Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Muhammad Daffa Azhar Rahman

NIM : 5211419042
PRODI : Teknik Mesin

Ujian Akhir Semester


Kesehatan,Keselamatan dan Lingkungan Hidup

1. Bahaya yang terjadi dalam sektor pengelasan


Bahaya Sinar dan Cahaya
Saat proses pengelasan berlangsung sinar yang dihasilkan adalah sinar ultraviolet dan sinra
inframerah. Kedua sinar ini mempunyai dampak yang cukup buruk untuk kesehatan mata. Jika
kita sering terpapar sinar ini maka mata akan terasa sakit dan terasa seperti ada benda asing
yang ada di dalam mata. Rasa sakit tersebut biasanya terjadi selama 6-12 jam dan akan kembali
normal setelah 48 jam.
Kecelakaan Karena Listrik
Listrik merupakan sumber utama untuk proses las listrik, sehingga jika tidak menjaga peralatan
las dengan baik maka dapat menyebabkan kebocoran aliran listrik. Selain itu kabel las, holder
(pemegang elektroda) juga harus benar benar terisolator, jika tidak terisolator dengan baik dapat
menyebabkan kita tersengat listrik.
Bahaya Debu dan Gas dalam Asap Las
Setiap proses pengelasan menghasilkan debu dan asap las. Untuk debu pengelasan biasanya
berukuran 0,2 – 0,3 mikrometer. Sedangkan jika kita tidak menggunakan masker, maka debu
tersebut akan masuk ke paru paru karena yang mampu ditahan oleh bulu hidung adalah debu
dengan ukuran lebih dari 0,5 mikrometer. Jenis gas yang dihasilkan dalam proses pengelasan
adalah gas CO, CO2, Gas Ozon, NO dan NO2. Jika kita menghirup gas tersebut maka gejala
awal adalah konsentrasi kita akan berkurang, setelah itu pusing kepala dan badan kita akan
lemas.
Bahaya Percikan Las
Setiap proses pengelasan pasti menghasilkan percikan las atau spatter, percikan las yang masih
panas ini dapat menembus sarung tangan, baju dan juga dapat masuk dalam sepatu. Jika kita
biarkan maka itu dapat menimbulkan luka bakar ringan pada bagian tubuh kita, sehingga
pastikan seluruh bagian tubuh anda terlindungi oleh bahan dari kulit atau yang tahan api. Selain
percikan las, terdapat juga terak las atau slag yang juga dapat kulit kita terbakar jika masih
dalam keadaan cair atau panas.
Bahaya Ledakan
Setiap proses pengelasan pasti menghasilkan percikan las atau spatter, percikan las yang masih
panas ini dapat menembus sarung tangan, baju dan juga dapat masuk dalam sepatu. Jika kita
biarkan maka itu dapat menimbulkan luka bakar ringan pada bagian tubuh kita, sehingga
pastikan seluruh bagian tubuh anda terlindungi oleh bahan dari kulit atau yang tahan api. Selain
percikan las, terdapat juga terak las atau slag yang juga dapat kulit kita terbakar jika masih
dalam keadaan cair atau panas.

Safety pada pengelasan SMAW & GMAW

2. Layout workshop sesuai K3L : Area workshop pemesinan

Denah Pemesinan
3. Limbah B3

Pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan
konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup
manusia serta organisme lainya.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari
kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, pengemasan dan lain-
lain.
2. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu industri (kegiatan utama).
3. Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak diduga, misalnya prodak
kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Sifat dan Klasifikasi Limbah B3 :

a.Mudah meledak (explosive)

Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak karena dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana (contoh : asam
prikat).

b.Pengoksidasi (oxidizing)

Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi sehingga
menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat
menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya
kaporit.

c. Mudah menyala (flammable)

Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar karena kontak
dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah
B3 yang mudah menyala misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari
industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia.

e. Beracun (moderately toxic)

Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia atau
hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit,
maupun mulut. Contoh limbah b3 ini adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida.

f. Berbahaya (harmful)

Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral.

g. Korosif (corrosive)

Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat
basa). Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri
baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam.

