Bentuklahan struktural merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terbentuk
akibat pengaruh kuat struktur geologis dikarenakan adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuklahan muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural. Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan struktural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan struktural masih dapat dikenali, jika penyebaran struktural geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya.
Bentuklahan Asal Proses Vulkanik
Bentuklahan asal proses vulkanik merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas proses vulkanisme. Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik. Umumnya suatu bentuk lahan vulkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktivitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
Bentuklahan Asal Proses Denudasional
Bentuklahan asal proses denudasional merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan. Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief.
Bentuklahan Asal Proses Fluvial
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran aluvial. Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada glllenesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan penimbunan. Bentuklahan Asal Proses Marine Bentuklahan asal proses marine merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut. Aktivitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang- surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
Bentuklahan Asal Proses Glasial
Bentuklahan asal proses glasial merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam. Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua.
Bentuklahan Asal Proses Aeolian
Bentuklahan asal proses aeolian merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terbentuk akibat proses angin. Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS).
Bentuklahan Asal Proses Solusional
Bentuklahan asal proses solusional merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang diakibatkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut/karst. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusun oleh batu gamping.
Bentuklahan Asal Proses Organik
Bentuklahan asal proses organik merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.
Bentuklahan Asal Proses Antropogenik
Bentuklahan asal proses antropogenik merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.