Anda di halaman 1dari 14

A.

RUMOR DAN FAKTA YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN IBU DAN


ANAK
1. Kehamilan
Kehamilan merupakan fase krisis dalam kehidupan seorang wanita. Peristiwa
ini memiliki dampak pada bagaimana seorang wanita melewati fase transisi untuk
menjadi ibu termasuk kesehatan fisik dan mentalnya dan juga kesejahteraan
keluarga secara keseluruhan (Beech and Phipps, 2004: 61).
Van Gennep (1960) dalam Winson (2006) menggambarkan status sosial
seorang wanita pada saat hamil berada pada status marginality di mana dia mulai
berperilaku berbeda dari biasanya misalnya dengan memperhatikan pola makan,
aktifitas, dan lain-lain.
Masyarakat di berbagai budaya memberi perhatian pada fase krisis ini. Pada
masa kehamilan ada banyak ritual yang harus dilakukan yang menandakan bahwa
masyarakat di budaya mana pun menganggap kehamilan sebagai peristiwa yang
luar biasa, bukan hanya dalam kehidupan wanita hamil itu sendiri tetapi juga
suami dan keluarganya. Perhatian masyarakat terhadap ibu yang sedang hamil
merupakan bentuk dukungan sosial. Menurut McCourt (2006) ada tiga komponen
kunci dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan informasi dan
dukungan praktis.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu mulai waktu menstruasi terakhir
dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan) (Pieter, 2010: 218).
Kesehatan selama kehamilan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya
adalah mitos-mitos seputar kehamilan. Definisi mitos adalah cerita tentang asal
mula terjadinya dunia seperti sekarang ini, cerita tentang alam peristiwa-
peristiwanya sebelum atau di belakang alam duniawi yang kita hadapi ini. Cerita-
cerita itu menurut kapercayaan sungguh-sungguh terjadi, dalam arti tertentu
disebut dengan keramat. Definisi lain, mitos kehamilan adalah satu cerita,
pendapat atau anggapan dalam sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai
kebenaran mengenai suatu perkara yang pernah berlaku pada suatu masa dahulu,
yang kebenarannya belum tentu benar adanya (Soekadijo, 2011). Sampai saat ini
mitos kehamilan masih banyak ditemukan di Indonesia sesuai dengan adat istiadat
daerahnya.
Meski saat ini beberapa dari mitos kehamilan yang sebelumnya tidak dapat
dijawab secara rasional, sekarang sudah dapat dijelaskan secara ilmiah, namun
banyak masyarakat yang masih memegang teguh keyakinan terhadap mitos
kehamilan padahal beberapa dari mitos kehamilan justru dapat merugikan bagi
kesehatan ibu hamil dan janin yang di kandungnya.
a. Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan
1) Beberapa mitos kehamilan di luar negeri adalah sebagai berikut:
 Masyarakat India percaya ada roh jahat yang selalu mengintai dan
mengakibatkan nasib buruk. Mereka mencoba menangkalnya dengan
membakar cabai merah dan kapur barus di rumah untuk melindungi
ibu hamil. Jika ada gerhana, ibu hamil tidak boleh keluar rumah.
Apabila melanggar, bayi akan lahir sumbing atau cacat anggota tubuh
lainnya.
 Bagi masyarakat Yahudi Ortodok, pemberian kado sebelum anak lahir,
dipercaya akan menarik perhatian roh-roh jahat. Dan ada larangan
memberi atau mengucapkan nama pada bayi baru lahir, karena
dikhawatirkan bisa mengundang roh jahat (Suryo, 2013).

