Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AGAMA ISLAM

"MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN'

DISUSUN OLEH :

ANNISA ANGGRAINI
AURA HIJJAH FAJARIA
AZIZAH NUR AFIFAH
DEYA NADYA ISTIQOMAH
HAIRUNNISA FAHNETA
HERLINA AFRIYANI
LUTVIAH NIHAYATUS SA'ADAH
NADIA FATHIMATUZZAHRA
NORAINI
SITI KARIMAH
SITI KHALISAH
WAFIYYATUL HUMAIRAH
YULIATI
ZAIDA RIZQA RIZNANI

JURUSAN : SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM SARJANA TERAPAN JURUSAN GIZI
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi agung, suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang-benderang sepertisaat ini .

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Agama.. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi
kita semua.

Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat kesalahan pada makalah kami baik terkait penulisan maupun konten,
kami memohon maaf.

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 7


2.1 Manusia dan Kedudukannya ........................................................... 7
2.2 Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia ................................ 8
2.3 Kemajemukan dalam Dinamika Sosial dan Budaya ........................ 10
2.4 Keragaman dan Kesetaraan Sebagai Kerakyatan
Sosial dan Budaya Bangsa.................................................................... 13

2.5 Problematika Keragaman dan Solusinya dalam .............................. 15


Kehidupan Masyarakat dan Negara ......................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................ 19


3.1 Kesimpulan .................................................................................... 19
3.2 Saran .............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keragaman Manusia dan Kesederajatan merupakan masalah yang sangat rumit.


Salah satu pandangan filsafat mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk
monodualis jiwa raga. Dari aspek jiwa manusia memiliki cipta, rasa, dan karsa sehingga
dalam tingkah lakunya mampu mempertimbangkan. Nilai-nilai yang terkandung dalam
keragaman dan kesederajatan manusia akan membawa manusia pada potensi sebagai
makhluk yang paling sempurna. Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan
keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang
dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang
melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasimanusia.
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan
adanya pranata-pranata sosial, terutama pranata hukum,yang merupakan mekanisme
kontrol yang secara ketat dan adil mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip-
prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata.

Materi tentang “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan” yakni dapat menyadarkan


kepada manusia bahwa keragaman merupakan keniscayaan hidup manusia, termasuk di
Indonesia. Dalam paham multikulturalisme, kesederajadan, dan atau kesetaraan sangat
dihargai untuk semua budaya yang ada dalam masyarakat. Paham ini sebetulnya
merupakan bentuk akomodasi dari budaya arus utama (besar) terhadap munculnya
budaya-budaya kecil yang datang dari berbagai kelompok. Itulah sebabnya, penting
sekarang ini membahas keragaman dan kesetaraan dalam hidup manusia. Untuk konteks
Indonesia sebagai masyarakat majemuk, sehubungan dengan pentingnya ketiga hal
tersebut : manusia, keragaman, dan kesetaraan, tatkala berbicara tentang keragaman, hal
itu mesthi dikaitkan dengan kesetaraan. Mengapa? Karena keragaman tanpa kesetaraan
akan memunculkan diskriminasi : kelompok etnis yang satu bisa memperoleh lebih
dibanding yang lain; atau kelompok umur tertentu bisa mempunyai hak-hak khusus atas
yang lainnya. Keragaman yang didasarkan pada kesetaraan akan mampu mendorong
munculnya kreativitas, persaingan yang sehat dan terbuka, dan pada akhirnya akan
memacu kesaling-mengertian.

4
Perkembangan pembangunan yang terjadi dalam dua dekade terakhir di Indonesia
menjadikan pertemuan antar orang dari berbagai kelompok suku dan budaya sangat
mudah terjadi. Hal itu tentu saja akan menimbulkan banyak goncangan dan persoalan.
Karena itu sebelum menjadi sebuah konflik yang keras, Indonesia sudah selayaknya
mempersiapkan masyarakatnya mengenai adanya keragaman. Keragaman itu supaya
menghasilkan manfaat besar harus diletakkan dalam bingkai kebersamaan dan
kesetaraan. Namun, sebelum membahas mengenai bagaimana memahami keragaman dan
kesetaraan dan juga bagaimana mengelola keragaman yang ada dengan segala persoalan
dan tantangannya, pembahasan akan dimulai dengan memusatkan perhatian pada
manusia itu sendiri.

