Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROFESI

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROFESI DENGAN


DIAGNOSA MEDIS HIV AIDS

OLEH :
VALENTINA WINARTI
NIM : 01.3.20.000462

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM
PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
STIKES RS BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI
NERS PROGRAM PROFESI

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : VALENTINA WINARTI


NIM : 01.3.20.00462
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROFESI
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIV AIDS

Kediri, 17 Oktober 2020


Dosen Pembimbing

Vitaria Wahyu Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep


BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori


1.1.1 Pengertian
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan patogen yang
menyerang sistem imun manusia, terutama semua sel yang memiliki penanda
CD4+ di permukaannya seperti makrofag dan limfosit T. sementara acquired-
immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan suatu kondisi (sindrom)
imunosupresif yang berkaitan erat dengan berbagai infeksi oportunistik,
neoplasma sekunder. Serta manifestasi neurologik tertentu akibat infeksi HIV.
(Risca, Iris, 2014).
Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah singkatan dari AIDS. AIDS
adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang
timbul akibat infeksi HIV (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Virus HIV memasuki tubuh seseorang maka tubuh akan terinfeksi dan
virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (Sel limfosit T CD4 dan
Makrofag). Virus HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan
menghasilkan antibodi untuk HIV. Masa antara masuknya infeksi dan
terbentuknya antibodi yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium
adalah antara 2-12 minggu dan disebut masa jendela (window period). Selama
masa jendela, pasien sangat infeksius sehingga mudah menularkan kepada orang
lain meskipun hasil pemeriksaan laboratorium masih negatif (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
1.1.2 Etiologi
Menurut Risca,Iris (2014) HIV merupakan virus ribonucleic acid (RNA) yang
termasuk dalam subfamili lentivirus dan famili Retrovirus. Struktur HIV dapat
dibedakan menjadi dua tipe HIV-1 yang menyebar luar ke seluruh dunia dan
HIV-2 yang hanya ada di afrika Barat dan beberapa Negara Eropa.
Sumber penularan infeksi HIV
1. Kontak seksual (heteroseksual, homoseksual) lewat mukosa genetal
2. Darah, produk darah ( langsung menyebar hematogen) jaringan
transplansi, jarum suntik, spuit
3. Vertikal dari ibu ke janin / bayi lewat infeksi intrapartum perinatal atau air
susu ibu.
1.1.3 Manifestasi Klinis
Gejala yang muncul pada HIV AIDS:
1. Gejala mayor
a. Berat badan menyusut hingga 10% atau lebih dalam waktu satu bulan,
tanpa sebab yang spesifik.
b. Diare berkepanjangan selama lebih dari satu bulan.
c. Demam terus-menerus, baik konstan maupun hilang-timbul, selama
sebulan lebih.
2. Gejala minor
a. Batuk kering berkepanjangan.
b. Serangan gatal pada permukaan kulit di seluruh tubuh.
c. Herpes zoster, mirip cacar air, yang tampak pada kulit, dan tidak
sembuh-sembuh.
d. Ruam pada mulut, lidah, dan tenggorokan.
e. Kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan membengkak tanpa sebab.
1.1.4 Patofisiologi
Penyebab dari AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
termasuk dalam famili retrovirus. Virus HIV melekat dan memasuki limfosit T
helper CD4+. Virus tersebut menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel imunologik
lain dan akan mengalami destruksi sel secara bertahap. Sel-sel ini, yang
memperkuat dan mengulang respons imunologik, dan bila sel-sel tersebut
berkurang dan rusak, maka fungsi imunologik lain terganggu.
HIV merupakan retrovirus yang membawa informasi genetic RANA. Pada
saat virus HIV masuk dalam tubuh virus akan menginfeksi sel yang mempunyai
antigen CD4+ (Sel T pembantu, helper T cell). Sekali virus masuk ke dalam sel,
virus akan membuka lapisan protein sel dan menggunakan enzim Reserve
transcriptase untuk mengubah RNA. DNA virus akan terintergrasi dalam sel
DNA host dan akan mengadakan duplikasi selama proses normal pembelahan.
Dengan memasuki limfosit T4, virus memaksa limfosit T4 untuk
memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menyebabkan kematian limfosit T4.
kematian limfosit T4 membuat daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah
terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal itu
menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit HIV/AIDS. Selain menyerang
limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain. Organ yang paling
sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. Virus AIDS diliputi oleh
suatu protein pembungkus yang sifatnya toksik (racun) terhadap sel. Khususnya
sel otak dan susunan saraf pusat dan tepi lainnya yang dapat mengakibatkan
kematian sel otak.
Sel CD4+ (Sel T pembantu / helper T cell) sangat berperan penting dalam
fungsi system immune normal, mengenai antigen dan sel yang terinfeksi, dan
mengaktifkan sel B untuk memproduksi antibody. Juga dalam aktivitas langsung
pada cell-mediated cell immune (immune sel bermedia) dan mempengaruhi
aktivitas langsung pada sel kongetitis duplikasi.
Menurut Long (2013) retrovirus /HIV dibawa oleh hubungan seksual,
tranfusi darah dan oleh ibu yang terkena infeksi ke fetus. Pada saat virus HIV
masuk ke dalam aliran darha maka HIV mencari sel T4 dan pembantu sel virus
melekat pada isyarat dari T4 dan masuk ke dalam sel dan mengarahkan
metabolisme agar mengabaikan fungsi normal (kematian sel T4) dan
memperbanyak dari HIV. HIV baru menempel kepada sel T4 dan
menghancurkannya. Hal ini terjadi berulang-ulang kemudian terjadi sebagai
berikut :
1. Infeksi Akut
Terjadi infeksi imun yang aktif terhadap masuknya HIV ke dalam darah. HIV
masih negatif. Gejala lainnya seperti demam, mual, muntah, berkeringat
malam, batuk, nyeri saat menelan dan faringgitis.
2. Infeksi kronik
Terjadi bertahun-tahun dan tidak ada gejala (asimtomatik), terjadi refleksi
lambat pada sel-sel tertentu dan laten pada sel-sel lainnya.
3. Pembengkakan kelenjar limfe
Gejala menunjukkan hiperaktivitas sel limfosit B dalam kelenjar limfe dapat
persisten selama bertahun-tahun dan pasien tetap merasa sehat. Pada masa ini
terjadi progresi terhadap dari adanya hiperplasia folikel dalam kelenjar limfe
sampai dengan timbulnya involusi dengan tubuh untuk menghancurkan sel
dendritik pada otak juga sering terjadi, pembesaran kelenjar limfa sampai dua
tahun atau lebih dari nodus limfa pada daerah inguinal selama tiga bulan atau
lebih. HIV banyak berkonsentrasi pada liquor serebrospinal.
4. Penyakit lain akan timbul antara lain :
a. Penyakit kontitusional
Gejala dengan keluhan yang disebakan oleh hal-hal yang tidak langsung
berhubungan dengan HIV seperti diare, demam lebih dari 1 bulan,
berkeringat malam, terasa lelah yang berlebih, berat badan yang menurun
sampe dengan 10% yang mengindikasikan AIDS (slim disease)
b. Gejala langsung akibat HIV/Kompleks Demensia AIDS (AIDS demensia
complex)
Muncul penyakit-penyakit yang menyerang sistem syaraf antara lain
mielopati, neuropati perifer, penyakit susunan syaraf otak, kehilangan
memori secara fluktoatik, bingung, kesulitan konsentrasi, apatis dan
terbatasnya kecepatan motorik. Demensia penuh dengan adanya gangguan
kognitif, verbalisasi, kemampuan motorik, penyakit kontitusional.
c. Infeksi akibat penyakit yang di sebabkan parasit : pneumonia carinii
protozoa (PCP), cryptosporidictis (etero colitis), toxoplasmosis (CNS
dissemminated desease), dan isoporiasis (coccodiosis), bakteri (infeksi
mikrobakteri, bakteriemi, salmonella, tubercullosis), virus sitomegelovirus
: hati, retinaparu-paru, kolon; herpes simplek) dan fungus (candidiasis
pada oral, esofagus, intestinum)
d. Kanker sekunder
Muncul penyakit seperti sarcoma kaposi.
e. Penyakit lain
f. Infeksi sekunder atau neoplasma lain yang berakibat pada kematian
dimana sistem imunitas tubuh sudah pada batas minimal atau mugkin
habis sehingga HIV menguasai tubuh
1.1.5 Pathway Virus HIV masuk

Menginfeksi sel yang mempunyai molkul CD4


(Limfosit T4, Monosit, sel dendrit, sel langerhans)

Sel limfosit T4 hancur

Imunitas tubuh menurun

Infeksi oportunistik Stigmatisasi Isolasi diri

Respiratorius Gastrointestinal Neurologi Sel-sel malignan

Mycobakteriu Kandidiasis oral


PCP Diare Ensevalopati HIV Sarkoma kaposi
m

MK. Disfungsi seluler Lesi kutaneus


Menginvasi dan berpoliferasi Penurunan nafsu makan
Kekurangan mengganggu
dengan alveoli pulmonalis dan neurotransmiter
terjadi konsolidasi parenkim paru volum cairan
dari kebutuhan MK. MK.Nyeri
MK. Nutrisi kurang dari
tubuh Gangguan daya ingat, Kerusakan Akut
kebutuhan tubuh
sakit kepala, sulit integritas
Penumpukan sekret Tergangguanya proses berkonstrasi, konfusi kulit
pada bronkus difusi dan osmosis progresif, apatis

