NIM : P133742412022
ABSEN : 22
Jenis dasar risiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan
Pengertian
Kemanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Kondisi ini patut diperhatikan, bukan
hanya di rumah sakit namun juga dalam kondisi komunitas pasien tempat ia tinggal. Dikatakan
bahwa keamanan sebagai sebuah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry,
2005:1155). Keamanan yang ada dalam lingkungan akan mengurangi insiden terjadinya penyakit
atau cedera, memperpendek waktu rawat inap. meningkatkan atau mempertahankan fungsi
nomal tubuh, dan mensejahterakan pasien (Potter & Perry, 2005:1150).
3. Baju pelindung digunakan melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari percikan api, suhu
panas atau dingin, cairan. 6. Bahan pelindung kaki Digunakan untuk melindungi kaki dan bagian
lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas. kkontak
dengan arus listrik. 7. Alat pelindung telinga a. Sumbat telinga b. Tutup telinga Ruang Lingkup
Aspek Keamanan dalam Praktik Keperawatan Terdapat beberapa aspek dalam pembahasan
konsep keamanan pada pasien. Pertama, aspek keamanan lingkungan. Pemahaman tentang
definisi lingkungan sangat penting untuk diketahui oleh perawat. Lingkungan yang aman, dalam
konteks komunitas adalah suatu lingkungan dimana kebutuhan dasar tercapai, bahaya fisik yang
berkurang, penyebaran kuman patogen berkurang, polusi terkontrol, dan sanitasi yang dapat
dipertahankan. Lingkungan yang aman, dalam konteks lembaga pelayanan, adalah suatu lokasi
yang dapat meminimalisasi insiden-insiden kecelakaan, seperti kejadian jatuh, insiden
kecelakaan yang diakibatkan oleh kesalahan pasien, kecelakaan terkait prosedur, dan kecelakaan
terkait instrumen (Potter & Perry, 2005:1150). Dalam aspek lingkungan ini, terdapat beberapa
kriteria yang harus diperhatikan oleh perawat, yaitu pencahayaan yang baik, permukaan lantai
rumah sakit yang tidak licin dan membahayakan, perangkat elektronik yang memiliki pengaman,
dan pengamanan jarum dan benda-benda tajam invasif lainnya, serta kontrol substansi berbahaya
agar tidak menginfeksi pasien (Ellis & Bentz, 2007:55). Aspek kedua adalah perilaku. Aspek ini
mencakup pelaksanaan asuhan keperawatan dalam interaksi dengan pasien. Kriteria pertama
adalah keamanan yang berkaitan dengan mekanika tubuh, seperti pemindahan pasien dari
brankar ke bangsal. Cara mobilisasi melintasi koridor yang panjang, dan menggunakan
penyangga untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien. Aspek ketiga adalah mengenai kebutuhan
dasar. Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi meliputi oksigenasi, kelembaban, nutrisi, dan
pengurangan bahaya fisik. Kebutuhan dasar pada manusia yang tidak dipenuhi akan mengganggu
kehidupan pasien secara keseluruhan. Kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi akan
menyebabkan kerentanan yang meningkat pada pasien, sehingga membuat tingkat keamanan
pasien berkurang. Penanganan pada kondisi keamanan pasien mencakup manajemen resiko,
yaitu resiko klinis. Resiko klinis yang dapat mengancam klien adalah berbagai infeksi yang
menyebar dengan mudah. Dalam menguraikan masalah transmisi zat yang dapat menyebabkan
penyakit, perawat memiliki kewajiban penting untuk menjadi penjaga pasien. Perawat
berkewajiban untuk selalu menjadi penjaga pasien agar pasien tidak terkena infeksi yang bukan
berasal dari dirinya sendiri. Hal seperti ini disebut infeksi nosokomial (Canadian Institute for
Health Information, 2008). Rumah sakit merupakan tempat untuk menyembuhkan berbagai
macam penyakit, dengan metode rawat inap yang intensif. Oleh karena itu akan ada
kemungkinan banyak bakteri yang berkembang biak dan berpotensi menginfeksi. Infeksi diri
pasien yang berasal dari bakteri yang bukan penyebab dari penyakit utamanya itulah yang
disebut infeksi nosokomial. Aspek keamanan pasien dapat dilihat dalam semua aspek. Ketika
ketika membicarakan keselamatan pasien, maka perawat dapat memasukkan unsur kebudayaan
dalam kajian trancultural nursing sebagai bahan kajian untuk memudahkan suatu interaksi
dengan
4. masyarakat. Sehingga nantinya persepsi keamanan yang dimiliki menjadi sama sehingga
memudahkan proses keperawatan untuk menghasilkan layanan keperawatan yang profesional.
