinsip pengangkutan/ transportasi ikan
 Teknik pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar

B. Aktivitas Belajar Siswa


Sering kita mendengar bahwa beberapa jenis ikan di Indonesia merupakan introduksi
ikan dari negara lain. Artinya beberapa jenis ikan seperti ikan bawal air tawar (
Collosoma macropum), patin (Pangasius sp ), nila GIFT (Tilapia sp ), ikan hias koki
(Cyprinus auratus), ikan hias koi (Cyprinus carpio) dan sebagainya didatangkan dari
negara lain. Untuk mendatangkan ikan dari negara lain masuk ke Indonesia dilakukan
dengan pengangkutan yang baik agar tidak ikan tersebut mati di perjalanan. Demikian
juga di Indonesia, banyak ikan/benih ikan dari satu propinsi di kirim atau dibawa ke
propinsi lain.

Apakah anda pernah memindahkan ikan dari satu kolam ke kolam lain yang saling
berdekatan? atau memindahkan ikan dari akuarium di rumah anda ke bak atau ember
teman atau tetangga anda?. Pemindahan ikan baik dari luar negeri masuk ke
Indonesia atau dari satu propinsi/kota ke propinsi / kota lain atau dari akuarium ke bak
merupakan salah satu contoh pengangkutan ikan.

6
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Pengangkutan ikan dari satu negara ke negara lain, satu propinsi / kota ke propinsi
/kota lain berbeda teknik pengangkutannya dengan mengangkut ikan dari satu
akuarium / kolam ke akuarium/kolam lain dalam satu lokasi. Dengan kata lain
pengangkutan ikan yang jauh, berbeda dengan teknik pengangkutannya dengan yang
lebih dekat. Demikian juga membawa ikan ukuran kecil dan ikan uuran besar berbeda
teknik pengangkutannya.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh para supplier dalam pengiriman ikan adalah
survival rate yang rendah diantaranya disebabkan karena kualitas air yang memburuk
selama pengangkutan. Jhingran dan Pullin (1985) menyatakan bahwa kematian ikan
pada sistem pengangkutan umumnya disebabkan oleh tingginya kadar CO₂,
akumulasi amoniak, ikan terlalu aktif, infeksi bakteri dan luka fisik akibat penanganan
yang kasar. Hal ini terjadi karena pengiriman ikan ke daerah memerlukan waktu yang
cukup lama yaitu hingga 24 jam.

Sehubungan dengan materi pengangkutan ikan anda diminta membuat kelompok.


Setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Setiap kelompok diminta mengamati ikan yang
terdapat pada pengemasan/packing secara tertutup (plastik) dan pengemasan secara
terbuka (ember, akuarium, bak dan sebagainya) di laboratorium atau di dalam kelas.

1. Mengamati / mengobservasi
a. Bacalah literatur tentang pengangkutan ikan!
b. Amatilah ikan yang terdapat pada pengemasan/packing ikan secara tertutup
dan terbuka!
c. Catat perilaku ikan (gerakan, cara bernapas, makan, berenang dan
sebagainya) pada kedua pengemasan/packing (secara tertutup dan terbuka)
setiap10 menit.
No Perilaku 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit
1 Gerakan
2 Cara bernapas
3 Makan
4 Berenang
5 Pingsan

7
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

2. Menanya
a. Diskusikan dalam kelompok anda perilaku ikan dalam kedua
kemasan/packing tersebut!
b. Bandingkan perilaku ikan pada kedua kemasan tersebut!
c. Apakah penyebab perilaku ikan tersebut pada ke dua kemasan?

3. Mencoba/mengumpulkan informasi
a. Masing masing kelompok melakukan pengemasan / packing ikan secara
tertutup,dengan beberapa perlakuan sebagai berikut :
Perlakuan Perilaku
Kel pengemasan/
Gerakan Bernafas Makan Berenang Pingsan Mati
packing
1 Perbandingan Oksigen
dan air adalah 3:1,
ukuran ikan 3-5 cm
benih ikan sebanyak
20 ekor/liter air
2 Perbandingan Oksigen
dan air adalah 1:3,
ukuran ikan 3-5 cm.
benih ikan sebanyak
20 ekor/liter air
3 Perbandingan Oksigen
dan air adalah 1:3,
ukuran ikan 9-12 cm
benih ikan sebanyak
20 ekor/liter air
4 Perbandingan Oksigen
dan air adalah 1:3,
ukuran ikan 9-12 cm,
benih ikan sebanyak
50 ekor/liter air

b. Catat perilaku ikan dalam wadah kemasan/packing setiap 10 menit!

8
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

4. Mengasosiasi
a. Bagaimana hubungan jumlah ikan dengan perilaku ikan dalam wadah
pengemasan ikan secara tertutup?
b. Bagaimana hubungan suhu air dengan kandungan oksigen terlarut dalam
pengemasan ikan secara tertutup?
c. Bagaimana hubungan kualitas air dalam pengemasan secara tertutup
dengan perilaku ikan?

5. Mengkomunikasikan
a. Buatlah laporan hasil pengamatan anda pada kegiatan pengemasan ikan!
b. Presentasikan hasil diskusi dan pengamatan anda di depan kelas!

C. Uraian Materi

1. Prinsip - prinsip Pengangkutan/ transportasi Ikan


Mengangkut berarti memindahkan atau membawa suatu barang, atau benda
lainnya dari satu tempat ke tempat lainnya. Tujuan utamanya agar barang yang
dibawa bisa sampai di tempat tujuan dalam keadaan utuh, tidak rusak atau tidak
berubah. Perubahan bentuk, perubahan rasa, dan ketidak-lengkapan dapat
menurunkan nilai barang itu. Agar tujuan itu bisa terwujud, maka alat yang
digunakan dalam pengangkutan harus cocok, yaitu alat yang bisa menjaga
keutuhan barang itu. Selain itu, pengangkutan juga harus menggunakan cara
yang baik. Bila keduanya tidak dilakukan, sudah pasti barang itu tidak akan
sampai dalam keadaan utuh sehingga akan merugikan pengusaha ikan.
Seperti halnya pengangkutan barang, pengangkutan ikan juga memiliki arti dan
tujuan yang sama. Namun alat, dan cara yang digunakan dalam pengangkutan
ikan berbeda dengan alat, dan cara yang digunakan dalam pengangkutan barang
seperti buku. Karena buku merupakan benda mati yang tidak mudah rusak.
Sedangkan ikan adalah mahluk hidup yang kemungkinan besar bisa rusak,
bahkan mati.

9
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Untuk menentukan alat dan bahan pengangkutan sangat tergantung dari


karakteristik, dan sifat-sifat hidup ikan, terutama segala sesuatu yang
berhubungan dengan pernapasannya. Prinsip pengangkutan mahluk hidup
khususnya ikan, adalah jangan sampai alat pernapasannya terganggu selama
pengangkutan. Dengan kata lain selama pengangkutan wadah dan media ikan
dibuat sedemikian rupa sehingga ikan merasa nyaman selama
perjalanan/pengangkutan. Agar ikan merasa nyaman selama perjalanan maka
kebutuhan hidup seperti kualitas air, kepadatan, alat transportasi dan sebagainya
harus sesuai dengan kebutuhan ikan yang diangkut.

Faktor utama yang perlu mempertimbangkan ketersediaan oksigen dalam


pengangkutan ikan hidup antara lain adalah :
a. Spesies ikan : kebutuhan ikan terhadap oksigen bervariasi sesuai dengan
spesiesnya.
b. Umur dan ukuran ikan : ikan yang lebih kecil memiliki kebutuhan oksigen
lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang lebih besar.
c. Ketahanan relatif ikan : ikan yang diberi pakan alami lebih tahan
dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan buatan, serta ikan yang dalam
kondisi yang siap memijah memiliki daya tahan yang rendah dalam
pengangkutan.
d. Suhu air : pada suhu rendah mengakibatkan kadar oksigen di dalam air lebih
tinggi, karena kebutuhan oksigen akan menurun.
e. Lama waktu angkut : makin pendek waktu angkut makin tinggi kepadatannya.
f. Cara angkut dan lama istirahat : makin cepat pengangkutan dan makin baik
prasarana serta waktu istirahat yang pendek, kemungkinan keberhasilan
pengangkutan semakin besar.
g. Sifat alami alat pengangkut : pengangkutan dengan wadah kayu
menyebabkan peningkatan suhu air lebih lamban dibandingkan dengan
wadah logam, tetapi wadah kayu dapat mengisolasi panas dalam wadah.
h. Kondisi klimatologik : hal ini berpengaruh terhadap suhu air di dalam wadah
maupun kandungan oksigen terlarutnya.

10
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

2. Prinsip Pengangkutan/ transportasi Ikan Hidup


Sebelum anda mempelajari sistem pengangkutan/transportasi ikan, sebaiknya
anda mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan “sistem”. Pengertian
sistem adalah satu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian dimana bagian
bagian tersebut berfungsi bersama sama mencapai tujuan. Contoh : Tubuh
manusia adalah satu kesatuan yang terdiri dari bagian /organ telinga, mata,
mulut, kepala, otak, tangan, kaki, lidah, usus dan sebagainya. Agar mencapai
tujuan, semua bagian bagian tubuh harus bekerja dan berfungsi bersama sama.
Kalau kita (tubuh) ingin mengerjakan pelajaran, maka mata harus melihat, otak
harus berpikir, tangan untuk menulis. Bagian tubuh tersebut harus bekerja dan
berfungsi bersama sama untuk mengerjakan pelajaran tersebut. Jika salah satu
bagian /organ tidak bekerja dan tidak berfungsi maka tujuan untuk mengerjakan
pelajaran tidak akan terwujud.
Demikian juga halnya dengan sistem pengangkutan / transportasi ikan hidup yang
terdiri dari alat pengangkutan, pengemasan/packing, ikan, media (air) hidup ikan
dan administrasi. Bagian bagian sistem pengangkutan/transpotasi ikan tersebut
harus dapat bekerja dan berfungsi dengan baik untuk mencapai tujuan
pengangkutan ikan.

3. Alat Pengangkutan /Transportasi Ikan


Alat pengangkutan /transportasi ikan adalah sarana untuk menghantarkan
/membawa ikan agar sampai ke tujuan. Sarana yang digunakan untuk
menghantarkan / membawa ikan tergantung dari jarak tujuan pengangkutan ikan.
Sarana tersebut dapat menggunakan pesawat, mobil, motor dan manusia.
Sarana yang digunakan harus memiliki kondisi yang baik agar sampai tujuan
dengan tepat waktu sehingga ikan tiba dengan selamat.

Jika alat pengangkutan /transportasi ikan dipilih menggunakan pesawat maka


harus memilih pesawat yang tepat waktu. Pesawat yang sering mengalami delay /
penundaan keberangkatan dapat menyebabkan ikan mati. Karena oksigen
terlarut dalam kemasan/packing terbatas sehingga ikan akan kekurangan oksigen
terlarut untuk bernapas. Penggunaan pesawat untuk alat pengangkutan /
transportasi ikan umumnya untuk jarak yang lebih jauh dan tidak memungkinkan

11
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

menggunakan alat transportasi lainnya untuk keselamatan ikan. Jika


menggunakan pesawat, anda harus mempelajari sistem pengiriman setiap
maskapai penerbangan misalnya cara pengemasan, berat, harga, dan
persyaratan lainnya. Contoh : jika anda menggunakan maskapai Garuda,
beberapa hari sebelum pengiriman anda terlebih dahulu booking cargo sesuai
jumlah barang, hari, jam penerbangan. Maskapai penerbangan garuda
mengharuskan menggunakan kemasan/packing styreofoam merek garuda.
Ongkos setiap kemasan/packing styreofoam minimal pembayaran 16 kg.

Gambar 1. Pengemasan/packing menggunakan pengangkutan pesawat

Umumnya pengangkutan ikan hidup menggunakan mobil memiliki jarak


pengiriman yang jauh. Sedangkan pengangkutan /transportasi ikan hidup
menggunakan motor umumnya memiliki jarak tempuh relatif dekat.

Gambar 2. Mobil sebagai alat pengangkutan / transportasi ikan hidup

12
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

4. Alat Pengemasan/packing ikan hidup


Alat pengemasan/packing ikan hidup harus disesuaikan dengan jarak
pengangkutan / transportasi ikan. Alat pengemasan/packing ikan hidup dapat
menggunakan ember, drum, fiberglass, bak, kantong plastik dan sebagainya. Alat
pengemasan/packing ikan hidup seperti : ember, drum, fiberglass dan bak
umumnya digunakan pada pengangkutan ikan secara terbuka. Sedangkan
kantong plastik digunakan untuk pengangkutan secara tertutup.

Gambar 3. Alat pengemasan/packing ikan hidup

Alat pengemasan /packing secara terbuka (ember, drum, fiberglass dan bak)
umumnya mengirim/membawa ikan dengan jarak dekat. Oksigen yang
dibutuhkan ikan selama pengangkutan/perjalanan berasal dari difusi okisgen
yang berasal udara yang masuk kedalam alat pengangkutan tersebut. Selain itu
untuk menyediakan oksigen terlarut dalam air pengemasan/packing secara
terbuka dapat menggunakan aerasi dengan menggunakan aerator/blower.
Sedangkan pengemasan /packing menggunakan kantong plastik umumnya
mengirim/membawa ikan dengan jarak jauh. Pada alat pengemasan/packing
kantong plastik, oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan selama
pengangkutan/perjalanan disediakan dengan memasukkan oksigen murni
kedalam kantong plastik.

5. Penanganan Ikan Hidup Hasil Panen


Ikan yang akan dikirim/diangkut terlebih dahulu di berok untuk mengeluarkan
kotoran dan sisa pakan dari ususnya. Pemberokan dapat dilakukan di bak atau
waring dengan mengalirkan air secara terus menerus. Selama pemberokan ikan
tidak diberi pakan. Hal ini bertujuan agar selama perjalanan ikan tidak

13
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

mengeluarkan kotoran pada media air pengangkutan. Jika ikan mengeluarkan


kotoran pada media air pengangkutan menyebabkan amoniak tinggi dan oksigen
terlarut rendah sehingga dapat menyebabkan ikan mati di perjalanan.
Selain di berok, ikan yang akan dikirim/diangkut harus terlebih dahulu di sortir dan
grading. Sortir dilakukan untuk memilih ikan yang sakit dan cacat sehingga ikan
tersebut tidak ikut di kirim. Grading dilakukan untuk memilih ukuran ikan yang
akan dikirim. Ikan yang kecil di satukan dengan ikan yang kecil. Demikian ikan
yang besar di satukan dengan ikan yang besar dan seterusnya.

Perlakuan pada ikan yang akan diangkut juga turut menentukan kesuksesan
dalam menerapkan prinsip pengangkutan ikan, baik sebelum maupun selama
pengangkutan. Perlakuan tersebut adalah :
a. Ikan harus ditreatmen, atau disucihamakan terlebih dahulu, yaitu dengan cara
merendam dalam obat tertentu, contoh Kalium Permanganat (PK), dengan
dosis tertertu dan dalam waktu, atau lamanya tertentu pula.
b. Ikan yang akan diangkut harus diberok dahulu. Yaitu ditampung dalam bak
dengan aliran air bersih, dan tidak diberi pakan tambahan. Tujuan
pemberokan adalah untuk mengeluarkan kotoran dari tubuh ikan. Karena ikan
yang baru dipanen banyak mengandung kotorannya. Tujuan pemberokan
adalah agar selama pengangkutan, ikan akan mengeluarkan kotoran. Kotoran
tersebut akan menurunkan kualitas air dalam alat pengangkutan. Kotoran ikan
dalam media air akan menurunkan kandungan oksigen terlarut dan
meningkatkan kandungan karbondioksida dan amoniak.
c. Ikan yang akan diangkut harus diseleksi terlebih dahulu sesuai ukuran dan
jenis ikan. Ukuran ikan yang kecil ditempatkan bersama dengan ukuran ikan
yang kecil, demikian juga ukuran yang besar di tempatkan bersamaan dengan
ukuran yang besar. Tujuan seleksi adalah agar ukuran ikan menjadi seragam,
sehingga bila diangkut tidak terjadi persaingan selama pengangkutan.
Persaingan tersebut berupa persaingan dalam memperebutkan tempat dan
oksigen terlarut. Ikan yang berukuran lebih besar membutuhkan tempat lebih
besar. Demikian juga persaingan oksigen terlarut, ikan besar membutuhkan
oksigen terlarut dibandingkan ikan berukuran kecil.

14
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Gambar 4. Pemberokan Ikan yang akan di angkut.

6. Kualitas air Media Pengangkutan Ikan


Air merupakan media pengangkutan /transportasi ikan hidup. Air yang digunakan
harus memiliki kualitas air yang baik bagi ikan. Parameter kualitas air yang
penting diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah oksigen terlarut,
karbondioksida, amoniak, pH, dan suhu.
Kualitas air yang dibutuhkan ikan pada pengangkutan dan pemeliharaan ikan
adalah sama. Oleh sebab itu, pengelolaan kualitas air pada pengangkutan ikan
hampir sama dengan memelihara ikan di kolam. Perbedaannya Pemeliharaan
ikan di kolam memiliki wadah diam, sedangkan kalau pengangkutan ikan
wadahnya bergerak. Selain itu kepadatan ikan pada saat pengangkutan lebih
tingggi dibandingkan memelihara ikan di kolam. Selama pengangkutan, kualitas
air yang paling penting diperhatikan adalah oksigen terlarut, yaitu ikan harus
mendapatkan oksigen terlarut yang cukup.
Kualitas air dinyatakan dalam beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu,
kekeruhan, padatan terlarut), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar
logam), dan parameter biologi (keberadaan plankton, dan bakteri) (Boyd, 1991).
Ikan air tawar termasuk tidak banyak menuntut lingkungan bagus sebagai media
hidupnya. Ikan ini mampu bertahan pada perairan yang kondisinya jelek
sekalipun, namun akan tumbuh dengan normal dan optimal pada perairan yang
sesuai dengan persyaratan habitatnya.

15
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Tabel 1. Kualitas air yang optimal untuk ikan air tawar

Parameter Nilai Sumber


Suhu 27-29 C Djarijah (2001)
Oksigen terlarut 2,4-6 mg/l
Karbondioksida Maksimal 5,6 mg/l
pH 7-8
Amoniak Maksimal 0,1 mg/l Effendi (2003)
Nitrit Maksimal 1 mg/l
Alkalinitas 50-300 mg/l CaCO3

a. Karbondioksida (CO₂)
Karbondioksida (CO₂) dalam media pengangkutan merupakan hasil respirasi
dan dapat mengancam kelangsungan hidup ikan. Jumlah CO₂ yang
terlampau banyak akan bersifat racun bagi ikan (Jhingran dan Pullin, 1985).
Kadar CO₂ terlarut lebih dapat ditoleransi oleh ikan dibandingkan dengan
amoniak, bahkan banyak ikan yang hidup pada air yang mengandung CO₂
lebih besar dari 60 mg/l (Boyd, 1992). Kadar CO₂ sebesar 50-100 mg/l dapat
membunuh ikan dalam waktu relatif lama. Kadar CO₂ dalam air juga
mempengaruhi pH air. Pada saat kandungan CO₂ tinggi maka pH air rendah
demikian pula sebaliknya jika CO₂ rendah maka pH air tinggi (Boyd, 1990).

b. Amoniak (NH3)
Selama pengangkutan ikan amoniak merupakan penyebab kegagalan utama.
Amoniak dalam media pengangkutan ikan berasal dari metabolisme bahan
organik yang terdapat pada media ( air ). Bahan organik tersebut berasal dari
lumpur dan kotoran ikan. Lumpur pada media (air) pengangkutan ikan
berasal dari air yang tidak bersih. Air pengangkutan ikan harus menggunakan
air bersih. Oleh sebab itu sebelum pengangkutan, ikan harus terlebih dahulu
di berok selama 2-3 hari.
Amoniak adalah suatu produk hasil dari metabolisme protein dan disisi lain
amoniak merupakan racun bagi ikan sekalipun konsentrasinya sangat rendah
(Zonneveld et al., 1991). Amoniak dan nitrit yang tinggi dalam perairan

16
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

bersifat berbahaya bagi ikan. Persentase amoniak bebas meningkat dengan


meningkatnya nilai pH dan suhu perairan, apabila konsentrasinya tinggi
dapat mempengaruhi kehidupan ikan (Boyd, 1991). Selain amoniak, senyawa
nitrogen yang dihasilkan ikan berupa NO₂-(nitrit) dan NO3-(nitrat). Jika nitrit
NO₂- terabsorpsi secara terus menerus oleh ikan, maka nitrit akan bereaksi
dengan haemoglobin sehingga membentuk metemoglobin Hb+NO₂- = Met-
Hb). Adapun reaksi yang terjadi adalah unsur besi yang terdapat dalam
haemoglobin akan dioksidasi dari ferro menjadi ferri dan akan membentuk
Met-Hb. Metemoglobin ini bersifat menurunkan kemampuan haemoglobin
dalam mengikat oksigen, sehingga dapat mengakibatkan stres dan kematian
pada ikan. Darah yang mengandung metemoglobin berwarna coklat biasanya
disebut dengan “brown blood disease” (Boyd, 1991).

c. Power of hydrogen (pH)


Konsentrasi ion H+ di dalam air pengankutan berasal dari metabolisme bahan
organik yaitu lumpur dan kotoran ikan. Nilai pH (power of hydrogen)
merupakan ukuran konsentrasi ion H+ di dalam air. Keasaman adalah
kapasitas air untuk menetralkan ion-ion hidroksil (OH-). Nilai pH disebut asam
bila kurang dari 7, pH 7 disebut netral dan pH di atas 7 disebut basa.
Jaringan insang merupakan target organ pertama akibat stres asam. Ketika
ikan berada pada pH rendah, peningkatan lendir akan terlihat pada
permukaan insang (Boyd, 1990). Begitu juga dengan pH tinggi, karena
insang ikan sangat sensitif dan berbahaya bagi mata ikan. Kriteria pH yang
ideal menurut Pescod (1973) adalah 6,5-8,5.

d. Oksigen Terlarut
Ikan bernapas dengan insang, dan mengambil/menghirup oksigen terlarut
dari dalam air. Agar ikan bisa bernapas dengan bebas di air, diperlukan
oksigen terlarut yang cukup. Demikian juga pada wadah pengangkutan ikan,
harus tersedia oksigen terlarut yang cukup pada media pengangkutan ikan.
Pada pengangkutan ikan secara tertutup, ketersediaan oksigen terlarut
terbatas. Oleh sebab itu jika jarak pengangkutan jauh atau membutuhkan

17
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

waktu cukup lama maka perlu dilakukan penambahan oksigen terlarut di


perjalanan.

Salah satu prinsip dalam pengangkutan ikan adalah bagaimana menciptakan


suasana dalam alat pengangkutan agar ikan bisa bernapas dengan baik,
sehingga bisa bertahan hidup sampai di tujuan. Selain itu selama
pengangkutan diupayakan ikan tidak mengeluarkan kotoran. Untuk
menciptakan suasana nyaman bagi ikan selama perjalanan, maka ada tiga
faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengangkutan ikan, yaitu
kepadatan, waktu pengangkutan dan perlakuan sebelum dan selama
pengangkutan.

Kepadatan ikan pada saat pengangkutan tergantung ukuran ikan dan jarak
pengangkutan. Ikan yang berukuran kecil, kepadatan dalam wadah
pengangkutan dapat lebih tinggi/padat. Sebaliknya ikan yang berukuran
semakin besar, maka padat penebaran ikan makin rendah. Kepadatan juga
sangat tergantung dari lamanya pengangkutan. Ikan yang diangkut dalam
waktu yang lebih lama, kepadatannya harus lebih rendah, dibanding ikan
yang diangkut dalam waktu yang singkat. Ini sangat tergantung dari
ketersediaan oksigen selama pengangkutan.

Selain waktu pengangkutan, suhu media air pengangkutan berpengaruh


terhadap mortalitas ikan. Peningkatan suhu air akan berpengaruh terhadap
ketersediaan oksigen terlarut dalam air, dan sebaliknya. Suhu pengangkutan
yang baik adalah 23-28C. Untuk dapat mempertahankan suhu, dapat
menggunakan es pada media air pengangkutan. Selain menggunakan es,
perlu dilakuan juga penentuan waktu pengangkutan tepat. Penentuan waktu
berkaitan erat dengan jarak tempuh, suhu udara dan lamanya pengangkutan.
Pengangkutan pada malam hari lebih baik karena suhu udara masih rendah.

Oksigen merupakan merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan.
Kadar oksigen yang terlarut di perairan bervariasi, tergantung pada
temperatur, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Semakin besar

18
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

temperatur dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer,


kadar oksigen terlarut semakin kecil .

