Anda di halaman 1dari 6

RESUME PARASITOLOGI PERTEMUAN KE-2 MATERI MIKOLOGI (tgl 27 February

2021)

DOSEN: Desembra Lisa, S.Pd., M.Pd

SIPEN: Devina Auliya Fazrin & Oktaviana Kharisma Tri Pamungkas

1. Pengertian Mikologi
Mikologi berasal dari kata Mykes berarti jamur dan logos berarti ilmu. Mikologi adalah
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fungi (jamur) atau sering disebut
juga cendawan. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi
jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur.
2. Sifat Umum Fungi
Sifat umum, jamur adalah tumbuh-tumbuhan berbentuk sel atau benang bercabang,
mempunyai dinding dari selulosa atau kitin atau keduanya, mempunyai protoplasma yang
mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak secara
aseksual, seksual, atau keduanya. Jamur menggunakan enzim untuk mengubah dan
mencerna zat organik, seperti hewan dan sebagian besar kuman, untuk hidupnya
memerlukan zat organik sebagai sumber energi, sehingga jamur disebut sebagai jasad
yang bersifat heterotrop.
Jamur dalam kesehatan ada empat filum, yaitu:
1) Ascomycota, reproduksi seksual dalam kantong (saccus) disebut ascus dengan menghasilkan
ascopspora.
2) Basidiomycota, reproduksi seksual dalam kantong disebut basidium dengan menghasilkan
basidiospora.
3) Zygomycota, reproduksi seksual dengan gamet dan reproduksi aseksual dengan pembentukan
zygospora.
4) Mitosporic Jamur (Fungi Imperfecti), tidak ada bentuk yang dikenali reproduksi seksual.
Termasuk jamur yang paling patogen.
3. Morfologi Jamur

1
Ukuran sel penyusun struktur berbeda pada masing-masing jenis jamur anggota jamur
yang besar yang memiliki diameter 10-20 µm hal ini yang membedakan antara sel jamur
dan sel bakteri yang hanya rata-rata memiliki 1 µm.

Jamur mencakup:

a. khamir atau ragi, yaitu sel-sel yang berbentukbulat, lonjong atau memanjang yang
berkembang biak membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah tau
berlendir.
b. kapang, yang terdiri atas sel-sel memanjang dan bercabang yang disebut hifa.
Anyaman dari hifa, baik yang multiseluler atau senositik, disebut miselium.

Bentuk miselium bercabang dan pola percabangan ini membantu identifikasi morfologi.
Kapang membentuk koloni yang menyerupai kapas atau padat. Bentuk kapang atau
khamir tidak mutlak karena terdapat jamur yang dapat membentuk kedua sifat tersebut
dalam keadaan yang berbeda dan disebut sebagai jamur yang dimorfik.

Spora dapat dibentuk secara aseksual atau seksual. Spora seksual disebut talospora
(thallospora), yaitu spora yang langsung dibentuk dari hifa reprodukitf. Spora yang
termasuk talospora adalah: blatospora, artrospora, klamidospora, aleuriospora, dan
sporangiospora. Spora seksual dibentuk oleh dua sel atau hifa. Spora seksual antara lain:
zigospora, oospora, askospora, dan basidiospora.

4. Siklus Hidup Jamur


Kehidupan jamur berawal dari spora (Basidiospora) kemudian akan berkecambah
membentuk hifa yang berupa benang-benang halus. Hifa ini akan tumbuh ke seluruh
bagian media tumbuh. Kemudian dari kumpulan hifa atau miselium akan terbentuk
gumpalan kecil seperti simpul benang yang menandakan bahwa tubuh buah jamur 6
mulai terbentuk. Simpul tersebut berbentuk bundar atau lonjong dan dikenal dengan
stadia kepala jarum (pinhead) atau primordia. Simpul ini akan membesar dan disebut ilah
kancing kecil (small button). Selanjutnya stadia kancing kecil akan terus membesar
mencapai stadia kancing (button) dan stadia telur (egg). Pada stadia ini yang tadinya
tangkai dan tudung yang tadinya tertutup selubung universal mulai membesar. Selubung
tercabik, kemudian diikuti stadia perpanjangan (elongation). Cawan (volva) pada stadia

2
ini terpisah dengan tudung (pillueus) karena perpanjangan tangkai (stalk). Stadia terakhir
adalah stadia dewasa tubuh buah.
5. Cara hidup jamur (cendawan) di alam

Dari cara hidupnya, cendawan dibagi jadi 3 kelompok:

1) Saprofit. Jamur saprofit memperoleh zat organik dari makhluk hidup yang
telah mati. Tipe jamur ini dapat disebut dengan jamur dekomposer.
2) Parasit. Jamur parasit memperoleh zat organik dari makhluk hidup yang
masih hidup yang menjadi inangnya. Tipe jamur ini pada umumnya
dikenal dengan jamur patogen atau penyebab penyakit.
3) Mutual. Jamur mutual hidup pada inangnya. Meskipun demikian,
memiliki sifat yang menguntungkan.
6. Tipe Reproduksi

Tipe reproduksi jamur dibedakan dua cara yaitu seksual dan aseksual.

