Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RENCANA ANGGARAN BIAYA

Dosen Pengampu :
WITA KRISTIANA, ST., MT.
NIP. 19770101 200801 2 037

Disusun oleh :
Dwi Candra Karya Bangun
NIM 193030501102

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN JURUSAN/PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa,yang maha pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah di susun dengan maksimal agar dapat di pahami dan dicerna
dengan baik oleh pembaca sehingga menambah pengetahuan dan pengalaman. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala
saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun agar penulis dapat
memperbaikinya demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palangkaraya, 28 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

1. Rencana Anggaran Biaya....................................................................................2

1.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya.........................................................2

1.2 Unsur-unsur yang terlibat dalam pembangunan..........................................3

1.3 Hubungan Kerja Unsur-Unsur dalam Pelaksanaan Pembangunan.............6

2. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan.........................................................................7

2.1 Perencanaan Bestek dan Gambar Bestek....................................................7

2.2 Izin Mendirikan Bangunan.........................................................................8

2.3 Pelelangan/Tender......................................................................................8

2.4 Kontrak 9

2.5 Peraturan-Peraturan Pelaksanaan..............................................................10

2.6 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)..................................................11

3. Menyusun Rencana Anggaran Biaya................................................................. 12

3.1 Estimasi Biaya Konstruksi........................................................................12

3.2 Jenis Estimasi Biaya Konstruksi...............................................................13

3.3 Permasalahan dalam Estimasi Konstruksi................................................14

3.4 Menghitung Volume Pekerjaan................................................................15

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

KESIMPULAN...................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proyek merupakan bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan
dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber daya yang terbatas. Pelaksanaan dari
suatu proyek konstruksi sangat berkaitan halnya dengan adanya proses
manajemen didalamnya pada tahapan tersebut merupakan tahapan pengolahan
anggaran biaya dan waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut, diperlukannya
perancangan dan penyusunan sedemikian rupa berdasarkan sebuah konsep
estimasi yang terstruktur sehingga menghasilkan nilai estimasi rancangan yang
tepat dalam hal ekonomis. Nilai estimasi anggaran yang disusun selanjutnya
dikenal dengan istilah Reancana Anggaran Biaya (RAB) proyek yang memiliki
fungsi dan manfaat lebih lanjut dalam hal mengendalikan sumberdaya material,
tenaga kerja, peralatan dan waktu pelaksanaan kegiatan proyek yang dilakukan
akan mempunyai nilai efisien dan efektivitas. Penyimpangan terhadap rencana
bagaimanapun pasti terjadi dan dalam industri konstruksi kejadian ini sangatlah
lumrah. Penyimpangan ini terjadi disebabkan karena faktor sifat alami dari
pekerjaan konstruksi itu sendiri dan ketidak-pastian yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.
Pelaksanaan proyek konstruksi melibatkan banyak pihak, menggunakan
berbagai jenis sumber daya dan usaha serta menghadapi masalah yang sulit atau
bahkan tidak dapat dikendalikan. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya
suatu alat atau metode perencanaan yang dapat membantu mengelola sumber daya
secara efektif dan yang dapat membantu mengantisipasi seawal mungkin
permasalahan-permasalahan yang akan timbul pada waktu pelaksanaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) ?
2. Apa saja unsur-unsur yang terlibat dalam pembangunan ?
3. Apa hubungan kerja unsur-unsur dalam pelaksanaan pembangunan?
4. Apa saja persiapan pelaksanaan pekerjaan?
5. Bagaimana menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Rencana Anggaran Biaya


Rencana anggaran biaya konsruksi bangunan merupakan sebuah pekerjaan
utama dalam suatu proyek. Perencanaan anggaran biaya terdiri dari berbagai jenis
harga satuan pekerjaan, yaitu harga yang dihitung berdasarkan analisis harga
satuan bahan dan upah tenaga kerja. harga satuan pekerjaan dalam proyek
konstruksi merupakan salah satu nilai yang perlu diperhatikan. Bahan dan tenaga
kerja yang digunakan dalam konstruksi bangunan tentu memiliki variasi bahan
yang beragam. Hal ini dapat menjadi pokok pikiran oleh para kontraktor sebagai
salah satu fungsi utama dari kegiatan konstruksi.