Limbah B3 adalah akronim dari Bahan Beracun dan Berbahaya yang menurut PP no. 101 tahun
2014, definisinya adalah sisa usaha atau kegiatan yang mengandung zat atau komponen yang secara
langsung maupun tidak dapat mencemarkan, merusak, atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah B3 sering juga
disebut mengandung zat atau bahan anorganik berbahaya yang bersifat teratogenik. Teratogenik itu
sendiri adalah sebuah bahan berbahaya yang dapat membuat perkembangan menjadi tidak normal.
Jenis – Jenis nya antara lain :
Baterai bekas
Lampu TL dan Bohlam
Oli bekas
Aki bekas
Toner bekas
Dampaknya terhadap manusia ataupun lingkungan
Limbah B3 masuk kelingkungan melalui media air, tanah, udara, dan hewan/biota yang
mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap dan seketika, teratur dan tidak teratur.
Limbah B3 meracun imakhluk hidup melalui rantai makanan sehingga menyebabkan organisme
(tumbuhan, hewan dan manusia) terpapar oleh zat-zat beracun.
Pengaruh Limbah B3 terhadap Kesehatan dan Lingkungan dengan karakteistik yang dimilikinya,
B3 mempengaruhi kesehatan dengan mencelakakan manusia secara langsung (akibat ledakan,
kebakaran, reaktif dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksi kakut dan kronis) bagi manusia.

4. Hubungan Protol Kyoto dengan Perdagangan Karbon di Indonesia


Hubungan antara kedunya yaitu saling berkaitan,salah satunya yaitu sebagai upaya mengurangi
pemanasan global.
Paradigma perdagangan karbon di Indonesia
Diantara sebagian besar manfamnya saat ini muncul paradigma baru tentang peran hutan
sebagai penyimpan karbon. Disebutkan bahwa biomas pohon dan vegetasi di hutan berisi cadangan
karbon yang sangat besar yang dapat memberikan keseimbangan siklus karbon bagi keperluan
seluruh mahluk hidup di muka bumi. Emisi (buangan) industri merupakan sumber kerusakan utama
terbentuhya karbon di atmosfir yang menyebabkan terjadinya pemanasan bumi ("global warming")
dan perubahan iklim. "Kyoto Protokol 1997" dengan United Nation Framework Convention on
Climate Change-nya membuat suatu mckanisme baru dimana negara-negara industri dan negara
penghasil polutan terbesar diberi kesempatan untuk melakukan kompensasi dengan cara membayar
negara-negara berkembang untuk mencadangkan hutan tropis yang mereka miliki sehingga tedadi
"sequestration" atau penyimpanan sejumlah besar karbon. Proyek seperti ini
mempunyai peluang yang cukup menarik bagi sejumlah masyarakat yang percaya bahwa upaya
konservasi hutan tropis akan sulit dilakukan jika, seperti haInya layanan masyarakat, manfaat
terhadap lingkungan tersebut fidak dinilai secara layak dengan uang atau melalui sistem
pembayaran. Kebanyakan penelitian tentang isu ini difokuskan pada aspek teknis kelayakan
perdagangan karbon, seperti metodologi pengukuran karbon dan proyek penghitungan biaya
penurunan emisi. Sebaliknya, pada tahun 1998, CIFOR menjajaki berbagai isu sosial dan
lingkungan yang berkaitan dengan perdagangan karbon - bidang yang sampai sejauh ini mendapat
sedikit perhatian.
Hambatan Protokol Kyoto
Salah satu hal yang menghambatnya hingga bertahun-tahun adalah sulitnya menarik
negara-negara dengan buangan emisi yang besar untuk bergabung--contohnya Cina, Amerika
Serikat, hingga Rusia. Rusia pun akhirnya berhasil dibujuk untuk turut menandatangani pada tahun
2004. Perhitungan buangan emisi menjadi hal yang penting dalam pemberlakuan Protokol Kyoto.
Pasalnya, salah satu poin penting yang didorong dari protokol tersebut adalah menekan angka
buangan emisi secara global. Emisi gas rumah kaca menjadi penting karena dapat menyebabkan
perubahan iklim atau pemanasan global. Gas rumah kaca antara lain adalah carbon dioxide (CO2),
methane (CH4), nitrous oxide (N2O), perfluorocarbons (PFCs), hydrofluorocarbons (HFCs), serta
sulfur hexafluoride (SF6). Dalam data Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau U.S.
Environmental Protection Agency (EPA), emisi gas terbesar berasal dari CO2 hasil proses industrial
dan bahan bakar fosil yakni 62 persen. CO2 yang berasal dari hutan dan penggunaan lahan lainnya
menyumbang sebesar 11 persen. Penyumbang emisi gas lainnya adalah CH4 (16 persen), N2O (6
persen), dan gas lainnya (2 persen).

