KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam
perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar
kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar
kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan
tersebut.
Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruhan yang
disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini diberisi
materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan,
keterapilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan
abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang
dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai
kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam
kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang
tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk
meningkatkan dan menyesuaikan daya serp siswa dengan ketersediaan kegiatan
buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-
kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan
alam.
Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk
itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk
perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih.
Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia
pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia
Merdeka (2045)
vii
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
DAFTAR ISI
viii
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
ix
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
DAFTAR GAMBAR
x
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kualitas air yang optimal untuk ikan air tawar ........................................... 16
Tabel 2. Tanda-tanda ikan segar dan ikan yang sudah tidak segar ........................ 31
Tabel 3. Jenis dan dosis obat pembius untuk pengangkutan ikan........................... 43
Tabel 4. Proyeksi Permintaan Benih Ikan Patin .................................................... 101
xi
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
BAGIAN 1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku Panen dan Pasca Panen II ini akan mempelajari Perhitungan pertumbuhan ikan,
Perhitungan tingkat sintasan/kelulushidupan, Derajat kelangsungan hidup (Survival
Rate), Penanganan hasil panen ikan, Teknik rantai dingin, Penanganan higienis,
Penanganan hasil panen ikan, Persyaratan kualitas ikan, Jenis bahan pembiusan
ikan, Teknik packing/pengemasan ikan, Teknik packing/pengemasan ikan, Teknik
pengangkutan/ transportasi ikan, Analisis pasar , Analisis pasar dan Evaluasi hasil
pemasaran
B. Prasyarat
Untuk mempelajari buku panen dan pasca panen 1 ini anda terlebih dahulu telah
memahami Teknik Pembenihan, Teknik Pembesaran ikan, pengelolaan kualitas air,
pengendalian hama dan penyakit ikan serta penangan ikan. Pemahaman tentang
fisika, kimia, biologi khususnya mikrobiologi sangat membantu dalam mempelajari
buku ini, Untuk dapat memahami isi buku ini, anda harus mempelajari dan memahami
secara berurutan Bab demi bab serta mengerjakan setiap tugas-tugas dalam buku ini.
C. Petunjuk Penggunaan
Desain pembelajaran pada Buku panen dan pasca panen 2 ini adalah sesuai
kurikulum 2013, dimana pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik dimana keaktifan anda merupakan dominan dan utama
dalam pembelajaran. Oleh sebab itu anda disarankan melaksanakan kegiatan
pembelajaran 5 M yaitu mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan materi yang sedang di pelajari.
Berdasarkan hal tersebut diatas, anda disarankan mengumpulkan informasi baik
pengalaman sendiri, masyarakat, pengetahuan, keterampilan tentang pemanenan
dan pasca panen hasil perikanan. Pengumpulan informasi tersebut dapat berasal dari
buku, majalah, surat kabar, tanya jawab dengan pengusaha, internet dan sebagainya.
Informasi tersebut dikumpulkan untuk mendukung dan memahami mata pelajaran ini.
1
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Selain hal yang tidak kalah pentingnya adalah pemahaman pelajaran sebelumnya
yang telah anda dapat yaitu pembenihan, pembesaran, pengelolaan kualitas air,
pengendalian hama penyakit ikan dan pemanenan da pasca panen hasil perikanan 1.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari buku Panen dan Pasca Panen 2, anda akan memahami :
1. Perhitungan Pertumbuhan Ikan
2. Perhitungan tingkat sintasan/kelulushidupan
3. Perhitungan pertumbuhan kekerangan
4. Panjang total
5. Panjang mutlak
6. Berat total
7. Perhitungan tingkat sintasan/kelulus hidupan
8. Derajat kelangsungan hidup (Servival Rate)
9. Penanganan hasil panen ikan
10. Teknik rantai dingin
11. Penanganan higienis
12. Penanganan hasil panen kekerangan
13. Persyaratan kualitas mutiara
14. Jenis bahan pembiusan ikan
15. Teknik packing/pengemasan ikan
16. Teknik packing/pengemasan kekerangan
17. Teknik pengangkutan/transportasi kerang kering
18. Analisis pasar
19. Evaluasi hasil pemasaran
2
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
3
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
F. Peta Konsep
4
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
BAGIAN 2: PEMBELAJARAN
Panen ikan merupakan pekerjaan akhir dari budidaya ikan dan dilanjutkan dengan
kegiatan pascapanen. Kegiatan pemanenan ikan harus direncanakan meliputi waktu
panen, peralatan, tenaga kerja, penampungan, dan pemasaran hasil panen. Penentuan
waktu panen dengan memperhitungkan/memprediksi permintaan pasar, ukuran ikan,
cuaca, jumlah ikan dan sebagainya.
Kegiatan pemanenan ikan dapat menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan. Pada
jenis ikan tertentu ukuran dan warna ikan di tentukan oleh permintaan pasar. Permintaan
pasar ikan lele umumnya adalah 6-8 ekor /kg. Beberapa daerah perminataan pasar akan
ikan mas adalah berwarna kuning dan beberapa daerah berwarna hitam. Pemanenan ikan
sangat berhubungan dengan iklim /cuaca. Sebelum panen juga perlu dipelajari sistem
pemasaran ikan. Sistem pemasaran ikan lebih difokuskan pada tata niaga ikan. Sebaiknya
tata niaga ikan dilakukan langsung ke tangan konsumen agar harga ikan lebih tinggi
dibandingkan pemasaran ikan melalui pihak ke tiga. Pemanenan ikan dilakukan pada
saat suhu air/udara dingin. Suhu air tersebut berhubungan ketersediaan oksigen terlarut
dalam air.
Penentuan jumlah dan ukuran ikan sebelum pemanenan bertujuan untuk menghitung
pendapatan, daya serap pasar, tenaga kerja, waktu panen, peralatan yang disiapkan dan
sebagainya. Perhitungan jumlah ikan panen dilakukan dengan jumlah penebaran awal,
ukuran ikan, mortalitas dan jumlah pemberian pakan. Perhitungan ukuran dan jumlah ikan
harus dilakukan dengan sampling ikan secara berkala.
Pascapanen hasil perikanan adalah tahapan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan
(pemanenan) hasil perikanan sampai siap untuk dipasarkan. Dengan kata lain kegiatan
pasca panen hasil perikanan meliputi persiapan pemanenan, pemanenan, pembersihan,
sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi
hasil budidaya ikan sampai hasil perikanan tersebut sampai ke tangan konsimen.
Sedangkan Penanganan pascapanen hasil pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan
5
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
dan pengolahan langsung terhadap hasil perikanan yang karena sifatnya harus segera
ditangani untuk meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan dan
daya guna lebih tinggi. Khususnya terhadap komoditas ikan, tahapan pascapanen hasil
perikanan meliputi pemberokan ikan, penampungan, pemanenan, pembersihan, sortasi,
packing, transportasi, pendinginan, dan pengawetan. Penanganan pascapanen hasil
perikanan bertujuan untuk menekan tingkat kerusakan hasil panen komoditas perikanan
dengan meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas perikanan agar dapat
menunjang usaha penyediaan bahan baku industri dan kebutuhan masyarakat.
Kegiatan Belajar 1
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi ? ikan, anda akan memahami :
Prinsip - prinsip pengangkutan/ transportasi ikan
Teknik pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
Apakah anda pernah memindahkan ikan dari satu kolam ke kolam lain yang saling
berdekatan? atau memindahkan ikan dari akuarium di rumah anda ke bak atau ember
teman atau tetangga anda?. Pemindahan ikan baik dari luar negeri masuk ke
Indonesia atau dari satu propinsi/kota ke propinsi / kota lain atau dari akuarium ke bak
merupakan salah satu contoh pengangkutan ikan.
6
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Pengangkutan ikan dari satu negara ke negara lain, satu propinsi / kota ke propinsi
/kota lain berbeda teknik pengangkutannya dengan mengangkut ikan dari satu
akuarium / kolam ke akuarium/kolam lain dalam satu lokasi. Dengan kata lain
pengangkutan ikan yang jauh, berbeda dengan teknik pengangkutannya dengan yang
lebih dekat. Demikian juga membawa ikan ukuran kecil dan ikan uuran besar berbeda
teknik pengangkutannya.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh para supplier dalam pengiriman ikan adalah
survival rate yang rendah diantaranya disebabkan karena kualitas air yang memburuk
selama pengangkutan. Jhingran dan Pullin (1985) menyatakan bahwa kematian ikan
pada sistem pengangkutan umumnya disebabkan oleh tingginya kadar CO₂,
akumulasi amoniak, ikan terlalu aktif, infeksi bakteri dan luka fisik akibat penanganan
yang kasar. Hal ini terjadi karena pengiriman ikan ke daerah memerlukan waktu yang
cukup lama yaitu hingga 24 jam.
1. Mengamati / mengobservasi
a. Bacalah literatur tentang pengangkutan ikan!
b. Amatilah ikan yang terdapat pada pengemasan/packing ikan secara tertutup
dan terbuka!
c. Catat perilaku ikan (gerakan, cara bernapas, makan, berenang dan
sebagainya) pada kedua pengemasan/packing (secara tertutup dan terbuka)
setiap10 menit.
No Perilaku 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit
1 Gerakan
2 Cara bernapas
3 Makan
4 Berenang
5 Pingsan
7
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
2. Menanya
a. Diskusikan dalam kelompok anda perilaku ikan dalam kedua
kemasan/packing tersebut!
b. Bandingkan perilaku ikan pada kedua kemasan tersebut!
c. Apakah penyebab perilaku ikan tersebut pada ke dua kemasan?
3. Mencoba/mengumpulkan informasi
a. Masing masing kelompok melakukan pengemasan / packing ikan secara
tertutup,dengan beberapa perlakuan sebagai berikut :
Perlakuan Perilaku
Kel pengemasan/
Gerakan Bernafas Makan Berenang Pingsan Mati
packing
1 Perbandingan Oksigen
dan air adalah 3:1,
ukuran ikan 3-5 cm
benih ikan sebanyak
20 ekor/liter air
2 Perbandingan Oksigen
dan air adalah 1:3,
ukuran ikan 3-5 cm.
benih ikan sebanyak
20 ekor/liter air
3 Perbandingan Oksigen
dan air adalah 1:3,
ukuran ikan 9-12 cm
benih ikan sebanyak
20 ekor/liter air
4 Perbandingan Oksigen
dan air adalah 1:3,
ukuran ikan 9-12 cm,
benih ikan sebanyak
50 ekor/liter air
8
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
4. Mengasosiasi
a. Bagaimana hubungan jumlah ikan dengan perilaku ikan dalam wadah
pengemasan ikan secara tertutup?
b. Bagaimana hubungan suhu air dengan kandungan oksigen terlarut dalam
pengemasan ikan secara tertutup?
c. Bagaimana hubungan kualitas air dalam pengemasan secara tertutup
dengan perilaku ikan?
