4443 9344 1 SM
4443 9344 1 SM
ABSTRAK
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, siswa dituntut untuk mempunyai
ketrampilan berpikir kritis, terutama pada matapelajaran yang bersifat abstrak seperti kimia.
Penelitian pendahuluan yang dilakukan pada salah satu SMA di Ambarawa menemukan bahwa
instrumen penilaian yang digunakan belum berorientasi pada keterampilan berpikir kritis. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis, memperoleh inovasi instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis
yang dapat mengukur keterampilan berpikir kritis siswa, dan memperoleh instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis yang memenuhi kriteria valid dan reliable. Jenis penelitian ini adalah
Research and Development. Prosedur pengembangan produk melalui tahapan penelitian yakni
pendahuluan dan pengembangan. Tahap pendahuluan terbagi menjadi dua, yaitu studi
lapangan dan studi literatur. Tahap pengembangan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu 1)
menyusun jenis instrumen, 2) validasi pakar, 3) uji coba skala terbatas 4) uji coba skala luas
dan 5) implementasi produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis instrumen yang
digunakan di sekolah memiliki tingkatan taksonomi kognitif C1 sampai C2 dan terkadang C3.
Instrumen penilaian yang dikembangkan adalah tes essay analisis, lembar aktivitas siswa, dan
tes problem solving yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis siswa. Instrumen
penilaian yang telah dikembangkan dalam penelitian ini dinyatakan valid dan reliable dan
berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa.
Kata kunci: instrumen penilaian, keterampilan berpikir kritis, materi asam basa
ABSTRACT
In order to achieve the national education goals, students are required to have critical
thinking skills, especially on abstract lesson such as chemistry. Preliminary research conducted
at one of high school in Ambarawa found that the assessment instruments used have not been
oriented toward critical thinking skills. The purpose of this study is to investigate the process of
developing critical thinking skills assessment instruments, to obtain the innovation critical
thinking skills assessment instruments that can measure students' critical thinking skills, and
acquire critical thinking skills assessment instruments that meet criteria for valid and reliable.
The research is a Research and Development. The procedures are the preliminary stages of
research and development stages. Preliminary stages are divided into two, namely the field
studies and literature studies. The development stages are divided into several parts, namely 1)
develop the type of instrument, 2) validation by expert, 3) a limited scale trial, 4) large-scale
trials and 5) implementation of the product. The results of this study indicate that the type of
instrument used in schools have cognitive taxonomic level C1 to C2 and sometimes C3.
Assessment instruments developed was essay test analysis, student activity sheets, and test-
oriented problem solving students' critical thinking skills. Assessment instruments that have
been developed in this study is valid and reliable and positive effect on students' cognitive
learning outcomes.
penilaian ini didesain untuk meningkatkan rampilan berpikir kritis. Jenis penelitian R&D
keterampilan berpikir siswa. Keterampilan yang digunakan dalam penelitian ini
berpikir siswa dapat dilihat dari jenjang mengacu pada Sugiyono (2010) yang
instrumen penilaian yang diujikan dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan
proporsi ketuntasan. Selain itu, instrumen penelitian. Waktu penelitian dimulai dari
penilaian keterampilan berpikir kritis materi bulan Januari 2014 sampai bulan Maret
asam basa yang disajikan mengangkat 2014.
fenomena yang terjadi dalam kehidupan Tahap penelitian ini dibagi menjadi
sehari-hari. empat tahap, yaitu tahap pendefinisian,
Penelitian dilakukan di suatu SMA penyusunan desain, pengembangan, dan
Negeri di Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa implementasi. Pendefinisian meliputi dua
Tengah. Masalah penelitian adalah 1) tahapan yaitu (1) studi lapangan, yang
bagaimanakah pengembangan instrumen dilakukan untuk mendapat informasi berupa
penilaian keterampilan berpikir kritis siswa, jenis instrumen penilaian kimia yang
2) instrumen penilaian berpikir kritis yang digunakan disekolah, dan (2) mengkaji
seperti apakah yang dapat mengukur sarana prasarana sekolah, dan proses
keterampilan berpikir kritis, dan 3) apakah pembelajaran kimia. Studi literatur dilakukan
instrumen penilaian berpikir kritis yang dengan mencari referensi mengenai kriteria
dikembangkan telah memenuhi kriteria valid pengembangan keterampilan berpikir kritis
dan reliabel. serta indikator-indikator keterampilan
Tujuan penelitian adalah untuk 1) berpikir kritis.