Dalam hal ketersediaan oksigen terlarut dalam air, pengangkutan ikan hidup
sama dengan memelihara ikan di kolam/akuarium. Ketersediaan oksigen
dalam wadah pengangkutan berbeda dengan di kolam. Ketersediaan oksigen
dalam wadah pengangkutan sangat terbatas, hanya cukup untuk beberapa
jam saja. Sedangkan di kolam/tambak/ akuarium ketersediaan oksigen
berasal dari udara atau air masuk ke kolam. Oleh sebab itu, salah satu
prinsip dalam pengangkutan ikan adalah bagaimana menciptakan suasana
dalam alat pengangkutan agar ikan bisa bernapas dengan baik, sehingga
bisa bertahan hidup hingga di tujuan. Air pemeliharaan di kolam / tambak /
akuarium/bak, oksigen terlarut tanpa batas sehingga ikan berada dalam
keadaan rileks dan hanya mengonsumsi dan memerlukan oksigen pada
tingkat minimal. Sebaliknya bila ikan pada saat pengangkutan akan menjadi
stres akibat guncangan sehingga ikan memerlukan oksigen terlarut maksimal
pada wadah/media pengangkutan. Walaupun menurut Liviawaty dan
Afrianto (1990) bahwa goncangan berdampak positif terhadap ikan yaitu
membantu difusi oksigen ke dalam air.

Selain oksigen yang cukup dalam kantong plastik, yang harus diperhatikan
adalah ikan harus sehat, serta kualitas air dan kondisi pengangkutan yang
memadai.
Pada perairan kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal)
dan musiman, tergantung pada percampuran (mixing) dan pergerakan
(turbulence) massa air, aktifitas fotosintesis, respirasi dan limbah (effluent)
yang masuk ke badan air.
Peningkatan temperatur sebesar 1o C akan meningkatkan konsumsi oksigen
sekitar 10% (Boyd, 1988). Dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan
anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol
(anaerob).
Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan temperatur
menggambarkan bahwa semakin tinggi temperatur, kelarutan oksigen

19
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

semakin berkurang. Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang


dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung
lebih rendah daripada oksigen di perairan tawar. Daya larut oksigen dalam air
pada temperatur 25o C berbeda sesuai ketinggian lahan dari permukaan laut.

7. Administrasi
Administrasi merupakan hal yang penting dalam pengangkutan ikan khususnya
pengangkutan ikan menempuh jarak jauh. Administrasi tersebut terdiri dari
administrasi kendaraan seperti SIM pengemudi, STNK mobil. Administrasi lainnya
adalah surat jalan, bon /kuitansi penjualan, surat bebas penyakit, alamat
pengiriman dan surat dari karantina.
Keterpaduan antara alat pengangkutan, pengemasan/packing, ikan dan media
(air) hidup ikan dan administrasi merupakan satu sistem untuk mensukseskan
pengangkutan ikan hidup.

8. Pemberokan /Penampungan Ikan


Keberhasilan pengangkutan ikan di pengaruhi mulai dari saat pemanenan ikan
sampai dengan selama pengangkutan. Setelah pemanenan, ikan hasil tangkapan
harus ditampung terlebih dahulu selama beberapa waktu sampai ikan dikirim ke
tempat tujuan. Lamanya penampungan tergantung debit air penampungan ikan
dan jarak pengiriman. Jika air tempat penampungan ikan memiliki debit yang
deras, penampungan ikan dapat dilakukan 4-6 jam. Diharapkan selama
penampungan tersebut kotoran dan makanan ikan didalam usus sudah keluar
berupa feses. Feses (kotoran) ikan tersebut dapat menurunkan kandungan
oksigen terlarut dan meningkatkan kandungan amoniak pada air pengangkutan
ikan. Jika pengangkutan ikan cukup jauh, pemberokan/penampungan ikan dapat
dilakukan 1-2 hari. Hal ini bertujuan agar, sisa makanan didalam usus ikan
benar-benar bersih, sehingga tidak mengotori air pengangkutan ikan.

Selama penampungan dapat dilakukan sortasi dan grading ukuran.


Penampungan dapat untuk waktu yang pendek (provisional storing) atau waktu
yang lama (prolonged storage). Provisional storing sering dilakukan pada waktu
sedang dilakukan pemanenan, ikan ditampung, kemudian ikan disortasi.

20
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Selanjutnya ikan dipacking dan segera dikirim ke tempat tujuan, misalnya benih
diangkut ke kolam-kolam pemeliharaan atau penebaran di lokasi yang dekat atau
ikan konsumsi yang dikirim segera untuk diolah. Lama penampungan dilakukan
selama 2-3 hari atau lebih. Pada awal penampungan dilakukan sortasi dan
grading. Sortasi dilakukan terhadap ikan yang cacat atau ikan yang sakit.
Sedangkan grading dilakukan terhadap ukuran ikan. Ikan dipilah menjadi ikan
yang berukuran besar, sedang dan kecil agar pada saat pengemasan/ packing
dapat dilakukan sesuai ukuran ikan. Penanganan harus dilakukan dengan hati-
hati agar ikan tidak stres, terluka dan terserang penyakit.

Keberhasilan penampungan ikan hidup dipengaruhi pula oleh teknik


penangkapan selama pemanen. Selama penampungan ikan harus ditempatkan
dalam kondisi yang baik.. Ikan-ikan yang sebelumnya dipelihara dalam kolam
yang berlumpur atau dengan pemberian pupuk organik atau pakan berupa Iimbah
diperlukan penampungan untuk menghilangkan bau lumpur, Iendir dan parasit
yang mungkin menempel. Dengan penampungan yang baik selama beberapa
waktu (2 jam) akan meningkatkan kualitas dagingnya, namun penurunan berat
harus seminim mungkin.

Penampungan biasanya dilakukan dengan menempatkan ikan dalam tempat


penampungan dengan air yang mengalir untuk menjamin kecukupan oksigen.
Aliran air tidak boleh terlalu berlebihan yang dapat menekan ikan berusaha
berenang yang akan mengeluarkan energi, sehingga dapat mengurangi beratnya.
Apabila penampungan hanya sebentar, ikan tidak perlu diberi pakan.
Penampungan ikan dapat berupa jaring terapung,hapa, karamba, bak/kolam
permanen dan sebagainya.
a. Kantong jaring
Kantong jaring yang dipasang di kolam atau saluran air dapat digunakan
untuk penampungan selama penangkapan ikan dilakukan. Ukuran mata
jaring tergantung pada ukuran ikan yang akan ditampung. Benih larva ukuran
sekitar 0,01-0,05 cm , benih ukuran 3-5 cm dengan waring ukuran lubang
0,4-0,5 cm dan ikan lebih besar 10 cm menggunakan jaring polyetheline
ukuran lubang 0,75 inci (2 cm). Jaring dipasang ditempatkan dekat pintu air

21
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

masuk kolam agar mendapatkan air yang segar dan bersih. Kantong jaring
ukuran 2-4 m x 1-4 m dan tinggi 0,8 m lebih cocok digunakan bila dibanding
kantong berukuran besar.

Gambar 5. Penampungan ikan sebelum dipacking/dikemas

b. Keramba jaring
Keramba jaring dibuat dengan kerangka besi atau kayu dan kisi-kisinya
dilapisi jaring. Benih ukuran 3-5 cm dengan waring ukuran lubang 0,4-0,5 cm
dan ikan lebih besar 10 cm menggunakan jaring polyetheline ukuran lubang 1
inci. Ikan-ikan lunak seperti karper dan lele dapat ditampung dalam keramba
kecil. Ikan-ikan tersebut tahan terhadap kandungan oksigen relatif rendah
dan kepadatan tinggi. Karper tidak besirip keras dan duri keras lele tidak
tegang, sehingga dalam keadaan padat tidak merusak ikan lainnya.

Gambar 6. Penampungan Ikan pada Jaring/karamba

22
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

c. Bak/Kolam permanen
Bak/kolam permanen berukuran panjang 2-6 m, lebar 1-2 m dan tinggi 1 m
sangat tepat untuk penampungan ikan dalam jangka waktu relatif lama.
Dinding bak dibuat halus agar tidak melukai ikan. Aliran air cukup dan level
air mudah diatur dan pengurasan total dapat dilakukan dengan cepat. Oleh
karena itu pintu air pembuangan dibuat model monik dengan pintu berupa
beberapa papan yang dipasang pada sekat. Untuk lebih mudah
pengangkatan ikan dan penampungan bisa dilapisi jaring, sehingga air tidak
perlu harus dibuang total. Apabila ikan harus diberi pakan, dengan sebanyak
1% berat total per hari. Namun sehari sebelum diangkut, pemberian pakan
harus dihentikan.

Gambar 7. Penampungan ikan di kolam/bak permanenan

Jumlah ikan yang dapat ditampung bervariasi tergantung pada spesies,


ukuran ikan, debit air, kandungan oksigen dan suhu air. Keadaan demikian
sangat sulit untuk menentukan jumlah ikan yang tepat yang harus ditampung
dalam wadah yang berbeda. Namun dari beberapa pengalaman
menunjukkan bahwa pada penampungan benih sementara selama
penangkapan lebih mudah dilihat dari gejala-gejala yang timbul. Apapun alat
penampungan yang digunakan : tangki/ember besar ataupun jaring yang
ditempatkan pada saringan, apabila ikan sudah berloncat-loncat
menunjukkan tidak boleh ditambah lagi jumlahnya dan segera dipindah ke

23
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

tempat/kolam yang lebih longgar dan airnya mengalir. Tangki volume 150
liter dengan suplai air 0,5 liter per detik dan aerasi cukup dan suhu 10°C
dapat menampung selama beberapa minggu, contoh untuk ikan trout : bobot
ikan sebanyak 8-12 kg ikan dengan ukuran 200-300 gram/ekor, bobot ikan
sebanyak 6-8 kg ikan dengan ukuran 100 gram, jumlah ikan sebanyak 1000
ekor ikan dengan ukuran 8-10 cm. Menurut Schaperclaus (1933) dalam Huet
(1972) tiap meter kubik tangki dapat digunakan untuk menyimpan 150 kg
ikan dengan ukuran 300-400 gram/ekor.

Penampungan ikan pada air yang berkualitas baik dilakukan dengan tidak
diberi pakan (dipuasakan) selama 1-2 hari. Penampungan ini dimaksud untuk
menghilangkan lumpur, parasit, bakteri pada permukaan kulit dan kotoran
(ekskresi) dari dalam tubuh. Parasit dan bakteri ini akan menjadi penyaing
ikan dalam konsumsi oksigen selama pengangkutan. Penampungan tanpa
pemberian pakan bertujuan agar proses metabolisme dan aktivitas gerak
ikan selama pengangkutan menjadi lemah, sehingga laju konsumsi
oksigennya rendah. Penggunaan obat-obatan anestesia (pembius) akan
lebih menekan aktivitas.

9. Kepadatan Pengangkutan Ikan


Kepadatan ikan adalah bobot ikan yang berada dalam suatu wadah dalam waktu
tertentu. Kepadatan ikan yang akan diangkut bergantung pada volume air, berat
ikan, spesies, ukuran ikan, lama pengangkutan, suplai oksigen dan suhu
(Jhingran dan Pullin, 1985). Frose (1985) merumuskan jumlah ikan yang diangkut
per volume air dalam kantong plastik dan lama pengangkutan tidak lebih dari 48
jam untuk ikan air tawar adalah sebagai berikut :

Fq = 38 x W 0,5

Keterangan :
Fq = jumlah ikan per volume (g/liter)
W = bobot rata-rata ikan per ekor (g)

24
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Kepadatan ikan merupakan jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan
luas atau volume. Peningkatan padat penebaran dapat dilakukan sampai batas
tertentu bergantung pada jenis ikan yang dibudidayakan yaitu berdasarkan umur
dan ukuran masing-masing individu serta metode atau sistem budidaya yang
digunakan (Huet, 1994). Stickney (1979) menyatakan bahwa kepadatan ikan
yang semakin tinggi dapat menyebabkan semakin banyak masalah yang timbul,
seperti serangan penyakit, memburuknya kualitas air, terjadinya kompetisi dalam
mengambil pakan yang pada akhirnya dapat menimbulkan kanibalisme. Pada
kondisi kepadatan ikan yang tinggi, maka ketersediaan oksigen untuk setiap
individu makin berkurang, sedangkan akumulasi bahan buangan metabolik ikan
akan makin tinggi (Hepher, 1978)

Kepadatan ikan tidak boleh teralu tinggi agar tidak berdesak-desakan. Sediakan
sedikit areal, atau sekitar setengah bagian dari tubuhnya. Kepadatan dalam satu
wadah sangat tergantung dari ukuran ikan. Ikan yang berukuran kecil, jumlahnya
lebih banyak dari ikan besar. Kepadatan juga sangat tergantung dari lamanya
pengangkutan. Ikan yang diangkut dalam waktu yang lebih lama, kepadatannya
harus lebih rendah, dibanding ikan yang diangkut dalam waktu yang singkat. Ini
sangat tergantung dari ketersediaan oksigen selama pengangkutan.

Waktu pengangkutan juga harus diperhatikan. Karena waktu pengangkutan


berkaitan erat dengan suhu. Suhu yang baik untuk pengangkutan ikan adalah
23-25° C. Jadi bila suhu melebihi dari ambang batas hidupnya bisa berakibat
fatal. Demikian juga dengan suhu yang kurang dari ambang batas hidupnya dapat
berakibat fatal juga. Namun yang sering terjadi adalah melebihi ambang batas,
karena selama pengangkutan, suhu akan naik. Sehingga dalam menentukan
waktu pengangkutan harus tepat. Pengangkutan ini berkaitan dengan jarak yang
akan tempuh dan lamanya pengangkutan. Selain itu juga berkaitan erat dengan
prinsip pengangkutan, yaitu bagaimana menciptakan suasana yang nyaman bagi
ikan. jadi waktu yang terbaik untuk memperoleh suasana seperti ituyaitu pada
suhu rendah. Karena itu pengangkutan ikan harus dilakukan pada malam hari,
sehingga bila terjadi kenaikan suhu selama pengangkutan, kenaikan itu tidak
terlalu tinggi. Contoh: bila ikan akan diangkut selama 12 jam, maka berangkatnya

25
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

harus sore hari, sehingga tiba di tempat tujuan pada malam atau pagi hari.
Perlakuan pada ikan yang akan diangkut juga turut menentukan kesuksesan
dalam menerapkan prinsip pengangkutan ikan, baik sebelum maupun selama
pengangkutan. Ini juga berkaitan erat dengan sifat ikan. Justru inilah yang
menjadi faktor terpenting dari yang lainnya, dan menjadi kiat dalam
pengangkutan.

Agar pengangkjutan dapat berjalan dengan baik, maka sebelum dilakukan


pengangkutan, ikan terlebih dahulu dilakukan beberapa perlakuan yaitu :
a. Ikan yang akan diangkut harus diberok dahulu. Kegiatan pemberokan
dilakukan dengan penampungan ikan dalam bak dengan aliran air bersih,
dan tidak diberi pakan tambahan. Tujuan pemberokan adalah untuk
mengeluarkan kotoran dari tubuh ikan, karena ikan yang baru dipanen dalam
perutnya banyak mengandung kotorannya. Bila tidak diberok, maka selama
pengangkutan, ikan akan mengeluarkan kotoran. Kotoran tersebut akan
menurunkan kualitas air dalam wadah pengangkutan, seperti kandungan
karbondioksida dan amoniak tinggi, sedangkan kandungan oksigen rendah.
Keadaan ini bisa menyebabkan ikan mati karena tidak bisa bernapas dengan
bebas.
b. Ikan harus diseleksi terlebih dahulu, bertujuan untuk memisahkan antara
ikan yang berukuran besar, sedang dan kecil. Tujuan seleksi adalah agar
ukuran ikan menjadi seragam, sehingga bila diangkut tidak terjadi persaingan
sesama ikan yang diangkut. Persaingan berupa persaingan dalam
memperebutkan tempat, dimana ikan yang besar bisa menyisihkan ikan yang
kecil. Keadaan ini bisa menyebabkan ikan kecil mati. Persaingan juga bisa
berupa persaingan dalam mendapatkan oksigen, dimana ikan besar dapat
menggunakan oksigen lebih banyak dari pada ikan kecil.
c. Ikan harus ditreatmen, atau disucihamakan terlebih dahulu, yaitu dengan
cara merendam dalam obat tertentu, contoh Kalium Permanganat (PK),
dengan dosis tertertu dan dalam waktu, atau lamanya tertentu pula. (lihat
teknik mengobati penyakit ikan). Tujuan treatmen adalah agar ikan-ikan yang
akan diangkut terbebas dari segala penyakit. Ikan yang sakit bisa terobati,
dan ikan yang sehat bisa dicegah agar tidak terserang penyakit. Penyakit

26
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

bisa menjadi penyebab kematian dalam pengangkutan. Selain itu, bisa


menjadi penyebab tersebarnya satu penyakit dari satu daerah ke daerah lain.

Kegiatan pengangkutan (transportasi) ikan hidup merupakan kegiatan penting


untuk meningkatkan keuntungan. Pengangkutan / transportasi ikan hidup yang
paling sederhana terjadi di lahan perkolaman. lkan yang tahan hidup dapat
dipindah dengan ember tanpa air atau dengan keranjang. Ikan yang kurang tahan
dimasukkan ke dalam ember, kaleng, drum atau wadah lain yang berisi air untuk
diangkut dengan diangkat, dipikul atau menggunakan gerobak. Di perkolaman
yang luas pemindahan ikan dilakukan dengan menggunakan kendaraan
bermotor.

Gambar 8. Pengangkutan ikan secara terbuka

Pengangkutan benih maupun ikan konsumsi hidup antar lokasi, antar pulau
bahkan antar negara sudah biasa dilakukan oleh para pedagang. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan lokasi antara tempat produksi dengan konsumen.
Pengangkutan dimaksud untuk memindah dengan jumlah sebanyak-banyaknya,
hidup dan sehat sampai tujuan. Wadah transportasi jarak jauh digunakan:
kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut ataupun pesawat terbang. Pesawat
terbang merupakan sarana transportasi ikan jarak jauh yang paling cepat,
khususnya untuk induk, telur atau benih kecil dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak.

27
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Pengangkutan ikan hidup melibatkan pemindahan ikan jumlah banyak dalam


volume air yang sedikit. Untuk menjamin keberhasilan pengangkutan ikan adalah
menekan aktivitas metabolisme ikan dengan cara mempuasakan, anestesia,
menurunkan suhu, menambah oksigen dan membuang gas-gas beracun. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen adalah: berat ikan, aktivitas
ikan dan suhu lingkungan. Semakin besar ikan, semakin tinggi mengkonsumsi
oksigen per jam. Ikan yang aktip berenang mengkonsumsi oksigen lebih banyak
daripada ikan diam (istirahat). Ikan yang hidup di air suhu tinggi memiliki laju
konsumsi oksigen lebih besar daripada ikan di daerah suhu air rendah. Konsumsi
oksigen ikan dapat dihitung dengan menggunakan respirometer. Menurut
Winberg (1956) dalam Moyle dan Cech (1982) hubungan antara konsumsi
oksigen dengan ukuran ikan yang dipuasakan adalah sebagai berikut:

KO₂ = aWy

Keterangan:
KO2 = konsumsi oksigen (mI/berat ikan/jam)
W = berat ikan (gram)
a = tingkatl laju metabolisme
y = konstante disebut eksponen berat (pada suhu berbeda)

Laju metabolisme (a) setara dengan berat tubuh pangkat 0,8. Sebagai contoh
ikan mas yang dipelihara pada suhu 20 °C mengkonsumsi oksigen sebesar 75 O₂
per kg 0,8 per jam, konsumsi tiap mg dari 500 gram berat tubuh ikan mas
tersebut dapat dihitung sbb.:
1 mg ---> 0,000001 kg --- 0,00001 585 kg 0,8
7,5 x 0,00001 585 = 0,001185 ml O2/ikan/jam
500 g ---> 0,5 kg - 0,5743 kg 0,8
75 x 0,5743 = 43,07 ml O2/ikan/jam

berarti 1 kg ikan mas dengan berat badan masing-masing 1 mg dari 500 gram
mengkonsumsi oksigen 1.000.000 x 0,001185 = 1185 ml O2/ikan/jam, berturut-
turut 2 x 43,07 = 86,14 ml O2/jam.

28
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

10. Sistem pengangkutan/ transportasi Ikan segar


Di atas telah dijelaskan pengertian sistem pada pengangkutan ikan. Sistem
pengangkutan/transportasi ikan segar lebih sederhana dibanding pengangkutan
ikan hidup. Pengangkutan ikan segar merupakan upaya memindahkan ikan dari
suatu tempat ke tempat lainnya tanpa mengurangi kualitas/mutu hingga sampai
ke konsumen.
Sebelum melanjutkan pelajaran ini anda harus memahami pengertian ikan segar.
Ikan segar adalah ikan yang masih mempunyai sifat yang sama seperti ikan hidup
baik berupa bau dan tekstur. Ikan yang baik adalah ikan yang masih segar,
sehingga disukai oleh konsumen. Penanganan dan sanitasi yang baik sangat
diperlukan untuk tetap menjaga kesegaran ikan, makin lama berada di udara
terbuka maka makin menurun kesegarannya. Kesegaran ikan merupakan tolak
ukur ikan itu baik atau jelek. Mutu ikan terdiri dari 4 kelas yaitu:
a. Prima (kesegaran ikan masih baik sekali).
b. Advanced (kesegaran ikan masih baik).
c. Sedang (kesegaran ikan sudah mulai mundur).
d. Mutu Rendah/Jelek (ikan sudah tidak segar lagi/busuk).

Ikan dikatakan segar apabila perubahan-perubahan biokimiawi, mikrobiologik,


dan fisikawi belum menyebabkan kerusakan berat pada ikan. Oleh sebab itu
penentuan kesegaran ikan terdiri atas beberapa parameter yaitu parameter
fisikawi, kimiawi, mikrobiologik dan sensorik/organoleptik. Penentuan kesegaran
ikan parameter fisika adalah:
a. Kenampakan Luar
 Cerah, tidak suram (segar) karena perubahan biokimiawi belum terjadi,
metabolisme dalam tubuh ikan masih normal.
 Makin lama warnanya semakin suram, berlendir sebagai akibat
berlangsungnya proses biokimiawi dan berkembangnya mikrobia.

29
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

b. Kelenturan Daging Ikan


 Ikan segar dagingnya cukup lentur, apabila dibengkokkan akan kembali
kebentuk semula. Kelenturan ini disebabkan belum terputusnya benang-
benang daging.
 Pada ikan yang telah busuk, sudah banyak benang-benang daging yang
sudah putus dan dinding-dinding selnya banyak yang rusak.

c. Keadaan Mata
 Ikan Segar, biasanya menonjol ke luar, cerah.
 Ikan Busuk, cekung, masuk ke dalam rongga mata.

d. Keadaan Daging
 Ikan segar, dagingnya kenyal, jika ditekan dengan jari telunjuk/ibu jari,
maka bekasnya akan segera kembali.
 Daging ikan masih banyak cairan, sehingga daging masih kelihatan
basah, permukaan tubuh belum terdapat lendir.
 Setelah beberapa jam daging ikan menjadi kaku.
 Kerusakan terjadi pada benang-benang daging, timbul tetes-tetes air
akhirnya daging kehilangan tekstur kenyalnya.

e. Keadaan Insang dan Sisik


 Ikan segar, insangnya berwarna merah cerah, sisik melekat.
 Ikan tidak segar, insangnya menjadi coklat gelap, dan sisiknya
mudahlepas dari tubuhnya.
 Insang merupakan pusat darah mengambil O2 dari dalam air. Kematian
ikan dapat menyebabkan peranan darah (hemoglobin) berhenti, darah
teroksidasi sehingga warnanya berubah menjadi merah gelap.

f. Keadaan Ruas Badan/Ruas Kaki


 Parameter ini biasanya digunakan pada hasil perikanan yang beruas-ruas,
misalnya udang, lobster, kepiting, rajungan, dan lain-lain.
 Keadaan segar, ruas badan/kaki masih kuat, tidak mudah putus.

30
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ikan (mutu) dikaitkan dengan


kesegaran dan kerusakan ikan pada parameter fisika adalah saat pemanenan,
cara penanganan pasca panen hasil perikanan dan keadaan cuaca/suhu. Kolam
ikan yang dipanen dapat mempengaruhi kualitas ikan karena jumlah dan jenis
mikrofloranya (lingkungan) dan adanya cemaran pada daerah-daerah tertentu,
memungkinkan mempengaruhi cita rasa daging ikan. Metode/cara pemanenan
ikan yang mempengaruhi kualitas /mutu adalah jarak pengangkutan dari tempat
pemanenan ikan ke tempat penampungan. Cara penanganan pasca tangkap
hasil perikanan dapat mempengaruhi kualitas ikan khususnya pada penggunaan
alat yang digunakan, penggunaan bahan-bahan pendingin (es), cara
penyimpanan, pengangkutan, dan keadaan cuaca/suhu. Penentuan kesegaran
ikan secara fisika dapat dilihat pada tabel dibawa ini.

