Anda di halaman 1dari 10

M ANAJEMEN KONFLIK DALAM PENYELESAIAN

PERMASALAHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


(Studi Dalam Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Pasuruan)

Firdausi Dhulhijjahyani1, Sjamsiar Sjamsuddin2, Mohammad Nuh3


Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia123
Email: firdausyhk@gmail.com1, sjamsiarfia@ub.ac.id2, MohNuh_fia@ub.ac.id3

ABSTRACT
In the interaction of industrial relations, there will be differences in thinking between the company
management and workers that can cause industrial relation disputes. Such conflicts are commonly
known as industrial relations disputes. In this regard, it is expected that the government be able to create
a good environment in the industrial sector in order to resolve conflicts or disputes that occur in
industrial relations or minimize possible conflicts by linking to relevant agencies in the employment
sector. Efforts and supports are necessary to resolve industrial relations disputes/conflicts for the
continuity of the company's business, the life of workers and their families, and the stability of the
national economy. This study is aimed at describing and analyzing 1) conflict management in the
process of dispute resolution in Industrial Relations in Pasuruan Regency and 2) the role of the
Manpower Agency in resolving industrial relations in Pasuruan Regency in the perspective of Conflict
Management.
Keywords: Conflict Management, Industrial Relations, Industrial Relations Dispute Resolution

ABSTRAK
Dalam interaksi yang terjadi pada hubungan industrial akan ditemukan perbedaan pemikiran antara
manajemen perusahaan dan pekerja yang dapat memicu timbulnya permasalahan hubungan industrial.
Konflik semacam ini sering dikenal dengan istilah perselisihan hubungan industrial. Dalam hal ini,
pemerintah diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang baik pada sektor industrial. Sehingga
dapat menyelesaikan konflik atau persoalan yang terjadi dalam hubungan industrial atau meminimalisir
konflik yang akan terjadi, dengan menghubungkan pada Dinas terkait yang berhubungan pada sektor
ketenagakerjaan. Serta diperlukan upaya dan dukungan untuk menyelesaikan perselisihan/konflik
hubungan industrial demi kelangsungan usaha perusahaan, kelangsungan hidup pekerja dan
keluarganya, serta stabilitas perekonomian nasional. Penulisan tesis ini bertujuan untuk: 1)
mendeskripsikan dan menganalisis manajeman konflik dalam proses penyelesaian perselisihan yang
terjadi dalam Hubungan Industrial di Kabupaten Pasuruan, 2) mendeskripsikan dan menganalisis peran
DISNAKER dalam menyelesaikan hubungan industrial di Kabupaten Pasuruan dalam perspektif
Manajemen Konflik.
Kata kunci: Manajemen Konflik, Hubungan Industrial, Penyelesaian Permasalahan Hubungan
Industrial

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 32


https://profit.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN pemerintah, yang berpedoman kepada nilai-
Indonesia adalah salah satu Negara nilai luruh Pancasila sebagai dasar ideology
berkembang di dunia, banyak berdiri bangsa dan hukum dasar suatu bangsa.
perusahaan skala kecil sampai skala besar baik Hubungan industrial yang berjalan dengan
di tingkat Nasional dan di tingkat Internasional. baik dan harmonis antara pengusaha dan
Proses produksi perusahaan tidak terlepas dari pekerja menjadi kunci utama untuk
kontribusi pekerja/buruh. Kebutuhan menghindari terjadinya konflik yang bisa terjadi
pemenuhan permintaan pasar yang harus dalam hubungan industrial, termasuk salah
dipenuhi oleh perusahaan menuntut satunya konflik terkait PHK. Sehingga ketika
pekerja/buruh bekerja secara cepat, tepat dan hubungan yang baik dan kondusif itu terjalin
efisiensi dengan target yang harus segera dalam proses hubungan industrial tersebut dapat
dipenuhi. meningkatkan taraf hidup pekerja, serta
UUD 1945 mengatur tentang kebebasan memperluas peluang lapangan pekerjaan yang
setiap warga Negara untuk memperoleh baru untuk menanggulangi atau meminimalisir
pekerjaan dan imbalan yang layak, yakni dalam pengangguran di Indonesia.
Pasal 28 D ayat (2) perubahan menyebutkan Akan tetapi, dalam hubungan industrial
bahwa setiap warga negara berhak untuk pun tidak selalu berjalan dengan harmonis,
mencari nafkah dengan bekerja serta realita/fakta yang terjadi sekarang ini
mendapatkan upah dan perlakuan yang layak menggambarkan bahwa tidak selalu hubungan
dan adil dalam kegiatan kerja. Hal ini tersebut berjalan dengan baik dan lancar. Setiap
mengandung pengertian bahwa setiap warga hubungan industrial akan terjadi perbedaan
Negara tanpa memandang perbedaan berhak pendapat, perbedaan kepentingan, serta
mendapatkan dan melakukan pekerjaan serta perbedaan visi antara manajemen perusahaan
menerima imbalan secara adil dan mendapatkan dengan para pekerja yang dapat memicu konflik
hak-hak sebagai pekerja/buruh. dalam hubungan ketenagakerjaan yang terjadi.
Pemerintah daerah dalam konteks good Terdapat 4 macam/jenis perselisihan hubungan
governance sangat berperan mampu dalam industrial, yaitu ketidaksesuaian hak,
menyelesaikan segala masalah masyarakat di ketidaksesuaian kepentingan, ketidaksesuaian
daerahnya, karena dengan good governance PHK serta ketidaksesuaian antar serikat
dapat memberikan tatanan yang baik dan bersih pekerja/serikat buruh hanya dalam suatu
dalam menjaga dan mampu mengangkat perusahaan. Jenis-jenis konflik diatas disebut
kesejahteraan masyarakatnya dengan dengan perselisihan hubungan industrial.
menyelesaikan segala persoalan yang ada di Permasalahan hubungan industrial
tengah masyarakat, termasuk penyelesaian menurut UU No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI
perselisihan antar pelaku yang sedang (penyelesaian Perselisihan Hubungan
berkonflik yakni buruh dengan Industrial) yakni, “Perselisihan Hubungan
pengusaha/manajemen yang dapat terjadi pada Industrial adalah perbedaan pemikiran yang
setiap daerah. mengakibatkan pertentangan antar pelaku yang
Dalam interaksi hubungan kerja di setiap berkonflik, yakni antara manajemen perusahaan
daerah akan terjalin hubungan/interaksi antar atau gabungan manajemen perusahaan dengan
pekerja/buruh dengan pengusaha/manajemen. pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh
Hubungan semacam ini disebut istilah karena adanya konflik terkait ketidaksesuaian
hubungan industrial. Menurut UU Nomor 13 hak, ketidaksesuaian kepentingan,
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ketidaksesuaian PHK dan ketidaksesuaian antar
menyebutkan bahwa: serikat pekerja/serikat buruh dalam suatu
“Hubungan Industrial adalah suatu sistem perusahaan”. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya
yang terbentuk antara para pelaku dalam proses yang oprimal dalam proses penanggulangan
produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari konflik hubungan industrial demi kelangsungan
unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan perusahaan, kelangsungan hidup pekerja/buruh
pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai termasuk di dalamnya kelangsungan hidup
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia keluarganya, serta untuk meningkatkan dan
Tahun 1954”. Hal ini berarti bahwa system HI menjaga stabilitas perekonomian nasional.
(Hubungan Industrial) terjadi dalam proses Dalam hal ini, pemerintah diharapkan
produksi yang dilakukan pekerja, dimana para mampu menciptakan lingkungan yang baik
pekerja, pengusaha/manajemen, serta pada sektor industrial. Sehingga dapat