5. Mengkomunikasikan
a. Buatlah laporan hasil pengamatan anda pada kegiatan pengemasan ikan!
b. Presentasikan hasil diskusi dan pengamatan anda di depan kelas!
C. Uraian Materi
9
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
10
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
11
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
12
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Alat pengemasan /packing secara terbuka (ember, drum, fiberglass dan bak)
umumnya mengirim/membawa ikan dengan jarak dekat. Oksigen yang
dibutuhkan ikan selama pengangkutan/perjalanan berasal dari difusi okisgen
yang berasal udara yang masuk kedalam alat pengangkutan tersebut. Selain itu
untuk menyediakan oksigen terlarut dalam air pengemasan/packing secara
terbuka dapat menggunakan aerasi dengan menggunakan aerator/blower.
Sedangkan pengemasan /packing menggunakan kantong plastik umumnya
mengirim/membawa ikan dengan jarak jauh. Pada alat pengemasan/packing
kantong plastik, oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan selama
pengangkutan/perjalanan disediakan dengan memasukkan oksigen murni
kedalam kantong plastik.
13
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Perlakuan pada ikan yang akan diangkut juga turut menentukan kesuksesan
dalam menerapkan prinsip pengangkutan ikan, baik sebelum maupun selama
pengangkutan. Perlakuan tersebut adalah :
a. Ikan harus ditreatmen, atau disucihamakan terlebih dahulu, yaitu dengan cara
merendam dalam obat tertentu, contoh Kalium Permanganat (PK), dengan
dosis tertertu dan dalam waktu, atau lamanya tertentu pula.
b. Ikan yang akan diangkut harus diberok dahulu. Yaitu ditampung dalam bak
dengan aliran air bersih, dan tidak diberi pakan tambahan. Tujuan
pemberokan adalah untuk mengeluarkan kotoran dari tubuh ikan. Karena ikan
yang baru dipanen banyak mengandung kotorannya. Tujuan pemberokan
adalah agar selama pengangkutan, ikan akan mengeluarkan kotoran. Kotoran
tersebut akan menurunkan kualitas air dalam alat pengangkutan. Kotoran ikan
dalam media air akan menurunkan kandungan oksigen terlarut dan
meningkatkan kandungan karbondioksida dan amoniak.
c. Ikan yang akan diangkut harus diseleksi terlebih dahulu sesuai ukuran dan
jenis ikan. Ukuran ikan yang kecil ditempatkan bersama dengan ukuran ikan
yang kecil, demikian juga ukuran yang besar di tempatkan bersamaan dengan
ukuran yang besar. Tujuan seleksi adalah agar ukuran ikan menjadi seragam,
sehingga bila diangkut tidak terjadi persaingan selama pengangkutan.
Persaingan tersebut berupa persaingan dalam memperebutkan tempat dan
oksigen terlarut. Ikan yang berukuran lebih besar membutuhkan tempat lebih
besar. Demikian juga persaingan oksigen terlarut, ikan besar membutuhkan
oksigen terlarut dibandingkan ikan berukuran kecil.
14
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
15
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
a. Karbondioksida (CO₂)
Karbondioksida (CO₂) dalam media pengangkutan merupakan hasil respirasi
dan dapat mengancam kelangsungan hidup ikan. Jumlah CO₂ yang
terlampau banyak akan bersifat racun bagi ikan (Jhingran dan Pullin, 1985).
Kadar CO₂ terlarut lebih dapat ditoleransi oleh ikan dibandingkan dengan
amoniak, bahkan banyak ikan yang hidup pada air yang mengandung CO₂
lebih besar dari 60 mg/l (Boyd, 1992). Kadar CO₂ sebesar 50-100 mg/l dapat
membunuh ikan dalam waktu relatif lama. Kadar CO₂ dalam air juga
mempengaruhi pH air. Pada saat kandungan CO₂ tinggi maka pH air rendah
demikian pula sebaliknya jika CO₂ rendah maka pH air tinggi (Boyd, 1990).
b. Amoniak (NH3)
Selama pengangkutan ikan amoniak merupakan penyebab kegagalan utama.
Amoniak dalam media pengangkutan ikan berasal dari metabolisme bahan
organik yang terdapat pada media ( air ). Bahan organik tersebut berasal dari
lumpur dan kotoran ikan. Lumpur pada media (air) pengangkutan ikan
berasal dari air yang tidak bersih. Air pengangkutan ikan harus menggunakan
air bersih. Oleh sebab itu sebelum pengangkutan, ikan harus terlebih dahulu
di berok selama 2-3 hari.
Amoniak adalah suatu produk hasil dari metabolisme protein dan disisi lain
amoniak merupakan racun bagi ikan sekalipun konsentrasinya sangat rendah
(Zonneveld et al., 1991). Amoniak dan nitrit yang tinggi dalam perairan
16
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
d. Oksigen Terlarut
Ikan bernapas dengan insang, dan mengambil/menghirup oksigen terlarut
dari dalam air. Agar ikan bisa bernapas dengan bebas di air, diperlukan
oksigen terlarut yang cukup. Demikian juga pada wadah pengangkutan ikan,
harus tersedia oksigen terlarut yang cukup pada media pengangkutan ikan.
Pada pengangkutan ikan secara tertutup, ketersediaan oksigen terlarut
terbatas. Oleh sebab itu jika jarak pengangkutan jauh atau membutuhkan
17
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kepadatan ikan pada saat pengangkutan tergantung ukuran ikan dan jarak
pengangkutan. Ikan yang berukuran kecil, kepadatan dalam wadah
pengangkutan dapat lebih tinggi/padat. Sebaliknya ikan yang berukuran
semakin besar, maka padat penebaran ikan makin rendah. Kepadatan juga
sangat tergantung dari lamanya pengangkutan. Ikan yang diangkut dalam
waktu yang lebih lama, kepadatannya harus lebih rendah, dibanding ikan
yang diangkut dalam waktu yang singkat. Ini sangat tergantung dari
ketersediaan oksigen selama pengangkutan.
Oksigen merupakan merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan.
Kadar oksigen yang terlarut di perairan bervariasi, tergantung pada
temperatur, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Semakin besar
18
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Dalam hal ketersediaan oksigen terlarut dalam air, pengangkutan ikan hidup
sama dengan memelihara ikan di kolam/akuarium. Ketersediaan oksigen
dalam wadah pengangkutan berbeda dengan di kolam. Ketersediaan oksigen
dalam wadah pengangkutan sangat terbatas, hanya cukup untuk beberapa
jam saja. Sedangkan di kolam/tambak/ akuarium ketersediaan oksigen
berasal dari udara atau air masuk ke kolam. Oleh sebab itu, salah satu
prinsip dalam pengangkutan ikan adalah bagaimana menciptakan suasana
dalam alat pengangkutan agar ikan bisa bernapas dengan baik, sehingga
bisa bertahan hidup hingga di tujuan. Air pemeliharaan di kolam / tambak /
akuarium/bak, oksigen terlarut tanpa batas sehingga ikan berada dalam
keadaan rileks dan hanya mengonsumsi dan memerlukan oksigen pada
tingkat minimal. Sebaliknya bila ikan pada saat pengangkutan akan menjadi
stres akibat guncangan sehingga ikan memerlukan oksigen terlarut maksimal
pada wadah/media pengangkutan. Walaupun menurut Liviawaty dan
Afrianto (1990) bahwa goncangan berdampak positif terhadap ikan yaitu
membantu difusi oksigen ke dalam air.
Selain oksigen yang cukup dalam kantong plastik, yang harus diperhatikan
adalah ikan harus sehat, serta kualitas air dan kondisi pengangkutan yang
memadai.
Pada perairan kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal)
dan musiman, tergantung pada percampuran (mixing) dan pergerakan
(turbulence) massa air, aktifitas fotosintesis, respirasi dan limbah (effluent)
yang masuk ke badan air.
Peningkatan temperatur sebesar 1o C akan meningkatkan konsumsi oksigen
sekitar 10% (Boyd, 1988). Dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan
anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol
(anaerob).
Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan temperatur
menggambarkan bahwa semakin tinggi temperatur, kelarutan oksigen
19
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
7. Administrasi
Administrasi merupakan hal yang penting dalam pengangkutan ikan khususnya
pengangkutan ikan menempuh jarak jauh. Administrasi tersebut terdiri dari
administrasi kendaraan seperti SIM pengemudi, STNK mobil. Administrasi lainnya
adalah surat jalan, bon /kuitansi penjualan, surat bebas penyakit, alamat
pengiriman dan surat dari karantina.
Keterpaduan antara alat pengangkutan, pengemasan/packing, ikan dan media
(air) hidup ikan dan administrasi merupakan satu sistem untuk mensukseskan
pengangkutan ikan hidup.
20
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Selanjutnya ikan dipacking dan segera dikirim ke tempat tujuan, misalnya benih
diangkut ke kolam-kolam pemeliharaan atau penebaran di lokasi yang dekat atau
ikan konsumsi yang dikirim segera untuk diolah. Lama penampungan dilakukan
selama 2-3 hari atau lebih. Pada awal penampungan dilakukan sortasi dan
grading. Sortasi dilakukan terhadap ikan yang cacat atau ikan yang sakit.
Sedangkan grading dilakukan terhadap ukuran ikan. Ikan dipilah menjadi ikan
yang berukuran besar, sedang dan kecil agar pada saat pengemasan/ packing
dapat dilakukan sesuai ukuran ikan. Penanganan harus dilakukan dengan hati-
hati agar ikan tidak stres, terluka dan terserang penyakit.
21
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
masuk kolam agar mendapatkan air yang segar dan bersih. Kantong jaring
ukuran 2-4 m x 1-4 m dan tinggi 0,8 m lebih cocok digunakan bila dibanding
kantong berukuran besar.
b. Keramba jaring
Keramba jaring dibuat dengan kerangka besi atau kayu dan kisi-kisinya
dilapisi jaring. Benih ukuran 3-5 cm dengan waring ukuran lubang 0,4-0,5 cm
dan ikan lebih besar 10 cm menggunakan jaring polyetheline ukuran lubang 1
inci. Ikan-ikan lunak seperti karper dan lele dapat ditampung dalam keramba
kecil. Ikan-ikan tersebut tahan terhadap kandungan oksigen relatif rendah
dan kepadatan tinggi. Karper tidak besirip keras dan duri keras lele tidak
tegang, sehingga dalam keadaan padat tidak merusak ikan lainnya.
