Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2337-6384 JP3, Volume 16, No.

1, Februari 2021

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI


KEPERCAYAAN DIRI PADA MATERI HIMPUNAN SISWA KELAS VII SMP 8
MUHAMMADIYAH BATU

, ,

Email: nelarestihanda@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara-cara yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal berbentuk pemecahan masalah matematis ditinjau dari Kepercayaan Diri
pada materi himpunan siswa kelas VII SMP 8 Muhammadiyah Batu dan untuk mendeskripsikan
tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari Kepercayaan Diri pada materi
himpunan siswa kelas VII SMP 8 Muhammadiyah Batu. Subjek penelitian adalah 29 siswa
kelas VII SMP 8 Muhammadiyah Batu. Subjek penelitian yang dipilih selanjutnya
dikategorikan ke dalam klasifikasi tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis tinggi,
sedang, dan rendah yang memiliki jawaban soal tes yang unik atau khas berbeda dengan subjek
lainnya dan selanjutnya dikelompokkan ke dalam klasifikasi tingkat Kepercayaan Diri Tinggi,
Sedang, Rendah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu tes, kuesioner, dan
wawancara. Hasil penelitian disajikan berdasarkan klasifikasi tingkat kemampuan pemecahan
masalah matematis yang kemudian mendeskripsikan bagaimana cara-cara yang dilakukan oleh
siswa yang memiliki jawaban unik atau khas yang berbeda dengan subjek lainnya. Adapun cara-
cara tersebut yaitu dengan memahami masalah, merencanakan cara penyelesaian masalah,
melaksanakan rencana penyelesaian masalah, dan mengulang kembali hasil dan proses. Hasil
rata-rata tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis pada setiap klasifikasi tingkat
kemampuan pemecahan masalah yaitu 77,8 untuk tingkat klasifikasi tinggi, 55,6 untuk tingkat
klasifikasi sedang, dan 30,4 ntuk tingkat klasifikasi rendah.

Kata-kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Kepercayaan Diri, himpunan

PENDAHULUAN
Dalam proses pembalajaran yang sering dialami oleh siswa yang masih cenderung
menggunakan pendekatan konvensional dan berpusat pada guru (teacher centred), sehingga
interaksi antar siswa belum terjalin dalam proses pembelajaran karena diskusi kelompok
jarang dilakukan. Akibatnya kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi kurang karena
siswa tidak terbiasa aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapat sendiri. Padahal
kemampuan pemecahan masalah ini penting untuk dimiliki oleh siswa agar berhasil dalam
menyelesaikan masalah matematika (Setiawan, 2020a; 2020b).
Menurut Sumarno (dalam Hendriana, 2017:43), pemecahan masalah matematis meliputi
model, prosedur serta strategi yang merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum
matematika atau sasaran umum pembelajaran matematika, bukan sebagai jantungnya
matematika.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMP 8
Muhammadiyah Batu, kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa pada
himpunan masih mengalami kesulitan. Hal tersebut dikarenakan, siswa merasa kesulitan
disaat melaksanakan pemecahan masalah matematis karena siswa tidak terbiasa dengan soal
yang tidak bisa langsung diselesaikan. Dalam hal ini menunjukan bahwa belum tercapainya

117
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 16, No. 1, Februari 2021

salah satu dari tujuan proses pembelajaran matematika dan menyebabkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa menjadi rendah.
Fasikhah (dalam Hendriana dkk, 2017:197) mengemukakan bahwa kepercayaan diri
merupakan suatu sikap atau perasaan yakni atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang
bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk
melakukan hal-hal yang disukainya, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Sehingga
percaya terhadap kemampuan diri sendiri akan mempengaruhi tingkat prestasi atau kinerja
(performance) yang bersangkutan.
METODE
Untuk memperoleh deskripsi tentang cara-cara yang digunakan oleh siswa yang unik/khas
berbeda dengan subjek yang lain dalam menyelesaikan soal tes kemampuan pemecahan
masalah matematis materi himpunan, dilakukan pengamatan yang mendalam terhadap apa
yang dikerjakan dan ditulis oleh siswa. Sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis kualitatif deskriptif. Penelitian ini dikatakan penelitian kualitatif
deskriptif karena peneliti melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis
dan menyajikan fakta secara sistematis. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII di
SMP 8 Muhammadiyah Batu tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah 29 siswa. Subjek yang
terpilih yaitu diklasifikasikan berdasarkan tingkat Kepercayaan Diri Tinggi, Sedang, dan
Rendah yang memiliki jawaban soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang
unik/khas berbeda dengan subjek lainnya. Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti
sendiri, sedangkan instrumen pendukungnya yaitu kuesioner Kepercayaan Diri, tes
kemampuan pemecahan masalah matematis, dan pedoman wawancara kemampuan
pemecahan masalah matematis. Data penelitian dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif
dan bertujuan untuk mengetahui cara-cara yang digunakan peserta didik yang unik/khas
cenderung berbeda dengan subjek lainnya dan mengetahui tingkat kemampuan pemecahan
masalah matematis. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini yaitu menggunakan model
Miles dan Huberman (dalam Abidin dkk, 2016:86) yang menjelaskan bahwa analisis data
kualitatif dilakukan secara terus-menerus dan interaktif, analisis data tersebut meliputi: a)
Data Reduction (Reduksi Data); b) Data Display (Penyajian Data); c) Conclusion
Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan).
HASIL
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Klasifikasi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Tinggi
Dari hasil pengklasifikasian tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis tinggi
diketahui hasil rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis yang diperoleh peserta
didik yaitu 77,8. Dilihat dari hasil rata-rata yang didapat pada klasifikasi kemampuan
pemecahan masalah matematis tinggi didapat rata-rata yang di atas nilai KKM dan dapat
dikategorikan dalam tingkat tinggi. Dalam artian lain, siswa yang mempunyai kemampuan
pemecahan masalah matematis tinggi mampu meningkatkan hasil belajar atau kemampuan-
kemampuan dalam diri yang lebih baik. Sejalan dengan hasil Menurut Polya (dalam
Hendriana, 2017), menyatakan kemampuan pemecahan masalah matematis tercapai apabila
semua indikator dalam kemampuan pemecahan masalah matematis terpenuhi dari memahami
masalah, merencanakan cara penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan melihat
kembali hasil dan proses. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Evilia (2018), bahwa
kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa dengan tingkat kepercayaan diri
tinggi baik dapat melakukan keempat langkah Polya dalam memecahkan masalah. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Puri (2019), bahwa siswa dengan kepercayaan diri tinggi
memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, hal ini terlihat dengan siswa mampu
melaksanakan semua dari tahapan Polya.
118
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 16, No. 1, Februari 2021

Berikut ini contoh jawaban soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik dalam klasifikasi kemampuan pemecahan masalah matematis tinggi yang unik/khas
cenderung berbeda dengan subjek lainnya.

Gambar 1. Hasil Tes Siswa Klasifikasi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Tinggi

Siswa tersebut memiliki keunikan dalam menjawab soal tes kemampuan pemecahan
masalah matematis yaitu secara rinci dan jelas. Siswa ini menuliskan secara rinci pendapat
dari pola pikirnya. Hal tersebut senada dengan pendapat yang dipaparkan oleh Polya (dalam
Hendriana,2015) yang menjelaskan bahwa salah satu ciri-ciri siswa yang mempunyai
kemampuan pemecahan masalah matematis tinggi yaitu dapat memahami masalah dengan
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Subyek berikut memporoleh nilai
tes kemampuan pemecahan masalah matematis 77 yang termasuk dalam klasifikasi tingkat
Kepercayaan Diri Tinggi.
Wawancara tidak terstruktur juga dilakukan setelah siswa mengerjakan soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa apa
yang dikerjakan oleh siswa sesuai dengan apa yang dituliskan pada lembar jawaban dan
mengerti maksud dari arah pola pikir kemampuan pemecahan masalah matematis yang
dimiliki oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pada klasifikasi ini dapat
disimpulkan bahwa siswa memaparkan secara runtut dan rinci jawaban mulai dari memahami
masalah hingga mengulang kembali hasil dan proses.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Klasifikasi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Sedang
Dari hasil pengklasifikasian tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis sedang
diketahui hasil rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis yang diperoleh peserta
didik yaitu 55,6. Dilihat dari hasil rata-rata yang didapat pada klasifikasi kemampuan
pemecahan masalah matematis sedang didapat rata-rata tidak melampaui nilai KKM dan
dapat dikategorikan dalam tingkat sedang. Jika dibandingkan dengan hasil klasifikasi
kemampuan pemecahan masalah matematis tinggi, maka dapat dibuktikan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis sedang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah
matematis yang dimiliki siswa. Semakin tinggi kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa, maka kemampuan yang dimiliki peserta didik juga akan tinggi. Serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2018), bahwa kemampuan pemecahan masalah yang
dimiliki oleh siswa dengan tingkat kepercayaan diri sedang hanya dapat melakukan beberapa
langkah Polya dalam melakukan memahami masalah dan melaksankan penyelesaian
masalah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Puri (2019), bahwa siswa dengan