mengetahui proses pengembangan Desain produk diawali dengan
instrumen penilaian keterampilan berpikir menyusun kisi-kisi soal, menyusun soal,
kritis, 2) memperoleh inovasi instrumen menyusun kunci jawaban, dan validasi
penilaian keterampilan berpikir kritis yang desain oleh pakar penelitian pendidikan,
baru yang dapat mengukur keterampilan pakar keterampilan berpikir kritis, pakar
berpikir kritis siswa, dan 3) memperoleh kimia, dan praktisi lapangan. Setelah
instrumen penilaian keterampilan berpikir divalidasi, instrumen penilaian mengalami
kritis yang dapat mengukur keterampilan beberapa kali revisi untuk memperbaiki
berpikir kritis siswa yang memenuhi kriteria instrumen penilaian yang dikembangkan
valid dan reliabel. sehingga layak untuk diujicobakan di kelas
uji coba. Perbaikan dan penyempurnaan
METODE PENELITIAN
instrumen penilaian dilakukan dengan
arahan, bimbingan serta masukan dari
Penelitian dilakukan di suatu SMAN
validator.
di Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa
Tahap pengembangan dilakukan
Tengah. Jenis penelitian termasuk Research
dengan uji kualitas instrumen yakni dengan
and Development (R&D) yaitu penelitian
menguji validitas dan reliabilitas soal di
pengembangan instrumen penilaian kete-
suatu SMAN di Ambarawa. Instrumen
Nunung Fika Amalia dan Endang Susilaningsih, Pengembangan Instrumen…. 1383
dinyatakan valid oleh pakar dan memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN
koefisien reliabilitas dan validitas dengan
Pengembangan instrumen penilaian
kategori cukup sampai dengan kategori
keterampilan berpikir kritis dalam hal ini
tinggi, kemudian diujicobakan pada skala
mengacu pada model pengembangan
terbatas yang melibatkan 9 siswa anggota
Sugiyono yang terdiri dari (1) pendefinisian
KIR di SMA tersebut. Hasil uji coba skala
dengan melakukan studi pendahuluan yang
terbatas kemudian direvisi untuk
meliputi studi lapangan dan studi literatur;
mendapatkan instrumen penilaian yang
(2) desain produk diawali dengan menyusun
lebih reliabel yang kemudian diujicobakan
kisi-kisi soal, menyusun soal, menyusun
pada skala besar di kelas XI IPA 4. Hasil
kunci jawaban, dan validasi desain; (3)
analisis uji coba skala besar didapatkan
pengembangan dimulai dari tahap pra uji
instrumen penilaian final, kemudian
coba, uji coba skala terbatas, dan uji coba
diimplementasikan di kelas XI IPA 3. Semua
skala luas; (4) implementasi, merupakan
sampel diambil secara purposive sampling.
tahapan terakhir sebelum produk
Tahap pendefinisian, diperoleh data
pengembangan dipublikasikan; (5) produk
yang meliputi jenis dan kualitas instrumen
jadi, setelah dilakukan implementasi, uji
penilaian yang digunakan di sekolah, kondisi
keefektifan, efisien dan revisi akhir, maka
sekolah dan proses pembelajaran kimia.
produk siap untuk diproduksi massal dan
Pada tahap pengembangan, data yang
dipublikasikan.
