Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN PUSKESMAS DI PUSKESMAS UJUNG BERUNG INDAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga dan
Masyarakat

Dosen Pengampu : Eki Pratidina, S.Kp.,MM

Disusun oleh :

1. Afni Hopipah (4180180001)


2. Ani Suryani (4180180003)
3. Dewi Yulianti Nurhasanah (4180180005)
4. Dina Sri Ayu Priyono (4180180006)
5. Dufada Nurfadhilah (4180180007)
6. Dynar Fatmawati (4180180008)
7. Wida Wardiani (4180180099)
8. Wikeu Nurparida (4180180100)
9. Windi Sri Aulia Putri Wardani (4180180101)
10. Yudha Rehata Sukmana Jaya (4180180103)
11. Alma Nahdiatul Alamiah G.S (4180180056)
12. Alma Noviantika (4180180057)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya,
kami sebagai tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
tepat pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing. Selain itu juga, makalah ini diharapkan mampu menjadi sumber
pembelajaran bagi kita semua. Makalah ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber dan
menghimpunnya menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih kami ucapkan kepada semua
pihak yang menjadi sumber referensi bagi kami. Terimakasih juga kepada dosen pembimbing
dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi pembaca sekalian. Kami dari tim penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.

Bandung, Februari 2021

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana tertera dalam pendahuluan KepMenkes No.
128/Menkes/SKII/2004 bahwa pembangunan kesehatan merupakan bagian integra
dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk tingkat
pertama. Dalam menjalankan tugas pokoknya puskesmas harus bekerja secara
akuntabel, dimana seluruh kegiatan dibuat laporan hasil kerja. Seluruh perangkat
disiapkan untuk bisa mencatat, melaporkan, bahkan menganalisa semua data atau
informasi kesehatan yang sekarang lebih dikenal dengan system informasi kesehatan
(SIK), dimana hal tersebut dapat menjadi acuan dalam memanifestasikan akuntabilitas
kinerja instansi kesehatan pemerintah Oleh karena itu, derajat kesehatan harus dapat
terukur dalam bentuk data atau informasi, yang nantinya bisa dijadikan acuan dalam
bahan evaluasi, penilaian dan perencanaan pembangunan kesehatan tahap
berikutnya.Upaya promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat dengan
menggunakab straeg advokasi kesehatan, menggalang kemitraan dan membina
suasana yang kondusif bagi terwujudnya perilaku hidup sehat di masyarakat, serta
menggerakan masyarakat untuk sehat.
Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya
paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan
kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan
yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan
dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-upaya yang
bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan sangat
penting. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf
Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam
pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai
pemeliharaan.
Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular yaitu seperti :

1
1. Penyakit Menular
2. Kejadian Luar Biasa (KLB)
3. Wabah Penyakit Menular
4. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)
5. Program Pencegahan
6. Cara Peenularan Penyakit Menular
7. Surveilans Evidemiologi Penyakit Menular
8. Kesehatan keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtera dari
suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya ( UU RI no 23 tahun 1992 ).
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya ( WHO ).Upaya
terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan serta membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di
sekolah dan perguruan agama
Anak usia sekolah (7-21 tahun) sesuai proses tumbuh kembang di bagi 3
subkelompok yaitu:
1. Pra- remaja (7-9 tahun)
2. Remaja (10-19 tahun)
3. Dewasa Muda (20-21 tahun)
Perbaikan gizi masyarakat untuk mengupayaan peningkatan status gizi
masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan
serta dukungan peran serta aktif masyarakat
Pelayanan medik yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan (dokter) baik
secara sendiri ataupun atas koordinasi bersama dengan sesama profesi maupun
pelaksana penunjang pelayanan kesehatan lain sesuai dengan wewenangnya,
untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan menyembuhkan penyakit yang
ditemukan dari pengguna jasa pelayanan kesehatan, dengan tidak memandang
umur dan jenis kelamin, yang dapat diselenggarakan pada ruang praktek
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif, dan
promotive yang di lakukan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan
2. Tujuan Khusus

2
1) Promosi Kesehatan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2) Kesehatan Lingkungan
a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat
mencapai derajat kesehatan yang optimal
b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan sektor lain
yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan
pelestarian lingkungan hidup.
c. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan
permukiman yang berlaku.
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam
peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,
kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan
dan tempat-tempat umum.
3) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
a. Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan
memecahkan masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi
b. Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan
kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko dari: obat, alat, perawatan,
tindakan serta kemampuan memilih kontrasepsi dengan tepat
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
d. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif
e. Kehamilan dap persalinan yang direncanakan dan aman
f. Pencegahan dan penanganan engguguran kandungan yang tidak
dikehendaki
g. Pelayanan infertilitas
h. Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di usia
lanjut pada usia lanjut penapisan masalah malignasi
4) Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
a. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada
pasangan usia subur dan keluarganya

3
b. Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek samping dan
kegagalan metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer
(RS Dati II) sesuai dengan kebutuhan
c. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metoda
kontrasepsi
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
dalam upaya KB
f. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon pasangan
usia subur, serta anggota keluarga yang lain dalam rangka meningkatkan
kualitas kesehatan fungsi reproduksinya
g. Melaksanakan penanganan infentaris pasangan usia subur yang berkualitas
dan merunjuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan kebutuhan
h. Melaksanakan managemen terpadu pelayanan kontrasepsi yang datang
berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan
tindakan lanjutnya
5) Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan
benarsesuai denagn gizi seimbang
b. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintahan serta swasta
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas
Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina,
memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat
d. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga
terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi
e. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan masalah gizi dan
tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.
6) Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatannya sendiri,
trutama melalui peningkatan kesehatan dasar dan pencegahan penyakit

4
b. Meningkatkan kesehatan ‘pengguna jasa pelayanan, dan komunikasi yang
dilayani oleh Puskesmas
c. Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta melibatkan
partisipasi keluarga terhadap perawatan untuk:
- Mengurangi penderitaan karena sakit
- Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah kecacatan
- Memulihkan kesehatan fisik, psikis dan sosial
- Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja Puskesmas

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Promosi Kesehatan
1. Pengertian
Menurut Green (Notoatmodjo, 2007), promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi, yang direncanakan untuk memudahkan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa
perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu :
1) Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi pengetahuan dan
sikap seseorang.
2) Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan
fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.
3) Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang
untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang,
peraturan-peraturan dan surat keputusan.
Menurut Lawrence Green (1984), promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang baik bagi kesehatan. Pada dasarnya tujuan utama promosi
kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu:
1) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
2) Peningkatan perilaku masyarakat
3) Peningkatan status kesehatan masyarakat
2. Tujuan Promosi Kesehatan
Menurut Lawrence Green (1990) dalam buku Promosi Kesehatan Notoatmodjo
(2007) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
1) Tujuan Program Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam
periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
2) Tujuan Pendidikan Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada 9.