MK. Bersihan Penurunan konsentrasi MK. Gangguan


jalan napas tidak O2 pertukaran gas Gangguan proses pikir
efektif
1.1.6 Klasifikasi
Stadium HIV AIDS:
1. Stadium I:
Tidak bergejala/asimptomatik, Limpadenopati generalisata
2. Stadium II:
BB menurun < 10%. Kelainan kulit dan mukosa yg ringan, dermatitis
seboroik, prurigo, ulkus oral yg rekuren. Herpes Zoster dalam 5 tahun
terakhir. Infeksi saluran nafas atas yg berulang.
3. Stadium III :
BB menurun > 10%. Diare kronis yg berlangsung > 1 bulan. Demam
berkepanjangan > 1 bulan. Kandidiasis oral. Oral hairy lekoplakia. TB
paru dalam tahun terakhir. Infeksi bakteri yang berat seperti pneumoni,
piomisitis
4. Stadium IV :
HIV wasting syndrome. Pneumonia Pneumocytis carinii. Toksoplasmosis
otak. Retinitis CMV. TB di luar paru. Limfoma maligna. Encepalopati
HIV. Mikosis dessiminata seperti histoplasmosis
Klasifikasi klinis HIV AIDS:
1. Kategori Klinis A:
Mencakup satu atau lebih keadaan ini pada dewasa/remaja dengan infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang sudah dapat dipastikan tanpa
keadaan dalam kategori klinis B dan C
a. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang simptomatik.
b. Limpanodenopati generalisata yang persisten
c. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) primer akut dengan
sakit yang menyertai atau riwayat infeksi HIV yang akut.
2. Kategori Klinis B
Contoh-contoh keadaan dalam kategori klinis B mencakup :
a. Angiomatosis baksilaris
b. Kandidiasis orofaring/ vulvavaginal (peristen,frekuen / responnya
jelek terhadap terapi
c. Displasia serviks ( sedang / berat karsinoma serviks in situ )
d. Gejala konstitusional seperti panas ( 38,5o C ) atau diare lebih dari 1
bulan.
e. Leukoplakial yang berambut
f. Herpes Zoster yang meliputi 2 kejadian yang bebeda / terjadi pada
lebih dari satu dermaton saraf.
g. Idiopatik trombositopenik purpura
h. Penyakit inflamasi pelvis, khusus dengan abses Tubo Varii
3. Kategori Klinis C
Contoh keadaan dalam kategori pada dewasa dan remaja mencakup :
a. Kandidiasisbronkus,trakea / paru-paru, esophagus
b. Kanker serviks inpasif
c. Koksidiomikosis ekstrapulmoner / diseminata
d. Kriptokokosis ekstrapulmoner
e. Kriptosporidosis internal kronis
f. Cytomegalovirus ( bukan hati,lien, atau kelenjar limfe )
g. Refinitis Cytomegalovirus ( gangguan penglihatan )
h. Enselopathy berhubungan dengan Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
i. Herpes simpleks (ulkus kronis,bronchitis,pneumonitis / esofagitis )
j. Histoplamosis diseminata / ekstrapulmoner )
k. Isoproasis intestinal yang kronis
l. Sarkoma Kaposi
m. Limpoma Burkit , Imunoblastik, dan limfoma primer otak
n. Kompleks mycobacterium avium ( M.kansasi yang diseminata /
ekstrapulmoner
o. M.Tubercolusis pada tiap lokasi (pulmoner / ekstrapulmoner )
p. Mycobacterium, spesies lain,diseminata / ekstrapulmoner
q. Pneumonia Pneumocystic Cranii
r. Pneumonia Rekuren
s. Leukoenselophaty multifokal progresiva
t. Septikemia salmonella yang rekuren
u. Toksoplamosis otakSindrom pelisutan akibat HIV
1.1.7 Komplikasi
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a. Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung HIV pada sel saraf,
berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfasia, dan isolasi sosial.
b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
d. Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan HIV
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan
sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,
malabsorbsi, dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
a. Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
b. Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri
1.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
1) Tes Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostik yang sebagian masih bersifat
penelitian. Tes dan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosis
HIV dan memantau perkembangan penyakit serta responnya terhadap terapi
HIV:
a) Serologis
b) Tes antibody serum
Skrining HIV dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan merupakan
diagnosa
c) Tes blot western
Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency Virus (HIV)
d) Sel T limfosit
Penurunanjumlah total
e) Sel T4 helper
Indikator sistem imun (jumlah <200> )
f) T8 ( sel supresor sitopatik )
Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper
( T8 ke T4 ) mengindikasikan supresi imun.
g) P24 (Protein pembungkus HIV)
Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi infeksi
h) Kadar Ig
Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau mendekati
normal
i) Reaksi rantai polimerase
Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer
monoseluler.
j) Tes PHS
Pembungkushepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin positif
2) Laboratorium total
Histologis, pemeriksaansitologis urine, darah, feces, cairan spina, luka,
sputum, dan sekresi, untukmengidentifikasiadanyainfeksi : parasit, protozoa,
jamur, bakteri, viral.
3) Neurologis
EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf)
4) Tes Lainnya
a) Sinar X dada
Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari PCP tahap lanjut atau
adanya komplikasi lain
b) Tes Fungsi Pulmonal
Deteksi awal pneumonia interstisial
c) Skan Gallium
Ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dan bentuk pneumonia
lainnya.
d) Biopsis
Diagnosa lain dari sarcoma Kaposi
e) Brankoskopi / pencucian trakeobronkial
Dilakukan dengan biopsy pada waktu PCP ataupun dugaan kerusakan
paru-paru
f) Tes Antibodi
Jika seseorang terinfeksi HIV, maka sistem imun akan bereaksi dengan
memproduksi antibody terhadap virus tersebut. Antibody terbentuk dalam
3 – 12 minggu setelah infeksi, atau bisa sampai 6 – 12 bulan. Hal ini
menjelaskan mengapa orang yang terinfeksi awalnya tidak
memperlihatkan hasil tes positif. Tapi antibody ternyata tidak efektif,
kemampuan mendeteksi antibody HIV dalam darah memungkinkan
skrining produk darah dan memudahkan evaluasi diagnostik.
1.1.9 Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan untuk
mencegah terpajannya HIV, bisa dilakukan dengan:2
1. Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan
pasangan yang tidak terinfeksi.
2. Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks
terakhir yang tidak terlindungi.
3. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas
status HIV nya.
4. Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.
5. Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.
Apabila terinfeksi HIV, maka terapinya yaitu :
1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan,mengendalikan, dan pemulihan infeksi
opurtunistik, nosokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang
aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab
sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
2. Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif
terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan
menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien
AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien
dengan HIV positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm
3. Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan
menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada
prosesnya. Obat-obat ini adalah :
a. Didanosine
b. Ribavirin
c. Diedoxycytidine
d. Recombinant CD 4 dapat larut
4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti
interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat
menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk
menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
5. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-
makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan
yang mengganggu fungsi imun. Menghindari infeksi lain, karena infeksi
itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi HIV.
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan

1.2.1 Pengkajian
a. Riwayat Penyakit
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun.
Umur kronologis pasien juga mempengaruhi imunokompetens. Respon imun
sangat tertekan pada orang yang sangat muda karena belum berkembangnya
kelenjar timus. Pada lansia, atropi kelenjar timus dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi. Banyak penyakit kronik yang berhubungan
dengan melemahnya fungsi imun. Diabetes meilitus, anemia aplastik, kanker
adalah beberapa penyakit yang kronis, keberadaan penyakit seperti ini harus
dianggap sebagai faktor penunjang saat mengkaji status imunokompetens
pasien. Berikut bentuk kelainan hospes dan penyakit serta terapi yang
berhubungan dengan kelainan hospes :
1) Kerusakanresponimunseluler (LimfositT )
Terapiradiasi,defisiensinutrisi,penuaan,aplasiatimik,limpoma,kortikosteroi
d,globulin anti limfosit,disfungsitimikcongenital.
2) Kerusakanimunitas humoral (Antibodi)
Limfositikleukemiakronis,mieloma,hipogamaglobulemiacongenital,protei
n – liosingenteropati (peradangan usus).
b. Pemeriksaan Fisik (Objektif) dan Keluhan (Sujektif)
1) Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah,intoleransi aktivitas,progresi malaise,perubahan pola
tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktifitas
( Perubahan TD, frekuensi Jantun dan pernafasan ).
2) Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada
cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat /
sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
3) Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,mengkuatirkan
penampilan, mengingkari diagnosa, putus asa,dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri, marah.
4) Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus – menerus, sering dengan atau tanpa kram
abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare pekat dan
sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,perianal,perubahan
jumlah,warna,dan karakteristik urine.
5) Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi
yang buruk, edema
6) Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
7) Neurosensoro
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan status
indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak
normal,tremor,kejang,hemiparesis,kejang.
8) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / lokal, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada
pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan rentan
gerak,pincang.
9) Pernafasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak
pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya
sputum.
10) Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar,pingsan,luka,transfuse darah,penyakit
defisiensi imun, demam berulang,berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses, timbulnya nodul,
pelebaran kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.
11) Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi,menurunnya
libido,penggunaan pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan,herpes genetalia
12) Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,isolasi,kesepian,adanya
trauma AIDS
Tanda : Perubahan interaksi
13) Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Kegagalan dalam perawatan,prilaku seks beresiko
tinggi,penyalahgunaan obat-obatan IV,merokok,alkoholik.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencendera fisiologis
3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
4. Diare Berhubungan dengan proses infeksi
1.2.3 Intervensi Keperawatan
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
SDKI
Defisit Nutrisi D.0085
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan cairan
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Penyebab :
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Peningkatan kebutuhan metabolism
5. Faktor ekonomi ( mis. Finansial dan mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)

Gejala dan tanda mayor Objektif :


Subjektif : 1. Berat badan menurun minimal
(Tidak tersedia) 10% dibawah rentang ideal

Gejala dan tanda minor Objektif :


Subjektif : 1. Bising usus hiperaktif
1. Cepat kenyang setelah makan 2. Otot pengunyah lemah
2. Kram/nyeri abdomen 3. Otot menelan lemah
3. Nafsu makan menurun 4. Mmbran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare

Kondisi klinis terkait :


1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amvotropic lateral sclerosis
Referensi
1. Luka bakar
2. Kanker
3. Infeksi
4. AIDS
5. Penyakit Crohn’s