22
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
c. Bak/Kolam permanen
Bak/kolam permanen berukuran panjang 2-6 m, lebar 1-2 m dan tinggi 1 m
sangat tepat untuk penampungan ikan dalam jangka waktu relatif lama.
Dinding bak dibuat halus agar tidak melukai ikan. Aliran air cukup dan level
air mudah diatur dan pengurasan total dapat dilakukan dengan cepat. Oleh
karena itu pintu air pembuangan dibuat model monik dengan pintu berupa
beberapa papan yang dipasang pada sekat. Untuk lebih mudah
pengangkatan ikan dan penampungan bisa dilapisi jaring, sehingga air tidak
perlu harus dibuang total. Apabila ikan harus diberi pakan, dengan sebanyak
1% berat total per hari. Namun sehari sebelum diangkut, pemberian pakan
harus dihentikan.
23
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
tempat/kolam yang lebih longgar dan airnya mengalir. Tangki volume 150
liter dengan suplai air 0,5 liter per detik dan aerasi cukup dan suhu 10°C
dapat menampung selama beberapa minggu, contoh untuk ikan trout : bobot
ikan sebanyak 8-12 kg ikan dengan ukuran 200-300 gram/ekor, bobot ikan
sebanyak 6-8 kg ikan dengan ukuran 100 gram, jumlah ikan sebanyak 1000
ekor ikan dengan ukuran 8-10 cm. Menurut Schaperclaus (1933) dalam Huet
(1972) tiap meter kubik tangki dapat digunakan untuk menyimpan 150 kg
ikan dengan ukuran 300-400 gram/ekor.
Penampungan ikan pada air yang berkualitas baik dilakukan dengan tidak
diberi pakan (dipuasakan) selama 1-2 hari. Penampungan ini dimaksud untuk
menghilangkan lumpur, parasit, bakteri pada permukaan kulit dan kotoran
(ekskresi) dari dalam tubuh. Parasit dan bakteri ini akan menjadi penyaing
ikan dalam konsumsi oksigen selama pengangkutan. Penampungan tanpa
pemberian pakan bertujuan agar proses metabolisme dan aktivitas gerak
ikan selama pengangkutan menjadi lemah, sehingga laju konsumsi
oksigennya rendah. Penggunaan obat-obatan anestesia (pembius) akan
lebih menekan aktivitas.
Fq = 38 x W 0,5
Keterangan :
Fq = jumlah ikan per volume (g/liter)
W = bobot rata-rata ikan per ekor (g)
24
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kepadatan ikan merupakan jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan
luas atau volume. Peningkatan padat penebaran dapat dilakukan sampai batas
tertentu bergantung pada jenis ikan yang dibudidayakan yaitu berdasarkan umur
dan ukuran masing-masing individu serta metode atau sistem budidaya yang
digunakan (Huet, 1994). Stickney (1979) menyatakan bahwa kepadatan ikan
yang semakin tinggi dapat menyebabkan semakin banyak masalah yang timbul,
seperti serangan penyakit, memburuknya kualitas air, terjadinya kompetisi dalam
mengambil pakan yang pada akhirnya dapat menimbulkan kanibalisme. Pada
kondisi kepadatan ikan yang tinggi, maka ketersediaan oksigen untuk setiap
individu makin berkurang, sedangkan akumulasi bahan buangan metabolik ikan
akan makin tinggi (Hepher, 1978)
Kepadatan ikan tidak boleh teralu tinggi agar tidak berdesak-desakan. Sediakan
sedikit areal, atau sekitar setengah bagian dari tubuhnya. Kepadatan dalam satu
wadah sangat tergantung dari ukuran ikan. Ikan yang berukuran kecil, jumlahnya
lebih banyak dari ikan besar. Kepadatan juga sangat tergantung dari lamanya
pengangkutan. Ikan yang diangkut dalam waktu yang lebih lama, kepadatannya
harus lebih rendah, dibanding ikan yang diangkut dalam waktu yang singkat. Ini
sangat tergantung dari ketersediaan oksigen selama pengangkutan.
25
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
harus sore hari, sehingga tiba di tempat tujuan pada malam atau pagi hari.
Perlakuan pada ikan yang akan diangkut juga turut menentukan kesuksesan
dalam menerapkan prinsip pengangkutan ikan, baik sebelum maupun selama
pengangkutan. Ini juga berkaitan erat dengan sifat ikan. Justru inilah yang
menjadi faktor terpenting dari yang lainnya, dan menjadi kiat dalam
pengangkutan.
26
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Pengangkutan benih maupun ikan konsumsi hidup antar lokasi, antar pulau
bahkan antar negara sudah biasa dilakukan oleh para pedagang. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan lokasi antara tempat produksi dengan konsumen.
Pengangkutan dimaksud untuk memindah dengan jumlah sebanyak-banyaknya,
hidup dan sehat sampai tujuan. Wadah transportasi jarak jauh digunakan:
kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut ataupun pesawat terbang. Pesawat
terbang merupakan sarana transportasi ikan jarak jauh yang paling cepat,
khususnya untuk induk, telur atau benih kecil dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak.
27
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
KO₂ = aWy
Keterangan:
KO2 = konsumsi oksigen (mI/berat ikan/jam)
W = berat ikan (gram)
a = tingkatl laju metabolisme
y = konstante disebut eksponen berat (pada suhu berbeda)
Laju metabolisme (a) setara dengan berat tubuh pangkat 0,8. Sebagai contoh
ikan mas yang dipelihara pada suhu 20 °C mengkonsumsi oksigen sebesar 75 O₂
per kg 0,8 per jam, konsumsi tiap mg dari 500 gram berat tubuh ikan mas
tersebut dapat dihitung sbb.:
1 mg ---> 0,000001 kg --- 0,00001 585 kg 0,8
7,5 x 0,00001 585 = 0,001185 ml O2/ikan/jam
500 g ---> 0,5 kg - 0,5743 kg 0,8
75 x 0,5743 = 43,07 ml O2/ikan/jam
berarti 1 kg ikan mas dengan berat badan masing-masing 1 mg dari 500 gram
mengkonsumsi oksigen 1.000.000 x 0,001185 = 1185 ml O2/ikan/jam, berturut-
turut 2 x 43,07 = 86,14 ml O2/jam.
28
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
29
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
c. Keadaan Mata
Ikan Segar, biasanya menonjol ke luar, cerah.
Ikan Busuk, cekung, masuk ke dalam rongga mata.
d. Keadaan Daging
Ikan segar, dagingnya kenyal, jika ditekan dengan jari telunjuk/ibu jari,
maka bekasnya akan segera kembali.
Daging ikan masih banyak cairan, sehingga daging masih kelihatan
basah, permukaan tubuh belum terdapat lendir.
Setelah beberapa jam daging ikan menjadi kaku.
Kerusakan terjadi pada benang-benang daging, timbul tetes-tetes air
akhirnya daging kehilangan tekstur kenyalnya.
30
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Tabel 2. Tanda-tanda ikan segar dan ikan yang sudah tidak segar
31
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Tabel 3. Tanda-tanda udang segar dan udang yang sudah tidak segar
Parameter Udang Segar Udang Tidak segar
Kenampakan Cerah, cemerlang, warna asli, Banyak warna merah jambu
udang menurut jenisnya belum timbul terutama pada kepala,
berubah antena, dan kaki. Banyak
noktah hitam pada kakinya
32
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
alami. Enzim tersebut tersedia di dalam tubuh dimana dalam keadaan ikan hidup
enzym ini berperan dalam pencernaan makanan. Demikian pula bakteri yang ada
dalam insang, usus dan otot mengeluarkan enzim yang beraksi pada daging ikan.
Oleh sebab itu perlu penanganan ikan setelah ikan di panen.
Sebelum dilakukan pengemasan, ikan yang akan diangkut dilakukan sortasi dan
grading. Sortasi ikan dilakukan memilih ikan yang cacat dan sakit. Ikan yang
cacat dan sakit dipisahkan. Grading ikan dilakukan untuk memilih berdasarkan
ukuran ikan. Ukuran ikan yang kecil dikelompokkan dengan ikan yang memiliki
ukuran kecil. Demikian ikan yang berukuran sedang dipisah dan dikelompokkan
pada ikan yang sedang dan seterusnya. Selain itu, jika terdapat ikan-ikan jenis
lain harus di pisahkan.
33
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Menurut Evi Liviawati dan E. Afriyanto (2010) es batu memiliki panas laten
sebesar 80 kkal/kg es batu. Artinya: dibutuhkan energi sebesar 80 kkal untuk
mencairkan 1kg es batu. Untuk mengetahu jumlah es batu yang diperlukan
34
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
untuk menurunkan suhu dari 300C menjadi 00C pada ikan dengan bobot 100kg
yaitu:
Panas yang dilepas = bobot x selisih waktu x panas ikan lingkungan spesifikasi
ikan
= 100 kg x (300C-00C) x 0,84
= 2520 kkal
35
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
b. Keranjang “brokoh” atau jerigen. Benih ikan gurameh, lele, karper dan ikan
lain yang
c. relatif tahan dimasukkan ke wadah berisi air dalam kepadatan tertentu,
diangkut dan
d. dipasarkan, sewaktu-waktu air diganti.
36
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
e. Drum atau tangki (disuplai pengudaraan). Metode ini drum atau tangki
terbuka yang dapat dipasang dan dilepas dari kendaraan pengangkut. Ikan
hidup dimasukkan dalam wadah dan pengudaraan dihembuskan melalui
agitasi permukaaan, gelembung- gelembung udara lewat pipa udara pada
dasar atau dan pemompaan air keluar dan kembali ke wadah.
Wadah-wadah yang akan digunakan sebagai alat tranportasi ikan hidup harus
dipilih yang terbuat dari bahan-bahan yang tahan untuk mempertahankan suhu.