6
3) Tujuan Perilaku Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai
(perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu tujuan perilaku berhubungan
dengan pengetahuan dan sikap.
3. Strategi Promosi Kesehatan
Berdasarkan rumusan WHO (1994), dalam Notoatmodjo (2007), strategi promosi
kesehatan secara global terdiri dari tiga hal, yaitu :
1) Advokasi (advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang
lain tersebut membantu atau mendukung terhadap tujuan yang akan dicapai.
Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para
pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai
tingkat, sehingga para pejabat tersebut dapat mendukung program kesehatan
yang kita inginkan.
2) Dukungan sosial (social supporrt)
Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini
adalah agar tokoh masyarakat sebagai penghubung antara sektor kesehatan
sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat penerima program
kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial antara lain pelatihan-pelatihan
para tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh
masyarakat dan sebagainya.
3) Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
Pemberdayaan merupakan strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
untuk diri mereka sendiri. Bentuk kegiatan ini antara lain penyuluhan
kesehatan, keorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk
koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan
keluarga (Notoatmodjo, 2007).
4. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan
menurut Notoatmodjo (2007), meliputi :
1) Promosi kesehatan pada tingkat promotif.

7
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada
kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan
kesehatannya.
2) Promosi kesehatan pada tingkat preventif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini selain pada orang yang sehat juga
bagi kelompok yang beresiko. Misalnya, ibu hamil, para 11 perokok, para
pekerja seks, keturunan diabetes dan sebagainya. Tujuan utama dari promosi
kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok
tersebut agar tidak jatuh sakit (primary prevention).
3) Promosi kesehatan pada tingkat kuratif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit,
terutama yang menderita penyakit kronis seperti asma, diabetes mellitus,
tuberculosis, hipertensi dan sebagainya. Tujuan dari promosi kesehatan pada
tingkat ini agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak
menjadi lebih parah (secondary prevention).
4) Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif.
Sasaran pokok pada promosi kesehatan tingkat ini adalah pada kelompok
penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah mengurangi kecacatan seminimal
mungkin. Dengan kata lain, promosi kesehatan pada tahap ini adalah
pemulihan dan mencegah kecacatan akibat dari suatu penyakit (tertiary
prevention) (Notoatmodjo, 2007).
5. Fungsi promosi kesehatan :
1) Menyusun konsep petunjuk teknis kegiatan penyebarluasan informasi
kesehatan, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan.
2) Melaksanakan penyebarluasan informasi kesehatan dan promosi kesehatan.
3) Melaksanakan pengembangan sumberdaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan
4) Mengumpulkan, mengolah, menganilisis, dan mengevaluasi data pendukung
sebagai bahan penunjang perencanaan dan pelaksaan program promosi
kesehatan
5) Melaksanakan bimbingan dan pengadilan teknis promosi kesehatan yang
dilaksanakan oleh lintas program, lintas sektoral, masyarakat dan swasta.

8
6) Melaksanakan kegiatan dan pembinaan dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menjamin pemeliharaan kesehatan/JPKM
7) Menyelenggarakan pembinaan dalam promosi kesehatan, pengembang
sumberdaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat ke puskesmas.
8) Menyelenggarakan pembinaan, monitoring dan evaluasi upaya kesehatan
institusi dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
9) Melaksanakan program gerakan saying ibu (GSI) dan desa siaga.
10) Menyusun kebutuhan, pelatihan dan konsultasi teknis
11) Mengupayakan berbagai sumber anggaran sesuai dengan tupoksinya
12) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan petunjuk atasan,
B. Kesehatan Lingkungan
1. Pengertian
Kesehatan Lingkungan atau kesling ialah suatu tekun ilmu dan seni untuk
mendapatkan keseimbangan antara lingkungan bersama dengan manusia,
kebugaran lingkungan juga merupakan ilmu dan seni mengelola lingkungan
sehingga sanggup menciptakan kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan juga
terhindar berasal dari berbagai macam penyakit.
Sedangkan pengertian berasal dari ilmu kebugaran lingkungan adalah ilmu
yang mempelajari jalinan interaktif suatu grup masyarakat bersama dengan
berbagai macam pergantian yang terjadi di lingkungan area tinggal mereka yang
menyebabkan ancaman atau berpotensi mengganggu kebugaran masyarkat umum.
2. Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut Para Ahli
1) WHO (World Health Organization)
Menurut WHO, Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi
yang mesti tercipta diantara manusia bersama dengan lingkungannya sehingga
sanggup menjamin keasaaan sehat berasal dari manusia.
2) Slamet Riyadi
Menurut Slamet Riyadi, Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah anggota integral
berasal dari ilmu kebugaran masyarakat yang spesifik mempelajari dan
mengatasi perihal jalinan manusia bersama dengan lingkungannnya untuk
mencapai keseimbangan ekologi dan mempunyai tujuan untuk membina dan
menambah derajat maupun kehidupan sehat yang optimal.
3) HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

9
Menurut HAKLI, Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
sanggup menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia
bersama dengan lingkungannya untuk menopang tercapainya mutu hidup
manusia yag sehat dan bahagia.
4) H.J. Mukono
Menurut H.J. Mukono, Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari jalinan timbal balik antara segi kebugaran dan segi lingkungan
3. Tujuan Kesehatan Lingkungan
Tujuan kebugaran lingkungan, diantaranya yaitu:
1) Untuk lakukan kolerasi, meminimalisir terjadinya bahaya berasal dari
lingkungan pada kebugaran dan juga kesejahteraan hidup manusia.
2) Untuk pencegahan bersama dengan cara mengefisienkan pengaturan berbagai
sumber lingkungan untuk menambah kebugaran dan kesejahteraan hidup
manusia serta untuk mencegah berasal dari bahaya penyakit.
4. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO (World Health Organization), area lingkup kebugaran lingkungan
diantaranya seperti:
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan dan/atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, juga higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan area dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi lazim dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan bersama dengan kondisi
epidemi/wabah, bencana alam dan pemindahan penduduk.

10
17) Tindakan pencegahan yang dibutuhkan untuk menjamin lingkungan.

Dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 th. 1992, Ruang lingkup kebugaran


lingkungan yaitu:
1) Penyehatan air dan udara
2) Pengamanan limbah padat/sampah
3) Pengamanan limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan vektor penyakit
7) Penyehatan dan pengamanan lainnya layaknya kondisi pasca bencana.
5. Sasaran Kesehatan Lingkungan
Menurut Pasal 22 ayat (2) 23/1992, sasaran pelaksanaan kebugaran lingkungan
diantaranya yaitu:
1) Tempat Umum, layaknya hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha yang
sejenis
2) Lingkungan pemukiman, layaknya rumah tinggal, asrama atau yang sejenis
3) Lingkungan kerja, layaknya perkantoran, kawasan industri atau yang sejenis
4) Angkutan lazim : kendaraan darat, laut dan hawa yang digunakan untuk
umum.
5) Lingkungan lainnya : andaikan yang berwujud spesifik layaknya lingkungan
yang berada dlm kondisi darurat, bencana pemindahan masyarakat secara
besar2an, reaktor/tempat yang berwujud khusus.
6. Contoh Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
Ada banyak persoalan kebugaran lingkungan di Indonesia diantaranya layaknya
minimnya ketersediaan air bersih, area pembungan kotoran atau tinja, kebugaran
permukiman, pembuangan sampah, serangga dan binatang pengganggu penyebab
penyakit, kelayakan makanan dan minuman, dan lain sebagainya.
C. Pencegahan Pemberatasan Penyakit Menular
1. Pengertian
1) Penyakit Menular
Adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang
berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan
kepada pejamu (host) yang rentan.