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 33


https://profit.ub.ac.id
menyelesaikan konflik atau persoalan yang sistem administrasi dan manajemen yang
terjadi dalam hubungan industrial atau digunakan dalam sektor publik dan organisasi
meminimalisir konflik yang akan terjadi, nirlaba. Terminologi manajemen publik (public
dengan menghubungkan pada dinas terkait yang management) mengacu pada cabang dari jenis
berhubungan pada sektor ketenagakerjaan. keilmuan yang lebih luas lagi, yakni
Dimana dinas tersebut berwenang dan memiliki administrasi publik (public administration).
hak dalam proses penyelesaian perselisihan Manajemen publik merupakan cabang dari
hubungan industrial yang terjadi pada daerah administrasi publik yang secara khusus
otonominya. Serta diperlukan usaha untuk membahas keilmuan mengenai desain program
menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dan restrukturisasi organisasi, alokasi
demi kelangsungan perusahaan, kelangsungan sumberdaya melalui sistem penganggaran,
hidup pekerja/buruh termasuk di dalamnya manajemen keuangan, manajemen sumberdaya
kelangsungan hidup keluarganya, serta untuk manusia dan evaluasi program dan audit, Hyde
meningkatkan dan menjaga stabilitas & Shafritz, (1990)
perekonomian nasional.
Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk 2.3 Konsep Sinergitas
meneliti tema Manajemen Konflik Dalam Sinergitas berasal dari kata sinergi atau
Penyelesaian Permasalahan Hubungan disebut juga sinergisme ataupun sinergisitas.
Industrial (Studi Dalam Bidang Hubungan Dalam Najiyati dan Rahmat (2011),
Industrial Dinas Tenaga Kerja Kab. Pasuruan). berpendapat bahwa sinergi merupakan
Adapun rumusan masalah penelitian ini terkait kombinasi atau panduan unsur, ataupun bagian
dengan bagaimana Manajemen Konflik dalam yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik
proses penyelesaian permasalahan yang terjadi dan lebih besar. Selanjutnya Pamudji (1985)
dalam Hubungan Industrial (Studi Dalam mengatakan bahwa pada hakikatnya sinergitas
Bidang Hubungan Industrial Kabupaten merupakan sebuah interaksi antara kedua belah
Pasuruan)? Kedua, bagaimanakah peran Dinas pihak atau bisa lebih dari itu, yang saling
Tenaga Kerja dalam proses penyelesaian berinteraksi dan menjalin hubungan yang
permasalahan hubungan industrial di bersifat dinamis guna mencapai tujuan bersama.
Kabupaten Pasuruan dalam perspektif Dalam setiap persinergian terdapat tiga unsur
Manajemen Konflik? penting yaitu: (1) Terdapat dua pihak atau lebih.
(2) Adanya unsur interaksi. (3) Adanya unsur
2. KAJIAN PUSTAKA tujuan bersama.
2.1 Administrasi Publik
Peran administrasi publik dalam suatu 2.4 Hubungan Industrial
Negara sangat vital. Pendapat Polangi dalam 2.4.1 Pengertian Pekerja dan Pengusaha
Keban (2004) mengatakan bahwa Simanjuntak (2003) mendefinisikan
perekonomian suatu Negara bergantung kepada pekerja sebagai setiap warga negara dalam usia
dinamika administrasi publik. Dalam Henry siap untuk bekerja yang menjalankan kegiatan
(1995), mengatakan tentang ruang lingkup kerja. Hubungan kerja tersebut misalnya seperti
administrasi serta dapat dilihat dari perubahan pekerja yang tidak terikat (pekerja mandiri),
perkembangan ilmu adminsitrasi publik pekerja di lingkungan keluarga dan pekerja di
tersebut, antara lain: (1) Organisasi publik, hal sektor informal lainnya. Peraturan yang berlaku
ini berkaitan dengan model-model organisasi di Indonesia batas minimum pekerja yakni 15
dan habbit birokrasi, (2) Manajemen publik, tahu. Buruh yang bekerja di perusahaan
yaitu berkaitan antara sistem dan ilmu melakukan kegiatan bekerja atas perintah
manajemen, evaluasi dan produktivitas, manajemen. Sebagai upah dari apa yang telah
anggaran publik dan manajemen SDM, dan (3) dikerjakan oleh pekerja/buruh, mereka
Implementasi, hal ini menyangkut pendekatan diberikan upah dan tunjangan yang lainnya.
terhadap kebijakan publik dan Pada prinsipnya pengusaha adalah
implementasinya, privatisasi, administrasi antar seseorang yang menjalankan perusahaan milik
pemerintah dan etika birokrasi. sendiri maupun bukan kepemilikan sendiri.
Secara umum istilah pengusaha adalah orang
2.2 Manajemen Publik yang menjalankan roda perusahaan untuk
Tugas dasar dari manajemen publik adalah kepentingan dirinya sendiri dengan
untuk mengembangkan pemahaman mengenai