2) Macam – macam mitos kehamilan, yang dikutip dari Kusumandari (2010)


adalah sebagai berikut :
 Mitos : Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab,
jika itu dilakukan bisa menimbulkan kecacatan pada janin sesuai
dengan perbuatannya.
Fakta: tentu saja tidak demikian, cacat janin disebabkan oleh
kesalahan atau kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh
radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena
penyakit, gerakan berlebihan yang dilakukan oleh ibu, misalnya
benturan dan karena faktor psikologis (stres dan pingsan). Tapi yang
perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan
yang tidak dibenarkan.
 Mitos : Membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya
dikantung baju si ibu agar janin terhindar dari marabahaya.
Fakta: hal ini justru membahayakan apabila benda tajam itu melukai si
ibu.
 Mitos : Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat
yang akan mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, ibu hamil memiliki mental yang sensitif dan
mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian.
Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu
lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena
udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan
karbondioksida (CO2).
 Mitos : Jika ibu hamil bersolek, maka bayinya akan lahir jenis
kelaminya perempuan sebaliknya jika ibu hamil tersebut malas
berdandan atau selama hamil kelihatan jelek mitos menyebutkan
anaknya laki-laki.

3) Mitos kehamilan lain yang dikutip dari Pieter dan Namora (2010):
 Mitos: Ibu hamil harus makan dua kali lipat.
Fakta: Kehamilan merupakan keadaan dimana ada calon manusia
yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim. Selama periode ini
tentu kebutuhan nutrisi dibutuhkan lebih banyak untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janin. Namun bukan berarti ibu hamil harus melipat
gandakan porsi makanan, yang perlu diperhatikan ialah asupan gizi.
 Mitos: Ibu hamil tidak boleh makan daging kambing.
Fakta: daging kambing banyak mengandung kadar purin (lemak) yang
tinggi, mempengaruhi metabolisme asam urat dan bahaya bagi
penderita kolesterol atau jantung. Namun, apabila ibu hamil tidak
memiliki riwayat penyakit tersebut dia boleh mengonsumsi daging
kambing. Tentu dalam batas porsi yang seimbang.
 Mitos: Membatasi makanan tertentu.
Fakta: Pada kehamilan dengan gangguan penyakit tertentu, sebaiknya
membatasi makanan. Misal, bagi ibu yang mengalami sakit ginjal dan
tekanan darah tinggi sebaiknya dia membatasi bahan makanan yang
bnyak mengandung garam. Adapun ibu hamil yang mengalami
diabetes militus sebaiknya juga membatasi makanan yang banyak
mengandung gula, kalori, lemak.
 Mitos: Hati-hati minum jamu.
Fakta: Tidak semua jamu aman diminum ibu hamil, karena bahan
bahan dalam jamu sekalipun terbuat dari alam tentu ada jenis tanaman
tertentu yang mengandung alkohol. Jamu atau obat-obatan sebaiknya
jangan dikonsumsi oleh ibu hamil tanpa rekomendasi dokter.
 Mitos: Minum air kelapa mempercepat kelahiran,
Fakta: Belum ada penelitian yang membuktikan pendapat ini. Namun,
kelancaran dalam proses persalinan dipengaruhi beberapa faktor,
seperti melakukan pemeriksaan rutin kesehatan selama kehamilan.

4) Macam-macam mitos kehamilan yang dikutip dari Nirwana (2011):