SLKI
Status nutrisi................................................................................ L.03030
Definisi : keedukuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Ekspetasi Membaik
Kriteria Hasil

Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat


Menurun Meningkat
Porsi 1 2 3 4 5
makanan
yang
dihabiskan
Kekuatan 1 2 3 4 5
otot
mengunyah
Kekuatan 1 2 3 4 5
otot
menelan
Serum 1 2 3 4 5
albumin
Verbalisasi 1 2 3 4 5
keinginan
untuk
meningkatk
an nutrisi
Pengetahua 1 2 3 4 5
n tentang
pilihan
makanan
yang sehat
Pengetahua 1 2 3 4 5
n tentang
minuman
yang sehat
Pengetahua 1 2 3 4 5
n tentang
standart
asupan
nutrisi yang
tepat
Penyiapan 1 2 3 4 5
dari
penyimpana
n makanan
yang aman
Penyiapan 1 2 3 4 5
dari
penyimpana
n minuman
yang aman
Sikap 1 2 3 4 5
terhadap
makanan/mi
numan
sesuai
dengan
tujuan
kesehatan
Meningka Cukup Sedang Cukup Menurun
t Meningka Menurun
t
Perasaan 1 2 3 4 5
cepat
kenyang
Nyeri 1 2 3 4 5
abdomen
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut 1 2 3 4 5
rontok
Diare 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k memburu membaik
k
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks masa 1 2 3 4 5
tubuh
(IMT)
Frekuensi 1 2 3 4 5
makanan
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal 1 2 3 4 5
lipatan kulit
trisep
Membran 1 2 3 4 5
mukosa

Nafsu makan.................................................................................... L.03024


Definisi : keinginan untuk makan
Ekspetasi Membaik
Kriteria Hasil

Men Cuku Sedan Cuku Me


uru p g p nin
n Menu Meni gk
run ngkat at
Keinginan makan 1 2 3 4 5
Asupan makan 1 2 3 4 5
Asupan cairan 1 2 3 4 5
Energi untuk makan 1 2 3 4 5
Kemampuan merasakan makanan 1 2 3 4 5
Kemampuan menikmati makanan 1 2 3 4 5
Asupan nutrisi 1 2 3 4 5
Stimulus untuk makan 1 2 3 4 5
Kelaparan 1 2 3 4 5

Berat badan................................................................................ L.03018


Definisi : akumulasi bobot tuuh sesuai dengan usia dan jenis kelamin
Ekspetasi Membaik
Kriteria Hasil

Men Cuku Sedan Cuku Me


uru p g p nin
n Menu Meni gk
run ngkat at
Berat badan 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit 1 2 3 4 5
Indeks masa tubuh 1 2 3 4 5

SIKI
Manajemen nutrisi (I.03119)
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola asupan yang seimbang
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Manitor hasil pemeriksaan labolatorium

Terapiutik
1. Lakukan oral hygiene sebelum maka jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara mekanik dan suhu yang sesuai
4. Berikanan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi proterin
6. Berikan suplemen makanan jika perlu
7. Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk jika perlu
2. Anjurkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik) jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan jika perlu
Promosi Berat Badan
(I.03136)
Definisi : memfasilitasi peningkatan berat badan
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
2. Monitor adanya mual muntah
3. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari
4. Monitor berat badan
5. Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum

Terapiutik
1. Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan jika perlu
2. Sediakan makanan yang tepat sesuai
kondisi pasien
3. Hidangkan makanan secara menarik
4. Berikan suplemen jika perlu
5. Berikan pujian pada pasien/keluarga
untuk peningkatan yang dicapai

Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namun tetap terjangkau
2. Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan

2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pendendera fisiologis


Nyeri akut (D0077)
Kategori: Psikologis
Subkategori: Nyeri dan Kenyamanan
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakkan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab
1. Agen pendendera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencendera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencendera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong)
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, Latihan fisik berlebihan)

Gejala
Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada,
posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diasforesis

Kondisi Klinis Terkaiit


1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma

Kondisi Klinis Terkait


*) Pengkajian nyeri dapat menggunakan instrument skala nyeri,
seperti:
- FLACC Behavioral Pain Scale untuk usia kurang dari 3 tahun
- Bakker-Wong-FACES scale untuk usia 3-7 tahun
- Visual analogue scale atau numeric rating scale untuk usia di atas 7
tahun

SLKI
Tingkat Nyeri (L.08066)
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstran.
Ekspetasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Kemampuan 1 2 3 4 5
menuntaska
n aktivitas
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Keluhan 1 2 3 4 5
Nyeri
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap 1 2 3 4 5
protektif
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan 1 2 3 4 5
tidur
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus 1 2 3 4 5
pada diri
sendiri
Diaphoresis 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
depresi
(tertekan)
Perasaan 1 2 3 4 5
takut
mengalami
cedera
berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Periuneum 1 2 3 4 5
terasa
tertekan
Uterus 1 2 3 4 5
teraba
membulat
Ketegangan 1 2 3 4 5
otot
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
Pola napas 1 2 3 4 5
Proses 1 2 3 4 5
berpikir
Fokus 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Pola tidur 1 2 3 4 5

Kontrol Nyeri (L.08063)


Definisi
Tindakan untuk meredakan pengalaman sensorik atau emosional yang
tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
Ekspetasi Meningkat
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Melaporkan 1 2 3 4 5
nyeri
terkontrol
Kemampuan 1 2 3 4 5
mengenali
onset nyeri
Kemampuan 1 2 3 4 5
mengenali
penyebab
nyeri
Kemampuan 1 2 3 4 5
menggunakan
teknik non-
farmakologi
Dukungan 1 2 3 4 5
orang terdekat
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Keluhan 1 2 3 4 5
nyeri
Penggunaan 1 2 3 4 5
analgesic

Mobilitas Fisik (L.05042)


Definisi
Kemampuan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mendiri.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Pergerakan 1 2 3 4 5
ekstermitas
Kekuatan 1 2 3 4 5
otot
Rentang 1 2 3 4 5
gerak
(ROM)
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Kaku sendi 1 2 3 4 5
Gerakan 1 2 3 4 5
tidak
terkoordinas
i
Gerakan 1 2 3 4 5
terbatas
Kelemahan 1 2 3 4 5
fisik

Pola Tidur (L.05045)


Definisi
Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur.
Ekspetasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Keluhan
sulit tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
sering
terjaga
Keluhan 1 2 3 4 5
tidak puas
tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
pola tidur
berubah
Keluhan 1 2 3 4 5
istirahat
tidak
cukup
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Kemampua 1 2 3 4 5
n
beraktivitas

Status Kenyamanan (L.08064)


Definisi
Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis, spiritual, sosial,
budaya dan lingkungan.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Kesejahteraan 1 2 3 4 5
fisik
Kesejahteraan 1 2 3 4 5
psikologis
Dukungan 1 2 3 4 5
sosial dari
keluarga
Dukungan 1 2 3 4 5
sosial dari
teman
Perawatan 1 2 3 4 5
sesuai
keyakinan
budaya
Perawatan 1 2 3 4 5
sesuai
kebutuhan
Kebebasan 1 2 3 4 5
melakukan
ibadah
Rileks 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Keluhan tidak 1 2 3 4 5
nyaman
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisingan 1 2 3 4 5
Keluhan sulit 1 2 3 4 5
tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
kedinginan
Keluhan 1 2 3 4 5
kepanasan
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalahkan 1 2 3 4 5
diri sendiri
Konfusi 1 2 3 4 5
Konsumsi 1 2 3 4 5
alcohol
Penggunaan 1 2 3 4 5
zat
Percobaan 1 2 3 4 5
bunuh diri
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Memori masa 1 2 3 4 5
lalu
Suhu ruangan 1 2 3 4 5
Pola eliminasi 1 2 3 4 5
Postur tubuh 1 2 3 4 5
Kewaspadaan 1 2 3 4 5
Pola hidup 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5

SIKI
Manajemen Nyeri (1.08238)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tindakan
Observasi
- Indentifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengentahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Indentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgesik

Teraputik
- Berikan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TES,
hypnosis, akupuntur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri

Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
- Anjurkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
Pemberian Analgesik (1.08243)
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen fisiologis untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi karakteristik nyero (mis. Pencetus, Pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesic
- Monitor efektivitas analgesik

Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencapai analgesia optimal,
jika perlu
- Pertimbangan penggunaan infus kontinu, atau opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
- Tetapkan target efektifitas anagesik untuk mengoptimalkan respon pasien
- Dokumentasi respon terhadap efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan

Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, jika perlu

3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit


Hipertermia
D.00130

Definisi
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh

Penyebab
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit
4. Ketidaksesuain pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebih
8. Penggunaan intubator

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
Tidak ada Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan tanda minor
Objektif
1. Kulit merah
Subjektif 2. Kejang
Tidak tersedia 3. Takikardia
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Kondisi klinis terkait
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. prematuritas

SLKI
Termoregulasi L.04034`

Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup Cukup
Meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Komsumsi
1 2 3 4 5
oksigen
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokintriksi
1 2 3 4 5
perifer
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Dasar kuku
1 2 3 4 5
sianolik
Hipoksia 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk sedang membaik
memburuk membaik
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa
1 2 3 4 5
darah
Pengisian
1 2 3 4 5
kapiler
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5

SIKI
Manajemen hipertermia
1.04152

Definisi
Mengidentifikasi dan megelola peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termoregulasi

Tindakan
Observasi
1. identifikasi penyebab hipertermia
2. monitor suhu tubuh
3. monitor kadar elektrolit
4. monitor haluaran urine
5. monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
6. sediakan lingkungan yang dingin
7. longgarkan pakaian
8. basahi dan kipasi permukaan tubuh
9. berikan cairan oral
10. ganti linen setiap hari
11. laukan pendinginan eksternal seperti kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila
12. hindari pemberian antipiretik atau aspirin
13. berikan oksigen jika perlu
Edukasi
14. anjurkan tirah baring
Kolaborasi
15. Kolaboasi pemberian cairan dan eletrolit intravena jika perlu
4. Diare Berhubungan dengan proses infeksi
Diare
D.0020