Dalam perkembangan konteks kehidupan bermasyarakat yang terjadi secara cepat


dan dramatis seringkali muncul ketegangan antara individualitas dan sosialitas.
Bagaimana seorang manusia yang senantiasa berusaha mencari identitas diri harus
melakukan akomodasi terhadap masyarakatnya yang juga terus berubah. Manusia baik
sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat dikitari oleh berbagai hal yang
menjadikannya selalu berada dalam ketegangan antara diri sendiri dan orang lain. Praktis
komunikasi, sejarah yang melingkupinya, keberadaan orang lain, konsep mengenai
masalalu, mas kini, dan mas depan juga merupakan hal-hal yang terus perlu
dipertimbangkan ketika manusia menjalani hidupnya, baik sebagai individu maupun
sebagai bagian dari sebuah masyarakat.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah manusia dapat berdiri sendiri tanpa orang lain?


2. Bagaimana hakikat keragaman dan kesetaraan manusia?
3. Bagaimana hubungan keragaman dalam dinamika sosial dan budaya?
4. Bagaimanakah hubungan manusia, keragaman, dan kesetaraan di Indonesia?
5. Bagaimana manusia dan kedudukannya?
1.3 Tujuan
a. Untuk memahami makna yang terdapat dalam keragaman dan kesetaraan manusia.
b. Untuk memahami kemajemukan dalam dinamika social budaya.
c. Untuk memahami apa saja yang terjadi dalam kemajemukan dan kesetaraan sosial
budaya bangsa.
d. Untuk memahami apakah muncul konflik dengan adanya keanekaragaman budaya
Indonesia.

5
e. Untuk memahami keadaan budaya Indonesia saat ini.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manusia Dan Kedudukannya (Responsivity Dan Responsibility)


Manusia dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia
adalahindividu (makhluk tunggal) yang mampu menjalani hidupnya dalam sebuah
konteks yang disebut masyarakat. Masyarakat itu sendiri konsep yang didalamnya
manusia menjadi unsur penting. Sebab didalam masyarakat juga ada unsur lain seperti
peraturan, norma dan sistem (pendekatan secara sosiologis), kebudayaan sebagai cara
hidup (pendekatan etnografik), ruang sebagai tempat kehidupan, baik ruang dalam
tataran pengertian sebagai gagasan (pendekatan kualitatif), maupun sebagai unit (spatial)
yang nyata dengan batas-batasnya (pendekatan ekologis).
Manusia mulai mengenal dirinya sebagai subyek ketika rene descartes
mengumandangkan pendekatan ego-cogito (cogito ergosum : saya berpikir maka saya
ada). Keberadaan manusia ditentukan oleh cara berpikirnya, atau manusia menjadi
manusia karena cara berpikirnya. Disamping kemampuan berpikir dan hidup saling
berdampingan, manusia hidup dalam dimensi rentang waktu dan sejarah, yang
membawanya kedalam alam kesadaran kelampauan, kekinian, maupun kemasadepanan.
Martin buber (1958) menolong manusia melihat bahwa ada pihak lain yang justru lebih
berkuasa yaitu tuhan. Bahwa pendekatan ego-cogito tidaklah cukup. Sebagaimana
dialami manusia jawa, dalam kesadaran penuhnya akan eksistensi kelampauan, kekinian,
maupun kemasadepanan yang direnungkan dalam filsafat sangkanparaning dumadi,
mereka senantiasa berupaya mencari jawab : “darimana aku berasal, apa tugas dalam
hidupku kini, dan kemana aku menuju kelak di akhir hayat?”.
Manusia dalam masyarakat bukanlah manusia yang pasif. Manusia itu bertindak,
yang karenanya tindakan sosial manusia menjadi penting. Berkaitan dengan tindakan
sosial inilah, keberadaan orang lain merupakan prasyarat mutlak, karena tidak ada
tindakan sosial yang terarah pada dirinya sendiri. Oleh karena itu manusia merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari masyarakatnya, maka pertanyaan mengenai “siapa aku”
(who am i) sangat terkait erat juga dengan pertanyaan “siapa kita” (who we
are). Menurut hebermas, tindakan manusia tidak cukup hanya direduksi pada aspek kerja,
baik yang didasarkan pada rasionalitas (weber), atau pada lingkungan material yang
mengitarinya (marx) yang mencakup pada soal mencipta, berpikir maupun kerja praktis