Tabel 2. Tanda-tanda ikan segar dan ikan yang sudah tidak segar

Parameter Ikan Segar Ikan Tidak segar


Kenampakan Cerah, terang, mengkilat, tak Suram, kusam, berlendir
berlendir
Mata Menonjol keluar Cekung, masuk kedalam
rongga mata
Mulut Terkatup Terbuka
Sisik Melekat kuat Mudah dilepaskan
Insang Merah cerah Merah gelap
Daging Kenyal, lentur Tidak kenyal, lunak
Anus Merah jambu, pucat Merah, menonjol keluar
Bau Segar, normal seperti rumput Busuk, bau asam
laut
Lain-lain Tenggelam dalam air Terapung diatas air

Sumber : Menteri Kelautan dan Perikanan KEP. 01/MEN/2002

31
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Tabel 3. Tanda-tanda udang segar dan udang yang sudah tidak segar
Parameter Udang Segar Udang Tidak segar
Kenampakan Cerah, cemerlang, warna asli, Banyak warna merah jambu
udang menurut jenisnya belum timbul terutama pada kepala,
berubah antena, dan kaki. Banyak
noktah hitam pada kakinya

Mata Bulat, hitam, mengkilat, tidak Kelabu gelap, pudar,


terlalu menonjol keluar menonjol keluar, bola mata
melekat pada tangkai mata
Kulit Melekat kuat pada dagingnya, Mudah dilepaskan dari
tidak berlendir pada dagingnya, lendir tebal pada
permukaan permukaannya
Ruas Hubungan antar ruas kuat dan Hubungan antar ruas, kepala,
kompak, hubungan kepala dan dan tubuh tidak kuat, mudah
tubuhnya tidak mudah dipisahkan
dipisahkan
Daging Kompak (padat), lentur, Kendor, mudah dilepaskan
melekat kuat pada kulitnya dari kulitnya, apabila ditekan
dengan jari terasa lengket
Bau Segar, tidak tercampur bau Busuk, bau asam, bau
asing ammonia

Sumber : Menteri Kelautan dan Perikanan KEP. 01/MEN/2002

Penentuan Kesegaran ikan secara kimia dapat dilakukan dengan memeriksa pH


daging ikan, menentukan kandungan Hipoksantin, menentukan kadar
Dimetilamin, Trimetilamin, atau Ammonianya, Defosforilasi Inosin Monofosfat
(IMP), Melihat Kerusakan Lemak Pada Daging Ikan, dan menentukan
Kandungan senyawa-senyawa Volatil lainnya, seperti H2S, Karbonil, S, dan NH3
(ammonia).
Pada dasarnya ikan membusuk disebabkan adanya proses autolysis dan bakteri.
Autolysis adalah penguraian jaringan tubuh disebabkan oleh enzym yang secara

32
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

alami. Enzim tersebut tersedia di dalam tubuh dimana dalam keadaan ikan hidup
enzym ini berperan dalam pencernaan makanan. Demikian pula bakteri yang ada
dalam insang, usus dan otot mengeluarkan enzim yang beraksi pada daging ikan.
Oleh sebab itu perlu penanganan ikan setelah ikan di panen.

Penanganan itu mencakup persiapan, pengemasan dan pelaksanaan


pengangkutan. Persiapan dilakukan segera setelah ikan bandeng ditangkap.
Ikan-ikan disimpan dalam keranjang (bambu/rotan) atau digelar di atas lantai
tembok. Setelah itu diupayakan segera mati, jangan dibiarkan ikan menggelepar-
gelepar terlalu lama karena akan mempersingkat kesegaran ikan. Tumpukan ikan
yang cukup tinggi di dalam keranjang bisa mempercepat ikan mati. Setelah ikan
terkumpul cukup banyak, kemudian dilakukan pembersihan dengan
menyemprotkan air bersih ke atas tumpukan ikan bandeng tersebut, hingga
kotoran hanyut. Bakteri yang terdapat pada lumpur yang melekat pada tubuh ikan
jika dibiarkan akan mempercepat proses pembusukan tubuh ikan.

Gambar 9. Proses membersihkan ikan dari lumpur

Sebelum dilakukan pengemasan, ikan yang akan diangkut dilakukan sortasi dan
grading. Sortasi ikan dilakukan memilih ikan yang cacat dan sakit. Ikan yang
cacat dan sakit dipisahkan. Grading ikan dilakukan untuk memilih berdasarkan
ukuran ikan. Ukuran ikan yang kecil dikelompokkan dengan ikan yang memiliki
ukuran kecil. Demikian ikan yang berukuran sedang dipisah dan dikelompokkan
pada ikan yang sedang dan seterusnya. Selain itu, jika terdapat ikan-ikan jenis
lain harus di pisahkan.

33
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Gambar 10. Sortir dan Grading Ikan

Proses pengemasan dilakukan dengan memasukkan dan menata ikan di dalam


wadah pengangkutan. Wadah pengangkutan ikan segar dapat menggunakan
drum plastik, keranjang, dan styrofoam. Suhu di dalam wadah pengangkutan
diupayakan sedingin mungkin, agar kerja enzim di dalam tubuh ikan dan bakteri
yang berperan dalam pembusukan terhambat. Untuk menurunkan suhu di dalam
wadah pengangkutan dengan memasukkan butiran es atau es curah kedalam
wadah angkut. Es ini ditempatkan diantara lapisan lapisan ikan. Perbandingan
antara es dan ikan adalah 1:1.

Gambar 11. Penataan ikan segar dalam wadah pengangkutan ikan

Menurut Evi Liviawati dan E. Afriyanto (2010) es batu memiliki panas laten
sebesar 80 kkal/kg es batu. Artinya: dibutuhkan energi sebesar 80 kkal untuk
mencairkan 1kg es batu. Untuk mengetahu jumlah es batu yang diperlukan
34
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

untuk menurunkan suhu dari 300C menjadi 00C pada ikan dengan bobot 100kg
yaitu:
Panas yang dilepas = bobot x selisih waktu x panas ikan lingkungan spesifikasi
ikan
= 100 kg x (300C-00C) x 0,84
= 2520 kkal

Jumlah es yang dibutuhkan


1 kg es = 80 kkal
x = 2520 kkal
= 31,5 kg
Maka jumlah es batu yang digunakan harus lebih dari 31,5 kg

Setelah pengemasan selesai, wadah pengemasan ikan ditutup rapat. Wadah


pengemasan ikan tersebut di naikkan kedalam mobil dan dilakukan
pengangkutan. Pada pengangkutan perlu diperhatikan :
a. Kesiapan alat angkut. Hindari penggunaan kendaraan yang berisiko
mengalami gangguan di perjalanan. Penundaan masa pengangkutan yang
disebabkan kendaraan mogok akan berakibat kepada penurunan kualitas
ikan
b. Pengangkutan dilakukan ketika suhu rendah, biasanya sore hingga malam
hari
c. Waktu tempuh harus benar-benar diperhitungkan agar ikan bisa sampai di
tempat pemasaran pada saat yang tepat, yakni subuh atau paling lambat
pagi hari.

11. Teknik Pengangkutan Ikan Hidup


Diatas telah dijelaskan bahwa prinsip pengangkutan ikan hidup adalah membuat
ikan hidup senyaman mungkin selama pengangkutan. Agar ikan nyaman selama
pengangkutan, perlu persiapan mulai dari saat penangkapan ikan sampai tujuan
pengiriman. Pengangkutan ikan hidup dapat dilakukan dua sistem, yaitu sistem
tertutup dan sistem terbuka.

35
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

12. Teknik Pengangkutan ikan Hidup secara Terbuka


Teknik pengangkutan ikan hidup secara terbuka adalah sistem pengangkutan
ikan dimana air dalam wadah angkut kontak langsung dengan udara sebagai
sumber oksigen. Sistem ini umumnya digunakan untuk mengangkut ikan dalam
jarak yang dekat, misalnya dari kolam ke kolam dalam lokasi yang sama.
Pengangkutan cara ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan
membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Pengangkutan ikan secara terbuka
dapat dilakukan jarak jauh dan waktu yang lama, tetapi harus dilengkapi
persediaan oksigen yang cukup selama pengangkutan. Transportasi terbuka
dengan jarak pendek kurang dari 3 jam waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
tempat tujuan dapat menggunakan wadah yang sederhana, sedangkan untuk
jangka waktu lebih lama diperlukan alat-alat khusus.
Alat yang dapat digunakan untuk pengangkutan ikan secara terbuka adalah :
a. Jerigen dan drum. Ikan konsumsi lele dan kaper dimasukkan ke dalam
jerigen atau drum terbuka dengan air cukup membasahi diangkut dan
produsen ke pedagang pengecer dan warung-warung. Pengangkutan
dilakukan pada malam hari dan bertujuan untuk menjaga kesegaran.

Gambar 12. Drum Plastik yang digunakan untuk Mengangkut ikan

b. Keranjang “brokoh” atau jerigen. Benih ikan gurameh, lele, karper dan ikan
lain yang
c. relatif tahan dimasukkan ke wadah berisi air dalam kepadatan tertentu,
diangkut dan
d. dipasarkan, sewaktu-waktu air diganti.

36
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

e. Drum atau tangki (disuplai pengudaraan). Metode ini drum atau tangki
terbuka yang dapat dipasang dan dilepas dari kendaraan pengangkut. Ikan
hidup dimasukkan dalam wadah dan pengudaraan dihembuskan melalui
agitasi permukaaan, gelembung- gelembung udara lewat pipa udara pada
dasar atau dan pemompaan air keluar dan kembali ke wadah.

Terdapat kelebihan dan kekurangan pengangkutan ikan secara terbuka.


Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat
berlangsung, dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan dapat
dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan. Sistem ini sangat cocok
untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi. Wadah pengangkutan cara terbuka
berupa keramba, ember, fiberglass.

Gambar 13. Fiberglas digunakan untuk pengangkutan ikan sistem terbuka

Wadah-wadah yang akan digunakan sebagai alat tranportasi ikan hidup harus
dipilih yang terbuat dari bahan-bahan yang tahan untuk mempertahankan suhu.
Wadah drum dari plastik yang dipasang di kendaraan transportasi dan dipasok
oksigen dari kompresor akan lebih baik dibanding jika wadah terbuat dari bahan
logam. Untuk transportasi yang jaraknya lebih jauh, wadah-wadah yang dipasang
di kendaraan transportasi lebih baik dilengkapi dengan sistem sirkulasi dan/atau
tabung oksigen sehingga dapat memperbanyak daya tampung benih yang
ditransportasikan. Sebaiknya pada sistem transportasi ini dilakukan pada malam
hari agar suhu media pengangkutan tetap stabil. Peningkatan suhu air

37
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

pengangkutan ikan akan menurunkan kandungan oksigen terlarut dalam air.


Menurut Yuliani dan Rahardjo (2012), suhu air dipengaruhi oleh suhu udara.
Tinggi rendah suhu juga berpengaruh terhadap aktivitas ikan. Tingginya suhu air
akan mengurangi kadar oksigen terlarut. Keadaan suhu air dan DO akan
mempengaruhi aktivitas ikan. Suhu air sangat berkaitan erat dengan konsentrasi
oksigen terlarut dan laju konsumsi oksigen hewan air.

Untuk mempertahankan suhu air pengangkutan secara terbuka dapat dilakukan


dengan memasukkan es kedalam air pengangkutan ikan. Es tersebut dimasukkan
kedalam kantong plastik dan diikat. Selanjutnya es dalam kantong tersebut
dimasukkan dalam air pengangkutan ikan. Es tersebut akan mempertahankan
suhu air selama pengangkutan ikan.

13. Pengangkutan ikan Hidup secara Tertutup


Pengangkutan ikan hidup secara tertutup adalah sistem pengangkutan ikan
dimana air dalam wadah angkut tidak kontak langsung dengan udara bebas,
karena tertutup rapat oleh kemasan/packing ikan. Oksigen yang dibutuhkan oleh
ikan selama pengangkutan berasal dari tabung oksigen yang
dihembuskan/dimasukkan sebelumnya. Sistem ini bisa digunakan, baik untuk
jarak dekat maupun jarak jauh, baik untuk waktu yang singkat maupun untuk
waktu yang lama.

Pengemasan ikan sistem tertutup merupakan pengemasan ikan hidup yang


dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup dimana udara dari luar tidak dapat
masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan
untuk pengangkutan jarak jauh. Seperti halnya dengan system terbuka,
pengemasan system tertutup ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya antara lain media air tahan terhadap guncangan selama
pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat
terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan tempat selama
pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah media air tidak
dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara)
sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan pergantian

38
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

air, dan memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen


dengan lama waktu perjalanan.

Kemasan yang baik dalam pengangkutan sistem tertutup adalah menggunakan


plastik jenis polietilen (PE) dengan ketebalan plastik 0,03 mm, karena ringan,
mudah didapat, dan murah (Liviawaty dan Afrianto, 1990). Lebih lanjut
dinyatakan, penggunaan kantong plastik pada pengangkutan jarak jauh
sebaiknya diletakkan dalam kotak styrofoam untuk mengurangi kontak yang
terjadi antara air di dalam kantong dengan temperatur lingkungan yang relatif
lebih panas. Gerbhards (1965) menyatakan, bahwa penggunaan wadah plastik
yang diletakkan pada kotak styrofoam meningkatkan kelangsungan hidup
sebesar 99,99%.

Pengangkutan ikan hidup dengan sistem tertutup harus memperhitungkan jarak ,


ukuran ikan dan waktu pengangkutan. Jarak, ukuran ikan dan waktu
pengangkutan berhubungan dengan kemampuan ikan dalam mengonsumsi O₂
didalam kantong kemasan ikan. Perhitungan yang digunakan untuk mengukur
konsumsi ikan atas O₂ selama pengangkutan adalah berat ikan dan suhu air.
Jumlah O₂ yang dikonsumsi ikan tergantung jumlah oksigen yang tersedia. Jika
kandungan O₂ meningkat, ikan akan mengonsumsi O₂ pada kondisi stabil, dan
ketika kadar O₂ menurun konsumsi ikan atas O₂ akan lebih rendah. Nilai pH,
CO₂, dan amoniak juga berpengaruh penting pada media air pengangkutan ikan.
Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknis akibat perubahan
kandungan CO₂ dan amoniak. CO₂ sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah
pH air menjadi asam. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, dan cara
menanggulanginya yaitu dengan menstabilkan kembali pH air selama
pengangkutan dengan larutan bufer.

Kondisi air transportasi ini dipengaruhi oleh suhu air, pH, dan kandungan
karbondioksida (CO₂). Karbondioksida ini merupakan senyawa yang diproduksi
dari basil respirasi ikan dan merupakan racun yang potensial bagi ikan.
Karbondioksida akan mempengaruhi keasaman air sehingga menurunkan pH air.

39
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Tingginya kandungan karbondioksida dibarengi dengan turunnya pH akan lebih


berbahaya terhadap kelangsungan hidup ikan.

Penurunan suhu media air pengangkutan ikan biasanya dilakukan pada selama
pengangkutan dengan menggnakan es. Es dibungkus plastik dan dimasukkan
kedalam media air pengangkutan. Tujuan menurunkan suhu air ini adalah untuk
mengurangi aktivitas metabolisme ikan sehingga daya tampung akan lebih besar.
Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan volume air :
oksigen = 1 : 2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap. Cara
pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik adalah sebagai
berikut:
a. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian masukkan benih;
b. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
c. alirkan oksigen dari tabung ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume
keseluruhan rongga (air : oksigen=1:2);
d. kemudian kantong plastik diikat. Selanjutnya kantong plastik dimasukkan ke
dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Sterefoam yang
berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi
beberapa buah kantong plastik.

Gambar 14. Pengemasan ikan menggunakan kantong plastic

14. Pengangkutan ikan hidup cara kering


Pengangkutan ikan hidup dapat juga dilakukan dengan cara kering.
Pengangkutan ikan cara kering lebih efesien dan ikan sampai ke tujuan dalam

40
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

keadaan hidup. . Pengangkutan ikan cara kering dimana media pengemasan


ikan memiliki suhu rendah. Pada saat suhu rendah, aktivitas biologis konsumsi
ikan atas energi dan oksigen juga rendah. Semakin rendah metabolisme ikan,
semakin rendah pula aktivitas dan konsumsi oksigennya.

Pengangkutan ikan secara kering diawali dengan pemberokan/pemuasaan ikan


sehingga usus ikan bebas dari pakan. Pemberokan dilakukan selama 1-2 hari
tanpa diberi makan. Usus ikan yang telah bebas dari sisa pakan dipingsankan
dengan cara memasukkan kedalam air dingin 10-15C. Pada saat pingsan
tersebut ikan tidak melawan/tidak meronta-ronta/tidak menggelepar lagi pada
saat dilakukan penanganan untuk persiapan pengangkutan. Pada waktu
bersamaan, disiapkan sekam padi yang sebelumnya juga sudah didinginkan
dalam air es, dan ditiriskan. Tujuannya agar suhu sekam dan suhu ikan memiliki
suhu yang sama pada saat ikan pingsan. Jadi suhu ikan pada saat
pengangkutan tetap stabil tanpa kenaikan dan penurunan suhu.

Setelah ikan pingsan, ikan-ikan dibungkus satu per satu dengan kertas, agar
insangnya tidak kemasukan sekam padi ketika mereka disusun dalam kotak yang
berisi sekam. Kotak pengangkut ini terbuat dari seng anti karat atau aluminium
yang dindingnya ganda diberi bahan penyekat. Sehingga suhu dingin dalam
ruangan kotak dapat tahan selama diangkut. Kotak berfungsi untuk
mempertahankan temperatur yang diangkut agar tetap dingin atau berfungsi
seperti termos atau lemari es mini. Bungkusan ikan disusun dalam kotak, yang
dasarnya diberi sekam padi dingin lembap yang sudah selesai ditiriskan
sebelumnya. Setelah ikan yang telah disusun, selanjutnya deretan ikan tersebut
diberi hancuran es dalam kantung plastik kecil, agar suhu tetap dingin.
Selanjutnya, ikan dan es ditimbuni selapis sekam padi dingin yang lembap lagi. Di
atas sekam yang ditimbun tersebut di masukkan lagi deretan ikan yang telah
dibungkus bersama kantung es lagi dan di timbun sekam yang dingin, dan
seterusnya ikan disusun berselang-seling dengan lapisan tebal sekam padi yang
telah didinginkan. Selanjutnya setelah selesai kotak diisi ikan, kotak ditutup rapat
dan dapat diangkut ke tempat tujuan.

41
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Tiba di tempat tujuan, ikan perlu dibangunkan /dihidupkan kembali, sebelum


dijual ke konsumen. Untuk membangunkan/dihidupkan kembali ikan yang sedang
pingsan dilakukan dengan dimasukkan ke dalam air segar dan dialirkan udara
dari aerator. Pengaliran udara ini perlu, agar air senantiasa bergolak, dan
menggoyang-goyang ikan yang sedang pingsan dan lekas siuman kembali.

Es
Ikan
Sekam
Celah dinding ganda
Gambar 15. Kotak pengangkutan ikan hidup secara kering

Penurunan aktivitas biologis ikan bisa dilakukan dengan pemingsanan.


Pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
penggunaan suhu rendah, pembiusan dengan zat kimia, dan penyetruman
dengan arus listrik. Pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu penurunan suhu secara langsung, di mana ikan
dimasukkan dalam air bersuhu 10-15C sehingga ikan pingsan seketika; dan
penurunan suhu secara bertahap, di mana suhu air sebagai media ikan
diturunkan secara bertahap sampai ikan pingsan. Ada pula pemingsanan ikan
dengan bahan anestasi (pembius). Bahan anestasi yang digunakan untuk
pembiusan ikan yaitu MS-222, Novacaine, Barbital sodium, dan bahan lainnya
tergantung berat dan jenis ikan. Selain bahan-bahan anestasi sintetik, pembiusan
juga dapat dilakukan dengan zat cauler pindan cauler picin yang berasal dari
ekstrak rumput laut Caulerpa sp. Bahan anestasi serta dosis pemakaian yang
biasa digunakan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

42
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Tabel 3. Jenis dan dosis obat pembius untuk pengangkutan ikan

No Jenis Obat Bius Dosis


1 Novacaine 50 mg/kg ikan
2 Amorbarbital Natrium 85 mg/kg ikan
3 Barbital Natrium 50 mg/kg ikan
4 Natrium amital 52-172 mg/liter
5 Tertiary amil alcohol 2 ,l/4,5 liter
6 Metil parafinol (Dormison) 1 – 2 ml/4,5 liter
7 Kloral hidrateum 3-3,5 g/4,5 liter
8 Uretane 100 mg/liter
9 Tiourasil 100 mg/liter
10 Hidroksi quinaldine 1,0 mg/liter
11 MS 222 (Trikaine m etansulfo-nat) + buffer 25 ppm
12 2 Fenoksi-etanol 10 ppm
13 Quinaldite* 10 ppm

(Sumber:Jhingran dan Pullin 1985)

15. Pengangkutan benih Ikan


Benih ikan yang akan diangkut terlebih dahulu dipuasakan agar saluran
pencernaan menjadi kosong. Tujuan benih ikan dipuasakan agar selama
perjalanan benih ikan tidak mengeluarkan kotoran di air media pengangkutan.
Kotoran ikan dalam air pengangkutan akan menurunkan kualitas air khususnya
pH, Karbondioksida, oksigen terlarut dan meningkatkan amoniak. Ikan
dipuasakan selama dua hari sebelum ditransportasikan. Hal ini sudah menjadi
tradisi bagi para pelaku transportasi ikan hidup.
Pengiriman benih-benih ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
sistem terbuka dan sistem tertutup. Pengiriman benih dengan sistem terbuka
biasanya diterapkan untuk transportasi jarak pendek, sedangkan sistem tertutup
digunakan untuk transportasi jarak jauh. Pengiriman benih-benih ikan sistem
tertutup menggunakan kantong plastik yang dikemas dalam boks-boks
merupakan cara transportasi tertutup.

43
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Gambar 16. Pengangkutan benih ikan secara tertutup

Tingginya kepadatan ikan pada sistem transportasi akan dipengaruhi oleh


berbagai faktor, di antaranya jenis ikan, umur ikan, ukuran ikan, ketahanan relatif,
suhu air, lama pengangkutan, wadah dan alat transportasi, serta kondisi ikiim. Hal
yang perlu diperhatikan dalam transportasi ikan hidup adalah cara menyediakan
oksigen terlarut dalam media air selama transportasi. Ikan-ikan dalam media
transportasi tersebut akan memanfaatkan oksigen yang terlarut dalam air. Sistem
ini digunakan juga untuk pengiriman ke luar negeri dengan pesawat terbang.
Pengemasan benih-benih ikan dilakukan dengan kantong plastik rangkap, tetapi
sekarang sudah ada kantong-kantong plastik atau dari silikon tebal dan khusus
digunakan untuk transportasi ikan hidup. Pengangkutan dalam bentuk telur atau
larva dapat juga diterapkan untuk jenis ikan tertentu. Pengangkutan telur ikan
yang mempunyai sifat terapung seperti ikan kakap dan kerapu dapat juga
dilaksanakan dengan transportasi tertutup. Namun, jangka waktu transportasi
telur ikan harus memperhitungkan waktu inkubasi telur. Hal ini untuk mencegah
penetasan larva selama dalam perjalanan. Penurunan suhu media air dapat
memperlambat perkembangan embrio telur sehingga masa inkubasi dapat
diperpanjang. Ikan kakap putih dalam bentuk larva dapat ditransportasikan, tetapi
untuk larva jenis ikan kerapu tampaknya sulit sebab larva ikan kerapu lebih
mudah stres terhadap perlakuan fisik.

44
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Gambar 17. Pengemasan telur ikan gurame

D. Rangkuman
Mengangkut berarti memindahkan atau membawa suatu barang, atau benda lainnya
dari satu tempat ke tempat lainnya. Prinsip pengangkutan mahluk hidup khususnya
ikan, adalah jangan sampai alat pernapasannya terganggu selama pengangkutan.
Dengan kata lain selama pengangkutan wadah dan media ikan dibuat sedemikian
rupa sehingga ikan merasa nyaman selama perjalanan/pengangkutan. Agar ikan
merasa nyaman selama perjalanan maka kebutuhan hidup seperti kualitas air,
kepadatan, alat transportasi dan sebagainya harus sesuai dengan kebutuhan ikan
yang diangkut. Alat pengangkutan ikan yang umum dilakukan adalah menggunakan
pesawat, mobil, motor dan manusia.
Alat pengemasan/packing ikan hidup harus disesuaikan dengan jarak pengangkutan /
transportasi ikan. Alat pengemasan/packing ikan hidup dapat menggunakan ember,
drum, fiberglass, bak, kantong plastik dan sebagainya. Alat pengemasan/packing ikan
hidup seperti : ember, drum, fiberglass dan bak umumnya digunakan pada
pengangkutan ikan secara terbuka. Sedangkan kantong plastik digunakan untuk
pengangkutan secara tertutup.