Definisi
Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk

Penyebab
Fisiologis:
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsopsi
Psikologis
1. Kecemasan
2. Tingkat stress tinggi
Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksik
3. Penyalahgunaan laksatif
4. Penyalahgunaan zat
5. Program pengobatan (agen tiroid, analgesic, pelunak feses, ferosulfat,
antasida, cimetidine dan antibiotik)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air

Gejala dan tanda mayor


Objektif
1. Defe
Subjektif kasi lebih dari tiga kali dalam 24
(Tidak tersedia) jam
2. Fese
s lembek dan cair
Gejala dan tanda minor
Objektif
Subjektif
1. Frekuensi peristaltik meningkat
1.
2. Bising usus hiperaktif
2.
Kondisi klinis terkait
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Eliminasi fekal
L.04033

Definisi
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses mudah dan
konsistensi, frekuensi serta bentuk feses normal

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup
Cukup
menurun sedang meningka meningkat
menurun
t
Kontrol
pengeluaran 1 2 3 4 5
feses
Keluhan
defekasi lama 1 2 3 4 5
dan sulit
Mengejan saat
1 2 3 4 5
defekasi
Distensi
1 2 3 4 5
abdomen
Terasa masa
1 2 3 4 5
pada rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Kram abdomen 1 2 3 4 5
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Frekuensi
1 2 3 4 5
defekasi
Peristaltik usus 1 2 3 4 5
SLKI

SIKI
Manajemen Diare
1.03101

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola diare dan dampaknya

Tindakan
Observasi
1. identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal, proses infeksi, ansietas, stress, efek obat-obatan,
pemberian botol susu
2. identifikasi riwayat pemberian makan
3. monitor warna, volume frekuensi, dan konsistensi tinja
4. monitor tanda dan gejala hypovolemia
5. monitor iritasi dan ulserasi kulit di dareah perianal
6. monitor jumlah pengeluaran diare
7. monitor keamanan penyiapan makanan

Terapeutik
8. Berikan asupan cairan oral (mis. Larutan garam gula, oralit, pedialyte,
renalite)
9. Pasang jalur intravena
10. Berikan cairan intravena (mis. Ringer asetat, ringerlaktat) jika perlu
11. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
12. Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
13. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
14. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung
laktosa
15. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis. Loperamide, difenoksilat)
17. Kolaborasi pemberian antiispasmo/spasmolitik (mis. Papaverin. Ekstrak
beliadonna, mebeverine
18. Kolaborasi pemberian obat-obatan pengeras feses (mis. Atapulgit,
smeklit, kaolin-peklin)

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2013. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan

sivilis ibu dan anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan

Kemenkes RI. 2014. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan

sivilis ibu dan anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan

Kemenkes RI. 2015. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan

sivilis ibu dan anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan


NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC

Risca Marcelena, Iris Rengganis. 2014. dalam Kapita Selekta Kedokteran /

editor, Crista Tanto Edisi 4. Jakarta : Media Aesculapius

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA MAHASISWA : Valentina Winarti


NIM : 01.3.20.00462
RUANG : Ruang Ambun Suri Lantai III/Ruang Cempaka
TANGGAL : 06 Juni 2018/ 25 Juni 2018

1. BIODATA :
Jurnal 1 Jurnal 2
Nama : Tn. R Nama : Ny. R
No.Reg : 499193 No.Reg : 491293
Umur : 20 Tahun Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : islam
Alamat : Malalak Alamat : Oesapa
Pendidikan : Tamat SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Tanggal MRS : 05-06-2018 Tanggal MRS : 11 Juni 2018
Tanggal Pengkajian : 6-06-2018 Tanggal Pengkajian : 25 Juni 2018
Golongan Darah :- Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : HIV-AIDS Diagnosa Medis : susp. TB+ B20

2. KELUHAN UTAMA
Jurnal 1 Jurnal 2
Klien mengatakan badan terasa letih Pasien mengatakan badan terasa lemah,
dan lemas Klien mengatakan tidak ada demam dengan suhu 42ºC. sering haus,
nafsu makan sejak 2 bulan yang lalu pasien mengatakan diare, BAB cair
Klien mengatakan sakit tenggorokan dengan frekuensi tiga kali sehari
nyeri menelan. Pasien juga konsistensi cair, berwarna kuning sejak
mengatakan nyeri tekan pada perut satu minggu yang lalu
dan persendian, nyeri saat beraktivitas,
nyeri juga datang tiba-tiba dengan
skala nyeri 5-6, nyeri dirasakan hilang
timbul.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Jurnal 1 Jurnal 2
Saat dilakukan pengkajian tanggal 06 Pasien masuk RSUD Prof.DR W.Z
juni 2018 pada pukul 08.00 WIB, Yohanes Kupang melalui UGD dirujuk
keluarga klien mengatakan klien dari RSU Kota Kupang pada tanggal 20
mempunya riwayat hubungan sex Juni 2018 05.00 WITA, dengan keluhan
bebas semenjak 3 tahun yang lalu, demam tinggi sejak satu bulan yang lalu,
klien mengatakan badan letih, klien diare tiga kali dalam sehari konsistensi
mengatakan nafsu makannya kurang, cair, berwarna kuning kehitaman, badan
makan klien selama dirumah sakit terasa lemah, nafsu\ makan menurun,
hanya 2 sendok makan,muntah ( - ) , berat badan menurun.
mual (+ ) klien mengatakan
tenggorokannya sakit saat menelan
klien mengatakan tidur sering
terbangun pada malam hari. klien
kadang merasakan pusing, klien
mengatakan badan nya terasa lemas,
nyeri pada perut nyeri tekan ( + ) skala
nyeri 5-6, pasien merasakan nyeri pada
persendian saat istirahat dan aktivitas.
klien mengatakan batuk berdahak,
klien mengatakan dada sakit jika batuk,
nafas sesak, pendengaran pasien mulai
terganggu pada telingga bagian kanan,
pasien mengatakan dia tidak mampu
untuk beraktivitas dari berbaring ke
posisi duduk sangat lemah, pasien
mengalami penurunan berat badan
seberat 8 Kg, klien tampak pucat. BAB
( - ) sejak 1 hari saat pengkajian
Selama dirawat dirumah sakit klien
tampak tidak menghabiskan porsi
makan nya, hanya 2 sendok makan,
klien tampak lemah dan letih, klien
tampak susah untuk beraktifitas secara
mandiri, klien tampak kurus, klien
tampak meringis menahan sakit, klien
tampak pucat, mulut klien tampak ada
sariawan dan kering, klien tampak
terbaring

4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU

Jurnal 1 Jurnal 2
Keluarga klien mengatakan tidak Sebelumnya pasien belum pernah
pernah menderita penyakit seperti ini mengalami penyakit yang sama.
sebelumnya, keluarga mengatakan Riwayat penyakit yang pernah
pasien tidak pernah dirawat di rumah diderita Sebelumnya pasien hanya
sakit sebelumnya. menderita demam. Riwayat Alergi :
Tidak ada alergi terhadap obat dan
makanan. Riwayat Operasi : Pasien
belum pernah dioprasi

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Jurnal 1 Jurnal 2
keluarga mengatakan keluarganya Pasien mengatakan tidak ada anggota
tidak ada mengalami riwayat penyakit keluarga yang memiliki penyakit yang
yang sama dengan yang diderita klien sama atau penyakit menular
dan tidak memiliki penyakit keturunan
seperti DM, Hipertensi, Jantung.
Penyakit menular seperti, TBC, HIV,
Hepatitis, dll

Genogram Pasien 1
Genogram pasien 2

6. RIWAYAT PSIKO SOSIAL DAN SPIRITUAL

Jurnal 1 Jurnal 2
Komunikasi klien dengan perawat Pasien mengatakan orang terdekat
baik. Dan kooperatif. Hubungan klien atau orang terpenting adalah saudara
dengan keluarga dan masyarakat baik. perempuan dan anaknya. Keluarga
Klien mengatakan sering tidak menyatakan pasien selalu melkukan
mengerjakan sholat 5 waktu saat sehat solat setiap hari jumat
dan Sakit Klien yakin bahwa
penyakitnya dapat disembuhkan dan
selalu berdoa kepada ALLAH untuk di
angkatkan penyakitnya.

7. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi,


aktifitas, kebersihan dan seksual ) PASIEN 1

No Activity Daily Sebelum Sakit Sesudah Sakit


Living (ADL)
1. Pemenuhan Makan/Minum Makan/Minum
kebutuhan Jumlah : 3 kali sehari Jumlah :
Nutrisi dan Jenis : Jenis : Diit tinggi kalori
Cairan 1) Nasi : 1 (porsi) protein (TKTP)
2) Lauk : ada/tidak, 1) Nasi : 2 sendok
nabati/hewani (porsi)
3) Sayur : ada/tidak 2) Lauk : ada/tidak,
4) Minum : 2 liter/hari nabati/hewani
Pantangan : 3) Sayur : ada/tidak
Tidak ada 4) Minum : 600ml/hari
Pantangan :
Kesulitan Makan/Minum : Tidak ada pantangan
Tidak ada
Kesulitan Makan/Minum :
Usaha mengatasi kesulitan : Kesulitan menelan makanan
Tidak ada
Usaha Mengatasi Kesulitan :
Konsultasi dengan ahli gizi

2. Pola Eliminasi BAK : kurang lebih 6 x/hari BAK : - x/hari


Jumlah : - cc Jumlah : 1000cc

BAB : 1 kali sehari BAB : Tidak ada BAB sejak


Konsistensi : warna kuning, dirawat di Rumah sakit
padat Konsistensi : -

Masalah dan cara Masalah dan cara mengatasi:


mengatasi: - Tidak ada

3. Pola istirahat Siang :- jam Siang : - jam


Tidur
Sore :- .jam Sore :- .jam

Malam : 8 jam sampai Malam :8 jam


subuh
No Activity Daily Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Living (ADL)
Gangguan Tidur : sering
Gangguan Tidur :- terbangun pada malam hari
karena tidak nyaman dengan
Penggunaan Obat Tidur :- suasana Rumah sakit

Penggunaan Obat Tidur :


tidaka ada

4. Personal Frekuensi Mandi : 2x/hari Frekuensi Mandi :1x/hari


Hygiene
(Kebersihan Frekuensi mencuci rambut : Frekuensi mencuci rambut :
Diri) 1x sehari 1x/hari

Frekuensi gosok gigi: 2x Frekuensi gosok gigi : 1x/hari


sehari
Keadaan Kuku :-
Keadaan Kuku: -
Ganti Baju :-
Ganti Baju :-

5. Aktivitas Lain Aktivitas rutin :- Aktivitas rutin :-

Aktivitas yang dilakukan Aktivitas yang dilakukan


pada waktu luang adalah pada waktu luang :-
berolahraga.

POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi,


aktifitas, kebersihan dan seksual ) PASIEN 2
No Activity Daily Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Living (ADL)
1. Pemenuhan Makan/Minum Makan/Minum
kebutuhan Jumlah : Jumlah : Diet ML rendah
Nutrisi dan Jenis : serat ( porsi makan hanya
Cairan 1) Nasi :- .(porsi) habis 3 sendok makan)
2) Lauk : ada/tidak, Jenis :
nabati/hewani 1) Nasi (porsi)
3) Sayur : ada/tidak 2) Lauk : ada/tidak,
4) Minum :- cc/hari nabati/hewani
Pantangan : 3) Sayur : ada/tidak
4) Minum- cc/hari
Pantangan :
Kesulitan Makan/Minum :
Kesulitan Makan/Minum :
No Activity Daily Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Living (ADL)
Usaha mengatasi kesulitan :
Usaha Mengatasi Kesulitan :

2. Pola Eliminasi BAK :- x/hari BAK :- x/hari


Jumlah :- cc Jumlah :500 cc

BAB :- BAB : 3 x
Konsistensi :- Konsistensi : cair

Masalah dan cara Masalah dan cara mengatasi:-


mengatasi:-

3. Pola istirahat Siang :- jam Siang : - jam


Tidur
Sore : -.jam Sore : - jam

Malam : - jam Malam :- jam

Gangguan Tidur :- Gangguan Tidur : Terbangun


karena BAB, demam serta
Penggunaan Obat Tidur : keringat malam

Penggunaan Obat Tidur :-


4. Personal 1. Frekuensi Mandi :- 1. Frekuensi Mandi :-
Hygiene x/hari x/hari
(Kebersihan
Diri)

2. Frekuensi mencuci 2. Frekuensi mencuci


rambut :- rambut :-

3. Frekuensi gosok 3. Frekuensi gosok


gigi :- gigi :-

4. Keadaan Kuku :- 4. Keadaan Kuku :-

5. Ganti Baju :- 5. Ganti Baju :-

5. Aktivitas Lain Aktivitas rutin :- Aktivitas rutin : berbaring


No Activity Daily Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Living (ADL)
ditempat tidur

Aktivitas yang dilakukan Aktivitas yang dilakukan


pada waktu luang :- pada waktu luang :-

8. KEADAAN/PENAMPILAN/KESAN UMUM PASIEN

Jurnal 1 Jurnal 2
Klien tampak lemah dan letih,Berat Keadaan umum pasien tampak lemah,
badan klien turun 8 kg, Saat sehat 51 letih, bibir kering, konjungtiva anemis,
kg, saat sakit 42 kg, Klien tampak kral teraba hangat, Turgor kulit
kurus, Klien tampak makan hanya 2 kembali dalam < 3 detik
sendok saja, Mulut klien tampak
sariawan, Klien tampak meringis
menahan sakit

9. TANDA-TANDA VITAL

TANDA-TANDA PASIEN 2 PASIEN 2


VITAL
Suhu Tubuh 36,9ºC 42ºC.
Denyut Nadi 104 x/menit 90x/menit
Tekanan Darah 92/57 mmHg 90/60 mmHg
Pernafasan 22x/menit 20x/menit
TT / TB 160 cm/ 51 Kg -/-Kg/ cm
(sebelum sakit) 43 Kg
(sakit)

10 PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher

Jurnal 1 Jurnal 2
Rambut: Wajah:
Inspeksi: Rambut klien tampak kotor, Inspeksi : tampak pucat
berminyak, tidak ada ketombe,
rambuttidak beruban, rambut tampak Kepala:
kering, mulai rontok, bau tidak sedap, dan Inspeksi: ambut tampak
rambut klien tampak tidak rapi berwarna hitam kusam distribusi
Palpasi: tekstur rambut kering merata dan berketombe.

Mata: Mata :
Inspeksi: Mata terlihat simetris kiri dan Inspeksi: konjungtiva anemis
kanan, penglihatan mulai
menurun,konjungtivaanemis,palpebra Mulut:
tidak oedema, skeleraikterik,mata tampak Inspeksi: Tampak ada sariawan
cekung, pupil isokor, reflek cahaya (+/+) di area mulut

Telinga:
Inspeksi: Telinga tampak simetris kiri
dan kanan.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan,
pendengaran mulaiterganggu pada telinga
kanan, tidak ada pembesaran disekitar
telinga, tidak ada oedema, tidak ada
perdarahan disekitar telinga.

Hidung:
Inspeksi: Lubang hidung simetris kiri dan
kanan, tidak ada lecetan di daerah hidung,
lubang hidung tampak bersih tidak ada
secret, penciuman masih bagus dan
normal.
Mulut dan Gigi:
Inspeksi: Rongga mulut tampak kotor,
mokusa bibir kering, gigi tidak
lengkap,gigi berkaries, lidah klien kotor,
tonsil tidak ada peradangan.

Leher:
Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, warna
kulit sawo matang.
Palpasi: Tidak ada pembembesaran
kelenjer tiroid.KGB.

B. Pemeriksaan Integumen Kulit dan Kuku :

Jurnal 1 Jurnal 2
Inspeksi : Pemeriksaan yang Kulit:
dilakukan pada Tn. R Warna kulit Inspeksi : kulit : terlihat kering,
sao matang, , turgor kulit kering turgor kulit kembali > 2 detik,;
ekstremitas:tidak ada edema, akral
teraba hangat, tonus otot melemah.

C. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak ( Bila diperlukan ):

Jurnal 1 Jurnal 2
Tidak terkaji Tidak terkaji

D. Pemeriksaan Dada /Thorak

Jurnal 1 Jurnal 2
Paru-paru: Dada :
Inspeksi: Terlihat simetris kiri dan kanan Inspeksi: simetris, tidak ada
(ekspansi dinding dada), kelainan bentuk dada, tidak ada
frekuensipernafasan 22x/menit. retraksi dinding dada.
Palpasi:Traktil premitus melemah di Palpasi : saat bernapas teraba
bagian paru ka/ki. simetris, tidak ada massa,
Perkusi: bunyi sonor pernapasan cepat dan dalam.
Auskultasi: Bunyi nafas whezing

E. Pemeriksaan Jantung :

Jurnal 1 Jurnal 2
Inspeksi: Tidak terlihat pembengkakan, Inspeksi: bentuk dada normal
iktus kordis tidak terlihat dan tidak ada pembengkakan
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan,iktus Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
teraba, nadi 104x/menit Ictus cordis teraba
Perkusi: Terdengar bunyi redup Perkusi: Terdengar bunyi redup
Auskultasi: Iramanya teratur (BJ 1 Lup, BJ Auskultasi: Bunyi Jantung I dan
2 Dup ) heart Rate : 104x/menit. II normal

F. Pemeriksaan Abdomen :

Jurnal 1 Jurnal 2
Inspeksi: Tidak ada pembesaran Inspeksi: warna kulit putih.
Auskultasi: Bising usus 18x/menit Auskultasi: Suara bising usus
Palpasi: nyeri tekan pada epigastrium 30x/menit.
Perkusi: bunyi normal (tympani ) Perkusi: Suara timpani dan ada
acites.
Palpasi: tidak ada pembesaran hepar
dan tidak ada distensi abdomen.

G. Pemeriksaan Kelamin dan daerah sekitarnya ( bila diperlukan ):

Jurnal 1 Jurnal 2
Genetalia tampak kotor, ada herpes Tidak ada keluhan pada area
dibagian batang penis dan genetalia dan sekitarnya
scrotum,sudah bernanah, rumbut pubis
tidak ada, berbau.

H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :

Jurnal 1 Jurnal 2
Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. Pemeriksaan yang dilakukan pada
R didapatkan Ny. R didapatkan
4 4
4 4 3 3
Keterangan: 3 3
0=paralisis total Palpasi : Kekuatan otot
1=tidak ada gerakan, terba / 0=paralisis total
terlihat kontraksi otot 1=tidak ada gerakan, terba / terlihat
2=gerakan otot penuh kontraksi otot
menentang gravitasi dengan 2=gerakan otot penuh menentang
bantuan/sokongan gravitasi dengan bantuan/sokongan
3=gerakan nornal untuk 3=gerakan nornal untuk melawan
melawan gravitasi
gravitasi
4=gerakan normal melawan
4=gerakan normal melawan
gravitasi dengan sedikit tahanan
5= gerakan normal penuh gravitasi dengan sedikit tahanan
melawan gravitasi dengan 5= gerakan normal penuh melawan
tahanan penuh gravitasi dengan tahanan penuh

I. Pemeriksaan Neurologi :

Jurnal 1 Jurnal 2
Nilai kesadaran pasien compsomentis yaitu Nilai kesadaran somnolen,
kesdaran normal sadar penuh dan dapat GCS: E:2 M:3 V:3, Pupil
menjawab semua pertanyaan tentang isokor..
sekelilingnya
dengan gcs 15
Eyes = 4 dapat membuka mata secara
spontan
Erbal 5= dapat berorientasi dengan baik
Motorik 6=dapat mengikuti perintah secara
baik
Pemeriksaan refkel patela baik, pupil isokor.
Tidak ada riwayat kejang dan kelumpuhan.
kordinasi gerak dapat dijangkau seluruhnya

J. Pemeriksaan Status Mental :

Jurnal 1 Jurnal 2
Keadaan emosi klien terlihat tidak Keluarga menyatakan psien selalu
stabil, dan emosi pada saat berbicara melkukan solat setiap hari jumat.
dengan waktu yagn mulai lama. pasien merasa cemas dengan keadaan
Klien beranggapan penyakit ini adalah yang ia derita
datangnya dari ALLAH dan sebagai
cobaan untuk lebih dekat lagi dengan
Tn. R Konsep diri Klien sebagai laki
laki dan berperan sebagai kepala
keluarga.

