Anda di halaman 1dari 5

Bahan baku pupuk kompos

Bahan baku kompos bisa diambil dari sisa-sisa tanaman dan atau kotoran hewan. Masing-
masing bahan memiliki kandungan unsur-unsur yang berbeda. Unsur-unsur tersebut berfungsi
sebagai zat hara yang diperlukan tanaman.
Bahan Baku Kompos dapat di bagi menjadi:
 SAMPAH  COKLAT (mengandung unsur C carbon tinggi) Terdiri dari: Daun kering,
Rumput kering, Serbuk gergaji serutan kayu, sekam padi, Kertas , Kulit jagung,
Jerami, Tangkai sayuran.
 SAMPAH  HIJAU (mengandung unsur N nitrogen tinggi) Terdiri dari: Sayuran,
Buah2an, Potongan rumput, Daun segar, Sampah dapur, Bubuk teh                             
& kopi, Kulit telur, Pupuk kandang (feses ayam, itik, sapi dan kambing).
 Bahan Yang kaya unsur Carbon ( C ) : mempunyai fungsi sebagai SUMBER
ENERGI MAKANAN Bagi Mikroba , dan mempunyai tanda sebagai berikut: kering,
kasar, berserat dan berwarna coklat.Bahan yang kaya unsur Nitrogen ( N ) :
dibutuhkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang dan mempunyai tanda sebagai
berikut bahan nya masih ada kadar airnya.

Bahan yang sebaiknya DIHINDARI untuk pembuatan pupuk kompos adalah:


 Daging , ikan, kulit udang, tulang, susu, keju, lemak/minyak, karena dapat
mengundang serangga seperti lalat sehingga proses pengomposan akan menimbulkan
belatung.
 Feses anjing, feses kucing ini dapat membawa penyakit.
 Tanaman gulma / yang berhama karena hama akan masih terkandung dalam kompos.

Sifat pupuk organik terhadap kesuburan tanah :


Banyak sifat baik pupuk organik terhadap kesuburan tanah antara lain
sebagai berikut :
a. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman yang lengkap (N,
P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak terlalu banyak dan relatif kecil.
b. Bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan
untuk diolah, dan mudah ditembus akar
c. Bahan organik dapat mempermudah pengolahan tanah-tanah yang berat.
d. Bahan organik meningkatkan daya menahan air, sehingga kemampuan tanah untuk
menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air lebih terjaga.
e. Bahan organik membuat permeabilitas tanah menjadi lebih baik, menurunkan
permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran) dan meninggalkan permeabilitas pada
tanah bertekstur sangat lembut (lempungan).
f. Bahan organik meningkatkan KPK (kapasitas pertukaran kation) sehingga kemampuan
mengikat kation menjadi lebih tinggi. Akibatnya, jika tanah yang dipupuk dengan bahan
organik dengan dosis tinggi, hara tanaman tidak mudah tersusun.
g. Bahan organik memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat tinggi ataupun
tingkat rendah) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin. (Rosmarkam
dan Nasih, 2002).

Jenis-jenis pupuk kompos


Pengelompokan jenis-jenis pupuk kompos bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama, dilihat dari
proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob. Kedua, dilihat dari
dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada juga yang
memanfaatkan aktivitas makroorganisme. Ketiga, dilihat dari bentuknya ada yang berbentuk
padat dan ada juga yang cair. Berikut ini beberapa contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang
umum dipakai.
1. Pupuk kompos aerob
Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen. Bahan baku
utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau campuran
keduanya. Proses pembuatannya memakan waktu 40-50 hari, untuk lebih jelasnya silahkan
baca cara membuat kompos. Lamanya waktu dekomposisi tergantung dari jenis dekomposer
dan bahan baku pupuk.
2. Pupuk bokashi
Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri
khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu
efektif mikroorganisme (EM4) . Inokulan ini terdiri dari campuran berbagai macam
mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif.
Untuk mengetahui cara membuatnya, silahkan baca artikel cara membuat pupuk bokashi.
3. Vermikompos
Vermikompos merupakan salah satu produk kompos yang memanfaatkan makroorganisme
sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus
atau jenis lainnya. Vermikompos dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai
pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan
vermikompos. Jenis organisme lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah
belatung (maggot black soldier fly).
4. Pupuk organik cair
Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah.
Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih
mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif
diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan
pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian
dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat.

Efektif Mikroorganisme (EM)