Wadah drum dari plastik yang dipasang di kendaraan transportasi dan dipasok
oksigen dari kompresor akan lebih baik dibanding jika wadah terbuat dari bahan
logam. Untuk transportasi yang jaraknya lebih jauh, wadah-wadah yang dipasang
di kendaraan transportasi lebih baik dilengkapi dengan sistem sirkulasi dan/atau
tabung oksigen sehingga dapat memperbanyak daya tampung benih yang
ditransportasikan. Sebaiknya pada sistem transportasi ini dilakukan pada malam
hari agar suhu media pengangkutan tetap stabil. Peningkatan suhu air
37
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
38
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kondisi air transportasi ini dipengaruhi oleh suhu air, pH, dan kandungan
karbondioksida (CO₂). Karbondioksida ini merupakan senyawa yang diproduksi
dari basil respirasi ikan dan merupakan racun yang potensial bagi ikan.
Karbondioksida akan mempengaruhi keasaman air sehingga menurunkan pH air.
39
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Penurunan suhu media air pengangkutan ikan biasanya dilakukan pada selama
pengangkutan dengan menggnakan es. Es dibungkus plastik dan dimasukkan
kedalam media air pengangkutan. Tujuan menurunkan suhu air ini adalah untuk
mengurangi aktivitas metabolisme ikan sehingga daya tampung akan lebih besar.
Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan volume air :
oksigen = 1 : 2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap. Cara
pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik adalah sebagai
berikut:
a. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian masukkan benih;
b. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
c. alirkan oksigen dari tabung ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume
keseluruhan rongga (air : oksigen=1:2);
d. kemudian kantong plastik diikat. Selanjutnya kantong plastik dimasukkan ke
dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Sterefoam yang
berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi
beberapa buah kantong plastik.
40
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Setelah ikan pingsan, ikan-ikan dibungkus satu per satu dengan kertas, agar
insangnya tidak kemasukan sekam padi ketika mereka disusun dalam kotak yang
berisi sekam. Kotak pengangkut ini terbuat dari seng anti karat atau aluminium
yang dindingnya ganda diberi bahan penyekat. Sehingga suhu dingin dalam
ruangan kotak dapat tahan selama diangkut. Kotak berfungsi untuk
mempertahankan temperatur yang diangkut agar tetap dingin atau berfungsi
seperti termos atau lemari es mini. Bungkusan ikan disusun dalam kotak, yang
dasarnya diberi sekam padi dingin lembap yang sudah selesai ditiriskan
sebelumnya. Setelah ikan yang telah disusun, selanjutnya deretan ikan tersebut
diberi hancuran es dalam kantung plastik kecil, agar suhu tetap dingin.
Selanjutnya, ikan dan es ditimbuni selapis sekam padi dingin yang lembap lagi. Di
atas sekam yang ditimbun tersebut di masukkan lagi deretan ikan yang telah
dibungkus bersama kantung es lagi dan di timbun sekam yang dingin, dan
seterusnya ikan disusun berselang-seling dengan lapisan tebal sekam padi yang
telah didinginkan. Selanjutnya setelah selesai kotak diisi ikan, kotak ditutup rapat
dan dapat diangkut ke tempat tujuan.
41
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Es
Ikan
Sekam
Celah dinding ganda
Gambar 15. Kotak pengangkutan ikan hidup secara kering
42
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
43
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
44
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
D. Rangkuman
Mengangkut berarti memindahkan atau membawa suatu barang, atau benda lainnya
dari satu tempat ke tempat lainnya. Prinsip pengangkutan mahluk hidup khususnya
ikan, adalah jangan sampai alat pernapasannya terganggu selama pengangkutan.
Dengan kata lain selama pengangkutan wadah dan media ikan dibuat sedemikian
rupa sehingga ikan merasa nyaman selama perjalanan/pengangkutan. Agar ikan
merasa nyaman selama perjalanan maka kebutuhan hidup seperti kualitas air,
kepadatan, alat transportasi dan sebagainya harus sesuai dengan kebutuhan ikan
yang diangkut. Alat pengangkutan ikan yang umum dilakukan adalah menggunakan
pesawat, mobil, motor dan manusia.
Alat pengemasan/packing ikan hidup harus disesuaikan dengan jarak pengangkutan /
transportasi ikan. Alat pengemasan/packing ikan hidup dapat menggunakan ember,
drum, fiberglass, bak, kantong plastik dan sebagainya. Alat pengemasan/packing ikan
hidup seperti : ember, drum, fiberglass dan bak umumnya digunakan pada
pengangkutan ikan secara terbuka. Sedangkan kantong plastik digunakan untuk
pengangkutan secara tertutup.
Ikan yang akan dikirim/diangkut terlebih dahulu di berok untuk mengeluarkan kotoran
dan sisa pakan dari ususnya. Hal ini bertujuan agar selama perjalanan ikan tidak
mengeluarkan kotoran pada media air pengangkutan. Jika ikan mengeluarkan kotoran
45
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
pada media air pengangkutan menyebabkan amoniak tinggi dan oksigen terlarut
rendah sehingga dapat menyebabkan ikan mati di perjalanan.
Selain di berok, ikan yang akan dikirim/diangkut harus terlebih dahulu di sortir dan
grading. Sortir dilakukan untuk memilih ikan yang sakit dan cacat sehingga ikan
tersebut tidak ikut di kirim. Grading dilakukan untuk memilih ukuran ikan yang akan
dikirim.
Parameter kualitas air yang penting diperhatikan dalam pengangkutan ikan adalah
oksigen terlarut, karbondioksida, amoniak, pH, dan suhu. Kualitas air yang dibutuhkan
ikan pada pengangkutan dan pemeliharaan ikan adalah sama. Oleh sebab itu,
pengelolaan kualitas air pada pengangkutan ikan hampir sama dengan memelihara
ikan di kolam. Kandungan kualitas air yang baik pada media air pengangkutan adalah
suhu 23-27 C , oksigen terlarut 2,4-6 mg/l , karbondioksida maksimal 5,6 mg/l pH 7-
8, amoniak Maksimal 0,1 mg/l , nitrit maksimal 1 mg/l , alkalinitas 50-300 mg/l CaCO3.
Ikan segar adalah ikan yang masih mempunyai sifat yang sama seperti ikan hidup
baik berupa bau dan tekstur. Ikan yang baik adalah ikan yang masih segar, sehingga
disukai oleh konsumen. Penanganan dan sanitasi yang baik sangat diperlukan untuk
tetap menjaga kesegaran ikan, makin lama berada di udara terbuka maka makin
menurun kesegarannya. Ikan dikatakan segar apabila perubahan-perubahan
biokimiawi, mikrobiologik, dan fisikawi belum menyebabkan kerusakan berat pada
ikan. Oleh sebab itu penentuan kesegaran ikan terdiri atas beberapa parameter yaitu
parameter fisikawi, kimiawi, mikrobiologik dan sensorik/organoleptik.
46
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
dengan kesegaran dan kerusakan ikan pada parameter fisika adalah saat
pemanenan, cara penanganan pasca panen hasil perikanan dan keadaan
cuaca/suhu. Penentuan Kesegaran ikan secara kimia dapat dilakukan dengan
memeriksa pH daging ikan, menentukan kandungan Hipoksantin, menentukan kadar
Dimetilamin, Trimetilamin, atau Ammonianya, Defosforilasi Inosin Monofosfat (IMP),
Melihat Kerusakan Lemak Pada Daging Ikan, dan menentukan Kandungan senyawa-
senyawa Volatil lainnya, seperti H2S, Karbonil, S, dan NH3 (ammonia). Pada dasarnya
ikan membusuk disebabkan adanya proses autolysis dan bakteri. Autolysis adalah
penguraian jaringan tubuh disebabkan oleh enzym yang secara alami.
Pengangkutan ikan hidup secara terbuka adalah sistem pengangkutan ikan dimana air
dalam wadah angkut kontak langsung dengan udara sebagai sumber oksigen. Sistem
ini umumnya digunakan untuk mengangkut ikan dalam jarak yang dekat, misalnya dari
kolam ke kolam dalam lokasi yang sama. Alat yang dapat digunakan untuk
pengangkutan ikan secara terbuka jerigen dan drum, keranjang, drum atau tangki.
Pengangkutan ikan hidup secara tertutup adalah sistem pengangkutan ikan dimana
air dalam wadah angkut tidak kontak langsung dengan udara bebas, karena tertutup
rapat oleh kemasan/packing ikan. Pengemasan ikan sistem tertutup merupakan
pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup dimana
udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara
ini dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh. Pengangkutan ikan hidup dengan
sistem tertutup harus memperhitungkan jarak , ukuran ikan dan waktu pengangkutan.
Jarak, ukuran ikan dan waktu pengangkutan berhubungan dengan kemampuan ikan
dalam mengonsumsi O₂ didalam kantong kemasan ikan. Perhitungan yang
digunakan untuk mengukur konsumsi ikan atas O₂ selama pengangkutan adalah
berat ikan dan suhu air. Jumlah O₂ yang dikonsumsi ikan tergantung jumlah oksigen
yang tersedia. Jika kandungan O₂ meningkat, ikan akan mengonsumsi O₂ pada
kondisi stabil, dan ketika kadar O₂ menurun konsumsi ikan atas O₂ akan lebih rendah.
Nilai pH, CO₂, dan amoniak juga berpengaruh penting pada media air pengangkutan
ikan. Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknis akibat perubahan
kandungan CO₂ dan amoniak. CO₂ sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH
air menjadi asam. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, dan cara
47
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Setelah ikan pingsan, ikan-ikan dibungkus satu per satu dengan kertas, agar
insangnya tidak kemasukan sekam padi ketika mereka disusun dalam kotak yang
berisi sekam. Kotak pengangkut ini terbuat dari seng anti karat atau aluminium yang
dindingnya ganda diberi bahan penyekat. Sehingga suhu dingin dalam ruangan kotak
dapat tahan selama diangkut. Kotak berfungsi untuk mempertahankan temperatur
yang diangkut agar tetap dingin atau berfungsi seperti termos atau lemari es mini.
Bungkusan ikan disusun dalam kotak, yang dasarnya diberi sekam padi dingin
lembap yang sudah selesai ditiriskan sebelumnya. Setelah ikan yang telah disusun,
selanjutnya deretan ikan tersebut diberi hancuran es dalam kantung plastik kecil, agar
suhu tetap dingin. Selanjutnya, ikan dan es ditimbuni selapis sekam padi dingin yang
lembap lagi. Di atas sekam yang ditimbun tersebut di masukkan lagi deretan ikan
yang telah dibungkus bersama kantung es lagi dan di timbun sekam yang dingin, dan
seterusnya ikan disusun berselang-seling dengan lapisan tebal sekam padi yang telah
48
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
didinginkan. Selanjutnya setelah selesai kotak diisi ikan, kotak ditutup rapat dan dapat
diangkut ke tempat tujuan.
