DISUSUN OLEH :
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Nilai :.................
Mengetahui,
Nip.y.1018700155
KATA PENGANTAR,
DAFTAR ISI,
DAFTAR GAMBAR,
DAFTAR TABEL, DAN DAFTAR LAMPIRAN
Dalam praktik kerja Nyata ini dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di bangku
perkuliahan dengan pelaksanaan di lapangan, sehingga akan diperoleh pengetahuan
tentang praktik maupun metode pelaksanaan proyek secara langsung. Selain itu kami
mendapat banyak sekali pengalaman yang didapat pada waktu pelaksanaan praktik kerja
nayata ini dalam hal dunia kontruksi khususnya pembangunan jalan ini.
Dalam pelaksanaan praktik kerja nyata sampai dengan penyusunan laporan kerja praktik ini
kami telah mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, oleh larena itu dalam kesempatan
ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA , selaku rektor institut teknologi nasional malang
2. Ir. A. Agus santoso, MT, selaku ketua program studi teknik sipil s-1 fakultas teknik
sipil dan perencanaan institut teknologi nasional.
3. Lila ayu ratna winanda, ST, MT. Selaku dosen pembimbing laporan praktik kerja
nyata.
4. Ripkiato, ST, MT selaku manajer proyek dan pimpinan pabrik aspal mixing plant PT.
Amin jaya karya abadi dan PT. Bromo jaya Mix.
5. Bapak didik, kepala pelaksana 1 yang membimbing secara keseluruhan dan
motivasinya
6. Bapak watman, kepala laboraturium aspal mixing plant PT. Amin jaya karya abadi
dan PT. Bromo jaya Mix.
7. Ayah dan ibu tercinta, atas seluruh doa dan dukungannya yang tidak ternilai
8. Semua pihak yang telah membantu dan berpartisifasi selama penyusunan laporan ini
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran dan keritik yang membangun kami harap demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan praktik kerja nyata ini dapat memberikan manffat bagi
semua pihak yang membacanya
Penyusun
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
LEMBAR......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................x
BAB I UMUM..............................................................................................................1
3.4.6 Exkavator....................................................................................................36
3.4.7 Bulldozer.....................................................................................................37
3.4.9 Genset.........................................................................................................38
4.1 Pelaksanaan........................................................................................................43
4.1.1 Pekerjaan Mobilisasi.............................................................................43
4.1.2 Pengukuran MC....................................................................................44
4.1.3 laporan.................................................................................................45
4.1.4 Dokumentasi........................................................................................46
4.1.5 Coffering dan Dewatering.....................................................................47
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................69
5.2 Saran..................................................................................................................70
PENUTUP ..................................................................................................................71
DAFTAR GAMBAR
UMUM
Jalan adalah prasarana trasportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pendukung dan perlengkapannya diperuntukan bagi
lalulintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah atau air, serta di atas permukaan air. Fungsi jalan
sebagai prasarana trasportasi darat dapat berjalan dengan baik apabila
didukung kapasitas jalan yang cukup / mampu menampung arus lalulintas
yang ada, sehingga distribusi orang maupun jalan dapat berjalan dengan
lancar.
a. Data administrasi
Unsur-unsur pengelolaan dalam pembangunan jalan maffa-matuting
ini terdiri dari :
1. Pemilik Proyek dan konsultan : SATKER PPK HALMAHERA 4
2. Konsultan pengawas :
3. Kontraktor / penyedia jasa :
Kontrak :
Kontrak amand. 02 :
Tanggal kontrak :
Nama proyek :
Lokasi pekerjaan :
Nilai kontrak :
Waktu pelaksanaan :
Tangal mulai kerja :
Tangal selesai :
Nama penyedia jasa :
Alamat penyedia jasa :
Nomor telp :
Nomor fax :
BAB 1 – UMUM
TANGGUNG JAWAB:
1. Menetapkan sasaran mutu
2. Memimpin setiap pertemuan
3. Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dilokasi proyek
4. Memberikan persetujuan atas permintaan kebutuhan proyek kekkantor pusat / cabang
BAB 3
SUMBERDAYA PROYEK
3.1 tinjauan umum
A. Aspal
Aspal merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam
pekat yang dibentuk dari unsu-unsur asphathenes, resins, dan oils. Asspal
pada lapisan perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antara aregat untuk
membentuk suatu campuran yang kompak, sehingga akan memberikan
kekuatan masing-masingagregat (kerbs and walker, 1971). Selain sebagai
bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi ronggan antar butir agregat
dan poro-pori yang ada dari agregat itu sendiri.
B. Agregat
Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral
lainya, baik berupa hasil alam maupun batuan (petunjuk pelaksanaan laston
untuk jalanraya SKBI-2.4.26.1987).
