Anda di halaman 1dari 10

1380 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No.

2, 2014, hlm 1380-1389

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN


KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA
PADA MATERI ASAM BASA

Nunung Fika Amalia* dan Endang Susilaningsih


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang,50229,Telp.(024)8508035
E-mail: nunungfikaamalia@gmail.com

ABSTRAK

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, siswa dituntut untuk mempunyai
ketrampilan berpikir kritis, terutama pada matapelajaran yang bersifat abstrak seperti kimia.
Penelitian pendahuluan yang dilakukan pada salah satu SMA di Ambarawa menemukan bahwa
instrumen penilaian yang digunakan belum berorientasi pada keterampilan berpikir kritis. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis, memperoleh inovasi instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis
yang dapat mengukur keterampilan berpikir kritis siswa, dan memperoleh instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis yang memenuhi kriteria valid dan reliable. Jenis penelitian ini adalah
Research and Development. Prosedur pengembangan produk melalui tahapan penelitian yakni
pendahuluan dan pengembangan. Tahap pendahuluan terbagi menjadi dua, yaitu studi
lapangan dan studi literatur. Tahap pengembangan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu 1)
menyusun jenis instrumen, 2) validasi pakar, 3) uji coba skala terbatas 4) uji coba skala luas
dan 5) implementasi produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis instrumen yang
digunakan di sekolah memiliki tingkatan taksonomi kognitif C1 sampai C2 dan terkadang C3.
Instrumen penilaian yang dikembangkan adalah tes essay analisis, lembar aktivitas siswa, dan
tes problem solving yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis siswa. Instrumen
penilaian yang telah dikembangkan dalam penelitian ini dinyatakan valid dan reliable dan
berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa.

Kata kunci: instrumen penilaian, keterampilan berpikir kritis, materi asam basa

ABSTRACT

In order to achieve the national education goals, students are required to have critical
thinking skills, especially on abstract lesson such as chemistry. Preliminary research conducted
at one of high school in Ambarawa found that the assessment instruments used have not been
oriented toward critical thinking skills. The purpose of this study is to investigate the process of
developing critical thinking skills assessment instruments, to obtain the innovation critical
thinking skills assessment instruments that can measure students' critical thinking skills, and
acquire critical thinking skills assessment instruments that meet criteria for valid and reliable.
The research is a Research and Development. The procedures are the preliminary stages of
research and development stages. Preliminary stages are divided into two, namely the field
studies and literature studies. The development stages are divided into several parts, namely 1)
develop the type of instrument, 2) validation by expert, 3) a limited scale trial, 4) large-scale
trials and 5) implementation of the product. The results of this study indicate that the type of
instrument used in schools have cognitive taxonomic level C1 to C2 and sometimes C3.
Assessment instruments developed was essay test analysis, student activity sheets, and test-
oriented problem solving students' critical thinking skills. Assessment instruments that have
been developed in this study is valid and reliable and positive effect on students' cognitive
learning outcomes.