49
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Tuliskan rencana yang anda lakukan sesuai kemampuan yang anda peroleh setelah
mempelajari buku ini
F. Tugas
Lembar Kerja
Pendahuluan
Pengangkutan (transportasi) ikan hidup merupakan kegiatan penting dalam budidaya
maupun perikanan pada umumnya. Transportasi ikan hidup yang paling sederhana
terjadi di lahan perkolaman. lkan yang tahan hidup dapat dipindah dengan ember
tanpa air atau dengan keranjang. Ikan yang kurang tahan dimasukkan ke dalam
ember, kaleng, drum atau wadah lain (brokoh) yang berisi air untuk diangkut dengan
diangkat, dipikul atau menggunakan gerobak. Di perkolaman yang luas pemindahan
ikan dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor.
50
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Transportasi ikan hidup melibatkan pemindahan ikan jumlah banyak dalam volume air
yang sedikit. Selama pengangkutan, ikan menjadi stres, terluka, kena penyakit, akibat
penanganan dan perlakuan, pemasaran sehingga akibat yang paling jelek mengalami
kematian. Prinsip pengangkutan adalah persiapan, pengepakan, perlakuan dan
pengangkutan. Untuk menjamin keberhasilan pengangkutan ikan adalah menekan
aktivitas metabolisme ikan (mempuasakan, anestesia, menurunkan suhu), menambah
oksigen dan membuang gas-gas beracun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen adalah: berat ikan, aktivitas
ikan dan suhu lingkungan. Semakin besar ikan, semakin tinggi mengkonsumsi
oksigen per jam. Meskipun per satuan berat tubuh ikan, ukuran ikan lebih kecil
mengkonsumsi oksigen lebih banyak daripada ikan besar. Ikan yang aktip berenang
mengkonsumsi oksigen lebih banyak daripada ikan diam (istirahat). Ikan yang hidup di
air suhu tinggi memiliki laju konsumsi oksigen lebih besar daripada ikan di daerah
suhu air rendah.
Keselamatan kerja:
a. Gunakan pakaian praktek saat melakukan kegiatan di lapangan atau pakaian lab
b. Berhati-hati selama menggunakan peralatan kerja
51
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Langkah Kerja
Pemberokan Ikan
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Tutuplah pipa pemasukan air bak
c. Masukkan air kedalam bak dengan ketinggian air 40-50 cm. Air dialirkan secara
terus menerus.
d. Masukkan ikan kedalam bak yang telah disiapkan
e. Biarkan ikan selama 1-2 hari tanpa diberi makan. Amatilah kotoran ikan di bak.
52
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
4. Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengemasan ikan secara tertutup
adalah...
a. Perbandingan air dan oksigen 1: 2 dengan suhu 22 – 24 oC
b. Perbandingan air dan oksigen 1: 2 dengan suhu 24 – 27 oC
c. Perbandingan air dan oksigen 1: 3 dengan suhu 22 – 24 oC
d. Perbandingan air dan oksigen 1: 3 dengan suhu 24 – 27 oC
53
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
54
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kunci Jawaban
1. d
2. a
3. b
4. a
5. c
6. c
55
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
H. Penilaian
1. Sikap
2. Pengetahuan
3. Keterampilan
56
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut :
Nama Peserta Didik : .........................
Kelas : .........................
Topik : ..........................
Sub Topik :...........................
Tanggal Pengamatan : .........................
Pertemuann ke : ..........................
N Aspek Pengamatan Skor Keterangan
o 1 2 3 4
57
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
∑ skor
NA =
12
58
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
59
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
60
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
61
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
2. Pada pengangkutan ikan, semakin tinggi suhu air pengangkutan ikan maka ……
semakin tinggi kecuali
a. amoniak
b. pH
c. karbondioksida
d. oksigen
62
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
5. Ciri ciri ikan yang masih segar jika dilihat insang ikan akan berwarna ………
a. merah terang
b. merah gelap
c. merah kecoklatan
d. merah kehijauan
5. sebelum pengankutan ikan dilakukan sortir ikan. Penyortiran ikan bertujuan untuk
a. memisahkan ikan ukuran besar
b. memisahkan ikan sakit dan cacat
c. memilih ikan ukuran kecil
d. memisahkan ikan berdasarkan ukuran
7. Berikut ini jarak pengangkutan ikan sistem terbuka yang paling baik adalah ……
a. > 100 km
b. 20 – 25 km
c. 5 – 10 km
d. 1-3 km
8. Perbandingan yang baik antara es dan ikan untuk pengangkutan ikan mati segar
dalam masa pengangkutan 4 jam adalah :
a. 4 : 1
b. 1 : 4
c. 1 : 6
d. 1 : 1
63
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
10. Sifat wadah angkut yang baik untuk pengangkutan bandeng ukuran konsumsi jarak
jauh adalah :
a. Penghantar panas yang buruk
b. Penghantar panas yang baik
c. Terbuat dari bambu
d. Terbuat dari logam
64
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Lembar jawaban
1. c
2. d
3. d
4. a
5. b
6. a
7. d
8. d
9. a
10. a
65
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta
didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Skor Ket.
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Membaca buku bacaan / sumber belajar lainnya
sebelum pelajaran
2 Memahami materi pelajaran yang akan di
praktekkan
3 Melakukan persiapan alat dan bahan ang akan
digunakan dengan baik
4 Melakukan pemberokan ikan dengan baik
5 Melakukan pengemasan/pengepakan dengan baik
6 Menulis laporan praktek sesuai out line yang
dianjurkan
7 Menulis laporan dengan memaparkan dan
membahas data hasil praktek
66
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
67
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
68
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
∑ skor
=6
NA
69
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kegiatan
No Nama Siswa Jml NA
Persiapan Pelaksanaan Pelaporan
A B A B C A B
1
10
11
12
13
15
70
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kegiatan Belajar 2
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi pemasaran produk pemasaran, anda akan
memahami :
Prinsip - prinsip pemasaran
Penentuan harga dan perhitungan kebutuhan dan jumlah konsumen
1. Mengamati
a. Amati kegiatan pemasaran dan penjualan ikan di tempat pelelangan
ikan/pasar ikan/ supermarket/pasar tradisional
b. cari informasi tata niaga produk perikanan di pasar tersebut.
c. Catat jenis dan ukuran ikan yang dipasarkan/dijual
71
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
d. Catat jenis dan ukuran ikan yang memiliki harga paling mahal sampai
harga paling murah
e. Harga jenis dan ukuran ikan yang memiliki harga mahal dan murah
berkaitan dengan musim.
2. Menanya
a. Diskusikan mengapa terdapat perbedaan harga setiap jenis dan ukuran
ikan
b. Diskusikan mengapa terjadi peningkatan dan penurunan harga ikan
c. Diskusikan hubungan peningkatan dan penurunan harga berkaitan
dengan musim/iklim
4. Mengasosiasi
a. Bagaimana hubugan harga ikan dengan musim/iklim
b. Adakah hubungan jenis dan ukuran ikan dengan
kebiasaan/perilaku/budaya masyarakat
c. Bagaimana hubungan ketersediaan jenis dan ukuran ikan dengan
peningkatan dan penurunan harga ikan
d. Bagaimana hubungan tata niaga produk perikanan dengan harga ikan
5. Mengkomunikasikan
a. Buatlah laporan pemasaran ikan yang anda telah lakukan
b. Presentasikan pemasaran yang anda telah lakukan
72
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
C. Uraian Materi
Dalam sistem agribisnis perikanan, dimana meliputi kegiatan mulai pengadaan
sarana produksi, produksi, pengolahan pasca panen (agroindustri), pemasaran
dan kelembagaan adalah merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait satu
sama lain. Semua kegiatan dalam agribisnis perikanan tersebut, adalah proses
menghasilkan produk. Produsen yang bergerak di bidang sarana produksi akan
menghasilkan produk-produk pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan produksi.
Produsen yang bergerak pada kegiatan produksi akan menghasilkan produk atau
ikan untuk memenuhi kebutuhan pada kegiatan agroindustri. Khususnya kegiatan
pemasaran (marketing), disaat produk sudah dihasilkan baik dalam kegiatan
sarana produksi, produksi dan agroindustri, maka kegiatan pemasaran sangatlah
penting. Tanpa kegiatan pemasaran maka semua produk yang dihasilkan tersebut
adalah merupakan setumpuk barang yang tidak bermanfaat.
Produk perikanan dan kelautan termasuk “perishable goods” atau produk mudah
rusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda dengan
produk barang maupun jasa pada umumnya. Apalagi “image” masyarakat
terhadap produk-produk perikanan juga berbeda atau beragam dibanding dengan
produk pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi
pemasaran produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap
produk perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya
amis, ikan banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya bisa atau
paling enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk perikanan masih
demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah
image tersebut, sehingga kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan
dapat diatasi.
73
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
74
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Pasar sangatlah beragam berarti keinginan pembeli juga beragam. Fakta ini
membuat pengusaha perikanan tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan
dan keinginan pasar/konsumen.
a. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu
maupun organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli
maupun dimiliki.
75
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Bagaimana variasi produk berbasis lele, apakah hanya satu jenis saja
misal tempura, atau diupayakan beberapa jenis olahan yang dapat
diterima semua baik anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak.
Bagaimana kualitas produk olahan lele, apakah tinggi, sedang atau
rendah. Sebaiknya kualitas olahan lele, selain penampilan fisik produk
juga diperhatikan dari sisi keamanan pangan. Bahan-bahan untuk
mengolah termasuk produk yang aman untuk dikonsumsi
Bagaimana desain produk?
Apa mereknya?
Fitur apa yang perlu ditampilkan pada produk?
Kemasan bagaimana?
Ukurannya bagaimana?
Apakah pengusaha menerima produk yang rusak, ? dll.
b. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu
produk. Untuk menetapkan sembarang harga adalah mudah. Menentukan
harga yang tepat adalah sulit. Harga yang tepat yaitu tidak terlalu mahal
di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi pengusaha dan
tidak menjadi kelemahan pengusaha di mata pesaing. Sehubungan
dengan harga, banyak hal yang harus dipikirkan oleh pengusaha yaitu :
Berapa tingkat harga yang ditetapkan?
Seberapa bebas perantara dalam menetapkan harga, karena
umumnya perantaralah (bukan produsen) yang berhubungan dengan
konsumen akhir. Berapa harga minimum dan maksimum yang bisa
diterapkan oleh perantara (allowances)
Berapa lama jangka waktu pembayaran?