terkumpul adalah pengaruh implementasi
Pada tahap pendefinisian didapat-
instrumen penilaian keterampilan berpikir
kan data tentang jenis instrumen penilaian
kritis terhadap hasil belajar dan
kimia tepatnya materi asam dan basa di
ketercapaian efektifitas serta kepraktisan
sekolah, selain itu juga mengukur aspek
instrumen penilaian. Data tersebut
hafalan dan pemahaman konsep. Ber-
dikumpulkan dengan menggunakan
dasarkan taksonomi kognitif Bloom berada
instrumen penelitian yang berupa lembar
pada ranah C1 (hafalan) dan C2 (pema-
validasi pakar, lembar angket, lembar
haman). Kondisi seperti ini tentu tidak lebih
checklist, lembar aktivitas siswa, tes essay
baik untuk melatih keterampilan berpikir
analisis, dan tes problem solving.
kritis siswa. Jenis soal dengan tingkat
Data kualitatif diolah dengan
taksonomi Bloom yang rendah tidak mela-
menggunakan tenik penjumlahan sederhana
tihkan keterampilan berpikir siswa (Pursi-
kemudian dilakukan kategorisasi. Validitas
tasari dan Permanasari, 2012; Ennis, 1993).
soal tes dihitung dari validasi pakar,
Instrumen pembelajaran yang berorientasi
reliabilitas soal tes dengan rumus alpha-
pada keterampilan berpikir kritis menjadi
cronbach. Efektifitas instrumen dapat dilihat
penting dikembangkan karena kemajuan
dari peningkatan keterampilan berpikir siswa
ilmu pengetahuan dan tekonologi. Hal ini
dihitung dengan rumus t (Sudjana, 2005).
sejalan dengan pendapat dari Richmond
(2007) dalam penelitiannya yang menya-
1384 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No. 2, 2014, hlm 1380-1389
takan bahwa keterampilan berpikir yang baik setelah dilakukan revisi pada penulisan dan
dapat menjadi modal kuat bagi siswa di Asia keterbacaan yang sesuai dengan Ejaan
untuk dapat menghadapi permasalahan Yang Disempurnakan (EYD), kesesuaian
kompleks yang ada pada perkembangan antara indikator keterampilan berpikir kritis
jaman yang modern. Tuntutan jaman seperti dengan soal, kesesuaian penggunaan
itu tentu tidak dengan mudah dapat kita taksonomi kognitif Bloom pada setiap soal,
hadapi tanpa melalui proses latihan. ketepatan penggunaan gambar dalam soal,
Keterampilan berpikir dapat dikembangkan dan ketepatan penyajian kasus pada soal
melalui suatu pengkondisian untuk berpikir. problem solving.
Oleh karena itu, dibutuhkan proses latihan Validitas dinyatakan baik dengan
berpikir melalui menjawab soal yang kategori koefisien validitas berkisar antara
berorientasi pada keterampilan berpikir kritis valid sampai dengan sangat valid.
sehingga siswa mampu mengikuti perkem- Reliabilitas soal berpikir, juga harus diuji dan
bangan ilmu pengetahuan dan teknologi. hasilnya ada pada kategori tinggi sampai
Instrumen yang berorientasi pada sangat tinggi. Reliabilitas butir soal pada tes
keterampilan berpikir dikembangkan ber- essay analisis dan tes problem solving
dasarkan data penelitian pendahuluan memang sedikit naik turun, hal tersebut
tentang instrumen yang ada di lapangan, dikarenakan tipe soal yang berorientasi
karakter siswa, kondisi sekolah, tinjauan dari pada keterampilan berpikir. Instrumen
penelitian-penelitian yang relevan, dan keterampilan berpikir, bukan hanya mene-
tinjauan kebijakan-kebijakan pemerintah kankan pada pemahaman konsep tetapi
tentang orientasi pendidikan nasional, serta lebih pada aspek sintesis, analisis, dan
mempertimbangkan kemajuan ilmu penge- evaluasi, sehingga memiliki keajegan yang
tahuan, dan teknologi. Instrumen kete- relatif rendah (Carson, 2007; Docktor dan
rampilan berpikir kritis yang dikembangkan Heller, 2009; Ennis, 1993). Reliabilitas
mengadaptasi pada indikator berpikir kritis dengan nilai alpha di atas 0,7 maka
Ennis (1985) yang meliputi tes essay dinyatakan reliabel.
