DISUSUN OLEH :
1. ETTY WIDIA
2. DESTIANA ANJARSARI
3. GUSWINAWATI
4. HARINI ASTUTI
5. MELIA KARTIKA
c. Masalah Kesehatan
UNICEF memberikan prioritas pelayanan kesehatan kepada anak –
anak balita, yang terbagi dalam 4 program, yaitu mengikuti
pertumbuhan anak, ASI, Imunitas, dan ORT. Dalam penelitian
dilapangan ternyata 25% anak – anak di negara – negara berkembang
menderita kurang gizi yang tidak ketahuan. Hanya 1% saja anak –
anak di dunia yang jelas – jelas ketahuan menderita penyakit kurang
gizi. Tingkat kematian akibat kurang gizi di indonesia mencapai
tingkat tertinggi, pada kelompok anak- anak umur 0 – 1 tahun adalah
100 orang di antara 1000 anak. Di negara – negara lain angka kematian
penderita kurang gizi diantara 1000 anak adalah sebagai berikut:
filipina 50, thailand 50, srilangka 43, malaysia 30, singapura 11, di
swedia, jepang dan finlandia masing – masing 7. Program bagi anak –
anak balita di harapkan dapat mengurangi angka kematian sebanyak
50%.
Program ASI mendapat tanggapan positif tidak sajak oleh kaum ibu di
negara – negara berkembang, tetapi juga ibu – ibu di negara – negara
maju. Dan program Imunisasi, setiap tahun dapat menyelamatkan 5
juta anak dari kematian, dan 5 juta anak lainnya terbebas dari cacat
tubuh yang di sebabkan oleh 6 macam penyakit yang dapat di kebalkan
setiap tahun. Serta program OTR dapat menekan angka kematian 2,5
juta anak, diantara 5 juta anak yang meninggal setiap tahun karena
menderita diare. Contoh :
• Angka kematian lebih tinggi
• Dinegara negara berkembang penduduk usia muda kedapatan
menderita kekurangan Vitamun A ( Kebutaan dan Anemia)
• Penyakit tuberkulosis di kalkuta ( India ) dan di Ibadan
dinegara bagian barat (Afrika Barat)
• Pernyakit lepra atau kusta di wilayah zimbabwe.Penyakit
pada usia Produtif antara 8-9 tahun.
• Konsumsi pemakaian Kalori rata-rata penduduk berada di
bawah tingkat yang dibutuhkan.
A. DEMOGRAFIS
b. Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu
basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
c. Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat
banyak bertempat tinggal di daerah datar
d. Sumber air
e. Perhubangan atau transportasi
f. Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
B. NON DEMOGRAFIS
Dari data diatas dapat dilihat bagaimana penurunan yang terjadi pada
angka kamatian bayi di Indonesia yang dihitung berdasar jumlah
kematian di setiap 1000 kelahiran. Penurunan ini menujukkan usaha
untuk perbaikan dalam bidang kesehatan terus saja diupayakan guna
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonsia. Berbagai layanan
kesehata yang dibuka seperti imunisasi dan juga posyandu tentunya
menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada saat ini.
Tahun
Provinsi
2010 2015 2020 2025 2030 2035
Saat ini Indonesia memiliki 67 juta anak muda berumur 10-24 tahun.
Mereka inilah yang akan menjadi pemimpin dan penggerak pembangunan
Indonesia pada fase bonus Demografi tahun 2020-2030. Jumlah anak muda yang
melimpah ini juga menjadi incaran tenaga produktif negara-negara maju yang
kekurangan anak muda. Sehingga bisa menjadi keuntungan yang besar jika
Indonesia mampu merespon permintaan pasar tenaga kerja global (Kompas 29
November 2014, hlm 13).
Jumlah anak muda yang besar telah menjadikan Indonesia sebagai salah
satu negara yang akan mendapatkan keuntungan demografi selain India dan
Thiongkok. Jumlah anak muda di dunia diperkirakan mencapai 1,8 miliar. Dan
dari angka tersebut Indonesia menempati posisi ketiga setelah India yang
memiliki jumlah anak muda 356 juta, dan Thiongkok yang memiliki jumlah anak
muda 269 juta. Jumlah anak muda ini akan sangat menguntungkan jika strategi
pembangunan yang memanfaatkan bonus demografi bisa dijalankan dengan
benar. Dengan investasi yang tepat dari pemerintah, maka jutaan anak muda akan
benar-benar menjadikan berkah demografi. Selain itu juataan anak muda ini jika
mampu dikelola dengan baik tentu akan bisa mengubah masa depan Indonesia
menjadi lebih baik.
Bonus demografi yang akan datang pada tahun 2020 hingga 2030, menjadi
jendela peluang (windowsopportunity) untuk pertumbuhan ekonomi. Populasi
penduduk produktif yang besar akan bermanfaat sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Dengan tersedianya penduduk produktif yang siap kerja
dengan jumlah yang besar menjadi modal awal dalam pembangunan ekonomi.
Selanjutnya tinggal bagaimana pemerintah Indonesia mampu menyiapkan
angkatan kerja yang berkualitas dan lapangan kerja yang cukup untuk
menampung mereka.
