Anda di halaman 1dari 4

Deskripsi

PERTEMUAN KE 5 KELAS 10 ( RPL1,RPL2, RPL3, TKR9 ) DEMOKRASI PANCASILA DAN


PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU DAN
MASA REFORMASI

Indikator

1.  Peserta didik mampu menentukan peran pelajar, mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan politik
dan ketatanegaraan Indonesia pada orde reformasi dengan benar.
2. Peserta didik mampu menyimpulkan peran pelajar, mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan
politik dan ketatanegaraan Indonesia pada orde reformasi dengan tepat.
3. Setelah berdiskusi, peserta didik mampu menyampaikan hasil diskusi tentang peran pelajar,
mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia pada orde
reformasi dengan percaya diri.
4. Peserta didik mampu mengkaji kemudian mempresentasikan tentang peran pelajar, dan pemuda
dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia pada orde reformasi dengan percaya diri.
 

Materi Utama
Pendahuluan :
1. Reformasi Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan dilanjutkan doa
2. Guru menegaskan kembali tentang topik dan tujuan pembelajaran tentang  Demokrasi
Pancasila dan perkembangan politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa Orde Baru
dan Masa Awal Reformasi

Materi Inti :

MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU   


1.    Perkembangan politik pada masa Orde Baru
Dalam melaksanakan langkah-langkah politiknya, Letjen Soeharto berlandaskan pada
Supersemar. Agar dikemudian tidak menimbulkan masalah, maka Supersemar perlu diberi
landasan hukum.
Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 maka dibentuk Kabinet Ampera pada tanggal
25 Juli 1966. Pembentukan Kabinet Ampera merupakan upaya mewujudkan Tritura yang ketiga,
yaitu perbaikan ekonomi. Tugas pokok Kabinet Ampera disebut Dwi Dharma yaitu menciptakan
stabilitas politik dan stabilitas ekonomi. Program kerjanya disebut Catur Karya, yang isinya
antara lain:
      memperbaiki kehidupan rakyat terutama sandang dan pangan,
      melaksanakan Pemilu,
      melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan nasional
      melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya.
 Di samping membina stabilitas politik dalam negeri, pemerintah Orde Baru juga mengadakan
perubahan-perubahan dalam politik luar negeri. Berikut ini upaya-upaya pembaruan dalam
politik luar negeri.
1.    Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBB
Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota PBB. Sebelumnya pada
masa Demokrasi Terpimpin Indonesia pernah keluar dari PBB sebab Malaysia diterima menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Keaktifan Indonesia dalam PBB ditunjukkan ketika
Menteri Luar Negeri Adam Malik terpilih menjadi ketua Majelis Sidang Umum PBB untuk masa
sidang tahun 1974.
2.    Membekukan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC)
             Sikap politik Indonesia yang membekukan hubungan diplomatik dengan RRC disebabkan
pada masa G 30 S/PKI, RRC membantu PKI dalam melaksanakan kudeta tersebut. RRC dianggap
terlalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
3.    Normalisasi hubungan dengan Malaysia
            Pada tanggal 11 Agustus 1966, Indonesia melaksanakan persetujuan normalisasi
hubungan dengan Malaysia yang pernah putus sejak tanggal 17 September 1963. Persetujuan
normalisasi ini merupakan hasil Persetujuan Bangkok tanggal 29 Mei sampai tanggal 1 Juni
1966. Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Adam
Malik, sementara Malaysia dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Tun
Abdul Razak. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan yang disebut Persetujuan Bangkok
(Bangkok Agreement), isinya adalah rakyat Sabah dan Serawak diberi kesempatan untuk
menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam
Federasi Malaysia, pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik,
dan tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan.
4.    Berperan dalam Pembentukan ASEAN
            Peran aktif Indonesia juga ditunjukkan dengan menjadi salah satu negara pelopor
berdirinya ASEAN. Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik bersama menteri luar
negeri/perdana menteri Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand menandatangi kesepakatan
yang disebut Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Deklarasi tersebut menjadi awal
berdirinya organisasi ASEAN.
Dampak Kebijakan Politik Pemerintahan Orde Baru
1)   Dampak Positif Kebijakan Politik Orde Baru
a.       Pemerintahan mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekuatan lembaga kepresiden
yang membuat semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat.
b.      Situasi keamanan pada masa Orde Baru relatif stabil dan terjaga dengan baik, karena
pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang bertentangan dengan Pancasila.