1) Aseksual.
Untuk jamur uniseluler akan membentuk kuncup atau tunas untuk menghasilkan
keturunan. Sedangkan, untuk jamur multiseluler akan dapat melakukan proses
fragmentasi dan menghasilkan spora aseksual atau 7 sporangoispora atau
konidiospora. Kedua spora aseksual tersebut memiliki sifat haploid.
2) Seksual.
Reproduksi secara seksual dimulai dengan cara penyatuan hifa atau singgami yang
terdiri dari proses plasmogami dan kariogami. Dari proses tersebut akan
menghasilkan spora seksual yaitu zigospora, askospora, dan basidiospora.
3) Adapun jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya sehingga sering
dikatakan tidak mempunyai reproduksi seksual dan dikelompokkan pada khas
Deuteromycetes.
1. Cara Penularan jamur

cara penularan penyakit yang disebabkan oleh jamur :

3
1) Lembab dan panas dari lingkungan, dari pakaian ketat, dan pakaian tak menyerap
keringat
2) Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan
3) Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan paha pada orang gemuk
4) Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena pemakaian
antibiotic, atau hormonal dalam jangka Panjang
5) Penyakit tertentu, misalnya HIV/AIDS, dan diabetes.
6) Kehamilan dan menstruasi. Kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan
hormone dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur.

penularan jamur bisa terjadi melalui proses langsung/tidak langsung.

 Proses penularan jamur secara langsung : Dari Manusia ke Manusia. Jamur penyebab
Tinea corporis bisa menular melalui kontak fisik antarmanusia. Kontak langsung
dengan orang yang sebelumnya sudah terinfeksi jamur akan meningkatkan risiko
jamur “berpindah” dan pada akhirnya menyebabkan munculnya kurap di kulit.
 Proses penularan jamur secara tidak langsung : Penularan infeksi jamur secara tidak
langsung juga dapat terjadi melalui kontak dengan pakaian, handuk, sisir atau benda
lainnya yang dihinggapi jamur. Berkontak dengan tanaman ataupun air yang terkena
jamur juga dapat menyebabkan Anda tertular infeksi jamur.
2. Cara Diagnosa dan Pemeriksaan

infeksi jamur

 Infeksi jamur ditandai dengan adanya invasi ke jaringan oleh jamur. Infeksi jamur
dibagi menjadi infeksi jamur superfisial, kondisi luka terlokalisasi pada kulit hingga
ke jaringan yang lebih dalam ke paru-paru, darah ataupun infeksi sistemik lainnya.
 Infeksi jamur dapat dikategorikan berdasarkan bagian tubuh yang terinfeksi, seberapa
dalam mereka menembus tubuh, jamur penyebab infeksi, dan bentuk jamur.
 Umumnya, saat spora jamur terhisap, sistem imun dalam tubuh akan mengenalinya
sebagai benda asing dan menghancurkannya sehingga tidak terjadi infeksi jamur.

4
 Beberapa jamur bersifat oportunistik yang dapat menyebabkan penyakit pada saat
sistem kekebalan tubuh terganggu sementara yang lain bersifat patogen, yang dapat
menyebabkan penyakit baik pada saat sistem kekebalan tubuh normal maupun tidak.
3. Cara Diagnosa

Infeksi Jamur memiliki gejala

 Bintik merah atau ungu di kulit


• Muncul ruam kulit
• Kulit pecah-pecah
• Luka melepuh atau bernanah
• Gatal-gatal
• Rasa sakit di bagian yang terinfeksi
• Pembengkakan di area yang terinfeksi
• Batuk disertai darah atau lendir
• Sesak napas
• Demam
• Penglihatan kabur
• Mata merah dan sensitif pada cahaya
• Air mata keluar berlebihan
• Sakit kepala
• Hidung tersumbat
• Mual dan muntah
4. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan lanjutan untuk infeksi jamur dilakukan dengan mengambil sampel darah,
urine, nanah, atau cairan serebrospinal, tergantung organ yang terinfeksi. Metode
pemeriksaan tergantung kepada jenis infeksi jamur itu sendiri.

1. Tes KOH
Di ambil dari sampel kerokan kulit pasien yang terinfeksi, lalu mencampurnya
dengan larutan KOH (kalium hidroksida). KOH akan menghancurkan sel kulit
sehat, dan menyisakan sel kulit yang terinfeksi jamur.

5
2. Kultur jamur
Di ambil dari sampel darah, kulit, kuku, atau lapisan dalam kulit pasien untuk
dibiakkan di laboratorium. Sampel juga dapat menggunakan cairan
serebrospinal bila dicurigai terdapat infeksi pada otak dan tulang belakang.
sampel cairan serebrospinal yang menyelubungi otak dan tulang belakang
pasien akan diambil, menggunakan metode pungsi lumbal, yaitu melalui celah
tulang belakang di daerah punggung bawah.
3. Tes pewarnaan gram
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi lain, yaitu bakteri.
Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel dahak, darah, atau urine pasien
untuk diteliti di laboratorium.
4. Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan untu dianalisis di bawah
mikroskop. Di ambil dari sampel kulit, paru-paru, tulang sumsum, atau
kelenjar getah bening, tergantung kepada area yang terinfeksi.
5. Pencegahan Infeksi Jamur

Infeksi jamur dapat dicegah dengan cara:

 Jaga kebersihan kulit dan segera keringkan tubuh bila basah.


 Jangan berbagi pakai handuk, pakaian, atau barang-barang pribadi.
 Jaga kuku kaki tetap pendek, namun tidak terlalu pendek.
 Jangan gunakan gunting kuku yang sama untuk kuku yang terinfeksi dan yang
tidak.
 Kenakan alas kaki di tempat umum.
 Jangan menggaruk area kulit yang terinfeksi.
 Hindari mengenakan pakaian atau sepatu ketat.
 Kenakan pakaian yang bersih untuk beraktivitas.
 Segera cuci pakaian setelah digunakan.
 Ganti pakaian dalam dan kaus kaki tiap selesai beraktivitas.

Anda mungkin juga menyukai