Ikan yang akan dikirim/diangkut terlebih dahulu di berok untuk mengeluarkan kotoran
dan sisa pakan dari ususnya. Hal ini bertujuan agar selama perjalanan ikan tidak
mengeluarkan kotoran pada media air pengangkutan. Jika ikan mengeluarkan kotoran

45
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

pada media air pengangkutan menyebabkan amoniak tinggi dan oksigen terlarut
rendah sehingga dapat menyebabkan ikan mati di perjalanan.
Selain di berok, ikan yang akan dikirim/diangkut harus terlebih dahulu di sortir dan
grading. Sortir dilakukan untuk memilih ikan yang sakit dan cacat sehingga ikan
tersebut tidak ikut di kirim. Grading dilakukan untuk memilih ukuran ikan yang akan
dikirim.

Parameter kualitas air yang penting diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah
oksigen terlarut, karbondioksida, amoniak, pH, dan suhu. Kualitas air yang dibutuhkan
ikan pada pengangkutan dan pemeliharaan ikan adalah sama. Oleh sebab itu,
pengelolaan kualitas air pada pengangkutan ikan hampir sama dengan memelihara
ikan di kolam. Kandungan kualitas air yang baik pada media air pengangkutan adalah
suhu 23-27 C , oksigen terlarut 2,4-6 mg/l , karbondioksida maksimal 5,6 mg/l pH 7-
8, amoniak Maksimal 0,1 mg/l , nitrit maksimal 1 mg/l , alkalinitas 50-300 mg/l CaCO3.

Untuk menjamin keberhasilan pengangkutan ikan adalah menekan aktivitas


metabolisme ikan dengan cara mempuasakan, anestesia, menurunkan suhu,
menambah oksigen dan membuang gas-gas beracun. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju konsumsi oksigen adalah: berat ikan, aktivitas ikan dan suhu
lingkungan. Semakin besar ikan, semakin tinggi mengkonsumsi oksigen per jam.

Ikan segar adalah ikan yang masih mempunyai sifat yang sama seperti ikan hidup
baik berupa bau dan tekstur. Ikan yang baik adalah ikan yang masih segar, sehingga
disukai oleh konsumen. Penanganan dan sanitasi yang baik sangat diperlukan untuk
tetap menjaga kesegaran ikan, makin lama berada di udara terbuka maka makin
menurun kesegarannya. Ikan dikatakan segar apabila perubahan-perubahan
biokimiawi, mikrobiologik, dan fisikawi belum menyebabkan kerusakan berat pada
ikan. Oleh sebab itu penentuan kesegaran ikan terdiri atas beberapa parameter yaitu
parameter fisikawi, kimiawi, mikrobiologik dan sensorik/organoleptik.

Penentuan kesegaran ikan parameter fisika adalah kenampakan luar, kelenturan


daging ikan, keadaan mata, keadaan daging, keadaan ruas badan/ruas kaki, keadaan
insang dan sisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ikan (mutu) dikaitkan

46
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

dengan kesegaran dan kerusakan ikan pada parameter fisika adalah saat
pemanenan, cara penanganan pasca panen hasil perikanan dan keadaan
cuaca/suhu. Penentuan Kesegaran ikan secara kimia dapat dilakukan dengan
memeriksa pH daging ikan, menentukan kandungan Hipoksantin, menentukan kadar
Dimetilamin, Trimetilamin, atau Ammonianya, Defosforilasi Inosin Monofosfat (IMP),
Melihat Kerusakan Lemak Pada Daging Ikan, dan menentukan Kandungan senyawa-
senyawa Volatil lainnya, seperti H2S, Karbonil, S, dan NH3 (ammonia). Pada dasarnya
ikan membusuk disebabkan adanya proses autolysis dan bakteri. Autolysis adalah
penguraian jaringan tubuh disebabkan oleh enzym yang secara alami.

Pengangkutan ikan hidup secara terbuka adalah sistem pengangkutan ikan dimana air
dalam wadah angkut kontak langsung dengan udara sebagai sumber oksigen. Sistem
ini umumnya digunakan untuk mengangkut ikan dalam jarak yang dekat, misalnya dari
kolam ke kolam dalam lokasi yang sama. Alat yang dapat digunakan untuk
pengangkutan ikan secara terbuka jerigen dan drum, keranjang, drum atau tangki.

Pengangkutan ikan hidup secara tertutup adalah sistem pengangkutan ikan dimana
air dalam wadah angkut tidak kontak langsung dengan udara bebas, karena tertutup
rapat oleh kemasan/packing ikan. Pengemasan ikan sistem tertutup merupakan
pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup dimana
udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara
ini dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh. Pengangkutan ikan hidup dengan
sistem tertutup harus memperhitungkan jarak , ukuran ikan dan waktu pengangkutan.
Jarak, ukuran ikan dan waktu pengangkutan berhubungan dengan kemampuan ikan
dalam mengonsumsi O₂ didalam kantong kemasan ikan. Perhitungan yang
digunakan untuk mengukur konsumsi ikan atas O₂ selama pengangkutan adalah
berat ikan dan suhu air. Jumlah O₂ yang dikonsumsi ikan tergantung jumlah oksigen
yang tersedia. Jika kandungan O₂ meningkat, ikan akan mengonsumsi O₂ pada
kondisi stabil, dan ketika kadar O₂ menurun konsumsi ikan atas O₂ akan lebih rendah.
Nilai pH, CO₂, dan amoniak juga berpengaruh penting pada media air pengangkutan
ikan. Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknis akibat perubahan
kandungan CO₂ dan amoniak. CO₂ sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH
air menjadi asam. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, dan cara

47
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

menanggulanginya yaitu dengan menstabilkan kembali pH air selama pengangkutan


dengan larutan bufer.
Pengangkutan ikan hidup dapat juga dilakukan dengan cara kering. Pengangkutan
ikan cara kering lebih efesien dan ikan sampai ke tujuan dalam keadaan hidup. .
Pengangkutan ikan cara kering dimana media pengemasan ikan memiliki suhu
rendah. Pada saat suhu rendah, aktivitas biologis konsumsi ikan atas energi dan
oksigen juga rendah. Semakin rendah metabolisme ikan, semakin rendah pula
aktivitas dan konsumsi oksigennya.

Pengangkutan ikan secara kering diawali dengan pemberokan/pemuasaan ikan


sehingga usus ikan bebas dari pakan. Pemberokan dilakukan selama 1-2 hari tanpa
diberi makan. Usus ikan yang telah bebas dari sisa pakan dipingsankan dengan cara
memasukkan kedalam air dingin 10-15C. Pada saat pingsan tersebut ikan tidak
melawan/tidak meronta-ronta/tidak menggelepar lagi pada saat dilakukan
penanganan untuk persiapan pengangkutan. Pada waktu bersamaan, disiapkan
sekam padi yang sebelumnya juga sudah didinginkan dalam air es, dan ditiriskan.
Tujuannya agar suhu sekam dan suhu ikan memiliki suhu yang sama pada saat ikan
pingsan. Jadi suhu ikan pada saat pengangkutan tetap stabil tanpa kenaikan dan
penurunan suhu.

Setelah ikan pingsan, ikan-ikan dibungkus satu per satu dengan kertas, agar
insangnya tidak kemasukan sekam padi ketika mereka disusun dalam kotak yang
berisi sekam. Kotak pengangkut ini terbuat dari seng anti karat atau aluminium yang
dindingnya ganda diberi bahan penyekat. Sehingga suhu dingin dalam ruangan kotak
dapat tahan selama diangkut. Kotak berfungsi untuk mempertahankan temperatur
yang diangkut agar tetap dingin atau berfungsi seperti termos atau lemari es mini.
Bungkusan ikan disusun dalam kotak, yang dasarnya diberi sekam padi dingin
lembap yang sudah selesai ditiriskan sebelumnya. Setelah ikan yang telah disusun,
selanjutnya deretan ikan tersebut diberi hancuran es dalam kantung plastik kecil, agar
suhu tetap dingin. Selanjutnya, ikan dan es ditimbuni selapis sekam padi dingin yang
lembap lagi. Di atas sekam yang ditimbun tersebut di masukkan lagi deretan ikan
yang telah dibungkus bersama kantung es lagi dan di timbun sekam yang dingin, dan
seterusnya ikan disusun berselang-seling dengan lapisan tebal sekam padi yang telah

48
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

didinginkan. Selanjutnya setelah selesai kotak diisi ikan, kotak ditutup rapat dan dapat
diangkut ke tempat tujuan.

E. Lembar Refleksi Diri


Nama
Kelas / NIS
Tugas
Tanggal

Buatlah Ringkasan dari tugas yang diberikan

Hal apa yang paling bermakna selama mempelajari buku ini

Kemampuan apa yang anda peroleh setelah mempelajari buku ini

Kesulitan apa yang anda hadapi selama mempelajari buku ini

49
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Bagaimana kemampuan yang anda peroleh dapat dikembangkan lebih lanjut

Tuliskan rencana yang anda lakukan sesuai kemampuan yang anda peroleh setelah
mempelajari buku ini

F. Tugas

Lembar Kerja

Judul : Pengemasan Ikan secara Tertutup


Waktu : ........ jam

Pendahuluan
Pengangkutan (transportasi) ikan hidup merupakan kegiatan penting dalam budidaya
maupun perikanan pada umumnya. Transportasi ikan hidup yang paling sederhana
terjadi di lahan perkolaman. lkan yang tahan hidup dapat dipindah dengan ember
tanpa air atau dengan keranjang. Ikan yang kurang tahan dimasukkan ke dalam
ember, kaleng, drum atau wadah lain (brokoh) yang berisi air untuk diangkut dengan
diangkat, dipikul atau menggunakan gerobak. Di perkolaman yang luas pemindahan
ikan dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor.

50
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Transportasi ikan hidup melibatkan pemindahan ikan jumlah banyak dalam volume air
yang sedikit. Selama pengangkutan, ikan menjadi stres, terluka, kena penyakit, akibat
penanganan dan perlakuan, pemasaran sehingga akibat yang paling jelek mengalami
kematian. Prinsip pengangkutan adalah persiapan, pengepakan, perlakuan dan
pengangkutan. Untuk menjamin keberhasilan pengangkutan ikan adalah menekan
aktivitas metabolisme ikan (mempuasakan, anestesia, menurunkan suhu), menambah
oksigen dan membuang gas-gas beracun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen adalah: berat ikan, aktivitas
ikan dan suhu lingkungan. Semakin besar ikan, semakin tinggi mengkonsumsi
oksigen per jam. Meskipun per satuan berat tubuh ikan, ukuran ikan lebih kecil
mengkonsumsi oksigen lebih banyak daripada ikan besar. Ikan yang aktip berenang
mengkonsumsi oksigen lebih banyak daripada ikan diam (istirahat). Ikan yang hidup di
air suhu tinggi memiliki laju konsumsi oksigen lebih besar daripada ikan di daerah
suhu air rendah.

Alat dan bahan:


a. Bak /fiberglass
b. Seser
c. Ember
d. Oksigen
e. Selang
f. Hapa
g. Karet
h. Air
i. Ikan

Keselamatan kerja:
a. Gunakan pakaian praktek saat melakukan kegiatan di lapangan atau pakaian lab
b. Berhati-hati selama menggunakan peralatan kerja

51
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Langkah Kerja

Pemberokan Ikan
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Tutuplah pipa pemasukan air bak
c. Masukkan air kedalam bak dengan ketinggian air 40-50 cm. Air dialirkan secara
terus menerus.
d. Masukkan ikan kedalam bak yang telah disiapkan
e. Biarkan ikan selama 1-2 hari tanpa diberi makan. Amatilah kotoran ikan di bak.

Pengemasan Ikan secara Tertutup


a. Siapkan plastik kantong plastik dengan ukuan 1 x 0,5 m.
b. Ikatlah salah satu ujung kantong plastik tersebut mennggunakan karet gelang
c. Masukkan air bersih kedalam kantong plastik sebanyak 5-8 liter
d. Tangkaplah ikan yang telah diberok sebelumnya
e. Masukkan ikan tersebut kedalam kantong plastik yang telah diisi air
f. Peganglah ujung plastik sambil menekan plastik agar udara yang ada dalam plastik
keluar semua selanjutnya ujung plastik di pegang erat sehingga tidak adalagi udara
yang masuk kedalam kantong plastik
g. Masukkan salah satu ujung selang kedalam kran tabung oksigen
h. Masukkan ujung selang lain kedalam kantong plastik sambil memegang erat ujung
kantong plastik
i. Putarlah kran tabung oksigen sehingga oksigen masuk kedalam kantong plastik.
Kantong plastik diisi oksigen sebanyak air yang ada di kantong plastik.
j. Keluarkan selang dari kantong plastik dengan cepat sambil menutup kran di tabung
oksigen.
k. Peganglah ujung plastik sambil memutar kantong plastik sampai kencang.
l. Ikatlah ujung plastik menggunakan karet gelang dengan kuat.
m. Biarkan ikan dalam plastik
n. Catatlah berapa lama ikan dapat bertahan hidup dalam kantong plastik tersebut

52
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

G. Lembar Soal Tes Formatif


Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dibawah ini.

1. Tujuan utama pengangkutan ikan hidup adalah …..


a. Cepat sampai tujuan sesuai jumlah ikan
b. Cepat sampai tujuan sesuai waktu yang direncanakan
c. Sepat sampai dalam keadaan utuh
d. Cepat sampai dalam keadaan utuh dan ikan hidup

2. Faktor utama yang mempengaruhi pengangkutan ikan hidup dengan


mempertimbangkan kesediaan oksigen dalam alat pengangkutan adalah.....
a. Spesies ikan, umur dan ukuran ikan, ketahanan relatif ikan, suhu air, lama
waktu angkut, cara angkut, sifat alami alat pengangkut, kondisi klimatologik
b. Spesies ikan, umur dan ukuran ikan, ketahanan relatif ikan, suhu air, lama
waktu angkut, cara angkut, sifat alami alat pengangkut,
c. Spesies ikan, umur dan ukuran ikan, ketahanan relatif ikan, suhu air, lama
waktu angkut, cara angkut, kondisi klimatologik
d. Spesies ikan, umur dan ukuran ikan, suhu air, lama waktu angkut, cara
angkut, sifat alami alat pengangkut, kondisi klimatologik

3. Pengemasan benih ikan lele sebaiknya dilakukan secara .........


a. Tertutup
b. Terbuka
c. Setengah tertutup
d. Setengah terbuka

4. Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengemasan ikan secara tertutup
adalah...
a. Perbandingan air dan oksigen 1: 2 dengan suhu 22 – 24 oC
b. Perbandingan air dan oksigen 1: 2 dengan suhu 24 – 27 oC
c. Perbandingan air dan oksigen 1: 3 dengan suhu 22 – 24 oC
d. Perbandingan air dan oksigen 1: 3 dengan suhu 24 – 27 oC

53
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

5. Padat penebaran ikan lele dalam kantong kemas tergantung pada...


a. Ukuran kantong kemas
b. Ukuran ikan yang dikemas
c. Sistem pengemasan
d. Lamanya pengangkutan

6. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah...


a. Waktu pengangkutan dan jenis transportasi
b. Waktu pengangkutan dan jarak tempuh
c. Lama pengangkutan dan jarak tempuh
d. Lama pengangkutan dan jenis transportasi

54
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Kunci Jawaban
1. d
2. a
3. b
4. a
5. c
6. c

55
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

H. Penilaian
1. Sikap
2. Pengetahuan
3. Keterampilan

56
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut :
Nama Peserta Didik : .........................
Kelas : .........................
Topik : ..........................
Sub Topik :...........................
Tanggal Pengamatan : .........................
Pertemuann ke : ..........................
N Aspek Pengamatan Skor Keterangan
o 1 2 3 4

1 Sebelum memulai pelajaran, berdoa sesuai agama


yang dianut siswa
2 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran di
kelas
3 Kesungguhan siswa dalam melaksanakan praktek
4 Ketelitian siswa selama mengerjakan praktek
5 Kejujuran selama melaksanakan praktek
6 Disiplin selama melaksanakan praktek
8 Tanggung jawab siswa mengerjakan praktek
9 Kerjasama antar siswa dalam belajar
10 Menghargai pendapat teman dalam kelompok
11 Menghargai pendapat teman kelompok lain
12 Memiliki sikap santun selama pembelajaran
Jumlah
Total
Nilai Akhir

57
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Kualifikasi Nilai pada penilaian sikap


Skor Kualifikasi
1,00 – 1,99 Kurang
2,00 – 2,99 Cukup
3,00 – 3,99 Baik

4,00 Sangat baik

∑ skor
NA =
12

58
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

RUBIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

ASPEK KRITERIA SKOR


A. Berdoa sesuai agama yang dianut siswa Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
B. Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
C. Ketelitian siswa selama mengerjakan praktek Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
D. Kejujuran selama melaksanakan praktek Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
E. Disiplin selama melaksanakan praktek Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
F. Memiliki sikap santun selama pembelajaran Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
G. Tanggung jawab siswa mengerjakan praktek Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1

59
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

H. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas Selalu tampak 4


Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
I. Kerjasama antar siswa dalam belajar Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
J. Menghargai pendapat teman dalam kelompok Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
K. Menghargai pendapat teman dalam kelompok Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1

60
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN


TEKNIK NON TES BENTUK PENGAMATAN
Nama Peserta Didik : ...........................................................................................................................
Kelas : ...........................................................................................................................
Topik : ...........................................................................................................................
Sub Topik :............................................................................................................................
Tanggal Pengamatan : ...........................................................................................................................
Pertemuann ke : ...........................................................................................................................

Skor Aktivitas Siswa Jml NA


Aspek Sikap
Nama
No Berdoa
Siswa Tanggung- Kesung- Kerja Menghargai Menghargai
sebelum Interaksi Ketelitian Kejujuran Disiplin Santun
jawab guhan sama dlm klpk klpk lain
belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
dst

61
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN ASPEK PENGETAHUAN


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Nama Peserta Didik : .......................................................


Kelas : .......................................................
Topik : .......................................................
Sub Topik :........................................................
Tanggal Pengamatan : .......................................................
Pertemuann ke : .......................................................

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dibawah ini


1. Pemberokan ikan sebelum pengangkutan bertujuan …….
a. mengobati ikan
b. mengurangi lemak pada tubuh ikan
c. mengosongkan isi perut ikan
d. membersihkan kotoran ikan

2. Pada pengangkutan ikan, semakin tinggi suhu air pengangkutan ikan maka ……
semakin tinggi kecuali
a. amoniak
b. pH
c. karbondioksida
d. oksigen

3. Suhu air yang baik untuk pengangkutan ikan adalah:


a. 16-19C
b. 20-23C
c. 23-25C
d. 26-29C

4. Ikan dikatakan segar apabila perubahan-perubahan ……… belum menyebabkan


kerusakan berat pada ikan kecuali .
a. biokimiawi
b. mikrobiologik
c. biologi
d. fisikawi

62
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

5. Ciri ciri ikan yang masih segar jika dilihat insang ikan akan berwarna ………
a. merah terang
b. merah gelap
c. merah kecoklatan
d. merah kehijauan

5. sebelum pengankutan ikan dilakukan sortir ikan. Penyortiran ikan bertujuan untuk
a. memisahkan ikan ukuran besar
b. memisahkan ikan sakit dan cacat
c. memilih ikan ukuran kecil
d. memisahkan ikan berdasarkan ukuran

6. Yang bisa mempercepat pembusukan ikan hasii pemanenan total adalah :


a. Ikan terlalu cepat dimatikan
b. Badan luka-luka dan memar
c. Bergerak aktif sebelum ditangkap
d. Semua benar

7. Berikut ini jarak pengangkutan ikan sistem terbuka yang paling baik adalah ……
a. > 100 km
b. 20 – 25 km
c. 5 – 10 km
d. 1-3 km

8. Perbandingan yang baik antara es dan ikan untuk pengangkutan ikan mati segar
dalam masa pengangkutan 4 jam adalah :
a. 4 : 1
b. 1 : 4
c. 1 : 6
d. 1 : 1

9. Suhu air yang baik selama pengangkutan berkisar antara:


a. 0 - 20C
b. 10 – 150C
c. 15 – 200C
d. 20 – 250C

63
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

10. Sifat wadah angkut yang baik untuk pengangkutan bandeng ukuran konsumsi jarak
jauh adalah :
a. Penghantar panas yang buruk
b. Penghantar panas yang baik
c. Terbuat dari bambu
d. Terbuat dari logam

64
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Lembar jawaban

1. c
2. d
3. d
4. a
5. b
6. a
7. d
8. d
9. a
10. a

65
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN ASPEK KETERAMPILAN


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Nama Peserta Didik : ........................................................


Kelas : ........................................................
Topik : ........................................................
Sub Topik :.........................................................
Tanggal Pengamatan : ........................................................
Pertemuann ke : .........................................................

Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta
didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Skor Ket.
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Membaca buku bacaan / sumber belajar lainnya
sebelum pelajaran
2 Memahami materi pelajaran yang akan di
praktekkan
3 Melakukan persiapan alat dan bahan ang akan
digunakan dengan baik
4 Melakukan pemberokan ikan dengan baik
5 Melakukan pengemasan/pengepakan dengan baik
6 Menulis laporan praktek sesuai out line yang
dianjurkan
7 Menulis laporan dengan memaparkan dan
membahas data hasil praktek

66
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

RUBIK PENILAIAN KETERAMPILAN


TEKNIK NON TES BENTUK PENUGASAN PROYEK PENGANGKUTAN IKAN
SECARA TERTUTUP
Tahapan Deskripsi kegiatan Kriteria Skor
Persiapan A. Persiapan Menuliskan 3 bahan ajar atau lebih 4
sumber bahan Menuliskan 2 bahan ajar 3
(A) Menuliskan 1 bahan ajar 2
Tidak menuliskan bahan ajar 1
B. Persiapan Menyediakan 3 bahan dan alat atau 4
Bahan dan alat lebih sesuai kegiatan / proyek
(B) Menyediakan 2 bahan dan alat 3
sesuai kegiatan/proyek
Menyediakan 1 bahan dan alat 2
sesuai kegiatan/proyek
Tidak menyediakan alat dan bahan 1
Pelaksanaan A. Pemberokan Menyiapkan wadah pemberokan, 4
ikan mengisi air wadah pemberokan,
memasukkan ikan kedalam wadah
pemberokan, mengalirkan air terus
menerus,
Menyiapkan wadah pemberokan, 3
mengisi air wadah pemberokan,
mengalirkan air terus menerus,
Mengisi air wadah pemberokan, 2
memasukkan ikan kedalam wadah
pemberokan,
Memasukkan ikan kedalam wadah 1
pemberokan, mengalirkan air terus
menerus,
B. Pengemasan/p Menyiapkan oksigen, mengisi air 4
acking ikan bersih kedalam kantong plastik,
menggunakan memasukkan ikan kedalam kantong
kantong plastik plastik, mengeluarkan udara dari
kantong plastik, mengisi oksigen
kedalam kantong plastik,

67
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Mengisi air bersih kedalam kantong 3


plastik, memasukkan ikan kedalam
kantong plastik, mengeluarkan
udara dari kantong plastik, mengisi
oksigen kedalam kantong plastik,
Menyiapkan oksigen, mengisi air 2
kotor kedalam kantong plastik,
memasukkan ikan kedalam kantong
plastik, plastik, mengisi oksigen
kedalam kantong plastik,
Mengisi air bersih kedalam kantong 1
plastik, memasukkan ikan kedalam
kantong plastik, mengisi oksigen
kedalam kantong plastik,
Pelaporan A. Penulisan Menulis laporan dengan out line 4
laporan yang baku, menggunakan bahasa
Indonesia EYD, di ketik rapi, hasil
karangan sendiri
Menulis laporan dengan out line 3
yang baku, menggunakan bahasa
Indonesia EYD, hasil karangan
sendiri
Menulis laporan menggunakan 2
bahasa Indonesia EYD, hasil
karangan sendiri
Menulis laporan menggunakan 1
bahasa Indonesia EYD, hasil
contekan dari orang lain
B. Isi Laporan Membuat laporan dengan data 4
lengkap, membahas data,
menghubungkan antar data,
membuat kesimpulan dan saran,
mengumpulkan tepat waktu
Membuat laporan dengan data 3
lengkap, membahas data,

68
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

menghubungkan antar data,


Membuat laporan dengan data 2
lengkap, membahas data,
menghubungkan antar data,
Membuat laporan dengan data 1
lengkap,

∑ skor
=6
NA

69
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR NILAI SISWA ASPEK KETERAMPILAN


TEKNIK NON TES BENTUK PENUGASAN PROYEK

Nama Peserta Didik : ...................................................................