Bagaimana persyaratan-persyaratan untuk pembelian secara kredit?
c. Tempat (Place)
Tempat adalah lokasi dimana konsumen biasanya membeli produk
tersebut. Misalnya tempat menjual lele penyet di warung, tempura lele di
sekolah-sekolah, sosis, nuget lele di mini market, super market, steak lele
dan lele asam manis di restoran, dst. Tempat yang dimaksud dalam
bauran pemasaran adalah menyediakan produk kepada konsumen pada
76
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
tempat yang tepat, kualitas yang tepat dan jumlah yang tepat. Hal-hal
yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah :
Saluran pemasaran
Cakupan pasar
Keanekaragaman produk (assortment)
Lokasi
Manajemen persediaan
Transportasi dan logistik
d. Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-
kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Respons
yang diharapkan dari pasar sasaran juga dipengaruhi oleh kegiatan
promosi. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat
adalah :
Apa sasaran yang ingin dicapai melalui promosi
Berapa anggaran yang diperlukan
Apa pesan yang ingin disampaikan
Apa metode promosi yang digunakan, apakah iklan, personal selling,
hubungan masyarakat, promosi penjualan ataukah pemasaran
langsung.
77
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
78
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
2. Perencanaan Pemasaran
a. Pengertian perencanaan pemasaran
Pemasaran merupakan aspek yang sangat mendasar dalam mencapai
keuntungan suatu usaha. Jika produk perikanan yang dihasilkan tidak
memiliki sasaran pasar maka produk tersebut tidak akan terjual. Oleh
karena itu, sebelum melakukan usaha seorang pengusaha sebaiknya
berpikir dan berorientasi ke aspek pemasaran terlebih dahulu. Pada
perencanaan pemasaran produk perikanan ukuran dan jenis ikan yang
paling dominan di suatu wilayah. Selain itu kapasitas produk perikanan
tertentu yang dapat ditampung oleh pasar tersebut.
79
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
3. Sasaran pemasaran
Sasaran pemasaran mengikuti analisis situasi dan harus berkaitan erat dengan
tujuan-tujuan pemasaran strategis dan tujuan-tujuan tingkat usaha perikanan.
Jadi sasaran pemasaran berkaitan erat dengan beberapa pertanyaan, yaitu :
siapa konsumen yang dituju, berapa besar kira-kira permintaannya, apa yang
menjadi motif atas permintaan produk tersebut, apakah sesuai produk yang
dihasilkan dengan selera konsumen yang dituju, bagaimana kondisi sosial
konsumen yang dituju, dan bagaimana daya belinya.
a. Persaingan
Strategi pemasaran berikutnya adalah bagaimana memposisikan produk
perikanan yang dihasilkan di pasar dan bagaimana membedakannya
dengan para pesaing (positioning). Pelanggan mungkin mengembangkan
sendiri pemahaman atau citra terhadap apa yang sedang ditawarkan
kepada mereka jika sebuah usaha pembenihan ikan tidak
mempertimbangkan hal ini dalam perencanaannya. Keputusan positioning
perlu mempertimbangkan apa yang ditawarkan oleh pesaing dan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan pelanggan
Persaingan merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang usaha. Apalagi
usaha di bidang perikanan, karena usaha di bidang perikanan umumnya
tidak mengenal monopoli, jadi semua pihak bisa bersaing bebas di
pasaran. Oleh karena itu perlu dipikirkan bagaimana agar kegiatan usaha
yang akan dilakukan produknya dapat laku di pasaran. Beberapa hal yang
80
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
b. Identifikasi Pasar
Identifikasi pasar produk perikanan, sasaran dan memperkirakan
permintaan pasar. Sebuah pasar produk perikanan mengacu pada
sekelompok orang dengan kebutuhan untuk dipuaskan, uang untuk
dibelanjakan, dan mempunyai kemauan untuk berbelanja. Berbagai
kelompok pasar produk perikanan atau segmen menginginkan barang yang
berbeda-beda.
c. Menetapkan pasar
Setelah pasar sasaran produk perikanan diidentifikasi, tahap berikutnya
adalah menetapkan pasar-pasar mana yang layak untuk dituju atau
mempunyai permintaan yang memadai bagi sebuah usaha perikanan untuk
memfokuskan perhatian padanya .
d. Keputusan Pasar
Setelah pasar diidentifikasi dan ditetapkan, tahap terakhir adalah membuat
keputusan mengenai product (ukuran dan jenis produk/ikan), price (harga
jenis ikan dan ukurannya), place (tempat, distribusi), dan promotion
(promosi). Segala strategi dan taktik yang diambil dalam kaitannya dengan
tahap ini dalam perencanaan pemasaran strategis perlu dikoordinasikan
guna mendukung tujuan-tujuan di tingkat yang lebih luas.
81
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
82
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
83
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
pembeli itu sendiri baik pembeli aktual maupun potensial. Pasar sangatlah
beragam berarti keinginan pembeli juga beragam. Fakta ini membuat
perusahaan atau marketer tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan
dan keinginan pasar.
1) Analisis Situasi
Analisis situasi terkadang juga disebut audit situasi atau analisis
SWOT. Analisis ini melibatkan pemeriksaan kekuatan dan
kelemahan usaha perikan saat ini, dan peluang serta ancaman yang
dihadapi atau yang secara potensial dihadapi di masa mendatang.
Tahap ini memungkinkan sebuah usaha perikanan untuk melihat
seberapa baik dirinya dalam mencapai tujuannya dan tindakan-
tindakan apa yang perlu dimulai atau dimodifikasi guna mencapai
sasaran dan rencana untuk masa mendatang .
84
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
85
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
adalah sangat erat berkaitan dengan image produk misalnya lele jenis
ikan rendah, udang mahal, udang prestise, ikan membuat alergi, ikan
baunya amis, ikan mengolahnya merepotkan, ikan hanya bisa digoreng,
dan lain-lain.
Untuk mendapat image yang baik sesuai dengan target market dan
segmentasi pasar, maka rubahlah image lele jenis ikan yang ekonomis
penting, bisa dibuat aneka produk berkelas, harga terjangkau, tempat-
tempat yang biasa didatangi masyarakat kelas atas pun juga
menyediakan diversifikasi olahan lele, sehingga image lele baik pada
semua segmen pasar. Sebaliknya untuk udang, bagaimana merubah
image udang tidak mahal dan udang dapat dikonsumsi oleh berbagai
kalangan, sehingga produk udang terserap untuk memenuhi pasar
domestik. Bagaimana merubah image bahwa tidak semua ikan membuat
alergi, ikan tidak amis, ikan tidak merepotkan dalam memasak, ikan tidak
hanya digoreng melainkan banyak alternatif jenis olahan ikan. Semua itu
perlu daya kreatifitas produsen dan marketer untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen.
86
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
g. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses untuk menggolong-golongkan pasar ke
dalam segmen-segmen. Segmen adalah sekumpulan konsumen yang
memberikan respons yang sama terhadap stimuli pemasaran tertentu.
Segmentasi pasar dapat didasarkan pada :
geografis : tempat tinggal, kota, wilayah
demografis : jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatan
psikografis : gaya hidup, kepribadian, kelas sosial
perilaku : tingkat penggunaan, manfaat yang dicari, saat
menggunakan
87
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
3) Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini. Perilaku konsumen adalah proses pengambilan
keputusan dan mengajak aktivitas individu dalam mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa
(Simamora, 2003).
88
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
89
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Pada pembenihan ikan terdapat kegiatan pendederan I, II, III dan IV.
Para pengusaha pembenih ikan tersebut membuat kelompok
pembenihan ikan yang saling keterkaitan. Misalnya kelompok
pembenih ikan tersebut memiliki anggota yang bernama Andri, Badu,
Miran dan Aswin. Masing masing anggota kelompok tersebut
memproduksi benih ikan dengan berbeda ukuran dan saling
berkaitan. Andri memproduksi benih ikan ukuran 1-3 cm (pendederan
I), Badu memproduksi benih ikan ukuran 3-5 cm (pendederan II),
Miran memproduksi benih ikan ukuran 5-7 cm (pendederan III) dan
Aswin memproduksi benih ikan ukuran 7-9 cm (pendederan IV).
Dalam integrasi vertikal pada kegiatan pembenihan ikan, Andri
menjual produksi benih ikannya (ukuran 1-3 cm) kepada Badu untuk
didederkan kembali sampai ukuran 3-5 cm. Selanjutnya Badu
menjual produksi benih ikannya kepada Miran (ukuran 3-5 cm) untuk
selanjutnya didederkan oleh Miran sampai ukuran 5-7 cm. Demikian
juga Miran menjual produksi benih ikannya (ukuran 5-7 cm) kepada
Aswin untuk di dederkan sampai ukuran 7-9 cm. Selanjutnya Aswin
menjual produksi benih ikannya kepada pengusaha pembesaran
ikan. dengan demikian anggota kelompok tersebut akan saling
keterkaitan, saling menjamin dan saling melindungi pemasaran
produksi benih ikan.
90
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
91
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
i. Kegunaan Pemasaran
Apa pun kelompok bisnis atau pelanggan akhir yang menjadi sasaran
suatu organisasi, pemasaran harus memberi sesuatu yang bernilai atau
utilitas (kegunaan). Apabila pemasaran tidak memberikan nilai, maka
pertukaran tidak akan terjadi. Ada enam bentuk dasar utilitas, yang
sebagian atau semuanya ditawarkan dalam upaya memuaskan keinginan
dan kebutuhan, yaitu :
1) Form utility (utilitas bentuk). Menyediakan suatu produk dalam
bentuk, ukuran, pola/desain, atau warna yang disyaratkan
pelanggan, contoh menyediakan produk perikanan dengan ukuran,
jenis, warna yang disukai pelanggan.
2) Place utility (utilitas tempat). Menawarkan suatu produk perikanan
yang dapat diakses secara mudah oleh pelanggan, seperti di
internet, digerai ritel, melalui surat selebaran atau pasar yang dekat
dengan konsumen.
3) Time utulity (utilitas waktu). Menyediakan suatu produk perikanan
pada saat yang diinginkan, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat.
Utilitas waktu dapat berarti penjualan pada akhir pekan atau
pelayanan setelah jam kerja.
4) Information utility (utilitas informasi). Menciptakan informasi yang
terkait dengan produk perikanan untuk membantu pelanggan
menemukan dan menggunakan suatu produk secara cepat dan
tepat.
92
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
5) Image utility (utilitas citra). Ini berarti penciptaan nilai emosional dan
psikologis dalam hubungannya dengan sebuah produk perikanan.
