Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sampah merupakan bagian dari masalah lingkungan karena pertambahan

volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya

untuk mengurangi sampah masih terbatas.Sampah saat ini menjadi persoalan

pokok di kota-kota besar, khususnya Indonesia. (Kuncoro, 2009 : 3)

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang

berbentuk padat (UU nomor 18 tahun 2008, pengolahan sampah . Sampah saat ini

masih jadi masalah penting dalam tatanan kebijakan nasional dan daerah

indonesia. Sampah semakin tidak bersahabat dengan alam saat sampah menjadi

pemandangan yang sangat mengganggu keindahan. Sampah menjadi portal

keindahan disaat sampah merusak ruang pemandangan mata dan mengganggu

indra penciuman karna bau yang di hasilkan tidak sedap. Bahkan dari tahun ke

tahun masalah sampah bukan terselesaikan tapi semakin menambah daftar

panjang masalah yang ada di negri ini.

Sampah merupakan konsekuensi kehidupan yang sering menimbulkan

masalah dan jumlahnya akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan

jumlah penduduk dan beragam aktivitasnya. Peningkatan jumlah penduduk berarti

peningkatan jumlah timbulan sampah, dan semakin beragam aktifitas berarti

beragam jenis sampah yang dihasilkan.

Pekon Sukanati terletak Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung

Barat . Sukananti ini termasuk pekon ke 7 di kecamatan Way Tenong dimana

Pekon Sukananti ini terdiri dari 6 pemangku dan berjumlah 1047 KK. Sampah

1
2

yang dihasilkan di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong adalah sampah

organik dan anorganik. Sampah – sampah ini hasil dari kegiatan memasak, oleh

para ibu rumah tangga. Sampah – sampah tersebut disatukan dalam suatu wadah /

plastic sebagai tempat praktis menyatukan sampah – sampah tersebut, mereka

meletakkan sampah tersebut didepan rumah yang kemudian akan diangkut oleh

petugas kebersihan (Sokli) untuk dibawa ke tempat penampungan sampah atau

TPS. Bila ketika sampah – sampah tersebut tidak diangkut oleh petugas

kebersihan (Sokli) dan masih adanya sampah yang berserakan sehingga sampah

tersebut oleh warga setempat dikumpulkan, dibakar, atau dibuang bukan pada

tempatnya pasca pengangkutan yang kurang maksimal dan dapat menimbulkan

gangguan kesehatan.

Pengelolaan sampah yang masih dibakar, dan masih terdapat sampah yang

berserakan dan pembuangan sampah yang dilakukan dengan cara terbuka dan di

tempat terbuka juga dapat berakibat meningkatnya intensitas pencemaran,

tingginya kepadatan vektor penyakit seperti lalat, tikus, nyamuk, kecoa,

pencemaran terhadap udara, tanah, air dan rendahnya estetika. Secara umum

sampah yang kurang diperhatikan dari segi pembuangan dapat mengakibatkan hal

–hal yang merugikan misalnya: tempat bersarang dan berkembang biaknya kuman

atau bibit penyakit, dapat menimbulkan banjir dan menimbulkan kecelakaan serta

dapat mencemari lingkungan sekitar Diantara Penyakit yang dapat menjangkit

manusia adalah penyakit yang berkaitan dengan lingkungan (penyakit berbasis

lingkungan) yang mencakup, diare, DBD, gangguan pernafasan, disentri dll.


3

Kondisi lingkungan yang tidak didukung oleh penanganan sampah dan

pengelolaan sampah yang kurang baik akan sangat besar potensinya terjadi

penyakit – penyakit tersebut. Oleh karena itu ketersediaan sarana penanganan dan

pengelolaan sampah pun perlu diperhatikan secara baik.

Sedangkan menurut PP RI No. 81 Tahun 2012 Pengelolaan sampah yang

dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari bahan baku suatu produk

yang berpotensi menjadi sampah, dengan kegiatan pengurangan dan penanganan

sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaaan

kembali dan pendaur ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemprosesan akhir.

Berdasarkan hal diatas penulis ingin mengetahui tentang pengelolaan

sampah di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat

Tahun 2020.
4

B. Rumusan Masalah

Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa Pengelolaan sampah yang

masih dibakar, dan masih terdapat sampah yang berserakan dapat menjadi tempat

perkembangan biaknya vektor penularan penyakit dan gangguan estetika

lingkungan yang dapat menimbulkan bau tidak sedap, serta menjadi sumber

infeksi dan tempat perkembangbiakannya vector penyakit yang dapat menularkan

penyakit melalui makanan dan minuman di pekon Sukananti Kecamatan Way

Tenong Kabupaten Lampung Barat.