Keywords: assessment instruments, critical thinking skills, acid-base materials


Nunung Fika Amalia dan Endang Susilaningsih, Pengembangan Instrumen…. 1381
PENDAHULUAN berpikir ini tidak dibawa sejak lahir (Redhana
dan Liliasari, 2008). Pendidikan berpikir di
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
sekolah saat ini khususnya di SMA belum
yang dilakukan secara berkesinambungan
ditangani dengan baik sehingga kecakapan
bertujuan untuk memantau proses dan
berpikir kritis pada lulusan SMA masih relatif
kemajuan belajar siswa serta untuk mening-
rendah. Rendahnya keterampilan berpikir
katkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
kritis dan kreatif lulusan pada sekolah dasar
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendi-
sampai dengan perguruan tinggi di
dikan dilakukan untuk menilai pencapaian
Indonesia masih sering dikeluhkan (Reta,
kompetensi siswa pada semua mata
2012).
pelajaran. Penilaian hasil belajar yang
Hasil wawancara dengan guru kimia
dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk
di suatu SMA Negeri di Ambarawa
ujian nasional bertujuan untuk menilai
membuktikan bahwa instrumen penilaian
pencapaian kompetensi lulusan secara
yang digunakan masih mengukur aspek
nasional pada mata pelajaran tertentu
hafalan dan pemahaman. Asam basa
(Saptorini, 2012)
merupakan salah satu materi kimia yang
Instrumen penilaian merupakan
membutuhkan hafalan dan pemahaman,
bagian integral dari suatu proses penilaian
Materi ini merupakan materi yang sarat
dalam pembelajaran. Penilaian berperan
dengan konsep dan berkaitan satu sama
sebagai program penilaian proses, kema-
lain untuk mendukung materi selanjutnya
juan belajar, dan hasil belajar siswa (Docktor
yaitu Hidrolisis, Buffer, dan Ksp, sehingga
dan Heller, 2009). Instrumen penilaian
perlu penanaman konsep yang utuh dan
meliputi tes dan sistem penilaian. Instrumen
benar. Materi ini penting sebagai konsep
penilaian dirancang untuk mengetahui
awal siswa untuk memahami konsep kimia
tingkat pemahaman peserta didik setelah
pada materi berikutnya. Selain itu, materi
mempelajari suatu kompetensi (Prasasti,
pokok ini dipilih berdasarkan rincian
et.al., 2012). Pencapaian tujuan pem-
indikator yang terdapat dalam silabus kimia
belajaran kimia yang sebenarnya mem-
KTSP (2006) yakni materi asam basa dapat
butuhkan penggunaan instrumen penilaian
memenuhi kesebelas indikator keterampilan
yang tidak hanya mencakup hafalan dan
berpikir kritis yang akan dikembangkan
pemahaman, tetapi juga dibutuhkan
(Purwaningtyas, et.al., 2012). Berdasarkan
penilaian yang melatih keterampilan berpikir
hal tersebut, dilakukan penelitian pengem-
(Lissa, 2012).
bangan instrumen penilaian keterampilan
Instrumen penilaian yang dirancang
berpikir kritis siswa pada materi sistem asam
dengan baik dan sesuai dengan tingkatan
dan basa.
kemampuan berpikir dapat meningkatkan
Instrumen penilaian yang dikem-
daya berpikir siswa, khususnya berpikir
bangkan dalam penelitian ini adalah
kritis. Keterampilan berpikir kritis sangat
instrumen penilaian yang dapat mengukur
penting dilatihkan karena keterampilan
keterampilan berpikir kritis siswa. Instrumen
1382 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No. 2, 2014, hlm 1380-1389