1.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya


Secara umum Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebuah proyek adalah nilai
estimasi biaya yang sudah direncanakan dan harus disediakan untuk
pelaksanaan sebuah kegiatan proyek. Dalam dunia sipil dan ilmu konstruksi,
para ahli mendefinikasikan tentang rencana anggaran biata adalah sebagai
berikut :
a. Sugeng Djojowirono (1984), Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan
sebuah ilmu guna memperkirakan biaya yang diperlukan untuk setiap
kegiatan dalam sebuah proyek konstruksi guna memperoleh besaran
totalan biaya yang akan diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan-
pekerjaan tersebut.
b. Ir. A. Soedradjat Sastraatmadj (1984), dalam bukunya bahwasanya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) terbagi menjadi dua, yaitu rencana
anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar.
 Anggaran Biaya Terperinci merupakan anggraran biaya dengan cara
perhitungan volume pekerjaan dan harga satuan dari setiap pekerjaan
yang dikerjakan hingga pekerjaan dapat diselesaikan.
 Anggaran Biaya Kasar Adalah rancangan sebuah anggaran biaya yang
bersifat sementara dimana pekerjaan dihitung tiap-tiap ukuran luas,
pengalaman kerja sangat mempengaruhi dalam penafsiran kasar yang
ini, hasil dari penafsiran yang apabila dibandingkan dengan rencana
anggaran terihitung secara teliti terdapat beberapa perselisihan
c. J. A. Mukomoko, juga berpendapat pada bukunya yang berjudul Dasar
Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987, adalah perkiraan uang yang
digunakan dalam suatu kegiatan (proyek) yang memperhitungkan gambar
kerja serta bestek, upah, harga bahan, hingga jenis pekerjaan yang akan
dikerjakan
d. Adapun John W.Niron juga berpendapat pada buku yang ditulisnya yang
berjudul pedoman praktis penganggaran dan borongan sebuah rancangan
anggaran biaya pembangunan, 1992, rancancangan anggaran biaya atau
RAB memiliki beberapa penafsiran sebagai berikut ini:
 Rencana : Adalah kumpulan perencanaan yang direncanakan, termasuk
detail hingga terbentuk sebuah bangunan.
 Anggaran : Perhitungan biaya menurut gambar kerja teknik terkait
bangunan yang akan dilaksanakan.
 Biaya : Adalah besarnya nilai dari proyek menurut harga borongan
berdasarkan syarat yang sudah ditentukan.
e. Menurut Bachtiar Ibrahim dalam buku Rencana dan Estimate Real of Cost,
1993, RAB adalah jumlah banyaknya biaya yang dibutuhakn untuk bahan
serta upah, dan biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan atau
pekerjaan proyek bersangkutan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rencana Anggaran Biaya (RAB)
adalah sebuah proses perencanaan menghitung berapa besar kecilnya dana
yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan baik mulai dana
operasional hingga dana material bertujuan untuk dapat menentukan budget
dana yang harus disediakan.

