Anda di halaman 1dari 9

1.

PENGERTIAN BIODIVERSITAS
Biodiversitas adalah jumlah jenis yang dapat ditinjau dari tiga tingkat sebagai berikut:
1.Pada tingkat gen dan kromosom yang merupakan pembawa sifat keturunan
2.Pada tingkat jenis yaitu berbagai golongan makhluk hidup yang mempunyai susunan gen
tertentu
3.Pada tingkat ekosistem atau ekologi yaitu tempat jenis itu melangsungkan kehidupannya
dan berinteraksi dengan faktor biologi dan non biotik
Berdasarkan pengertian keanekaragaman hayati (biodiversitas), keanekaragaman
hayati atau biodiversitas akan semakin besar apabila makin besar jumlah jenis atau spesies.
Apabila jenis baru ada lebih banyak dari kepunahan yang terjadi, maka keanekaragaman
hayati atau biodiversitas bertambah. Hal sebaliknya terjadi apabila kepunahan yang terjadi
lebih banyak dari adanya spesies baru yang muncul, sebagai contoh kejadian yaitu bencana
alam.
Keanekaragaman hayati merupakan sumber daya alam hayati karena merupakan
bagian dari mata rantai tatanan lingkungan atau ekosistem, mampu merangkai satu unsur
dengan unsur tatanan lingkungan yang lain, dan dapat menunjang tatanan lingkungan itu
sehingga menjadikan lingkungan alam ini suatu lingkungan hidup yang mampu memberikan
kebutuhan makhluk hidupnya.Lingkungan yang hanya memiliki keanekaragaman hayati atau
biodiversitas yang rendah akan rentan dengan gangguan keseimbangan ekosistem. Semakin
beragam atau biodiversitas yang tinggi akan menjaga ekosistem tersebut tetap
lestari.konservasi dan aksi lingkungan lainnya untuk menjaga kestabilan dan kelestarian
lingkungan manusia. Hal yang paling penting untuk dijaga dalam biodiversitas atau
keanekaragaman hayati adalah habitat dari jenis itu sendiri. Hal seperti illegal logging dan
sejenisnya harus dihentikan karena akan berdampak sangat buruk untuk keanekaragaman
hayati.Biodiversitas menurut ahli :
 WWF (1989) menyebut biodiversitas sebagai keanekaragaman hidup di bumi,
mencakup jutaan spesies tumbuhan, hewan, mikroorganisme; materi genetik yang
dikandungnya; serta ekosistem yang dibangun sehingga menjadi sebuah linkungan
hidup.  Pengertian keanekaragaman hayati adalah variabilitas di antara makhluk
hidup dari semua sumber, termasuk interaksi ekosistem terestrial, pesisir dan lautan
dan ekosistem akuatik lain serta kompleks ekologik tempat hidup makhluk hidup
menjadi bagiannya. Hal ini meliputi keanekaragaman jenis, antar jenis dan ekosistem
(Convention on Biological Diversity, 1993).
 Sudarsono dkk (2005: 6) menyebutkan bahwa keanekaragaman hayati adalah
ketersediaan keanekaragaman sumber daya hayati berupa jenis maupun kekayaan
plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis), keanekaragaman antarjenis
dan keanekaragaman ekosistem.
 Global Village Translations (2007:4) adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik
tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang
dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk
didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-
organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun
sistem-sistem perairan lainnya.
 Pengertian keanekaragaman hayati yang lebih mudah dari keanekaragaman hayati
adalah kelimpahan berbagai jenis sumberdaya alam hayati (tumbuhan dan hewan)
yang terdapat di muka bumi (Ani Mardiastuti, 1999: 1)
 (dari Society of American Foresters): Biodiversitas mengacu pada macam dan
kelimpahan spesies, komposisi genetiknya, dan komunitas, ekosistem dan bentang
alam di mana mereka berada. Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas
sebagai diversitas kehidupan dalam semua bentuknya, dan pada semua level
organisasi. Dalam semua bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup
tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dam mikroorganisme yang lain. Semua level
organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen, spesies
dan ekosistem.
 Menurut UU No. 5 Tahun 1994, keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman
di antara makhluk hidup dari sumber, termasuk di antaranya daratan, lautan, dan
ekosistem akuatik (perairan) lainnya, serta komplek-komplek Ekologi yang
merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam
spesies, antara spesies dengan ekosistem.