Bonus demografi menjadi kondisi yang sangat baik bagi suatu negara untuk
meningkatkan pendapatan dan standar hidup masyarakatnya pada posisi yang
sejahtera. Selain itu dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan akan bisa
mengakhiri kemiskinan yang selama ini masih menjadi salah satu problem utama.
Pada fase bonus demografi jumlah anak muda sangat besar sebagai
kelompok produktif yang telah memasuki usia kerja. Sehingga Pengelolaan
ketenagakerjaan yang baik, menjadi pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh
pemerintah. Pengelolaan ketenagakerjaan yang baik dengan mempersiapkan
angkatan kerja yang berkualitas, akan menentukan keberhasilan pemanfaatan
bonus demografi. Untuk itu dalam mempersiapkan angkatan kerja yang
berkualitas haruslah dilihat dari aspek kualitas pendidikan, kualitas kesehatan dan
kecukupan gizi.
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam fase bonus
demografi yaitu meningkatnya kebutuhan terhadap pendidikan. Meningkatnya
jumlah anak muda pada tahun 2020 hingga 2030, akan berpengaruh pada
meningkatnya kebutuhan akan fasilitas pendidikan. Pendidikan telah menjadi
kebutuhan mendasar bagi penduduk yang harus dipenuhi selain kecukupan gizi
dan kesehatan. Dengan kesempatan yang mudah untuk mengenyam pendidikan,
tentu akan dapat menciptakan penduduk yang berkualitas dan terampil.
Tahun series
Kelomp
ok 200 200 200 200 200 200 200 201 201 201 201
Umur 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
7-12 96,4 96,7 97,1 97,3 97,6 97,8 97,9 98,0 97,6 98,0 98,4
2 7 4 9 4 8 5 2 2 2 2
13-15 81,0 83,4 84,0 84,0 84,6 84,8 85,4 86,2 87,9 89,7 90,8
1 9 2 8 5 9 7 4 9 6 1
16-18 50,9 53,4 53,8 53,9 55,4 55,5 55,1 56,0 57,9 61,4 63,8
7 8 6 2 9 0 6 1 5 9 4
19-24 11,7 12,0 12,2 11,3 13,0 13,2 12,7 13,7 14,8 16,0 20,1
1 7 3 8 8 9 2 7 2 5 4
Tabel.4 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang
Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB Menurut & Angka Fertilitas Total 1971,
1980, 1985, 1990, 1991, 1994, 1997, 1998, 1999, 2000, 2002, 2007, 2010 dan
2012
Partisipasi
Angka Fertilitas Total
KB Tahun
(AFT) Tahun 1971-2012
2000-2013
Tahun % Tahun %
Ketersediaan lapangan kerja yang cukup pada fase bonus demografi menjadi
aspek penting yang tak bisa diabaikan. Jaminan ketersediaan lapangan kerja yang
sesuai dengan keahlian angkatan kerja akan membuat anak-anak muda bisa
mengembangkan potensinya, dan menjadi sumbangangan tanaga yang produktif
bagi pengembangan ekonomi negara. Dengan tersedianya lapangan kerja yang
besar akan mampu menampung jumlah angkatan kerja yang besar, dan tidak akan
menjadikan jutaan anak muda menganggur.
Tingkat
Partisip Tingkat
Angkat
Bekerj Penganggur asi Penganggur
an
Tahun a an Angkata an Terbuka
Kerja
n Kerja - TPT
- TPAK
(Juta (Juta (Juta
(%) (%)
Orang) Orang) Orang)
Februar
105,80 94,95 10,85 68,02 10,26
i
2005
Novemb
105,86 93,96 11,90 66,79 11,24
er
Februar
106,28 95,18 11,10 66,74 10,45
2006 i
Februar
108,13 97,58 10,55 66,60 9,75
2007 i
Februar
111,48 102,05 9,43 67,33 8,46
2008 i
Februar
113,74 104,49 9,26 67,60 8,14
2009 i
Februar
116,00 107,41 8,59 67,83 7,41
2010 i
Februar
119,40 111,28 8,12 69,96 6,80
2011 i
Februar
121,19 114,02 7,17 69,21 5,92
2013 i
Berdasarkan dari paparan data dan analisis yang telah disajikan sebelumnya,
maka dapat disusun beberapa strategi untuk menghadapi bonus demografi tahun
2020-2030. Rancangan strategi ini berupa suatu intervensi sosial melalui berbegai
kebijakan pemerintah. Intervensi sosial dalam bentuk kebijakan pemerintah ini
bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan berbagai potensi yang
dimiliki, baik individu, kelompok maupun negara. Intervensi yang dapat
dilakukan setidaknya meliputi empat aspek penting yaitu disektor pendidikan,
sektor kesehatan, ketenagakerjaan dan program Keluarga Berencana.
e. Selain ditujukan untuk penduduk usia 0-18, layanan kesehatan juga ditujukan
kepada penduduk usi 19-21 tahun, karena sebagi penduduk yang akan memasuki
dunia kerja. Sehingga kualitas keseatan penduduk usia ini perlu diperhatikan
sebagi syarat kesiapan dalam memasuki dunia kerja.
a. Meningkatkan aseptor KB