1.2 Unsur-unsur yang terlibat dalam pembangunan


Dalam suatu pembangunan terdapat unsur-unsur yang terlibat langsung
dalam proses pembangunan. Dimana unsur-unsur yang terlibat dalam
pembangunan ini adalah orang-orang atau badan yang berperan serta
melaksanaan pekerjaan pembangunan yang mempunyai tugas, kewajiban,
wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing tetapi
masing memiliki keterkaitan dan berhubungan mengikuti pola hubungan kerja
yang telah ditetapkan. Berikut unsur-unsur yang umum terlibat dalam
pembangunan :
a. Pemberi Tugas (Pemilik Proyek/owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menanggung biaya
pekerjaan dan sebagai pemberi tugas kepada orang atau badan hukum
untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dianggap mampu untuk
melaksanakannya. Adapun tugas dan kewajiban pemilik proyek sebagai
berikut :
 Menyediakan atau membayar sejumlah dana/biaya yang diperlukan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan
proyek dari awak sampai akhir kegiatan proyek.
 Memilih atau menunjuk konsultan manajemen konstruksi
 Mengesahkan perubahan pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan jika
ada
 Menerima hasil pekerjaan dari pihak konsultan manajemen konstruksi
dan apabila sudah selayaknya maka mengesahkannya.
b. Tim Perencana
Perencana adalah badan hukum yang membuat perencanaan lengkap dari
suatu pekerjaan bangunan, yang meliputi gambar struktur, arsitektur,
mekanikal dan ekektrikal, dan rencana anggaran biaya. Tugas dan
kewajiban konsultan perencana adalah :
 Membuat sketsa gagasan prarencana dan rencana pelaksanaan
 Membuat gambar rencana (arsitek dan struktur), gambar detail dan
perhitungan atau analisis struktur
 menentukan peraturan dan syarat-syarat
 Membuat rencana anggaran biaya (RAB)
 Mengusulkan, menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan.
c. Tim Pengawas
Pengawas adalah orang atau badan yang diangkat oleh pemberi tugas
untuk bertindak sepenuhnya mewakili pemberi tugas dalam memimpin,
mengkoordinasi dilapangan dalam batas-batas yang ditentukan baik secara
teknis ataupun secara adminstratif. Tugas dan wewenang pengawas
sebagai berikut :
 Menyelenggarakan dan mengadakan pengawasan utama di lapangan
 Menyelenggarakan surat menyurat pelaksanaan pekerjaan
 Melakukan koordinasi dan arahan terhadap paket pekerjaan yang
dilakukan tim pelaksana
 Mengendalikan jadwal pelaksanaan berdasarkan waktu yang telah
ditentukan
 Mengawasi dan menguji kualitas material yang digunakan
 Mengendalikan mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
 Memimpin rapat koordinasi lapangan, baik secara rutin maupun
khusus
 Mengatasi dan memecahkan persoalan yang terjadi dilapangan
 Menyusun laporan pekerjaan untuk disampaikan kepada pemilik
proyek yang berupa laporan harian, mingguan dan bulanan.
d. Tim Pelaksana
Kontraktor pada suatu proyek pembangunan atau konstruksi memiliki
suatu pengertian orang atau badan yang menerima atau menyelenggarakan
pekerjaan pembangunan menurut biaya yang telah disediakan dan
melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-
gambar rencana yang telah ditetapkan. Kontraktor adalah badan usaha atau
orang yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan
fisik proyek sesuai dengan perancangan yang telah dibuat oleh konsultan
perencana. Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana adalah :
 Melaksanakan tugasnya dalam pekerjaan bangunan sesuai dengan
peraturan, syarat-syarat dan gambar yang telah ditentukan
 Mengindahkan petunjuk, teguran dan perintah lisan atau tulisan dari
konsultan manajemen konstruksi
 Mengutamakan efisiensi dan efektivitas kerja dalam melaksanakan
pekerjaan dengan tetap mengutamakan mutu hasil kerja sesuai
persyaratan
 Menjamin semua mutu bahan dan peralatan yang digunakan
 Menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang tersedia (time schedule).