5. Dampak yang terkadi pada “Kasus Lahan Stringfellow di Kalifornia USA” adalah limbah B3
Pengaruh limbah B3 pada manusia memiliki dua kategori, yaitu efek akut dan efek kronis.
Efek akut menimbulkan kerusakan susunan syaraf, sistem pencernaan, kardiovaskuler, dan
pernafasan, serta penyakit kulit bahkan kematian. Sedangkan efek kronis menimbulkan efek pemicu
kanker, mutasi sel tubuh, cacat bawaan, serta kerusakan sistem reproduksi. Limbah B3 tersebut juga
dapat merusak atau mengganggu sistem pernafasan dan pencernaan. Jaringan paru-paru akan
mengalami kerusakan berat, dan makanan yang terkontaminasi limbah menyebabkan kerusakan
hati.

Cara mengatasinya : jasa pengolahan limbah B3 sangat dibutuhkan supaya dampak buruk tersebut
semakin berkurang. Tiga metode pengolahan paling populer adalah chemical conditioning,
solidification/stabilization, dan incineration. Chemical conditioning bertujuan untuk membuat
senyawa-senyawa stabil, menghancurkan organisme patogen, memanfaatkan hal-hal yang memiliki
nilai ekonomi dari proses pengolahan ini, serta mengkondisikan lumpur supaya tidak berbahaya
saat dilepaskan ke lingkungan. Sedangkan pengolahan limbah B3 dengan cara
solidification/stabilization adalah proses pencampuran limbah dengan bahan aditif untuk
mengurangi kadar racun limbah dan menurunkan laju migrasi bahan pencemar. Solidification
adalah proses pemadatan zat/senyawa berbahaya dengan bahan aditif dan berkaitan dengan proses
stabilisasi

6. Tujuan dan Tindakan dari P3K

Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian dengan memperhatikan kondisi dan keadaan
yang mengancam korban
Melaksanakan Resultasi Jantung dan Paru atau RJP jika perlu, serta mencari dan mengatasi
pendarahan
Mencegah kondisi yang semakin buruk. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan diagnose
Menangani korban dengan prioritas yang logis dan memperhatikan kondisi atau keadaan
penyakit yang tersembunyi
Menunjang penyembuhan dengan mengurangi rasa sakit dan takut, mencegah infeksi
Merencanakan pertolongan medis dan transportasi korban secara cepat

Berikut adalah cara melakukan pembidaian sebagai pertolongan pertama pada korban patah tulang:

Lepaskan pakaian yang menutupi area tubuh yang dicurigai mengalami patah tulang.
Jika tidak bisa dilepas, gunting pakaian tanpa memindahkan bagian tubuh yang patah.
Rekatkan area patah tulang dengan penggaris atau tongkat sebagai bidai.
Apabila tidak ada perban gulung, Anda bisa melilit atau membebat bidai dengan kertas koran
atau sepotong pakaian.
Jangan memberikan korban makanan atau minuman untuk dikonsumsi.
Jangan mencoba untuk mengembalikan posisi tulang, terutama tulang yang terlihat keluar.

Anda mungkin juga menyukai