Anda di halaman 1dari 7

ANGGARAN DASAR BUM DESA

BADAN USAHA MILIK DESA MATTIRO DECENG DESA ATODOPI


KECAMATAN PADANGGUNI KABUPATEN KONAWE
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Bagian Pertama
Nama
Pasal 1
Badan Usaha Milik Desa bernama MATTIRO DECENG yang selanjutnya
disingkat BUMDesaa MATTIRO DECENG

Bagian Kedua
Waktu dan Tempat
Pasal 2
Badan Usaha Milik Desa Mattiro Deceng Desa Atodopi didirikan pada
tanggal Lima Bulan Oktober Tahun Dua Ribu enam Belas untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan.

Bagian Ketiga
Kedudukan
Pasal 3
Badan Usaha Milik Desa Mattiro Deceng Desa Atodopi berkedudukan di
Desa Atodopi, Kecamatan Padangguni, Kabupaten Konawe, Provinsi
Sulawesi Tenggara.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Bagian Kesatu
Maksud
Pasal 4
BUMDesa Mattiro Deceng dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh
kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola
oleh Desa, mendorong pengelolaan sumber daya potensi yang ada untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Anggaran Dasar 1
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 5
BUMDesa Mattiro Deceng bertujuan untuk :
a. meningkatkan perekonomian Desa;
b. mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;
c. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi
ekonomi Desa;
d. mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau
dengan pihak ketiga;
e. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung
kebutuhan layanan umum warga;
f. membuka lapangan kerja;
g. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan
h. meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

Bagian Ketiga
Sasaran
Pasal 6
BUMDesa Mattiro Deceng memiliki sasaran adalah :
a. Pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada di desa;
b. Pengelolaan aset kekayan desa secara maksimal dan profesional;
c. Memenuhi kebutuhan masyarakat desa dalam mengembangkan
usahanya ;
d. Membina masyarakat dalam mengebangkan dan mengelola usahanya;
e. Membantu masyarakat dalam pengelolaan sumber daya yang ada di
desa.

BAB III
ASAS, FUNGSI DAN PRINSIP
Bagian Pertama
Asas
Pasal 7
BUMDesa Mattiro Deceng berasaskan demokrasi ekonomi Pancasila dan
UUD 1945.

Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 8
BUMDesa Mattiro Deceng berfungsi sebagai :
a. Sebagai sarana perluasan kesempatan kerja dan peningkatan
pendapatan; dan
b. Sebagai media pengembangan jiwa kewirausahaan dan potensi usaha
mikro milik masyarakat desa yang produktif.

Anggaran Dasar 2
Bagian Ketiga
Prinsip
Pasal 9
BUMDesa Mattiro Deceng memiliki prinsip dasar sebagai berikut :
a. Kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDesa
Mattiro Deceng harus mampu melakukan kerjasama yang baik
demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya;
b. Partisipatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDesa
Mattiro Deceng harus bersedia secara sukarela atau diminta
memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong
kemajuan usaha BUMDesa Mattiro Deceng;
c. Emansipatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDesa
Mattiro Deceng harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan,
suku, dan agama;
d. Transparan, Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan
masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan
masyarakat dengan mudah dan terbuka;
e. Akuntabel, Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis maupun administratif;
f. Sustainabel, Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan
dilestarikan secara berkesinambungan oleh masyarakat dalam wadah
BUMDesa Mattiro Deceng.

BAB IV
MODAL
Pasal 10
(1) Modal awal BUMDesa Mattiro Deceng bersumber dari APB Desa.
(2) Modal BUMDesa Mattiro Deceng terdiri atas:
a. penyertaan modal Desa; dan
b. penyertaan modal masyarakat Desa.
(3) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf a terdiri atas:
a. hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui
mekanisme APB Desa;
b. bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
tenggara, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe yang
disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
c. kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial
ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang
dipastikan sebagai kekayaan kolektif Desa dan disalurkan
melalui mekanisme APB Desa;
d. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Aset Desa.
(4) Penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) huruf b berasal dari tabungan masyarakat dan atau
simpanan masyarakat;

Anggaran Dasar 3
(5) Pengelolaan tabungan masyarakat dan atau simpanan masyarakat
akan diatur dalam peraturan tersendiri sesui dengan ketentuan
perundang-undangan

BAB V
KLASIFIKASI JENIS USAHA BUM DESA
Pasal 11
1) BUMDesa Mattiro Deceng menjalankan bisnis sosial sederhana yang
memberikan pelayanan umum dan kegiatan Ekonomi kepada
masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial;
2) Unit usaha dalam BUMDesa Mattiro Deceng sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatas adalah ;
a. Unit Usaha Simpan Pinjam, Kredit usaha Mikro
b. Unit Usaha Pasar Desa
c. Unit Usaha Perdagangan Umum
d. Unit Usaha Pengolahan Hasil Bumi
e. Unit Usaha Pelayanan Jasa
f. Unit Usaha Pertanian dan Perkebunan
g. Unit Usaha Pangkalan Gas Elpiji
h. Unit Usaha Penyewaan Barang dan Lahan
i. Unit Usaha Peternakan
j. Unit Usaha Pengelolaan kawasan Wisata
k. Unit Usaha Penggelolaan Air Minum Desa

3) Jenis usaha sebagaimana dimaksud pada poin (2) di atas tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan perundang – undangan dan peraturan
lain yang ada di wilayah Republik Indonesia dan adat istiadat
masyarakat desa.

BAB VI
ALOKASI HASIL USAHA
Pasal 12
(1) Hasil usaha BUMDesa Mattiro deceng merupakan pendapatan yang
diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan
kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang
inventaris dalam 1 (satu) tahun buku;
(2) Pembagian hasil usaha BUMDesa Mattiro Deceng sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan ketentuan yang
diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga BUMDesa
Mattiro Deceng;
(3) Alokasi pembagian hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dikelola melalui sistem akuntansi sederhana.

Anggaran Dasar 4
BAB VII
KEPENGURUSAN BUMDESA
Pasal 13
(1) Organisasi Pengelola BUMDesa Mattiro Deceng terpisah dari organisasi
pemerintah desa;
(2) Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari:
b. Penasihat;
c. Pelaksana Operasional; dan
d. Pengawas.
(3) Kepengurusan organisasi pengelola BUMDesa Mattiro Deceng
sebagaimana dimaksud ayat (2) di atas ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa dan harus disampaikan kepada Bupati Konawe Melalui
Camat Padangguni;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
pengangkatan dan pemberhentian pengurus BUMDesa Mattiro Deceng
diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga;
(5) Jumlah pengurus BUMDesa Mattiro Deceng sebagaimana dimaksud
ayat (2) disesuaikan dengan bidang usaha dan kondisi sosial
masyarakat Desa Atodopi

BAB VIII
KERJASAMA
Pasal 14
(1) BUMDesa Mattiro Deceng dapat membuat kerjasama dengan pihak
ketiga yang dilakukan melalui :
a. Kerjasama pengelolaan;
b. Kerjasama usaha bersama; dan
c. Pinjaman.
(2) Kerjasama BUMDesa Mattiro Deceng dengan pihak ketiga sebagaimana
diatur dalam ayat (1) terlebih dahulu mendapat persetujuan
pemerintah desa dan BPD;
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang Kerjasama BUMDesa Mattiro Deceng
dengan pihak ketiga diatur lebih lanjut dalam Peraturan Desa.

Pasal 15
(1) BUMDesa Mattiro Deceng dapat melakukan kerjasama antar 2
(dua) BUM Desa atau lebih;
(2) Kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih dapat dilakukan dalam
satu kecamatan atau antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota;
(3) Kerjasama antar 2 (dua) BUMDesa atau lebih harus
mendapat persetujuan masing-masing Pemerintah Desa.

Anggaran Dasar 5
BAB IX
PERUBAHAN
Pasal 16
(1) BUMDesa Mattiro Deceng yang telah didirikan dapat dilakukan
perubahan setelah disetujui dalam Musyawarah Desa;
(2) Perubahan yang dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa penggabungan
dengan badan usaha lain, peleburan, joint venture maupun pengambil
alihan usaha lain;
(3) Perubahan sebagaimana dimaksud ayat (2) yang berdampak strategis
pada BUMDesa Mattiro Deceng hanya dapat dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan Pemerintah Desa dan BPD Desa Atodopi

BAB X
KEPAILITAN
Pasal 17
1) Kerugian yang dialami BUMDesa Mattiro Deceng menjadi beban dan
Tanggung Jawab Pengurus BUMDesa Mattiro Deceng;
2) Bila BUMDesa Mattiro Deceng tidak dapat menutupi kerugian dengan
aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui
Musyawarah Desa;
3) Unit usaha milik BUMDesa Mattiro Deceng yang tidak dapat menutupi
kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan
pailit sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
mengenai kepailitan;

BAB XI
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
Pasal 18
(1) Pembubaran BUMDesa Mattiro Deceng hanya dapat dilakukan setelah
disetujui oleh ½ + 1 oleh masyarakat desa selanjutnya ditetapkan
dalam Musyawarah Desa dan mendapat persetujuan Pemerintah Desa
dan BPD Desa Atodopi;
(2) Tata cara pembubaran dan likuidasi BUMDesa Mattiro Deceng
berpedoman kepada peraturan perundang – undangan;
(3) Pemerintah Desa dan BPD Desa Atodopi dapat mengusulkan
pembubaran BUMDesa Mattiro Deceng melalui Musyawarah Desa
dalam hal BUMDesa Mattiro Deceng mengalami kerugian secara terus
menerus selama 3 (tiga) tahun yang mengakibatkan nilai kekayaan
bersih BUMDesa Mattiro Deceng menjadi defisit.

Anggaran Dasar 6
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 19
Pengurus BUMDesa Mattiro Deceng, dalam menjalankan kegiatannya
berpedoman pada peraturan desa, AD/ART dan peraturan lain yang ada.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Hal–hal yang belum diatur dalam Anggaran dasar ini, akan diatus
selanjutnya oleh anggaran rumah tangga dan Standar Oprasional Prosedur
(SOP) selagi tidak betentangan dengan anggaran dasar ini dan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 21
Anggaran Dasar ini diterima dan di sahkan dalam forum musyawarah desa
pendirian BUMDesa MATTIRO DECENG pada hari Sabtu tanggal Lima
bulan Nopember tahun Dua Ribu Enam Belas

Pasal 22
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat ditinjau
kembali bila terjadi kekeliruan dalam penetapannya dan hanya dapat
dilakukan melalui musyawarah desa.

Ditetapkan di : ATODOPI
Pada Tanggal : 05 Nopember 2016

Kepala Desa Atodopi BPD DESA Atodopi

SUGIARTI, S.Sos H. A S M I

Anggaran Dasar 7

Anda mungkin juga menyukai