1.3 Hubungan Kerja Unsur-Unsur dalam Pelaksanaan Pembangunan


Pada proyek pembangunan ada beberapa unsur atau pihak yang terlibat
dalam proyek tersebut. Unsur-unsur tersebut memiliki hubungan kerja satu
sama lain di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing.
a. Hubungan antara Konsultan Perencana dengan Pemilik Proyek
Ikatan Berdasarkan kontrak, konsultan memberikan layanan konsultasi
dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya
jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.
b. Hubungan Kontraktor dengan Pemilik Proyek
Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa
profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik
proyek yang telah dituangkan kedalam gambar rencana dan peraturan serta
syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya
jasa professional kontraktor.
c. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Pemilik Proyek
Terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional. Pengawas
menyampaikan perubahan – perubahan yang terjadi berkaitan dengan
pelaksanaan di lapangan. Owner membayar atau mengurangi biaya
perubahan.
d. Hubungan Konsultan Perencana dengan Kontraktor
Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan. Konsultan memberikan gambar
rencana dan peraturan serta syarat – syarat, kemudian kontraktor harus
merealisasikan menjadi sebuah bangunan.
e. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Kontraktor
Terikat hubungan fungsional. Pengawas melakukan pengawasan selama
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan – peraturan yang telah
disepakati. Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang
dilaksanakan dan kendala – kendala secara teknis kepada pengawas.
f. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Konsultan Perencana
Terikat hubungan fungsional. Perencana memberikan hasil desain serta
peraturan – peraturan pelaksanaan kepada pengawas. Pengawas
melaporkan hasil pekerjaan serta kendala – kendala teknis yang timbul di
lapangan guna dicari perubahan.
g. Hubungan Sub Kontraktor dengan Kontraktor
Sub Kontraktor hanya memiliki hubungan dengan kontraktor saja tanpa
ada hubungan dengan elemen – elemen dalam proyek selain kontraktor.
Ikatan kontrak hanya terjadi dengan Kontraktor.

2. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


Persiapan pelaksanaan pekerjaan merupakan salah satu proses dari seluruh
rangkaian pekerjaan perancangan dalam arsitektur. Proses terseut terkait erat
dengan kondisi lapangan dan jenis proyek rancangan yang akan dikerjakan.

2.1 Perencanaan Bestek dan Gambar Bestek


Bestek berasal dari bahasa belanda yang artinya peraturan dan syarat-
syarat pelaksanaan suatu pekerjaan bangunan atau proyek. Dalam arti luas,
bestek adalah suatu peraturan yang mengikat, yang diuraikan sedemikian rupa,
terinci, cukup jelas dan mudah dipahami.
Bestek atau juga disebut gambar kerja (Detail Engineering Design) adalah
gambar bangunan secara lengkap dan merupakan dokumen perencanaan yang
paling utama. Kelengkapan gambar sangat berpengaruh dalam kecepatan
pelaksanaan fisik, sebab semakin lengkap dan jelas gambar akan
mempermudah proses pekerjaan dan mempercepat dalam penyelesaiaan
pekerjaan konstruksi.
Bagian-bagian bestek terdiri dari :
 Peraturan umum
 Peraturan adminstrasi
 Peraturan dan Teknis Pelaksanaan
Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar pra rencana,
serta gambar detail dasar dengan skala yang lebih besar. Gambar bestek juga
terdiri atas lampiran dari uraian syarat-syarat (bestek) pekerjaan.
Gambar bestek terdiri dari :
 Gambar situasi
 Gambar denah
 Gambar rencana atap
 Gambar detail konstruksi
 Gambar pelengkap
Bestek dan gambar bestek merupakan kunci pokok baik dalam
menentukan kualitas dan scope of work maupun dalam menyusun rencana
anggaran biaya (RAB) proyek.

2.2 Izin Mendirikan Bangunan


Izin mendirikan bangunan (IMB) adalah produk hukum yang berisi
persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah Setempat
(Pemerintah kabupaten / kota) dan wajib dimiliki / diurus pemilik bangunan
yang ingin membangun, merobohkan, menambah / mengurangi luas, ataupun
merenovasi suatu bangunan.
Kehadiran IMB (izin mendirikan bangunan) pada sebuah bangunan
sangatlah penting, karena bertujuan untuk menciptakan tata letak bangunan
yang aman dan sesuai dengan peruntukan lahan. Bahkan keberadaan IMB juga
sangat dibutuhkan ketika terjadi transaksi jual beli rumah. Pemilik rumah yang
tidak memiliki IMB nantinya akan dikenakan denda 10 persen dari nilai
bangunan, rumah pun juga bisa dibongkar. Kewajiban setiap orang atau badan
yang akan mendirikan bangunan untuk memiliki izin mendirikan bangunan
diatur pada Pasal 5 ayat 1 Perda 7 Tahun 2009.

