Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Masalah-Masalah Sosial dalam Da’wah (Pemurtadan)


Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
“Sosiologi Da’wah”

Dosen pengampu :
Ade Suhaeri, MA
.

Disusun Oleh:

Refni Zega

Zakiyah Al Azizi

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DA’WAH
SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Jika lautan adalah sebuah tinta, tak kan mungkin cukup untuk menuliskan dan
mengungkapkan nikmat-Nya. Dan terkadang manusia lupa akan kenikmatan yang diberi pada
sang Rabb. Maka kita sebagai hamba Allah ‫ ﷻ‬pandai-pandai bersyukur akan nikmat-Nya
sehingga untaian puja puji syukur kepada Allah ‫ ﷻ‬yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat.
Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.

Untaian kata shalawat dan salam selalu mengalir dalam setiap benak manusia pada
baginda kita sang pembawa bendera kemenangan dari kegelapan ilmu pengetahuan hingga
cerahnya wawasan. Sang Khalifah rahmatan lil’alamiin Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

Tak lupa kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ………………...i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ………………..ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. ………………..1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ ………………..1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. ………………..1
C. Tujuan penulisan ................................................................................... ………………..1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... ………………..2
A. Sejarah Pemurtadan Umat Islam….…………..…………………………….….………….2
B. Strategi Menghadang Pemurtadan.…………………………………………….………….3
C. Strategi Dakwah M. Natsir dalam menghadapi misionaris Kristen …..….….………..…..4
BAB II PENUTUP ............................................................................................ ……………..…7
A. Kesimpulan ........................................................................................... ………….…….8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... ………………..8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anggota Komisi Hukum dan HAM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anton Tabah
mengatakan kristenisasi terpesat di dunia ada di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga
termasuk negara Muslim dengan angka pemurtadan terbesar. Berdasarkan catatan MUI,
sebanyak dua juta orang murtad setiap tahunnya.
Perkembangan Kristen terpesat di dunia ada di Indonesia. 140 persen selama lima tahun.
Dan pemurtadan besar-besaran muslim ada di negara muslim terbesar di dunia, Indonesia.
Akhir-akhir ini gerakan pemurtadan yang dilancarkan oleh para misionaris semakin
agresif mulai dari cara yang halus sampai kepada cara yang kasar yaitu dengan
menggunakan dalil-dalil Alquran maupun hadis yang dipotong-potong atau dipenggal-
penggal dengan tujuan untuk meyakinkan kepada kaum muslimin bahwa Alquran maupun
hadist nabi itu membenarkan dan mendukung kebenaran Al-kitab Bibel.
Maka dari itu kami berusaha akan menggali tentang masalah-masalah sosial dalam
da’wah (Pemurtadan).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Pemurtadan Umat Islam?
2. Bagaimana Strategi Menghadang Pemurtadan?
3. Bagaimana Strategi Dakwah M. Natsir dalam menghadapi misionaris Kristen?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami Sejarah Pemurtadan Umat Islam.
2. Mengetahui dan memahami Strategi Menghadang Pemurtadan.
3. Mengetahui dan memahami Strategi Dakwah M. Natsir dalam menghadapi misionaris
Kristen.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pemurtadan Umat Islam
Sejarah tentang adanya upaya pemurtadan umat Islam oleh pihak lain melalui
kekerasan dan penyiksaan fisik. Pada awal Islam.
Bilal bin Rabbah dipaksa Umaiyah bin Khalaf agar meninggalkan keyakinan
Islam. Karena tak mau menggubris titah majikannya, Bilal diperlakukan secara kasar.
Ia ditelentangkan di atas padang pasir yang panas, dihimpit dengan batu besar,
dan dipukuli. Tapi, Bilal tetap pada imannya, dari mulutnya keluar kata Ahad, Allah
Mahaesa.
Atas kekuasaan dan pertolongan Allah SWT, upaya pemurtadan terhadap Bilal
menjadi gagal setelah datang Abu Bakar yang membeli dan lalu memerdekakan Bilal dari
tangan Umaiyah.
Korban upaya pemurtadan lainnya adalah Amar bin Yasir. Ia dipaksa sejumlah
kafir Quraisy untuk mendustai ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Bila tidak
mau, Amar diancam akan dibunuh seperti yang telah diperlakukan kepada ayah dan
bundanya di depan mata kepalanya sendiri.
Tak tahan siksaan, Amar menuruti kehendak mereka. Ia mengucapkan kata-kata
yang membantah kebenaran Islam, sehingga ia dilepaskan. Merasa berdosa, Amar bin
Yasir segera menemui Rasulullah SAW untuk mengakui kesalahannya.
Tapi, Rasulullah membenarkan tindakan Amar, karena wahyu Allah telah turun
menjelaskan duduk persoalannya.