10. Pemeriksaan Penunjang Medis

Pemeriksaan Penunjang Medis Pasien 1


Tanggal: 23 Desember 2019
Pemeriksaan: SEROLOGI
No PEMERIKSAAN HASIL
.
1 Anti HCV Non reaktif
2 HbsAg 14,21 positif
3 TPHA Non reaktif
4 VDRL Negatif
5 Anti HbsAg Non reaktif

Tanggal: 06 Juni 2018


Pemeriksaan: Imunologi

No PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN SATUAN


1 Anti Toxoplasma Negatif Negatif IU/mL
igG#
2 Anti-CMV igG# Positif Negatif AU/ml
kons:247.4

Tanggal: 07 Juni 2018


Pemeriksaan: Hematologi
Nama pemeriksaan Hasil Rujukan
LED (laju endap darah) 1 102 mm < 10 mm
jam

Tanggal: 09 Juni 2018


Pemeriksaan: Kimia Klinik
No TESTS Report Flag Unit Normal
values
1 ALB 3,7 L gldL 3,8-5,4
2 ALT 43 H U/L 0-41
3 AST 150 H U/L 0-37
4 Gluk 110 H Mg/dL 74-106

Tanggal: 09 Juni 2018


Dari hasil pemeriksaan USG menunjukkan Hepatomegali Non Spesifik
Tanggal: 10 Juni 2018
Pemeriksaan: CT-SCAN 10 juni 2018
Hasil CT-Scan dalam batas normal,tidak di temukan kelainan

Pemeriksaan Penunjang Medis Pasien 2


Tanggal: 24 Juni 2018
Pemeriksaan: Laboratorium Hematologi

No Pemeriksaan Hasil
1 Hemoglobin 8,4 g/dl
2 Eritrosit 3,10 10^6/μL,
3 Hematokri 25,4 %
4 MCV 81,9 fL
5 MCH 271,1 pg
6 MMCHC 4,5%
7 Leukosit 2,77 10^3/ul
8 Eosinofil 2,9%
9 Basofil 0,0%
10 Neutrofil 87,0 %
11 Limfosit 5,4 %
12 Monosit 4,7%
13 Eosinofil 0,08 10^3/ul,
14 Basofil 0,00 10^3/ul
15 Neutrofil 2,41 10^3/ul,
16 Limfosit 0,15 L10^3/ul,
17 Trombosit 91 10^3/ul,
18 PDW 12,1 fL,
19 MPV 11,5 fL,
20 P-LCR 32,4 %
21 PCT 0,10 %.

Tanggal: 24 Juni 2018


Pemeriksaan: Kimia Darah

No Pemeriksaan Hasil
1 Natrium darah 1,33 mmol/L
2 Kalium darah 3,4 mmol/L
3 Klorida darah 102 mmol/L
4 Calcium darah 0,880 mmol/L
5

11. Pelaksanaan / Therapi :

Jurnal 1 Jurnal 2
a) Paracetamol 500 mg 3x1 a) NaCl 0,9%/24 jam
b) Levofloaxin 500 mg 1x1 b) Paracetamol 3x 500 mg tablet
c) Ringer laktat 500 ml 20 c) OAT kat 1,
tetes/menit d) Rifampisin 1x450 mg tablet
d) Dexamethason 0.75-9 mg 3x1 e) Etambutol 1x 750mg
e) Cotrimoxazole forte 800 mg f) Sanfuliq TAB 30S
1x1 g) B6 2x10 cc.
f) Loperamid 4-8 mg 3x1
g) Curcuma 3 kali sehari 1
sendok teh
h) Kalnex 250 Mg 3x1
i) Vit K 15 mg 3x1
j) Prsogan 30 mg 1x1

12. Harapan Klien / Keluarga sehubungan dengan penyakitnya :

Jurnal 1 Jurnal 2
Klien yakin bahwa penyakitnya dapat Tidak terkaji.
disembuhkan dan selalu berdoa kepada
ALLAH untuk di angkatkan
penyakitnya.

..............................................................................................................
Tangan Mahasiswa,

(VALENTINA WINARTI)
1. Analisis Data
Nama pasien : Tn. R Nama pasien : Ny. R
Umur : 20 Tahun Umur : 40 Tahun
No Register : 499193 No Register : 491293
Jurnal 1 Jurnal 2
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR MASALAH DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) YANG KEPERAWATAN DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN KEPERAWATA
BERHUBUNGA (P) /RISIKO (E) N
N/RISIKO (E) (P)
DS: DS:
Gangguan Defisit nutrisi pasien mengatakan badan terasa lemah, Peningkatan Hipertermi
Klien mengatakan badan terasa demam sejak satu minggu yang lalu. metabolisme
menelan
letih dan lemas Klien mengatakan DO:
tidak ada nafsu makan sejak 2 keadaan umum pasien tampak
bulan yang lalu Klien lemah
mengatakan sakit tenggorokan
konjungtiva anemis
nyeri menelan.
akral teraba hangat
DO: HB 8,4
- Klien tampak lemah dan TD: 90/60 mmHg
letih Pernapasan: 28 x/mnit
- Berat badan klien turun 8 Nadi: 86x/mnit
kg suhu : 42°C
- Saat sehat 51 kg
- saat sakit 42 kg Ds:
- Klien tampak kurus Pasien mengatakan sering haus, pasien
Proses Infeksi Diare
- Klien tampak makan mengatakan diare, BAB cair dengan
hanya 2 sendok saja frekuensi tiga kali sehari konsistensi cair,
- Mulut klien tampak berwarna kuning sejak satu minggu yang
sariawan lalu
Agen injuri fisik Nyeri Akut DO:
DS: - Pasien tampak lemah, letih, bibir
Pasien mengatakan nyeri tekan kering
pada perut dan persendian, nyeri - Turgor kulit kembali dalam
saat beraktivitas, nyeri juga - < 3 detik
datang tiba-tiba dengan skala - BAB 3x encer, frekuensi,
nyeri 5-6, nyeri dirasakan hilang konsistensi cair, bising usus
timbul. 30x/menit

DO:
- Klien tampak meringis
menahan sakit
- Skala nyeri 5 -6
- Nyeri tekan pada perut
2. Diagnosis Keperawatan
Nama pasien : Tn. R Nama pasien : Ny. R
Umur : 20 Tahun Umur : 40 Tahun
No Register : 499193 No Register : 491293
Jurnal 1 Jurnal 2
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL
MUNCUL TERATASI MUNCUL TERATASI

1. 6 Juni 2018 Defisit Nutrisi berhubungan gangguan 6 Juni 2018 1. 25 Juni Hipertermi berhubungan dengan 25 Juni 2018
menelan yang ditandai dengan Klien 2018 Peningkatan metabolisme yang
mengatakan badan terasa letih dan lemas ditandai dengan pasien mengatakan
Klien mengatakan tidak ada nafsu makan badan terasa lemah, demam sejak
sejak 2 bulan yang lalu Klien mengatakan satu minggu yang lalu. keadaan
sakit tenggorokan nyeri menelan. Klien umum pasien tampak lemah,
tampak lemah dan letih, Berat badan klien konjungtiva anemis, akral teraba
turun 8 kg, Saat sehat 51 kg, saat sakit 42 kg, hangat, HB 8,4, TD: 90/60 mmHg,
Klien tampak kurus, Klien tampak makan Pernapasan: 28 x/mnit, Nadi:
hanya 2 sendok saja, Mulut klien tampak 86x/mnit, uhu : 42°C
sariawan.
2. 6 Juni 2018 6 Juni 2018 2 25 Juni 25 Juni 2018
Nyeri akut berhubungan Agen injuri fisik 2018 Diare berhubungan dengan proses
yang ditandai dengan Pasien mengatakan infeksi yang ditandai dengan Pasien
nyeri tekan pada perut dan persendian, nyeri mengatakan sering haus, pasien
saat beraktivitas, nyeri juga datang tiba-tiba mengatakan diare, BAB cair dengan
dengan skala nyeri 5-6, nyeri dirasakan hilang frekuensi tiga kali sehari konsistensi
timbul. Klien tampak meringis menahan sakit, cair, berwarna kuning sejak satu
nyeri tekan pada perut. minggu yang lalu. Pasien tampak
lemah, letih, bibir kering, Turgor
kulit kembali dalam < 3 detik, BAB
3x encer, frekuensi, konsistensi cair,
bising usus 30x/menit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. R


UMUR : 20 Tahun
NO REGISTER : 499193

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Defisit Nutrisi D.0085

1. SLKI : Status nutrisi L.03030


a. Porsi makanan yang dihabiskan 1 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Kekuatan otot menelan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Orientasi 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Nyeri abdomen 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
e. Sariawan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
f. Berat badan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
g. Frekuensi makanan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
h. Nafsu makan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
i. Bising usus 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
j. Membran mukosa 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada 5

2. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. R


UMUR : 20 Tahun
NO REGISTER : 499193

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Nyeri akut D.0077

1. SLKI : Tingkat nyeri L.08066


a. Kemampuan menuntaskan
Aktivitas 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Keluhan nyeri 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Meringis 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Frekuensi nadi 3 Dipertahankan /ditingkatkan pada 5
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SLKI : Kontrol nyeri L.08063


a. Melaporkan nyeri terkontrol 2 Dipertahankan /ditingkatkan pada 5
Kemampuan menggunakan
b. teknik non-farmakologi 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. R