11
Contohnya : TBC, HIV/AIDS,
2) Kejadian Luar Biasa (KLB)
Adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan
mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat, atau
menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang
berarti (bermakna) dari kejadian kesakitan/kematian tersebut kepada
kelompok penduduk dalam kurun tertentu.
Contohnya : SARS-Cov2, Demam Berdarah (DBD), Malaria
3) Wabah Penyakit Menular
Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat mennnimbulkan malapetaka (U.U.
No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang menular).
Contohnya : SARS-Cov2, ISPA, Flu Burung
4) Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya :
a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-
pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat
yang memadai termasuk rujukan.
b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi
pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB
diare, dsb.
c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan,
pengamatan/pemantauan (surveinlans ketat) dan logistik.
5) Program Pencegahan
Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat,
yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui
kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.
6) Cara penularan penyakit menular
Dikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu:
a. Penularan secara kontak
b. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang
tercemar.
c. Penularan melalui vector

12
d. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato.
7) Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan
terhadap kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem
kewaspadaan dini. Secara singkat dapat dikatakan: Pengumpulan
Data/Informasi Untuk Menentukan Tindakan (Surveillance For Action).
2. Program Pemberantasan Penyakit Menular
1) Program Imunisasi
2) Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC.
3) Program malaria dengan angka insiden malara (AMI)
4) Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan pneumonia
5) Program diari meliputi frekuensi penanggulangan diare
6) Program rabies
7) Program Surveilans
8) Pemberantasan P2B2 demam berdarah.
D. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
Kesehatan keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtera
dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya ( UU RI no 23 tahun 1992 ).
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya ( WHO )
 Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur
biologik keluarga termasuk fungsi reproduksi nya serta berperan aktif dalam
mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan
kualitas hidup keluarga.
 Tujuan Khusus
1) Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan
memecahkan masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi.

13
2) Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan
kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko dari : obat, alat, perawatan,
tindakan serta kemampuan memilih kontrasepsi dengan tepat.
3) Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
4) Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif
5) Kehamilan dan persalianan yang direncanakan dan aman
6) Pencegahan dan penanganan pengguguran kandungan yang tidak
dikehendaki.
7) Pelayanan infertilitas
8) Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di usia
lanjut
1. Kebijakan Penyelenggaraan Pembinaan kesehatan keluarga dan
reproduksi sesuai dengan intervensi nasional. Kegiatan Pelayanan
reproduksi adalah :
1) Kesehatan Ibu dan Anak
2) Kesehatan Anak Usia Sekolah
3) Kesehatan Remaja
4) Keluarga Berencana
5) Kesehatan Usia Lanjut
2. Indikator keberhasilan program diwilayah kerja dinilai dari :
1) Angka Kematian Bayi
2) Angka kematian Ibu
3) Presentase ibu hamil yang mempunyai berat badan dan tinggi yang normal
4) Presentase ibu hamil dengan anemia
5) Presentase balita dengan berat badan dan tinggi sesuai
1. Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan
ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya
kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima
tahun dan anak usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang. Prioritas
pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat anak dan ibu dalam
rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak. Pelayanan KIA puskesmas
terdiri dari :
1) Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah puskesmas

14
2) Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah
Tujuan Umumnya
Agar terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi penuh
pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu
mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan jarak kehamilan,
melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang kondusif dan sehat,
dengan asuhan antenatal yang ade kuat dengan gizi dan persiapan menyusui
yang baik.
Tujuan Khususnya:
1) Memberikan pelayanan kebidanan dasar kepada ibu hamil termasuk KB
berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas
serta perawatan bayi baru lahir.
2) Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan
neonatal serta m,erujuk ke fasilitasa rujukan primer sesuai kebutuhan.
3) Memantau cakupan pelayanan kebidanan dasar dan penanganan
kedaruratan kebidanan neonatal
4) Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan
5) Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
dalam upaya KIA
6) Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir
yang meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi tetap hangat,
menyusui dini dan eksklusif, mencegah interaksi serta tata laksana
neonatal sakit.
7) Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra
sekolah yang meliputi perawatan bayi baru lahir, pemeriksaan kesehatan
rutin, pemberian imunisasi dan upaya perbaikan gizi.
8) Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi tumbuh
kembang pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang meliputi
perkembangan motorik, kemampuan berbicara dan kognitif serta
sosialisasi dan kemandiriran anak.
9) Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang berobat ke
fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya.
2. Kesehatan Anak Usia Sekolah

15
Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan serta membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang
berada di sekolah dan perguruan agama. Anak usia sekolah ( 7-21 tahun ) sesuai
proses tumbuh kembang di bagi 3 kelompok yaitu :
1) Pra remaja ( 7-9 tahun )
2) Remaja ( 10-19 tahun )
3) Dewasa muda ( 20-21 tahun )
Tujuan Umumnya:
Meningkatkan derajat peserta didik, sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan Khususnya:
1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsisp hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan sekolah, perguruan agama, rumah tangga maupun di lingkungan
masyarakat.
2) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalah
gunaan narkotika dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dan sebagainya.
3) Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi peserta didik
sekolah dan diluar sekolah.
4) Terciptanya lingkungan kehidupan sehat di sekolah.
Sasarannya adalah masyarakat sekolah di tingkat pendidik dasar sampai
dengan tingkat pendidikan menengah termasuk perguruan agama beserta
lingkunganya.
3. Kesehatan Remaja
Adalah pembinaan yang meliputi perencanaan, penilaian, bimbingan dan
pengendalian segala upaya untuk meningkatkan status kesehatan remaja dan
peningkatan peran serta aktif remaja dalam perawatan kesehatan diri dan
kesehatan keluarga dengan dukungan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Tujuan umum:
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat remaja sebagai unsur kesehatan
keluarga guna membina kesehatan diri dan lingkunganya dalam rangka
meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan peran aktif nya dalam pembangunan
nasional.