7
lainnya, namun juga aspek komunikatif, yang menekankan relasi antar orang yang
dilaksanakan melalui bahasa.
Melalui pendekatan praktis komunikatif inilah ada dua fungsi penting yang perlu
diperankan seorang manusia dalam membentuk identitas diri dan masyarakatnya.
 Fungsi pertama adalah responsivity,yaitu fungsi yang berkaitan erat dengan dimensi
deskriptif manusia. Fungsi ini mencakup kegiatan yang berada di wilayah kebudayaan
dan pikiran yang bersifat instrumental, berkaitan dengan relasi bersama orang lain.
Misalnya, bagaimana membangun sistem keamanan desa yang baiksecara partisipatif;
atau bagaimana mengembangkan budaya dan lingkungan yang membuat anak-anak
muda merasa nyaman bergaul satu sama lain; atau bagaimana menciptakan kesenian
yang baik dan bisa diterima oleh semua pihak.
 Fungsi kedua responsibility, yaitu berkaitan erat dengan fungsi etika, moral,
kewajiban dan hak dari setiap orang sebagai individu dan juga sebagai bagian dari
masyarakat. Tujuan dari responsibility adalah bagaimana tujuan hidup dan hidup
manusia bis dilaksanakan atau terlaksana tanpa gangguan orang lain dalam
masyarakat. Responsibility berusaha untuk membangun pemahaman yang menuju
pada terciptanya sebuah masyarakat yang berkeadilan. Oleh karena itu hak asasi
manusia (HAM) menjadi bagian dari fungsi responsibility orang dalam
masyarakat.Pada fungsi atau aspek responsibility tekanan diletakkan dalam konteks
bagaimana orang dapat melakukan tindakan yang berkaitan dengan aspek pemikiran
dan kebudayaan. Sementara aspek reponsibility menjaga supaya kegiatan pemikiran
dan kebudayaan tidak melanggar atau memunculkan ketidakadilan terhadap pihak lain.
Melalui dua fungsi ini diharapkan manusia dalam bermasyarakat dapat mengembangkan
kegiatan yang mendukung identitas individunya secara bebas, tetapi semua itu harus
diletakkan dalam konteks membangun kehidupan manusia yang lebih bermartabat,
berguna dan berkeadilan.

2.2 Hakekat Keragaman Dan Kesetaraan Manusia


 Keragaman manusia
Sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan. sehingga pernah
muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis
tertentu. dalam sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau
pemahaman bahwa orang berkulit hitam ladalah berbeda, mereka lebih rendah dan
dari yang berkulit putih. Contohnya di indonesia, etnis tionghoa memperoleh
perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik dari suku-suku lain di

8
indonesia. Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan, karena
perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah tindakan tidak
masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua bangsa adalah
sama dan sederajat.
Martin buber (1985) menjelaskan pada pendekatan “saya-engkau” bahwa
manusia menjadi memahami identitasnya ketika berhadapan dengan tuhan sebagai
engkau, bahwa manusia itu lemah dihadapan tuhan. Dengan kata lain, keberadaan
manusia satu dengan yang lain menjadi setara, karena mereka adalah sama-sama
ciptaan tuhan. Seringkali manusia tidak mampu mentransformasikan kontradiksi di
dalam dirinya bahwa dirinya adalah menjadi dirinya sendiri ketika berhadapan
dengan orang lain yang sama. Kontradiksi dalam pikiran, perkataan, dan tindakan
inilah yang melahirkan konflik antar orang. Seharusnya hubungan manusia dengan
tuhan yang bertujuan memulihkan jiwanya menjadi manusia utuh, menjadi sumber
dan kerangka membangun hubungan antar manusia. melalui relasi tersebut, manusia
yang utuh membagi makna absolute yang tidak akan dipahami melalui diri sendiri.
Perspektif HAM yang sejalan dengan perspektif agama, merupakan dasar
secara hukum, politik, social budaya, ekonomi, dan moral mengenai pernyataan
bahwa pada dasarnya adalah setara dan sederajat, walau ada perbedaan di antara
mereka. Dokumen HAM merupakan dasar yang diakui oleh hampir semua bangsa di
dunia bahwa –tidak ada pengecualian- semua manusia adalah sama dan sederajat.
Oleh karena itu segala bentukbentuk perendahan, penindasan, dan tindakan lain yang
bertujuan mendeskriminasi perlu dihilangkan dan dilawan.
Dari uraian diatas secara jelas menyebutkan bahwa manusia pada hakekatnya
adalah sama dan sederajat. Perbedaan secara fisik tidak dapat menjadi dasar atau
legitimasi bagi munculnya tindakan yang bertujuan meniadakan keberadaan orang
lain. Sebab dengan bertindak meniadakan atau menghancurkaan orang lain,
sebetulnya pada saat yang sama sedang terjadi pengingkaran terhadap dirinya sendiri
sebagai makhluk yang juga berharga. Justru keragaman itu menjadi penanda bahwa
seharusnya dalam kehidupan bersama satu sama lain bisa saling melengkapi. Seperti
mozaik yang terdiri dari banyak macam kaca dan bisa membentuk sebuah gambar
yang bagus, demikian juga keragaman seharusnya saling mengisi untuk membentuk
sebuah kehidupan masyarakat yang penuh keindahan dan harmoni.