UMUR : 40 Tahun
NO REGISTER : 491293

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Hipertermi D.00130

1. SIKI : Termoregulasi L.04034


a. Menggigil 1 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Pucat 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Takikardia 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Suhu Tubuh 1 Dipertahankan /ditingkatkan pada 5
e. Suhu kulit 1 Dipertahankan /ditingkatkan pada 5
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. R


UMUR : 40 Tahun
NO REGISTER : 491293

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Diare D.0020

1. SIKI : Eliminasi fekal L.04033


l. Kontrol pegeluaran feses 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
m. Konsistensi feses 1 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
n. Frekuensi defekasi 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
o. Peristaltik usus Dipertahankan /ditingkatkan pada 5
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


3. Rencana Asuhan Keperawatan

Nama pasien : Tn. R Nama pasien : Ny. R


Umur : 20 Tahun Umur : 40 Tahun
No Register : 499193 No Register : 491293
Jurnal 1 Jurnal 2
N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN (SIKI) KEPERAWATAN (SIKI)
1. Defisit Nutrisi Beerdasarkan 1. Hipertermi berhubungan Beerdasarkan Jurnal
berhubungan gangguan Jurnal dengan Peningkatan1. Monitor suhu tubuh 1. Untuk mengetahui
menelan yang ditandai metabolisme yang sesering miungkin. perkembangan suhu
dengan Klien 1. Monitor 1. Untuk mengetahui ditandai dengan pasien 2. Monitor IWL pasien
mengatakan badan adanya apakah pasien mengatakan badan terasa 3. Monitor warna dan 2. Untuk mengetahui
terasa letih dan lemas penurunan mengalami deficit lemah, demam sejak satu suhu kulit tingkat input maupun
Klien mengatakan tidak berat badan nutrisi minggu yang lalu.
4. Monitor tingkat out put cairan pasien
ada nafsu makan sejak 2. Monitor 2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien kesadaran 3. Untuk mengetahui
2 bulan yang lalu Klien adanya mual, ketidakseimbanagn tampak lemah, tingkat suhu kulit
mengatakan sakit muntah dan nutrisi pasien konjungtiva anemis, pasien
tenggorokan nyeri diare 3. Untuk memenuhi akral teraba hangat, HB 4. Untuk mengetahui
menelan. Klien tampak 3. kolaborasi kebutuhan nutrisi 8,4, TD: 90/60 mmHg, tingkat kesadaran
lemah dan letih, Berat dengan pasien Pernapasan: 28 x/mnit, pasien
badan klien turun 8 kg, dokter untuk 4. Untuk mengetahui Nadi: 86x/mnit, uhu :
Saat sehat 51 kg, saat pemasangan jumlah kalori yang 42°C, Nadi: 101x/mnt,
sakit 42 kg, Klien NGT dibutuhkan pasien Napas: 30x/mnt Berdasarkan SDKI
tampak kurus, Klien 4. Monitor 5. Untuk menentukan
tampak makan hanya 2 jumlah jumlah kalori yang Manajemen
sendok saja, Mulut nutrisi dan tepat hipertermia
klien tampak sariawan. kandungan 6. Agar nutrisi pasien
kalori tercukupi dengan Observasi
5. Kolaborasi baik 1. Monitor suhu tubuh 1. Untuk mengetahui
dengan ahli Terapeutik adanya demam pasien
Jurnal 1 Jurnal 2
N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN (SIKI) KEPERAWATAN (SIKI)
gizi untuk 2. Sediakan 2. Untuk memberikan
menentukan lingkungan yang kenyamanan pasien.
jumlah kalori dingin 3. Untuk pasien lebih
dan nutrisi 3. Longgarkan nyaman
yang pakaian 4. Agar pasien tidak
dibutuhkan 4. basahi dan kipasi merasa kepanasan
pasien permukaan tubuh 5. Agar demam pasien
6. Berikan 5. lakukan dapat turun
makanan pendinginan
yang sudah eksternal seperti
dikonsultasik kompres dingin
an dengan pada dahi, leher,
ahli gizi. dada, abdomen,
aksila
Berdasarkan SDKI Edukasi
6. Anjurkan tirah 6. Untuk menenangkan
Promosi berat baring pasien.
badan Kolaborasi 7. Agar pasien tidak
Observasi 7. Kolaboasi dehidrasi
1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui pemberian cairan
kemungkinan penyebab BB dan eletrolit
penyebab BB pasien berkurang intravena jika perlu
berkurang 2. Untuk mengetahui
2. Monitor berat BB sebelum dan
badan sesudah sakit
Terapiutik 3. Untuk memberikan
kenyamanan
3. Berikan
pasien sebelum Diare berhubungan 1. Untuk mengetahui efek
perawatan
Jurnal 1 Jurnal 2
N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN (SIKI) KEPERAWATAN (SIKI)
mulut makan 2 dengan proses infeksi Beerdasarkan Jurnal samping obat ysng
sebelum 4. Makanan yang yang ditandai dengan 1. Evaluasi diminum pasien
pemberian tepat akan Pasien mengatakan pengobatan yang 2. Untuk mengetahui
makan jika memenuhi sering haus, pasien berefek samping intake makanan pasien
perlu kebutuhan nutrisi mengatakan diare, BAB pada pengobatan yang dibutuhkan
4. Sediakan pasien cair dengan frekuensi 2. Evaluasi jenis 3. Untuk mengetahui
makanan 5. Agar pasien tiga kali sehari intake makanan apakah ada iritasi pada
yang tepat mengetahui gizi konsistensi cair, 3. Monitor kulit kulit perianal pasien
sesuai yang tepat untuk berwarna kuning sejak sekitar perianal 4. Agar pasien tau
kondisi memenuhi satu minggu yang lalu. terhadap adanya penggunaan obat diare
pasien nutrisinya Pasien tampak lemah, iritasi dan ulserasi dengan benar
Edukasi letih, bibir kering, Turgor 4. Ajarkan pada 5. Untuk megetahui
kulit kembali dalam < 3 pasien dan keluarga apakah ada masalah
5. Jelaskan jenis
detik, BAB 3x encer, tentang penggunaan pada feses pasien
makanan yang
frekuensi, konsistensi obat diare
bergizi tinggi,
cair, bising usus 5. Instruksikan pada
namun tetap
30x/menit pasien dan keluarga
terjangkau
untuk mencatat
warna,frekuensi,
volume dan
2 Nyeri akut konsistensi feses.
Beerdasarkan
berhubungan Agen
Jurnal
injuri fisik yang Beerdasarkan SDKI
ditandai dengan Pasien Observasi 1. Untuk mengetahui
1. Lakukan
mengatakan nyeri tekan 1. Identifikasi penyebab pasien
pengkajian
pada perut dan penyebab diare diare
nyeri secara
persendian, nyeri saat 2. Monitor warna, 2. Untuk mengetahui
komprehensif
beraktivitas, nyeri juga volume frekuensi, masalah yang
termasuk lokasi,
Jurnal 1 Jurnal 2
N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN (SIKI) KEPERAWATAN (SIKI)
datang tiba-tiba dengan karakteristik, 1. Untuk mengetahui dan konsistensi terjadi pada
skala nyeri 5-6, nyeri durasi, tingkat nyeri yang tinja pencernaan pasien
dirasakan hilang frekuensi, dirasakan pasien 3. Monitor jumlah 3. Untuk mengetahui
timbul. Klien tampak kualitas dan 2. Dapat mengurangi pengeluaran diare jumlah
meringis menahan faktor rasa nyeri yang Terapeutik pengeluaran tinja
sakit, nyeri tekan pada presipitasi. dialami klien. 4. Berikan cairan pasien
perut. 2. Control 3. Untuk mengurangi intravena 4. Agar pasien tidak
lingkungan nyeri yang 5. Ambil sampel feses mengalami
yang dapat dirasakan pasien untuk kultur, jika dehidrasi
mempengaruhi 4. Obat analgesic perlu 5. Untuk
nyeri, seperti dapat mengurangi Edukasi menegakkan
suhu ruangan, nyeri yang 6. Anjurkan makanan diagnose pasien
pencahayaan dirasakan pasien porsi kecil dan 6. Agar makanan
dan kebisingan. 5. Teknik relaksasi sering secara dapat tercerna
3. Ajarkan tentang dapat mengurangi bertahap dengan baik
tehnik nyeri yang Kolaborasi
nonfarmakologi. dirasakan pasien. 7. Kolaborasi
4. Berikan pemberian obat-
analgetik untuk obatan pengeras
mengurangi feses
nyeri.
5. Ajarkan teknik
relaksasi

Beerdasarkan SDKI

Manajemen Nyeri
Jurnal 1 Jurnal 2
N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN (SIKI) KEPERAWATAN (SIKI)
Observasi
1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
lokasi, lokasi,
karakteristik, karakteristik,
durasi, frekuensi, durasi, frekuensi,
kualitas dan kualitas dan
intensitas nyeri intensitas nyeri
2. Identifikasi skala 2. Untuk mengetahui
nyeri tingkat nyeri
3. Identifikasi 3. Untuk mengetahui
respon nyeri non respon nyeri non-
verbal verbal
Terapeutik 4. Untuk membantu
4. Berikan teknik meredakan nyeri
non-farmakologis pasien
untuk mengurangi
rasa nyeri 5. Untuk
5. Kontrol meringankan nyeri
lingkungan yang
memperberat rasa
2. nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan) 6. Agar pasien
Edukasi mengetahui
6. Jelaskan strategi strategi meredakan
meredakan nyeri nyeri
7. Ajarkan teknik 7. Untuk membantu
Jurnal 1 Jurnal 2
N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN (SIKI) KEPERAWATAN (SIKI)
non-farmakologis meredakan nyeri
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi 8. Untuk meredakan
8. Kolabori nyeri
pemberian
analgetik, jika
perlu
1. Tindakan Keperawatan
Nama pasien : Tn. R
Umur : 20 Tahun
No. Register : 499193
TANGGAL/JA
NO NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
M
1. I Rabu 1. Mengukur tanda-tanda vital pasien VALEN
6 Juni 2018 2. Identifikasi kemungkinan penyebab VALEN
08.15 BB berkurang
08.20 3. Monitor berat badan VALEN
09.00 4. Berikan perawatan mulut sebelum VALEN
09.30 pemberian makan jika perlu
10.00 5. Sediakan makanan yang tepat VALEN
sesuai kondisi pasien
10.15 6. Jelaskan jenis makanan yang VALEN
bergizi tinggi, namun tetap
10.20 terjangkau VALEN
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
10.30 dan nutrisi yang dibutuhkan pasien VALEN
8. Memberikan makanan yang sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi.

