SKRIPSI
Oleh:
GAN GAN
NPM 0101150008
i
@ Hak Cipta Skripsi Ilmiah ada pada Penulis 2019
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : gang30209@gmail.com
Riwayat pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas izin dan
tulusnya atas semua dukungan, bantuan serta bimbingan dari semua pihak selama
proses belajar dan penyusunan skripsi ini. Penulis menyapaikan terima kasih
kepada:
Tasikmalaya.
skripsi ini.
6. Kekasih saya yang telah memberi suport dan do’anya selama ini.
vi
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak sangat diharapkan untuk perbaikan kedepan. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
vii
viii
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI
SKRIPSI, JULI 2019
ABSTRAK
GAN GAN
0101150008
ix
PUBLIC HEALTH S1 STUDY PROGRAM
HIGH SCHOOL OF RESPATI HEALTH SCIENCE
SKRIPSI, JULY 2019
ABSTRACT
GAN GAN
0101150008
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ ix
ABSTRACT ...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
xi
BAB II Tinjauan Pustaka
xii
5.3 Pembahasan .................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin atau dapat menimbulkan hal–
hal yang merugikan bagi perkembangan fisik kesehatan dan daya tahan hidup
manusia.
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari penyakit lingkungan yang tidak
1
2
minum dan sanitasi dasar berkesinambungan. STBM terdiri dari 5 pilar yaitu
stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun
49,35% artinya masih jauh dari target nasional program STBM yaitu sebesar
bermasalah, yaitu sebesar 42,94%. Hal tersebut masih jauh dari target yang
dengan capaian program STBM yang masih rendah. Pada tahun 2018 capaian
tersebut masih jauh dari target sebesar 80%, dari jumlah desa yang melakukan
program STBM dari 351 desa yang di Kabupaten Tasikmalaya hanya 79 desa
capaian program STBM terendah. Pada tahun 2018 capaian program STBM
UPT Puskesmas Mangunreja hanya sebesar 16,67%. Dari 6 desa yang berada
2018:1).
Desa Mangunreja adalah salah satu dari 5 desa yang belum memiliki
antara yang lain, salah satunya penyakit diare. Hal tersebut bisa dilihat dari data
penyakit diare di 5 desa yaitu Desa Pasirsalim sebanyak 16%, Desa Sukasukur
sebanyak 20%, Desa Sukaluyu sebanyak 27%, Desa Salebu sebanyak 29% dan
Desa Mangunreja sebanyak 33%. Akan tetapi, dari sisi pemicuan Stop BABS,
a. Penulis
b. Masyarakat
STBM.
c. Pemerintah
Tabel 1.1
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan proses fasilitasi yang sederhana yang dapat merubah sikap lama,
alami manusia. Pendekatan dalam STBM memberikan rasa ngeri, rasa jijik
pendekatan ini kesadaran akan kondisi yang sangat tidak bersih dan tidak
RI, 2014: 1)
STBM memiliki tiga (3) strategi nasional (Kemenkes RI, 2014:4), yaitu:
7
8
Apabila salah satu dari komponen STBM tersebut tidak ada maka proses
pencapaian 5 (lima) Pilar STBM tidak maksimal. Tiga strategi ini disebut
memberikan subsidi sama sama sekali. Sanitasi total yang dipimpin oleh
2014:10)
buang air besar di tempat terbuka dan program sanitasi eksternal yang
STBM akan memicu tindakan yang spontan dan komunitas akan mulai
jamban komunitas untuk mencapai desa yang bebas dari buang air besar
telah bebas dari buang air besar ditempat terbuka dan orang lainpun tidak
2014:23):
pemeliharaan.
Kebiasaan)
b. Sharing (Berbagi)
c. Method (Metode)
tidak berubah maka kita pernah mencapai tahap dan sangat sulit untuk
menerapkanmetode.
2.2.1 Strategi
saling mendukung satu dengan yang lain yaitu penciptaan lingkungan yang
akses sanitasi. Apabila salah satu dari komponen STBM tersebut tidak ada
diantaranya(Permenkes No 3, 2014;33):
kepeminatan.