16
Tujuan Khusus:
1) Meningkatkan pengetahuan remaja tentang perkembangan biologik yang
terjadi pada dirinya.
2) Menurunnya angka kehamilan dikalangan remaja
3) Menurunnya angka kematian bayi dan ibu akibat kehamilan remaja
4) Menurunnya angka kejadian penyakit akibat hubungan seksual di kalangan
remaja
5) Meningkatnya peran serta aktif keluarga dan masyarakat dalam upaya
pembinaan kesehatan remaja
Sasaran untuk wilayah puskesmas:
1) Sasarana Remaja
2) Sasaran Pembina Remaja
3) Sasaran Pengelola Kegiatan
4. Keluarga Berencana
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas.
Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan
pasangan usia subur dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu
kehamilan serta jarak antara kehamilan guna menurunkan angka kelahiran
nasional.
Tujuan Umum:
Terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan penuh bagi pengguna jasa
pelayanan dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur
mempunyai kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan jarak
antara kehamilan guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Tujuan Khusus:
1) Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada
pasangan usia subur dan keluarganya.
2) Memberikan pertolongan pertama penanganan efek samping dan kegagalan
metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan
kebutuhan.
3) Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metode kontrasepsi.

17
4) Menigkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan.
5) Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
dalam upaya KB.
6) Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon pasangan usia
subur serta anggota keluarga yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan fungsi reproduksinya.
Sasaran Pelayanan KB:
1) Pasangan usia subur
2) Calon pasangan usia subur
3) Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa menopause
4) Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas
5) WUS yang datang pada pelayanan rawat jalan puskesmas yang dalam fase
intervensi pelayanan KB
E. Perbaikan Gizi Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan yang dilakukan sudah
berjalan dengan baik tapi ada satu kegiatan yang harus dilakukan pemantauan setiap
waktunya yaitu penangganan status gizi buruk balita dan KEK ibu hamil sehingga
belum mencapai target yang diharapkan pihak puskesmas.
Menurut peneliti, program gizi masyarakat merupakan program pelayanan
kesehatan di puskesmas yang berhubungan langsung dengan kesehatan gizi ibu dan
anak, yaitu pemberian vitamin A, monitoring ASI Eksklusif, pemberian Fe pada ibu
hamil, pemantauan status gizi buruk dan KEK pada ibu hamil baik dan lain
sebagainya. Hasil evaluasi yang didapatkan bahwa program ini sudah berjalan dengan
baik sesuai yang diharapkan puskesmas, walapun masih ada satu program yang perlu
dilakukan pemantauan setiap waktunya agar menurunkan angka kejadiannya yaitu
status gizi buruk pada balita.
Penelitian ini sesuai dengan pendapat (Efendi Rustam, 2013), yang
mengatakan bahwa kegiatan mengupayakan peningkatan statusgizi masyarakat
dengan pengelilaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan
peran serta aktif masyarakat. Program baik berupa Upaya dan Pencegahan dan
penangulangan Perbaikan Gizi di Puskesmas meliputi; upaya perbaikan gizi keluarga,
upaya perbaikan gizi Institusi, upaya penanggulangan kelainan gizi, pencegahan dan
penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium, pencegahan dan
penanggulangan anemia besi,pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi

18
protein dan kurang energi kronis, pencegahan dan penanggulangan kekurangan
vitamin A, pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikrolain, dan
pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih antara lain dengan memberikan
kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.
F. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan
Sistem kesehatan mencakup keseluruhan organisasi, orang, dan berbagai
kegiatan yang memiliki tujuan utama mempromosikan dan merawat kesehatan.
Dengan pelayanan kesehatan yang baik dapat memberikan keselamatan serta kualitas
pelayanan yang dapat mengurangi pemborosan sumber daya. Keberadaan sistem
kesehatan sangat kompleks dan interaksi antar komponen sistem (sub sistem) dapat
bersifat predictable dan unpredictable.6 Interaksi antara sub sistem kesehatan sangat
kompleks yang dipengaruhi oleh latar belakangdan jaringan sosial. Oleh karena itu,
sangat diperlukan pendekatan yang komprehensif untuk mencermati interaksi dinamis
tersebut.7
Pemberian pelayanan merupakan karakteristik dari pelayanan yang diberikan
kepada konsumen atau pasien. Untuk memberikan pelayanan yang baik, maka
ekspektasi dan kebutuhan customer yang bersifat relatif merupakan komponen
penting yang harus diperhatikan. Dalam strategi pelayanan secara umum ada tiga
aspek yang diperhatikan yaitu meliputi konsep pelayanan (service concept); berkaitan
dengan paket pelayanan yang akan diberikan, desain sistem pemberian pelayanan;
berkaitan dengan bagaimana mendelivery konsep layanan yang ada; target pasar,
pasien, atau konsumen, siapa yang menjadi pelanggan. Dalam konteks desain sistem
pemberian layanan mencakup aspek struktur berkaitan dengan aspek fisik, peralatan
dan fasilitas, infrastruktur merupakan peran dari masing-masing provider yang
mencakup job design, kebijakan, serta skill yang dibutuhkan, dan integrasi dengan
bagaimana koordinasi antara struktur dan infrastruktur untuk menjembatani
rantai supply pelayanan dan mekanisme adaptasi.8
Sistem pemberian pelayanan meliputi empat hal penting yang harus
diperhatikan yaitu budaya layanan berkaitan dengan kebiasaan, visi misi, dan nilai
dalam suatu organisasi, keterlibatan karyawan berkaitan dengan sikap dan perilaku
karyawan, kualitas layanan mencakup strategi, proses, dan sistem manajemen kinerja,
dan pengalaman customer berkaitan dengan persepsi dan faktor konsumen
mempengaruhi terhadap pemilihan layanan.
Penyembuhan Penyakit

19
1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan untuk
mengembalikan status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh akibat penyakit
dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat.
2) Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan di fasilitas pelayanan kesehatan perorangan tingkat
pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga.
3) Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau
ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.

20
BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas Ujung Berung Indah

Program promosi kesehatan dikelola oleh promotor kesehatan, tetapi tenaga


kesehatannya bukan asli lulusan promosi kesehatan karena belum mempersiapkan
promosi kesehatan di puskesmas. Jika seorang promotor bukan asli lulusan promosi
kesehatan, maka akan diadakan pelatihan terlebih dahulu sekitar 3 bulan. Pegawai
promotor kesehatan di rekrut selama satu tahun sekali karena belum mempunyai
pegawai tetap untuk promotor kesehatan. Tenaga promosi kesehatan diangkat menjadi
tenaga khusus, penggajiannya dialokasikan menggunakan BOP (Bantuan Operational
Puskesmas).

Jangka waktu untuk melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas ini adalah


continue selama satu tahun. Kegiatannya dibagi menjadi 2, yaitu diluar gedung dan
didalam gedung. Untuk diluar gedung, contohnya adalah edukasi, sosialisasi,
penyuluhan, famflet, pemutaran film tentang kesehatan, atau bisa juga dalam suatu
acara contohnya dalam acara pengajian dan dikelompok-kelompok rentan. Sedangkan
di dalam gedung contohnya edukasi penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Sehat dan
Bersih) terhadap pengunjung yang datang ke puskesmas, ke institusi, atau ke tempat-
tempat umum. Dalam melaksanakan promosi kesehatan, seorang promotor
memerlukan sebuh media. Alasan harus memakai media adalah :

1. Media dapat mempengaruhi penyampaian informasi


2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
3. Dapat memperjelas informasi
4. Dapat mepermudah pengertian, dll.