 Mitos; Denyut jantung rendah, berarti bayi yang dikandung laki-laki.
Fakta: Pernyataan ini salah, bila denyut jantung bayi kurang dari 140
bunyi per menit (BPM), menurut mitos bayinya laki-laki. Denyut
jantung perempuan biasanya lebih cepat dibanding laki-laki tetapi
hanya setelah kelahiran. Tidak ada bedanya antara denyut jantung janin
laki-laki dan perempuan, tetapi kecepatannya bervariasi, sesuai dengan
usia kandungan. Sekitar lima minggu kehamilan denyut jantung janin
mendekati denyut jantung ibunya, yaitu sekitar 80 sampai 85 BPM.
Denyut ini bertambah cepat sampai minggu kesembilan kehamilan,
yaitu 170-200 BPM, lalu menurun pada pertengahan kehamilan sampai
120-160 BPM, baik janin laki-laki atau perempuan.
 Mitos; Kelebihan berat kandungan menentukan jenis kelamin
Fakta: Tidak benar, jika mitos menyebutkan bila berat pada
kandungan bagian depan berarti bayinya perempuan, dan berat
kandungan disekitar pinggul dan bokong berarti bayi laki-laki. Bila
wanita memiliki batang tubuh yang pendek, tidak ada ruang bayi untuk
tumbuh. Batang tubuh yang panjang dapat memberikan ruang untuk
mengakomodasi bayi, membuat perut ibu menonjol keluar. Perut
dalam kandungan yang melebar berarti bayi sedang dalam posisi
menyamping.
 Mitos; Puting berwarna gelap berarti mengandung bayi laki-laki.
Fakta: ini hanyalah sebuah mitos, perubahan warna puting susu tidak
ada hubungannya dengan jenis kelamin janin. Perubahan warna
tersebut karena pengaruh meningkatnya progesteron dan melanocyte,
hormon yang mengatur pigmentasi kulit. Puting susu, bercak tahi lalat
atau yang lainnya akan menjadi semakin gelap saat kehamilan. Warna
gelap akan hilang sewaktu proses kelahiran tiba.

5) Macam mitos kehamilan lain yang dikutip dari Ayuati dan Alena (2012):
 Mitos; Jangan mengumumkan hamil sebelum lewat tiga bulan.
Fakta: Ibu justru harus segera mengabarkan berita gembira ini. Anda
tidak perlu menyembunyikan kehamilan anda. Apabila orang-orang
disekitar mengetahui kondisi anda, mereka dapat memberikan
dukungan mental serta bantuan kepada anda. Nasihat untuk
merahasiakan kehamilan tersebut bisa jadi mengingat pada rentang tiga
bulan pertama, kemungkinan untuk terjadi keguguran masih cukup
besar.
 Mitos; Makanan ikut menentukan warna kulit janin.
Fakta: Konon, ibu hamil yang mengonsumsi makanan mengandung
zat besi, warna kulit bayinya akan gelap. Padahal, ibu hamil sangat
membutuhkan zat besi, karena produksi selsel darah meningkat.
Kekurangan zat besi akan berisiko mengalami anemia. Warna kulit
bayi ditentukan oleh faktor genetik yang pasangan wariskan, bukan
oleh makanan.
 Mitos: Posisi tidur menentukan cara bersalin.
Fakta: Memang benar ada anjuran para tetua agar ibu hamil tidur
dalam posisi tertentu. Misalnya menghadap altar atau kiblat, arah
matahari terbit dan lainnya. Tujuannya ada yang berharap agar bayi
berjenis kelamin tertentu atau kelak dapat melahirkan secara alami.
Apapun posisi tidur anda, selama itu nyaman, sah-sah saja. Hanya saja,
ketika usia kandungan memasuki trisemester akhir, dokter akan
menyarankan tidur posisi miring kiri. Paling tidak, tidurlah dengan
posisi ini selama 10 menit, 2 kali sehari agar pembuluh darah utama
tidak tertekan oleh janin yang sudah besar, sehingga mengganggu
aliran darah. Sesederhana itu saja alasannya.
 Mitos: Supaya bayi cepat lahir, makan yang pedas-pedas.
Fakta: Saluran pencernaan dan saluran untuk melahirkan tentu saja
berbeda. Terlalu banyak makanan yang pedas pasti akan membuat
perut merasa mual. Namun, ini jelas bukan mules yang muncul
menjelang persalinan. Mules karena kepedasan hanya akan mendorong
anda untuk buang air besar. Mitos ini serupa dengan mitos yang
menyarankan untuk minum minyak air kelapa supaya cepat
melahirkan.
 Mitos: Ibu hamil dilarang melilitkan handuk dileher agar anak yang
dikandungnya tidak terlilit tali pusat.
Fakta: ini pun jelas mengada-ngada karena tak ada kaitan antara
handuk dileher dengan bayi yang berada dalam rahim. Secara medis,
hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan lilitan tali
pusat karena ibunya aktif.
 Mitos: Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara
berlebihan, nanti anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci
tersebut. Fakta: Jelas ini bertujuan supaya ibu yang sedang hamil
dapat menjaga batinnya agar tidak membenci seseorang secara
berlebihan.
 Mitos: Ibu hamil tidak boleh makan pisang dampet, nanti anaknya jadi
kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dampet atau
kembarsiam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dampet yang
dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
 Mitos: Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan
janin dan kandungan gugur.
Fakta: secara medis-biologis, getah nanas muda mengandung senyawa
yang dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau
disimpan lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian
juga nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam
askorbat) dengan kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
 Mitos: Jangan memakan buah stroberi, karena dapat mengakibatkan
bercak-bercak pada kulit bayi.
Fakta: Tidak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi.
Yang perlu diingat, jangan memakan buah stroberi terlalu banyak,
karena bisa sakit perut. Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat
didalam rahim atau dijalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada
kulitnya.
 Mitos: Jangan makan ikan laut agar bayinya tidak bau amis.
Fakta: bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang
sedikit berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang
dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban.
 Mitos: Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok
makan perhari) menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses
persalinan berjalan dengan lancar.
Fakta: ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan pecah
dalam usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-
lain agar mudah diserap oleh usus.