Pemerintah.
peningkatan kapasitas.
saniter, berupa:
lainnya
masyarakat/institusi.
akses dan layanan sanitasi yang layak dalam rangka membuka dan
dan
sanitasi.
a. Pelaku Pemicuan
kepala desa, dapat dibantu oleh orang lain yang berasal dari dalam
keberlanjutan STBM.
14
a. Pra pemicuan
1) Pengenalan/identifikasi lingkungan
suatu desa.
masyarakat
b. Pelaksanaan pemicuan
1) Bina suasana
15
di salahkan.
3) Treansek Walk
c. Pasca pemicuan
1) Monitoring
2) Evaluasi
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air
yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi
dengan penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah
2). Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin dan
c. Bangunan Bawah
limbah padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya
1) Sebelum makan
3) Sebelum menyusui
2) Sabun
pengolahan awal:
sebagainya.
kran.
d. Minum air dengan menggunakan gelas yang bersih dan kering atau
e. Wadah air minum dicuci setelah tiga hari atau saat air habis,
tangga.
c. Gunakan air yang sudah diolah untuk mencuci sayur dan buah siap
air minum.
jumlah kecil atau skala rumah tangga juga harus menerapkan prinsip
dan beracun serta berasal dari sumber yang resmi atau jelas.
kadaluwarsa.
23
dan beracun. Bahan makanan yang disimpan lebih dulu atau masa
3) Pengolahan makanan
lainnya.
sehat.
makanan matang.
5) Pengangkutan makanan
maupun bakteriologis.
25
6) Penyajian makanan
uji organoleptik atau uji biologis atau uji laboratorium, hal ini
pada kesehatan.
mengubah bentuk.Contoh:
baru. Contoh:
alat tulis, bungkus plastik detergen atau susu bisa dijadikan tas,
dilakukan dengan:
28
a. Sampah tidak boleh ada dalam rumah dan harus dibuang setiap
hari
terpadu.
Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga
pembuanganair limbah rumah tangga. Limbah cair rumah tangga yang berupa
tinja dan urine disalurkan ke tangki septik yang dilengkapi dengan sumur
resapan. Limbah cair rumah tangga yang berupa air bekas yang dihasilkan
29
a. Air limbah kamar mandi dan dapur tidak boleh tercampur dengan air dari
jamban
d. Tidak boleh ada genangan yang menyebabkan lantai licin dan rawan
kecelakaan
2.4.1 RT/Dusun/Kampung:
yang diperlukan
secara berkala
yang baru
STBM
strategi STBM
strategi STBM
Penelitian ini dibuat alur skema kerangka pemikiran yang sesuai dengan
kerangka berpikir.
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Strategi STBM Indikator Keberhasilan
1. Penciptaan 1. Stop Buang air
lingkungan yang besar sembarangan
kondusif (enabling 2. Cuci tangan pakai
environment) sabun
2. Peningkatan 3. Pengolahan air
kebutuhan sanitasi minum dan
(demand creation) makanan rumah
3. Peningkatan tangga
penyediaan akses 4. Pengolahan sampah
sanitasi (supply rumah tangga
improvement) 5. Pengolahan limbah
rumah tangga
KERANGKA KONSEP
Pada penelitian ini penulis telah menggambil apa saja yang ingin diteliti, yaitu
sebagai berilut:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
b. Terukur
33
34
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Kategori Skala
Operasional
1 Strategi
STBM
A Penciptakan Upaya yang Wawancara 1. Terlaksana Nominal
lingkungan dilakukan oleh 2. Tidak
yang fasilitator dalam terlaksana
kondusif melakukan
koordinasi,
advokasi dan
sosialisasi
program STBM
B Peningkata Komponen Wawancara 1. Terlaksana Nominal
n kebutuhan Peningkatan 2. Tidak
sanitasi kebutuhan terlaksana
sanitasi
merupakan upaya
sistematis untuk
mendapatkan
perubahan
perilaku yang
higienis dan
saniter berbentuk
promosi atau
kampanye
C Peningkata Meningkatkan Wawancara 1. Terlaksana Nominal
n dan 2. Tidak
penyediaan mengembangkan terlaksana
akeses percepatan
sanitasi penyediaan akses
dan layanan
sanitasi yang
layak dalam
rangka membuka
dan
mengembangkan
pasar sanitasi
perdesaan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.2.1 Tempat
4.2.2 Waktu
Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juli tahun 2019
Mangunreja.