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 34


https://profit.ub.ac.id
memberikan gaji/imbalan sesuai dengan menyangkut aspek-aspek lain yang luas, dan
perjanjian yang telah disepakati bersama. juga memerlukan adanya campur tangan
pemerintah. Bertolak dari hal tersebut melalui
2.4.2 Pengertian SPSI Kesepakatan Bersama LKS Tripartit Nasional
Dalam posisi menjadi Serikat pekerja No. 9 Th. 1985, maka istilah hub. perburuhan
haruslah bebas tanpa campur tangan pihak diganti dengan istilah hubungan industrial
manapun. Hal ini berarti serikat pekerja dapat (industrial relation). Hubungan industrial
melaksanakan hak dan kewajibannya secara berhubungan dengan kesepakatan yang terjadi
independen tanpa intervensi dan tekanan dari antar pelaku yakni antara buruh dengan
pihak manapun. Pekerja dalam satu perusahaan pengusaha pekerja serta pemerintah yang
memiliki hak untuk membentuk serikat pekerja. berwenang, dan dengan hukum yang berlaku
Dalam proses pembentukan serikat, pekerja dan kesepakatan bersama.
memiliki wewenang untuk memilih dan
menetapkan anggota yang akan masuk menjadi 2.5 Teori Manajemen Konflik
serikat pekerja dalam satu perusahaan tersebut 2.5.1 Pengertian Manajemen Konflik
tanpa campur tangan dari perusahaan itu sendiri Manajemen konflik yakni upaya antisipasi
maupun pemerintah. Pekerja juga memiliki yang diambil para pelaku yang berkonflik atau
wewenang untuk bersedia atau tidak bersedia pihak lain dalam usaha untuk menanggulangi
mengikuti atau bergabung dalam organisasi konflik tersebut ke dalam hasil yang diinginkan,
serikat pekerja di perusahaan tersebut. Dalam sehingga proses penanggulangan konflik itu
menjalankan tugasnya, serikat pekerja harus bisa atau tidak bisa dapat berakhir dengan baik,
jujur dan adil dalam proses penerimaan damai, dan dapat membawa keharmonisan serta
keanggotaan serikat serta serikat pekerja harus menghasilkan penyelesaian
terus berjuang dan berusaha secara optimal permasalahan/konflik melalui musyawarah
dalam memperjuangkan kesejahteraan buruh mufakat serta menghasilkan hal-hal positif lain,
sesuai dengan peraturan perundag-undangan Ross, (1993). Dalam struktur organisasi di
yang berlaku. lingkungan kerja, mengelola konflik dengan
Konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan baik menjadi tanggung jawab pimpinan yakni
Berserikat dan Perlindungan Hak untuk supervisor, middle manager, dan top manager,
Berorganisasi, dan Konvensi ILO No. 98 maka diperlukan kerja sama dan saling berperan
tentang Hak untuk Berorganisasi dan Berunding aktif untuk mengarahkan situasi konflik agar
Bersama sudah diratifikasi oleh Indonesia tetap produktif.
menjadi bagian dari peraturan perundang-
undangan nasional, yaitu masing-masing 2.5.2 Pandangan terhadap Konflik
dengan KEPPRES No. 80 th. 1998, dan UU No. Dalam hubungan organisasi, mau tidak
18 th. 1956. Dengan kata lain, kedua Konvensi mau, siap atau tidak siap, akan selalu terjadi
tersebut menjamin hak pekerja untuk membuat konflik yang keberadaan konflik tersebut akan
serikat pekerja dan memilih untuk bergabung selalu muncul dan kita tidak dapat
dalam organisasi serikat atau tidak bergabung menghindarinya. Konflik yang terjadi dapat di
ke dalam organisasi anggota serikat pengaruhi karena perbedaan pemikiran ataupun
pekerja/serikat buruh. perbedaan tujuan serta kepentingan antar
anggota organisasi atau antar pelaku yang
2.4.3 Pengertian Hubungan Industrial berkonflik. Konflik akan sering muncul dalam
Sebelum menggunakan istilah hubungan kegiatan berorganisasi. Aktivitas organisasi
industrial ini, sebelumnya menggunakan istilah yang sedang berkonflik memiliki ciri-ciri
Hubungan Industrial Pancasila. Sehingga saat sebagai berikut: (1) adanya perbedaan
ini istilah HIP (Hubungan Industrial Pancasila) pemikiran atau pertentangan dalam organisasi
sudah digantikan dengan istilah Hbungan tersebut baik antar perseorangan maupun antar
industrial. Istilah Hubungan Industrial anggota kelompok di organisasi tersebut. (2)
Pancasila tersebut merupakan pengembangan adanya pertentangan guna mewujudkan visi
dari istilah Hubungan Industrial yang sudah organisasi yang disebabkan perbedaan
diterapkan dan dibahas di seluruh dunia. pemikiran dalam memahami program-program
Dengan melihat perkembangan dan kenyataan yang dibuat oleh organisasi, (3) adanya
yang ada bahwa masalah hubungan kerja antara pelanggaran etika dan norma yang berlaku,
pekerja atau pengusaha ternyata juga yang dilakukan oleh perseorangan ataupun

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 35


https://profit.ub.ac.id
kelompok oganisasi (4) adanya sikap saling assertiveness sedang), kolaborasi
acuh tak acuh, serta saling menghalangi (cooperativeness tinggi-assertiveness tinggi).
individu lain dalam perebutan ide dan sumber Selain itu, pemecahan masalah tepat dipilih
daya yang dimiliki organisasi tersebut, (5) sebagai metode penyelesaian konflik apabila
muncul perdebatan dan pertentangan yang tidak terdapat kepercayaan antar kelompok
disebabkan pengembangan ide-ide baru serta yang terlibat konflik, cara dominasi tidak
kreativitas yang baru muncul untuk kepentingan mungkin dilaksanakan karena kedua pihak sulit
kemajuan dan perkembangan organisasi di dipaksa atau tidak ada kewenangan untuk
masa depan serta untuk memenuhi tujuan- menekan konflik, masing-masing pihak
tujuan yang ingin dicapai di organisasi itu. mempunyai perspektif yang berbeda dalam
Konflik mempunyai sisi negatif dan sisi membuat keputusan akhir. Orang-orang yang
postif. Robbins (1996) mendefinisikan konflik terlibat konflik mempunyai waktu luang untuk
yaitu suatu proses yang terjadi bila seseorang mendiskusikan inti persoalan.
merasakan dampak negatif atau merasa
dirugikan oleh pihak lain atau merasa pihak lain 2.6. Perselisihan Hubungan Industrial
tersebut dapat memberikan pengaruh negatif 2.6.1 Pengertian Perselisihan Hubungan
terhadap dirinya. Industrial
Pengertian perselisihan Hubungan
2.5.3 Jenis-jenis Konflik Industrial berdasarkan UU No. 13 Th 2003
Dalam kegiatan organisasi, akan (pasal 1 angka 22) juncto UU No. 2 Th 2004
menjumpai konflik atau pertentangan yang akan tentang PPHI (Penyelesaian Perselisihan
melibatkan antar individu ataupun antar Hubungan Industrial) (pasal 1 angka 1).
kelompok. Konflik tersebut mempunyai banyak Menurut dua UU tersebut bahwa pertentangan
jenis, hal ini seperti yang dipaparkan oleh Hubungan Industrial merupakan perbedaan
Stoner dan Wankel. Stoner dan Wankel pemikian antar para pelaku yang berkonflik,
mengatakan bahwa ada lima jenis konflik yaitu sehingga mengakibatkan pertentangan antara
konflik intrapersonal, konflik interpersonal, manajemen perusahaan dengan buruh atau
konflik antar individu dan kelompok, konflik serikat pekerja/serikat buruh karena adanya
antar kelompok dan konflik antar organisasi. ketidaksesuaian hak, ketidaksesuaian
Konflik dapat dilihat, dipelajari dari segi kepentingan, maupun ketidaksesuaian terkait
hubungan antar individu maupun kelompok- PHK serta ketidaksesuaian antar serikat
kelompok orang yang terlibat. Jenis-jenis pekerja/serikat buruh dalam suatu perusahaan.
konflik yang disebutkan diatas merupakan Selanjutnya berdasarkan KEPMEN Tenaga
gambaran konflik seperti apa yang dapat Kerja No. Kep.5A/Men/1994, istilah
muncul dalam kegiatan berorganisasi. perselisihan perburuhan kemudian berganti
Sedangkan dampak yang dialami setelah proses menjadi istilah Perselisihan Hubungan
terjadinya konflik setiap individu, kelompok Industrial.
maupun setiap organisasi berbeda, tergantung
dari cara individu, kelompok, atau organisasi itu 2.6.2 Penyelesaian Perselisihan HI
dapat menafsirkan dan menanggulangi konflik Penanggulangan konflik HI selalu
yang sedang terjadi. menekankan peranan Lembaga Kerjasama
bipartit yang ada dalam satu perusaahan atau
2.5.4 Model Penyelesaian Konflik selalu berusaha menyelesaikan
Berdasarkan penekanan dan tingkatan perselisihan/konflik dengan cara perundingan
tinggi rendahnya cooperativeness dan bipartit. Jika setelah melalui perundingan
assertiveness yang ada di perusahaan, maka bipartit kemudian masalah hubungan industrial
Winardi (1994), dalam bukunya Rusdiana tersebut tetap tidak terselesaikan maka
(2015) membedakan model penyelesaian Pemerintah perlu campur tangan untuk ikut
perselisihan atau konflik menjadi 5 macam, membantu dalam proses penyelesaian konflik
yakni tindakan menghindari (cooperativeness HI. UU No. 22 th 1957 menekankan supaya
rendah-assertiveness), kompetisi atau komando setiap masalah dan perselisihan dapat
otoritatif (cooperativeness rendah-assertiveness terselesaikan dengan baik melalui perundingan
tinggi), akomodasi atau meratakan di tingkat bipartit. Berdasarkan ketentuan UU
(cooperativeness tinggi-assertiveness rendah), No. 2 Th 2004, prosedur penyelesaian
kompromis (cooperativeness sedang- perselisihan hubungan industrial ditempuh