2.3 Pelelangan/Tender
Sebagai bagian dari suatu rangkaian proyek pambangunan yang
diselenggarakan pemerintah maupun lembaga swasta, dapat dikatakan bahwa
pelelangan jasa konstruksi merupakan bagian sangat penting. Sebab, pada saat
pelelangan tersebut panitia lelang dapat menilai kadar profesionalisme setiap
peserta lelang sebagai calon penyedia jasa. Pada saat pelelangan, panitia lelang
akan menentukan banyak alternatif calon penyedia jasa pembangunan gedung,
bangunan, jembatan, bendungan, infrastruktur atau utilitas publik lainnya.
Singkatnya, dari peristiwa pelelangan akan dapat diketahui kapabilitas dan
profesionalisme sebuah perusahan jasa konstruksi.
Pelelangan atau tender adalah suatu proses kegiatan penawaran pekerjaan
yang ditawarkan oleh pemilik proyek (owner) kepada rekanan (kontraktor),
yang bertujuan untuk memilih salah satu pelaksana pekerjaan yang memenuhi
syarat.
Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk
menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat
diantara penyedian barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan
metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak –
pihak yang terkait secara taat sehingga terpilih penyedia terbaik (Wulfram I.
Ervianto)

2.4 Kontrak
Kontrak atau perjanjian adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih
mengenai hal tertentu yang disetujui oleh mereka. Ketentuan umum mengenai
kontrak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
Menurut Pasal 1 butir 8 UUJK kontrak kerja konstruksi adalah
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa
dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Dalam Pasal
1604 sampai dengan Pasal 1615 KUH Perdata Buku Ke Tiga Tentang
Perikatan pada Bagian Ke Enam Tentang Pemborongan Pekerjaan digunakan
istilah perjanjian pemborongan untuk kontrak kerja konstruksi.
Sebagai suatu bentuk kontrak kerja, kontrak tersebut harus dibuat sesuai
dengan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata yang menyatakan bahwa
untuksahnya suatu kontrak, diperlukan empat syarat yaitu kesepakatan mereka
yang mengikatkan dirinya; kecakapan untuk membuat suatu perikatan; suatu
hal tertentu; dan suatu sebab yang tidak terlarang. Keempat unsur yang
dinyatakan dalam Pasal 1320 KUH Perdata, dalam doktrin ilmu hukum
digolongkan ke dalam unsur subyektif, yang meliputi dua unsur pertama yang
berhubungan dengan subyek (pihak) yang mengadakan kontrak, dan unsur
obyektif, yang berkaitan langsung dengan obyek kontrak yang dibuat. Unsur
subyektif mencakup adanya unsur kesepakatan secara bebas dari para pihak,
dan kecakapan dari pihak-pihak yang membuat kontrak, sedangkan unsur
obyektif meliputi keberadaan dari pokok persoalan yang merupakan obyek
yang diperjanjikan, dan causa dari obyek yang berupa kewajiban atau prestasi
yang disepakati untuk dilaksanakan tersebut, yang harus merupakan sesuatu
yang tidak dilarang atau diperkenankan menurut hukum.

2.5 Peraturan-Peraturan Pelaksanaan


PP 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal 18, Pasal 25,
Pasal 42 ayat (6), Pasal 45, Pasal 51, Pasal 65 ayat (5), Pasal 67 ayat (2), Pasal
82, Pasal 85 ayat (4), Pasal 88 ayat (7), Pasal 102 dan pengaturan partisipasi
masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat jasa konstruksi melalui forum jasa
konstruksi sesuai dengan ketentuan Pasal 87 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi


mengamanatkan dibentuknya Peraturan Pemerintah pelaksanaan Undang-
Undang guna menindaklanjuti ketentuan mengenai:

1. tanggung jawab dan kewenangan (Pasal 10);