Penggolongan media promosi kesehatan :

a. Dari aspek bentuk umum penggunaannya


 Bahan bacaan : modul, buku rujukan, folder, majalah, dll
 Alat peraga : poster tunggal, poster seri, pemutaan film, dll.
b. Aspek cara produksi
 Media cetak : buku pedoman, modul, booklet, folder, dll

21
 Elektronika : audio, video, CD, DVD, slide, dll.
c. Aspek sifat perangkat
 Perangkat keras : projector , video player
 Perangkat lunak : slide film, transparan, dll
d. Pembagian secara garis besar :
1. Media cetak : media statis dan mengutaman pesan-pesan visual. Fungsi
utamanya adalah unuk memberikan informasi dan menghibur.
Kelebihan : tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak tinggi, tidak
perlu listrik
Kelemahan : mudah terlipat, media ini tidak dapat mensstimulir efek suara
dan efek gerak.
2. Media elektronika : suatu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan
dapat didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
elektronika
Kelebihan : sudah dikenal masyarakat, mengikut sertakan semua panca
indra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar
bergerak.
Kelemahan : biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik, perlu persiapan
matang, perlu terampil dalam pengoperasian.
3. Media luar ruang : media yang menyampaikan pesannya diluar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara gratis.
Kelebihan : sebagai informasi umum dan hiburan, lebih mudah dipahami,
bertatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar
Kelemahan : biaya lebih tinggi, peralatan selalu berkembang dan berubah,
memerlukan alat canggih untuk produksinya.

Pola kerja : PERMENKES 75/2014 bahwa promosi kesehatan merupakan


program essensial (pokok) yang harus ada di puskesmas dan dilaksanakan oleh orang
fungsional promosi kesehatan.

Tugas pokok : menyiapkan dan melaksanakan kegiatan promosi kesehatan,


penyebarluasan informasi kesehatan, pengembangan sumberdaya kesehatan dan
upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

22
Fungsi promosi kesehatan :
1. Menyusun konsep petunjuk teknis kegiatan penyebarluasan informasi kesehatan,
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
2. Melaksanakan penyebarluasan informasi kesehatan dan promosi kesehatan.
3. Melaksanakan pengembangan sumberdaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan
4. Mengumpulkan, mengolah, menganilisis, dan mengevaluasi data pendukung
sebagai bahan penunjang perencanaan dan pelaksaan program promosi kesehatan
5. Melaksanakan bimbingan dan pengadilan teknis promosi kesehatan yang
dilaksanakan oleh lintas program, lintas sektoral, masyarakat dan swasta.
6. Melaksanakan kegiatan dan pembinaan dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menjamin pemeliharaan kesehatan/JPKM
7. Menyelenggarakan pembinaan dalam promosi kesehatan, pengembang
sumberdaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat ke puskesmas.
8. Menyelenggarakan pembinaan, monitoring dan evaluasi upaya kesehatan institusi
dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
9. Melaksanakan program gerakan sayang ibu (GSI) dan desa siaga.
10. Menyusun kebutuhan, pelatihan dan konsultasi teknis
11. Mengupayakan berbagai sumber anggaran sesuai dengan tupoksinya
12. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan petunjuk atasan,

Sasaran dari promosi kesehatan sendiri adalah seluruh lapisan masyarakat.


Capaian pada tahun 2020 adalah masyarakat sudah banyak mengalami perubahan
menjadi lebih baik, tetapi dalam Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) masyarakat
masih agak sulit untuk berubah. Ini dikarenakan faktor dari internal contohnya adalah
rokok dan dari tahun ketahun peningkatan PHBS tidak lebih dari 5% peningkatannya.
Penyakit terbanyak yang ditangani oleh Puskesmas Ujung Berung Indah ini adalah
penyakit ISPA.

Salah satu tugas promotor adalah untuk mengubah pola hidup masyarakat agar
lebih baik. Ketika ada salah satu pasien yang berkunjung ke Puskesmas dan penyakit
yang dideritanya didasarkan oleh lingkungan, maka akan dikonsultasikan kepada
promotor. Setelah itu, promotor akan terjun langsung ke wilayah tersebut dan
memberikan edukasi-edukasi tentang PHBS.

23
Tanggapan dari masyarakat sendiri saat diadakan promosi kesehatan sangatlah
antusias. Banyak warga yang aktif bertanya setelah pemaparan materi.

Stategi promosi kesehatan agar bisa terlaksana yaitu dengan cara :

1. Melihat kondisi sebelumnya


2. Berkoordinasi lintas program dengan sektor
3. Memberdayakan peran serta masyarakat
4. Mempengaruhi orang lain agar melakukan PHBS
5. Menggunakan metode-metode canggih agar tidak bosan.

Target promosi kesehatan yang sudah tercapai adalah :

1. KIP/K : komunikasi interpersonal dan konseling 5% dari pengunjung puskesmas


2. Penyuluhan dalam gedung 8 kali dalan waktu 1 bulan
3. Penyuluhan luar gedung 44 kali dalam waktu 1 bulan
4. Penyuluhan kunjungan rumah 50% dari KIP/K

Target promosi kesehatan yang belum tercapai adalah :

1. Cakupan instutisi kesehatan berPHBS 100% di puskesmas induk 1


2. PHBS ditatanan rumah tangga 70%
3. Pembinaan posyandu purnama dan mandiri 65%
4. Pembinaan RW siaga aktif 60%

B. Analisis Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas UBI

Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menompang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Program kesehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan


melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan lingkungan dengan meningkatkan peran serta
masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.

Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi sebagai penggerak


pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada

24
masyarakat, sebagai sarana layanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan
yang sehat sesuai standart dan persyarakat.

A. TUJUAN PROGRAM

Sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan Program kesehatan lingkungan di


wilayah Puskesmas.

B. SASARAN PROGRAM

Sasaran dari program ini adalah Petugas yang menangani kegiatan-kegiatan yang di
Program Kesehatan Lingkungan.

C. RUANG LINGKUP PROGRAM

Ruang lingkunp Program Kesehatan Lingkungan yang meliputi

1. Kegiatan di dalam gedung puskesmas meliputi :

 Pemantauan kesehatan lingkungan puskesmas

Kegiatan yaitu pemantauan lingkungan fisik puskesmas

 Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan

Pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain

Pemantauan bahan berbahaya yang ada di puskesmas

2. Kegiatan di luar gedung puskesmas

Pemeriksaan dan pembinaan TTU

Pemeriksaan dan pembinaan TPM

Pemeriksaan dan pembinaan TP2

Kegiatan penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah Dasar

Penyuluhan stop BABS

Monitoring pemicuan stop BABS

Pendampingan penyusunan rencana kegiatan STBM [Sanitasi Berbasis Masyakarat]

Pemantauan kualitas air bersih dan air minum

25
Penyuluhan CLTS

Monitoring CLTS

Kamopanye Higiene Sanitasi

D. BATASAN OPERASIONAL

Kesehatan lingkungan, adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan


lingkungan yang terdiri dari kegiatan : monitoring pemicuan stop BABS, pemantauan
kualitas air minum dan air bersih, penyuluhan stop babs, pendampingan penyusunan rencana
kegiatan STBM, pemeriksaan dan pembinaan TTU, pemeriksaan dan pembinaan TPM,
pemeriksaan dan pembinaan TP2, penyuluhan CTPS, penyuluhan CLTS, monitoring CLTS
dan kampanye Higiene Sanitasi dan sekolah.

1) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular


A. Pengertian
1. Penyakit Menular
Adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang
berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan
kepada pejamu (host) yang rentan.
Contohnya : TBC, HIV/AIDS,
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan bagi penyakit yang
disebutkan namun kekurangannya pada pasien HIV/AIDS belum bisa
melakukan sebagaimana mestinya sesuai SOP perawatan HIV/AIDS
dikarenakan obat-obatan ,tenaga medis yang kurang ditambah dengan fasilitas
yang belum memadai. Bisa dilihat di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/fasyankes?unit=1031225#

2. Kejadian Luar Biasa (KLB)


Adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan
mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat, atau
menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang
berarti (bermakna) dari kejadian kesakitan/kematian tersebut kepada
kelompok penduduk dalam kurun tertentu.
Contohnya : SARS-Cov2, Demam Berdarah (DBD), Malaria

26
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan bagi penyakit yang
disebutkan seperti contohnya pada DBD pihak dari puskemas sering
mengadakan penkes seperti Waspada Demam Berdarah Dangue (DBD) dan
cegah dengan Pemberantasn Sarang Nyamuk (PSN) 3M +, yaitu :
1. Menyikat tempat penampungan air ( mencegah menempel dan menetasnya
telur nyamuk di dinding penampungan).
2. Menutup penampungan air, agar nyamuk tidak dapat bertelur di permukaan.
3. Mendaur ulang barang bekas dan jangan biarkan ada air yang terggenang.

Nyamuk DBD menggigit/menghisap darah pada pagi dan malam hari. Jangan
lupa memakai lotion anti nyamuk serta gunakan pakaian yang menutupi
hampir seluruh tubuh. Di dalam rumah jangan gantung baju yang sudah
pernah dipakai, yang akan memancing nyamuk berlindung
http://www.findglocal.com/ID/Bandung/924103994291834/UPT-Puskesmas-
Ujungberung-Indah
Dan pada SARS-Cov2 adanya penkes perilaku PHBS, Memakai masker,
Sosial Distancing dan bisa dilihat pada akun sosial medianya https://id-
id.facebook.com/puskesmasubi/
Namun kekurangannya pada pasien SARS-Cov2 belum bisa melakukan
sebagaimana mestinya sesuai SOP perawatan SARS-Cov2 dikarenakan obat-
obatan ,tenaga medis yang kurang ditambah dengan fasilitas yang belum
memadai. Bisa dilihat di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/fasyankes?unit=1031225#

3. Wabah Penyakit Menular


Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (U.U.
No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang menular).
Contohnya : SARS-Cov2, ISPA, Flu Burung
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan bagi penyakit yang
disebutkan seperti contohnya pada ISPA pihak dari puskemas sering
mengadakan penkes seperti memberitahu bahaya merokok, menyarankan agar
adanya ventilasi pada rumah yang cukup, dan pada SARS-Cov2 adanya

27
penkes perilaku PHBS, Memakai masker, Sosial Distancing dan bisa dilihat
pada akun sosial medianya https://id-id.facebook.com/puskesmasubi/
Namun kekurangannya pada pasien SARS-Cov2 belum bisa melakukan
sebagaimana mestinya sesuai SOP perawatan SARS-Cov2 dikarenakan obat-
obatan ,tenaga medis yang kurang ditambah dengan fasilitas yang belum
memadai. Bisa dilihat di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/fasyankes?unit=1031225#

4. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)


Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya :
a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-
pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat
yang memadai termasuk rujukan.
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan seperti
penolongan pertama, dan rujukan akan tetapi untuk dukungan tenaga
belum terlalu memadai.

b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi


pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB
diare, dsb.
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan ke stiap warga
untuk melakukan 3M memutus rantai DBD yang memang seringkali
terjadinya peningkatan selama musim hujan, selain itu melihat kondisi
kesehatan masayarakat berdasarkan tempat tinggal apakah mempunyai
fasilitas yang sehat terdiri dari kamar mandi bersih, sumber air yang
bersih, dll.

c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan,


pengamatan/pemantauan (surveinlans ketat) dan logistik.
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan banyak
penyuluhan yang dilakukan demi menunjang kesehatan masyarakat, bisa
dengan mendatangi rumah warga langsung atau memakai media seperti
lefleat, sosial media dan lain-lain.

28
5. Program Pencegahan
Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat,
yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui
kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan penyuluhan ,serta
adanya imunisasi dari mulai balita, selain itu di tunjang dengan KMS.

6. Cara penularan penyakit menular


Dikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu:
a. Penularan secara kontak
b. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang
tercemar.
c. Penularan melalui vector
d. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato.
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan seperti hal yang
diatas sudah banyak sekali dilakukan penyuluhan apalagi ditambahnya
dengan SARS-Cov2 lebih gencar melakukan penyuluhan penularan secara
kontak maupun droplet.

7. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular


Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan
terhadap kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem
kewaspadaan dini. Secara singkat dapat dikatakan: Pengumpulan
Data/Informasi Untuk Menentukan Tindakan (Surveillance For Action).
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah pengumpulan data/informasi selalu
dicatat agar melihat grafik naik turunnya suatu penyakit tersebut.

B. Program Pemberantasan Penyakit Menular


a. Program Imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC.
c. Program malaria dengan angka insiden malara (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan pneumonia

29
e. Program diari meliputi frekuensi penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Program Surveilans
h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah.
Pada Puskesmas Ujung Berung Indah sudah ada tindakan semua yang
disebutkan untuk menanggulangi atau pemutus rantai suatu penyakit yang
memang dikatakan banyak diderita oleh banyaknya orang.

C. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi


A. Pengertian

Kesehatan Keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtra dari
suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya (UU RI no 23 th 1992).

Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh. Bukan
hanya bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.(WHO).

B. Tujuan
1. Tujuan umum

Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur


biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam
mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan kualitas
hidup keluarga.

2. Tujuan Khusus

1. Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan memecahkan masalah
kesehatan keluarga dan masalah reproduksi.
2. Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan kesehatan
reproduksi, manfaat dan resiko dari: obat, alat, perawatan, tindakan serta kemampuan
memilih kontrasepsi dengan tepat.
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas.

30
4. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif.
5. Kehamilan dap persalinan yang direncanakan dan aman.
6. Pencegahan dan penanganan engguguran kandungan yang tidak dikehendaki.
7. Pelayanan infertilitas.
8. Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di usia lanjut pada
usia lanjut penapisan masalah malignasi.