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 36


https://profit.ub.ac.id
dalam empat tahap, yakni melalui bipartit, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsiliasi atau Arbitrase, Mediasi, dan 1. Manajemen Konflik Dalam Proses
Pengadilan Hubungan Industrial. Penyelesaian Permasalahan Hubungan
Industrial (Studi dalam Bidang Hubungan
3. METODE PENELITIAN Industrial Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Dalam proses penelitiannya, peneliti Pasuruan).
menggunakan pendekatan kualitatif dengan Dalam hubungan industrial di Kabupaten
jenis penelitian deskriptif. Sedangkan jenis Pasuruan, ketika terjadi permasalahan
penelitian ini adalah deskriptif analitik yang dilakukan musyawarah untuk berdiskusi
berarti data diperoleh dari hasil pengamatan, menyelesaikan perbedaan yang memicu
wawancara, pemotretan, analisis dokumen, terjadinya konflik tersebut. Musyawarah yang
catatan lapangan. dilakukan dilakukan melalui lembaga yang
Fokus penelitian merupakan pokok awal terbentuk dari unsur perwakilan pengusaha
yang ditetapkan dan menjadi pedoman bagi dengan perwakilan pekerja yakni Lembaga
peneliti. Penetapan fokus penelitian akan lebih Kerja Sama Bipartit (LKS Bipartit). Para pihak
mempermudah peneliti dalam melakukan yang berkonflik melakukan kolaborasi untuk
pengumpulan data dan dapat dikembangkan duduk bersama dan bersikap saling kooperatif
sesuai dengan keadaan tempat lokasi penelitian. untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Maka dari itu, peneliti menetapkan fokus Dari penjelasan diatas disampaikan bahwa
penelitian sebagai berikut: kedua belah pihak sama-sama mencari
1) Manajemen Konflik dalam proses pemecahan masalah (problem solving) yang
penyelesaian permasalahan Hubungan tepat, yang dapat diterima oleh kedua belah
Industrial (Studi Dalam Bidang Hubungan pihak, sehingga permasalahan dapat
Industrial Dinas Tenaga Kerja Kabupaten terselesaikan, dan tidak sampai berkelanjutan.
Pasuruan). Dan cukup di perundingan melalui lembaga
a. Jenis-jenis Hubungan Industrial di LKS bipartit saja. Pemecahan masalah ini
Kabupaten Pasuruan. diperlukan karena pihak yang berkonflik
b. Jenis-jenis konflik/permasalahan masing-masing memiliki pandangan yang
Hubungan Industrial di Kabupaten berbeda.
Pasuruan.
c. Faktor-faktor terjadinya konflik a. Jenis-jenis Hubungan Industrial di
Hubungan Industrial di Kabupaten Kabupaten Pasuruan
Pasuruan. Jenis Hubungan Industrial di Kabupaten
d. Proses penyelesaian permasalahan Pasuruan adalah Hubungan Industrial
Hubungan Industrial di Kabupaten Pancasila, dimana dalam setiap kegiatan kerja
Pasuruan. di Kabupaten Pasuruan dan proses penyelesaian
2) Peran DISNAKER dalam penyelesaian konflik yang terjadi di Kabupaten Pasuruan
permasalahan/konflik Hubungan Industrial di selalu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kabupaten Pasuruan dalam Perspektif Hal ini dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan
Manajemen Konflik. yang berkaitan dengan HI di Kab. Pasuruan
a. Mekanisme Hubungan Industrial di yang dilandaskan UU No. 13 Th 2003 tentang
Kabupaten Pasuruan. Ketenagakerjaan dan UU No. 2 Th 2004 tentang
b. Peran Dinas Tenaga Kerja dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Hubungan Industrial di Kabupaten serta PERDA Kab. Pasuruan No. 22 Th. 2012
Pasuruan dalam Proses Hubungan tentang Sistem Penyelenggaraan
Industrial di Kabupaten Pasuruan. Ketenagakerjaan Di Kab. Pasuruan. Seperti
Untuk analisis data yang digunakan oleh halnya dalam penyelesaian
peneliti menggunakan analisis data kualitatif permasalahan/konflik yang terjadi di
model interaktif dari Miles, Huberman dan perusahaan, mencoba menyelesaikan dengan
Saldana. diskusi bersama guna mencapai mufakat.
Seperti bunyi yang terdapat dalam Pancasila
sila keempat yang berbunyi “ Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan ”, hal ini berarti
dalam segala sesuatu persoalan dan perbedaan