2. jenis, sifat Klasifikasi, Layanan Usaha, perubahan atas Klasifikasi dan
Layanan Usaha, dan Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi (Pasal
18);
3. segmentasi pasar serta kriteria risiko, teknologi, dan biaya (Pasal 25);
4. kondisi tertentu untuk penunjukan langsung dan nilai tertentu saat
pengadaan langsung (Pasal 42 ayat (6));
5. pemilihan Penyedia Jasa dan penetapan Penyedia Jasa dalam hubungan
kerja Jasa Konstruksi (Pasal 45);
6. kontrak Kerja Konstruksi (Pasal 51);
7. kewajiban dan pertanggungjawaban Penyedia Jasa atas Kegagalan
Bangunan (Pasal 65 ayat (5));
8. pemberian ganti kerugian (Pasal 67 ayat (2);
9. pembinaan dan pengawasan (Pasal 82);
10. pengaduan, gugatan, dan upaya mendapatkan ganti kerugian atau
kompensasi (Pasal 85 ayat (4));
11. penyelesaian sengketa (Pasal 88 ayat (7);
12. dan tata cara pengenaan sanksi administratif (Pasal 102).

Selain itu dalam rangka memperjelas ketentuan mengenai forum Jasa


Konstruksi yang belum diatur dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
juga memuat pengaturan mengenai mekanisme partisipasi masyarakat yang
dilakukan oleh Masyarakat Jasa Konstruksi melalui forum Jasa Konstruksi
(Pasal 87).

2.6 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) merupakan sebuah buku yang
berisi tentang syarat-syarat administrasi berupa instruksi kepada penyedia jasa
dengan ketentuan sebagai berikut :
Instruksi ini berisi informasi yang diperlukan oleh pelaksana - kontraktor
untuk menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh pengguna jasa. Informasi tersebut berkaitan dengan penyusunan,
penyampaian,pembukaan, evaluasi penawaran dan penunjukan penyedia jasa.
Hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa, termasuk
hak, kewajiban, dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak. Apabila
terjadi perbedaan penafsiran / pengaturan pada dokumen lelang, penyedia jasa
harus mempelajari dengan seksama untuk menghindari pertentangan
pengertian.
Data proyek memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan
atasinstruksi kepada pelaksana - kontraktor sesuai dengan kebutuhan
paketpekerjaan yang akan dikerjakan.
RKS sebagai kelengkapan gambar kerja yang didalamnya memuat uraian
tentang:
a. syarat-syarat umum
Berisi keterangan mengenai pekerjaan, pemberi tugas dan
pengawas bangunan.
b. Syarat-syarat administrasi

 Jangka waktu pelaksanaan.


 Tanggal penyerahan pekerjaan.
 Syarat-syarat pembayaran.
 Denda keterlambatan.
 Besarnya jaminan penawaran.
 Besarnya jaminan pelaksanaan.

c. Syarat-syarat teknis

 Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan.


 Jenis dan mutu bahan yang digunakan.

Setelah selesai, kemudian disahkan oleh DPU Cipta Karya untuk proyek
pemerintah dan Direksi bersama pemberi tugas untuk proyek swasta.

3. Menyusun Rencana Anggaran Biaya


Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) artinya membuat perkiraan
biaya yang akan dikeluarkan untuk melaksanakan proyek. Dalam sebuah tender
pengadaan barang/jasa, RAB salah satu bagian dari dokumen yang harus
dipersiapkan.
Nantinya RAB tersebut dijadikan sebagai dasar bagaimana kontraktor
memberikan nilai penawarannya. RAB yang disajikan dalam sebuah tender
pengadaan barang/jasa sudah termasuk pajak, iuran BPJS Ketenaga Kerjaaan,
provit dan over head.

3.1 Estimasi Biaya Konstruksi


Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau
memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada
pengalaman. Estimasi biaya adalah perhitungan kebutuhan biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan
persyaratan atau kontrak (Norma Puspita, 2009). Dalam melakukan Estimasi
biaya diperlukan pengetahuan dan ketrampilan teknis estimator, seperti
membaca gambar, melakukan estimasi (perhitungan), personal
judgement berdasarkan pengalaman estimator. Estimasi biaya dalam sebuah
proyek konstruksi diperlukan untuk :
 Mendukung keputusan yang baik
 Menjadwalkan pekerjaan
 Menentukan berapa lama proyek perlu dilakukan dan berapa biayanya
 Menentukan apakah proyek layak dikerjakan
 Mengembangkan kebutuhan arus kas
 Menentukan seberapa baik kemajuan proyek
 Menyusun anggaran dan menetapkan baseline proyek
Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang mencakup
bermacam maksud dan kepentingan bagi berbagai strata manajemen dalam
organisasi. pemilik, menggunakannya sebagai alat bantu untuk menentukan
biaya investasi modal yang harus ditanam. Konsultan, menggunakannya
sebagai alat bantu untuk menetapkan kelayakan rancangan.