Maka penulis merumuskan permasalahan yang ada yaitu bagaimana

“Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Pekon Sukananti Kecamatan

Way Tenong Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1.      Tujuan umum

Mengetahui gambaran pengelolaan sampah rumah tangga Pekon Sukananti

Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat

2.      Tujuan khusus

a. Mengetahui pemilahan sampah di Pekon Sukananti Kecamatan Way

Tenong.

b. Mengetahui proses pengumpulan (collection) sampah sementara di

Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat

c. Mengetahui proses pengangkutan sampah di Pekon Sukananti

Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.


5

d. Mengetahuitempat pemrosesan akhir sampah (disposal) di Pekon

Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan pengalaman serta dapat

mengaplikasi ilmu dan mengembangkan ketrampilan yang didapat selama

perkuliahan.

2. Bagi Institusi sebagai informasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga

yang ada Di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung

Barat

3. Bagi kelurahan sebagai informasi dan masukan dengan upaya bagaimana dan

menjaga sanitasi lingkungan terutama pengelolaan sampah di Pekon Sukananti

Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat

4. Bagi masyarakat penelitian ini dapat digunakan mengevaluasi dalam rangka

pengelolaan sampah rumah tangga di Pekon Sukananti Kecamatan Way

Tenong Kabupaten Lampung Barat

E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup ini meliputi pengelolaan sampah pada rumah tangga dari mulai

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemprosesan akhir.kon

Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang

berbentuk padat (UU nomor 18 tahun 2008, pengolahan sampah)

Untuk mempertegas pengertian sampah sampah adalah sesuatu benda padat

yang sudah tidak di pakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah di

gunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan

masyarakat amerika membuat batasan sampah (waste) adalah suatu yang tidak

dipakai tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan

manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah

adalah  hasil kegiatan manusia yang sudah di buang karna sudah tidak berguna.

Sehingga bukan semua benda padat yang tidak di gunakan dan di buang disebut

sampah, misalnya : benda-benda alam benda-benda yang keluar dari bumi akibat

dari gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin rebut dan

sebagainya. (Notoatmojo, 2007 : 187-188,).

Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :

a)      Adanya suatu benda atau benda padat

b)      Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan manusia

c)      Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi

(Notoatmojo, 2007 : 187-188,).

6
7

2.        Jenis sampah

Jenis sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

a)    Dilihat dari komposisi kimia

Berdasarkan komposisi kimia sampah terdiri dari sampah organic misalnya sisa

sampah sayuran, dan sampah anorganik misalnya sampah sampah kaleng, pecahan

kaca, dan debu.

b)   Dilihat dari mudah tidaknya terbakar

Sampah yang mudah terbakar misalnya kertas, kain, plastik dan kayu,

sedangkan sampah yang tidak mudah terbakar (non combustible) misalnya kaleng

bekas dan pecahan kaca

c)    Dilihat dari karakteristiknya

      Garbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang

umumnya mudah membusuk, dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel dan

sebagainya.Rubbish, yaitu

      Sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah terbakar,

seperti kertas, karton, plastic, dan sebagainya.Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran

dari bahan-bahan

      yang mudah terbakar, termasih abu rokok.

      Sampah jalanan (street sweeping), yaitu sampah yang berasal dari pembersihan

jalan, yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas,

plastic, pecahan kaca, besi, debu, dan sebagainya.

      Sampah industry, yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik.

      Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati karna alam,

ditabrak kendaraan, atau di buang oleh orang.


8

      Bangkai kendaraan (abandonet vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda

motor, dan sebagainya

      Sampah pembangunan (construksion waste), yaitu sampah dari   proses

pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing,

potongan-potongan kayu, besi beton, bamboo, dan sebagainya.

Jenis sampah dikelompokkan Berdasarkan subernya seperti :

a.         Pemukiman

Biasanya berupa rumah atau apartemen, jenis sampah yang ditimbulkan antara

lain sisa makanan, kertas, plastic, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam,

limbah berbahaya dan beracun dan sebagainya

b.        Daerah komersial

Daerah komersial yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran,

hotel dan lain-lain. Jenis sampah yang  ditimbulkan antara lain kertas, kardus,

plastic, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahayadan beracun dan

sebagainya

c.    Institusi

Yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lain-lain. Jenis

sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah komersial

d.      Kontruksi dan pembonkaran bangunan

Meliputi pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah

yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu dan lain-lain.
9

e.       Fasilitas umum

Seperti penyapuan jalan , taman, pantai, tempat rekreasi, dan lain-lain. Jenis

sampah yang ditimbulkan adalah rubbish, sampah taman, ranting, daun dan

sebagainya.

f.       Pengolahan limbah domestic

Seperti instalasi pengolahan air minum, instalasi pengolahan air buangan dan

incinerator.Jenis yang di timbulkan adalah lumpur hasil pengolahan, debu dan

sebagainya.

g.      Kawasan industri

Jenis sampah yang di timbulkan antara lain sisa proses produksi, buangan non

industri dan sebagainya

h.      Pertanian

Jenis sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan busuk dan sisa pertanian .