Efektif mikroorganisme atau yang lebih dikenal dengan EM adalah suatu kultur campuran
berbagai mikroorganisme yang bermanfaat (terutama bakteri fotosintetik dan bakteri asam
laktat, ragi, Actinomycetes dan jamur peragian) yang dapat dipergunakan sebagai inokulan
untuk mengikat keragaman mikroba tanah.20 EM yang pertama kali ditemukan dinamai EM
1 pada tahun 1980 oleh Teruo Higa dengan kandungan 8 jenis species dan 10 genus
mikroorganisme. EM adalah konsep mikroorganisme efektif yang aplikasi praktisnya
dikembangkan oleh Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, di Okinawa Jepang. Teruo Higa
menemukan mikroorganisme yang dapat hidup bersama dalam kultur campuran dan secara
fisiologis dapat bergabung menjadi satu dengan yang lain, bila kultur ini dimasukkan ke
dalam lingkungan alami maka pengaruh baik masing – masing akan lebih dilipatgandakan
secara21sinergis. Seiring dengan perkembangannya ditemukan pula turunannya yaitu
EM 2, EM 3, EM 4 dan EM 5. Konsep dan teknologi pemakaian EM ini masuk ke Indonesia
pada tahun 1995 yang pertama kali diaplikasikan di lahan pertanian Muhammad Djuhiya
(Cisanea, Bandung) pada tanaman horti dan di lahan pertanian Sari Asih (Desa Malaka Sari,
Bandung) pada lahan padi. Penerapannya sudah bagus tetapi teknologi dan informasi
pemakaian EM ini masih sangat kurang, maka pada tahun 1996 Dinas Pertanian Propinsi
Bandung mengirimkan tim untuk belajar tentang EM tersebut di Thailand, selanjutnya
kegiatan sosialisasinya pertama kali melalui TVRI Manado. Effective Microorganisms 4
(EM4) merupakan kultur campuran dalam medium cair berwarna coklat kekuningan, berbau
asam dan terdiri dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah. Adapun
jenis mikroorganisme yang berada dalam EM 4 antara lain : Lactobacillus sp., Khamir,
Actinomycetes, Streptomyces.12 EM 4 dalam keadaan dormant / istirahat / belum aktif
mengandung 90 % Lactobacillus sp dan sisanya / genus yang lain dan pada keadaan asam
maka bakteri streptomyces sp akan berperan lebih aktif dan jika sudah diaktifkan dengan
pemberian air / mollase / bahan organik maka total kandungan mikroorganismenya adalah 80
genus atau 109/gram dari kesemuanya ada lima kelompok mikroorganisme yang sama,
yaitu : Lactobacillus sp, Actinomycetes sp, ragi / yeast, bakteri fotosintetik
(Rhodopseudomonas sp) dan bakteri fermentasi (Pennicillium dan Aspergillus niger). Kadar
pH EM 4 yang masih dormant jika belum rusak sekitar < 3,5 jika sudah melebihi 4 dan tidak
berbau sedap lagi berarti EM 4 tersebut sudah rusak. EM 4 dapat bekerja optimal jika
prosesnya dalam keadaan anaerob, pH rendah (3 - 4), kadar garam dan kadar gula tinggi,
kandungan air sedang antara 30 – 40 %, suhu fermentasi sekitar 40 – 50o C dan untuk
pengomposan secara umum pHnya sebesar 6,5 – 7,5 %.22 Mikroorganisme dalam EM4
Bakteri dalam EM 4 adalah :
a. Bakteri Fotosintetik (Rhodopseudomonas sp) Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme
yang mandiri dan swasembada. Bakteri ini membentuk zat – zat yang bermanfaat dari sekresi
akar tumbuhan, menguraikan bahan organik dan atau gas – gas berbahaya (misalnya hidrogen
sulfida), menggunakan sinar matahari atau panas bumi sebagai sumber energi. Zat tersebut
meliputi asam amino, asam nukleat, zat bioaktif dan gula yang semuanya dapat mempercepat
pertumbuha dan perkembangan tanaman.
b. Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus sp)
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, sedangkan bakteri fotosintetik dan
ragi menghasilkan karbohidrat lainnya. Berbagai jenis makanan dan minuman seperti
yoghurt dan asinan sudah sejak lama dibuat menggunakan bakteri asam laktat, namun bakteri
asam laktat itu sendiri adalah zat yang dapat mengakibatkan kemandulan (sterillizer). Asam
laktat ini dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan dan meningkatkan
percepatan perombakan bahan organik, lagipula bakteri asam laktat dapat menghancurkan
bahan organik seperti lignin dan sellulosa, serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan
pengaruh merugikan yang diakibatkan oleh bahan organik yang tudak terurai.
c. Ragi / Yeast
Ragi merupakan zat anti bakteri dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino
dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik, bahan organik dan akar tanaman. Zat
bioaktif seperti hormon dan enzim yang dihasilkan oleh ragi akan meningkatkan jumlah sel
aktif dan perkembangan akar.
d. Actinomycetes sp
Actinomycetes sp strukturnya merupakan bentuk antara bakteri dan jamur akan menghasilkan
zat anti mikroba dari asam amino yang23 dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan
organik yang dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri.
e. Jamur Fermentasi
Jamur fermentasi (peragian) seperti Aspergillus niger dan Pennicillium menguraikan bahan
organi secara tepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat anti mikroba yang akan
menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga dan ulat merugikan. Lactobacillus dan
jamur fermentasi inilah yang mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik.
Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
a. Memperbaiki perkecambahan, bunga, buah dan kematangan hasil tanaman
b. Memperbaiki lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama
dan penyakit dalam tanah
c. Meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman
d. eningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk
e. Memfermentasikan bahan organik tanah dan mempercepat proses
dekomposisi
f. Menghilangkan bau busuk di WC dan kandang ternak
g. Membuat EM 5 untuk mencegah serangga
h. Mengubah tanah dasar tambak
i. Menstabilkan dan menjernihkan air limbah
j. Meningkatkan pertumbuhan plankton
k. Melindungi lingkungan alam
l. Menurunkan kadar BOD dan COD air limbah
m. Dapat digunakan sebagai pupuk organik cair atau sebagai sumber nutrisi untuk kesuburan
tanah dan tanaman

Anda mungkin juga menyukai