penilaian ini didesain untuk meningkatkan rampilan berpikir kritis. Jenis penelitian R&D
keterampilan berpikir siswa. Keterampilan yang digunakan dalam penelitian ini
berpikir siswa dapat dilihat dari jenjang mengacu pada Sugiyono (2010) yang
instrumen penilaian yang diujikan dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan
proporsi ketuntasan. Selain itu, instrumen penelitian. Waktu penelitian dimulai dari
penilaian keterampilan berpikir kritis materi bulan Januari 2014 sampai bulan Maret
asam basa yang disajikan mengangkat 2014.
fenomena yang terjadi dalam kehidupan Tahap penelitian ini dibagi menjadi
sehari-hari. empat tahap, yaitu tahap pendefinisian,
Penelitian dilakukan di suatu SMA penyusunan desain, pengembangan, dan
Negeri di Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa implementasi. Pendefinisian meliputi dua
Tengah. Masalah penelitian adalah 1) tahapan yaitu (1) studi lapangan, yang
bagaimanakah pengembangan instrumen dilakukan untuk mendapat informasi berupa
penilaian keterampilan berpikir kritis siswa, jenis instrumen penilaian kimia yang
2) instrumen penilaian berpikir kritis yang digunakan disekolah, dan (2) mengkaji
seperti apakah yang dapat mengukur sarana prasarana sekolah, dan proses
keterampilan berpikir kritis, dan 3) apakah pembelajaran kimia. Studi literatur dilakukan
instrumen penilaian berpikir kritis yang dengan mencari referensi mengenai kriteria
dikembangkan telah memenuhi kriteria valid pengembangan keterampilan berpikir kritis
dan reliabel. serta indikator-indikator keterampilan
Tujuan penelitian adalah untuk 1) berpikir kritis.
mengetahui proses pengembangan Desain produk diawali dengan
instrumen penilaian keterampilan berpikir menyusun kisi-kisi soal, menyusun soal,
kritis, 2) memperoleh inovasi instrumen menyusun kunci jawaban, dan validasi
penilaian keterampilan berpikir kritis yang desain oleh pakar penelitian pendidikan,
baru yang dapat mengukur keterampilan pakar keterampilan berpikir kritis, pakar
berpikir kritis siswa, dan 3) memperoleh kimia, dan praktisi lapangan. Setelah
instrumen penilaian keterampilan berpikir divalidasi, instrumen penilaian mengalami
kritis yang dapat mengukur keterampilan beberapa kali revisi untuk memperbaiki
berpikir kritis siswa yang memenuhi kriteria instrumen penilaian yang dikembangkan
valid dan reliabel. sehingga layak untuk diujicobakan di kelas
uji coba. Perbaikan dan penyempurnaan
METODE PENELITIAN
instrumen penilaian dilakukan dengan
arahan, bimbingan serta masukan dari
Penelitian dilakukan di suatu SMAN
validator.
di Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa
Tahap pengembangan dilakukan
Tengah. Jenis penelitian termasuk Research
dengan uji kualitas instrumen yakni dengan
and Development (R&D) yaitu penelitian
menguji validitas dan reliabilitas soal di
pengembangan instrumen penilaian kete-
suatu SMAN di Ambarawa. Instrumen
Nunung Fika Amalia dan Endang Susilaningsih, Pengembangan Instrumen…. 1383
dinyatakan valid oleh pakar dan memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN
koefisien reliabilitas dan validitas dengan
Pengembangan instrumen penilaian
kategori cukup sampai dengan kategori
keterampilan berpikir kritis dalam hal ini
tinggi, kemudian diujicobakan pada skala
mengacu pada model pengembangan
terbatas yang melibatkan 9 siswa anggota
Sugiyono yang terdiri dari (1) pendefinisian
KIR di SMA tersebut. Hasil uji coba skala
dengan melakukan studi pendahuluan yang
terbatas kemudian direvisi untuk
meliputi studi lapangan dan studi literatur;
mendapatkan instrumen penilaian yang
(2) desain produk diawali dengan menyusun
lebih reliabel yang kemudian diujicobakan
kisi-kisi soal, menyusun soal, menyusun
pada skala besar di kelas XI IPA 4. Hasil
kunci jawaban, dan validasi desain; (3)
analisis uji coba skala besar didapatkan
pengembangan dimulai dari tahap pra uji
instrumen penilaian final, kemudian
coba, uji coba skala terbatas, dan uji coba
diimplementasikan di kelas XI IPA 3. Semua
skala luas; (4) implementasi, merupakan
sampel diambil secara purposive sampling.
tahapan terakhir sebelum produk
Tahap pendefinisian, diperoleh data
pengembangan dipublikasikan; (5) produk
yang meliputi jenis dan kualitas instrumen
jadi, setelah dilakukan implementasi, uji
penilaian yang digunakan di sekolah, kondisi
keefektifan, efisien dan revisi akhir, maka
sekolah dan proses pembelajaran kimia.
produk siap untuk diproduksi massal dan
Pada tahap pengembangan, data yang
dipublikasikan.
terkumpul adalah pengaruh implementasi
Pada tahap pendefinisian didapat-
instrumen penilaian keterampilan berpikir
kan data tentang jenis instrumen penilaian
kritis terhadap hasil belajar dan
kimia tepatnya materi asam dan basa di
ketercapaian efektifitas serta kepraktisan
sekolah, selain itu juga mengukur aspek
instrumen penilaian. Data tersebut
hafalan dan pemahaman konsep. Ber-
dikumpulkan dengan menggunakan
dasarkan taksonomi kognitif Bloom berada
instrumen penelitian yang berupa lembar
pada ranah C1 (hafalan) dan C2 (pema-
validasi pakar, lembar angket, lembar
haman). Kondisi seperti ini tentu tidak lebih
checklist, lembar aktivitas siswa, tes essay
baik untuk melatih keterampilan berpikir
analisis, dan tes problem solving.
kritis siswa. Jenis soal dengan tingkat
Data kualitatif diolah dengan
taksonomi Bloom yang rendah tidak mela-
menggunakan tenik penjumlahan sederhana
tihkan keterampilan berpikir siswa (Pursi-
kemudian dilakukan kategorisasi. Validitas
tasari dan Permanasari, 2012; Ennis, 1993).
soal tes dihitung dari validasi pakar,
Instrumen pembelajaran yang berorientasi
reliabilitas soal tes dengan rumus alpha-
pada keterampilan berpikir kritis menjadi
cronbach. Efektifitas instrumen dapat dilihat
penting dikembangkan karena kemajuan
dari peningkatan keterampilan berpikir siswa
ilmu pengetahuan dan tekonologi. Hal ini
dihitung dengan rumus t (Sudjana, 2005).
sejalan dengan pendapat dari Richmond
(2007) dalam penelitiannya yang menya-
1384 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No. 2, 2014, hlm 1380-1389