9
2.3 Kemajemukan dalam dinamika sosial dan budaya
Keragaman atau kemajemukan dalam masyarakat selalu membawa perubahan dan
perkembangan atau dinamika sehingga masyarakat menjadi dinamis. Kemajemukan
dalam masyarakat dibedakan ke dalam dua hal yang saling berkaitan, yaitu:
 Kemajemukan sosial
Kemajemukan sosial berkaitan dengan relasi antar orang atau antar kelompok dalam
masyarakat. Misalnya : perbedaan jenis kelamin, asal usul keluarga atau kesukuan,
perbedaan ideologi atau wawasan berpikir, perbedaan kepemilikan barang-barang
atau pendapatan ekonomi.
 Kemajemukan sosial dapat dibedakan dalam 3 hal penting :
 Perbedaan gender atau seksualitas
Gender merupakan kerangka sosial yang diciptakan manusia untuk
membedakan laki-laki dan dan perempuan. Kerangka sosial ini tidak dibangun
secara ilmiah tetapi dibangun berdasarkan prasangka yang berkembang dalam
masyarakat, misalnya perempuan selalu diidentikkan dengan manusia yang
lemah dan cengeng, oleh karenanya wajar jika perempuan tidak diperbolehkan
menjadi pemimpin dalam masyarakat. Padahal tidak selalu setiap perempuan
adalah seperti yang dibuat dalam kerangka gender tersebut. Sementara itu
seksualitas adalah pembeda karena jenis kelamin. Karena perbedaan seks
bersifat kodrati, maka yang bisa melahirkan dan menyusui hanyalah perempuan.
 Perbedaan etnisitas, kesukuan, dan asal-usul keluarga
Dalam masyarakat kuno nama seseorang kadang menunjukkan derajat
kebangsawanan mereka. Tetapi masyarakat modern sekarang ini tidak lagi
mengaitkan nama dengan nama desa asal, tapi tergantung dari keluarga masing-
masing pemilik nama. Sekarang banyak orang mengambil nama dari suku lain,
bahkan bangsa lain yang tidak punya ikatan sama sekali. Terlepas dari
perubahan apapun yang terjadi, etnisitas, kesukuan, dan asal-usul keluarga
merupakan cirri pembeda seseorang, kendatipun kemurniannya mulai menipis
lantaran frekuensi perkawinan campur antar antarsuku mulai meningkat.
 Perbedaan ekonomi
Perbedaan ini paling mudah dilihat, yang dalam terminology marxisme
tampak sebagai perbedaan kelas sosial (golongan kaya-miskin), yang sering
menimbulkan ketegangan dan konflik antar golongan.
 Kemajemukan budaya

10
Kemajemukan budaya berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani
hidup. Misalnya: cara memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah,
perbedaan dalam menerapkan pola pengelolan keluarga; atau singkatnya dapat
disebutkan bagaimana seseorang memandang dunia, masyarakat dan kehidupan di
dalamnya.
 Keragaman atau kemajemukan
Merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam kehidupan di masyarakat.
Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan
kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang sebagai
fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta
yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai
faktor penyulit. Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun bisa
juga menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak
dikelola dengan baik.
 Keragaman budaya sangat erat kaitannya
Dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani hidup semisalnya cara
menjalani hidup, cara memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah
sebagai ekspresi keyakinan kepada tuhan, cara memandang dunia, masyarakat
beserta kehidupan di dalamnya. Contohnya : mengapa ada orang yang percaya dan
memilih dukun untuk mengatasi masalah kesehatan, bukannya mencari dokter.
Demikian pula dalam hal mendidik anak dalam keluarga. Ada yang menekankan
bahwa berselisih pendapat dengan orang lain itu dianggap tidak sopan dan
mengggangu ketentraman. Karena itu, ada keluarga yang mendidik untuk tidak
membantah orang lain. Keluarga ini ketika mendapat seorang anak kecil berdepat
dengan orang tuanya merasa bahwa anak tersebut tidak sopan, kurang pendidikan,
bahkan nakal dan kuarang ajar. Hal ini menimbulkan persoalan bagi keluarga yang
tidak menekankan pendidikan bahwa anak harus penurut.