Biodiversitas juga mengacu pada macam struktur ekologi, fungsi atau proses pada
semua level di atas. Biodiversitas terjadi pada skala spasial yang mulai dari tingkat lokal ke
regional dan global. Biodiversitas dapat pula dikelompokkan ke dalam: diversitas
komposisional, struktural dan fungsi.
1. Diversitas komposisional mencakup apa yang dikenal dengan diversitas spesies termasuk
diversitas genetik dan ekosistem. Menjaga diversitas genetik sangat penting bagi eksistensi
diversitas spesies, sedangkan menjaga diversitas ekosistem penting untuk menyediakan
habitat yang diperlukan untuk mengonservasi berbagai spesies.
2. Diversitas struktural berkaitan dengan susunan spasial unit-unit fisik. Pada level tegakan,
diversitas struktural dapat dikarakterisasi dengan jumlah strata dalam hutan, misalnya kanopi
tumbuhan utama, subkanopi, semak, tumbuhan herba. Pada level bentang alam, diversitas
struktural dapat diukur dengan distribusi kelas-kelas umur pada suatu hutan atau susunan
spasial dari ekosistem yang berbeda.
3. Diversitas fungsional merupakan variasi dalam proses-proses ekologi, seperti pendauran
unsur hara atau aliran energi. Ini merupakan komponen yang paling sulit untuk diukur dan
dipahami.
Ahli ekologi membedakan biodiversitas pada skala spasial pada tiga kategori: alpha,
beta dan gamma . Diversitas alpha adalah diversitas di dalam suatu habitat. Diversitas beta
merupakan diversitas di antara habitat, sedangkan diversitas gamma merupakan diversitas di
antara geografi (diversitas skala geografi).
Biodiversitas memiliki manfaat yang sangat berarti khususnya bagi kehidupan
manusia. Beberapa manfaat dari biodiversitas tersebut antara lain:
1. Melengkapi bahan makanan manusia
2. Sebagai bahan obat-obatan
3. Sebagai sumber daya alam
4. Menjadi sumber jasa ekologis seperti siklus biogeokimia, pengendalian hama, purifikasi
air, pengaturan iklim, dll.
Nilai-Nilai Keanekaragaman Hayati
1. Nilai Ekologis Setiap sumberdaya alam merupakan unsur ekosistem alam. Sebagai
misal, suatu tumbuhan dapat berfungsi sebagai pelindung tata air dan kesuburan
tanah. Suatu jenis satwa dapat menjadi key species yang menjadi kunci keseimbangan
alam.
2. Nilai Komersial Secara umum telah dipahami bahwa kehidupan manusia tergantung
mutlak kepada sumber daya alam hayati. Keanekaragaman hayati mempunyai nilai
komersial yang sangat tinggi. Sebgai gambaran, sebagian dari devisa Indonesia
dihasilkan dari penjualan kayu dan bentuk-bentuk lain eksploitasi hutan.
3. Nilai Sosial dan Budaya Keanekaragaman hayati mempunyai nilai sosial dan budaya
yang sangat besar. Suku-suku pedalaman tidak dapat tinggal diperkotaan karena bagi
mereka tempat tinggal adalah hutan dan isinya. Sama halnya dengan suku- suku yang
tinggal dan menggantungkan hidup dari laut. Selain itu keanekaragaman hayati suatu
negara lain didunia. Konstribusi-konstribusi ini tentunya memberikan makna sosial
dan budaya yang tidak kecil.
4. Nilai Rekreasi Keindahan sumber daya alam hayati dapat memberikan nilai untuk
menjernihkan pikiran dan melahirkan gagasan-gagasan bagi yang menikmatinya. Kita
sering sekali pergi berlibur ke alam, apakah itu gunung, gua atau laut dan lain
sebagainya, hanya untuk merasakan keindahan alam dan ketika kembali ke perkotaan
kita merasa berenergi untuk terus melanjutkan rutinitas dan kehidupan.
5. Nilai Penelitian dan Pendidikan Alam sering kali menimbulkan gagasan-gagasan dan
ide cemerlang bagi manusia. Nilai ini akan memberikan dorongan untuk mengamati
fenomena alam dalam bentuk penelitian. Selain itu alam juga dapat menjadi media
pendidikan ilmu pengetahuan alam, maka sangat diperlukan bahan untuk penelitian
maupun penghayatan berbagai pengertian dan konsep suatu ilmu pengetahuan.