(Damanhuri, 2004 : 1.3)

3.        Sumber sampah/ timbulan sampah

Bagi negara berkembang dan beriklim tropis seperti indonesia, faktor musim

sangat besar pengaruhnya terhadap berat sampah. Dalam hal ini, musim yang

dimaksud adalah musim hujan dan kemarau, tetapi dapat juga berarti musim buah-

buahan tertentu.Disamping itu berat sampah juga sangat dipengaruhi oleh faktor

sosial budaya.Oleh karnanya, sebaiknya evaluasi timbulan sampah dilakukan

beberapa kali dalam satu tahun. Timbulan sampah dapat diperoleh dengan

sempling  (estimasi) berdasarkan standar yang sudah tersedia. Timbulan sampah

bisa dinyatakan dengan sistem volume atau satuan berat.Jika digunakan satuan

volume, derajat pewadahan (densitas sampah) harus di cantumkan.Oleh karna itu,


10

lebih baik digunakan satuan berat karna ketelitiannya lebih tinggi dan tidak perlu

memperhatikan derajat pemadatan. Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai

        Satuan berat                : kg/o/hari, kg/m²/hari, dan sebagainya

        Satuan : L/o/hari, L/m²/hari, L/bed/hari, dan sebagainya.

Di Indonesia umumnya menerapkan satuan volume.(Damanhuri, 2004 : 2-1—2-2)

Prakiraan timbulansampah baik untuk saat sekarang maupun di masa

mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian

sistem pengelolaan persampahan.Satuan timbulan sampah ini biasanya dinyatakan

sebagai satuan skala kuantitas per orang atau per unit bangunan dan

sebagainya.Bagi kota-kpta negara berkembang, dalam hal mengkaji

besarantimbulan sampah, agaknya perlu di pehitungkan adanya faktor

pendaurulangan sampah mulai dari sumbernya sampai di TPA..(Damanhuri,

2004 : 2-2)

Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu

daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara lainnya.

Variasi ini terutama disebabkan oleh perbedaan, antara lain :

          Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya

          Tingkat hidup : makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar timbulan

sampahnya

          Musim : di negara Barat, timbulan sampah akan mencapai minimum pada

musim panas

          Cara hidup dan morbalitas penduduk

          Iklim : di negara Barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan bertambah

pada musim dingin.


11

Sumber sampah pada umumnya berhubungan erat dengan penggunaan tanah

atau pembagian daerah untuk berbagai kegunaan. Pada dasarnya sumber sampah

dapat diklarifikasikan dalam berbagai katagori sebagai berikut :

a.    Sampah yang berasal dari daerah pemukiman (domestic wastes). biasanya

berupa rumah atau apartemen, jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa

makanan, kertas, plastic, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, limbah

berbahaya dan beracun dan sebagainya

b.    Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum dan tempat perdagangan. yang

meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran, hotel, seperti penyapuan

jalan , taman, pantai, tempat rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang

ditimbulkan adalah rubbish, sampah taman, ranting, daun dan sebagainya.

c.    Sampah yang berasal dari industry jenis sampah yang di timbulkan antara lain

sisa proses produksi, buangan non industry dan sebagainya. Sampah yang berasal

dari darerah pertanian jenis sampah yang

d.   dihasilkan adalah sisa makanan busuk dan sisa pertanian Factor–faktor yang

mempengaruhi jumlah produksi sampah.

1. Pengertian Sampah Rumah Tangga

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun

2012 sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari –

hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.Sampah

sejenis rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan

komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum atau

fasilitas lainnya.
12

A. Jenis Sampah

Menurut Sumantri 2010:64, Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa

kategori seperti berikut:

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnnya.

a. Organik yaitu sampah yang mudah membusuk, misalnya: sisa makanan,

daun, sayur, dan buah.

b. Anorganik yaitu sampah sampah yang tidak mudah membusuk,

misalnya: plastic wadah makanan, kertas, plastik mainan, botol dan

gelas minuman, kaleng, kayu, logam, dan lain – lain.

2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar.

a. Mudah terbakar, misalnya: Kertas plastik, daun kering, kayu.

b. Tidak mudah terbakar, misalnya: Kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.