 Keragaman budaya juga menjadi persoalan ketikadikaitkan dengan perbedaan sosial


Munculah pandangan stereotip yaitu pandangan tentang sekelompok orang
yang didefinisikan karakternya kedalam grup. Pandangan tersebut bisa bersifat
positif atau negatif. Sebagai contoh, suatu bangsa dapat distereotipkan sebagai
bangsa yang ramah atau tidak ramah.
Biasanya ciri-ciri dalam stereotip kebanyakan negatif, seperti cara bicara dan
perilaku orang batak kasar, cara bicara dan perilaku orang jawa lamban, orang cina pelit

11
dan orang madura suka berkelahi. Sejarah juga menjelaskan bahwa perbedaan budaya
dan stereotip telah menimbulkan banyak persoalan. Sindiran atau pelecehan tehadap
budaya pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia seperti budaya atau orang
tertentu sudah di cap buruk. Karena itu dalam sejarah pernah terjadi pertobatan budaya.
Penginjilan dan atau dakwah dari agama tertentu pada masa lampau mencerminkan
pandangan yang menganggap bahwa suatu budaya tertentu lebih rendah dari budaya lain
misalnya dalam konteks kekristenan sejarah pengijilan selalu terkait dengan perendahan
dan pelecehan budaya bahwa semua orang harus bertobat dan masuk agama kristen yang
baru dan menyelamatkan. Istilah budaya yang tinggi merupakan milik keraton yang
dipertentagkan dengan kebudayaan rakyat, milik orang biasa dan miskin merupakan
bentuk upaya membedakan sekaligus sindiran dan pelecehan antara suatu budaya dengan
yang lain. Sekarang ini muncul budaya global yang datang dari barat dan negara maju
berhadapan dengan budaya lokal. Budaya global tersebut memberikan dampak positif
dan negatif bagi budaya lokal.
 Dampak positif dari budaya globalperkembangan ilmupengetahuan dan teknologi
Mendorong perubahan yang besar dalam bentuk dan pola tata kerja. Pada saat
ini ada kecenderungan orang untuk tidak bekerja lagi di kantor, tetapi bekerja di
rumah dengan menggunakan fasilitas teknologi komunikasi, seperti internet. Pada
saat ini kesuksesan tiap-tiap individu dalam mendapatkan pekerjaan harus didukung
oleh keterampilan dan pengetahuan yang luas terutama dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Dampak negatif dari budaya global
Contohnya :
1. Masuknya budaya barat yang bertolak belakang dengan budaya timur yang
sederhana, sopan, dan santun.
2. Fenomena anak melawan kepada orang tua
3. Murid yang mengancam guru
4. Perkelahian antara pelajar
5. Model pakaian yang tidak sesuai
6. Pemakaian perhiasan wanita oleh laki-laki merupakan perilaku menyimpang
sebagai dampak negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak
terbendung.
 Keragaman budaya berkaitan erat dengan memunculkan dinamika sosial
Seperti globalisasi melawan lokalisasi atau kebudayan lokal, tetapi juga bisa
pada tingkat fisik seperti penghancuran gedung kembar di amerika serikat. Berbagai

12
keragama yang bersifat sosial maupun budaya membawa dampak pada masyarakat,
yaitu berupa perubahan sosial yang terjadi secara cepat karena adanya keragaman
dan dimanika sosial. Segala perubahan sosial bisa membawa dampak negatif
sekaligus positif. Keragaman sekarang muncul secara cepat akibatnya adalah
perubahan dan dinamika sosial terjadi cepat.

2.4 Keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial dan budaya bangsa
 Keragaman atau perbedaan tidak selalu membawa dampak negatif.
1. Kemajemukan sebagai kekayaan bangsa Indonesia
Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik,
disebut juga suku bangsa atau suku. Beragamnya etnik di Indonesia
menyebabkan banyak ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata
kebudayaan lainnya karena setiap etnis pada dasarnya menghasilkan
kebudayaan. Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang multikultur artinya
memiliki banyak budaya.
Etnik atau suku merupakan identitas sosial budaya seseorang. Artinya
identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan,
dan pranata yang dijalaninya yang bersumber dari etnik dari mana ia berasal.
Namun dalam perkembangan berikutnya, identitas sosial budaya seseorang
tidak semata-mata ditentukan dari etniknya. Identitas seseorang mungkin
ditentukan dari golongan ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan, profesi
yang digelutinya, dan lain-lain. Identitas etnik lama-kelamaan bisa hilang,
misalnya karena adanya perkawinan campur dan mobilitas yang tinggi.
Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya indonesia. Selain
kemajemukan, karakteristik indonesia yang lain adalah sebagai berikut (sutarno,
2007) :
 Jumlah penduduk yang besar;
 Wilayah yang luas;
 Posisi hilang;
 Kekayaan alam dan daerah tropis;
 Jumlah pulau yang banyak;
 Persebaran pulau;