2. PRINSIP DASAR TAKSONOMI

A. DETERMINASI
Determinasi adalah penentuan, pemastian apakah suatu makhluk hidup dapat
dimasukkan ke dalam golongan makhluk hidup yang sudah diketahui identitasnya melalui
identifikasi. Tujuan dan hasil akhir dari suatu pendeterminasian adalah untuk mendapatkan
suatu nama spesies yang dideterminasi.
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifatmorfologi
tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga,
buah dan lainlainnya). Langkah berikutadalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri
tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan mengguna
kan salah satu cara di bawah ini:
1.IngatanPendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatankita. Kita
mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenistumbuhan yang sama sudah
kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkandi kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah
diberitahukan orang laindan lain-lain.
2.Bantuan orangPendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli
botanisistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atausiapa saja
yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnyadapat cepat melakukan
pendeterminasian karena pengalamannya, dankalau menemui kesulitan maka dia akan
menggunakan kedua cara berikutnya.
3.Spesimen acuanPendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan denganmembandingkan
secara langsung dengan specimen acuan yang biasanyadiberi label nama. Spesimen tersebut
bisa berupa tumbuhan hidup,misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen
acuan yangumum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.
4. Pustaka
Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah denganmembandingkan atau mencocokkan
ciriciri tumbuhan yang akandideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar
yang adadalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian
botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi,revisi, flora, buku-buku pegangan
ataupun bentuk lainnya.5. Komputer Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika
akan ada mesinelektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah
danmemberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan.Dengan demikian
pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akandapat dilakukan dengan bantuan
komputer.
Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar
pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kuncideterminasi dibuat secara bertahap,
sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun
sedemikian rupasehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilihsatu di
antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan,begitu seterusnyahingga akhirnya diperoleh
suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yangdiinginkan. Beberapa syarat kunci determinasi
yang baik menurut Vogel(1989) antara lain:1. Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi,
karakter internal dimasukkan bila sangat penting.2. Menggunakan karakter positif dan
mencakup seluruh variasi dalam grupnya. Contoh :
1. Leaves opposites
2. Leaves either in whorls, or spirally arranged, or distichous

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi adalah pengelompokan jenis makhluk hidup ke dalam kelompok tertentu.
Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya mulai dari yang lebih
kecil hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara
klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi.