Kelas : ...................................................................
Topik : ...................................................................
Sub Topik :....................................................................
Tanggal Pengamatan : ...................................................................
Pertemuann ke : ...................................................................

Kegiatan
No Nama Siswa Jml NA
Persiapan Pelaksanaan Pelaporan

A B A B C A B
1

10

11

12

13

15

70
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Bab II. SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN (28 JP)

Kegiatan Belajar 2

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi pemasaran produk pemasaran, anda akan
memahami :
 Prinsip - prinsip pemasaran
 Penentuan harga dan perhitungan kebutuhan dan jumlah konsumen

B. Aktivitas Belajar Siswa


Pada mata pelajaran ini anda akan membuat rencana pemasaran produk
perikanan. Sebelum anda mempelajari kegiatan pembelajaran ini, sebaiknya anda
mengingat dan menjawab pertanyaan yang merupakan pengalaman selama ini,
yaitu :
 Dimanakah anda menemui produk perikanan di pasarkan
 Kapankah harga ikan mahal
 Kapankah harga ikan murah
 Apakah penyebab kenaikan dan penurunan harga ikan
 Jenis ikan apakah yang paling mahal dan paling murah
 Mengapa ada perbedaan harga setiap jenis ikan
 Mengapa ada perbedaan harga setiap ukuran ikan
 Mengapa ada perbedaan harga ikan hidup dan ikan mati

Sebelum pertanyaan ini anda jawab, dipersilakan membuat kelompok dimana


masing masing kelompok beranggotakan 4-5 orang. Setiap kelompok
mengunjungi tempat pemasaran ikan seperti tempat pelelangan ikan, pasar ikan,
supermarket dan sebagainya.

1. Mengamati
a. Amati kegiatan pemasaran dan penjualan ikan di tempat pelelangan
ikan/pasar ikan/ supermarket/pasar tradisional
b. cari informasi tata niaga produk perikanan di pasar tersebut.
c. Catat jenis dan ukuran ikan yang dipasarkan/dijual

71
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

d. Catat jenis dan ukuran ikan yang memiliki harga paling mahal sampai
harga paling murah
e. Harga jenis dan ukuran ikan yang memiliki harga mahal dan murah
berkaitan dengan musim.

2. Menanya
a. Diskusikan mengapa terdapat perbedaan harga setiap jenis dan ukuran
ikan
b. Diskusikan mengapa terjadi peningkatan dan penurunan harga ikan
c. Diskusikan hubungan peningkatan dan penurunan harga berkaitan
dengan musim/iklim

3. Mencoba / mengumpulkan informasi


a. Mintalah kepada penjual ikan untuk ikut membantu melayani pembeli ikan
b. Hitunglah jumlah ikan yang tersedia di pasar tersebut (total ikan dari
semua pedagang)
c. Hitunglah total ikan yang terjual setiap hari pada pasar tersebut (semua
pedagang)

4. Mengasosiasi
a. Bagaimana hubugan harga ikan dengan musim/iklim
b. Adakah hubungan jenis dan ukuran ikan dengan
kebiasaan/perilaku/budaya masyarakat
c. Bagaimana hubungan ketersediaan jenis dan ukuran ikan dengan
peningkatan dan penurunan harga ikan
d. Bagaimana hubungan tata niaga produk perikanan dengan harga ikan

5. Mengkomunikasikan
a. Buatlah laporan pemasaran ikan yang anda telah lakukan
b. Presentasikan pemasaran yang anda telah lakukan

72
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

C. Uraian Materi
Dalam sistem agribisnis perikanan, dimana meliputi kegiatan mulai pengadaan
sarana produksi, produksi, pengolahan pasca panen (agroindustri), pemasaran
dan kelembagaan adalah merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait satu
sama lain. Semua kegiatan dalam agribisnis perikanan tersebut, adalah proses
menghasilkan produk. Produsen yang bergerak di bidang sarana produksi akan
menghasilkan produk-produk pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan produksi.
Produsen yang bergerak pada kegiatan produksi akan menghasilkan produk atau
ikan untuk memenuhi kebutuhan pada kegiatan agroindustri. Khususnya kegiatan
pemasaran (marketing), disaat produk sudah dihasilkan baik dalam kegiatan
sarana produksi, produksi dan agroindustri, maka kegiatan pemasaran sangatlah
penting. Tanpa kegiatan pemasaran maka semua produk yang dihasilkan tersebut
adalah merupakan setumpuk barang yang tidak bermanfaat.

Dengan demikian, kegiatan pemasaran adalah sangat penting dalam semua


kegiatan yang menghasilkan barang atau pun jasa. Hasil perikanan dapat
dikelompokkan ke dalam bahan mentah dan barang konsumsi. Sebagai bahan
mentah dapat dibeli oleh pabrik atau usaha pengolahan untuk diolah menjadi
barang jadi misalnya ikan kaleng, aneka olahan ikan, tepung ikan, dsb. Sebagai
barang konsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir (household consumer,
restaurant, hospital,).

Produk perikanan dan kelautan termasuk “perishable goods” atau produk mudah
rusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda dengan
produk barang maupun jasa pada umumnya. Apalagi “image” masyarakat
terhadap produk-produk perikanan juga berbeda atau beragam dibanding dengan
produk pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi
pemasaran produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap
produk perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya
amis, ikan banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya bisa atau
paling enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk perikanan masih
demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah
image tersebut, sehingga kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan
dapat diatasi.

73
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Terdapat perbedaan antara kegiatan pemasaran dan penjualan. Pada kegiatan


pemasaran diawali dari kebutuhan atau keinginan konsumen, selanjutnya produk
diusahakan /diciptakan. Sedangkan kegiatan penjualan, diawali dengan membuat
produk, dan berusaha bagaimana produk tersebut laku dijual. Dalam kegiatan
pemasaran dituntut kreatifitas lebih dominan dari pada promosi. Sedangkan pada
kegiatan penjualan, promosi lebih dominan dari pada kreatifitas. Kalau kita
menerapkan kegiatan pemasaran maka kepuasan konsumen akan menjadi
harapan atau tujuannya. Sebaliknya penjualan, tidak memperhatikan kepuasan
konsumen yang penting barang terjual habis.

Setiap produksi baik produksi pertanian, peternakan dan perikanan memiliki


karakteristik tersendiri dalam hal pemasaran. Pemasaran produk perikanan
ditujukan terhadap pengusaha pembesaran dan pembenihan ikan. Pemasaran
hasil pembenihan dapat dilakukan sejak mulai dari telur ikan, larva, benih ukuran
3-5 cm, 5-7 cm, 8-12cm. Permintaan jenis dan ukuran ikan setiap daerah berbeda.
Pada daerah tertentu permintaan benih ikan mas sangat tinggi dengan ukuran 8-
12 cm, sebaliknya beberapa daerah membutuhkan benih ikan yang lebih kecil.
Permintaan jenis dan ukuran ikan konsumsi berbeda pada beberapa daerah. Pada
beberapa daerah masyarakat lebih menyukai ikan lele (ikan air tawar), sebaliknya
beberapa daerah lebih menyukai ikan laut dibanding ikan air tawar.
Kebiasaan/perilaku/budaya masyarakat akan permintaan jenis dan ukuran ikan
tersebut merupakan dasar pemasaran produk perikanan.

1. Prinsip prinsip Pemasaran Produk Perikanan


Prinsip pemasaran produk perikanan adalah seberapa besar kemampuan
pengusaha perikanan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggannya
dan memenuhi dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding pesaing.
Berangkat dari prinsip tersebut, pengusaha perikanan harus memusatkan
perhatiannya pada pelanggan/konsumen produk perikanan untuk mencari
tahu kebutuhan dan keinginan mereka tentang produk perikanan. Dengan
kata lain kebutuhan dan keinginan pelanggan menempati titik sentral dan
utama. Pengusaha perikanan harus paham betul kebutuhan dan keinginan
pelanggan/konsumen produk perikanan. Pelanggan merupakan orang-orang
yang berkuasa untuk memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk
perikanan. Jadi, pelanggan adalah bagian dari pasar, karena yang disebut
pasar adalah pembeli itu sendiri baik pembeli aktual/tetap maupun potensial.

74
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Pasar sangatlah beragam berarti keinginan pembeli juga beragam. Fakta ini
membuat pengusaha perikanan tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan
dan keinginan pasar/konsumen.

Untuk memahami pelanggan, pengusaha perikanan harus mengelompokkan


pasar terlebih dahulu. Dengan kata lain pengusaha perikanan harus
menentukan pelanggan sasaran (target customers). Untuk produk perikanan
dan kelautan, target customers ini misalnya untuk anak-anak, orang dewasa,
balita, masyarakat kelas sosial bawah, menengah, atas. Anak-anak saat ini
suka jajan ”tempura ikan”, maka pengusaha membuatlah tempura ikan yang
bergizi dan aman di konsumsi anak-anak. Artinya tidak mengandung bahan
kimia yang berbahaya di konsumsi anak-anak dan manusia pada umumnya.
Kedua, pengusaha harus memancing agar pasar sasaran memberikan
respons yang diinginkan oleh pengusaha perikanan. Jadi, bagaimana caranya
supaya pelanggan merasa bahwa produk perikanan yang dihasilkan atau
pasarkan adalah yang cocok bagi mereka. Apa saja respon yang diinginkan
pengusaha perikanan? Respons tersebut adalah pasar sasaran mengenal,
menyukai, menjadikan produk sebagai pilihan, membeli produk dan menjadi
pelanggan yang loyal terhadap produk perikanan yang dihasilkan.

Untuk memperoleh respon tersebut pengusaha perikanan harus menciptakan


produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran,
menetapkan harga yang sesuai (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah)
bagi pasar sasaran, menyediakan produk pada tempat-tempat yang biasanya
didatangi pasar sasaran dan melalukan promosi yang format dan metodenya
mengena dengan pasar sasaran. Alat yang bisa dikontrol oleh pengusaha dan
diarahkan untuk memperoleh respons yang diinginkan dari pasar sasaran
yang meliputi produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi
(promotion) yang disebut 4 P yang dikenal dengan bauran pemasaran
(marketing mix).

a. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu
maupun organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli
maupun dimiliki.

75
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

 Bagaimana variasi produk berbasis lele, apakah hanya satu jenis saja
misal tempura, atau diupayakan beberapa jenis olahan yang dapat
diterima semua baik anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak.
 Bagaimana kualitas produk olahan lele, apakah tinggi, sedang atau
rendah. Sebaiknya kualitas olahan lele, selain penampilan fisik produk
juga diperhatikan dari sisi keamanan pangan. Bahan-bahan untuk
mengolah termasuk produk yang aman untuk dikonsumsi
 Bagaimana desain produk?
 Apa mereknya?
 Fitur apa yang perlu ditampilkan pada produk?
 Kemasan bagaimana?
 Ukurannya bagaimana?
 Apakah pengusaha menerima produk yang rusak, ? dll.

b. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu
produk. Untuk menetapkan sembarang harga adalah mudah. Menentukan
harga yang tepat adalah sulit. Harga yang tepat yaitu tidak terlalu mahal
di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi pengusaha dan
tidak menjadi kelemahan pengusaha di mata pesaing. Sehubungan
dengan harga, banyak hal yang harus dipikirkan oleh pengusaha yaitu :
 Berapa tingkat harga yang ditetapkan?
 Seberapa bebas perantara dalam menetapkan harga, karena
umumnya perantaralah (bukan produsen) yang berhubungan dengan
konsumen akhir. Berapa harga minimum dan maksimum yang bisa
diterapkan oleh perantara (allowances)
 Berapa lama jangka waktu pembayaran?
 Bagaimana persyaratan-persyaratan untuk pembelian secara kredit?

c. Tempat (Place)
Tempat adalah lokasi dimana konsumen biasanya membeli produk
tersebut. Misalnya tempat menjual lele penyet di warung, tempura lele di
sekolah-sekolah, sosis, nuget lele di mini market, super market, steak lele
dan lele asam manis di restoran, dst. Tempat yang dimaksud dalam
bauran pemasaran adalah menyediakan produk kepada konsumen pada

76
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

tempat yang tepat, kualitas yang tepat dan jumlah yang tepat. Hal-hal
yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah :
 Saluran pemasaran
 Cakupan pasar
 Keanekaragaman produk (assortment)
 Lokasi
 Manajemen persediaan
 Transportasi dan logistik

d. Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-
kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Respons
yang diharapkan dari pasar sasaran juga dipengaruhi oleh kegiatan
promosi. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat
adalah :
 Apa sasaran yang ingin dicapai melalui promosi
 Berapa anggaran yang diperlukan
 Apa pesan yang ingin disampaikan
 Apa metode promosi yang digunakan, apakah iklan, personal selling,
hubungan masyarakat, promosi penjualan ataukah pemasaran
langsung.

Ilustrasi : Pemasaran Ikan Lele

Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa ikan lele dipersepsikan


masyarakat tergolong ikan kelas rendah artinya tidak punya prestise di
kalangan masyarakat kelas atas, sehingga konsumen ikan lele adalah
masyarakat menengah ke bawah. Masyarakat yang mengkonsumsi ikan
lele goreng, suka pada ukuran sedang sampe kecil (size 8-10). Hal ini
dikarenakan jika lele untuk dikonsumsi sebagai lele goreng, maka ukuran
lele yang sedang sampe kecil lebih gurih. Berarti jika kita mau memenuhi
kebutuhan konsumen ikan lele goreng, maka strategi produk ikan lele
yang akan dijual tersebut sesuai dengan selera masyarakat yaitu ukuran
atau size 8-10 (satu kg berisi 8-10 ekor lele). Berbeda jika kita
menentukan target customer kita adalah kelas atas. Karena lele dianggap
tidak prestise oleh kalangan atas, maka strategi produk kita adalah

77
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

bagaimana membuat lele tersebut menjadi olahan yang cocok atau


sesuai yang dibutuhkan kelas atas. Misalnya, dengan daya kreasi bahwa
ikan lele tidak hanya bisa digoreng, tetapi dapat dibuat produk olahan
sosis lele, steak lele, nugget lele, lele asam manis, tempura lele, dll. Jika
target kita untuk memproduksi olahan lele menjadi sosis, steak, atau
nugget, maka yang dibutuhkan adalah ikan lele ukuran besar yaitu size 2,
karena yang dibutuhkan dagingnya dan untuk steak lele perlu fillet ikan
lele dan hanya bisa dilakukan fillet pada ukuran lele yang besar.

Untuk strategi harga, seperti telah diuraikan sebelumnya, bagaimana


menentukan harga lele goreng penyet, sosis lele, nuget lele, steak lele,
lele asam manis tersebut sesuai artinya tidak terlalu mahal dan murah.
Tentunya harga tersebut juga erat kaitannya dengan strategi tempat
(place). Lele goreng penyet dapat dijumpai di warung-warung, yang mana
bahan baku umumnya diperoleh di pasar tradisional, pasar ikan atau
tukang sayur. Sedangkan untuk steak lele dan lele asam manis yang
target customernya kelas menengah ke atas tentunya tempat
menyesuaikan misalnya di restoran yang lebih tinggi tingkatannya
daripada warung. Sosis lele dan nuget lele dapat menerobos mini market,
supermarket, atau dijual ke kantor-kantor yang merupakan target
customer menengah ke atas dan orang sibuk yang tidak sempat
memasak sendiri.

Strategi promosi diperlukan untuk kelas menengah ke atas, sedangkan


kelas bawah tidak perlu promosi. Hal ini disebabkan bahwa promosi perlu
dilakukan untuk merubah image kelas menengah ke atas terhadap lele,
dengan tujuan semua kalangan menyukasi dan mempersepsi baik
terhadap produk lele. Promosi diarahkan pada diversifikasi produk olahan
lele (sosis lele, nuget lele, lele asam manis, steak lele, dll) yang cukup
bergengsi dipandang oleh masyarakat kelas menengah ke atas.

78
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

2. Perencanaan Pemasaran
a. Pengertian perencanaan pemasaran
Pemasaran merupakan aspek yang sangat mendasar dalam mencapai
keuntungan suatu usaha. Jika produk perikanan yang dihasilkan tidak
memiliki sasaran pasar maka produk tersebut tidak akan terjual. Oleh
karena itu, sebelum melakukan usaha seorang pengusaha sebaiknya
berpikir dan berorientasi ke aspek pemasaran terlebih dahulu. Pada
perencanaan pemasaran produk perikanan ukuran dan jenis ikan yang
paling dominan di suatu wilayah. Selain itu kapasitas produk perikanan
tertentu yang dapat ditampung oleh pasar tersebut.

Pasar sangat penting untuk kelangsungan kegiatan produksi, jika


kemampuan pasar untuk menyerap produk perikanan sangat tinggi maka
pengusaha dapat menentukan harga jual produk yang diproduksinya
sesuai dengan yang diinginkan. Dengan penentuan harga jual yang tepat
maka keuntungan akan mudah diperoleh. Sebaliknya, bila pasar tidak
tersedia, maka usaha yang dirintis/dijalankan dapat mengalami kerugian,
apalagi produk yang dihasilkan berupa makhluk hidup yang perlu
perawatan khusus dan dapat memerlukan biaya yang cukup tinggi bila
disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.

b. Kegunaan Rencana Pemasaran


Perencanaan pemasaran berguna dalam membantu kita dalam
membangun, mengarahkan, dan mengkoordinasikan usaha atau kegiatan
pemasaran usaha produk perikanan. Dengan adanya rencana
pemasaran, kita akan dituntut untuk menganalisa situasi pasar di mana
produk kita dipasarkan dan bagaimana situasi atau keadaan pasar
tersebut mempengaruhi bisnis kita. Di samping itu, suatu rencana
pemasaran yang telah disusun dengan baik akan bisa dijadikan sebagai
dasar dalam mengukur keberhasilan program pemasaran produk
perikanan.
Perencanaan pemasaran perikanan terdiri dari dari : (i) informasi tentang
usaha, produk jenis dan ukuran produk perikanan yang dihasilkannya;
(ii) tujuan dan strategi pemasaran produk perikanan dan (iii) teknik yang
digunakan dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan
pemasaran produk perikanan. Ringkasnya, sebuah rencana pemasaran

79
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

produk perikanan menggambarkan semua kegiatan pemasaran yang


akan dilakukan dalam periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
Penyusunan sebuah rencana pemasaran produk perikanan, kita dituntut
untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang: (i) kegunaan produk
perikanan yang ditawarkan; (ii) masalah-masalah yang bisa dipecahkan
oleh kebutuhan atau keinginan yang dapat dipenuhi oleh barang; (iii)
pasar yang menjadi target dan segala karakteristiknya; dan (iv) produk
perikanan lain yang menjadi pesaing atau berpotensi untuk menjadi
pesaing.
Situasi pasar produk perikanan sangat dinamik sehingga rencana
pemasaran yang disusun tahun ini belum tentu, bahkan bisa dipastikan
tidak akan, cocok dengan situasi pasar tahun yang akan datang.

3. Sasaran pemasaran
Sasaran pemasaran mengikuti analisis situasi dan harus berkaitan erat dengan
tujuan-tujuan pemasaran strategis dan tujuan-tujuan tingkat usaha perikanan.
Jadi sasaran pemasaran berkaitan erat dengan beberapa pertanyaan, yaitu :
siapa konsumen yang dituju, berapa besar kira-kira permintaannya, apa yang
menjadi motif atas permintaan produk tersebut, apakah sesuai produk yang
dihasilkan dengan selera konsumen yang dituju, bagaimana kondisi sosial
konsumen yang dituju, dan bagaimana daya belinya.
a. Persaingan
Strategi pemasaran berikutnya adalah bagaimana memposisikan produk
perikanan yang dihasilkan di pasar dan bagaimana membedakannya
dengan para pesaing (positioning). Pelanggan mungkin mengembangkan
sendiri pemahaman atau citra terhadap apa yang sedang ditawarkan
kepada mereka jika sebuah usaha pembenihan ikan tidak
mempertimbangkan hal ini dalam perencanaannya. Keputusan positioning
perlu mempertimbangkan apa yang ditawarkan oleh pesaing dan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan pelanggan

Persaingan merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang usaha. Apalagi
usaha di bidang perikanan, karena usaha di bidang perikanan umumnya
tidak mengenal monopoli, jadi semua pihak bisa bersaing bebas di
pasaran. Oleh karena itu perlu dipikirkan bagaimana agar kegiatan usaha
yang akan dilakukan produknya dapat laku di pasaran. Beberapa hal yang

80
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

mungkin dapat membantu meningkatkan daya saing produk yang


dihasilkan, yaitu : kualitas produk harus sesuai dengan permintaan pasar
(konsumen), harga jual produk bersaing (faktor efektifitas dan efisiensi
usaha), dan pelayanan prima.

b. Identifikasi Pasar
Identifikasi pasar produk perikanan, sasaran dan memperkirakan
permintaan pasar. Sebuah pasar produk perikanan mengacu pada
sekelompok orang dengan kebutuhan untuk dipuaskan, uang untuk
dibelanjakan, dan mempunyai kemauan untuk berbelanja. Berbagai
kelompok pasar produk perikanan atau segmen menginginkan barang yang
berbeda-beda.

c. Menetapkan pasar
Setelah pasar sasaran produk perikanan diidentifikasi, tahap berikutnya
adalah menetapkan pasar-pasar mana yang layak untuk dituju atau
mempunyai permintaan yang memadai bagi sebuah usaha perikanan untuk
memfokuskan perhatian padanya .

d. Keputusan Pasar
Setelah pasar diidentifikasi dan ditetapkan, tahap terakhir adalah membuat
keputusan mengenai product (ukuran dan jenis produk/ikan), price (harga
jenis ikan dan ukurannya), place (tempat, distribusi), dan promotion
(promosi). Segala strategi dan taktik yang diambil dalam kaitannya dengan
tahap ini dalam perencanaan pemasaran strategis perlu dikoordinasikan
guna mendukung tujuan-tujuan di tingkat yang lebih luas.

4. Pemasaran Hasil Perikanan


Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huege, dan Robert V. Mitchell (2004),
pemasaran adalah sebagai kegiatan membeli dan menjual, dan termasuk
didalamnya kegiatan menyalurkan barang dan jasa antara produsen dan
konsumen. Pemasaran adalah proses manajerial yang dilakukan oleh individu
ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka,
dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak
lain (Kotler dan Amstrong, 2000; Simamora, 2001) Jadi, tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun organisasi.

81
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Sedangkan menurut Ma’ruf (2006 : 3-5), bahwa pemasaran adalah kegiatan


memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat. Aktivitas
pemasaran bermula dari pengamatan kebutuhan konsumen.

Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan


kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Sutawi, 2002). Menurut
Kotler, (1997), pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk memberi kepuasan dari barang-barang atau jasa yang dipertukarkan
kepada konsumen atau pemakai. Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
values dari satu inisiator kepada stakeholdernya (Hermawan Kertajaya, 2002).

Jadi pemasaran merupakan situasi bisnis bersifat dapat dikelola, merupakan


suatu sistem, melibatkan produk, promosi, penetapan harga, dan distribusi
(yang perlu dikoordinasi), dan dirancang untuk memberikan sesuatu yang
memuaskan atau nilai kepada suatu kelompok (pasar sasaran), dan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi / individu. Kesimpulannya yang paling
penting dari pengertian pemasaran adalah adanya hubungan dengan
pemindahan hak milik secara memuaskan.
a. Pemasaran dan Penjualan
Pengertian pemasaran menurut beberapa ahli adalah sangat beragam,
namun yang jelas dari definisi yang saya pahami bahwa pemasaran
sangat berbeda dengan penjualan. Kebanyakan orang menyamakan
pemasaran dengan penjualan. Pemasaran adalah proses manajerial yang
dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan
dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan
produk dan nilai dengan pihak lain (Kotler dan Amstrong, 2000;
Simamora,2001 : 1). . Jadi, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan individu maupun organisasi. Ma’ruf (2006 : 3-5), bahwa
pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya
kepada masyarakat. Aktivitas pemasaran bermula dari pengamatan
kebutuhan konsumen.

Kalau kita amati uraian pengertian pemasaran tersebut, kegiatan


pemasaran diawali dari kebutuhan atau keinginan konsumen.
Berdasarkan kebutuhan atau keinginan konsumen, barulah dibuat produk.