ٌ‫ضب‬َ ‫غ‬ َ ‫صد ًْرا فَ َعلَ ْي ِه ْم‬ َ ‫ان َو َٰلَك ِْن َم ْن ش ََر‬
َ ‫ح ِب ْالكُ ْف ِر‬ ِ ‫اْلي َم‬ ْ ‫اَّلل م ِْن َب ْع ِد ِإي َما ِن ِه ِإ هَّل َم ْن أ ُ ْك ِرهَ َوقَ ْلبُهُ ُم‬
ِ ْ ‫ط َمئ ٌِّن ِب‬ ِ ‫َم ْن َكف ََر ِب ه‬
َ ٌ‫عذَاب‬
‫عظِ ي ٌم‬ َ ‫َّللا َولَ ُه ْم‬
ِ ‫مِنَ ه‬

''Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah beriman (mendapat siksa), kecuali
orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa).
Tapi, orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah
menimpanya dan baginya azab yang besar.'' (An-Nahl: 106).

2
Berarti pemurtadan terhadap Amar bin Yasir juga gagal. Bahkan, sebelumnya
upaya pemurtadan itu justru dilancarkan orang-orang kafir kepada Muhammad SAW
yang membawa risalah Allah SWT.
Mula-mula dengan mendekati dan mau memperalat paman Nabi, Abu Thalib,
yang bukan Muslim, akan tetapi tidak mempan karena pamannya itu meski tidak Muslim
senantiasa membela pribadi Muhammad.
Berikutnya Muhammad SAW diajak kompromi menyembah Tuhan kafir Quraisy,
Latta dan Uzza, dan pada waktu bersamaan menyembah Allah SWT. Lalu turunlah surat
Al-Kafirun:

ُ ‫َّل ا َ ْنت ُ ْم عَٰ بِد ُْونَ َما ٰٓ ا َ ْعبُ ُۗد‬


ٰٓ َ ‫عبَ ْدت ُّ َۙ ْم َو‬ ٰٓ َ ‫َّل ا َ ْنت ُ ْم عَٰ بِد ُْونَ َما ٰٓ ا َ ْعبُ ُۚد ُ َو‬
َ ‫َّل اَن َ۠ا‬
َ ‫عابِد ٌ هما‬ ٰٓ َ ‫َّل اَ ْعبُد ُ َما ت َ ْعبُد ُْو َۙنَ َو‬
ٰٓ َ َ‫قُ ْل َٰيٰٓاَيُّ َها ْال َٰكف ُِر ْو َۙن‬

َ ‫لَكُ ْم ِد ْينُكُ ْم َول‬


‫ِي ِدي ِْن‬

''Katakanlah, 'Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku'.''
1
Lalu, kafir Quraisy memusuhi dan memerangi Rasulullah.
B. Strategi Menghadang Pemurtadan
Dakwah misionaris yaitu dengan cara melunturkan aqidah Islam terlebih dahulu
yaitu dengan meragukan keyakinan umat Islam terhadap Al-Qur’an baru kemudian
diarahkan kepada pemahaman mereka.
Ada dua metode misionaris melakukan pemurtadan yaitu dengan cara pembinaan
dan penghancuran. Metode pembinaan adalah upaya agar umat Islam itu masuk ke dalam
agama Kristen dengan cara diberikan bantuan sembako, beasiswa, pengobatan secara
gratis, pembukaan lapangan pekerjaan dan lain-lain. Hal tersebut sebagaimana konsep
utang Budi yang mereka ciptakan terlebih dahulu.

1
https://m.republika.co.id/berita/qdgt3x320/ternyata-akar-pemurtadan-umat-ada-sejak-era-rasulullah .
Diakses pada Rabu, 6 Januari 2021.