2. II Rabu VALEN
6 Juni 2018 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
08.15 komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, VALEN
08.20 kualitas dan faktor presipitasi.
2. Medentifikasi respon nyeri non
09.00 verbal VALEN
09.30 3. Mengukur skala nyeri pasien VALEN
4. kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri, seperti suhu
10.00 ruangan, pencahayaan dan
10.15 kebisingan. VALEN
5. Ajarkan teknik relaksasi VALEN
6. Memberikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
Tindakan Keperawatan
Nama pasien : Ny. R
Umur : 40 Tahun
No. Register : 491293
N TANGGAL/JA
NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
O M
1. I 25 Juni 2018
09.00 1. Mengukur tanda tanda vital pasien VALEN
09.15 2. Monitor suhu tubuh VALEN
09.20 3. Menyediakan lingkungan yang dingin VALEN
09.30 4. Melonggarkan pakaian pasien VALEN
09.45 5. Melakukan pendinginan eksternal VALEN
10.00 seperti kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila
10.15 6. Anjurkan tirah baring VALEN
10.20 7. Berkolaboasi pemberian cairan dan VALEN
eletrolit intravena pada pasien
8. Monitor tingkat kesadaran pasien VALEN

2. II 25 Juni 2018 .
09.00 1. Mengidentifikasi penyebab diare VALEN
09.15 2. memonitor warna, volume frekuensi, VALEN
09.20 dan konsistensi tinja
09.30 3. Memonitor jumlah pengeluaran diare VALEN
09.45 4. memberikan cairan intravena VALEN
10.00 5. Menganjurkan makanan porsi kecil VALEN
dan sering secara bertahap
10.15 6. Megevaluasi jenis intake makanan VALEN
10.20 7. Memonitor kulit sekitar perianal VALEN
terhadap adanya iritasi dan ulserasi
10.25 8. Instruksikan pada pasien dan keluarga VALEN
untuk mencatat warna,frekuensi,
volume dan konsistensi feses.
6. Catatan Perkembangan
Nama pasien: Tn. R Nama pasien : Ny. R
Umur : 20 Tahun Umur : 40 Tahun
No Register : 499193 No Register : 491293
Jurnal 1 Jurnal 2
NO NO
No JAM EVALUASI No JAM EVALUASI
DX DX
1. I 13.00 S: pasien mengatakan Klien mengatakan tidak nafsu 1. I 14.00 S: pasien mengatakan masih demam, haus
makan
O: Pasien nampak hanya melihat ke satu arah, pasien O: Akral teraba hangatA
terlihat bingung terhadap lingkungan sekitar. TTV ; TD : 90/60 mmHg, nadi: 90x/menit, suhu:
39ºC.
A : Masalah Defisit nutrisi belum teratasi
A: Masalah Hipotermi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengukur tanda-tanda vital pasien P: Intervensi dilanjutkan
2. Identifikasi kemungkinan penyebab BB 1. Mengukur tanda tanda vital pasien
berkurang 2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor berat badan 3. Menyediakan lingkungan yang dingin
4. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian 4. Melonggarkan pakaian pasien
makan jika perlu 5. Melakukan pendinginan eksternal seperti
5. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi kompres dingin pada dahi, leher, dada,
pasien abdomen, aksila
6. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, 6. Anjurkan tirah baring
namun tetap terjangkau 7. Berkolaboasi pemberian cairan dan eletrolit
intravena pada pasien
7. Catatan Perkembangan
Nama pasien: Tn. R Nama pasien : Ny. R
Umur : 20 Tahun Umur : 40 Tahun
No Register : 499193 No Register : 491293
Jurnal 1 Jurnal 2
NO NO
No JAM EVALUASI No JAM EVALUASI
DX DX
2 II 13.00 S: pasien mengatakan Klien mengatakan persendiannya 2 II 14.00 S: pasien mengatakan masih diare encer sebanyak 2
nyeri saat beraktivitas kali
O : Klien tampak meringis saat melakukan aktivitas
skala nyeri 5 O: Pasien tampak lemah
TTV; TD : 90/60 mmHg, nadi: 90x/menit, suhu:39ºC.
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
A: Masalah Diare belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif P: Intervensi dilanjutkan
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 1. Mengidentifikasi penyebab diare
kualitas dan faktor presipitasi. 2. memonitor warna, volume frekuensi, dan
2. Medentifikasi respon nyeri non verbal konsistensi tinja
3. Mengukur skala nyeri pasien 3. Memonitor jumlah pengeluaran diare
4. kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi 4. memberikan cairan intravena
nyeri, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan 5. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering
kebisingan. secara bertahap
5. Ajarkan teknik relaksasi
PENGERTIAN digunakan untuk  Membatasi peradangan.
menstabilkan suhu tubuh PERSIAPAN ALAT
1. Air Hangat
2. Wadah air/Waskom
3. Termometer air
TUJUAN KOMPRES
HANGAT
 Membantu menurunkan
Kompres merupakan suhu tubuh.
salah satu cara yang  Mengurangi rasa sakit
4. Waslap / Handuk
populer untuk atau nyeri.
mandi yang kering
menurunkan panas.  Membantu mengurangi
Kompres hangat dapat perdarahan.
1. Cuci tangan dan 5. Masukan waslap /
siapkan alat secara handuk mandi ke
5. ALAT Kompres lengkap dalam baskom yang
berisi air hangat.
6. Lalu peras sampai
tidak basah sekali.
7. Letakkan waslap /
handuk mandi di
2. Atur posisi.
lipatan paha, axilla ,
3. Siapkan air Hangat
dan daerah tengkuk
dalam baskom
8. Kompres selama 10-20
4. Siapkan waslap /
menit dan kemudian
handuk mandi.
LANGKAH-LANGKAH berhenti (tidak harus
KOMPRES HANGAT
diterapkan dalam
waktu yang lama).

Oleh
Valentina winarti

Kompres STIKES RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

Hangat 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Kompres hangat
Sasaran : Keluarga dan Pasien
Tempat : -
Hari / Tanggal : 25 juni 2018
Waktu : Pukul 08.00- selesai

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit,
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang kompres hangat
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian kompres
b. Menjelaskan tujuan kompres hangat
c. Menyebutkan alat kopres hangat
d. Menjelaskan langkah-langkah kopres hangat
B. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab
C. Media
Leaflet.
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian kompres
2. Tujuan Kompres hangat
3. Alat- alat kompres
4. Langkah-langkah kopres hangat
(Materi Terlampir)
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari kompres?
2. Apa tujuan Kompres hangat?
3. Sebutkan alat-alat kompres hangat!
4. Bagaimana langkah-langkah kompres hangat
F. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pasien dan
Hari/Tgl/Jam Penyuluhan
Kesehatan keluarga
Kesehatan
Kamis, 7 1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam. 1. Pasien dan keluarga
November (5 menit) 2. Menyebutkan nama dan membalas salam.
2019Pukul asal. 2. Pasien dan keluarga
08.00-selesai 3. Menjelaskan tujuan. menerima kehadiran
4. Mengkaji tingkat mahasiswa dengan
pengetahuan Pasien dan baik.
keluarga tentang nafas 3. Pasien dan keluarga
dalam. memahami tujuan
dengan baik.
4. Pasien dan keluarga
berpartisipasi dalam
diskusi awal.
2. Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Pasien dan keluarga
(20 menit) pengertian, tujuan mendengarkan dan
kopres hangat, alat memperhatikan
kopres hangat, dan dengan baik.
langkah-langkah kopres 2. Pasien dan keluarga
hangat mengajukan
2. Memberi kesempatan pertanyaan.
pada pasien dan
keluarga untuk
menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.

3. Penutup 1. Mengevaluasi tujuan 1. Pasien dan keluarga


(5 menit) penyuluhan kesehatan. mampu
2. Mengucapkan terima menjawab/menjelas
kasih atas perhatian kan kembali.
yang diberikan dan 2. Pasien dan keluarga
memberi salam penutup. membalas salam.

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Kompres
Kompres merupakan salah satu cara yang populer untuk menurunkan panas.
Kompres hangat dapat digunakan untuk menstabilkan suhu tubuh
B. Tujuan Kompres
1. Membantu menurunkan suhu tubuh.
2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri.
3. Membantu mengurangi perdarahan.
4. Membatasi peradangan.

C. Alat Kompres
1. Air Hangat
2. Wadah air/Waskom
3. Termometer air
4. Waslap/Handuk mandi yang kering
D. Langkah-langkah kopres hangat
1. Cuci tangan dan siapkan alat secara lengkap
2. Atur posisi.
3. Siapkan air Hangat dalam baskom
4. Siapkan waslap / handuk mandi.
5. Masukan waslap / handuk mandi ke dalam baskom yang berisi air hangat.
6. Lalu peras sampai tidak basah sekali.
7. Letakkan waslap / handuk mandi di lipatan paha, axilla , dan daerah
tengkuk
8. Kompres selama 10-20 menit dan kemudian berhenti (tidak harus
diterapkan dalam waktu yang lama)

Referensi :
Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai