Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN

HEMMOROGIC POST PARTUM


Nomor :
Terbitan :

SOP No. revisi :


Tanggal :
Halaman : 1/4 CAHAYA SUKMA, A.Md.Keb
Pengertian 1. Perdarahan post partum (PPP) adalah perdarahan pasca persalinan yang
melebihi 500 ml setelah bayi lahir atau yang berpotensi mengganggu
hemodinamik ibu
2. PPP primer adalah perdarahan post partum yang terjadi dalam 24 jam
pertama pertama setelah persalinan dan biasanya disebabkan oleh atonia
uteri, robekan jalan lahir, dan sisa sebagian plasenta.
3. PPP sekunder adalah perdarahan pervaginam yang lebih banyak dari normal
antara 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan biasanya disebabkan oleh
sisa plasenta
Tujuan Sebagai acuan agar petugas dapat memahami penatalaksanaan perdarahanahan
post partum post ditempat pelayanan
Kebijakan Permenkes No. 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktek Bidan
Prosedur 1. Petugas menulis identitas pasien di buku register sesuai unit terkait
2. Petugas melakukanan amnesa pada pasien dengan menanyakan keluhan
berupa; perdarahan, limbung, berkeringa tdingin, menggigil. Seorang wanita
post partum yang sehat dapat kehilangan sebanyak 10% dari volume total
tanpa mengalami gejala-gejala klinik gejala-gejala baru tampak pada
kehilangan darah sebanyak 20%.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik / obstetric dan pemeriksaan penunjang
sederhana
4. Pemeriksaan Fisik:
 Nilai tanda-tanda syok: pucat, akral dingin, nadi cepat, tekanan darah
rendah
 Nilai tanda-tanda vital: vital: nadi nadi> 100x/menit, pernafasan
hiperpnea,tekanan tekanan sistolik< 90 mmHg
Pemeriksaan obstetrik:
 Perhatikan Perhatikan kontraksi, letak, dandan konsistensi uterus.
 Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai adanya: perdarahan, keutuhan
plasenta, talipusat, dan robekan didaerah vagina
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan darah rutin: terutama untuk menilai kadar Hb< 8 gr%.bila
tersedia
2. Pemeriksaa ngolongan darah.(bila tersdia)
Petugas menegakkan diagnosa, Perdarahan post partumbukanlah suatu
diagnosis akan tetapi suatu kejadian yang harus dicari asalnya: Apakah
karena atonia uteri, robekan jalan lahir, sisa plasenta, gangguan pembekuan
darah ?
Diagnosis perdarahan post partum dapat digolongkan berdasarkan table
berikut ini:
No Gejala Dan Tanda Penyebab Yang Harus
Dipikirkan
1  Perdarahan segera setelah anak Atonia Uteri
lahir
 Uterus tidak berkontraksi dan
lembek
2  Perdarahan segera Robekan jalan lahir
 Darah segar yang mengalir segera
setelah bayi lahir
3 Plasentam belum lahir setelah 30 Retensio Plasenta
menit
4  Plasenta atau sebagian selaput Sisa plasenta
(mengandung pembuluh darah),
tidak lengkap
 Perdarahan dapat muncul 6-10
hari post disertai subin volusi
uterus
5  Perdarahan segera (Perdarahan Ruptur uteri
intra abdominal dan dari atau
pervaginam)
 Nyeri perut yang hebat
 Kontraksi yang hilang
6  Fundus Uteri tidak teraba pada Invertio Uteri
palpasi abdomen
 Lumen vagina terisi massa
 Nyeri ringan atau berat
7  Perdarahan tidak berhenti, encer, Gangguan Pembekuan Darah
tidak terlihat gumpalan
 Kegagalan terbentuknya
gumpalan pada uji gumpalan
pembentukan darah sederhana
 Terdapat factor predisposisi :
solusio placenta, kematian janin
dalam uterus, eklampsia, emboli
air ketuban

5. Petugas mencatat segala yang didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik,


pemeriksaan penunjang, serta diagnostic dan rencana terapi pada blangko
rekam medik.
6. Petugas memberikan terapi untuk ;Tatalaksana Awal:
 Nilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien.
 Bila menemukan tanda-tanda syok, lakukan penatalaksanaan syok,
lakukan penatalaksanaan syok
 Berikan oksigen
 Pasang infuse intravena dengan kanul berukuran besar (16 atau 18) dan
mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau ringer laktat dan
mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau ringer laktat sesuai
dengan kondisi ibu
Tabel. Jumlah Cairan Infus Pengganti Berdasarkan Perkiraan Volume
Kehilangan Darah:

Penilaian Klinis Volume Perkiraan Jumlah


Tekanan Frekuensi Perfusi Perdarahan Kehilangan Cairan infuse
Darah Nadi Akral (% dari darah (ml) Kristaloid
Sistolik Perfusi volume (Volume Pengganti
(mmHg) total darah) darah (23xJumlah
maternal Kehilangan
100 ml/Kg Darah)
BB)
120 80x/Menit Hanga <10 % < 600 ml
t (asumsi BB
60 Kg
100 100 Pucat ± 15 % 900 ml 2000-3000
x/Menit ml
< 90 >120 Dingin ± 30 % 1800 ml 3500-5500
x/Menit ml
< 60-70 >140 Basah ± 50 % 3000 ml 6000-9000
x/Menit ml
hingga
tak teraba

 Lakukan pengawasan Tekanan Darah, nadi, dan pernapasan ibu


 Periksa kondisi abdomen : kontraksi uterus, nyeri tekan, parut luka dan
TFU
 Periksa jalan lahir dan area perenium untuk melihat perdarahan dan
laserasi (jika ada missal : robekan servik satau robekan vagina)
 Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
 Pasang folley cateter untuk memantau volume urine dibandingkan
dengan jumlah cairan yang masuk
(CATATAN : produksi urin normal 0,5-1 ml/Kg BB/jam atau sekitar 30
ml/jam)
 Jika kadar Hb<8 g/dl rujuk ke RS
 Tentukan penyebab dari perdarahannya (lihat table penyebab di atas) dan
lakukan tatalaksana spesifik sesuai penyebab

No Penyebab Tatalaksana
1 Antonia Uteri 1. Lakukanpemijatan uterus
denganmelakukankompresi bimanual
internal dankompresi bimanual eksterna
2. Pastikanplasentalahirlengkap
3. Berikan 20-40 unit oksitosindalam 1000 ml
larutanNaCl 0,9 %/RL dengankecepatan 60
tetes /menitdalam 10 unit IM
4. Lanjutkan infuse oksitosin 20 unit dalam
1000 ml larutanNaCl 0,9 % RL
dengankecepatan 40
tetes/menithinggaperdarahanberhenti
2 Robekanjalanlahir Siapkanrujukankefasilitaspelayanankesehatanse
kunder
3 RetensioPlasenta 1. Berikan 20-40 unit oksitosindalam 1000 ml
larutanNaCl 0,9 % atau RL
dengankecepatan 60 tetes/menitdalam 10
unit IM.
Lanjutkan infuse oksitosin 20 unit dalam
1000 ml larutanNaCl 0,9 % atau RL
dengankecepatan 40
tetes/menithinggaperdarahanberhenti
2. Lakukantarikanpusatterkendali
3. Bilaterikantalipusatterkendalitidakberhasil,
lakukanplasenta manual secarahati-hati
4. Berikan antibiotic profilaksisdosistunggal
(ampisilin 2 g IV dan metronidazole 500
mg IV)
5. Segeraatasiataurujukkefasilitas yang
lebihlengkapbilaterjadikomplikasiperdaraha
nhebatatauinfeksi
4 Sisa Plasenta 1. Berikan 20-40 unit oksitosindalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9 % atau RL dengan
kecepatan 60 tetes / menit dan 10 unit IM.
Lanjutkan infusoksitosin 20 unit dalam
1000 ml larutan NaCl 0,9 % atau RL
dengan kecepatan 40 tetes / menit hingga
perdarahan berhenti
2. Lakukan eksplorasi digital (bila serviks
terbuka) dan keluarkan bekuan darah dan
jaringan .Bila serviks hanya dapat dilalui
oleh instrument , lakukan evaluasi sisa
plasenta dengan aspirasi vakum manual
atau Dirujuk
3. Berikan antibiotic profil aksis dosis tunggal
(ampisilin 2 g IV dan metronidazole 500
mg IV)
4. Jika perdarahan berlanjut tatalaksana
seperti kasus atonia uteri

5 Inversio uteri Siapkan rujukan kefasilitas pelayanan


kesehatan sekunder
6 Gangguan Siapkan rujukan kefasilitas pelayanan
Pembekuan Darah kesehatan sekunder

7. Petugas memberikan informasi kepada pasien, suami, dan keluarga semua


tindakan yang akan diambil oleh petugas sesuai dengan kasus yang terjadi
8. Petugas memberikan rujukan bila:
a. Bila Robekan serviks Siapkan rujukan kefasilitas pelayanan kesehatan
sekunder
b. Retensio plasenta: Siapkan rujukan kefasilitas pelayanan kesehatan
sekunder
c. Inversio uteri : Siapkan rujukan kefasilitas pelayanan kesehatan sekunder
d. Gangguan pembekuan darah : Siapkan rujukan kefasilitas pelayanan
kesehatan sekunder
e. Jika kadar Hb < 8 % g/dl Siapkan rujukan kefasilitas pelayanan kesehatan
sekunder
9. Petugas melengkapi hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medic, buku register dan laporan
10. Petugas mengarsipkan dokumen dalam lemari arsip

Unit  Puskesmas PONED


Terkait  RS

Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


histori

Anda mungkin juga menyukai