 SEJARAH KLASIFIKASI
Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus menemukan sebuah sistem penamaan organism
atau makhluk hidup, sistem ini dikenal dengan nama Binominal Nomenclature. Setiap nama
organisme terdiri dari dua nama dalam bahasa latin, karena bahasa latin atau yunani
merupakan bahasa yang banyak dipakai di sekolah-sekolah atau lembaga akademik pada saat
itu. Nama yang pertama disebut sebagai Genus dan nama yang kedua adalah nama spesies
dari organisme tersebut dan tidak ditulis dengan huruf kapital. Genus dan spesies ditulis
dengan memberikan garis bawah atau dengan huruf miring.Nama tersebut menggambarkan
keadaan nyata organisme itu. Sebagai contoh, Staphylococcus aureus adalah bakteri yang
sudah umum dikenal. Staphylococcus adalah Genus dari bakteri tersebut dan aureus adalah
nama spesies nya. Dalam Kasus ini, Genus menggambarkan keadaan nyata atau keadaan
yang nampak dari sel tersebut. Staphylo artinya susunannya bergerombol kecil seperti buah
anggur dan coccus menandakan bahwa bentuk selnya bulat.Dengan kata lain, Staphylococcus
berarti segerombolan sel yang berbentuk seperti bola/ bulatan bulatan. Aureus adalah bahasa
latin untuk Emas, ini berarti Staphylococcus aureus adalah segerombolan sel yang berbentuk
seperti bola/ bulatan bulatan dan memiliki corak emas. Kadangkala suatu organisme diberi
nama sesuai dengan nama penemunya, sebagai contoh Escherichia coli yang lebih dikenal
dengan sebutan E. Coli. Genus nya adalah Escherichia yang diambil dari nama Theodor
Escherich, seorang microbiologist. Spesiesnya adalah coli, yang menunjukkan bahwa bakteri
tersebut hidup di usus besar ( colon). Pada abad ketujuh belas, yaitu sebelum para ilmuwan
menemukan mikroorganisme, organisme diklasifikasikan dalam dua kingdom yaitu kingdom
hewan dan kingdom tumbuhan. Tetapi para ilmuwan menyadari bahwa sistem klasifikasi
tersebut tidak selalu valid. Carl Woese menemukan sistem klasifikasi baru dimana suatu
organisme dikelompokkan berdasarkan karakteristik molekuler dan karakteristik seluler nya.
Akan tetapi tidak sampai pada tahun 1978 para ilmuwan setuju dengan sistem klasifikasi
baru ini,dan hanya butuh waktu 12 tahun semenjak sistem ini diperkenalkan hingga pada
akhirnya sebuah sistem baru diperkenalkan lagi. Carl Woese memperkenalkan tiga kelompok
klasifikasi yang dinamakan domain. Domain lebih luas dari pada kingdom. Domain-domain
tersebut antara lain :
1.Eubacteria : bakteri yang memiliki dinding sel peptidoglikan (peptidoglikan adalah struktur
molekular dari dinding sel eubacteria yang terdiri dari N-asetylglucosamine, N-
acetylmuramic acid, tetrapeptide, side chain dan murein.)
2.Archaea : Organisme Prokariotik yang tidak memiliki dinding sel peptidoglikan.
3.Eucarya : yaitu organisme-organisme dari kingdom sebagai berikut :
a.Protista (catatan : pada proses perubahan ) : algae, protozoa, Jamur lendir
b.Fungi : ragi uniseluler, jamur
c.Plantae : lumut, alga, tanaman bunga
d.Animalia : serangga, cacing, hewan spons, vertebrata

Beberapa ahli menggolongkan sistem klasifikasi atas tiga golongan/kelompok Besar

Tingkatan Takson Pada ICBN dan ICZN


 KEGUNAAN KLASIFIKASI

Tujuan klasifikasi terhadap makhluk hidup, yaitu:


a) Untuk mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
dimiliki.
b) Untuk mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup sehingga dapat diketahui perbedaan
yang dimiliki antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya.
c) Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
d) Memberi nama makhluk hidup spesies baru yang baru diketahui