13
2. Kesetaraan sebagai warga bangsa Indonesia
Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesedarajatan itu secara yuridis
diakui dan dijamin oleh negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat
perbedaan ras, suku, agama, dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki
kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan negara indonesia
mengakui adanya prinsip persamaan kedudukan warga negara. Hal ini
dinyatakan secara tegas dalam pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa “segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
Di negara demokrasi, kedudukan dan perlakuan yang sama dari warga
Negara merupakan cirri utama sebab demokrasi menganut prinsip persamaan
dan kebebasan. Persamaan kedudukan di antara warga negara, misalnya dalam
bidang kehidupan seperti persamaan dalam bidang politik, hukum, kesempatan,
ekonomi, dan sosial.
Demikian juga dengan perubahan sosial kerena munculnya perbedaan dan
keragaman tidak selalu dimaknai secara negatif. Contohnya saja di dunia sepak
bola sekarang ini banyak sekali klub bola yang memasukan pemain asing untuk
memperkuat klubnya. Di eropa khususnya liga inggris dan spanyol keragaman
menjadi ciri khasnya. Bahkan klub sepak bola yang beragam menjadi juara di di
liga masing-masing negara misalnya barcelona di spanyol, Manchester United
(MU), dan inter milan di italia. Bahkan di indonesia sendiri juga cukup banyak
pemain asing seperti di persipura ada bio dari negro, di sriwijaya fc ada
kayamba dan di persib bandung ada gonzales. Klub mu yang merupakan klub
paling beragam ada dari berbagai kebagsaan dan warna kulit mengisi klub ini
seperti dari afrika, asia, eropa, amerika dan australia. Keragaman itu yang
membuat mu selalu tampil segar ketika bertanding.
Terlepas dari semua mu merupakan paduan yang luar biasa dari berbagai
orang dengan segala talenta dari belahan bumi untuk menghadirka sebuah sepak
bola yang mampu menyerang dan bertahan dan maju terus untuk menjadi juara.
Banyak keuntungan yang mereka peroleh tetapi juga menjadi salah satu contoh
mengenai bagaimana memadukan berbagai perbedaan menjadi sebuah kekayaan
yang saling menguntungkan bagu semua pihak yaitu: pemilik klub, pengelola,
pemain, sponsor, negara asal pemain bahkan penonton atau fans.
Bercermin pada klub sepakbola mu, jika sebuah masyarakat memiliki
kemampuan mengelola segala perbedaan yang ada dalam konteks dan

14
mekanisme yang demokratis niscaya masyarakat tersebut akan menjadi
masyarakat yang kuat. Indonesia merupakan negara yang memilki banyak
keragaman budaya yang sangat tinggi berdasarka keberadaan kesukuan beserta
agama yang dipeluk. Indonesia juga memilki sumberdaya yang bertalenta dalam
berbagai bidang sebagai modal intelektual (human intectual capital) utama bagi
pembangunan kekuatan bangsa dan negara. Indonesia membutuhkan meneger
atau pelatih betangan dingin untuk meracik segala perbedaan menjadi sebagai
sebuah modal utama pembangunan ssebuah neraga-bangsa yang kuat dan maju
di segala bidang. Dengan mempertimbangankan segala persoalan yang dihadapi,
kepemimpinan yang mampu mensinergikan segala perbedaan merupakan
kebutuhan mutlak dan kunci kemajuan.

2.5 Problematika keragaman dan solusinya dalam kehidupan masyarakat dan negara
Dalam menganalisis problematika dan solusi ada 2 hal yang menjadi 2 pertanyaan dasar
yaitu :
1. Apa contoh problematika dalam fakta keragaman kehidupan masyarakat sekarang ini?
2. Apa persoalaan yang muncul ketika keragaman mesti mendasari perkembangan masa
depan indonesia kearah perwujudannya menjadi sebuah bangsa yang kuat dan kokoh?
Dalam bermasyarakat kasus yang paling banyak terjadi adalah tentang kehidupan sex.
Setiap orang pasti memiliki aneka ragam pemikiran baik negative maupun positif tentang
sex di kawula muda. Dari sini kita akan mencoba menelaah lebih jauh tentang pandangan
orang tentang sex tersebut.
Menurut sigmund freud, dalam kajian psikologis maupun trajektoris(riwayat
hidup) seseorang, seks merupakan aspek dasar dimana seseorang bisa menemukan
identitas diri, sekaligus keinginan berkuasa. Banyak hal – hal negative yang terjadi
akibat dari seks ini antara lain pemerkosaan, aborsi yang bersifat negatif, prostitusi,
dan mungkin masih banyak lagi. Dan sebagian orang mengkambinghitamkan media
komunikasi yang cepat(televisi,internet,dll), kurangnya kehidupan beragama yang
menjalani kehidupan seks secara negative tersebut. Kasus yang sangat ironis adalah
tentang bagaimana tokoh masyarakat dan tokoh agama justru terlibat dalam
penyimpangan tersebut.
Kita ambil saja kasus syekh puji yang menikahi anak dibawah umur karena dia
mempunyai harta berlebih dengan aneka macam dalih yang dia kemukakan. Dan dari
banyak kasus yang terjadi akan muncul norma yang berlaku dalam masyarakat antara