takan bahwa keterampilan berpikir yang baik setelah dilakukan revisi pada penulisan dan
dapat menjadi modal kuat bagi siswa di Asia keterbacaan yang sesuai dengan Ejaan
untuk dapat menghadapi permasalahan Yang Disempurnakan (EYD), kesesuaian
kompleks yang ada pada perkembangan antara indikator keterampilan berpikir kritis
jaman yang modern. Tuntutan jaman seperti dengan soal, kesesuaian penggunaan
itu tentu tidak dengan mudah dapat kita taksonomi kognitif Bloom pada setiap soal,
hadapi tanpa melalui proses latihan. ketepatan penggunaan gambar dalam soal,
Keterampilan berpikir dapat dikembangkan dan ketepatan penyajian kasus pada soal
melalui suatu pengkondisian untuk berpikir. problem solving.
Oleh karena itu, dibutuhkan proses latihan Validitas dinyatakan baik dengan
berpikir melalui menjawab soal yang kategori koefisien validitas berkisar antara
berorientasi pada keterampilan berpikir kritis valid sampai dengan sangat valid.
sehingga siswa mampu mengikuti perkem- Reliabilitas soal berpikir, juga harus diuji dan
bangan ilmu pengetahuan dan teknologi. hasilnya ada pada kategori tinggi sampai
Instrumen yang berorientasi pada sangat tinggi. Reliabilitas butir soal pada tes
keterampilan berpikir dikembangkan ber- essay analisis dan tes problem solving
dasarkan data penelitian pendahuluan memang sedikit naik turun, hal tersebut
tentang instrumen yang ada di lapangan, dikarenakan tipe soal yang berorientasi
karakter siswa, kondisi sekolah, tinjauan dari pada keterampilan berpikir. Instrumen
penelitian-penelitian yang relevan, dan keterampilan berpikir, bukan hanya mene-
tinjauan kebijakan-kebijakan pemerintah kankan pada pemahaman konsep tetapi
tentang orientasi pendidikan nasional, serta lebih pada aspek sintesis, analisis, dan
mempertimbangkan kemajuan ilmu penge- evaluasi, sehingga memiliki keajegan yang
tahuan, dan teknologi. Instrumen kete- relatif rendah (Carson, 2007; Docktor dan
rampilan berpikir kritis yang dikembangkan Heller, 2009; Ennis, 1993). Reliabilitas
mengadaptasi pada indikator berpikir kritis dengan nilai alpha di atas 0,7 maka
Ennis (1985) yang meliputi tes essay dinyatakan reliabel.
analisis, tes problem solving dan lembar Keterampilan berpikir bukanlah
aktivitas siswa. sebuah hasil belajar instan yang langsung
Salah satu langkah pada tahap dapat diukur dengan dua sampai tiga kali
desain adalah validasi pakar. Validasi yang pembelajaran, kemudian dinyatakan baik
dilakukan adalah validitas isi dari instrumen ataupun tidak baik. Berdasarkan hasil
penilaian. Instrumen keterampilan berpikir penelitian dari (Richmond, 2007; Woolf, et.
hendaknya memiliki validitas konstruk yang al., 2005), menyatakan dibutuhkan sebuah
baik sebelum digunakan (Ennis dan Weir, proses dan latihan yang tidak singkat untuk
1985; Docktor dan Heller, 2009). Oleh dapat mengubah keterampilan berpikir
karena itu, validasi pakar menjadi bagian seseorang. Dalam penelitian, hal ini dapat
yang penting untuk memulai pengem- dilihat dari peningkatan rerata hasil belajar
bangan. Hasil validasi dinyatakan valid keterampilan berpikir kritis seperti ditam-
Nunung Fika Amalia dan Endang Susilaningsih, Pengembangan Instrumen…. 1385
pilkan pada Tabel 1 yakni terjadi latihan soal yang berbentuk essay sehingga
peningkatan rata-rata nilai dan proporsi nilai siswa lebih baik. Kenaikan rata-rata
ketuntasan pada tes essay analisis pada nilai dan proporsi ketuntasan pada tes essay
materi asam dan basa. Hal tersebut terjadi analisis ini dapat diartikan bahwa tes essay
karena siswa sudah terbiasa mengerjakan analisis efektif untuk dipergunakan.