6) Macam mitos kehamilan yang dikutip dari Musbikin (2006) adalah


Mitos: Latihan olahraga mencelakan janin.
Fakta: Olahraga sebenarnya akan membuat tubuh terasa lebih nyaman,
yang berarti pula mempersiapkan tubuh menghadapi tekanan berat selama
proses persalinan. Olahraga ringan dan senam hamil tidak akan
mencelakakan janin, karena janin dilindungi cairan ketuban yang
mengelilinginya. Tetapi bila anda berlatih terlalu berat, sehingga terasa
sakit atau sampai terlalu lelah, maka hal ini pun tidak baik. Karena janin
bisa kekurangan oksigen untuk beberapa waktu.

2. Persalinan
Memasuki masa persalinan merupakan suatu periode yang kritis bagi para ibu
hamil karena segala kemungkinan dapat terjadi sebelum berakhir dengan selamat
atau dengan kematian. Keberhasilan persalinan ibu ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu mulai dari ada tidaknya faktor resiko kesehatan ibu, pemilihan
penolong persalinan, keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan kesehatan,
kemampuan penolong persalinan sampai sikap keluarga dalam menghadapi
keadaan gawat.
Sebagian besar kelahiran berlangsung normal, namun bisa saja tidak, seperti
akibat pendarahan dan kelahiran yang sulit. Persalinan merupakan peristiwa
(kesehatan) besar, sehingga komplikasinya dapat menimbulkan konsekuensi
sangat serius. Sejumlah komplikasi sewaktu melahirkan sebenarnya bisa dicegah,
misalnya komplikasi akibat melahirkan yang tidak aman bisa dicegah dengan
pertolongan bidan atau tenaga medias lain. Komplikasi seperti ini menyumbang
6% dari angka kematian (Salker, 2008). Selain itu dalam persalinan banyak mitos
dan fakta yang tersebar di kalangan ibu hamil, mitos atau fakta tersebut yaitu
sebagai berikut :
a. Mitos dan Fakta Seputar Persalinan
 Mitos: Berjalan-jalan, berhubungan seksual, minum obat pencahar,
makan makanan pedas, stimulasi puting adalah berbagai macam cara
untuk mempercepat persalinan.
Fakta: Berbagai penelitian belum bisa membuktikan pendapat
tersebut. Walaupun ditemukan bahwa pekerjaan fisik yang berat dan
olahraga berat dapat menyebabkan kelahiran prematur, hipertensi pada
kehamilan, dan terhambatnya perkembangan janin. Sperma juga
mengandung hormon prostaglandin, orgasme juga memicu produksi
hormon ini. Prostaglandin sendiri ditemukan dapat memicu kontraksi
rahim.
 Mitos: keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak
menjelang persalinan, akan membantu melicinkan saluran kelahiran
hingga bayi lebih mudah keluar.
Fakta: Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tidak
normal. Hal ini dapat menggambarkan infeksi saluran kemih, apalagi
bila disertai gatal, bau, dan berwarna. Yang membuat persalinan lancar
bukan keputihan, melainkan air ketuban.
 Mitos: meminum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang
mulas.
Fakta: kandungan persis dari rumput Fatimah belum diteliti dan belum
terbukti kalau dapat menimbulkan kontraksi. Meminum bahan atau
obat, atau melakukan tindakan yang dapat meningkatkan kontraksi
rahim harus berhati-hati dan dikonsultasikan dengan dokter terlebih
dahulu, karena banyak faktor (seperti pembukaan, letak ari-ari, letak
kepala bayi) yang menentukan apakah pemicu kontraksi sudah boleh
diberikan atau belum, karena jika tidak berhati-hati dapat
menyebabkan pendarahan pada ibu hingga kematian janin.
 Mitos: Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
Fakta: belum pernah terbukti secara medis kalau minum minyak
kelapa dapat memudahkan proses persalinan.
 Mitos: Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk
persalinan.
Fakta: Madu mengandung banyak gula dan kalori, demikian juga telur
yang mengandung banyak kalori. Kedua makanan ini dapat berbahaya
jika dikonsumsi pada ibu hamil yang sudah mempunyai berat badan
berlebih. Karena kondisi overweight, obesitas, atau bahkan diabetes
mellitus pada kehamilan, dapat berdampak tidak baik bagi ibu dan
anak.
 Mitos: Makan durian dan tape bisa membahayakan persalinan.
Fakta: Durian dan tape mengandung banyak alkohol. Itulah kenapa
kedua makanan ini berbahaya, karena alkohol dapat menyebabkan fetal
alcohol syndrome, dimana terjadi masalah pertumbuhan, mental, dan
fisik pada bayi.
 Mitos: Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga
mempersulit persalinan.
Fakta: Daun kemangi tidak dapat membuat ari-ari menjadi lengket.
Ibu yang mempunyai banyak anak atau sudah dilakukan kuret
sebanyak 2 kali atau lebih dapat mempunyai ari-ari yang lengket.
 Mitos: Persalinan normal akan menyebabkan lemahnya fungsi
kandung kemih.
Fakta: Seiring dengan berkembangnya pengetahuan medis, kondisi ini
telah jarang ditemui. Ibu yang menjalani proses persalinan normal
(melalui vagina), dan mengalami kerusakan otot dan jaringan ikat
rongga panggul memang dapat menyebabkan gangguan berkemih. Otot
rongga panggul menjadi lemah. Akan tetapi sebenarnya ada teknik
untuk mengencangkan otot-otot ini, yang bernama latihan Kegel.
Latihan itu dapat dilakukan ketika hamil dan seminggu setelah Anda
melahirkan.