c.       Peleburan parpol yang dilakukan pemerintah, telah memberikan kemudahan untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian parpol.
2)   Dampak Negatif Kebijakan Politik Orde Baru
a.    Terbentuknya pemerintahan Orde Baru yang otoriter, dominatif, dan sentralistik.
b.    Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.
2.     Kebijakan Ekonomi pada Masa Orde Baru           
Pada masa Orde Baru, Indonesia melaksanakan pembangunan dalam berbagai aspek
kehidupan. Tujuannya adalah terciptanya masyarakat adil dan makmur yang merata materiil
dan spirituil berdasarkan Pancasila. Pelaksanaan pembangunan bertumpu pada Trilogi
Pembangunan, yang isinya meliputi hal-hal berikut.
a.         Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial  bagi
seluruh rakyat Indonesia.
b.         Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
c.         Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
 Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan Pola Dasar Pembangunan
Nasional disusun Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang yang meliputi kurun waktu 25-30
tahun. Pembangunan Jangka Panjang (PJP) 25 tahun pertama dimulai tahun 1969 – 1994.
Sasaran utama PJP I adalah terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dan tercapainya struktur
ekonomi yang seimbang antara industri dan pertanian. Selain jangka panjang juga berjangka
pendek. Setiap tahap berjangka waktu lima tahun. Tujuan pembangunan dalam setiap pelita
adalah pertanian, yaitu meningkatnya penghasilan produsen pertanian sehingga mereka akan
terangsang untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari yang dihasilkan oleh sektor industri.
Sampai tahun 1999, pelita di Indonesia sudah dilaksanakan sebanyak 6 kali.
Dalam membiayai pelaksanaan pembangunan, tentu dibutuhkan dana yang besar. Di samping
mengandalkan devisa dari ekspor nonmigas, pemerintah juga mencari bantuan kredit luar
negeri. Dalam hal ini, badan keuangan internasional IMF berperan penting. Dengan adanya
pembangunan tersebut, perekonomian Indonesia mencapai kemajuan. Meskipun demikian, laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup besar hanya dinikmati para pengusaha besar yang dekat
dengan penguasa. Pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan pemerataan dan landasan
ekonomi yang mantap sehingga ketika terjadi krisis ekonomi dunia sekitar tahun 1997,
Indonesia tidak mampu bertahan sebab ekonomi Indonesia dibangun dalam fondasi yang
rapuh. Bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi dan krisis moneter yang cukup berat.
Bantuan IMF ternyata tidak mampu membangkitkan perekonomian nasional. Hal inilah yang
menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya pemerintahan Orde Baru tahun 1998.
3.    Perkembangan sosial budaya pada masa Orde Baru
a.    Revolusi Hijau
b.    Industrialisasi  diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang kokoh dan seimbang
c.    Perkembangan teknologi komunikasi-informasi kaitannya dengan globalisasi
Proses globalisasi berlangsung sejak akhir  abad 20 semakin merasuk dalam kehidupan bangsa
dan telah menimbulkan dampak yang cukup besar terutama dibidang teknologi. Salah satunya
adalah revolusi teknologi telekomunikasi dan komputer. Seiring hadirnya komputer dan
internet merambah dalam kehidupan masyarakat menjadikan Indoesia dikenal sebagai
paguyuban network.
Pada masa Orde Baru terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang bersifat diskriminatif,
seperti Surat Edaran No.06/Preskab/6/67 yang memuat tentang perubahan nama. Dalam surat
itu disebutkan bahwa masyarakat keturunan Cina harus mengubah nama Cinanya menjadi
nama yang berbau Indonesia, misalnya Liem Sioe Liong menjadi Sudono Salim. Selain itu,
penggunaan bahasa Cinapun dilarang.
4.    Perkembangan pendidikan pada masa Orde Baru
Kebijakan pendidikanyang dilakukan pada masa Orde Baru adalah:
a.       Indoktrinasi pancasila melalui pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (P4)
mulai dari pendidikan SD (Sekolah Dasar) hingga perguruan tinggi.
b.      Mendirikan SD (Sekolah Dasar) instruksi presiden untuk pemerataan pendidikan Indonesia
c.       Program B3B (Bebas Buta Aksara, Buta Bahasa Indonesia, dan Buta pengetahuan dasar)
d.      Wajib belajar 6 (tahun tamat SD) dan dilanjutkan 9 tahun (Tamat SLTP)
e.       Pembangunan infra struktur sekolah, laboratorium, perpustakaan, sarana olah raga,
keterampilan, dan kesenian.
f.       Membentuk sukses Gerakan Wajib Belajar, Sukses Gerakan Nasional Orang Tua Asuh
g.      Implementasi kurikulum 1968, kurikulum 1984, dan kurikulum 1994.
 

KESIMPULAN/ PENUTUP

1. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi yang akan  dibahas pada
pertemuan berikutnya
2. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepda Tuhan Yang Maha
Esa bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.
3. Berdoa sebagai penutup belajar.

  

Anda mungkin juga menyukai