Tabel 1. Rerata hasil belajar dan proporsi ketuntasan tahap implementasi


Jenis Tes Rerata Proporsi Ketuntasan
Ulangan harian materi asam basa 72,08
Ulangan tengah semester 71,54
Tes esai analisis 73,42
Tes problem solving 67,28
TEA dan TPS 70,35

Pada tes problem solving, me- instrumen penilaian keterampilan berpikir


ngalami penurunan rata-rata hasil belajar, kritis dapat meningkatkan proporsi ketun-
tetapi proporsi ketuntasan menjadi naik, tasan belajar siswa. Hal ini disebabkan
dapat dilihat pada Tabel 1. Hal tersebut, karena instrumen penilaian keterampilan
dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu berpikir kritis yang dibuat tidak hanya
kondisi saat pembelajaran kurang efektif menjadikan siswa memahami mengenai
karena sekolah sedang melakukan materi asam basa, melainkan siswa dapat
persiapan ujian nasional. Kondisi yang mengetahui mengenai materi asam basa
kurang mendukung dapat mengubah dalam hal aplikasinya dalam kehidupan
keterampilan berpikir ke arah negatif atau sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari
penurunan (Miri, et. al., 2007; Liliawati dan siswa dapat menemui cuka saat makan
Puspita, 2010). Pada awal pembelajaran, bakso, aspirin yang merupakan asam asetil
keterampilan berpikir kritis masih dapat salisilat, asam format yang dikeluarkan saat
dikondisikan tetapi saat pembelajaran semut merah menggigit serta sifat kimia
memasuki penyelesaian kasus kondisi yang terkandung dalam lahan gambut. Dari
sekolah sudah tidak kondusif untuk belajar. fenomena yang telah dijabarkan, melalui
Siswa kurang terlatih dan belum terbiasa instrumen penilaian keterampilan berpikir
dengan bentuk soal yang menyajikan kasus- kritis, siswa lebih bisa memahami fenomena
kasus khusus sehingga dibutuhkan cukup yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
waktu. Membutuhkan waktu yang lama dan dan menghubungkannya dengan proses
pengetahuan dasar yang kuat untuk melatih kimia. Fenomena yang terjadi dalam
keterampilan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari disajikan dan dikemas
(Carson, 2007). Oleh karena itu, dalam suatu kasus yang harus diselesaikan
diasumsikan bahwa nilai tes problem solving dan dicari solusinya yang dapat dilihat pada
kurang baik. Gambar 1.
Berdasarkan data yang telah dipa-
parkan dalam Tabel 1 diketahui bahwa
1386 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No. 2, 2014, hlm 1380-1389