3. Nifas
Masalah kesehatan reproduksi tidak lepas dari proses persalinan. Seorang ibu
yang baru saja menjalani proses persalinan akan memasuki masa yang disebut
masa nifas (puerperium). Masa nifas adalah fase khusus dalam kehidupan ibu dan
bayi. Bagi ibu yang bersalin untuk pertama kalinya, ia akan menyadari perubahan
dalam hidupnya yang mencakup perubahan emosi dan fisik. Terjadi penyesuaian
yang bersifat sosial karena perempuan yang bersalin untuk pertama kali akan
memikul tanggung jawab sebagai seorang ibu.
Masa nifas merupakan masa kritis bagi bayi, sebab dua pertiga kematian bayi
terjadi setelah persalinan, dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu
7 hati setelah lahir (Saifuddin, 2002). Perawatan masa nifas mencakup berbagai
aspek mulai dari anjuran untuk kebersihan diri, istirahat, pengaturan diet, KB,
perawatan payudara (mamae) yang ditujukan terutama untuk kelancaran
pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi. hal ini sangat penting untuk
dilakukan supaya para ibu yang sedang dalam masa nifas dapat terjaga
kesehatannya serta bayi yang sedang dirawat (Prawirohardjo, 2002)..
Pengaruh sosial budaya pada ibu hamil
dan keluarga di sejumlah daerah di Indonesia yang menyambut masa-masa pasca
persalinan sangat sering dilakukan. Dikepulauan Sangihe (Sulawesi) misalnya,
perawatan pasca persalinan dilakukan dengan mandi uap air rebusan ramuan
(setiap hari) untuk mengembalikan panas tubuh, memberikan minuman air
perasan daun turi, mengompres kepala sang ibu dengan ampas daun turi, makan
rebusan kulit pohon ketapang gunanya memulihkan kesehatan, perawatan
berlangsung 2 minggu sampai dengan satu bulan atau 40 hari (Syafruddin, 2009).
Selain itu Sampai saat ini masih terdapat masyarakat Indonesia yang
mempertahankan kebudayaan bagi ibu nifas yang tidak memiliki dasar logis,
terutama dari segi medis. Budaya Nifas di Indonesia Bagi ibu nifas, terdapat
pantangan atau mitos yang sulit diubah walaupun tidak rasional. Beberapa mitos
tersebut yaitu sebagai berikut:
 Mitos: Ibu nifas dilarang makan ikan, telur, dan daging supaya jahitan
lukanya cepat sembuh.
Fakta: Hal tersebut tidak benar, justru sebaliknya, ibu nifas sangat
memerlukan asupan protein yang lebih tinggi untuk membantu penyembuhan
luka. Bila asupan protein tidak cukup, penyembuhan luka akan lambat dan
berpotensi terinfeksi.
 Mitos: Kepercayaan ibu yang menolak minum banyak setelah melahirkan
karena kuatir luka jalan lahir basah sehingga proses penyembuhan semakin
lama.
Fakta: Padahal, seorang ibu sangat membutuhkan cairan yang cukup selama
nifas.
 Mitos: Pada masyarakat Aceh, ibu nifas menjalani sale, yaitu ibu nifas tidur di
atas dipan yang terbuat dari kayu atau batang bambu yang bercelah-celah dan
di bawah dipan diletakkan tungku berisi arang panas. Tradisi tersebut
dianggap mempercepat proses pengempisan perut dan rahim, merapatkan
kemaluan, dan menghangatkan badan.
Fakta: Pendapat tersebut salah karena panas dapat menyebabkan vasodilatasi,