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 37


https://profit.ub.ac.id
yang terjadi alangkah lebih baik diselesaikan c. Faktor-faktor terjadinya konflik/
dengan musyawarah mufakat dalam permasalahan Hubungan Industrial di
pengambilan segala keputusan. Hal ini juga Kabupaten Pasuruan
terwujud dengan dibuatnya Lembaga Penyebab terjadinya konflik/permasalahan
Kerjasama bipartit dalam suatu perusahaan. hubungan industrial di Kab. Pasuruan beragam
Lembaga ini merupakan wadah untukberdiskusi bisa terjadi karena upah yang diterima pekerja
dan berkonsultasi terkait segala sesuatu yang kurang sehingga pekerja menuntut atau
berhubungan dengan HI di suatu perusahaan. mempermasalahkannya ke perusahaan, bisa
Dimana anggota dari Lembaga tersebut terdiri juga terjadi karena besarnya UMK yang berlaku
dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat di Kab. Pasuruan yang tidak semua perusahaan
buruh yang sudah didaftarkan di Dinas Tenaga mampu membayar upah pekerja sesuai dengan
Kerja atau jika di perusaahaan tersebut belum UMK tersebut, bisa juga karena kondisi di suatu
memiliki serikat pekerja, anggota dari lembaga perusahaan mengalami kemunduran penjualan
ini dapat diwakili oleh pekerja/buruh itu sendiri. produk sehingga harus mengurangi karyawan
Pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit ini dan terjadilah Pemutusak Hubungan Kerja
berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun (PHK). Hal ini dapat memicu konflik atau
2003. permasalahan antar pekerja yang biasanya
diwakilkan serikat pekerja/serikat buruh dengan
b. Jenis-jenisKonflik/Permasalahan perusahaan.
Hubungan Industrial di Kabupaten
Pasuruan d. Proses Penyelesaian Konflik Hubungan
Permasalahan/konflik dalam hubungan Industrial di Kabupaten Pasuruan
industrial di Kab. Pasuruan terjadi karena Dalam penyelesaian konflik hubungan
ketidaksesuaian hak, ketidaksesuaian industrial di Kabupaten Pasuruan, ketika
kepentingan, PHK, dan ketidaksesuaian antar terjadinya konflik diselesaikan dengan
serikat pekerja/serikat buruh dalam suatu musyawarah mufakat antar kedua belah pihak
perusahaan. Ketidaksesuaian hak terjadi saat yang sedang berkonflik di satu perusahaan
perusahaan tidak mampu membayar pekerja melalui LKSB (Lembaga Kerja Sama Bipartit).
sesuai dengan UMK yang berlaku dikarenakan Jadi melakukan perundingan bipartit untuk
UMK tersebut terlalu besar. Sehingga upah menemukan solusi atau titik terang untuk
yang di dapatkan pekerja/buruh tidak menyelesaikan permasalahan yang sedang
semestinya. Ketidaksesuaian Kepentingan di terjadi. Apabila setelah melakukan perundingan
Kab. Pasuruan dilihat dari ketika memutuskan tetapi tidak menemukan kesepakatan baru
atau berunding terkait PKB antara serikat kemudian melakukan perundingan secara
pekerja dengan manajemen perusahaan dalam Tripartit antara kedua belah pihak yang sedang
pasal-pasal di PKB tersebut ada yang tidak berkonflik dengan Dinas Tenaga Kerja
sesuai dengan keinginan antar pihak atau pihak Kabupaten. Pasuruan, dalam hal ini yang
yang lainnya. PHK bisa terjadi karena diberikan tanggung jawab adalah mediator dari
pekerja/buruh tersebut melakukan kesalahan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pasuruan.
berulangkali atau melakukan kesalahan yang Setelah berunding dengan di mediatori Dinas
besar yang melanggar Peraturan Perusahaan. Tenaga Kerja dan menemukan titik temu
Dalam kaitannya dengan konflik antar serikat penyelesaian permasalahan maka dapat
pekerja/serikat buruh di suatu perusahaan terselesaiakn melalui perundingan Tripartit
pernah terjadi di Kabupaten Pasuruan yakni tersebut. Akan tetapi, jika pihak yang
perebutan anggota untuk masuk dalam serikat berkonflik tidak bersepakat maka mediator akan
pekerja tersebut. Hal ini sesuai dengan yang mengeluarkan Anjuran dan di serahkan kepada
disebutkan dalam Pasal 2 UU No. 2 Tahun 2004 PHI (Pengadilan Hubungan Industrial).
bahwa jenis-jenis perselisihan Hubungan Penanggulangan permasalahan ini juga diatur
Industrial meliputi empat macam yakni dalam Undnag-Undang No. 2 Tahun. 20014
ketidaksesuaian hak, ketidaksesuaian tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
kepentingan, PHK, dan ketidaksesuaian antar Industrial ditempuh dalam empat tahap yakni
serikat pekerja/serikat buruh dalam suatu Bipartit, Konsiliasi/Arbitrase, Mediasi,
perusahaan. Pengadilan Hubungan Industrial.