4.4.1 Data sekunder diambil dari dokumen, arsip, dan data lainnya yang tersedia
kesehatan nasional
4.4.2 Data primer diperoleh secara langsung dari pemegang program STBM
35
36
Data yang sudah terkumpul dari hasil kuesioner dan wawancara kemudian
dilakukan pengolahan dengan cara manual. Data yang telah terkumpul diolah
memastikan bila ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak
tujuan penelitian.
38
c. Memberikan kompensasi
BAB V
yaitu pada tahun 1886 dengan Nama Desa Dawagung. Kemudian pada Tahun
Desa Mangunreja merupakan salah satu desa dari enam desa yang
Barat. Desa Mangunreja juga dilewati oleh jalur jalan Provinsi Garut-Salawu-
hamparan sawah yang luas. Mempunyai luas wilayah sekitar 367, Ha.
39
40
135Ha, ladang dan perkebunan 100 Ha, perikanan darat 15 Ha, pemakanan
11,5 Ha, dan lain-lain 13Ha. Secara Administrasi menjadi empat dusun yaitu
: Dusun Kota I, Dusun Kota II, Dusun Kaliki dan Dusun Cinangsi, terdiri dari
Tabel 5.1
Penduduk Menurut Usia di Desa Mangunreja Tahun 2018
No Penduduk menurut usia Jumlah
1 0-5 tahun 1.637 orang
2 6-16 tahun 2.408 orang
3 17-55 tahun 4.023 orang
4 55 tahun ke atas 943 orang
yaitu jumlah paling banyak pada usia 17-55 tahun dengan jumlah 4.023 orang
Tabel 5.2
Tingkat Pendidikan di Desa Mangunreja Tahun 2018
No Tingkat pendidikan Jumlah
1 Tidak sekolah 420 orang
2 Tamat SD 3.030 orang
3 SLTP/SMP 2.057 orang
4 SLTA/SMA 1.383 orang
5 D1/D2 56 orang
6 D3 20 orang
7 S1 52 orang
8 S2 4 Orang
41
Tabel 5.3
Pekerjaan di Desa Mangunreja Tahun 2018
No Pekerjaan Jumlah
1 Pegawai negri sipil (PNS) 47 orang
2 Wiraswasta 32 orang
3 Pensiunan 62 orang
4 Petani 113 orang
5 Buru tani 126 orang
6 Peternak 272 orang
7 Pedagang 325 orang
8 Buruh bangunan 141 orang
9 Lainnya 288 orang
Berdasarkan tabel 5.3 pekerjaan penduduk di Desa Mangunreja dengan
jumlah pekerjaan paling banyak yaitu pedagang dengan jumlah 325 orang
sebanyak 32 orang.
5.2 Hasil.
Tabel 5.4
Penciptaan Lingkungan yang Kondusif
7).
(lampiran 8-10).
STBM ini karena mereka berpikiran itu bukan tugas merka namun tugas
petugas kesehatan.
43
dibantu oleh setiap kader oleh karena itu fasilitator di sebutka masih
kurang.
STBM namun sudah lama tidak ada pelatihan kembali terakhir pelatihan
Tabel 5.5
Peningkatan Kebutuhan Sanitasi
masyarakat dan pihak pemerintah. Selain itu ada 1 kegiatan yang tidak
keterbatasan fasilitator.
promosi atau kampaye terkait program sanitasi. Diliat dari hasil observasi
Tabel 5.6
Peningkatan penyediaan akses sanitasi
berikut:
5.3 PEMBAHASAN
indikator yang ada, hanya 2 indikator yang terlaksana yaitu sumber daya
46
tahun 2014)
Masyarakat
lembaga di desa/kelurahan
desa/kelurahan.