119
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 16, No. 1, Februari 2021

kepercayaan diri tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, hal ini terlihat
dengan siswa mampu melaksanakan semua dari tahapan polya.
Berikut ini contoh jawaban soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dalam klasifikasi kemampuan pemecahan masalah matematis sedang yang unik/khas
cenderung berbeda dengan subjek lainnya.

Gambar 2. Hasil Tes Siswa Klasifikasi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Sedang

Siswa tersebut memiliki keunikan dalam menjawab soal tes kemampuan pemecahan
masalah matematis yaitu secara rinci dan jelas. Siswa ini memahami masalah yang akan
digunakan untuk merencanakan masalah. Hal tersebut senada dengan pendapat yang
dipaparkan oleh Polya (dalam Hendriana,2015) yang menjelaskan bahwa salah satu ciri-ciri
siswa yang mempunyai kemampuan pemecahan masalah matematis sedang yaitu dapat
memahami masalah dengan menuliskan diketahui dan ditanya yang akan digunakan dalam
penyelesaian masalah. Subjek berikut memporoleh nilai tes kemampuan pemecahan masalah
matematis 52 yang termasuk dalam klasifikasi tingkat Kepercayaan Diri Sedang.
Wawancara tidak terstruktur juga dilakukan setelah siswa mengerjakan soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa apa
yang dikerjakan oleh siswa sesuai dengan apa yang dituliskan pada lembar jawaban dan
mengerti maksud dari arah pola pikir kemampuan pemecahan masalah matematis yang
dimiliki oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pada klasifikasi ini dapat
disimpulkan bahwa siswa tidak menuliskan secara runtut dan rinci jawaban mulai dari
memahami masalah hingga mengulang kembali hasil dan proses.

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Klasifikasi Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematis Rendah
Dari hasil pengklasifikasian tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis rendah
diketahui hasil rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis yang diperoleh siswa
yaitu 20. Dilihat dari hasil rata-rata yang didapat pada klasifikasi kemampuan pemecahan
masalah matematis rendah didapat rata-rata tidak melampaui nilai KKM dan dapat
dikategorikan dalam tingkat rendah. Jika dibandingkan dengan hasil klasifikasi kemampuan
pemecahan masalah matematis sedang, maka dapat dibuktikan bahwa kemampuan pemecahan
matematis mempengaruhi kemampuan yang dimiliki peserta didik. Semakin tinggi
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, maka kemampuan yang dimiliki peserta
didik juga akan tinggi. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Evilia (2018), bahwa
kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa dengan tingkat kepercayaan diri
tergolong rendah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Puri (2018), bahwa kemampuan
pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa dengan tingkat kepercayaan diri belum mampu
melaksanakan semua dari tahapan Polya.
Berikut ini contoh jawaban soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dalam klasifikasi kemampuan pemecahan masalah matematis rendah yang unik/khas
cenderung berbeda dengan subjek lainnya.