Berdasarkan tujuan tersebut maka sistem kiasifikasi pada makhluk hidup memiliki
beberapa manfaat, yaitu:
a) Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
b) Agar hubungan kekerabatan antar makhluk hidup dapat diketahui.
c) membuat studi tentang organisme hidup menjadi nyaman.
d) membantu dalam identifikasi khusus dari organisme tertentu.
e) mempelajari tentang beberapa perwakilan dari masing-masing kelompok yang
berbeda membantu kita untuk mengintegrasikan gagasan tentang kehidupan secara
keseluruhan.
f) mengungkapkan hubungan di antara berbagai kelompok organisme.
g) memberikan informasi tentang tumbuhan dan hewan, yang terjadi di wilayah
geografis tertentu.
h) menunjukkan hubungan evolusi dengan membangun kompleksitas bentuk dan
struktur yang semakin meningkat dalam berbagai kelompok organisme.

C. NOMENKLATUR
Nomenklatur merupakan salah satu bagian dari sistematika yang mengkaji masalah
penamaan. Masalah penamaan ini diperoleh dari hasil akhir pendeterminasian. Dalam
sistematika nama yang dimaksud bukan nama daerah atau nama sehari-hari yang biasa
diberikan orang, akan tetapi nama ilmiah dari suatu makhluk hidup

 TATA NAMA TUMBUHAN DAN HEWAN


- Pada penamaan hewan, sudah diatur dalam satu badan internasional dituangkan dalam
sebuah aturan yang diberi nama International Code of Zoological Nomenclature
(ICZN).
- Pada penamaan tumbuhan, sudah diatur dalam satu badan internasional dikenal
dengan “Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan “ (KITT) atau International Code
of Botanic Nomenclature (ICBN) khusus untuk tumbuhan liar. “Kode Internasional
Tata Nama Tanaman Budidaya” (KITTB) atau International Code Nomenclature of
Cultivated Plant (ICNCP) mengatur pemberian nama tanaman yang sudah
dibudidayakan atau hasil persilangan

Tatanama Takson Tumbuhan Menurut Tingkatannya


KATEGORI AKHIRAN CONTOH
Divisio - phyta Spermatophyta
Sub-divisio - phytina Angiospermae
Classis - opsida Dicotyledoneae
Sub-classis - idea
Ordo - ales Rosales
Sub-ordo - ineae
Familia - aceae Fabaceae
Sub-familia - oideae Mimosoideae
Tribus - eae
Sub-tribus - inae
Genus Acacia
Species Acacia
mangium

 PENULISAN NAMA ILMIAH TUMBUHAN DAN HEWAN


Kata pertama pada sistem penamanaan makluk hidup menunjukkan genus, yang
penulisannya dimulai dengan hurup besar, sedangkan kata kedua merupakan “epitethon
spesificum“ artinya penunjukkan jenis (spesies) yang penulisannya dimulai dengan huruf
kecil. Misalnya untuk nama ilmiah jagung Zea mays. Zea menunjukkan genus, sedangkan
mays merupakan ciri khususnya, yang berarti sejenis hewan yang dipelihara di dalam rumah
(domestik).

Peraturan nama ilmiah memuat aturan sebagai berikut:


a. Setiap organisme mempunyai nama ilmiah tertentu.

b. Untuk nama ilmiah digunakan bahasa latin atau yang dilatinkan.

c. Tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies yang sama atau hampir
sama.

d. Nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu dimulai dengan hurup
besar
e. Nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua
merupakan petunjuk spesies. Contoh nama ilmiah padi:

Oryza sativa
1 2
1 = nama genus
2 = nama petunjuk spesies
1 + 2 = nama spesies

f. Penulisan nama spesies harus ditulis menggunakan huruf miring atau digaris bawahi. Garis
bawah kata pertama dan kedua harus terpisah. Selain itu juga dapat dicetak tebal. Contoh
nama ilmiah padi:
Oryza sativa (cetak miring)
Oryza sativa (cetak tebal)
Oryza sativa (digaris bawah)

g. Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies, seperti: Oryza sativa L., Rosa
hybrida Hort, dsb. L dan Hort merupakan singkatan nama atau nama penemunya.

h. Untuk pemberian nama suku (famili) terdiri dari satu kata majemuk dibentuk dari salah
satu nama genus yang dibawahinya ditambah akhiran –ceae untuk tumbuhan dan akhiran –
idea untuk hewan. Seperti:
Solanum + aceae = Solanaceae
Felis + idae = Felidae

i. Jika tidak diketahui penunjukkan jenis (spesies) maka nama spesiesnya adalah setelah
genus ditulis sp. dengan huruf kecil dan tidak dicetak miring, digaris bawah atau dicetak
tebal.

3. PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA BIODIVERSITAS DI


INDONESIA
Indonesia seharusnya merupakan tempat keanekaragaman hayati terkaya dunia. Di
negara kepulauan ini terdapat banyak spesies mamalia, spesies tumbuhan berbunga , spesies
burung, spesies reptilia, dan spesies amfibi.
Indonesia sedang menghadapi krisis keanekaragaman hayati. Krisis keanekaragaman
hayati yang terjadi disebabkan oleh berbagai faktor yang kadang saling berkaitan. Krisis
keanekaragaman hayati adalah masalah nasional yang seharusnya disikapi secara
menyeluruh. Setiap langkah yang kita ambil untuk menyelamatkan potensi keanekaragaman
hayati sangat penting.
Ada dua penyebab kerusakan keanekaragaman hayati , yaitu penyebab utama dan penyebab
sekunder:

1. Penyebab Utama
Ada dua penyebab utama kerusakan keragaman hayati secara besar-besaran:
a. Kerusakan habitat yang berhubungan dengan proyek-proyek mega yang dibiayai
secara internasional seperti pembangunan bendungan dan jalan bebas hambatan, serta
kegiatan pertambangan dikawasan hutan yang kaya akan keragaman hayati.
b. Kerusakan keanekaragaman hayati pada kawasan-kawasan budidaya adalah dorongan
ekonomi dan teknologi untuk menggantikan keragaman dengan homogenitas pada
sektor kehutanan, pertanian, perikanan dan peternakan.
Revolusi hijau dalam pertanian, revolusi putih di perusahaan susu dan revolusi biru di
sektor biru di sektor perikanan adalah revolusi-revolusi di mana keragaman hayati secara
sengaja digantikan dengan keseragaman hayati han monokultur.
2. Penyebab Sekunder
a.Tekanan populasi, penggusuran penduduk dan penggusuran keragaman hayati
berjalan seiring, dan penduduk tergusur yang makin menghancurkan keragaman
hayati adalah dampak tingkat kedua dari penyebab utama kerusakan seperti tersebut
diatas.
b.Dampak negatif intensifikasi di lahan pertanian dan perkebunan, erosi, kebakaran,
pestisida dan pupuk anorganik menyebabkan pencemaran di daratan dan perairan
sangat nyata menurunkan keragaman hayati.
c.Pencemaran/polusi baik tanah, perairan maupun udara.
d.Eksploitasi jenis tertentu secara besar-besaran.
Jadi upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan dengan cara :
a. Pelestarian secara in situ
Pelestarian secara in situ, yaitu melindungi sumber hayati di tempat aslinya.
Hal ini dilakukan sehubungan dengan keberadaan organisme yang memerlukan
habitat khusus, dan akan membahayakan kehidupan organisme tersebut jika
dipindahkan ke tempat lainnya, contohnya: cagar alam, hutan lindung, suaka
margasatwa, taman laut.
b. Pelestarian secara ex situ
Pelestarian secara ex situ, merupakan bentuk perlindungan kenanekaragaman
hayati Indonesia dengan cara memindahkan hewan atau tumbuhan ke tempat lainnya
yang cocok bagi kehidupannya, contoh: kebun raya, hutan nasional, hutan produksi,
kebun binatang, Tabulampot (tanaman budi daya dalam pot).

Anda mungkin juga menyukai