82
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Sedangkan kegiatan penjualan, diawali dengan membuat produk, dan


dengan gencar berusaha bagaimana produk tersebut laku dijual. Dalam
kegiatan pemasaran dituntut kreatifitas lebih dominan daripada promosi.
Sedangkan pada kegiatan penjualan, promosi lebih dominan bahkan
sampai menipu konsumen, yang penting produk terjual habis. Kalau kita
menerapkan kegiatan pemasaran maka kepuasan konsumen akan
menjadi harapan atau tujuannya. Sebaliknya penjualan, tidak
memperhatikan kepuasan konsumen yang penting barang terjual habis.
Jika kita menerapkan kegiatan pemasaran, maka kontinuitas kegiatan
akan terjamin. Tanpa pemasar (marketer) berusaha mencari pembeli
untuk membeli barangnya, pembeli akan datang atau mencari marketer
atau produsen. Yang saya tekankan disini bahwa jika pemasaran berawal
dari kebutuhan dan keinginan konsumen, maka kebutuhan atau keinginan
tersebut menyangkut kebutuhan akan keamanan pangan terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan. Dengan demikian menurut pendapat
saya kebutuhan masyarakat tersebut tidak hanya dari aspek ekonomi
yaitu bagaimana memilih kebutuhan yang sesuai dengan kemampuan
ekonomi konsumen, namun lebih dari itu adalah adanya keseimbangan
antara ekonomi, sosial dan ekologi.

c. Strategi Pemasaran Produk Perikanan


Strategi pemasaran atau bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat
perusahaan untuk memperoleh respon yang diinginkan. Strategi
pemasaran adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan proses
pemasaran. Prinsip pemasaran adalah pencapaian tujuan suatu
organisasi tergantung pada seberapa mampu perusahaan/marketer
memahami kebtuhan dan keinginan pelanggannya dan memenuhi
dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding pesaing.
Berangkat dari prinsip tersebut, seorang pemasar pertama kali harus
memusatkan perhatiannya pada pelanggan untuk mencari tahu
kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi, dalam hal ini kebutuhan dan
keinginan pelanggan menempati titik sentral. Perusahaan atau marketer
harus paham betul kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Perlu diingat
kembali bahwa pelanggan adalah orang-orang yang berkuasa untuk
memutuskan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk. Jadi,
pelanggan adalah bagian dari pasar, karena yang disebut pasar adalah

83
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

pembeli itu sendiri baik pembeli aktual maupun potensial. Pasar sangatlah
beragam berarti keinginan pembeli juga beragam. Fakta ini membuat
perusahaan atau marketer tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan
dan keinginan pasar.

Maksud dari strategi pemasaran adalah suatu tindakan penyesuaian


sebagai reaksi terhadap situasi pasar produk perikanan dengan
pertimbangan yang wajar. Tindakan-tindakan yang diambil tersebut
merupakan pendekatan terhadap berbagai faktor, baik faktor luar maupun
faktor dalam pembenihan ikan. Faktor luar berdasarkan konsumen yang
dituju, sedangkan faktor dalam berdasarkan produksi yang dihasilkan.
Sehingga berbagai kemungkinan tersebut harus diidentifikasi dan
dirancang sedemikian rupa berbagai solusi yang dapat diambil, jadi pada
saat pelaksanaanya nanti dapat dengan mudah menanggulanginya.

Strategi pemasaran melibatkan lima tahap, yaitu : 1) menjalankan analisis


situasi, 2) menyusun sasaran pemasaran, 3) menentukan posisi dan
keunggulan bersaing yang sesuai, 4) memilih pasar sasaran, 5)
menetapkan permintaan pasar serta mendesain bauran pemasaran (Eva
Zhoriva Yusuf dan Lesley Williams, 2007).

1) Analisis Situasi
Analisis situasi terkadang juga disebut audit situasi atau analisis
SWOT. Analisis ini melibatkan pemeriksaan kekuatan dan
kelemahan usaha perikan saat ini, dan peluang serta ancaman yang
dihadapi atau yang secara potensial dihadapi di masa mendatang.
Tahap ini memungkinkan sebuah usaha perikanan untuk melihat
seberapa baik dirinya dalam mencapai tujuannya dan tindakan-
tindakan apa yang perlu dimulai atau dimodifikasi guna mencapai
sasaran dan rencana untuk masa mendatang .

2) Ciri-Ciri Pemasaran Hasil Perikanan


Pemasaran hasil perikanan mempunyai sejumlah ciri, diantaranya
sebagai berikut :
a) Sebagian besar dari perikanan berupa bahan makanan yang
dipasarkan diserap oleh konsumen akhir secara relatif stabil

84
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

sepanjang tahun sedangkan penawarannya sangat tergantung


kepada produksi yang sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim.
b) Pada umumnya pedagang pengumpul memberi kredit (advenced
payment) kepada produsen (nelayan atau petani ikan) sebagai
ikatan atau jaminan untuk dapat memperoleh bagian terbesar dari
hasil perikanan dalam waktu tertentu.
c) Saluran pemasaran hasil perikanan pada umumnya terdiri dari :
produsen (nelayan atau petani ikan), pedagang perantara
sebagai pengumpul, grosir (wholesaler ), pedagang eceran dan
konsumen (industri pengolahan dan konsumen akhir).
d) Pergerakan hasil perikanan berupa bahan makanan dari
produsen sampai konsumen pada umumnya meliputi proses-
proses pengumpul, pengimbangan dan penyebaran, di mana
proses pengumpulan adalah terpenting.
e) Kedudukan terpenting dalam pemasaran hasil perikanan terletak
pada pedagang pengumpul dalam fungsinya sebagai pengumpul
hasil, berhubung daerah produksi terpencar-pencar, skala
produksi kecil-kecil dan produksinya berlangsung musiman.
f) Pemasaran hasil perikanan tertentu pada umumnya bersifat
musiman, karena pada umumnya produksi berlangsung
musiman, dan ini jelas dapat dilihat pada perikanan laut.

d. Pemilihan Pasar Sasaran (Target Market)


Target market adalah bagian pasar yang dijadikan sebagai tujuan
pemasaran. Pengusaha perikanan dapat mencapai tujuannya hanya
kalau memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan mampu
memenuhinya dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding
pesaing. Konsekuensinya adalah pengusaha perikanan harus memahami
betul siapa pasar sasarannya, sekaligus bagaimana perilaku mereka.
Setelah menetapkan kalangan mana yang menjadi sasaran, pengusaha
perlu memperkuat kehadiran pengusaha pada kalangan tersebut. Untuk
itu pengusaha perlu membentuk posisi produk. Posisi produk adalah
suatu tempat yang diduduki produk secara relatif terhadap pesaing.
Tempat tersebut bukanlah ruang (space) secara fisik, melainkan tempat
berupa image di dalam ruang benak konsumen. Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan

85
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

adalah sangat erat berkaitan dengan image produk misalnya lele jenis
ikan rendah, udang mahal, udang prestise, ikan membuat alergi, ikan
baunya amis, ikan mengolahnya merepotkan, ikan hanya bisa digoreng,
dan lain-lain.

Untuk mendapat image yang baik sesuai dengan target market dan
segmentasi pasar, maka rubahlah image lele jenis ikan yang ekonomis
penting, bisa dibuat aneka produk berkelas, harga terjangkau, tempat-
tempat yang biasa didatangi masyarakat kelas atas pun juga
menyediakan diversifikasi olahan lele, sehingga image lele baik pada
semua segmen pasar. Sebaliknya untuk udang, bagaimana merubah
image udang tidak mahal dan udang dapat dikonsumsi oleh berbagai
kalangan, sehingga produk udang terserap untuk memenuhi pasar
domestik. Bagaimana merubah image bahwa tidak semua ikan membuat
alergi, ikan tidak amis, ikan tidak merepotkan dalam memasak, ikan tidak
hanya digoreng melainkan banyak alternatif jenis olahan ikan. Semua itu
perlu daya kreatifitas produsen dan marketer untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen.

e. Penentuan Segmen Pasar


Target market produk perikanan adalah bagian pasar yang dijadikan
sebagai tujuan pemasaran produk produk perikanan. Pengusaha
perikanan dapat mencapai tujuannya hanya kalau memahami kebutuhan
dan keinginan konsumen dan mampu memenuhinya dengan cara yang
lebih efisien dan efektif dibanding pesaing. Konsekuensinya adalah
pengusaha tersebut harus memahami betul siapa pasar sasarannya,
sekaligus bagaimana perilaku mereka.
Untuk menemukan target market, ada empat kegiatan yang perlu
dilakukan oleh pengusaha perikanan yaitu (1) mengukur dan
memperkirakan permintaan; (2) mensegmentasi pasar (market
segementation); (3) memilih pasar sasaran (market tergeting); dan (4)
menentukan posisi pasar (market positioning)

f. Mengukur dan Memperkirakan Permintaan Produk Perikanan


Ada dua cara untuk memperkirakan permintaan produk perikanan dan
kelautan yaitu dengan (1) pendekatan fundamental yaitu mengukur dan

86
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

memperkirakan permintaan dengan cara menganalisis faktor-faktor yang


mempengaruhi permintaan, seperti pertumbuhan pasar, pendapatan,
kondisi ekonomi, gaya hidup dan lain-lain; (2) pendekatan teknis
melakukan pengukuran dengan melihat kecenderungan permintaan pada
masa lalu, yang dianalisis secara statistik untuk mengukur besarnya
permintaan saat ini dan masa yang akan datang.

g. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses untuk menggolong-golongkan pasar ke
dalam segmen-segmen. Segmen adalah sekumpulan konsumen yang
memberikan respons yang sama terhadap stimuli pemasaran tertentu.
Segmentasi pasar dapat didasarkan pada :
 geografis : tempat tinggal, kota, wilayah
 demografis : jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan
 psikografis : gaya hidup, kepribadian, kelas sosial
 perilaku : tingkat penggunaan, manfaat yang dicari, saat
menggunakan

1) Pemilihan Pasar Sasaran


Setelah mensegmentasi pasar, pengusaha harus memilih segmen
mana yang menjadi pasar sasaran. Sasaran ini bisa satu segmen,
beberapa segmen, malah seluruh segmen.

2) Penentuan posisi pasar


Setelah menetapkan kalangan mana yang menjadi sasaran,
pengusaha perlu memperkuat kehadiran pengusaha pada kalangan
tersebut. Untuk itu pengusaha perlu membentuk posisi produk. Posisi
produk adalah suatu tempat yang diduduki produk secara relatif
terhadap pesaing. Tempat tersebut bukan ruang (space) secara fisik,
melainkan tempat berupa image di dalam ruang benak konsumen.
Kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan adalah sangat
erat berkaitan dengan image produk misalnya lele imagenya
termasuk jenis ikan rendah, sedangkan udang imagenya mahal,
udang juga termasuk prestise, ikan dapat membuat alergi, ikan
baunya amis, ikan mengolahnya merepotkan, ikan hanya bisa
digoreng, dan lain-lain. Untuk mendapat image yang baik sesuai

87
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

dengan target market dan segmentasi pasar, maka rubahlah image


lele menjadi jenis ikan yang ekonomis penting, bisa dibuat aneka
produk berkelas, harga terjangkau, tempat-tempat yang biasa
didatangi masyarakat kelas atas juga menyediakan diversifikasi
olahan lele, sehingga image lele baik pada semua segmen pasar.
Sebaliknya untuk udang, bagaimana merubah image udang supaya
tidak mempunyai image mahal dan udang dapat dikonsumsi oleh
berbagai kalangan, sehingga produk udang terserap untuk memenuhi
pasar domestik. Bagaimana merubah image bahwa tidak semua ikan
membuat alergi, ikan tidak amis, ikan tidak merepotkan dalam
memasak, ikan tidak hanya digoreng melainkan banyak alternatif
jenis olahan ikan. Semua itu perlu daya kreatifitas produsen dan
marketer untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

3) Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini. Perilaku konsumen adalah proses pengambilan
keputusan dan mengajak aktivitas individu dalam mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa
(Simamora, 2003).

Selanjutnya Kotler dan Amstrong (1997), mengatakan bahwa


perilaku konsumen adalah perilaku pembelian akhir, baik individu
maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi
personal. Riniwati (2005), mengatakan bahwa perilaku konsumen
adalah bagaimana konsumen membuat keputusan tentang pemilihan
diantara berbagai macam barang yang akan dibeli dan berapa
jumlahnya. Demikian juga Hunt (1983), mengatakan perilaku
konsumen adalah proses pengambilan keputusan dalam pembelian
barang. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
 Psikologi (motivasi, persepsi, learning, kepercayaan, sikap)
 Personal (usia, tahap daur hidup, jabatan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, kepribadian, konsep diri)

88
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

 Sosial (kelompok rujukan seperti teman kampus, persekutuan


doa, pengajian, perkumpulan olah raga, dll)
 Kebudayaan (kultur, sub kultur, kelas sosial)

h. Manajemen Risiko Pemasaran


Resiko usaha dapat terjadi saat proses produksi maupun saat produk
mau dipasarkan. Risiko saat proses produksi bisa dialihkan kepada
pengusaha asuransi dengan membeli premi asuransi atau dengan
penerapan teknologi budidaya dan teknologi pasca panen yang baik.
Sedangkan resiko pasar dapat ditanggulangi dengan cara : diversifikasi
(diversification), integrasi vertikal (Vertical integration), penerapan
teknologi (implementation of teknology), kontrak dimuka (forward
contarcting), pasar masa depan (future market), usaha perlindungan
(hudging), dan pasar opsi (options market).
1) Diversifikasi (Diversification)
Diversifikasi berarti penyediaan barang dalam berbagai bentuk (Duft,
1979). Diversifikasi merupakan salah satu cara mengeliminasi
dampak negatif atau risiko yang dihadapi oleh pengusaha.
Diversifikasi pada kegiatan usaha produksi hasil perikanan dapat
dengan cara penyediaan jenis hasil perikanan yang berbeda dan atau
penyediaan ukuran hasil perikanan yang berbeda-beda. Contoh :
anda adalah seorang pengusaha yang bergerak dibidang
pembenihan ikan. Sedangkan wilayah sekitar anda, banyak
terdapat masyarakat melakukan kegiatan pembesaran ikan.
Masyarakat tersebut merupakan pasar bagi kegiatan usaha anda.
Pembesaran ikan yang dilakukan masyarakat tersebut terdiri dari
bermacam macam jenis ikan. Agar usaha pembenihan
mendatangkan keuntungan maka anda memproduksi berbagai jenis
benih ikan dan ukuran ikan agar produksi anda dapat diterima oleh
masyarakat yang membesarkan ikan tersebut. Anda disarankan tidak
hanya memproduksi satu jenis ikan tetapi lebih dari satu jenis ikan
misalnya benih ikan mas, lele, nila, patin, bawal dan sebagainya.

2) Integrasi Vertikal (Vertical Integration)


Integrasi vertikal dalam arti mikro adalah suatu usaha yang bergerak
pada dua atau lebih level dalam suatu komoditas, sedangkan dalam

89
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

arti makro dimana dua atau lebih pengusaha memiliki keterkaitan


bisnis yang kuat dalam suatu komoditas tertentu.
Integrasi vertical dapat berupa diversifikasi usaha dalam suatu sistem
komoditas atau melakukan kerjasama yang kuat dengan pelaku
bisnis lainnya dalam sistem komoditas tersebut yang dapat menjamin
terselenggaranya integrasi vertical yang kokoh. Integrasi vertical
dapat menjamin risiko kekurangan bahan baku bagi industri
pengolahan, menjamin pemasaran produk, melindungi diri dari prilaku
pesaing yang dapat membahayakan kelanjutan usaha, melindungi
diri dari permainan yang tidak adil oleh pelaku bisnis dari level yang
lain dalam suatu sistem komoditas.

Pada pembenihan ikan terdapat kegiatan pendederan I, II, III dan IV.
Para pengusaha pembenih ikan tersebut membuat kelompok
pembenihan ikan yang saling keterkaitan. Misalnya kelompok
pembenih ikan tersebut memiliki anggota yang bernama Andri, Badu,
Miran dan Aswin. Masing masing anggota kelompok tersebut
memproduksi benih ikan dengan berbeda ukuran dan saling
berkaitan. Andri memproduksi benih ikan ukuran 1-3 cm (pendederan
I), Badu memproduksi benih ikan ukuran 3-5 cm (pendederan II),
Miran memproduksi benih ikan ukuran 5-7 cm (pendederan III) dan
Aswin memproduksi benih ikan ukuran 7-9 cm (pendederan IV).
Dalam integrasi vertikal pada kegiatan pembenihan ikan, Andri
menjual produksi benih ikannya (ukuran 1-3 cm) kepada Badu untuk
didederkan kembali sampai ukuran 3-5 cm. Selanjutnya Badu
menjual produksi benih ikannya kepada Miran (ukuran 3-5 cm) untuk
selanjutnya didederkan oleh Miran sampai ukuran 5-7 cm. Demikian
juga Miran menjual produksi benih ikannya (ukuran 5-7 cm) kepada
Aswin untuk di dederkan sampai ukuran 7-9 cm. Selanjutnya Aswin
menjual produksi benih ikannya kepada pengusaha pembesaran
ikan. dengan demikian anggota kelompok tersebut akan saling
keterkaitan, saling menjamin dan saling melindungi pemasaran
produksi benih ikan.

90
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

3) Penerapan Teknologi (Implementatiton of Technology)


Penerapan teknologi dalam suatu usaha dapat mengurangi risiko
tertentu yang mungkin timbul. Misalnya risiko biaya produksi terlalu
tinggi dapat ditekan dengan penerapan teknologi produksi yang tepat,
karena dengan teknologi produksi yang tepat dapat meningkatkan
produktivitas sumberdaya, sehingga pada gilirannya akan
meningkatkan efisiensi usaha, akibatnya produk yang dihasilkan
dapat bersaing di pasaran. Sebagai contoh, mengganti pakan untuk
produk perikanan yang selama ini menggunakan pakan buatan yang
dibeli dari toko dengan pakan alami hasil dari penggunakan teknologi
budidaya pakan alami yang efisien.

4) Kontrak di Muka (Forward Contracting)


Kontrak di muka (forward contracting) adalah suatu proses
persetujuan pengiriman produk pada masa mendatang dengan harga
yang telah ditetapkan sekarang. Kontrak di muka lebih menjamin
kepastian harga yang harus diterima oleh penjualan/ produsen pada
masa pengiriman produk nanti.
Fluktuasi harga yang akan terjadi tidak akan mempengaruhi tingkat
harga yang telah disepakati pada saat persetujuan kontrak dibuat.
Dalam mekanisme ini penjual/produsen mempunyai kewajiban untuk
mengirimkan produk pada waktu yang tercantum dalam akte kontrak
di muka yang telah disepakati dan pembeli harus menerima produk
tersebut, kecuali jika terjadi pelanggaran mengenai hal-hal yang telah
disepakati pada saat penandatanganan kontrak.

5) Pasar Masa Depan (Future Market)


Pasar masa depan (future market) adalah suatu sistem pasar yang
menyediaakan fasilitas untuk menanggapi perdagangan secara cepat
dalam unit produk terstandarisasi dalam mutu dan jumlah yang akan
dikirim pada masa yang akan datang.

6) Usaha Perlindungan (Hedging)


Usaha perlindungan (hedging) adalah suatu upaya perlindungan
risiko transaksi dalam cash market dengan forward contracting yang
menggunakan future market dan mengambil posisi yang sama besar,

91
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

tetapi berlawanan pada cash market dan future market secara


simultan.

7) Pasar Opsi (Options Market)


Untuk menghindari risiko dan biaya yang besar karena kemungkinan
terjadinya kesalahan proyeksi mengenai arah pergerakan harga,
maka dapat digunakan options market. Options market memberikan
hak kepada pembeli opsi (FC), atau tidak memilih sama sekali, tetapi
bukan merupakan kewajiban. Pembeli opsi tersebut dapat membeli
atau menjual future contract pada waktu tertentu, pada masa yang
akan datang, untuk suatu tingkat harga yang telah disepakati (strike
price) pada saat opsi dibeli.

i. Kegunaan Pemasaran
Apa pun kelompok bisnis atau pelanggan akhir yang menjadi sasaran
suatu organisasi, pemasaran harus memberi sesuatu yang bernilai atau
utilitas (kegunaan). Apabila pemasaran tidak memberikan nilai, maka
pertukaran tidak akan terjadi. Ada enam bentuk dasar utilitas, yang
sebagian atau semuanya ditawarkan dalam upaya memuaskan keinginan
dan kebutuhan, yaitu :
1) Form utility (utilitas bentuk). Menyediakan suatu produk dalam
bentuk, ukuran, pola/desain, atau warna yang disyaratkan
pelanggan, contoh menyediakan produk perikanan dengan ukuran,
jenis, warna yang disukai pelanggan.
2) Place utility (utilitas tempat). Menawarkan suatu produk perikanan
yang dapat diakses secara mudah oleh pelanggan, seperti di
internet, digerai ritel, melalui surat selebaran atau pasar yang dekat
dengan konsumen.
3) Time utulity (utilitas waktu). Menyediakan suatu produk perikanan
pada saat yang diinginkan, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat.
Utilitas waktu dapat berarti penjualan pada akhir pekan atau
pelayanan setelah jam kerja.
4) Information utility (utilitas informasi). Menciptakan informasi yang
terkait dengan produk perikanan untuk membantu pelanggan
menemukan dan menggunakan suatu produk secara cepat dan
tepat.

92
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

5) Image utility (utilitas citra). Ini berarti penciptaan nilai emosional dan
psikologis dalam hubungannya dengan sebuah produk perikanan.
Utilitas ini mengacu pada pengaruh terhadap status, penerimaan di
masyarakat, kemudaan dan sebagainya yang diasosiasikan dengan
beberapa penawaran pasar.
6) Possession utility (utilitas kepemilikan). Ketika pelanggan membeli
sebuah produk perikanan, mereka memperoleh kepemilikan atas
produk itu. Ini memberi mereka kepuasan dengan mengetahui
bahwa produk itu milik mereka atau jika jasa, mereka telah
mencobanya.

Menurut Buchari Alma (2004), terdapat lima konsep pemasaran produk


perikanan yang berkembang sampai saat ini, yaitu: Konsep Produksi
(Productions Concept), Konsep Produk (Product Concept), Konsep
Penjualan (Selling Concept), Konsep Pemasaran (Marketing Concept),
dan Konsep Sosial (Societal Concept).
1) Konsep Produksi (Productions Concept)
Konsep produksi ini bertitik tolak dari anggapan, bahwa konsumen
ingin produk yang harganya murah dan mudah didapatkan di mana-
mana. Produsen yang menganut konsep ini, akan membuat produksi
secara massal, menekan biaya dengan efisiensi tinggi, sehingga
harga pokok pabrik bisa ditekan dan harga jula lebih rendah dari
saingan.
Pengusaha akan mendistribusikan hasil produksinya ke seluruh
pelosok agar mudah diperoleh konsumen. Konsep ini merupakan
konsep awal dari produsen untuk menguasai pasar. Konsep ini akan
sangat berhasil, jika memang belum banyak saingan dan konsumen
belum memperhatikan kualitas. Pokoknya yang penting bagi
konsumen ialah terpenuhi kebutuhannya (needs), sedangkan
masalah “wants” belum diperhatikan.
Demikian juga dengan pengusaha di bidang perikanan yang
menganut konsep ini, maka pengusaha tersebut akan memproduksi
sebanyak-banyaknya produk perikanan dengan menekan seefisien
mungkin biaya produksi sehingga hasilnya dapat dijual dengan harga
murah.

93
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

2) Konsep Produk (Product Concept)


Pada saat produk masih langka di pasar, maka pengusaha
memusatkan perhatian pada teknis produksi saja. Produsen belum
memperhatikan selera konsumen. Pengusaha hanya menghasilkan
produk dengan to please onself, hanya menuruti bagaimana selera
pengusaha sendiri. Pengusaha hanya melihat cermin tidak melihat
jendela. Orang yang melihat kaca hanya memperhatikan wajahnya
saja, yaitu menghasilkan jenis produk yang cocok dengan
kemauannya. Sedangkan orang yang melihat jendela, berarti melihat
orang yang berada di luar/di jalan, dengan kata lain pengusaha
tersebut tidak memperhatikan orang lain.
Produsen yang menganut konsep ini adalah produsen yang
mendasarkan pemikirannya pada premis-premis berikut :
 Konsumen akan memperhatikan mutu berbagai barang sebelum
merekamembeli.
 Konsumen mengetahui perbedaan mutu berbagai macam
barang.
 Konsumen selalu mencari barang dengan mutu baik.
 Produsen harus selalu menjaga mutu untuk mempertahankan
langganan.

Demikian juga pengusaha dibidang perikanan yang menganut


konsep ini, dia tidak memproduksi jenis dan ukuran ikan sesuai
dengan keinginan dan kemauan konsumen, tetapi cenderung
memproduksi jenis dan ukuran ikan sesuai dengan keinginan
permintaan pasar.