C. Kebijaksanaan Penyelenggaraan Pembinaan Kesehatan Keluarga dan


Reproduksi

Sesuai dengan intervensi nasional penanggulangan masalah kesehatan reproduksi di


indonesia berdasarkan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara-negara Asia
Tenggara, maka kegiatan pelayanan reproduksi adalah:

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Kesehatan Anak Usia Sekolah

3. Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan PMS (Penyakit Menular


akibat Hubungan Seks, HIV/AIDS).

4. Keluarga Berencana

5. Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas).

D. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan program di wilayah kerja dinilai dari:

1) Angka Kematian Bayi

2) Angka Kematian Ibu

3) Prosentase Ibu Hamil Yang Mempunyai Berat Badan Dan Tinggi Yang Normal.

4) Prosentase Ibu Hamil Dengan Anemia.

5) Prosentase Balita dengan berat badan dan tinggi sesuai umur

31
Adapun langkah-langkah analisis masalah kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut :

1. Mengenal masalah kesehatan reproduksi :

 Tentukan masalah kesehatan reproduksi, masalah determinan/faktor-faktor kesehatan


kesehatan reproduksi, dan masalah program kesehatan kesehatan reproduksi yang
akan dipecahkan;
 Kalau ada lebih dari satu masalah, tetapkan mana yang prioritas.
2. Mengenal penyebab masalah Kesehatan Reproduksi Penyebab masalah yang
dimaksud dekelompokkan ke dalam penyebab masalah kesehatan reproduksi, penyebab
faktor/determinan kesehatan reproduksi dan masalah program kesehatan reproduksi.
3. Mengenal sifatnya masalah kesehatan reproduksi

4. Mengenal epidemiologi masalah

Program KIE Kesehatan Reproduksi yang berhasil ialah yang memfokuskan pada
perilaku sasaran (target sasaran) yang terbatas jumlahnya.. Dalam berusaha merubah
perilaku, mahasiswa harus memperkecil jumlah perilaku ideal dan memilih target perilaku
yang merupakan inti program Kesehatan Reproduksi.

Memilih target behavior merupakan suatu proses eliminasi. Artinya, mahasiswa


menghilangkan perilaku yang tidak jelas dampaknya terhadap masalah yang sedang ditangani
atau tidak feasible dilaksanakan oleh target sasaran. Memilih target behavior juga merupakan
proses negosiasi. Artinya, untuk memilih target behavior, mahasiswa harus mengadakan
negosiasi dan pembahasan dengan target sasaran dan pemuka masyarakat lainnya yang
terkait. Semua perilaku harus digambarkan secara jelas, sederhana dan spesifik. Semua
kegiatan pokok dalam berperilaku tersebut harus disebutkan.

Menetapkan Sasaran KIE Kesehatan Reproduksi


Setelah melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi dan perilaku, langkah
berikutnya ialah menetapkan sasaran. Di dalam KIE Kesehatan Reproduksi, yang dimaksud
dengan sasaran ialah individu atau kelompok yang dituju oleh program KIE Kesehatan
Reproduksi. Sasaran ditetapkan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan dan perilaku.

32
Agar lebih efektif, KIE Kesehatan Reproduksi haruslah ditujukan kepada sasaran yang
spesifik yaitu sasaran yang mempunyai ciri yang serupa dan berkaitan dengan masalah yang
akan dipecahkan melalui KIE. Sasaran yang spesifik disebut segmen sasaran dan tindakan
kita membagi-bagi sasaran menjadi segmen-segmen sasaran disebut segmentasi sasaran.
Segmentasi sasaran yang banyak dipakai dewasa ini adalah sebagai berikut :

1. Sasaran Primer

Yaitu individu atau kelompok yang : (a) Terkena masalah, (b) Diharapkan akan
berperilaku seperti yang diharapkan, (c) Akan memperoleh manfaat paling besar dari
hasil perubahan perilaku. Seringkali sasaran primer masih dibagi-bagi lagi dalam
beberapa segmen, sesuai keperluan. Segmentasi ini bisa berdasarkan :

• Umur : remaja, wanita usia subur, usia lanjut, dsb;

• Jenis kelamin (seks) : pria dan wanita;

• Pendidikan : buta huruf, tingkat SD, SLTP, SLTA, Akademi, Perguruan


Tinggi;

• Status sosial ekonomi : orang miskin, orang kaya;

• Tahap perkembangan reproduksi : ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui;


2. Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok individu yang berpengaruh atau
disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-
pesan yang disampaikan kepada sasaran primer.

3. Sasaran Tersier

Ini mencakup para pengambil keputusan, para penyandang dana, dan lain-lain pihak
yang berpengaruh. Sasaran tersier juga masih bisa dibagi lagi dalam segmen-segmen
yang lebih kecil, misalnya berdasarkan :

• Tingkatannya : kecamatan, desa, keluarga, dsb.

• Bidang pengaruhnya : agama, politif, profesi, dsb.

https://fk.uns.ac.id/static/filebagian/KESPRO.pdf

33
D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS UJUNG BERUNG
INDAH

Hasil analisis dari program six basic pada bagian Perbaikan Gizi Masyarakat yang ada di
Puskesmas Ujung Berung Indah berikut ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan :

1. Tim UKS UPT Puskesmas Ujungberung indah melakukan pemeriksaan kesehatan


siswa di Ponpes Samsul Ulum sebagai ajang Penyuluhan kesehatan, skrinning PTM,
pemeriksaan SDQ usia 11-18 taun, skrining kesehatan indera dan Inspeksi kesling di
institusi pendidikan
2. Program GERTAK CANTIK "Gerakan Serentak Ciptakan Lingkungan Bebas Jentik
yh lagi jorjoran digalakkan di UPT PKM Ujungberung Indah
3. Pelatihan kader STBM Kec. Ujungberung
4. Melakukan deteksi dini IVA test.
IVA TEST adalah pemeriksaan yang sangat sederhana sebagai deteksi awal kanker
serviks bagi wanita Usia subur hanya dengan mengoleskan Asam cuka ke mulut
rahim maka akan diketahui apakah seorang wanita sehat ataukah ada indikasi untuk
pemeriksaan.
5. Guna mencapai visi upt puskesmas ujungberung indah yaitu "Mewujudkan
masyarakat sehat dan mandiri di Kecamatan Ujungberung tahun 2020"
6. Melaksanakan vaksin DIFTERI ke sekolah yang berada di kecamatan Ujung Berung.
7. Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di UPT Puskesmas Ujungberung Indah
8. Pelatihan pengumpulan data kia (kesehatan ibu dan anak) dan gizi berbasis
web/internet pada kader posyandu di kecamatan ujungberung bandung
Berdasarkan hasil kegiatan program PPM OKK ini didapat data hampir
seluruhnya (96%) ibu kader memiliki dan menggunakan telepon seluler. Para kader
juga telah mengerti dan dapat menggunakan internet untuk keperluan sehari-hari.
Selain itu kader juga mau dan ingin berpartisipasi dalam proses pengiriman data
melalui internet.