48
dengan menyentuh rasa malu, rasa jijik, rasa taku sakit, rasa takut dosa,
desa tidak ada, sehingga ini bisa menjadi faktor banyaknya indikator
yang belum terlaksana, fasilitator program STBM ini masih kurang jika
sudah terlalu lama yaitu pada tahun 2012 sehingga perlu pelatihan
dalam peningkatan sanitasi ini sudah sejauh mana, jika dilihat dari
pemerintah tidak ada untuk program STBM ini jadi untuk menaikan
berhasilnya strategi ini yaitu karena tidak ada dukungan dari Linsek
sanitasi ini masih banyak yang belum dilakukan pemegang program STBM
dalam pemicuan ini juga masih ada langkah-langkah pemicuan yang tidak
masyarakat itu tidak ada, karena waktu yang terbatas. Selain itu, tahapan
50
fasilitator.
pelaksanaan program STBM ini yaitu tenaga kesehatan, kader desa serta
anggotanya berasal dai kader desa, guru dan tokoh masyarakat dan ini masih
fasilitator hal ini bisa mejadi penyebab kenapa masih banyak langkah-
langkah pemicuan tidak terlaksana dan tidak ada pemantauan secara lanjut
dari fasilitator karena hanya bekerja 1 orang sehingga tidak terpanatau dan
perilakunya.
masyarakat di Desa Mangunreja, ini bisa menjadi salah satu penyebab tidak
minum dan sanitasi yang efektif dan efisien ditujukan untuk meningkatkan:
3. Kontinuitas layanan
dan dimanfaatkan dengan baik, salah satunya berkat peran dan kepedulian
perubahan ke arah yang lebih baik karena peran tokoh masyarakat dapat
ikut ambil peran dalam gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sanitasi ini.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
peningkatan sanitasi tidak ada dan tidak ada pemantauan secara lanjut dari
tim fasilitator.
6.2 Saran
b. Bagi Masyarakat
c. Pemerintah
masyarakat
fasilitator.
56
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat.Jakarta
Fatmawati (2017) Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Anak Usia 3-6
Tasikmalaya. Tasikmalaya
Keputusan Bupati Tasikmalaya (2016) Gerakan stop BABS dalam program STBM
Tasikmalaya
Widyanti cahya M (2017) Evaluasi Proses Aktualisasi program STBM Pilar I Stop
Timur
Lampiran 1
Keterangan
Ada lengkap dan dilaksanakan = jika dokumen lengkap sesuai dengan yang seharusnya
Ada tidak lenkap dan dilaksanakan= jika dokumen ada tapi tidak sesuai atau tidak lengkap
LINGKUNGAN YANG
KONDUSIF
perogram STBM?
program STBM?
pemerintah/non pemerintah
terkait angaran sumber daya
terhadap sanitasi?
program STBM?
pemberlajaran program
STBM
2 PENINGKATAN
KEBUTUHAN SANITASI
di desa Mangunreja?
B. Apakah pernah
sanitasi?
perubahan perilaku?
D. Apakah masyarakat di
berikan fasilitas terkait tim
kerja masyarakat?
E. Apakah
pemerintah/puskesmas
pernah memberikan
3 PENINGKATAN
PENYEDIAAN AKSES
SANITASI
pengembangan sanitasi
yang digunakan di
masyarakat untunk
peningkatan sanitasi?
B. Sejauh mana
pengembangan sanitasi di
lakukan?
Lampiran 7
Dana BOK
TENTANG
3. Undang-Undang...
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
MEMUTUSKAN...
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
Pasal 2
BAB II
PENYELENGGARAAN
Pasal 3
Pasal 4
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
(6) Ketentuan...
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
(1) Untuk mencapai kondisi sanitasi total yang mencakup 5 (lima) Pilar
STBM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), setelah Pemicuan
dilakukan pendampingan kepada masyarakat.
(2) Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
tenaga kesehatan, kader, relawan, dan/atau masyarakat dalam
pelaksanaan rencana kerja masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6.
Pasal 8...
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-7-
Pasal 8
(1) Masyarakat yang telah berhasil mencapai kondisi sanitasi total atau
salah satu pilar dalam penyelenggaraan STBM berdasarkan penilaian
Tim Verifikasi, dapat melakukan deklarasi keberhasilan pelaksanaan
STBM.
(2) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh
Pemerintah Daerah yang terdiri atas unsur Pemerintah Daerah dan
masyarakat.
BAB III
TANGGUNG JAWAB DAN PERAN PEMERINTAH
DAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Pasal 12
Pasal 13
(6) Tahapan...
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
Pasal 14
BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 15
BAB V...
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-10-
BAB V
PENDANAAN
Pasal 16
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 17
Pasal 18
BAB VII...
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran 11
PROMOSI/KAMPANYE
Lampiran 12
DOKUMENTASI PEMICUAN