Gambar 1. Contoh soal instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis

Spesifikasi instrumen penilaian tes kemampuan menganalisis uraian soal yang


essay analisis yaitu instrumen mengacu disajikan, sedangkan pada tes problem
pada indikator keterampilan berpikir kritis solving, siswa dilatih untuk menyelesaikan
menurut Ennis (1985), terdiri dari 8 soal masalah disertai solusi dari masalah
uraian dengan waktu pengerjaan 55 menit, tersebut.
menggunakan taksonomi kognitif mulai dari Instrumen yang digunakan untuk
C3 sampai C7. Soal merupakan tes essay menilai keterampilan berpikir kritis dan pe-
terbuka dan dikerjakan secara mandiri dan mecahan masalah hendaknya berpedoman
close book. Sedangkan spesifikasi tes pada pengetahuan dasar. Dalam menye-
problem solving yaitu instrumen mengacu lesaikan masalah proses berpikir lebih
pada indikator keterampilan berpikir kritis penting daripada pengetahuan yang dimiliki,
menurut Ennis (1985), yang terdiri dari 4 meskipun begitu pengetahuan dasar juga
soal dengan waktu pengerjaan 35 menit, merupakan faktor yang tidak kalah penting
menggunakan taksonomi kognitif dari C5 dalam menyelesaikan suatu masalah
sampai C6. Soal ini berupa penyajian kasus (Carson, 2007). Oleh karena itu, pengem-
kontekstual terkait konsep kimia dan bangan instrumen keterampilan berpikir
dikerjakan mandiri dan close book. kritis dilakukan tanpa menyampingkan
Spesifikasi soal tes essay analisis dan tes konsep.
problem solving hampir sama, tetapi tetap Pengaruh penerapan instrumen
terdapat perberbedaan. Pada tes essay penilaian keterampilan berpikir kritis terha-
analisis, siswa lebih ditekankan pada dap hasil belajar kognitif dinyatakan positif
Nunung Fika Amalia dan Endang Susilaningsih, Pengembangan Instrumen…. 1387
atau signifikan. Pengaruh positif diartikan dan pakar keterampilan berpikir kritis.
bahwa penerapan instrumen penilaian dapat Reliabilitas dihitung menggunakan alpha
meningkatkan hasil belajar siswa. Pengaruh croncabch. Dalam penelitian ini, reliabilitas
terbesar pada tes essay analisis dan lembar observasi aktivitas siswa ranah
pengaruh terendah pada tes problem psikomotorik sebesar 0,805 dan dinyatakan
solving. Pengaruh keterampilan berpikir reliabel.
kritis terhadap hasil belajar ternyata tidak Pengamatan ranah psikomotorik
begitu besar, ini diartikan bahwa tidak hanya dilakukan oleh masing-masing tiga penga-
keterampilan berpikir kritis saja yang mat yaitu peneliti, mahasiswa kimia UNNES,
mempengaruhi hasil belajar siswa, namun dan guru kimia di SMA tempat penelitian
terdapat faktor lain yang mempengaruhi dilaksanakan. Skor yang didapat oleh siswa
hasil belajar, diantaranya kondisi keluarga, dari ketiga pengamat kemudian dicari nilai
ekonomi, budaya, multibudaya dan rata-ratanya. Skor siswa yang didapat kemu-
sosioteknologi (Kuswana, 2011). Selain itu, dian dikategorikan berdasarkan rentang
dapat berpengaruh juga seperti strategi yang telah ditentukan. Terdapat 10 aspek
mengajar guru, sarana dan pra sarana yang dinilai pada ranah psikomotorik yang
sekolah, serta lingkungan sekitar sekolah. berkaitan dengan keterampilan berpikir
Penelitian ini tidak hanya mengukur kritis. Aktivitas siswa selama pembelajaran
kemampuan pada ranah kognitif, tetapi juga teramati pada Tabel 2, sedangkan hasil
mengukur kemampuan pada ranah belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada
psikomotorik siswa dengan mengamati Tabel 3. Berdasarkan Tabel 2 dijelaskan
aktivitas siswa selama pembelajaran kecenderungan siswa pada awal pem-
berlangsung. Aktivitas siswa di kelas diamati belajaran masih belum terbiasa dengan
melalui lembar observasi aktivitas siswa. aktivitas keterampilan berpikir kritis namun
Lembar aktivitas siswa ranah psikomotorik setelah tiga kali pertemuan ada kemajuan.
dalam penelitian ini telah dianalisis validitas Hal ini ditunjukkan dari proporsi kategori
dan reliabilitasnya. Validitas lembar tinggi yang meningkat.
observasi dilakukan oleh dosen pembimbing