15
lain cemoohan, sindiran, sampai pengucilan. Dari kasus – kasus seksual tersebut
solusinya antara lain :
1. Menyelenggarakan pendidikan seks yang benar supaya tidak terjadi
penyimpangan seks untuk kaum muda.
2. Membuat peraturan dan pembatasan terhadap program – program yang berdampak
pada pemahaman mengenai kekerasan dan kebebasan seksual.
3. Membongkar masyarakat mengenai seks dan seksualitas.
Dari contoh problematika tersebut terlihat solusi tersebut dihasilkan dengan
keputusan bersama yang menguntungkan berbagai pihak. Dan solusi tersebut bisa
menjadi wadah aneka ragam pemikiran tentang seksualitas. Dalam kehidupan
bernegara, indonesia di hadapkan permasalahan keragaman yaitu tentang perbedaan
suku dan budaya. Hal tersebut sudah terjadi sejak indonesia berdiri dan sudah menjadi
cirri khas bangsa indonesia. Perbedaan tentang suku dan budaya akan menjadi
persoalan besar jika tidak ada nilai yang mengikatnya. Dan di Indonesia nilai yang
ada adalah demokrasi.
Tujuan di terapkannya demokrasi di indonesia adalah untuk keadilan dan
kesejahteraan masyarakat. Jika dalam kehidupan bernegara kedua hal tersebut tidak
terwujud berarti demokrasi tidak diterapkan secara mendasar.
Bapak Soekarno,presiden pertama indonesia merumuskan demokrasi dalam
bentuk konsep nasakom(nasionalisme, agama , dan komnunisme). Gagasan tersebut
merupakan upaya membangun konsep kebersamaan diantara 3 aliran politik yang
berkembang saat itu. Dengan konsep nasakom diharapkan para nasionalis, tokoh
agama , dan komunis dapat saling mendukung dan memperkuat. Namun konsep
tersebut tidak membuahkan hasil yang baik dikarenakan kesejahteraan rakyat belum
terpenuhi.
Konsep demokrasi yang masih bertahan di indonesia adalah tentang pancasila.
Sejak pemikiran tersebut di kemukakan oleh soekarno, pancasila merupakan salah
satu dasar yang menjadikan indonesia bersatu sejak hari kemerdekaan hingga saat ini.
Dalam bidang ekonomi, muhammad hatta mengemukakan konsep koperasi sebagai
salah satu pilar penting dalam memajukan dan menyejaterakan masyarakat indonesia.
Koperasi adalah bentuk demokrasi ekonomi di karenakan usaha tersebut di kelola
secara terbuka dan adil.
Imbas negatif yang muncul ketika demokrasi tidak di jalankan secara
mendasar yaitu pemberontakan. Indonesia banyak mencatatkan rekor pemberotakan
antara lain pemberontakan pki, pemberontakan di-tii, pemberontakan di timor leste,