analisis, tes problem solving dan lembar Keterampilan berpikir bukanlah
aktivitas siswa. sebuah hasil belajar instan yang langsung
Salah satu langkah pada tahap dapat diukur dengan dua sampai tiga kali
desain adalah validasi pakar. Validasi yang pembelajaran, kemudian dinyatakan baik
dilakukan adalah validitas isi dari instrumen ataupun tidak baik. Berdasarkan hasil
penilaian. Instrumen keterampilan berpikir penelitian dari (Richmond, 2007; Woolf, et.
hendaknya memiliki validitas konstruk yang al., 2005), menyatakan dibutuhkan sebuah
baik sebelum digunakan (Ennis dan Weir, proses dan latihan yang tidak singkat untuk
1985; Docktor dan Heller, 2009). Oleh dapat mengubah keterampilan berpikir
karena itu, validasi pakar menjadi bagian seseorang. Dalam penelitian, hal ini dapat
yang penting untuk memulai pengem- dilihat dari peningkatan rerata hasil belajar
bangan. Hasil validasi dinyatakan valid keterampilan berpikir kritis seperti ditam-
Nunung Fika Amalia dan Endang Susilaningsih, Pengembangan Instrumen…. 1385
pilkan pada Tabel 1 yakni terjadi latihan soal yang berbentuk essay sehingga
peningkatan rata-rata nilai dan proporsi nilai siswa lebih baik. Kenaikan rata-rata
ketuntasan pada tes essay analisis pada nilai dan proporsi ketuntasan pada tes essay
materi asam dan basa. Hal tersebut terjadi analisis ini dapat diartikan bahwa tes essay
karena siswa sudah terbiasa mengerjakan analisis efektif untuk dipergunakan.
praktis digunakan dan pembelajaran yang mengusulkan pada guru kimianya untuk
dilakukan dalam penelitian diterima oleh digunakan tipe soal keterampilan berpikir
siswa (Hobri, 2009).Beberapa siswa bahkan kritis pada materi kimia yang lain.
Tabel 3. Respon Siswa Terhadap Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Kategori Banyak Siswa Proporsi
Sangat Tinggi 2
Tinggi 27
Cukup 9
Rendah 2
Penyusunan produk instrumen penilaian Nilai reliabilitas dari tes dan non-tes juga
keterampilan berpikir kritis ini memiliki dinyatakan reliable sebelum digunakan.
keterbatasan, diantaranya jenis instrumen Keterampilan berpikir kritis terbukti memiliki
yang dikembangkan hanya menggunakan pengaruh positif terhadap capaian hasil
dua jenis keterampilan yaitu analisis dan belajar. Instrumen dinyatakan praktis
cara menyelesaikan masalah. Keterbatasan dengan respon positif dari guru dan siswa
kedua pada penggunaan indikator berpikir yang lebih dari 70%.
kritis dan penyelesaian masalah, tidak
menggunakan semua indikator namun DAFTAR PUSTAKA
hanya diambil indikator yang sesuai dengan
penelitian, dan jenis instrumen yang Carson, J., 2007, A Problem With Problem
dikembangkan masih pada jenis essay Solving: Teaching Thinking Without
Teaching Knowledge, The
sehingga masih menimbulkan kesan pada Mathematics Educator, Vol 17, No 2,
siswa tes seperti layaknya biasa. Hal: 7-14.