Tabel 2. Aktivitas siswa selama pembelajaran

Pertemuan Kategori Banyak Siswa Proporsi


Tinggi 2
1 Cukup 32
Kurang 6
Tinggi 21
3 Cukup 19
Kurang - -

Kepraktisan instrumen keterampilan siswa dapat dilihat pada Tabel 3 yang


berpikir kritis diukur dengan menggunakan menyatakan respon positif lebih dari 70%.
angket respon siswa dan guru. Hasil respon Instrumen keterampilan berpikir kritis itu
1388 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No. 2, 2014, hlm 1380-1389

praktis digunakan dan pembelajaran yang mengusulkan pada guru kimianya untuk
dilakukan dalam penelitian diterima oleh digunakan tipe soal keterampilan berpikir
siswa (Hobri, 2009).Beberapa siswa bahkan kritis pada materi kimia yang lain.

Tabel 3. Respon Siswa Terhadap Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Kategori Banyak Siswa Proporsi
Sangat Tinggi 2
Tinggi 27
Cukup 9
Rendah 2

Penyusunan produk instrumen penilaian Nilai reliabilitas dari tes dan non-tes juga
keterampilan berpikir kritis ini memiliki dinyatakan reliable sebelum digunakan.
keterbatasan, diantaranya jenis instrumen Keterampilan berpikir kritis terbukti memiliki
yang dikembangkan hanya menggunakan pengaruh positif terhadap capaian hasil
dua jenis keterampilan yaitu analisis dan belajar. Instrumen dinyatakan praktis
cara menyelesaikan masalah. Keterbatasan dengan respon positif dari guru dan siswa
kedua pada penggunaan indikator berpikir yang lebih dari 70%.
kritis dan penyelesaian masalah, tidak
menggunakan semua indikator namun DAFTAR PUSTAKA
hanya diambil indikator yang sesuai dengan
penelitian, dan jenis instrumen yang Carson, J., 2007, A Problem With Problem
dikembangkan masih pada jenis essay Solving: Teaching Thinking Without
Teaching Knowledge, The
sehingga masih menimbulkan kesan pada Mathematics Educator, Vol 17, No 2,
siswa tes seperti layaknya biasa. Hal: 7-14.
Docktor, J. dan Heller, K., 2009, Robust
SIMPULAN Assessment Instrument for Student
Problem Solving, Prosiding the
NARST 2009 Annual Meeting,
Instrumen baku yang digunakan di Minnesota university.