3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.

a. Mudah membusuk, misalnya: sisa makanan, potongan daging dan

sebagainya.

b. Sulit membusuk, misalnya: plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.

4. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah.

a. Garbage, terdiri atas zat – zat yang mudah membusuk dan dapat terurai

dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan sering

kali menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan di

tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.

b. Rubbish, terbagi menjadi dua :

1) Rubbish mudah terbakar terdiri dari atas zat – zat organik.

Misalnya: kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya.


13

2) Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat – zat anorganik.

Misalnya: kaca, kaleng, dan sebagainya.

c. Ashes, yaitu semua sisa pembakaran dari industri.

d. Street sweeping, yaitu sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas

mesin atau manusia.

e. Dead animal, yaitu bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan

sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.

f. House Hold refuse atausampah campuran (missal, garbage, ashes,

rubbish) yangberasal dari perumahan.

g. Abondoned vehicle, yaitu berasal dari bangkai kendaraan.

h. Demolision waste, yaitu berasal dari hasil sisa – sisa pembangunan

gedung seperti tanah, batu, dan kayu.

i. Sampah Industri yaitu berasal dari pertanian, perkebunan, dan

industri.

j. Santage solid, yaitu terdiri atas benda – benda solid atau kasar yang

biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan

limbah cair.

k. Sampah khusus, yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus

seperti kaleng dan zat radioaktif.


14

B. Sumber Sampah / Timbulan Sampah

Timbulan sampah banyaknya sampah dalam :

1. Satuan berat : Kilogram per orang perhari (Kg) atau kilogram per meter

persegi bangunan perhari (Kg/m2/h) atau kilogram pertempat tidur perhari

(kg/bed/h) dsb.

2. Satuan Volume : Liter/orang/hari (L/o/h), liter per meter persegi bangunan

per hari (L/m2h), liter per tempat tidur perhari (L/Bed/h) dsb.

Pengelolaan persampahan di Indonesia, sampah kota biasanya dibagi

berdasarkan sumbernya yakni pemukiman atau rumah tangga dan sejenis pasar,

kegiatan komersial seperti pertokoan, kegiatan perkantoran: mayoritas berisi

sampah kegiatan perkantoran seperti kertas, hotel dan restoran, kegiatan dari

institusi seperti industri, rumah sakit, khusus untuk sampah yang sejenis dengan

sampah pemukiman, penyapuan jalan, dan taman – taman. Kadang dimasukkan

pula dari sungai atau drainase air hujan, yang cukup banyak dijumpai. Sampah

dari masing – masing sumber tersebut dapat dikatakan mempunyai karakteristik

yang khas sesuai dengan besaran dan variasi aktivitasnya juga timbulan sampah

masing – masing sumber bervariasi satu dengan yang lain. (E. Damanhuri, 2004)

Rata – rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari,

antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu Negara dengan yang

lainnya, variasi ini disebabkan oleh perbedaan antara lain:

a. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.

b. Tingkat hidup makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar

timbulannya.
15

c. Musim di Negara barat timbulan sampah akan mencapai angka

minimum pada musim panas.

d. Cara hidup dan mobilitas penduduk.

e. Iklim.

f. Cara Penanganan Makanannya.

C. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Sampah

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:

1. Jumlah Penduduk.

Jumlah penduduk tergantung pada aktifitas dan kepadatan

penduduk.Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat

atau ruang untuk menampung sampah kurang.

2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.

Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika

dibandingkan dengan truk.

3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.

4. Faktor Geografis

Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah,

pantai,atau di dataran rendah.

5. Faktor Waktu

Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.Jumlah

sampah perhari bervariasi menurut waktu.Contoh, jumlah sampah pada siang hari

lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan

tidak begitu bergantung pada faktor waktu.


16

6. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya

Adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.

7. Kebiasaan Masyarakat

Jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman,

sampah makanan itu akan meningkat.

8. Kemajuan Teknologi

Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh:

plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, dan kulkas.

9. Jenis Sampah

Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula

macam dan jenis sampahnya.

D. Pengelolaan Sampah

Sistem pengelolaan sampah perkotaan pada dasarnya dilihat dari

komponen-komponen sub sistem yang saling mendukung satu sama lain untuk

mencapai tujuan yaitu kota yang bersih, sehat dan teratur. (E. Damanhuri, 2004)

Adapun unsur – unsur pokok pengelolaan sampah Menurut Peraturan

Pemerintah RI No. 81 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga ,

terdapat dua kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu:

1. Pengurangan Sampah (Waste Minimization), yang terdiri dari: pembatasan

terjadinya sampah, guna ulang dan daur ulang.