16
dan yang saat ini paling disoroti adalah tentang pemberontakan rms. Adanya
demokrasi bukan untuk menghilangkan konflik akan tetapi untuk mengelola
perbedaan yang ada supaya potensi konflik teredam dan intensitas konflik terkendali
sehingga bisa diperkecil.
 Proses globalisasi juga memberi dampak yang negatif terhadap keragaman
Yang ada di indonesia antara lain gaya hidup, cara hidup serta budaya. Jika
masyarakat tidak siap dan menerima keragaman tersebut,maka akan berdampak pada
perilaku menyimpang, kekerasaan, perkelahian politik massa, kecurangan dan
kemunafikan. Demokrasi sebagai falsafah kehidupan yang bukan sekedar mekanisme
legal formal dalam prosedur pengambilan keputusan sangat diperlukan saat ini.
Demokrasi juga merupakan falsafah pemberi nafas dan roh kehidupan sosial-budaya
yang menjiwai pandangan bahwa setiap orang adalah sama dan sederajat. Orang
diberikan kebebasan yang sama sekaligus juga diberi tanggungjawab yang
sama untuk memelihara kebebasan bersama. Demokrasi akan cidera ketika terjadi
pelanggaran kebebasan.
Didalam kehidupan kebebasan ada batasnya yaitu ketika kebebasan seseorang
merampas kebebasan orang lain atau kebebasan seseorang bertemu dan bertumpang
tindih dengan kebebasan orang lain. Dialog sebagai proses demokrasi adalah sebagai
aturan main untuk menengahi tercideranya kebebasan seseorang. Kebebasan dalam
keragaman masyarakat adalah kebebasan yang dirumuskan bersama.
Indonesia adalah suatu negara yang memiliki banyak keragaman. Indonesia
punya banyak etnis, suku, ras, agama, dll. Maka perlu ada satu nilai yang dapat
mengikat semua aspek tersebut.pada masa pemerintahan presiden soekarno, beliau
membentuk satu konsep yang menurut beliau dapat mempersatukan bangsa indonesia,
konsep beliau adalah nasakom yaitu nasionalisme agama dan komunis. Namun
harapan tersebut lain dari kenyataan yang ada, akhirnya muncullah pancasila sebagai
dasar negara yang dipandang lebih dapat mempersatukan bangsa indonesia dan oleh
beberapa kalangan disebut sebagai upaya membumikan demokrasi secara local dan
khas indonesia.
Demokrasi adalah paham yang bebas, sederajad, dan tidak diskriminatif.
Sehingga keragaman yang ada di indonesia yang mempunyai bahaya perpecahan dan
konflik dapat berubah menjadi potensi yang luar biasa. Demokrasi hadir bukan untuk
menghilangkan konflik, tetapi untuk mengelola perbedaan yang ada supaya potensi
konflik teredam dan intensitas konflik terkendali sehingga bisa diperkecil. Selain itu
demokrasi memberi ruang yang bebas bagi semua orang untuk berpendapat dan

17
memutuskan yang terbaik bagi dirinya dan kota (negara) tempat mereka tinggal
sehingga konflik yang ada tidak dihilangkan tapi dikelola secara bersama supaya tidak
menimbulkan bahya bagi semua orang.
Di indonesia sekarang ini, keragaman tidak hanya datang dari factor internal
tapi juga faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut adalah globalisasi. Banyak
masyarakat yang belum siap menerima dan hidup berdampingan secara damai dengan
orang lain yang punya gaya hidup serta budaya yang berbeda. Ketidaksiapan tersebut
membuat orang berperilaku menyimpang untuk menunjukkan bahwa dia kuat, namun
dengan sikap yang demikian dapat pula menunjukkan kelemahan dan kerapuhan
jiwanya. Oleh karenanya, demokrasi sebagai falsafah kehidupan, yang bukan hanya
sekedar prosedur dalam pengambilan keputusan. Demokrasi adalah falsafah yang
membuat semua orang punya pandangan bahwa semua orang adalah sama dan
sederajad. Demokrasi bisa terjadi kalau adanya dialog bukan monolog, dimana dialog
memampukan seseorang mengutarakan pendapatnya.
Yang terpenting di sini adalah paham bahwa indonesia terdiri dari banyak sara,
budaya, dll, sehingga rakyat sadar bahwa arti kebebasan bukan tanpa batas, tapi
batasanya adalah ketika kebebasan seseorang merampas kebebasan oranglain.
Kebebasan yang ada adalah kebebasan yang dirumuskan bersama, kebebasan
konsensual hasil consensus.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagai individu yang menjalani hidup di tengah masyarakat, fungsi dan peran
manusia dalam membentuk identitas diri dan masyarakatnya, yaitu responsivity dan
responsibility. Melalui dua fungsi tersebut pengembangan kreativitas social budaya
dan pembangunan keadilan social budaya, diharapkan manusia dalam bermasyarakat
dapat mengembangkan kegiatan yang mendukung identitas individunya secara bebas,
bermartabat, berguna, dan berkeadilan. Keragaman pernah merendahkan martabat
manusia, namun dari perspektif ham dan agama, jelas bahwa manusia pada
hakekatnya adalah sama dan sederajat.

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sekalian sangat kami harapkan demi tercapainya
kesempurnaan dari makalah kami ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/39677102/MAKALAH_MANUSIA_KERAGAMAN_
DAN_KESETARAAN
 https://kupdf.net/download/makalah-manusiakeragaman-dan-kesetaraan-
isbd_59d71c2a08bbc5f233434e46_pdf
 http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-manusia-
keragaman-dan.html?m=1
 http://wulanhandika09.blogspot.com/2013/03/isbd-manusakeragaman-dan-
kesetaraan_27.html?m=1
 https://stihzainulhasan.ac.id/kesetaraan-gender-dalam-persepektif-hukum-
islam/

20

Anda mungkin juga menyukai