Docktor, J. dan Heller, K., 2009, Robust
SIMPULAN Assessment Instrument for Student
Problem Solving, Prosiding the
NARST 2009 Annual Meeting,
Instrumen baku yang digunakan di Minnesota university.
suatu SMA Negeri di Ambarawa mengukur Ennis, R. H., 1993. Critical Thinking
Assessment, Journal College of
aspek hafalan dan pemahamanyang berada Education The Ohio State University,
pada ranah kognitif Bloom tingkat C1–C3, Vol 32, No 3, Hal: 179-186.
dengan intensitas pengeluaran C3 masih Ennis, R. H. dan Weir, E., 1985, The Ennis
Weir Critical Thinking Essay Test,
jarang digunakan. Pengembangan
Pacific Grove, CA: Midwest
instrumen dilakukan berdasarkan data Publication.
penelitian pendefinisian, penelitian relevan, Hobri, 2009, Metode Penelitian
dan teori yang mendukung. Instrumen yang Pengembangan (Developmental
Research), Diunduh di
dikembangkan adalah tes essay analisis, tes http://Hobri.blog.ujec.co.id/ tanggal
problem solving, dan lembar aktivitas siswa. 20 Januari 2014.
Nilai validitas dari instrumen penelitian yang Kuswana, W.S., 2011, Taksonomiberpikir,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
berupa tes dan non-tes dinyatakan valid.
Nunung Fika Amalia dan Endang Susilaningsih, Pengembangan Instrumen…. 1389
Liliawati, W. dan Puspita, E., 2010, Kependidikan, Vol 27, No 2,
Efektivitas Pembelajaran Berbasis Hal:103-112.
Masalah dalam Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa, Reta, I. K., 2012, Pengaruh Model
Prosiding Seminar Nasional Fisika Pembelajran Berbasis Masalah
2010, Bandung. terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa,
Lissa, 2012, Pengembangan Instrumen Jurnal Pendidikan, Vol 26, No 1,
Penilaian Keterampilan Berpikir Hal: 1-16.
Tingkat Tinggi Materi Sistem
Respirasi Dan Ekskresi, Jurnal Richmond, J.E.D., 2007, Bringing Critical
Lembaran Ilmu Kependidikan, Vol Thinking to the Education of
41, No 1, Hal: 27-32. Developing Country Professionals,
Journal International Education, Vol
Miri, B., David, B.C. dan Uri, Z., 2007, 8, No 1, Hal: 1-29.
Purposely Teaching for the
Promotion of Higher-Order Thinking Saptorini, 2012, Strategi Pembelajaran
Skills: a Case of Critical Thinking, Kimia, Semarang: Jurusan Kimia
Research Science Education, Vol FMIPA UNNES.
37, No 1, Hal: 353-369. Sudjana, 2005, Metoda Statistika Edisi 6,
Prasasti, Y. R., Suyono dan Basuki, I. A., Bandung: Tarsito.
2012, Pengembangan Instrumen Woolf, B. P., Murray, T., Marshall, D.,
Asesmen Berpikir Kritis melalui Dragon, T., Kohler, K., Mattingly, M.,
Membaca untuk Siswa SD/MI, Bruno, M., Murray, D, dan
Jurnal Universitas Negeri Malang, Sammons, J., 2005, Critical Thinking
Vol 48, No 2, Hal:1-12. Environments for Science
Pursitasari, I. D. dan Permanasari. A., 2012, Education, Prosiding International
Analisis Pemahaman Konsep dan Conference
Kesulitan Mahasiswa untuk
Pengembangan Program
Perkuliahan Dasar-Dasar Kimia
Analitik Berbasis Problem Solving,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
Vol 1, No 1, Hal: 98-101.
Purwaningtyas, R., Ashadi dan Suparmi,
2012, Pembelajaran Kimia
Menggunakan Pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat Dengan
Metode Proyek dan Metode
Eksperimen Ditinjau dari Kreativitas
dan Kemampuan Berpikir Kritis,
Jurnal Inkuiri, Vol 1, No 1, Hal: 1-9.