3.2 Jenis Estimasi Biaya Konstruksi


Secara umum estimasi dapat dibagi dalam 4 jenis estimasi, yaitu:
a. Estimasi kasar untuk pemilik Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik untuk
memutuskan akan melaksanakan ide membangun proyek atau tidak.
Biasanya dalam hal ini, pemilik dibantu dengan studi kelayakan.
b. Estimasi pendahuluan oleh konsultan perencana. Estimasi ini dilakukan
setelah desain selesai dibuat oleh konsultan perencana. Estimasi ini lebih
teliti daripada estimasi yang sebelumnya, sebab sudah ada gambar dan RKS
yang lengkap.
c. Estimasi detail oleh kontraktor. Estimasi ini dibuat oleh kontraktor setelah
melihat desain konsultan perencana (bestek dan gambar bestek), estimasi
dibuat lebih terpe-rinci dan teliti karena sudah memperhitungkan segala
kemungkinan (melihat medan, mempertimbangkan metoda pelaksanaan,
mempunyai stok bahan-bahan tertentu).
d. Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai. Bagi pemilik sebetulnya fixed
price yang tercan-tum dalam kontrak adalah yang terakhir, kecuali dalam
pelaksanaan terjadi pekerjaan tambah dan kurang. Bagi kontraktor nilai
tersebut adalah penerimaan yang fixed, sedangkan pengeluaran yang
sesungguhnya (real cost) yaitu segala yang dikeluarkan untuk
menyelesaikan proyek tersebut. Besarnya real cost tersebut hanya diketahui
oleh kontraktor sendiri.

3.3 Permasalahan dalam Estimasi Konstruksi


Masalah dalam estimasi RAB konstruksi biasanya adalah Cost overrun
pada tahap pelaksanaan proyek sangat tergantung pada perencanaan, koordinasi
dan pengendalian dari kontraktor dan juga bergantung pada estimasi anggaran
biaya. faktor yang menyebabkan adanya cost overrun dalam suatu pelaksanaan
konstruksi antara lain :
1. Manajer proyek yang kurang cakap dalam mengatur dan menjalankan
aktivitas yang mengakibatkan turunnya produktifitas pekerjaan.
2. Kurangnya ketrampilan dan keahlian pekerja, akan mempengaruhi
produktifitas kerja yang dihasilkan. Akibat dari turunnya produktifitas akan
membuat waktu pelaksanaan menjadi lebih lama dan biaya yang lebih besar
dari yang telah direncanakan.
3. Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi proyek dan konstruksi.
4. Pengulangan pekerjaan karena mutu jelek.
5. Tidak adanya Project Statistic Report. Laporan dari berbagai hal yang ada
dalam proyek dapat digunakan sebagai acuan dan dasar pertimbangan bagi
pimpinan proyek yang sedang berlangsung, sehingga apabila terlihat ada
indikasi terjadinya pembengkakan biaya dan waktu proyek, maka dapat
diantisipasi sedini mungkin.
6. Estimasi biaya, akibat data dan informasi proyek yang kurang lengkap
7. Pelaksanaan dan hubungan kerja dalam tim proyek, menyangkut
kompetensi manajer proyek
8. Adanya kenaikan harga material
9. Kualitas tenaga kerja yang buruk
10. Tingginya harga/sewa peralatan
11. Adanya kebijaksanaan keuangan dari pemerintah
3.4 Menghitung Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan adalah besaran satuan volume pekerjaan sesuai dengan
masing-masing item pekerjaan. Volume dihitung untuk memperoleh besarnya
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Pada perhitungan bangunan dan masing-masing jenis pekerjaan, cara
perhitungan volumenya berbeda tergantung bentuknya, tetapi rumus dasar yang
digunkan tetaplah sama yaitu menggunakan rumus matematika, seperti luas,
keliling, dan volume. Untuk volume satuan dihitung dengan buah atau unit
yang terdiri dari rangkaian material yang sudah menjadi satu kesatua,
contohnya seperti panel listrik, meja dapur, atau meja cuci.
Sebelum menghitung volume masing-masing pekerjaan, lebih dahulu
harus membaca gambar bestek berikut gambar – gambar detail (penjelasannya).
Penguasaan dalam membaca gambar bestek dan gambar penjelasan akan sangat
mempengaruhi tingkat ketelitian dalam menghitung volume masing-masing
pekerjaan.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam menghitung volume pekerjaan
adalah antara lain menguraikan masing-masing volume pekerjaan (uraian
volume pekerjaan) dan dari uraian tersebut masing-masing harus dihitung
volume pekerjaanya.
Yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah menguraikan
secara rinci besar volume suatu pekerjaan. Menguraikan, berarti menghitung
besar volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan
gambar detail.
Susunan uraian volume pekerjaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Susunan dengan cara lajur-lajur tabelaris.
2. Susunan dengan cara post-post.
Penyusunan uraian volume pekerjaan tersebut diurutkan berdasarkan
urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan. Volume pekerjaan disusun
sedemikian rupa secara sistematis dengan lajur-lajur tabelaris, dengan sistem
pengelompokan.