3) Konsep Penjualan (Selling Concept)


Menurut konsep ini, pengusaha ikan menghasilkan suatu jenis ikan
dan kemudian harus menjual barang tersebut dengan berbagai teknik
promosi. Hal yang penting adalah adanya kegiatan promosi secara
maksimal. Paham dari konsep ini adalah konsumen pasti mau
membeli ikan, bila mereka dirangsang untuk membeli. Promosi
besar-besaran merupakan ciri khas dari selling concept. Premis yang
mendasari konsep penjualan ini adalah :

94
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

 Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak


penting. Oleh sebab itu, harus didorong untuk membeli.
 Konsumen dapat dipengaruhi melalui stimulasi promosi.
 Tugas produsen mendorong penjualan.

4) Konsep Pemasaran (Marketing Concept)


Menurut konsep ini pengusaha ikan tidak hanya menghasilkan ikan
dan melancarkan promosi. Tetapi pengusaha ikan juga harus
memusatkan perhatian pada selera konsumen ikan, pengusaha ikan
memperhatikan needs dan wants dari konsumen. Jadi pengusaha
ikan tidak hanya memperhatikan kebutuhan konsumen saja, tetapi
juga memperhatikan keinginan konsumen. Konsumen juga tidak
hanya membeli fisik ikan, tetapi mengharapkan sesuatu dari barang
itu. Ini adalah hal yang disebut dengan “wants”, yaitu ada sesuatu
yang lain yang diharapkan setelah membeli ikan tersebut. Jika hal ini
dapat terpuaskan maka kegiatan marketing perusahaan akan
mencapai sukses. Premis yang mendasari konsep pemasaran ini
adalah :
 Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan needs
dan wants-nya.
 Konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan needs dan wants-
nya.
 Tugas organisasi ialah meneliti dan menerapkan segmentasi dan
memilih pasar serta mengembangkan program pemasaran yang
efektif.

5) Konsep Berwawasan Sosial (Societal Concept)


Menurut konsep ini pengusaha harus memiliki rasa tanggung jawab
moral untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggung
jawab sosial ini artinya adalah ikan yang dihasilkan harus baik, tidak
merusak kesehatan masyarakat, menggunakan sumber daya alam
secara bertanggung jawab, selalu menjaga kebersihan air dan
kebersihan udara dari ancaman polusi, mengurangi kebisingan mesin
pabrik. Semua ini harus dilakukan dalam rangka menciptakan
suasana kehidupan yang baik dan tentram dengan penuh rasa
tanggung jawab, tidak mementingkan keuntungan perusahaan

95
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

semata. Premis yang mendasari pemikiran produsen untuk


mengembangkan responsibility ini adalah :
 Gejala konsumerisme akan muncul apabila masyarakat
memperoleh barang yang tidak baik dan mendapat layanan
kurang memuaskan.
 Masyarakat akan menuntut tanggung jawab organisasi, begitu
mereka mendapat perlakuan kurang baik bila ekosistem mereka
terganggu.
 Anggota masyarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan
terutama atas komoditi yang mereka beli.

Maka pada tingkat terakhir ini manajemen pemasaran harus


memusatkan kegiatannya pada bagaimana menciptakan dan
menawarkan ikan bisa perbaikan mutu kehidupan, bukan hanya
sekedar menawarkan ikan untuk memenuhi kehidupan.
Jadi berdasarkan konsep-konsep pemasaran tersebut diatas, maka
produk hasil perikanan ini sudah sampai ke konsep berwawasan
sosial, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
 Diminta dalam keadaan hidup atau mati segar
 Tidak mengandung bahan pengawet
 Tidak mengandung logam berat
 Dibudidayakan pada air dengan kualitas baik
 Pembudidaya tidak merusak/mencemari lingkungan

Secara teoritis pemasaran mempunyai 9 (sembilan) fungsi, yaitu :


Perdagangan (Mercandising), Pembelian (Buying), Penjualan
(Selling), Transportasi (Transportation), Penggudangan (Storage),
Standarisasi (Standardization), Keuangan (Financing), Komunikasi
(Communication), dan Risiko (Risk)

j. Perdagangan (Mercandising)
Perencanaan yang berkenaan dengan pemasaran produk perikanan yang
tepat dan dalam jumlah yang tepat serta harga yang selaras, termasuk
didalamnya faktor-faktor lain seperti bentuk, ukuran, kemasan, dan
sebagainya. Selanjutnya Mercandising adalah kebijaksanaan kaum
produsen / produk perikanan untuk mendekatkan hasil produksinya

96
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

kepada selera konsumen. Perdagangan ikan setiap jenis ikan dan


daerah berbeda-beda. Hasil produk perikanan gurame dapat dipasarkan
mulai dari telur ikan, neih ikan ukuran 5-8 cm, 8-12 cm dan sebagainya.
Pada beberapa daerah benih ikan patin yang diinginkan konsumen
adalah 1-2 cm, sedangkan ikan lele adalah 3-5 cm atau 8-12 cm. Saat ini
Perdagangan benih ikan, jarak antara produsen dan konsumen adalah
demikian jauhnya dan antara keduanya tidak saling mengenal.

k. Pembelian (Buying)
Penjualan akan berhasil baik bila pembelian dilakukan dengan baik,
dengan demikian akan diperoleh laba. Bila pembelian salah dilakukan
maka menjualnya susah, akibatnya laba nihil. Misalnya mengadakan
pembelian ikan ukurannya tidak sesuai dengan keinginan konsumen,
maka ikan tidak laku dijual sehingga dapat mengakibatkan kerugian. Jadi
fungsi pembelian adalah peranan pengusaha dalam pengadaan bahan
sesuai dengan kebutuhan.

l. Penjualan (Selling)
Sukses atau tidaknya suatu pengusaha banyak ditentukan oleh
penjualan. Oleh sebab itu fungsi penjualan dikatakan merupakan top
function dari pada usaha dimana ditentukan selisih antara input dan
output. Dapat dikatakan bahwa profit adalah merupakan elemen atau alat
untuk mengukur efisiensi dan juga untuk mengukur risk bearing. Dengan
adanya elemen-elemen tersebut maka profit tersebut bukan hanya timbul
dalam susunan suatu keharusan. Profit tersebut bukan hanya timbul
dalam susunan masyarakat yang kapitalis atau liberal saja, tetapi juga
penting di dalam suatu negara yang mempunyai strukur sosialis (Buchari
Alma, 2004). Oleh karena itu pembelian sebaiknya bersifat dinamis,
apalagi yang dinamakan persoalan selling karena ia harus meyakinkan
orang untuk membeli benih ikan, yang mempunyai arti komersial baginya
(Sutawi, 2002).

m. Transportasi (Transportation)
Transportasi adalah perencanaan, seleksi, dan pengerahan semua alat
pengangkutan untuk memindahkan barang dalam proses pemasaran
(Sutawi, 2002). Pada transportasi produk perikanan yang akan

97
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

diperdagangkan harus mengetahui sifat ikan, jarak tempuh, waktu dan


packing.

n. Penggudangan (Storage)
Penggudangan berarti penyimpanan barang selama waktu barang
tersebut dihasilkan dan dijual (Sutawi, 2002), dengan tujuan untuk
menciptakan time utility yaitu untuk mendekatkan waktu produksi dengan
waktu konsumsi, jadi dapat dikatakan juga fungsi penggudangan adalah
berupaya untuk mengatur dan mengontrol persediaan untuk kebutuhan
selama periode tertentu.

o. Standarisasi (Standardization)
Standar terdiri dari suatu daftar persyaratan yang perlu dipenuhi oleh
suatu produk. Standar ini juga yang memungkinkan pembeli dan penjual
mengetahui dengan tepat dari suatu barang. Benih yang akan dijual
memiliki standar mutu benih ikan misalnya umur, jenis dan strain benih
ikan, kesehatan beih ikan dan sebagainya.

p. Keuangan (Financing)
Merupakan suatu usaha mencari dan mengurus modal uang dan kredit
yang langsung bersangkutan dengan transaksi dalam mengalirkan arus
barang dan jasa dari produsen ke pemakai (Sutawi, 2002). Sedangkan
menurut Gumbira dan Intan (2004) fungsi ini merupakan salah satu fungsi
fasilitas pemasaran yang dilakukan oleh setiap tahap kegiatan
pemasaran. Fungsi ini berperan dalam perencanaan pembiayaan,
pelaksanaan pembiayaan, pengawasan pembiayaan, pengevaluasian
pembiayaan, dan pengendalian pembiayaan.

q. Komunikasi (Communication)
Dalam rangka memperoleh informasi yang cepat dan tepat pada masa
sekarang ini, maka fungsi komunikasi tidak bisa diabaikan, terutama yang
berkaitan dengan pemasaran, sehingga antara pengusaha dan konsumen
mempunyai pandangan yang sama tentang suatu produk. Dengan
demikian dapat memperlancar hubungan di dalam suatu pengusaha dan
pelaksanaan hubungan keluar.

98
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

r. Risiko (Risk)
Risiko adalah cara/fungsi bagaimana kita menangani atau menghadapi
kemungkinan risiko rugi karena rusaknya barang, hilangnya barang atau
buruknya nilai harga (Sutawi, 2002). Oleh karena itu pengelolaan risiko
merupakan suatu kegiatan manajemen pemasaran yang sangat penting
dalam menjalankan fungsi penanggungan risiko (Gumbira dan Intan,
2001).

s. Permasalahan Pemasaran Hasil Pembenihan Ikan


1) Cacat atau Mati
Masalah ini sangat terasa dalam pemasaran hasil produk perikanan,
karena pada beberapa jenis ikan umumnya produk perikanan lebih di
sukai konsumen dalam keadaan hidup, sehingga memerlukan sistem
penyaluran dan pemasaran yang berencana dan cepat. Dengan
demikian selesai panen, ikan harus segera diangkut ke daerah-
daerah konsumen yang sebelumnya sudah dipersiapkan lebih
dahulu. Sebaliknya beberapa produk perikanan, masyarakat lebih
menginginkan dalam kondisi segar. Agar produk perikanan tetap
segar dibutuhkan penanganan, teknik packing/pengemasan,
transportasi yang tepat agar produk tersebut tetap segar sampai di
konsumen.

2) Memakan Tempat (Volumeneous)


Hasil produk perikanan sangat memakan tempat dalam
pengangkutan, karena berkaitan dengan permintaan konsumen yang
umumnya diminta dalam keadaan hidup, sehingga agar ikan tetap
dapat hidup sampai di daerah konsumen perlu dikemas dengan
menggunakan air dan oksigen, akibatnya kemasan ikan volumenya
berukuran besar. Dengan demikian pengangkutannya memerlukan
armada yang besar, sebab bila diangkut skala kecil tidak akan
ekonomis.

3) Risiko yang Dihadapi


Dalam setiap usaha tentu ada risikonya, demikian juga pada
pemasaran hasil benih ikan risikonya cukup besar, karena ada jeda
waktu antara masa pemeliharaan 1-3 bulan Para petani benih

99
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

ikan/udang menghadapi risiko hama/penyakit, bencana alam, dan


sebagainya, yang dapat menyebabkan kematian ikan/udang.
Padahal disisi lain modal yang ditanamakan berupa upah tenaga
kerja, beli benih, dan beli pakan cukup besar yang ditanam cukup
lama tersebut.

t. Perhitungan kebutuhan dan jumlah konsumen Perikanan


Perhitungan kebutuhan dan jumlah konsumen penting dilakukan dalam
produksi dan pemasaran perikanan. Untuk mengetahui kebutuhan
perikanan di suatu daerah, pengusaha perikanan harus mengetahui
jumlah penduduk. Jumlah penduduk tersebut diprediksi jumlah ikan yang
dikonsumsi setiap hari/minggu/bulan. Oleh sebab itu pengusaha ikan
harus menganalisis sasaran pembeli dan jumlah konsumen.
 Sasaran Pembeli
Sasaran pembeli dari benih ikan patin adalah untuk para pengusaha
ikan di jaring terapung di waduk Cirata, Saguling dan Jatiluhur. Benih
ikan patin sebagian besar (95%) dipeliharan dijaring terapung, maka
target pasar pengusaha pembenih ikan patin adalah pengusaha
pembesaran ikan patin di jaring terapung di waduk Cirata, Saguling
dan Jatiluhur.
 Jumlah Konsumen
Jumlah konsumen benih ikan patin di khususkan untuk pengusaha
pembesaran ikan patin diwaduk Cirata, Saguling dan Jatiluhur.
Berdasarkan data dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat (tahun 2005),
jumlah pengusaha ikan di jaring terapung adalah 200.000 orang.
Berdasarkan jumlah tersebut, diasumsikan 80.000 orang atau 40%
dari pengusaha ikan di jaring terapung membesarkan ikan patin

 Jumlah Kebutuhan
Perkiraan pengusaha pembesar ikan patin adalah sebanyak 80.000
orang. Setiap jaring terapung (setiap petak) dipelihara benih ikan
patin sebanyak 3000 ekor. Jika diasumsikan setiap pengusaha
membesarkan ikan patin sebanyak 2 petak, maka setiap pengusaha
jaring terapung membutuhkan benih ikan patin sebanak 6. 000 ekor.
Maka jumlah benih ikan patin yang dibutuhkan di waduk Cirata,

100
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Saguling dan Jatiluhur sebanyak konsumen benih ikan patin adalah


480.000.000 ekor.
 Proyeksi Permintaan
Benih ikan patin dipelihara sampai ukuran konsumsi selama 6 bulan.
Berarti benih ikan patin dibutuhkan pengusaha pembesar per bulan
sebanyak 480.000.000 /6 = 80.000.000 ekor. Jika tiap tahun terjadi
peningkatan permintaan benih ikan patin sebanyak 3%, maka
permintaan benih ikan patin adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Proyeksi Permintaan Benih Ikan Patin

Prakiraan Peningkatan
Tahun Proyeksi Permintaan
Permintaan (%) per
Ke Permintaan (ekor)
tahun
1 3 80.000.000
2 3 10.400.000
3 3 13.520.000
4 3 17.554.000

D. Rangkuman
Kegiatan pemasaran adalah sangat penting dalam semua kegiatan yang
menghasilkan barang atau pun jasa. Hasil perikanan dapat dikelompokkan ke
dalam bahan mentah dan barang konsumsi. Sebagai bahan mentah dapat dibeli
oleh pabrik atau usaha pengolahan untuk diolah menjadi barang jadi misalnya ikan
kaleng, aneka olahan ikan, tepung ikan.
Hasil kegiatan perikanan dan kelautan termasuk “perishable goods” atau produk
mudah rusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda
dengan produk barang maupun jasa pada umumnya. Apalagi “image” masyarakat
terhadap produk-produk perikanan juga berbeda atau beragam dibanding dengan
produk pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi
pemasaran produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap
produk perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya
amis, ikan banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya bisa atau
paling enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk perikanan masih
demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah

101
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

image tersebut, sehingga kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan


dapat diatasi.

Pemasaran produk perikanan ditujukan terhadap pengusaha pembesaran dan


pembenihan ikan. Pemasaran hasil pembenihan dapat dilakukan sejak mulai dari
telur ikan, larva, benih ukuran 3-5 cm, 5-7 cm, 8-12cm. Permintaan jenis dan
ukuran ikan setiap daerah berbeda. Pada daerah tertentu permintaan benih ikan
mas sangat tinggi dengan ukuran 8-12 cm, sebaliknya beberapa daerah
membutuhkan benih ikan yang lebih kecil. Permintaan jenis dan ukuran ikan
konsumsi berbeda pada beberapa daerah. Pada beberapa daerah masyarakat
lebih menyukai ikan lele (ikan air tawar), sebaliknya beberapa daerah lebih
menyukai ikan laut dibanding ikan air tawar. Kebiasaan/perilaku/budaya
masyarakat akan permintaan jenis dan ukuran ikan tersebut merupakan dasar
pemasaran produk perikanan.

Pada prinsipnya pemasaran produk perikanan adalah seberapa besar


kemampuan pengusaha perikanan memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggannya dan memenuhi dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding
pesaing. Berangkat dari prinsip tersebut, pengusaha perikanan harus memusatkan
perhatiannya pada pelanggan/konsumen produk perikanan untuk mencari tahu
kebutuhan dan keinginan mereka tentang produk perikanan. Dengan kata lain
kebutuhan dan keinginan pelanggan menempati titik sentral dan utama.

Pengusaha perikanan harus paham betul kebutuhan dan keinginan


pelanggan/konsumen produk perikanan. Pelanggan merupakan orang-orang yang
berkuasa untuk memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk
perikanan. Jadi, pelanggan adalah bagian dari pasar, karena yang disebut pasar
adalah pembeli itu sendiri baik pembeli aktual/tetap maupun potensial. Pasar
sangatlah beragam berarti keinginan pembeli juga beragam. Fakta ini membuat
pengusaha perikanan tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan dan keinginan
pasar/konsumen.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu maupun
organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli maupun dimiliki.
Menentukan harga yang tepat adalah sulit. Harga yang tepat yaitu tidak terlalu
mahal di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi pengusaha dan

102
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

tidak menjadi kelemahan pengusaha di mata pesaing. Tempat adalah lokasi


dimana konsumen biasanya membeli produk tersebut. Misalnya tempat menjual
lele penyet di warung, tempura lele di sekolah-sekolah, sosis, nuget lele di mini
market, super market, steak lele dan lele asam manis di restoran, dst. Tempat
yang dimaksud dalam bauran pemasaran adalah menyediakan produk kepada
konsumen pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat dan jumlah yang tepat.
Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan
produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Respons yang diharapkan
dari pasar sasaran juga dipengaruhi oleh kegiatan promosi.

Perencanaan pemasaran berguna dalam membantu kita dalam membangun,


mengarahkan, dan mengkoordinasikan usaha atau kegiatan pemasaran usaha
produk perikanan. Dengan adanya rencana pemasaran, kita akan dituntut untuk
menganalisa situasi pasar di mana produk kita dipasarkan dan bagaimana situasi
atau keadaan pasar tersebut mempengaruhi bisnis kita. Perencanaan pemasaran
perikanan terdiri dari dari : (i) informasi tentang usaha, produk jenis dan ukuran
produk perikanan yang dihasilkannya; (ii) tujuan dan strategi pemasaran produk
perikanan dan (iii) teknik yang digunakan dalam mengukur keberhasilan
pelaksanaan kegiatan pemasaran produk perikanan. Ringkasnya, sebuah rencana
pemasaran produk perikanan menggambarkan semua kegiatan pemasaran yang
akan dilakukan dalam periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Penyusunan
sebuah rencana pemasaran produk perikanan, kita dituntut untuk memiliki
pemahaman menyeluruh tentang: (i) kegunaan produk perikanan yang
ditawarkan; (ii) masalah-masalah yang bisa dipecahkan oleh kebutuhan atau
keinginan yang dapat dipenuhi oleh barang; (iii) pasar yang menjadi target dan
segala karakteristiknya; dan (iv) produk perikanan lain yang menjadi pesaing atau
berpotensi untuk menjadi pesaing.

Pemasaran adalah kondisi situasi bisnis bersifat dapat dikelola, merupakan suatu
sistem, melibatkan produk, promosi, penetapan harga, dan distribusi (yang perlu
dikoordinasi), dan dirancang untuk memberikan sesuatu yang memuaskan atau
nilai kepada suatu kelompok (pasar sasaran), dan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi / individu. Kesimpulannya yang paling penting dari pengertian
pemasaran adalah adanya hubungan dengan pemindahan hak milik secara
memuaskan.

103
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Strategi pemasaran atau bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat


perusahaan untuk memperoleh respon yang diinginkan. Strategi pemasaran adalah
salah satu upaya untuk mengoptimalkan proses pemasaran. Prinsip pemasaran
adalah pencapaian tujuan suatu organisasi tergantung pada seberapa mampu
perusahaan/marketer memahami kebtuhan dan keinginan pelanggannya dan
memenuhi dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding pesaing.

Target market adalah bagian pasar yang dijadikan sebagai tujuan pemasaran.
Pengusaha perikanan dapat mencapai tujuannya hanya kalau memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen dan mampu memenuhinya dengan cara yang
lebih efisien dan efektif dibanding pesaing. Konsekuensinya adalah pengusaha
perikanan harus memahami betul siapa pasar sasarannya, sekaligus bagaimana
perilaku mereka.

Posisi produk adalah suatu tempat yang diduduki produk secara relatif terhadap
pesaing. Tempat tersebut bukan ruang (space) secara fisik, melainkan tempat
berupa image di dalam ruang benak konsumen.

E. Lembar Refleksi Diri

Nama
Kelas / NIS
Tugas
Tanggal

Buatlah Ringkasan dari tugas yang diberikan

104
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Hal apa yang paling bermakna selama mempelajari buku ini

Kemampuan apa yang anda peroleh setelah mempelajari buku ini

Kesulitan apa yang anda hadapi selama mempelajari buku ini

Bagaimana kemampuan yang anda peroleh dapat dikembangkan lebih lanjut

Tuliskan rencana yang anda lakukan sesuai kemampuan yang anda peroleh
setelah mempelajari buku ini

105
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

F. Tugas

Lembar Kerja

Judul : Pemasaran Hasil Perikanan


Waktu : ........... jam

Pendahuluan
Dalam sistem pemasaran perikanan, meliputi kegiatan mulai pengadaan sarana
produksi, produksi, pengolahan pasca panen (agroindustri), pemasaran dan
kelembagaan adalah merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait satu sama
lain. Semua kegiatan dalam agribisnis perikanan tersebut, ada proses
menghasilkan produk. Produsen yang bergerak di bidang sarana produksi akan
menghasilkan produk-produk pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan produksi.
Produsen yang bergerak pada kegiatan produksi akan menghasilkan produk atau
ikan untuk memenuhi kebutuhan pada kegiatan agroindustri. Khususnya kegiatan
pemasaran (marketing), disaat produk sudah dihasilkan baik dalam kegiatan
sarana produksi, produksi dan agroindustri, maka kegiatan pemasaran sangatlah
penting. Tanpa kegiatan pemasaran maka semua produk yang dihasilkan tersebut
adalah merupakan seonggok barang yang tidak bermanfaat.
Dengan demikian, kegiatan pemasaran adalah sangat penting dalam semua
kegiatan yang menghasilkan barang ataupun jasa. Hasil perikanan dapat
dikelompokkan ke dalam bahan mentah dan barang konsumsi. Sebagai bahan
mentah dapat dibeli oleh pabrik atau usaha pengolahan untk diolah menjadi
barang jadi misalnya ikan kaleng, aneka olahan ikan, tepung ikan, dsb. Sebagai
barang konsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir (household consumer,
restaurant, hospital, dll).

Produk perikanan dan kelautan termasuk “perishable goods” atau produk mudah
rusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda dengan
produk barang maupun jasa pada umumnya. Apalagi “image” masyarakat
terhadap produk-produk perikanan juga berbeda atau beragam dengan produk
pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi pemasaran
produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap produk
perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya amis, ikan
banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya bisa atau paling

106
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk perikanan masih


demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah
image tersebut, sehingga kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan
dapat diatasi.

Alat dan bahan


a. Buku
b. Pulpen
c. Pasar

Keselamatan kerja
a. Gunakan pakaian praktek saat melakukan kegiatan di lapangan atau pakaian
lab
b. Berhati-hati selama menggunakan peralatan kerja

Langkah Kerja:

Obeservasi Harga Ikan


a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Pilihlah tempat observasi penjualan ikan ( pasar tradisional, supermarket,
tempat pelelangan ikan)
c. Wawancarai lah pedagang ikan meliputi :
 Jenis ikan yang djual
 Harga jual masing masing ikan
 Harga beli masing masing ikan
 Ikan dibeli dari mana
 Waktu harga ikan naik
 Waktu harga ikan turun
 Jenis ikan yang paling mahal
 Jenis ikan yang paling laku
 Bagaimana strategi pedagang menjual ikan
 Danseterusnya. (pertanyaan masih dapat ditambahkan)
d. Catatlah jenis ikan yang dijual oleh pedagang yang akan di wawancarai
e. Diskusikan hasil wawancara dengan teman anda
f. Buatlah laporan dan presentasikan dengan teman anda

107
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

G. Lembar Soal Tes Formatif


Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dibawah ini.
1. Kemampuan pengusaha perikanan memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggannya dan memenuhi dengan cara yang lebih efisien dan efektif
dibanding pesaing merupakan .....
a. Prinsip pemasaran perikanan
b. Pengertian pemasaran perikanan
c. Prinsip penjualan perikanan
d. Pengertian penjualan perikanan

2. Kegiatan membeli dan menjual, dan termasuk didalamnya kegiatan


menyalurkan barang dan jasa antara produsen dan konsumen disebut ........
a. Prinsip pemasaran
b. Penjualan
c. Pemasaran
d. Perdagangan

3. Proses untuk menggolong-golongkan pasar ke dalam segmen-segmen disebut


a. permintaan pasar
b. menggolong-golongkan pasar
c. memilih pasar
d. penentuan pasar

4. Penyusunan sebuah rencana pemasaran produk perikanan, kita dituntut untuk


memiliki pemahaman menyeluruh tentang kecuali …….:
a. kegunaan produk perikanan yang ditawarkan;
b. masalah-masalah yang bisa dipecahkan oleh kebutuhan atau keinginan
yang dapat dipenuhi oleh barang;
c. pasar yang menjadi target dan segala karakteristiknya;
d. harga ikan / produk yang dijual

5. Sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk disebut …..
a. Penawaran
b. Penjualan
c. Nilai
d. Harga

108
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Kunci Jawaban
1. a
2. c
3. b
4. d
5. d

109
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

H. Penilaian

1. Sikap

2. Pengetahuan

3. Keterampilan

110
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta
didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Nama Peserta Didik : .........................................................................
Kelas : .........................................................................
Topik : .........................................................................
Sub Topik :..........................................................................
Tanggal Pengamatan : .........................................................................
Pertemuann ke : .........................................................................