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 38


https://profit.ub.ac.id
2. Peran Dinas Tenaga Kerja dalam memicu terjadinya perselisihan yang
Penyelesaian Permasalahan/Konflik mengakibatkan konflik.
Hubungan di Kabupaten Pasuruan
Keberadaan Pemerintah dalam penanganan b. Peran Dinas Tenaga Kerja dalam
penyelesaian perselisihan hubungan industrial Hubungan Industrial di Kabupaten
ini sangat penting, karena dalam hal ini Pasuruan dalam PERDA No. 22 Tahun 2012
pemerintah yang bertanggung jawab yakni Berdasarkan PERDA Nomor 22 Tahun
Dinas Tenaga Kerja menjadi pihak yang netral, 2012 tentang Sistem Penyelenggaraan
sehingga dalam memberikan nasihat dapat Ketenagakerjaan di Kab. Pasuruan Bab II Asas,
bersifat objektif. Dinas Tenaga Kerja juga Tujuan Dan Sasaran Pasal 3 menyebutkan
memfasilitasi dalam perundingan Tripartit yang bahwa Sistem Penyelenggaraan
melibatkan pihak ketiga, yakni mediator di Ketenagakerjaan di Kabupaten Pasuruan
dalamnya. Sebelum sampai ke tahapan Tripartit bertujuan:
tersebut terlebih dahulu dilakukan Perundingan 1) perencanaan tenaga kerja;
bipartit. Selain itu, Dalam Dinas Tenaga Kerja 2) mengadakan sistem pelatihan kerja
juga memiliki Tim Deteksi Dini. Tim deteksi berbasis nasional di daerah-daerah;
dini ini tidak hanya terdiri dari Dinas Tenaga 3) kebijakan produktifitas kerja;
Kerja saja tetapi juga dari Polres, Kodim, Satpol 4) menyediakan dan mendayagunakan
PP, Kejaksaan sampai Perwakilan Pengadilan. tenaga kerja;
Ketika ada laporan masuk yang menyebutkan 5) melindungi dan mensejahterakan tenaga
bahwa akan terjadi mogok kerja dan unjuk rasa kerja; dan
pekerja/buruh, tim ini akan turun ke Perusahaan 6) mewujudkan lingkungan kerja yang
yang berarti di perusahaan tersebut sedang layak, aman dan harmonis bagi pekerja,
mengalami perselisihan hubungan industrial. pengusaha dan pemerintah selaku
Tim ini turun ke perusahaan untuk instansi yang berwenang.
mengantisipasi supaya perselisihan tersebut Dalam mewujudkan peran tersebut Dinas
tidak semakin melebar. Tenaga Kerja Kabupaten Pasuruan juga
memiliki Tim Deteksi Dini. Tim ini bergerak
a. Mekanisme Hubungan Industrial di untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
Kabupaten Pasuruan demo yang akan dilakukan pekerja/buruh. Tim
Hubungan Industrial di Kabupaten ini nanti bergerak ke perusahaan-perusahan
Pasuruan dimulai dari Hubungan Kerja, mulai yang sedang berkonflik untuk antisipasi supaya
dari melamar kerja kemudian dipanggil untuk demo yang akan dilaksanakan tidak terjadi.
melakukan tes untuk masuk menjadi pekerja di Meskipun belum ada surat resmi yang masuk
perusahaan itu, dan kemudian diterima menjadi akan tetapi semisal dari Dinas Tenaga Kerja
pegawai/pekerja di Perusahaan tersebut. Setelah diberikan informasi dari Polres bahwa akan ada
itu mulai terbentuknya perjanjian. Perjanjian itu unjuk rasa karena pekerja/buruh sudah terlebih
ada 2 macam yakni, perjanjian kerja waktu dahulu izin kepada Polres. Tim ini nanti akan
tertentu dan perjanjian waktu tidak tertentu. menuju ke perusahaan tersebut supaya tidak
Perjanjian kerja waktu tertentu yang dibatasi terjadi permasalahan/konflik hubungan
oleh waktu sedangkan perjanjian waktu tidak industrial yang semakin besar dan juga akan
tertentu sebenarnya juga dibatasi oleh waktu dilakukan pembinaan. Terjadilah sinergi atau
akan tetapi waktunya lebih lama, yakni sampai hub. antar buruh, pengusaha dan pemerintah
dengan pensiun. Setelah diterima bekerja dalam usaha untuk menanggulangi
muncullah perjanjian, kemudian muncul yang permasalahan hubungan industrial. Sehingga
namanya hak dan kewajiban. Kewajibannya diharapkan hubungan industrial di Kabupaten
pekerja adalah bekerja, kewajiban pengusaha Pasuruan dapat berjalan dengan nyaman, aman,
adalah memberikan hak pekerja salah satunya dan harmonis.
upah/gaji. Hak yang dimiliki pengusaha adalah
meminta hasil dari pekerjaan pekerja/buruh. 7. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam proses hubungan kerja ini kebalikan Kesimpulan
yang mana haknya pekerja tapi kewajibannya Perselisihan/konflik dalam hubungan
pengusaha, kewajibannya pekerja tapi haknya industrial di Kabupaten Pasuruan terjadi karena
pengusaha. Dalam proses pemenuhan hak dan ketidaksesuaian hak, ketidaksesuai
kewajiban ini dapat menimbulkan gesekan, atau kepentingan, PHK dan ketidaksesuai serikat