suatu SMA Negeri di Ambarawa mengukur Ennis, R. H., 1993. Critical Thinking
Assessment, Journal College of
aspek hafalan dan pemahamanyang berada Education The Ohio State University,
pada ranah kognitif Bloom tingkat C1–C3, Vol 32, No 3, Hal: 179-186.
dengan intensitas pengeluaran C3 masih Ennis, R. H. dan Weir, E., 1985, The Ennis
Weir Critical Thinking Essay Test,
jarang digunakan. Pengembangan
Pacific Grove, CA: Midwest
instrumen dilakukan berdasarkan data Publication.
penelitian pendefinisian, penelitian relevan, Hobri, 2009, Metode Penelitian
dan teori yang mendukung. Instrumen yang Pengembangan (Developmental
Research), Diunduh di
dikembangkan adalah tes essay analisis, tes http://Hobri.blog.ujec.co.id/ tanggal
problem solving, dan lembar aktivitas siswa. 20 Januari 2014.

Nilai validitas dari instrumen penelitian yang Kuswana, W.S., 2011, Taksonomiberpikir,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
berupa tes dan non-tes dinyatakan valid.
Nunung Fika Amalia dan Endang Susilaningsih, Pengembangan Instrumen…. 1389
Liliawati, W. dan Puspita, E., 2010, Kependidikan, Vol 27, No 2,
Efektivitas Pembelajaran Berbasis Hal:103-112.
Masalah dalam Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa, Reta, I. K., 2012, Pengaruh Model
Prosiding Seminar Nasional Fisika Pembelajran Berbasis Masalah
2010, Bandung. terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa,
Lissa, 2012, Pengembangan Instrumen Jurnal Pendidikan, Vol 26, No 1,
Penilaian Keterampilan Berpikir Hal: 1-16.
Tingkat Tinggi Materi Sistem
Respirasi Dan Ekskresi, Jurnal Richmond, J.E.D., 2007, Bringing Critical
Lembaran Ilmu Kependidikan, Vol Thinking to the Education of
41, No 1, Hal: 27-32. Developing Country Professionals,
Journal International Education, Vol
Miri, B., David, B.C. dan Uri, Z., 2007, 8, No 1, Hal: 1-29.
Purposely Teaching for the
Promotion of Higher-Order Thinking Saptorini, 2012, Strategi Pembelajaran
Skills: a Case of Critical Thinking, Kimia, Semarang: Jurusan Kimia
Research Science Education, Vol FMIPA UNNES.
37, No 1, Hal: 353-369. Sudjana, 2005, Metoda Statistika Edisi 6,
Prasasti, Y. R., Suyono dan Basuki, I. A., Bandung: Tarsito.
2012, Pengembangan Instrumen Woolf, B. P., Murray, T., Marshall, D.,
Asesmen Berpikir Kritis melalui Dragon, T., Kohler, K., Mattingly, M.,
Membaca untuk Siswa SD/MI, Bruno, M., Murray, D, dan
Jurnal Universitas Negeri Malang, Sammons, J., 2005, Critical Thinking
Vol 48, No 2, Hal:1-12. Environments for Science
Pursitasari, I. D. dan Permanasari. A., 2012, Education, Prosiding International
Analisis Pemahaman Konsep dan Conference
Kesulitan Mahasiswa untuk
Pengembangan Program
Perkuliahan Dasar-Dasar Kimia
Analitik Berbasis Problem Solving,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
Vol 1, No 1, Hal: 98-101.
Purwaningtyas, R., Ashadi dan Suparmi,
2012, Pembelajaran Kimia
Menggunakan Pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat Dengan
Metode Proyek dan Metode
Eksperimen Ditinjau dari Kreativitas
dan Kemampuan Berpikir Kritis,
Jurnal Inkuiri, Vol 1, No 1, Hal: 1-9.

Redhana, I. W. dan Liliasari, 2008, Program


Pembelajaran Keterampilan Berpikir
Kritis pada Topik Laju Reaksi untuk
Siswa SMA, Jurnal Forum

Anda mungkin juga menyukai