E. Analisa penyembuhan penyakit dan pelayanan kesehatan

Di UBI dengan pengobatan rawat jalan :

34
1. Sedangkan Prosedur pendaftaran berobat, Pasien datang ke
UPT.PUSKESMAS lalu ke SUBBAG tata usaha pasien menunjukan kartu pasien
pada petugas SUBBAG tata usaha.

2. Petugas SUBBAG tata usaha mencatat data pendaftaran pasien berobat pada
buku register.

3. Kemudian SUBBAG tata usaha mencari dan mengambil kartu rekam medis
berdasarkan no Kartu pada kartu pasien di arsip.

4 Setelah itu SUBBAG tata usaha mengambalikan kartu pasien ke pasien dan
memberikan kartu rekam medis ke dokter.

5. Setelah dokter mengisi data rekam medis di kartu rekam medis, setelah itu
kartu rekam medis di berikan pada SUBBAG tata usaha.

6. Kemudian SUBBAG tata usaha mencatat data rekam medis pada buku register
dan menyimpan kembali kartu rekam medis ke arsip kartu rekam medis .

7. SUBBAG tata usaha membuat laporan kunjungnan pasien sebanyak 2 rangkap


berdasarkan pada buku register yang 1 untuk di serahkan pada pimpinan dan satu
lagi di arsipkan .

8. Kepala UPT.PUSKESMAS menerima laporan kunjungan pasien.

Promosi kesehatan

35
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Promosi Kesehatan

Kesimpulan

Puskesmas Ujung Berung Indah terletak di wilayah kecematan Ujung berung Kota
Bandung. Buka setiap hari senin – sabtu pukul 08.00 – 14.00 dengan jumlah 2 dokter umum.
Kepala puskesmas bernama bapak H.Suroyo S.Ip M.kes dan promotornya bernama ibu iska
Natalia A.md.kep

Tupoksi dari promosi kesehatan adalah meningkatkan strata untuk hidup bersih dan sehat.
Sasaran dari promosi kesehatan ini adalah seluruh lapisan masyarakat. Target dari promosi
kesehatan ini rata – rata sudh tercapai, namun dalam PHBS peningkatan angkanya dari tahun
ke tahun sangatlah sedikit, salah satu faktornya adalah merokok. Yang terjun langsung dalam
program promosi kesehatan bukan hanya seorang promotor tetapi petugas – petugas
puskesmas yang lainnya berhubungan ikut turun langsung. Di adakannya promosi kesehatan
ini adalah continue dalam waktu yang tidak di tentukan. Biayanya sendiri sudah di anggarkan
dari BOP atau biaya oprasional puskesmas. Melihat antusiasnya warga ketika di adakannya
promosi kesehatan sangat menambah semangat para promotor untuk tetap semnagat untuk
meningkatkan PHBS.

Saran

Untuk jangka waktu promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, pencegahan


pemberantasan penyakit menular, kesehatan keluarga, dan reproduksi, perbaikan gizi
masyarakat, penyembuhan penyakit dan pelayanan kesehatan sebaiknya memiliki rentang
waktu yang konstan agar bisa di tinjau lebih baik hasilnya.

2. kesehatan lingkungan

kesimpulan

kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis

36
saran

1) tidak mencerimari air dengan membuang sampah di sungai

2) mengurangi penggunaan kendaraan umur

3) mengelolah tanah sebagaimana mestinya

4) menanam tumbuhan pada lahan – lahan kosong

3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular

Kesimpulan

Perbedaan penyakit menular dan tidak menular memerlukan pendekatan epidemiologi


tersendiri. Mulai dari penentuan sebagai masalah kesehatan masyarakat sampai pada upaya
pencegahan dan penangulangannya. Penyakit menular umumnya diagnosisnya, rantai
penularannya jelas, banyak di temui di negara berkembang agak mudah mencari
penyebabnya penyakit tidak menular banyak di temui di negara industry tidak ada rantai
penularan, diagnosisnya sulit dan membutuhkan biaya yang relative mahal.

Saran

Sebagai penulis kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
sebagai penulis kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
sempurnanya makalah ini.

4. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi

Kesimpulan

Saran

5. Perbaikan gizi masyarakat

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari profil ini adalah bahwa program – program yang ada sudah
ada yang mencapai target meski sebagian belum mencapai target yang di harapkan. Program
yang sudah mencapai target seperti Fe1, vitamin untuk balita dan bufas dan lain lain.
Sedangkan program yang belum mencapai target seperti Fe3 dan lain – lain.

37
Saran

Melihat kesimpulan di atas di harapkan di tahun berikutnya program yang sudah


tercapai tetap di pertahankan, sedangkan program yang belum tercapai bisa tercapai dengan
di sertai inovasi yang baru.adanya profil ini masih banyak memiliki kekurangan sehingga di
harapkan saran yang membangun untuk penyempurnaan profil berikutnya, seperti kata
pepatah “tak ada gading yang tak retak”.

Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko menderita


kelainan gizi antara lain.

6. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan

Saran

Sasaran pelayanan medik rawat jalan yang diselenggarakan Puskesmas adalah semua
anggota masyarakat dengan tidak memandang umur, dan tidak membedakan strata sosial.

38
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi. Shafira. 2016. PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS.


https://www.academia.edu/36358918/PROMOSI_KESEHATAN_DI_PUSKESMAS_.
Diakses pada tanggal 23, februari 2021 pukul 19. 34

http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/kesehatan-dasar-basic-six-6-
program.html?m=1 Diakses pada 23 Februari 2021 jam 19.50 WIB

https://dinkes.agamkab.go.id/?agam=informasi&se=detil&id=513
https://www.google.co.id/url?q=https://persi.or.id/wp-
content/uploads/2020/11/kmk422007.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwivq83_gYDvAhXb8XMBH
QrFCfMQFjABegQICxAB&usg=AOvVaw0_48PTWlERBH6AGJATwvbx
https://fk.uns.ac.id/static/filebagian/KESPRO.pdf

Pemerintah Kota Bandung. Profile Kecamatan Ujungberung [Internet]. Bandung; 2017.


Available from: http://ujungberung.bandung.go.id/profile

http://www.findglocal.com/ID/Bandung/924103994291834/UPT-Puskesmas-Ujungberung-
Indah https://www.picuki.com/location/upt-puskesmas-ujungberung-indah/1028285309

https://www.academia.edu/36294726/KESEHATAN_LINGKUNGAN

https://rumahdaunmuda.blogspot.com/2017/10/pedoman-program-kesehatan.html?m=1

http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/fasyankes?unit=1031225#
http://www.findglocal.com/ID/Bandung/924103994291834/UPT-Puskesmas-Ujungberung-
Indah
https://id-id.facebook.com/puskesmasubi/
http://manajemen-pelayanankesehatan.net/naskah-akademis-sistem-kesehatan-provinsi-
riau/bab-ii-sistem-kesehatan-dan-pelayanan-kesehatan/
https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=47567

39

Anda mungkin juga menyukai