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 39


https://profit.ub.ac.id
pekerja/serikat buruh dalam suatu perusahaan. melakukan identifikasi apabila hal tersebut
Dalam proses penyelesaian konflik di dapat memicu timbulnya konflik.
Kabupaten Pasuruan melakukan perundingan
bipartit terlebuh dahulu, dan dalam prosesnya DAFTAR PUSTAKA
pemerintah dalam hal ini yang memiliki Anwar, Choerul. Manajemen Konflik Untuk
tanggung jawab adalah Dinas Tenaga Kerja Menciptakan Komunikasi Yang
Kabupaten Pasuruan yakni mediator ikut dalam Efektif (Studi Kasus Di Departemen
proses penyelesaian permasalahan di tingkat Purchasing PT. Sumi Rubber
perundingan Tripartit. Walaupun jika dalam Indonesia). Diakses pada 05 Oktober
perundingan bipartit sudah menemukan titik 2018 melalui
temu atau solusi untuk menyelesaikan https://ejournal.undip.ac.id/index.php
permasalahan, risalah bipartit yang telah dibuat /interaksi/article/viewFile/9758/7824
berdasarkan kesepakatan juga harus dikirimkan
Haryani, Sri. 2002. Hubungan Industrial Di
kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Indonesia. Yogyakarta: Unit Penerbit
Pasuruan. Hal ini terjadilah sinergi atau kerja
dan Percetakan AMP YKPN.
sama antara pekerja, serikat pekerja/serikat
buruh, manajemen perusahaan dan pemerintah. Hasan, Erliana. 2005. Komunikasi
Peran Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pemerintahan. Bandung: Refika
Pasuruan yang telah tertuang dalam PERDA Aditama.
No. 22 Tahun 2012. Berdasarkan PERDA No. H. Zainal Asikin dkk., Dasar-Dasar Hukum
22 Tahun 2012 tentang Sistem Penyelenggaraan Perburuhan, PT RadjaGrafindo
Ketenagakerjaan di Kabupaten Pasuruan Bab II Persada, Jakarta, 1993, hlm. 238.
Asas, Tujuan Dan Sasaran Pasal 3 poin e dan f
menyebutkan bahwa Sistem Penyelenggaraan Kepmenakertrans No. 92/MEN/IV/2004
Ketenagakerjaan di Kabupaten Pasuruan tentang Pemberhentian Mediator serta
bertujuan terwujudnya melindungi dan Tata Kerja Mediasi.
mensejahterakan tenaga kerja; dan mewujudkan Khakim, Abdul. 2014. Dasar-dasar Hukum
lingkungan kerja yang layak, aman dan Ketenagakerjaan Indonesia “Cetakan
harmonis bagi pekerja, pengusaha dan Ke-4 Edisi Revisi”. Bandung: PT.
pemerintah selaku instansi yang berwenang. Citra Aditya Bakti.
Sehingga terdapat fungsi pembinaan yang
dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Moekijat. (1994). Koordinasi (Suatu Tinjauan
Pasuruan. Teoritis). Bandung: Mandar Maju
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian
Saran Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung:
1. Perselisihan/konflik perburuhan yang Remaja Rosdakarya.
berlarut-larut akan merugikan para pelaku
yang berkonflik, baik itu, pekerja, Pamudji, S. 1985. Kerja Sama Antara Daerah
pengusaha maupun pemerintah, maka saat Dalam Rangka Pembinaan Wilayah:
terjadi konflik hendaknya menyegerakan Suatu Tinjauan Dari Segi
untuk menyelesaikan konflik tersebut, hal Administrasi Negara. Jakarta: PT.
ini bisa dilakukan dengan mengoptimalkan bina Aksara
penyelesaian secara damai. Namun upaya Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi
yang lebih tepat adalah bagaimana Publik. Bandung: Alfabeta Bandung
mencegah agar jangan sampai terjadi
perselisihan perburuhan dengan cara Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan No. 22
Peraturan Perusahaan, Kontrak kerja dapat Tahun 2012 Tentang Sistem
dibuat dengan jelas. Sehingga tidak akan Penyelenggaraan Ketenagakerjaan Di
memicu konflik. Kabupaten Pasuruan.
2. Sebagai upaya pencegahan, pemerintah Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
harus lebih optimal terhadap aspirasi yang Transmigrasi Republik Indonesia No.
muncul di kalangan pekerja maupun di 17 Tahun 2004 Tentang
kalangan pengusaha. Hal ini dilakukan agar Pengangkatan Dan Pemberhentian
pemerintah bisa lebih cepat dalam Mediator Hubungan Industrial Serta
Tata Kerja Mediasi.

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 40


https://profit.ub.ac.id
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi,
Jakarta: Salemba Empat. Timpe, A.
Dale. 1991. Memimpin Manusia,
Jakarta: Gramedia
Rusdiana, A. 2015. Manajemen Konflik.
Bandung: CV Pustaka Setia
Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa. 2007.
Perilaku Organisasional, Edisi
pertama, cetakan pertama
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Simanjuntak. Payaman J. 2011. Manajemen
Hubungan Industrial Serikat Pekerja,
Perusahaan dan Peerintah. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Silalahi, Ulbert. 2011. Asas-asas Manajemen.
Bandung: Refika Aditama
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
Tentang Arbitrase Dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan

Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang


Penyelesaian Hubungan Industrial
http://www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/r
ekapitulasi-data-kependudukan-per-
kecamatan-edisi-31-desember-2013-
iidi akses tanggal 25 Oktober 2018
Undang-undang No. 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Undang-undang No. 25 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pokok Tenaga Kerja.
Vigoda, Eran. Public Administration An
Interdisciplinary Critical
Analysis.2002. New York: Madison
Avenue
Wirawan, 2010. Konflik dan Manajemen
Konflik, Teori, Aplikasi dan Penelitian.
Jakarta: Salemba Huma

Jurnal Profit| Volume.14 No. 1 2020| 41


https://profit.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai