Anda di halaman 1dari 10

NAMA : AMALIA BUDIANTI

NIM : P1337424120022

ABSEN : 22

PRODI : D3 KEBIDANAN SEMARANG

TUGAS : KDKK

MATERI

 PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR


 Pengertian
pemeriksaan yang dilakukan setelah bayi lahir
 Tujuan
Menemukan kelainan pada bayi yang memerlukan tindakan segera
 Persiapan bayi dan lingkungan

1. Kondisi atau suhu tubuh bayi sudah stabil

2. Menyiapkan tempat yang datar serta hangat untuk pemeriksaan fisik

 Hal yang perlu diperhatikan

1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu

terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau

lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa saja

2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki

atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat

terlebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen

3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi seperti

pemeriksaan refleks pada tahap akhir


 Persiapan alat

1. Tempat tidur pemeriksaan 8. Pakaian bayi

2. Stetoskop 9. Senter

3. Thermometer 10. Kapas

4. Pita meter (metlin) 11. Selimut bayi

5. Timbangan bayi 12. Bengkok

6. Sarung tangan 13. Lampu sorot

7. Penunjuk waktu/jam

 Prosedur

1. Memberitahu dan menjelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

2. Melakukan anamnesa riwayat ibu yang berkaitan dengan faktor genetik, lingkungan,
sosial

3. Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja

4. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

5. Menjaga suhu badan bayi dengan meletakkan bayi dibawah sinar lampu dan membuka
pakaian hanya pada area yang akan diperiksa

6. Meletakkan bayi pada tempat yang datar dan aman untuk menghindari bayi jatuh

7. Ukur suhu tubuh bayi. Normalnya, 36,5-37,5oC

8. Melakukan penimbangan.

a. Letakkan alas pada timbangan dan atur skala di titik nol sebelum penimbangan

b. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. Berat badan
normal 2500-4000 gram
9. Melakukan pengukuran panjang badan

a. Diukur dari ubun-ubun sampai tumit dengan posisi badan dan kaki lurus.

b. Panjang badan normal 48-52 cm

10. Melakukan pengukuran lingkar kepala. Normalnya, 33-35 cm

11. Melakukan pengukuran lingkar dada

a. Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua puting susu)

b. Lingkar dada normal 30-33 cm

c. Bila lingkar kepala >3cm dari lingkar dada (hydrocephalus), bila lingkar kepala
<3cm dari lingkar dada (mikrosefalus)

12. Melakukan pemeriksaan bagian kepala:

a. Kepala : ada tidaknya moulage, caput succedaneum,cephal haematoma, kepala

simetris atau tidak

Perbedaan caput succedaneum dan chepal hematoma antara lain :

Sumber : F. Gary Ganingham, 2005: 1207

NO CAPUT SUCCEDDANEUM CEPHAL HEMATOMA

1. Muncul ketika lahir dan akan mengecil Ada waktu lahir atau sesudah lahir dan akan
setelah lahir membesar setelah lahir

2. Lunak dan tidak berfluktuasi Teraba fluktuasi

3. Melewati batas sutura dan teraba moulase Batas tidak melewati sutura

4. Bisa hilang dalam beberapa jam atau hari Hilang dalam waktu yang lama ( beberapa
minggu atau bulan )

5. Berisi cairan getah bening Berisi darah


b. Mata : periksa warna sklera dan konjungtiva, ada tidaknya strabismus, glaucoma
kongenital, katarak kongenital, kebutaan (reflek terhadap cahaya)

c. Hidung : ada tidaknya pernapasan cuping hidung,sekret mukopurulen

d. Mulut : inspeksi ada atau tidaknya kista di mukosa mulut, frenulum linguae, monilia
albicans, periksa kemampuan refleks menghisap

e. Telinga : bunyikan bel bila ada refleks terkejut maka pendengaran baik, apabila tidak
terjadi reflex kemungkinan bayi mengalami gangguan pendengaran

13. Melakukan pemeriksaan leher

a. Periksa ada tidaknya pembesaran kelenjaran tiroid dan bendungan vena

jugularis

b. Amati pergerakan leher, jika ditemukan keterbatasan pergerakan kemungkinan


terjadi fraktur pada tulang leher

14. Melakukan pemeriksaan dada

a. Periksa apakah dada simetris atau tidak

b. Hitung frekuensi pernapasan bayi, normalnya 40-60 kali/menit

c. Lakukan palpasi untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula

d. Lakukan auskultasi laju jantung dengan menggunakan stetoskop, normalnya


120-160 kali/menit

15. Melakukan pemeriksaan bahu, lengan dan jari

a. Sentuh telapak tangan bayi dengan jari dan hitung jumlah jari tangan bayi

b. Bayi akan menggenggam tangan pemeriksa kuatkuat sehingga tubuhnya dapat

terangkat naik
16. Memeriksa refleks moro

Pemeriksa bertepuk tangan, jika terkejut bayi akan membuka telapak tangannya
seperti akan mengambil sesuatu

17. Melakukan pemeriksaan abdomen

a. Perhatikan bentuk, penonjolan sekitar tali pusat,perdarahan tali pusat dan


benjolan di perut bayi

b. Lakukan auskultasi bising usus dengan stetoskop

18. Memeriksa genetalia

a. Pada wanita, apakah labia mayora menutupi labia minora, vagina dan uretra
berlubang atau tidak

b. Pada laki-laki, apakah testis sudah berada dalam skrotum dan penis berlubang
atau tidak

19. Memeriksa tungkai kaki dan jemari

a. Periksa apakah kaki simetris atau tidak

b. Amati pergerakan ekstremitas dan kelengkapan jari

20. Memeriksa punggung dan anus

a. Posisikan bayi telungkup, raba tulang belakang untuk mencari ada tidaknya
kelainan

b. Periksa ada tidaknya lubang pada anus

21. Memeriksa kulit

Amati jika terdapat verniks kaseosa tidak perludibersihkan karena dapat berfungsi
untuk menjaga kehangatan tubuh bayi, perhatikan warna kulit, bercak hitam dan tanda
lahir
22. Merapikan bayi

Lakukan dengan hati-hati serta tetap menjaga kehangatan bayi

23. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada orang tua

24. Merapikan alat

25. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

 GERAK REFLEK BAYI BARU LAHIR

1. Tahap Gerak Refleks Telapak Tangan (palmar grasp reflex)

Tahapan gerak refleks telapak tangan merupakan salah satu dari seluruh refleks bayi

yang paling dikenal dan merupakan salah satu yang paling awal muncul pada usia

balita. Gerak refleks ini merupakan respons yang ditampilkan terhadap rangsangan

yang halus pada telapak tangannya. Apabila telapak tangan dirangsang dengan apa saja,

maka keempat jari tangan secara spontan akan menutup, meskipun ibu jari tidak

memberikan respons terhadap rangsangan ini. Namun gerak refleks tangan ini menjadi

ciri khas dari perkembangan motorik yang diperlihatkan anak balita. Jadi pada tahapan

ini anak balita sudah memiliki kemampuan menggunakan telapak tangannya sebagai

alat komunikasi dengan ibunya.

2. Tahap Gerak Refleks Menghisap (sucking reflex)

Tahapan gerak refleks menghisap dilakukan oleh bibir yang mendapat rangsangan,

misalnya sentuhan susu ibu. Rangsangan ini sebenarnya menimbulkan dua respons

yang berkaitan dengan menghisap. (1) terbentuk tekanan negatif di dalam oral sehingga

timbul aksi menghisap, dan (2) lidah akan menimbulkan tekanan positif, lidah akan
menekan ke arah atas dan sedikit ke arah depan dengan setiap aksi menghisap. Setelah

diberi rangsangan yang sesuai akan terjadi serangkaian gerakan menghisap, masingmasing

gerakan ini terdiri dari penerapan tekanan positif dan negatif secara serentak.

3. Tahap Gerak Refleks Pencarian (search reflex)

Tahapan gerak refleks pada pencarian ini membantu bayi mendapatkan sumber

makanan dan kemudian refleks menghisap membuat bayi dapat mencerna makanan.

Refleks ini pada umumnya dapat ditimbulkan dengan sentuhan lembut pada daerah

sekitar mulut.

4. Tahap Gerak Refleks Moro (moro reflex)

Tahapan gerak refleks moro paling bermanfaat untuk mendiagnosis kematangan

neurologis bayi. Gerak refleks ini sering kali muncul pada saat lahir dan berakhir pada

saat bayi berumur 4 s/d 6 bulan. Salah satu rangsangan untuk membangkitkan refleks

moro adalah dengan jalan menelentangkan bayi di atas kasur. Rangangan ini akan

membuat lengan, jari-jari, dan kaki meregang.

5. Tahap Gerak Refleks tidak Simetrik Leher (asymmetrical tonic neck reflex)

Tahapan gerak refleks tidak simetrik leher pada umumnya dapat dilihat pada bayi yang

lahir prematur. Refleks ini dapat muncul jika bayi dalam keadaan telungkup. Jika

kepala bayi diputar ke salah satu sisi atau yang lainnya, maka anggota tubuh yang

searah dengan perputaran tersebut akan membuka, sedangkan anggota tubuh pada arah

berlawanan akan menutup. Gerak refleks ini biasanya paling bertahan hingga bayi

berusia 2 s/d 3 bulan, selanjutnya akan menghilang.


6. Tahapan Gerak Refleks Simetrik Leher (symmetrical tonic neck reflex)

Tahapan gerak refleks simetrik pada leher memberikan respons yang sama dengan

anggota tubuhnya. Respons simetris ini dapat timbul dengan jalan menempatkan bayi

dalam posisi duduk yang ditumpu (dipegang orang dewasa). Jika bayi dimiringkan

cukup jauh ke belakang, maka leher akan memanjang, yang sesuai dengan refleks

membuka tangan dan menutup kaki. Namun, apabila dimiringkan ke depan maka terjadi

refleks yang sebaliknya. Apabila refleks ini bertahan lama akan menimbulkan hambatan

pada kemampuan bayi dalam mengangkat kepala dengan sadar saat berada dalam posisi

telungkup.

7. Tahap Gerak Refleks Telapak Kaki (plantar grasp reflex)

Tahapan gerak refleks ini normalnya dapat dilihat pada anak mulai dari sejak lahir

hingga sepanjang tahun pertama usia bayi tersebut. Refleks ini dapat ditimbulkan

dengan jalan menerapkan sedikit tekanan, biasanya dengan ujung jari, pada tumit kaki,

yang membuat seluruh jari kaki menutup. Gerakan menutup ini sebagai upayanya untuk

menangkap rangsangan. Refleks ini harus lebih dahulu dilampaui sebelum anak dapat

berdiri dengan tegak, berdiri sendiri, dan berjalan.

8. Tahap Gerak Refleks kedua Telapak Tangan (palmar mandibular reflex)

Tahapan gerak refleks ini dapat muncul dengan jalan menerapkan tekanan secara

serentak terhadap telapak dari masing-masing tangan, sehingga akan menimbulkan

semua atau salah satu dari respons berikut: mulut terbuka, mata tertutup, dan leher

menekuk. Gerak refleks ini juga timbul jika tangan bayi itu dirangsang. Refleks ini
biasanya hilang setelah bayi berumur 3 bulan.

9. Tahap Gerak Refleks Berjalan Kaki (stepping reflex)

Tahapan gerak refleks ini merupakan gerakan yang sangat penting yang dilakukan

secara sadar, yaitu berjalan kaki. Gerak ini dapat ditimbulkan dengan mengangkat bayi

pada posisi tegak dengan kaki menyentuh lantai. Tekanan pada telapak kaki akan

membuat kaki mengangkat dan selanjutnya diturunkan. Aksi kaki ini sering muncul

secara bergantian, dan oleh karena mirip dengan gerakan berjalan yang masih pemula.

Refleks ini sering disebut juga dengan refleks berjalan, namun tidak disertai oleh

stabilitas atau gerakan lengan yang terjadi jika berjalan secara sadar.

10. Tahap Gerak Refleks Berenang (swimming reflex)

Tahapan Gerak refleks ini sangat luar biasa, karena gerakannya seperti orang

berenang gaya dada. Gerakan ini umumnya dilakukan dengan tidak sadar. Untuk

menimbulkan respons ini, bayi harus dipegang dalam posisi telungkup (horizontal)

seperti di atas sebuah permukaan meja atau lantai, di atas air, atau di dalam air.

Respons terhadap rangsangan ini adalah gerakan tangan dan kaki seperti berenang

yang terkoordinasi dengan sangat baik. Gerakan-gerakan ini dapat diamati mulai dari

minggu ke 2 setelah lahir dan akan tetap bertahan hingga bayi berumur 5 bulan.

Pengenalan gerakan ini memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap

populernya program berenang pada bayi.

DAFTAR PUSTAKA

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1602100055/12._LAMPIRAN_.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132308487/pendidikan/MATERI+PM+7.+PERKEMBANGAN
+GERAK+REFLEKS.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/151/jtptunimus-gdl-fitriandri-7510-2-babiit-a.pdf

Anda mungkin juga menyukai