Jadi kesimpulannya adalah keamanan pasien atau klien adalah hal dasar yang seharusnya
dilakukan oleh perawat. Disiniliah kemampuan untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab
untuk mengkaji adanya bahaya yang mengancam klien dan lingkungannya sangat dibutuhkan.
Pengakjiannya dengan perawat harus mengetahui tentang kualitas keamanan kesehatan klien
tidak hanya di rumah sakit namun di lingkungan sekitar. Pengetahuan dasar tentang keamanan
yang dapat dikaji dalam faktor yang memengaruhinya untuk dijadikan dasar pengetahuan, serta
ruang lingkup aspek keamanan dalam praktik keperawatan yang menjadi landasan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan yang maksimal kepada klien.
Pengkajian Aspek Keamanan dalam Potter & Perry (2013)
Asuhan keperawatan perlu menerapkan keterampilan berpikir kritis yang merujuk pada informasi
dan pengalaman yang diperoleh, pengkajian secara menyeluruh, serta pertimbangkan akan
ancaman keselamatan termasuk lingkungan klien dan faktor risikoindividual (Potter & Perry,
2013). Perawat dapat mengajukan pertanyaan spesifik terkaitdengan keamanan klien yang
mencakup aktivitas dan olah raga, riwayat pengobatan, riwayat jatuh, pemeliharaan rumah dan
keamanannya. Oleh karena itu, perawat perlu memerhatikanhal hal berikut ini ketika mengkaji:
1. Anamnesis keperawatan
Kecelakaan atau cedera dapat terjadi di lingkungan rumah, sehingga dibutuhkan pengkajian
bahaya rumah. Perawat bersama klien menjelajahi rumah dan lingkungansekitar, lalu diskusi
bagaimana klien melakukan aktivitas hariannya. Pengkajian ini akanmembantu perawat
mengenali bahaya yang tersembunyi.
Hal yang dikaji ialah kemungkinan akan lokasi perlengkapan untuk usaha ambulasi klien.Selain
itu dikaji pula perlengkapan yang digunakan apakah dalam fungsi dan kondisi yangnormal atau
tidak.
4. Risiko jatuh
Pengkajian risiko jatuh sangat penting untuk menentukan kebutuhan spesifik danmenyusun
intervensi pencegahan. Alat pengkajian kecelakaan jatuh membantumendeteksi risiko potensial
sebelum terjadinya kecelakaan atau cedera.
5.Risiko kesalahan medis
Risiko kesalahan medis ini disebabkan karena beban kerja dan kelelahan yang berlebihan. Beban
kerja yang berat dan kelelahan yang berlebihan menyebabkan penurunan kewaspadaan dan
konsentrasi, sehingga menyebabkan kesalahan medis (Potter& Perry ,2009). TJC menetapkan
National Patient Safety Goals Hospital Program tahun2008 untuk mengurangi kesalahan medis,
diantaranya mencakup:
Dorong keterlibatan aktif klien dalam perawatan dirinya (Potter & Perry, 2013).
5. Serangan bioteroris
Perawat perlu menghadapi serangan bioteroris dengan mengkaji tatanan lingkungan dengan
akurat. Perawat perlu mengenali akibat biologis dan menjalankan peran sertatanggung jawabnya
dengan cepat dan efisien.
6. Harapan klien
Pengkajian perlu menyertakan pemahaman klien tentang persepsinya mengenai factor risiko.
Pada klien yang belum berpengalaman atau tidak mengetahui informasi tentangancaman
keselamatan, maka disinilah tugas perawat untuk memberikan edukasinya jugadan
mengonsultasikan cara mengurangi ancaman di lingkungan klien.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/gustiputrijayanti/ltm-1-kd-1
https://www.academia.edu/35822178/Keamanan_Kenyamanan_Klien_docx