B. Retur
Retur penjualan merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan
perusahaan. Pengaruh retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya
pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang dagang. Bila retur penjualan
atau potongan penjualan menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual
menyampaikan nota kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan. Nota kredit
menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan serta alasan pengkreditan
tersebut
Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini pada
akhir periode menunjukkan penjualan bersih (net sales), dan jumlah retur dan
potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan
disebabkan oleh potongan penjualan dan berbagai beban yang berkaitan dengan
pengembalian barang, disarankan agar jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh
manajemen. Kebijakan semacam ini memungkinkan manajemen menentukan sebab-
sebab retur dan potongan tersebut. Seandainya jumlahnya besar, dilakukan untuk
mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet
perkiraan yang disebut Retur dan potongan penjualan (Sales Return and Allowances).
Bila penjualan semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat
sebagai kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena
rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi
penjualan kredit. maka pencatatan yang dilakukan untuk pengembalian barang
tersebut adalah:
Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000
Piutang Dagang Rp 250.000
(Berdasarkan nota kredit no. 234)
Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang cacat ataupun karena
potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet dan kas dikredit.
2. Metode cadangan.
Menggunakan estimasi atau perkiraan piutang yang tak tertagih dari semua
penjualan kredit atau dari total piutang usaha yang sudah beredar.
Perusahaan setiap akhir tahun harus menentukan berapa besaran estimasi
piutang tak tertagih yang akan diakui dan dilaporkan sebagai sebuah
kerugian piutang pada periode berjalan. Penghitungan estimasi seperti ini
biasanya dibuat atas dasar presentase dari penjualan atau presentase
piutang yang sudah beredar.
Pendekatan presentase penjualan akan menandingkan biaya dengan
pendapatan karena hal ini sudah mengaitkan beban pada periode dimana
penjualan telah dicatat. Contoh: PT XXX telah mengestimasikan dari
pengalaman dimasa lalu bahwa dari 2% penjualan kreditnya tidak akan
tertagih. Jika PT XXX memiliki penjualan kredit sebesar Rp 50,000,000
maka pada tahun 2016, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
xxx
Persediaan Barang Dagang (D)
xxx
HPP (K)
Persediaan Barang Dagang (K) xxx
(Persediaan barang dagang dicatat pada kredit karena retur dan potongan pembelian secara
langsung mengurangi jumlah persediaan barang dagangan)
– Mencatat retur dan potongan pembelian menggunakan sistem persediaan
periodic
Utang Dagang (D) xxx
Retur dan Potongan Pembelian (K) xxx