120
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 16, No. 1, Februari 2021

Gambar 3. Hasil Tes Siswa Klasifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Rendah

Siswa tersebut memiliki keunikan dalam menjawab soal tes kemampuan pemecahan
masalah matematis yaitu langsung menuliskan jawaban tanpa menuliskan rumus terlebih
dahulu. Siswa ini tidak menuliskan rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah. Hal tersebut senada dengan pendapat yang dipaparkan oleh Polya (1957:56) yang
menjelaskan bahwa salah satu ciri-ciri siswa yang mempunyai kemampuan pemecahan
masalah matematis rendah yaitu dapat merencanakan cara penyelesaian masalah dengan
menuliskan rumus yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah. Subjek berikut
memporoleh nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis 20 yang termasuk dalam
klasifikasi tingkat Kepercayaan Diri Rendah.
Wawancara tidak terstruktur juga dilakukan setelah siswa mengerjakan soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa apa
yang dikerjakan oleh siswa sesuai dengan apa yang dituliskan pada lembar jawaban dan
mengerti maksud dari arah pola pikir kemampuan pemecahan masalah matematis yang
dimiliki oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pada klasifikasi ini dapat
disimpulkan bahwa siswa tidak menuliskan secara runtut dan rinci jawaban mulai dari
memahami masalah hingga mengulang kembali hasil dan proses.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang dirumuskan, serta analisis data dan
pembahasan hasil penelitian tentang kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari
Kepercayaan Diri pada materi himpunan dapat disimpulkan bahwa cara-cara yanng dilakukan
siswa dalam menjawab soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu dengan cara
memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana
penyelesaian masalah, dan melihat kembali hasil dan proses. Hasil rata-rata tingkat
kemampuan pemecahan masalah matematis pada setiap klasifikasi tingkat kemampuan
pemecahan masalah matematis yaitu 77,8 untuk klasifikasi tinggi, 55,6 untuk klasifikasi
sedang, dan 30,4 untuk kklasifikasi rendah. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
kemampuan pemecahan masalah matematis tinggi maka Kepercayaan Diri Tinggi, untuk
siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis sedang maka Kepercayaan
Diri Sedang, dan untuk siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis
rendah maka Kepercayaan Diri Rendah.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih pada pihak yang telah
berkontribusi pada penyusunan artikel ini, terutama kepada pihak Jurnal Pendidikan,
Penelitian dan Pembelajaran (JP3) yang telah mempublikasikan artikel ini, serta kepada pihak
sekolah yang telah menjadi objek penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN
Abidin, Z dan Walida, S.E. 2019. Interactive E-Module Model of Transformation Geometry Based
on Case (Creative, Active, Systematic, Effective) as A Partical and Effective Media to
Support Learning Autonomy and Competence. International Journal of Development
Research, Volume 9, Issue 01, pp.25156-25160, January
2019.(http://www.journalijdr.com)

121
ISSN 2337-6384 JP3, Volume 16, No. 1, Februari 2021

Aisyah, Puri Nur; Nuraini Nilam, Akbar Padillah, Anik Yuliani. 2018. Analisis Hubungan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP.Jurnal On
Education. ISSN, 2654-5497.
Febriana, Evelia. 2018. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau Dari Kepercayaan Diri
Siswa Kelas XI Pada Materi Program Linear. Jurnal On Education. ISSN, 2615-0120.
Gulu, D. H. 2006. Tes Kepribadian. Jakarta: Bumi Askara.
Hendriana, H., Rohoeti, E.E., dan Sumarmo, U. 2017. Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa.
Bandung: PT Refika Aditama.
Lestari, K.E. dan Yudhanegara, M.R. 2017. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Afika
Aditama.
Polya, G. 1957. How To Selve It. Peinceton University Press.
Setiawan, Y. E. (2020a). Analisis Kemampuan Siswa dalam Pembuktian Kesebangunan Dua
Segitiga. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
8(1), 23–38. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24256/jpmipa.v8i1.80
Setiawan, Y. E. (2020b). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menggeneralisasi Pola Linier. Jurnal
Nasional Pendidikan Matematika, 4(2), 180–194.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33603/jnpm.v4i2.3386

122

Anda mungkin juga menyukai