Utilitas ini mengacu pada pengaruh terhadap status, penerimaan di
masyarakat, kemudaan dan sebagainya yang diasosiasikan dengan
beberapa penawaran pasar.
6) Possession utility (utilitas kepemilikan). Ketika pelanggan membeli
sebuah produk perikanan, mereka memperoleh kepemilikan atas
produk itu. Ini memberi mereka kepuasan dengan mengetahui
bahwa produk itu milik mereka atau jika jasa, mereka telah
mencobanya.
93
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
94
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
95
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
j. Perdagangan (Mercandising)
Perencanaan yang berkenaan dengan pemasaran produk perikanan yang
tepat dan dalam jumlah yang tepat serta harga yang selaras, termasuk
didalamnya faktor-faktor lain seperti bentuk, ukuran, kemasan, dan
sebagainya. Selanjutnya Mercandising adalah kebijaksanaan kaum
produsen / produk perikanan untuk mendekatkan hasil produksinya
96
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
k. Pembelian (Buying)
Penjualan akan berhasil baik bila pembelian dilakukan dengan baik,
dengan demikian akan diperoleh laba. Bila pembelian salah dilakukan
maka menjualnya susah, akibatnya laba nihil. Misalnya mengadakan
pembelian ikan ukurannya tidak sesuai dengan keinginan konsumen,
maka ikan tidak laku dijual sehingga dapat mengakibatkan kerugian. Jadi
fungsi pembelian adalah peranan pengusaha dalam pengadaan bahan
sesuai dengan kebutuhan.
l. Penjualan (Selling)
Sukses atau tidaknya suatu pengusaha banyak ditentukan oleh
penjualan. Oleh sebab itu fungsi penjualan dikatakan merupakan top
function dari pada usaha dimana ditentukan selisih antara input dan
output. Dapat dikatakan bahwa profit adalah merupakan elemen atau alat
untuk mengukur efisiensi dan juga untuk mengukur risk bearing. Dengan
adanya elemen-elemen tersebut maka profit tersebut bukan hanya timbul
dalam susunan suatu keharusan. Profit tersebut bukan hanya timbul
dalam susunan masyarakat yang kapitalis atau liberal saja, tetapi juga
penting di dalam suatu negara yang mempunyai strukur sosialis (Buchari
Alma, 2004). Oleh karena itu pembelian sebaiknya bersifat dinamis,
apalagi yang dinamakan persoalan selling karena ia harus meyakinkan
orang untuk membeli benih ikan, yang mempunyai arti komersial baginya
(Sutawi, 2002).
m. Transportasi (Transportation)
Transportasi adalah perencanaan, seleksi, dan pengerahan semua alat
pengangkutan untuk memindahkan barang dalam proses pemasaran
(Sutawi, 2002). Pada transportasi produk perikanan yang akan
97
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
n. Penggudangan (Storage)
Penggudangan berarti penyimpanan barang selama waktu barang
tersebut dihasilkan dan dijual (Sutawi, 2002), dengan tujuan untuk
menciptakan time utility yaitu untuk mendekatkan waktu produksi dengan
waktu konsumsi, jadi dapat dikatakan juga fungsi penggudangan adalah
berupaya untuk mengatur dan mengontrol persediaan untuk kebutuhan
selama periode tertentu.
o. Standarisasi (Standardization)
Standar terdiri dari suatu daftar persyaratan yang perlu dipenuhi oleh
suatu produk. Standar ini juga yang memungkinkan pembeli dan penjual
mengetahui dengan tepat dari suatu barang. Benih yang akan dijual
memiliki standar mutu benih ikan misalnya umur, jenis dan strain benih
ikan, kesehatan beih ikan dan sebagainya.
p. Keuangan (Financing)
Merupakan suatu usaha mencari dan mengurus modal uang dan kredit
yang langsung bersangkutan dengan transaksi dalam mengalirkan arus
barang dan jasa dari produsen ke pemakai (Sutawi, 2002). Sedangkan
menurut Gumbira dan Intan (2004) fungsi ini merupakan salah satu fungsi
fasilitas pemasaran yang dilakukan oleh setiap tahap kegiatan
pemasaran. Fungsi ini berperan dalam perencanaan pembiayaan,
pelaksanaan pembiayaan, pengawasan pembiayaan, pengevaluasian
pembiayaan, dan pengendalian pembiayaan.
q. Komunikasi (Communication)
Dalam rangka memperoleh informasi yang cepat dan tepat pada masa
sekarang ini, maka fungsi komunikasi tidak bisa diabaikan, terutama yang
berkaitan dengan pemasaran, sehingga antara pengusaha dan konsumen
mempunyai pandangan yang sama tentang suatu produk. Dengan
demikian dapat memperlancar hubungan di dalam suatu pengusaha dan
pelaksanaan hubungan keluar.
98
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
r. Risiko (Risk)
Risiko adalah cara/fungsi bagaimana kita menangani atau menghadapi
kemungkinan risiko rugi karena rusaknya barang, hilangnya barang atau
buruknya nilai harga (Sutawi, 2002). Oleh karena itu pengelolaan risiko
merupakan suatu kegiatan manajemen pemasaran yang sangat penting
dalam menjalankan fungsi penanggungan risiko (Gumbira dan Intan,
2001).
99
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Jumlah Kebutuhan
Perkiraan pengusaha pembesar ikan patin adalah sebanyak 80.000
orang. Setiap jaring terapung (setiap petak) dipelihara benih ikan
patin sebanyak 3000 ekor. Jika diasumsikan setiap pengusaha
membesarkan ikan patin sebanyak 2 petak, maka setiap pengusaha
jaring terapung membutuhkan benih ikan patin sebanak 6. 000 ekor.
Maka jumlah benih ikan patin yang dibutuhkan di waduk Cirata,
100
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Prakiraan Peningkatan
Tahun Proyeksi Permintaan
Permintaan (%) per
Ke Permintaan (ekor)
tahun
1 3 80.000.000
2 3 10.400.000
3 3 13.520.000
4 3 17.554.000
D. Rangkuman
Kegiatan pemasaran adalah sangat penting dalam semua kegiatan yang
menghasilkan barang atau pun jasa. Hasil perikanan dapat dikelompokkan ke
dalam bahan mentah dan barang konsumsi. Sebagai bahan mentah dapat dibeli
oleh pabrik atau usaha pengolahan untuk diolah menjadi barang jadi misalnya ikan
kaleng, aneka olahan ikan, tepung ikan.
Hasil kegiatan perikanan dan kelautan termasuk “perishable goods” atau produk
mudah rusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda
dengan produk barang maupun jasa pada umumnya. Apalagi “image” masyarakat
terhadap produk-produk perikanan juga berbeda atau beragam dibanding dengan
produk pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi
pemasaran produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap
produk perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya
amis, ikan banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya bisa atau
paling enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk perikanan masih
demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah
101
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu maupun
organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli maupun dimiliki.
Menentukan harga yang tepat adalah sulit. Harga yang tepat yaitu tidak terlalu
mahal di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi pengusaha dan
102
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Pemasaran adalah kondisi situasi bisnis bersifat dapat dikelola, merupakan suatu
sistem, melibatkan produk, promosi, penetapan harga, dan distribusi (yang perlu
dikoordinasi), dan dirancang untuk memberikan sesuatu yang memuaskan atau
nilai kepada suatu kelompok (pasar sasaran), dan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi / individu. Kesimpulannya yang paling penting dari pengertian
pemasaran adalah adanya hubungan dengan pemindahan hak milik secara
memuaskan.
103
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Target market adalah bagian pasar yang dijadikan sebagai tujuan pemasaran.
Pengusaha perikanan dapat mencapai tujuannya hanya kalau memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen dan mampu memenuhinya dengan cara yang
lebih efisien dan efektif dibanding pesaing. Konsekuensinya adalah pengusaha
perikanan harus memahami betul siapa pasar sasarannya, sekaligus bagaimana
perilaku mereka.
Posisi produk adalah suatu tempat yang diduduki produk secara relatif terhadap
pesaing. Tempat tersebut bukan ruang (space) secara fisik, melainkan tempat
berupa image di dalam ruang benak konsumen.
Nama
Kelas / NIS
Tugas
Tanggal
104
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Tuliskan rencana yang anda lakukan sesuai kemampuan yang anda peroleh
setelah mempelajari buku ini
105
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
F. Tugas
Lembar Kerja
Pendahuluan
Dalam sistem pemasaran perikanan, meliputi kegiatan mulai pengadaan sarana
produksi, produksi, pengolahan pasca panen (agroindustri), pemasaran dan
kelembagaan adalah merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait satu sama
lain. Semua kegiatan dalam agribisnis perikanan tersebut, ada proses
menghasilkan produk. Produsen yang bergerak di bidang sarana produksi akan
menghasilkan produk-produk pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan produksi.
Produsen yang bergerak pada kegiatan produksi akan menghasilkan produk atau
ikan untuk memenuhi kebutuhan pada kegiatan agroindustri. Khususnya kegiatan
pemasaran (marketing), disaat produk sudah dihasilkan baik dalam kegiatan
sarana produksi, produksi dan agroindustri, maka kegiatan pemasaran sangatlah
penting. Tanpa kegiatan pemasaran maka semua produk yang dihasilkan tersebut
adalah merupakan seonggok barang yang tidak bermanfaat.
Dengan demikian, kegiatan pemasaran adalah sangat penting dalam semua
kegiatan yang menghasilkan barang ataupun jasa. Hasil perikanan dapat
dikelompokkan ke dalam bahan mentah dan barang konsumsi. Sebagai bahan
mentah dapat dibeli oleh pabrik atau usaha pengolahan untk diolah menjadi
barang jadi misalnya ikan kaleng, aneka olahan ikan, tepung ikan, dsb. Sebagai
barang konsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir (household consumer,
restaurant, hospital, dll).
Produk perikanan dan kelautan termasuk “perishable goods” atau produk mudah
rusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda dengan
produk barang maupun jasa pada umumnya. Apalagi “image” masyarakat
terhadap produk-produk perikanan juga berbeda atau beragam dengan produk
pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi pemasaran
produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap produk
perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya amis, ikan
banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya bisa atau paling
106
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Keselamatan kerja
a. Gunakan pakaian praktek saat melakukan kegiatan di lapangan atau pakaian
lab
b. Berhati-hati selama menggunakan peralatan kerja
Langkah Kerja:
107
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
5. Sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk disebut …..
a. Penawaran
b. Penjualan
c. Nilai
d. Harga
108
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kunci Jawaban
1. a
2. c
3. b
4. d
5. d
109
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
H. Penilaian
1. Sikap
2. Pengetahuan
3. Keterampilan
110
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta
didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Nama Peserta Didik : .........................................................................
