Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIDANG TARIK
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat memahami konsep perencanaan perhitungan dimensi batang Tarik.
2. Dapat menganalisis ukuran penampang/dimensi batang.
POKOK PEMBAHASAN :
1. Pendahuluan
2. Tahanan nominal
3. Luas netto
4. Efek lubang pada luas netto
5. Kelangsingan
6. Geser balok
1.1 PENDAHULUAN
B atang tarik merupakan elemen struktur yang dihubungkan dengan gaya-gaya Tarik
aksial. Elemen struktur ini dapat kita jumpai seperti pada strukturrangka jembatan,
rangka atap, menara/tower transmisi dan lainnya. Batang ini dapat terdiri dari profil
tunggal ataupun profil-profil tersusun, dimana hal yang paling menentukan adalah kondisi dari
penampang atau cross-section dari batang tersebut. Contoh dari penampang (section) batang
Tarik adalah profil bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang, kanal, WF, dan lain-lain. Gambar
profil berikut menunjukan beberapa penampang dari batang Tarik yang umum digunakan.
T n adalah tahanan nominal dari penampang yang ditentukan berdasarkan tiga macam
kondisi keruntuhan batang tarik :
a. Kondisi leleh dari luas penampang kotor, di daerah yang jauh dari sambungan.
Bila kondisi leleh yang menentukan, maka tahanan nominal, T ndari batang tarik :
T n= A gx ƒ y
b. Kondisi fraktur dari luas penampang bersih (netto) pada daerah sambungan.
Pada batang tarik yang mempunyai lubang, misalnya untuk penempatan baut, maka luas
penampangnya tereduksi, yang dinamakan luas netto ( An ). Lubang pada batang menimbulkan
konsentrasi tegangan akibat beban kerja. Pada teori elastisitas menunjukan bahwa.
Pu ≤0.75 f y . A e
Pn
=¿ kekuatan/tahunan ijin
Ωt
Untuk leleh/yielding dari gross section, the safety factor Ωt is 1.67, maka :
Pa P n /Ω i 0.6 F y A g
ƒt = dan F t = = = 0.6 F y
Ag Ag Ag
CONTOH 2.1.
Hitunglah luas netto dari suatu batang tarik yang menggunakan baut dengan diameter 19
mm. lubang dibuat dengan metoda punching.
Jawab :
Luas kotor A g=6 x 100 = 600 mm2
Lebar lubang = 19 + 2 = 21 mm
An =A g −¿ (lebar lubang x tebal plat)
S2t
Potongan 1-2 : An =A g −n . d . t+ ¿ Ʃ 4u
Dengan : A g=luas penampang kotor
An =luas penampang netto
t = luas penampang
d = diameter lubang
n = banyak lubang dalam satu potongan
s,u = jarak antar sumbu luabng pada arah sejajar dan tegak lurus sumbu komponen
struktur
CONTOH 2.3
Tentukan A netto minimum dai batang tarik berikut ini, ϕ baut= 19 m, tebal plat 60 mm
Penyelesaian :
Luas kotor A g= 6 x (60 + 60 + 100 + 75 ) = 1770 mm2
Lebar lubang = 19 + 2 = 21 mm
Potongan AD : An = 1770 – 2 (21)(6) = 1518 mm2
Potongan ABD :
552 × 6 552 ×6 2
An = 1770 – 2 (21) (6) + + =1513 mm
4 × 60 4 ×100
Potongan ABC :
552 × 6 552 ×6
An = 1770 – 2(21)(6) + + = 1505, 125 mm2
4 × 60 4 ×100
Periksa terhadap syarat An ≤ 0,85. A g
0,85 . A g =¿ 0,85 (1770) = 1504, 5 mm2
x=e=¿ 16,9 mm, luas profil bruto Ag = 6,91 cm 2 = 691 mm2, ix = iy = r = 1,82 cm
Diminta : lakukan evaluasi terhadap sambungan tersebut dengan metode LRFD dan ASD.
Penyelesaian :
A. Metode LRFD.
Faktor tahanan komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial (tabel 6.4.2 SNI 03-1729-
2002), • terhadap kuat tarik leleh = 0,90
• terhadap kuat tarik fraktur = 0,75
1) Kekuatan tarik nominal terfaktor (Nu).
Kekuatan tarik nominal terfaktor dihitung sebagai berikut :
a) Kondisi leleh,
Nu Nn = . Ag . fy = 0,90 . (691 mm2) . (210 Mpa) = 130599
N = 130,6 kN.
b) Kondisi fraktur/putus terletak pada sambungan.
Luas penampang netto (potongan melalui satu lobang paku),
Anet = (691 mm2) – (14,7 mm) . (6 mm) = 602,8 mm2.
Luas penampang netto efektif,
U = 1 – (x/L) ≤ 0,9
= 1 – (16,9/100) = 0,831 < 0,9
N = 127,7 kN.
c) Kondisi geser blok
Luas
= 135,9 mm2
= 559,5 mm2
0,6 fu Anv = 0,6 . (340 Mpa) . (559,5 mm2 ) = 114138 N = 11,4 ton.
a. Pembebanan Tetap
Fy
σ ≤ ( faktor tahanan ) . , atau
1,5
P Fy
≤ ( 0,75 ) ∙ , atau
Anet 1,5
( 210 Mpa )
P ≤ (0,75) ∙ (602,8 mm2)∙
1,5
= 63294 N = 63,3 KN = 6,3 ton
b. Pembebanan Sementara
Fy
σ ≤ ( faktor tahanan ) .(1,3)
1,5
P Fy
≤ ( 0,75 ) (1,3)∙ , atau
Anet 1,5
( 210 Mpa )
P ≤ (0,75) ∙ (602,8 mm2)(1,3)∙
1,5