3
Metode penghancuran adalah sebagaimana melepaskan aqidah umat Islam yaitu
dengan menjauhkannya dari ajaran Islam dengan cara dirusak pola pikir dan akhlak
supaya tercabut budi pekerti yang dimiliki.
Strategi umat Islam dalam menghadang kristenisasi yang dapat dilakukan
diantaranya yaitu mencermati serta mempelajari strategi dan gerakan musuh kaum
Kristen dan Yahudi. Kedua membuat dan melakukan pemetaan dalam upaya
meningkatkan kualitas umat. Ketiga melakukan pembinaan dan perlawanan. Ke-empat
membangkitkan semangat Ukhuwah Islamiyah
Adapun program menghadang kristenisasi di antaranya membentuk jaringan kerja
antar organisasi dan lembaga serta memetakan aktivitas kegiatan dalam upaya
menghambat serta menghancurkan kekuatan lawan. Kedua, melakukan pembinaan umat
melalui aktivitas dakwah dengan pendekatan yang informatif dan persuasif serta
melibatkan berbagai unsur lembaga dan perorangan. Ketiga, melakukan kajian intensif
tentang kristologi bagi para aktivis dakwah. 2
C. Strategi Dakwah M. Natsir dalam menghadapi misionaris Kristen
Tiga strategi dakwah dalam mengimbangi berbagai upaya misionaris Kristen,
yaitu strategi pertama adalah memperbanyak pembangunan masjid. Strategi yang kedua
adalah pengiriman da'i ke daerah terpencil dan desa-desa yang berpotensi terpengaruh
misionaris Kristen, dan strategi ketiga yaitu menerbitkan berbagai media cetak.
Pertama, Pembangunan Masjid. M. Natsir mengatakan bahwa masjid merupakan
salah satu pilar kepemimpinan umat. Dengan demikian, masjid dipandang sebagai
lembaga pembinaan pribadi dan jiwa masyarakat. M. Natsir melihat adanya gairah remaja
masjid dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Oleh karenanya,
beliau menganggap penting memberi perhatian khusus terhadap pembangunan masjid
dan pembinaan masjid, baik di kota maupun di pedesaan.
Kedua, Pengiriman Dai. Dalam rangka membina umat Islam terutama di pedesaan
dan daerah transmigrasi, sekaligus membentengi umat dari berbagai pengaruh terhadap
pendangkalan akidah, pemurtadan, dan sebagainya, DDII mengirimkan dai ke tempat-
tempat tersebut. Dakwah yang dilaksanakan oleh M. Natsir, selain melalui hal-hal
tersebut, juga melalui pengiriman da'i ke daerah-daerah pedesaan, pedalaman, dan

2
https://mualafcenterbaznas.com/2020/07/28/strategi-menghadang-pemurtadan/ .

4
transmigrasi. Para dai umumnya direkrut dari masyarakat desa sendiri. Mereka dididik
dan dilatih, dibekali dengan berbagai ilmu dan keterampilan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas di lapangan. Melalui pengiriman dai ini diharapkan umat Islam yang
berada di daerah-daerah tersebut dapat terbina keimanan dan keislamannya. Akidah dan
keyakinan mereka dapat dibentengi dari berbagai pengaruh negatif dari luar, baik
pengaruh ajaran nativisme (ajaran yang digali 98 dari bumi sendiri) maupun pengaruh
misionaris Kristen yang dewasa ini cukup pesat perkembangannya.
M. Natsir memahami bahwa para da'i yang melaksanakan tugas di daerah-daerah
pedesaan, pedalaman, dan transmigrasi itu menghadapi berbagai hambatan dan rintangan
yang tidak sedikit, baik yang menyangkut keadaan di lapangan (medan) maupun sarana
yang mereka perlukan dalam melaksanakan tugasnya. Umumnya, sarana yang
dipergunakan para dai itu kurang memadai jika dibandingkan dengan yang dimiliki oleh
para misionaris Kristen. Para misionaris ini antara lain mempergunakan pesawat terbang
dalam melaksanakan tugasnya, seperti di daerah pedesaan dan pedalaman Kalimantan.
Oleh karena itu, ia tidak segan-segan mengirim bantuan secukupnya sesuai dengan
kemampuan yang ada.
Sekalipun bantuan yang diberikan oleh M. Natsir kepada para dai yang sedang
melaksanakan tugasnya itu tidak seberapa besar, namun mereka yang sebelumnya telah
dibekali dengan semangat iman yang mantap, tetap melaksanakan tugasnya dengan baik.
Banyak di antara mereka yang telah berhasil melaksanakan tugasnya. Bagi sebagian
mereka yang telah berhasil, mendapat beasiswa untuk belajar ke negara-negara Timur
Tengah. Hal ini diberikan selain sebagai imbalan atas tugas-tugas mereka, juga untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas ilmu dan agama mereka yang berguna untuk
kegiatan dakwah kepada masyarakat di masa yang akan datang.
Ketiga, Penerbitan. M. Natsir tampaknya belum begitu puas atas dakwah bi al-hal
seperti tersebut. la merancang dakwah bi al-kitabah, yaitu 99 melalui tulisan-tulisan yang
diorganisasi oleh DDII. Mulai dari brosur berupa lembaran sampai pada majalah ataupun
buku-buku yang ditulisnya sendiri maupun orang lain. Majalah dan buku-buku tersebut
menjangkau semua pihak, mulai dari golongan awam, menengah, maupun terpelajar.
Tujuannya adalah memberikan informasi keagamaan dan sosial kemasyarakatan pada