Kelas : .........................................................................
Topik : .........................................................................
Sub Topik :..........................................................................
Tanggal Pengamatan : .........................................................................
Pertemuann ke : .........................................................................
Skor Ket.
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Sebelum memulai pelajaran, berdoa sesuai agama yang
dianut siswa
2 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran di kelas
3 Kesungguhan siswa dalam melaksanakan praktek
4 Ketelitian siswa selama mengerjakan praktek
5 Kejujuran selama melaksanakan praktek
6 Disiplin selama melaksanakan praktek
8 Tanggung jawab siswa mengerjakan praktek
9 Kerjasama antar siswa dalam belajar
10 Menghargai pendapat teman dalam kelompok
11 Menghargai pendapat teman kelompok lain
12 Memiliki sikap santun selama pembelajaran
Jumlah
Total
Nilai Akhir
111
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
∑ skor
NA =
12
112
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
113
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
114
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
115
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
1. Pemasaran yang kurang baik atau tidak memadai, yang paling parah dapat
mengakibatkan suatu usaha mengalami ....
a. stagnasi
b. kemajuan
c. kemunduran
d. keberhasilan
e. kebangkrutan
2. Kemunduran suatu usaha yang diakibatkan oleh pemasaran yang kurang baik atau
tidak memadai terutama dapat dengan mudah pada pengusaha ....
a. kecil
b. besar
c. senior
d. pemula
e. menengah
116
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
6. Kegunaan waktu yang dapat diciptakan dalam pemasaran benih ikan mas adalah
....
a. bulan januari
b. bulan maret
c. bulan mei
d. bulan juli
e. bulan september
7. Sistem pemasaran benih ikan mas banyak berkaitan dengan berbagai pihak,
kecuali
a. penyedia bahan pengemasan
b. petani pembesaran ikan
c. jasa transportasi
d. penyedia modal
e. penyedia pakan
8. Memaksimumkan tingkat konsumsi ikan mas dapat dilakukan dengan cara ....
a. promosi
b. pelayanan prima
c. diversifikasi jenis benih
d. peningkatan mutu produk
e. diversifikasi ukuran benih
117
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
9. Salah satu cara yang harus dihindari untuk menanggulangi risiko usaha produksi
benih ikan mas akibat kegagalan pemasaran, adalah ..
a. pasar opsi
b. pasar masa depan
c. usaha perlindungan
d. diversifikasi produk
e. pemasaran langsung
118
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kunci Jawaban
1. e
2. d
3. c
4. a
5. a
6. c
7. e
8. a
9. e
10. b
119
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta
didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Skor
No Aspek Pengamatan Ket.
1 2 3 4
1 Membaca buku bacaan / sumber belajar lainnya
sebelum pelajaran
2 Memahami materi pelajaran yang akan di
praktekkan
3 Melakukan persiapan alat dan bahan ang akan
digunakan dengan baik
4 Melakukan pemberokan ikan dengan baik
5 Melakukan pengemasan/pengepakan dengan
baik
6 Menulis laporan praktek sesuai out line yang
dianjurkan
7 Menulis laporan dengan memaparkan dan
membahas data hasil praktek
120
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
121
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
∑ skor
NA =
6
122
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Kegiatan
No Nama Siswa Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Jml NA
A B A B C A B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
dst
123
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
DAFTAR PUSTAKA
Agus Afianto, 2013. Laporan Praktikum Pemasaran Hasil Perikanan (Sosis Ikan
Bandeng).
Assauri, S. 1987. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. CV. Rajawali.
Jakarta.
124
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Boyd, 1988. Water Quality in Warmwater Fish Pond, Forth Printing. Alabama, USA:
Agricultural Experiment Station, Auburn University
Boyd, 1990, Water quality in ponds for aquaculture, Alabama Agricultural Experiment
Station, Auburn. University, 1990 - 482 halaman
Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam,
Alfabeta, Bandung.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofi dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
Eva Zhoriva Yusuf dan Lesley Williams, 2007 Manajemen Pemasaran Studi Kasus
Indonesia. Jakarta: PPM.
Evi eliviawati dan Eddy afriyanto (2010), Penanganan Ikan Segar, , Penerbit
Percetakan Kanisius , Yogyakarta
125
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Gerbhards (1965) air transport is probably the most efficient and least stressful method
of securing small numbers of fingerling fish. U. S. Environmental Protection
Agency. Oregon.
Hanafiah, Ir. A. M. Dan Dr. Ir. A. M. Saefuddin. 1983. Tata Niaga hasil Perikanan.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Kartasapoetra. 1992. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Rineka Cipta. Jakarta.
Kotler, Philip. 1991. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implememtasi
dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta
126
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Lubis, Arlina Nurbaity. 2004. Strategi Pemasaran Dalam Persaingan Bisnis. Universitas
Sumatera Utara : Medan
127
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
GLOSARIUM
128
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Karbondioksida = Zat Zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon
Oksigen terlarut = Salah Salah satu parameter penting dalam analisis
kualitas air yang berfungsi untuk pernapasan organisme
Media = Perantara, wadah
Parameter = Tolok ukur, ukuran, kriteria
Nitrit = Salah Salah satu bentuk senyawa Nitrogen, dalam hal
ini nitrit adalah derivat senyawa nitrogen. Nitrit dalam
bentuk senyawa ionik di simbolkan dengan NO2- yang
merupakan hasil oksidasi senyawa ammonia (NH3 dan
NH4+ )
Alkalinitas = Kapasitas Kapasitas air untuk menetralkan tambahan
asam tanpa penurunan nilai pH larutan
Respirasi = Pernapasan
Kadar = Jumlah, kandungan
Terabsorpsi = Terserap
Haemoglobin = Protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh
Keasaman = Derajat keasaman yang diukur dengan pH
Atmosfer = Lapisan gas dengan ketebalan ribuan kilometer yang
terdiri atas beberapa lapisan dan berfungsi melindungi
bumi dari radiasi dan pecahan planet lain
Polyetheline = Bahan termoplastik yang digunakan secara luas oleh
konsumen produk
Biomassa = Jumlah individu tiap volume/m
Seleksi = Pemilihan
Metabolisme = Rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal
dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel
Anestesia = Suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
Biokimiawi = Proses kimia yang terjadi pada mahluk hidup
Mikrobiologik = Semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan
mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik,
protozoa, dan Archaea
129
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
130
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
131
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
INDEKS
A J
Alat transportasi 10,12,44,45 Jarak tempuh 12,18,54,98
Amoniak tinggi 14,26,46 Jenis ikan
Air dingin 41,48 5,6,14,25,42,44,71,79,86,87,88,89,94,97,99,107
Analisis situasi 80,84
Autolysis 22,47,48
B K
Biokimiawi 29,46,62,129 Kemasan 8,11,12,38,39,47,76,96,99
Bak 6,7,13,14,15,19,21,23,26,45,52 Keputusan Pasar, 81
Bakteri 7,15,24,32,33,34,47,129 Konsep produksi 93
Booking cargo 12 Konsumen 5,27,29,42,46,71,73,74,75
Konsumsi oksigen 19,24,28,38,41,46,48,51
Kalium Permanganat 14
Kantong plastik 19,24,38,39,40,43,44,45
Karbondioksid 14,15,16,26,39,40,43,46
Keasaman 17
Kepadatan 18,22,24,25,36,44,45
Keramba jaring 22
Ketersediaan oksigen 5,10,17,18,19,25
Kolam 6,7,15,19,21,22,23,24,31,36,46,47
Kualitas air
1,2,7,9,10,14,15,16,19,25,26,43,45,46
C M
Ciri-ciri pemasaran 84 Mikrobia 29
Manusia 31,11,45,75,82,83
Media air 14,18,37,38,39,40,44,45,46,47
Mengangkut 7,9,36,45,47
Mobil 11,12,20,25,45
Motor 11,12,45
132
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
D O
Diseleksi 14 Oksigen terlarut
Drum 13,27,34,36,37,45,47,50 5,9,10,11,13,14,15,17,18,19,20,38,43,44,46
Deversifikasi 86
E P
Enzim 33,34 Pelanggan 74,75,80,83,92,93,102,104
Es 34,35,38,40,41,48 Pemasaran 3, 8,35,51,71,72
Ember 6,13,27,37,50 Pembelian 76,88,96,97
Penerapan teknologi 89,94
Penjualan
20,71,74,77,82,83,91,92,93,94,95,96,97,107,108
Perdagangan 91,96,97
Perencanaan pemasaran 79,81,103
Perilaku konsumen 88
Persaingan 14,26,80
Posisi pasar 86,87
Produk mudah rusak 73,101,106
Promosi 74,75,77,78,82,83,94,95,103
Parasit 21,24
Pemberokan 6,13,14,20,26,41,48
Penangkapan ikan 21
Pengangkutan 1,2,3,6,7,9,10,11
Pesawat 11,12,27,38,44,45
pH 15,16,17,32,39,43,46,47
Penampungan 5,6,20,21,23,31
F
Fiberglass 13,37,45 S
Secara terbuka 7,13,36,38,45,47
G Segmen pasar 86,88
Gas-gas beracun 28,46,51 Strategi pemasaran 73,79,80,83,84,101,104,107
Grading. 14,20,21,33,46 Sistem pengangkutan 3,7,11,29,36,38,47
Sortir 14,16
Styreofoam 12
133
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
Suhu 15,17,18,23,24,25,31
Suhu air 37,38,39,40,42,44,47,53
H T
Harga Tepat waktu 11,122
5,12,71,72,75,76,78,81,86,88,91,92,93, Tempat
99,102,103,107 9,14,21,24,26,27,29,31,35,36,38,41,45,47,4
Harga Ikan 5,71,72,107 9,71,75,76,78,81,85,86,87,88,99,104
I U
Identifikasi Pasar 78 Ukuran 5,7,117,128
ikan segar 28 Umur dan ukuran ikan 10,53
Intergrasi vertikal 86 Utilitas bentuk 92
Utilitas citra 93
Utilitas informasi 92
Utilitas kepemilikan 93
Utilitas tempat 92
Utilitas waktu 92
V
volume air 24,25,28,40,51
134
Teknik Panen dan Pasca Panen Ikan-2
135