menurunkan tekanan darah, merangsang pendarahan, dan dehidrasi pada ibu
nifas.
 Mitos: Tidak boleh mandi dan keramas agar tubuh tetap hangat dan tidak
masuk angin maupun terkena rematik
Fakta: Secara medis, tidak ada larangan bagi ibu yang baru melahirkan untuk
mandi dan keramas. Jadi, Anda boleh saja mandi bila dirasa perlu. Untuk
mandi dan berendam dalam bathtub, kegiatan ini sebaiknya ditunda dulu.
Anda disarankan untuk menunggu dulu setidaknya sampai dokter Anda
mengizinkan. Hindari pula mencampur air dalam bathtub dengan bubble bath
atau minyak aromaterapi. Kandungan kimia di dalam produk-produk tersebut
bisa saja memicu iritasi maupun infeksi pada bekas luka. Setelah selesai
mandi, keringkan tubuh dengan saksama menggunakan handuk yang lembut.
Terutama ibu yang melahirkan lewat operasi Caesar, pastikan area bekas luka
jahitan tetap bersih dan kering sehabis Anda mandi. Ingatlah bahwa, douching
vagina selama masa nifas sangat tidak disarankan. Aktivitas ini berisiko
memperparah luka dan menyebabkan infeksi.
 Mitos: Tidak boleh keluar rumah selama 40 hari masa nifas
Fakta: Tradisi tidak boleh keluar rumah selama masa nifas ini cukup sering
dipraktikkan dalam budaya Asia dan Amerika Latin. Tujuannya adalah
membantu ibu baru untuk memulihkan diri dari proses kehamilan dan
melahirkan. Dalam setiap budaya yang memiliki larangan keluar rumah
tersebut, ibu baru diharapkan untuk beristirahat saja di rumah dan menghindari
kerja berat. Keinginan menjalankan larangan keluar rumah atau tidak,
kembali ke pilihan masing-masing orang. Banyak ibu baru yang tetap
beraktivitas keluar rumah, sementara sebagian ibu mempraktikkannya secara
terbatas. Misalnya, hanya keluar rumah untuk membawa bayinya imunisasi.
Faktanya, ibu baru melahirkan memang disarankan untuk mengurangi
aktivitas fisik dan banyak istirahat, setidaknya seminggu pertama setelah
melahirkan. Kemudian selama enam minggu masa nifas, ibu baru dapat
kembali ke aktivitas normalnya secara bertahap. Selama masa nifas, ibu yang
baru melahirkan disarankan untuk fokus pada pemulihan diri dan perawatan
bayi saja. Jangan sedih dan tertekan bila Anda tidak bisa segera kembali ke
rutinitas. Bila memungkinkan, mintalah bantuan keluarga atau asisten rumah
tangga untuk mengurus dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Ada
baiknya Anda juga membatasi kunjungan. Misalnya, hanya keluarga dan
teman-teman dekat. Pastikan juga agar mereka mencuci tangan hingga benar-
benar sebelum bertemu dan menyentuh bayi Anda demi menghindarkan
penularan penyakit.
 Mitos: Tidak boleh bersenggama setelah melahirkan.
Fakta: Sanggama memang tidak dianjurkan pada 40 hari setelah melahirkan.
Aktivitas ini dapat mencegah proses mengecilnya rahim. Proses berhubungan
seksual juga dengan mudah memasukkan resiko infeksi atau pendarahan pada
jalan lahir. Lapisan mukosa pada jalan lahir masih sensitif karena
meningkatnya aliran pembuluh darah pada saat melahirkan.

Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama bagi


ibu hamil, bersalin, dan nifas, adalah lingkungan juga pendidikan dari masing-masing
dari kaum ibu tersebut dan seandainya mengetahui dan memahami hal-hal yang
mempengaruhi status kesehatan terhadap hal itu, maka diharapkan masyarakat tidak
melakukan kebiasaan atau adat istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu
nifas (Syafruddin, 2009)..

Referensi :

Digilib.unhas.ac.id (Diakses tanggal 05 Februari 2021 pukul 09.00)

https://mommiesdaily.com/2014/06/12/mitos-atau-fakta-hamil-persalinan-dan-nifas/5/ :
(Diakses tanggal 05 Februari 2021 pukul 08.30 WIB. )

Jurnal.usu.ac.id (Diakses tanggal 04 Februari 2021 pukul 16.00)

Publikasiilmiah.ums.ac.id (Diakses tanggal 04 Februari 2021 pukul 15.00)

Utari, Ida.,Mayasari, Siti. (2015). STUDY OF DEVELOPING THE MYTHS OF


PREGNANCY IN BPS Zubaidah.

Wahyuni, Ninik., Rumiatun, Darti. (2016). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS


DENGAN KEBIASAAN YANG MERUGIKAN KESEHATAN IBU NIFAS SEPERTI
NYANDA DAN PANTANG MAKANAN SAMPAI DENGAN 6 MINGGU POST
PARTUM. Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2.

Anda mungkin juga menyukai