5
masyarakat secara luas, supaya mereka dapat memahami agama dan persoalan-persoalan
sosial secara tepat.
Paling tidak ada lima penerbitan dakwah yang dikelola secara tertib, dan itu
semuanya dikerjakan di kompleks sekretariat DDII, Jalan Kramat Raya No.45, Jakarta
Pusat. Adapun kelima penerbitan tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, majalah serial Media Dakwah yang dititikberatkan sebagai konsumsi
golongan terpelajar dan menengah. Kedua, majalah Suara Masjid yang isinya lebih
difokuskan untuk konsumsi awam, berisi uraian-uraian tentang tafsir, hadits, dan lain-
lain. Ketiga, Serial Khutbah Jum'at, khusus memuat bahan-bahan khutbah Jumat untuk
para da'i dan masyarakat luas. Isinya kemudian ditambah dengan pengelolaan manajemen
dan pembinaan masjid. Keempat, majalah Sahabat, bacaan agama dan bimbingan untuk
anak-anak dalam membentuk anak yang saleh. Kelima, Buletin Dakwah, terbit setiap hari
Jumat yang terdiri atas empat halaman. Isinya diatur sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami oleh semua pihak. Di samping itu, DDII menerbitkan tabloid Al-Salam sampai
sekarang. Isinya menyangkut masalah keagamaan dan laporan masalah-masalah kegiatan
sosial keagamaan. Dengan penerbitan-penerbitan tersebut, terjalinlah hubungan yang
kontinu dengan wilayah-wilayah, sedikit banyaknya juga 100 dikembangkan bahan-
bahan dakwah yang dapat dikatakan "satu nafas" dan "satu bahasa". 3

3
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl-sriwahyuni-4548-1-skripsi-p.pdf

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah tentang adanya upaya pemurtadan umat Islam oleh pihak lain melalui
kekerasan dan penyiksaan fisik. Pada awal Islam. Atas kekuasaan dan pertolongan Allah
SWT, upaya pemurtadan terhadap Bilal menjadi gagal setelah datang Abu Bakar yang
membeli dan lalu memerdekakan Bilal dari tangan Umaiyah. pemurtadan terhadap Amar bin
Yasir juga gagal.
Ada dua metode misionaris melakukan pemurtadan yaitu dengan cara pembinaan dan
penghancuran. Metode pembinaan adalah upaya agar umat Islam itu masuk ke dalam agama
Kristen dengan cara diberikan bantuan sembako, beasiswa, pengobatan secara gratis,
pembukaan lapangan pekerjaan dan lain-lain. Metode penghancuran adalah sebagaimana
melepaskan aqidah umat Islam yaitu dengan menjauhkannya dari ajaran Islam dengan cara
dirusak pola pikir dan akhlak supaya tercabut budi pekerti yang dimiliki.
Tiga strategi dakwah dalam mengimbangi berbagai upaya misionaris Kristen, yaitu
strategi pertama adalah memperbanyak pembangunan masjid. Strategi yang kedua adalah
pengiriman da'i ke daerah terpencil dan desa-desa yang berpotensi terpengaruh misionaris
Kristen, dan strategi ketiga yaitu menerbitkan berbagai media cetak.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://m.republika.co.id/berita/qdgt3x320/ternyata-akar-pemurtadan-umat-ada-sejak-era-rasulullah.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl-sriwahyuni-4548-1-skripsi-p.pdf.
https://mualafcenterbaznas.com/2020/07/28/strategi-menghadang-pemurtadan/ .

Anda mungkin juga menyukai