Skor Ket.
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Sebelum memulai pelajaran, berdoa sesuai agama yang
dianut siswa
2 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran di kelas
3 Kesungguhan siswa dalam melaksanakan praktek
4 Ketelitian siswa selama mengerjakan praktek
5 Kejujuran selama melaksanakan praktek
6 Disiplin selama melaksanakan praktek
8 Tanggung jawab siswa mengerjakan praktek
9 Kerjasama antar siswa dalam belajar
10 Menghargai pendapat teman dalam kelompok
11 Menghargai pendapat teman kelompok lain
12 Memiliki sikap santun selama pembelajaran
Jumlah
Total
Nilai Akhir

111
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Kualifikasi Nilai pada penilaian sikap


Skor Kualifikasi
1,00 – 1,99 Kurang
2,00 – 2,99 Cukup
3,00 – 3,99 Baik

4,00 Sangat baik

∑ skor
NA =
12

112
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

RUBIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

ASPEK KRITERIA SKOR


A. Berdoa sesuai agama yang dianut siswa Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
B. Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
C. Ketelitian siswa selama mengerjakan praktek Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
D. Kejujuran selama melaksanakan praktek Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
E. Disiplin selama melaksanakan praktek Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
F. Memiliki sikap santun selama pembelajaran Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
G. Tanggung jawab siswa mengerjakan praktek Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1

113
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

H. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas Selalu tampak 4


Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
I. Kerjasama antar siswa dalam belajar Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
J. Menghargai pendapat teman dalam kelompok Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
K. Menghargai pendapat teman dalam kelompok Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1

114
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN


TEKNIK NON TES BENTUK PENGAMATAN

Nama Peserta Didik : ................................................................................................................................


Kelas : ................................................................................................................................
Topik : ................................................................................................................................
Sub Topik :.................................................................................................................................
Tanggal Pengamatan : ................................................................................................................................
Pertemuann ke : ................................................................................................................................

Skor Aktivitas Siswa


Jml. NA
Aspek Sikap
No Nama Siswa Berdoa Menghar- Mengharg
Tanggung Kesung- Kerja-
sebelum Interaksi Ketelitian Kejujuran Disiplin Santun gai dlm ai klpk
jawab guhan sama
belajar klpk lain
1
2
3
4
5
6
7

115
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN ASPEK PENGETAHUAN


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Nama Peserta Didik : ..................................................................................


Kelas : ..................................................................................
Topik : ..................................................................................
Sub Topik :...................................................................................
Tanggal Pengamatan : ..................................................................................
Pertemuann ke : ..................................................................................

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dibawah ini

1. Pemasaran yang kurang baik atau tidak memadai, yang paling parah dapat
mengakibatkan suatu usaha mengalami ....
a. stagnasi
b. kemajuan
c. kemunduran
d. keberhasilan
e. kebangkrutan

2. Kemunduran suatu usaha yang diakibatkan oleh pemasaran yang kurang baik atau
tidak memadai terutama dapat dengan mudah pada pengusaha ....
a. kecil
b. besar
c. senior
d. pemula
e. menengah

3. Sebelum kita menentukan dan melaksanakan kegiatan suatu usaha sebaiknya


diidentifikasi terlebih dahulu mengenai ....
a. tempat pemasarannya
b. strategi pemasarannya
c. sasaran pemasarannya
d. wilayah pemasarannya
e. persaingan pemasaranya

116
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

4. Fungsi utama dalam tataniaga benih ikan mas adalah ....


a. transportasi dan penyimpanan
b. transportasi dan pengemasan
c. transportasi dan pembayaran
d. transportasi dan pengolahan
e. transportasi dan penjualan

5. Konsumen akhir bagi benih ikan mas adalah ....


a. petani pembesaran ikan
b. tempat pelelangan ikan
c. restoran menu ikan
d. pedagang ikan
e. pasar ikan

6. Kegunaan waktu yang dapat diciptakan dalam pemasaran benih ikan mas adalah
....
a. bulan januari
b. bulan maret
c. bulan mei
d. bulan juli
e. bulan september

7. Sistem pemasaran benih ikan mas banyak berkaitan dengan berbagai pihak,
kecuali
a. penyedia bahan pengemasan
b. petani pembesaran ikan
c. jasa transportasi
d. penyedia modal
e. penyedia pakan

8. Memaksimumkan tingkat konsumsi ikan mas dapat dilakukan dengan cara ....
a. promosi
b. pelayanan prima
c. diversifikasi jenis benih
d. peningkatan mutu produk
e. diversifikasi ukuran benih

117
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

9. Salah satu cara yang harus dihindari untuk menanggulangi risiko usaha produksi
benih ikan mas akibat kegagalan pemasaran, adalah ..
a. pasar opsi
b. pasar masa depan
c. usaha perlindungan
d. diversifikasi produk
e. pemasaran langsung

10. Pemasaran benih ikan mas dapat diintegrasikan dengan ....


a. usaha penyedia bahan pengemasan
b. usaha pembesaran ikan
c. usaha jasa transportasi
d. usaha perdagangan
e. usaha pakan ikan

118
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Kunci Jawaban

1. e
2. d
3. c
4. a
5. a
6. c
7. e
8. a
9. e
10. b

119
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN ASPEK KETERAMPILAN


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Nama Peserta Didik : ..............................................................................


Kelas : ..............................................................................
Topik : ..............................................................................
Sub Topik :...............................................................................
Tanggal Pengamatan : ..............................................................................
Pertemuann ke : ...............................................................................

Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta
didik, dengan kriteria sebagai berikut :

Skor
No Aspek Pengamatan Ket.
1 2 3 4
1 Membaca buku bacaan / sumber belajar lainnya
sebelum pelajaran
2 Memahami materi pelajaran yang akan di
praktekkan
3 Melakukan persiapan alat dan bahan ang akan
digunakan dengan baik
4 Melakukan pemberokan ikan dengan baik
5 Melakukan pengemasan/pengepakan dengan
baik
6 Menulis laporan praktek sesuai out line yang
dianjurkan
7 Menulis laporan dengan memaparkan dan
membahas data hasil praktek

120
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

RUBIK PENILAIAN KETERAMPILAN


TEKNIK NON TES BENTUK PENUGASAN PROYEK PENGANGKUTAN IKAN
SECARA TERTUTUP

Tahapan Deskripsi Kriteria Skor


kegiatan
Persiapan C. Persiapan Menuliskan 3 bahan ajar atau lebih 4
sumber bahan (A) Menuliskan 2 bahan ajar 3
Menuliskan 1 bahan ajar 2
Tidak menuliskan bahan ajar 1
D. Persiapan Bahan Menyediakan 3 bahan dan alat atau lebih 4
dan alat ( B ) sesuai kegiatan / proyek
Menyediakan 2 bahan dan alat sesuai 3
kegiatan/proyek
Menyediakan 1 bahan dan alat sesuai 2
kegiatan/proyek
Tidak menyediakan alat dan bahan 1
PelaksanaanC. Pemberokan ikan Menyiapkan wadah pemberokan, mengisi air 4
wadah pemberokan, memasukkan ikan
kedalam wadah pemberokan, mengalirkan air
terus menerus,
Menyiapkan wadah pemberokan, mengisi air 3
wadah pemberokan, mengalirkan air terus
menerus,
Mengisi air wadah pemberokan, 2
memasukkan ikan kedalam wadah
pemberokan,
Memasukkan ikan kedalam wadah 1
pemberokan, mengalirkan air terus menerus,
.
D. Pengemasan/pac Menyiapkan oksigen, mengisi air bersih 4
king ikan kedalam kantong plastik, memasukkan ikan
menggunakan kedalam kantong plastik, mengeluarkan
kantong plastik udara dari kantong plastik, mengisi oksigen
kedalam kantong plastik,

121
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Mengisi air bersih kedalam kantong plastik, 3


memasukkan ikan kedalam kantong plastik,
mengeluarkan udara dari kantong plastik,
mengisi oksigen kedalam kantong plastik,
Menyiapkan oksigen, mengisi air kotor 2
kedalam kantong plastik, memasukkan ikan
kedalam kantong plastik, plastik, mengisi
oksigen kedalam kantong plastik,
Mengisi air bersih kedalam kantong plastik, 1
memasukkan ikan kedalam kantong plastik,
mengisi oksigen kedalam kantong plastik,
Pelaporan C. Penulisan laporan Menulis laporan dengan out line yang baku, 4
menggunakan bahasa Indonesia EYD, di
ketik rapi, hasil karangan sendiri
Menulis laporan dengan out line yang baku, 3
menggunakan bahasa Indonesia EYD, hasil
karangan sendiri
Menulis laporan menggunakan bahasa 2
Indonesia EYD, hasil karangan sendiri
Menulis laporan menggunakan bahasa 1
Indonesia EYD, hasil contekan dari orang
lain
D. Isi Laporan Membuat laporan dengan data lengkap, 4
membahas data, menghubungkan antar data,
membuat kesimpulan dan saran,
mengumpulkan tepat waktu
Membuat laporan dengan data lengkap, 3
membahas data, menghubungkan antar data,
Membuat laporan dengan data lengkap, 2
membahas data, menghubungkan antar data,
Membuat laporan dengan data lengkap, 1

∑ skor
NA =
6
122
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR NILAI SISWA ASPEK KETERAMPILAN


TEKNIK NON TES BENTUK PENUGASAN PROYEK

Nama Peserta Didik : ...............................................................................


Kelas : ...............................................................................
Topik : ...............................................................................
Sub Topik :................................................................................
Tanggal Pengamatan : ...............................................................................
Pertemuann ke : ...............................................................................

Kegiatan
No Nama Siswa Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Jml NA
A B A B C A B

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
dst

123
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

DAFTAR PUSTAKA

Adi Bagus, 2011. Margin Pemasaran.


http://www.peperonity.com/margin.pemasaran.html
Diakses pada 29 Oktober 2014

Adi, R.K. 2006. Strategi Pemasaran Strawberry di Kecamatan Tawangmangu


Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Vol. 3
No. 1 September 2006. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret
www.sinarharapan.co.id. Diakses tanggal 9 November 20014.

Agus Afianto, 2013. Laporan Praktikum Pemasaran Hasil Perikanan (Sosis Ikan
Bandeng).

Afift.F. 1994. Strategi Pemasaran. Angkasa. Bandung.

Agromedia. 2008. Budidaya Belut di Pekarangan Rumah. PT.Agromedia Pustaka.


Jakarta.

Ahmad.L.,2007. Flora dan Fauna:Belut Tubuhnya Licin. Bergizi Tinggi.


http://www.lampungpost.com. Diakses pada tanggal 08 Nopember 20014
pukul 13.05 WIB. Asri.M.1991. Marketing. Unit penerbit dan percetakan AMP
YKPN. Yogyakarta

Assauri, S. 1987. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. CV. Rajawali.
Jakarta.

Aprizal, Henry. 2012. Analisis Efektivitas Segmentasi Pasar terhadap Peningkatan


Volume Penjualan pada PT. Semen Tonasa Di Pangkep. Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Hasanuddin

Bisnisbali. 2005. Keripik Belut Sasar Semua Kalangan. Diakses dari


www.bisnisbali.com. Pada tanggal 1 Maret 2009.

124
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Boyd, 1988. Water Quality in Warmwater Fish Pond, Forth Printing. Alabama, USA:
Agricultural Experiment Station, Auburn University

Boyd, 1990, Water quality in ponds for aquaculture, Alabama Agricultural Experiment
Station, Auburn. University, 1990 - 482 halaman

Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam,
Alfabeta, Bandung.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofi dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

David, F. R. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Terjemahan. PT. Indeks


Kelompok Gramedia. Jakarta.

jarijah (2001) BUDI DAYA JAMUR TIRAM, Pembibitan, Pemeliharaan dan


Pengendalian Hama- Penyakit , Penerbit Percetakan Kanisius , Yogyakarta

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.

Eva Zhoriva Yusuf dan Lesley Williams, 2007 Manajemen Pemasaran Studi Kasus
Indonesia. Jakarta: PPM.

Evi eliviawati dan Eddy afriyanto (2010), Penanganan Ikan Segar, , Penerbit
Percetakan Kanisius , Yogyakarta

Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen,


Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang.

Frose (1985). Applied respiratory physiology. Great Britain, Cambride


Gitosudarmo, Indriyo. 2008. Manajemen Pemasaran, edisi pertama, cetakan
keempat. BPFE: Yogyakarta.Diakses 28 April 2013

125
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Gerbhards (1965) air transport is probably the most efficient and least stressful method
of securing small numbers of fingerling fish. U. S. Environmental Protection
Agency. Oregon.

Hanafiah, Ir. A. M. Dan Dr. Ir. A. M. Saefuddin. 1983. Tata Niaga hasil Perikanan.
Jakarta: Universitas Indonesia.

Hunger.D.J dan Wheelen.T.L .2003. Manajemen Strategis. Penerbit Andi. Yogyakarta.


Jauch, Lawrence R. Dan Glueck, William F.1991. Manajemen Strategis dan
Kebijakan Perusahaan. Terjemahan Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Kartasapoetra. 1992. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Rineka Cipta. Jakarta.
Kotler, Philip. 1991. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implememtasi
dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta

Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran : Analisis perencanaan danpengendalian.


(Diterjemahkan oleh : Jaka Wasana). Penerbit Erlangga. Jakarta.

Lupiyoadi Rambat, Hamdani A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2, Penerbit


Salemba Empat, Jakarta.

Marzuki,1983 dalam Rizka 2003). Marzuki, 1983.Metodologi riset. Fakultas ekonom.


Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.

Nawawi,1986. Pemasaran Hasil Perikanan. http:/dhilablogspot.com. pemasaran.


Diakses pada tanggal 28 Oktober 2014.

Ningrum, Putri Ardhanareshwari Hamardika. 2010. Analisis Strategi Pemasaran Usaha


jasa pembuatan Dan Perbaikan Furniture Ud. Suryani Furniture, Bogor, Jawa
Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor : Bogor

Sopyan, Oop. 2009. DefinisiSaluranPemasaran. http://jurnal sdm.blogspot


.com/2009 /07/segmentasi-pasar-definisi smanfsaatdan.html.Diaksestanggal30
April 2014, pukul 08.27 WIB

126
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Suryati, 2008, Kebiasaan Makan Ikan.FKM, Universitas Indonesia

Swastha, Basu.2001.Manajemen Penjualan.Yogyakarta:BTFE

Lubis, Arlina Nurbaity. 2004. Strategi Pemasaran Dalam Persaingan Bisnis. Universitas
Sumatera Utara : Medan

Syahyunan. 2004. Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan.


Universitas Sumatera Utara : Medan

Wijayanto, Fransisca A. dan Indriyani, Ratih. 2013. Pengelolaan dan Pengembangan


Usaha pada Belvia Mini Pie. AGORA Vol. 1, No. 1. Program Manajemen Bisnis,
Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra : Surabaya

127
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

GLOSARIUM

Agroindustri = Kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai


bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan
serta jasa untuk kegiatan tersebut
Produsen = Penghasil sesuatu
Produk = Hasil
Marketing = Pemasaran
Karakteristik = Sifat-sifat
Spesies = Jenis dalam satu kelompok
Klimatologik = Yang berhubungan dengan iklim
Delay = Penundaan keberangkatan
Kemasan/packing = Pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di
dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta
gangguan fisik
Booking cargo = Pemesanan pengiriman barang
Styrefoam = Sebuah kotak yang terbuat dari bahan polystyrene
Fiberglass = Bak yang terbuat dari bahan serat diperkuat polimer
terbuat dari matriks plastik yang diperkuat oleh serat
kaca yang halus
Pemberokan = Mempuasakan ikan pada suatu wadah untuk
mengurangi lemak dan mengeluarkan kotoran dalam
tubuh ikan
Pengangkutan = Memindahkan suatu barang dari satu tempat ke tempat
lain
Sortir = Memilih ikan berdasarkan kesehatan, cacat
Grading = Memilih ikan berdasarkan ukuran
Treatmen = Memberikan perlakuan agar sesuai dengan keinginan
Kalium Permanganat = Sebuah Sebuah nama umum untuk senyawa kimia
yang mengandung ion manganat (VII) ion, (MnO4−)
berfungsi mengobati penyakit ikan
Amoniak = Senyawa kimia dengan rumus NH3, hasil metabolisme
bahan organik dalam perairan merupakan racun bagi
ikan

128
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Karbondioksida = Zat Zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon
Oksigen terlarut = Salah Salah satu parameter penting dalam analisis
kualitas air yang berfungsi untuk pernapasan organisme
Media = Perantara, wadah
Parameter = Tolok ukur, ukuran, kriteria
Nitrit = Salah Salah satu bentuk senyawa Nitrogen, dalam hal
ini nitrit adalah derivat senyawa nitrogen. Nitrit dalam
bentuk senyawa ionik di simbolkan dengan NO2- yang
merupakan hasil oksidasi senyawa ammonia (NH3 dan
NH4+ )
Alkalinitas = Kapasitas Kapasitas air untuk menetralkan tambahan
asam tanpa penurunan nilai pH larutan
Respirasi = Pernapasan
Kadar = Jumlah, kandungan
Terabsorpsi = Terserap
Haemoglobin = Protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh
Keasaman = Derajat keasaman yang diukur dengan pH
Atmosfer = Lapisan gas dengan ketebalan ribuan kilometer yang
terdiri atas beberapa lapisan dan berfungsi melindungi
bumi dari radiasi dan pecahan planet lain
Polyetheline = Bahan termoplastik yang digunakan secara luas oleh
konsumen produk
Biomassa = Jumlah individu tiap volume/m
Seleksi = Pemilihan
Metabolisme = Rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal
dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel
Anestesia = Suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
Biokimiawi = Proses kimia yang terjadi pada mahluk hidup
Mikrobiologik = Semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan
mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik,
protozoa, dan Archaea

129
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Sensorik = Uji indera merupakan cara pengujian dengan


menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Organoleptik = Uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Fisikawi = Perubahan bentuk
Kimiawi = Perubahan fisik, sifat akibat interaksi/reaksi
Kelenturan = Keadaan lentur
Enzim = Berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi)
dalam suatu reaksi kimia organik
Keranjang = Bakul besar yg anyamannya kasar-kasar
Hidup = Masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana
mestinya, bernafas, tumbuh dan berkembang
Segar = Nyaman, sehat, masih baru
Pesaing = Perusahaan/lembaga atau perorangan yang
menghasilkan atau menjual barang atau jasa yang sama
atau mirip dengan produk yang kita tawarkan
Konsumen = Pemakai
Potensial = Mempunyai potensi (kekuatan, kemampuan,
kesanggupan); daya berkemampuan?
Pelanggan = Pembeli tetap
Target customers = Sasaran pelanggan
Respon = Tanggapan
Sasaran = Hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi
Promosi = Iklan mengenalkan suatu barang
Kelas atas = Orang yang memiliki kelas ekonomi diatas rata rata
Prestise = Wibawa (perbawa) yg berkenaan dengan prestasi atau
kemampuan seseorang
Values = Nilai suatu barang
Marketer = Pemasar, orang yang memasarkan suatu produk
Fluktuasi = Naik dan turunnya suatu nilai, angka, harga
= Naik dan turunnya suatu nilai, angka, harga
Fluktuasi

130
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Utilitas = Menyedakan keperluan /kebutuhan konsumen


premis-premis = Apa yg dianggap benar sbg landasan kesimpulan
kemudian; dasar pemikiran; alasan;?
Responsibility = Pertanggungjawaban
Konsumerisme = Paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau
kelompok melakukan atau menjalankan proses
konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi
secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar
dan berkelanjutan?
Risk bearing = Kemampuan menanggung resiko
Dominant = Yang memiliki pengaruh cukup besar,
Kreatifitas = Kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu
yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,
dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude,?
Mmarketing mix = Seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus mencapai tujuan pemasarannya
di pasar sasarn?
Fundamental = Kebenaran umum, dasar realitas
Grosir = Penjualan barang kepada pengecer
Selling = Penjualan
Profit = Keuntungan
Diversifikasi = Perluasan usaha
Image = Suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang
Supermarket = Toko besar yang menjual segala kebutuhan sehari-hari,
pasar yang besar
Market = Pasar
Mini = Kecil
Stakeholder = Segenap pihak yang terkait dengan isu dan
permasalahan yang sedang diangkat?
Distribusi = Penyebaran

131
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

INDEKS

A J
Alat transportasi 10,12,44,45 Jarak tempuh 12,18,54,98
Amoniak tinggi 14,26,46 Jenis ikan
Air dingin 41,48 5,6,14,25,42,44,71,79,86,87,88,89,94,97,99,107
Analisis situasi 80,84
Autolysis 22,47,48

B K
Biokimiawi 29,46,62,129 Kemasan 8,11,12,38,39,47,76,96,99
Bak 6,7,13,14,15,19,21,23,26,45,52 Keputusan Pasar, 81
Bakteri 7,15,24,32,33,34,47,129 Konsep produksi 93
Booking cargo 12 Konsumen 5,27,29,42,46,71,73,74,75
Konsumsi oksigen 19,24,28,38,41,46,48,51
Kalium Permanganat 14
Kantong plastik 19,24,38,39,40,43,44,45
Karbondioksid 14,15,16,26,39,40,43,46
Keasaman 17
Kepadatan 18,22,24,25,36,44,45
Keramba jaring 22
Ketersediaan oksigen 5,10,17,18,19,25
Kolam 6,7,15,19,21,22,23,24,31,36,46,47
Kualitas air
1,2,7,9,10,14,15,16,19,25,26,43,45,46

C M
Ciri-ciri pemasaran 84 Mikrobia 29
Manusia 31,11,45,75,82,83
Media air 14,18,37,38,39,40,44,45,46,47
Mengangkut 7,9,36,45,47
Mobil 11,12,20,25,45
Motor 11,12,45

132
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

D O
Diseleksi 14 Oksigen terlarut
Drum 13,27,34,36,37,45,47,50 5,9,10,11,13,14,15,17,18,19,20,38,43,44,46
Deversifikasi 86

E P
Enzim 33,34 Pelanggan 74,75,80,83,92,93,102,104
Es 34,35,38,40,41,48 Pemasaran 3, 8,35,51,71,72
Ember 6,13,27,37,50 Pembelian 76,88,96,97
Penerapan teknologi 89,94
Penjualan
20,71,74,77,82,83,91,92,93,94,95,96,97,107,108
Perdagangan 91,96,97
Perencanaan pemasaran 79,81,103
Perilaku konsumen 88
Persaingan 14,26,80
Posisi pasar 86,87
Produk mudah rusak 73,101,106
Promosi 74,75,77,78,82,83,94,95,103
Parasit 21,24
Pemberokan 6,13,14,20,26,41,48
Penangkapan ikan 21
Pengangkutan 1,2,3,6,7,9,10,11
Pesawat 11,12,27,38,44,45
pH 15,16,17,32,39,43,46,47
Penampungan 5,6,20,21,23,31

F
Fiberglass 13,37,45 S
Secara terbuka 7,13,36,38,45,47
G Segmen pasar 86,88
Gas-gas beracun 28,46,51 Strategi pemasaran 73,79,80,83,84,101,104,107
Grading. 14,20,21,33,46 Sistem pengangkutan 3,7,11,29,36,38,47
Sortir 14,16
Styreofoam 12

133
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

Suhu 15,17,18,23,24,25,31
Suhu air 37,38,39,40,42,44,47,53

H T
Harga Tepat waktu 11,122
5,12,71,72,75,76,78,81,86,88,91,92,93, Tempat
99,102,103,107 9,14,21,24,26,27,29,31,35,36,38,41,45,47,4
Harga Ikan 5,71,72,107 9,71,75,76,78,81,85,86,87,88,99,104

I U
Identifikasi Pasar 78 Ukuran 5,7,117,128
ikan segar 28 Umur dan ukuran ikan 10,53
Intergrasi vertikal 86 Utilitas bentuk 92
Utilitas citra 93
Utilitas informasi 92
Utilitas kepemilikan 93
Utilitas tempat 92
Utilitas waktu 92
V
volume air 24,25,28,40,51

134
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2

135

Anda mungkin juga menyukai