KESIMPULAN
B B III
A PENUTUP

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah sebuah proses perencanaan menghitung


berapa besar kecilnya dana yang diperlukan untuk pelaksanaankegiatan pekerjaan
baik mulai dana operasional hingga dana material bertujuan untuk dapat
menentukan budget dana yang harus disediakan.

Pemberi Tugas (Pemilik Proyek/owner) adalah orang atau badan hukum yang
menanggung biaya pekerjaan dan sebagai pemberi tugas kepada orang atau badan
hukum untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dianggap mampu untuk
melaksanakannya
Tim Perencana adalah badan hukum yang membuat perencanaan lengkap dari
suatu pekerjaan bangunan, yang meliputi gambar struktur, arsitektur, mekanikal
dan ekektrikal, dan rencana anggaran biaya
Tim Pengawas adalah orang atau badan yang diangkat oleh pemberi tugas untuk
bertindak sepenuhnya mewakili pemberi tugas dalam memimpin, mengkoordinasi
dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam batas-batas yang
ditentukan baik secara teknis ataupun secara adminstratif
Kontraktor adalah badan usaha atau orang yang ditunjuk oleh pemilik proyek
untuk melaksanakan pekerjaan fisik proyek sesuai dengan perancangan yang telah
dibuat oleh konsultan perencana

Izin mendirikan bangunan (IMB) adalah produk hukum yang berisi persetujuan
atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah Setempat (Pemerintah
kabupaten / kota) dan wajib dimiliki / diurus pemilik bangunan yang ingin
membangun, merobohkan, menambah / mengurangi luas, ataupun merenovasi
suatu bangunan
DAFTAR PUSTAKA
http://iskandarzulkarnainpolinela.blogspot.com/2011/03/bab-1-rencana-anggaran-
biaya.html
http://metodebangunansipil.blogspot.com/2015/11/hubungan-kerja-unsur-unsur-
proyek.html
http://unitedgank007.blogspot.com/2016/01/hubungan-kerja-unsur-unsur-
proyek.html
https://www.lamudi.co.id/journal/syarat-imb-biaya-izin-mendirikan-bangunan/
https://www.situstekniksipil.com/2017/11/definisi-pelelangan-atau-tender.html
https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-22-2020-peraturan-pelaksanaan-uu-2-
2017-jasa-konstruksi
https://www.builder.id/estimasi-biaya-konstruksi/
http://faiz-15.blogspot.com/2011/11/volume-pekerjaan.html

Anda mungkin juga menyukai