Fungsi dari agregat dalam campuran aspal adalah sebagai kerangka yang
memberikan stabilitas campuran jika dilakukan dengan alat pemadat yang
tepat. Agregat sebagai komponen utama atau kerangka dari lapisan
perkerasan jalan yaitu mengandung 90% - 95% agregat berdasarkan
persentase berat atau 75% - 85% agregat berdasarkan persentase volume
(silvia sukirman 2003, beton aspal campuran panas).
Gradasi harus memenuhi batas dalam tabel berikut ini di uji dengan
metode ASTM C 136 dan ASTM C 117 (penyaringan basah).
Tabel 3.3 gradasi ASTM C 136 dan ASTM C 117 (penyaringan basah)
Semen portland
Semen portland yang dipakai harus dari merek yang sudah lazim
dipakai di indonesia dan memenuhi persyarat ASTM C 150 untuk
semen persetujuan pemberi tugas semen dengan additive puzzolan
tidak lebih dari 30% berat
Air
Air yang dipakai untuk mencampur dan adukan harus bersih, tidak
mengandung bahan-bahan yang dapat mengurangi kualitas seperti
lumpur, minyak, asam, bahan-bahan organik, alkali, garam, atau
kotoran-kotoran lainnya yang merugikan.
2. kecepatan
penggunaannya harus memperhatikan
waktu pekerjaan
3. kemudahan
peralatan harus mudah digunakan
sehingga dengan menggunakan peralatan
yang bersangkutan dapat memper mudah
setiap pekerjaan, dan tenaga kerja yang
ada mampu mengoprasikan peralatan
tersebut seoptimal mungkin.
AMP dapat terletak di lokasi yang permanen atau berpindah dari suatu tempat
ke tempat lain. Apabila di tinjau dari jenis cara memperoduksi campuran beraspal
dan kelengkapannya, ada beberapa jenis AMP, yaitu:
Terlepas dari perbedaan jenis dari AMP, tujuan dasarnya adalah sama, yaitu
untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang mengandung bahan pengikat
dan agregat yang memenuhi semua persyaratan spesifikasi. Proses pencampuran
campuran beraspal pada AMP jenis takaran di mulai dengan penimbang agregat,
bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai komposisi yang telah di
tentukan berdasarkan rencana campuran kerja (RCK) dan dicampur pada pencampur
(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan besarnya bukaan pintu bin dingin
dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat dengan rencana komposisi
campuran, sehingga aliran matrial ke masing-masing bin pada bin panas menjadi
lancar dan berimbang.
Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan
aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur diluar drum
pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu
pada bin dingin dan perberian aspal di tentukan berdasarkan kecepatan pengaliran
dari pompa aspal.
Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut adalah:
AMP jenis takaran dilengkapi saringan panas (Hot Screen), bin panas (Hot Bin),
timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangka AMP jenis
pencampur drum kelengkapan tersebut tidak tersedia. Tentunya kedua jenis AMP
tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin,
pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur.
Truk jenis ini digunakan sebagai alat angkut karena dapat bergerak bebas
dan cepat, kapasitasnya besar, dan biaya oprasionalnya relatif murah. Dinamakan
dump truck karena dapat membuang muatan secara otomatis. Penumpahan muatan
(dumping) dilakukan dengan cara dirolis yang menyebabkan bak terangkat pada
satu sisi, sedangkan sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel. Dump truck
yang digunakan jenis rear dump truck (membuang muatan ke belakang)
Wheel loader adlah tractor dengan roda keret yang dilengkapi dengan sebuah
perlengkapan kerja, yaitu bucket yang berfungsi utuk menggali (digging),
memebawa (carrying), dan memuat (loading). Wheel loader sangat efisien untuk
berkerja di daerah kering, rata, dan kokoh, terutama jika di tuntut agar kerusakan
landasan kerja minimal dengan mobilitas kerja yang tinggi. Wheel loader memiliki
bucket yang cukup lebih besar dibandingkan Hydraulic Excavator, sehingga dalam
kondisi tertentu, Wheel Loader dapat bekerja dengan produktivitas lebih tinggi dapat
dilihat pada gambar dibawah
Vibration roller adalah alat pemadat tanah dengan penggilas roda besi dengan
permukaan halus dan dilengkapi Vibrator. Roller ini akan menghasilkan efek gaya
dinamis terhadap tanah. Butiran-butiran tanah akan mengisi bagian kosong yang
terdapat diantara butiran tersebut. Getaran tadi mengakibatkan tanah menjadi padat
dengan susunan yang lebih kompak.
Gambar 3.4.4 Vibration Roller