2. Penanganan Sampah (Waste Handling), yang terdiri dari:


17

a. Pemilahan Sampah

Adalah kegiatan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah

sesuai dengan jenis, jumlah, atau sifat sampah. Pemilahan sampah rumah tangga

sebaiknya dikelompokkan menjadi paling sedikit lima jenis sampah yang terdiri :

1) Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun

Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah

bahan berbahaya dan beracun antara lain kemasan obat serangga, kemasan oli,

kemasan obat – obatan, obat – obatan kadaluars, peralatan listrik, dan peralatan

eletronik rumah tangga.

2) Sampah yang mudah terurai

Sampah yang mudah terurai antara lain sampah yang berasal dari

tumbuhan, hewan, dan bagian – bagian yang dapat terurai oleh makhluk hidup

lainnya dan mikroorganisme seperti sampah makanan.

3) Sampah yang dapat digunakan kembali

Sampah yang dapat digunakan kembali merupakan sampah yang dapat

dimanfaatkan kembali tanpa proses pengolahan antara lain sisa kain, plastic,

kertas, dan kaca.

4) Sampah yang dapat didaur ulang

Sampah yang dapat didaur ulang merupakan sampah yang dapat

dimanfaatkan kembali setelah melalui proses pengolahan antara lain sisa kain,

plastic, kertas dan kaca.

5) Sampah Lainnya

Sampah lainnya merupakan residu.


18

b. Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah adalah kegiatan dari masing – masing rumah tangga

yang menghasilkan sampah harus membangun atau mengadakan tempat khusus

untuk mengumpulkan sampah.Kemudian dari tempat pengumpulan sampah

tersebut harus diangkut ke tempat penampungan akhir (TPA). TPS yang

dianjurkan oleh Depkes RI, 2008 adalah :

a. Kontruksi

Bila TPS berupa bak beton/pasangan batu bata atau kontainer,

harus memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut:

a) Harus Kedap air, bertutup dan selalu dalam keadaan tertutup,

mudah dibersihkan sehingga mencegah timbulnya pencemaran

maupun masalah lalat atau tikus.

b) Volume mampu menampung sampah dari pemakai untuk

waktu 1 (satu) hari.

b. Penempatan TPS

i. Jarak terhadap rumah dekat adalah 30 meter dan terjauh 200

meter.

c) Tidak berada diatas/dipinggir saluran air (selokan,parit,sungai).

Hal ini bertujuan untuk menghindarkan sampah berserakan di

saluran air dan menimbulkan pencemaran air.


19

d) Jarak terhadap sumber air terdekat minimal 75 meter. Hal ini

bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya

pencemaran terhadap sumber – sumber air bersih.

e) Tidak terletak di daerah banjir.

f) Mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.

c. Teknik Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah dimulai dari

sumber sampah hingga akhir atau lokasi pemrosesan akhir, dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung ( door to door) atau

secara tidak langsung (communal) dengan penjelasan sebagai berikut :

a) Secara Langsung ( door to door )

Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah

dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap – tiap sumber akan

diambil, dikumpulkan, dan langsung diangkut ke tempat

pemrosesan atau ke tempat pembuangan akhir.

b) Secara Tidak Langsung (Communal)

Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pemrosesan atau ke

tempat pembuangan akhir, sampah dari masing – masing sumber

akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam

gerobak dan diangkut ke TPS. Dalam hal ini, TPS dapat pula

berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna

mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemrosesan

akhir.
20

c. Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah adalah alat pengangkutan sampah yang biasa

digunakan untuk mengangkut sampah dari sumber sampah ke TPS (Tempat

penampungan Sementara) atau ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir).

Menurut Depkes R 1987, Kontruksi gerobak dan truk pengangkut sampah

harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan, sebagai berikut :

1) Gerobak sampah harus dilengkapi dengan tutup atau jaring agar sampah

tidak berserakan sewaktu dalam perjalanan. Sedangkan Truk sampah

harus tertutup rapat agar sampah tidak beterbangan sewaktu dalam

perjalanan.

2) Kontrusinya kuat, dinding bagian dalamnya dilapisi dengan plat

logam untuk memudahkan pembersihannya.

Perlengkapan gerobak dan truk sampah, yaitu :

a) Perlengkapan yang ada pada minimal: sapu lidi, pengki, cangkul

garpu.

b) Untuk petugas yang menanganin sampah harus dilengkapi

dengan: pakaian kerja khusus, sarung tangan, masker, topi

pengaman, sepatu boot. Untuk melindungi dan menjaga kesehatan

dan keselamatan kerjanya.


21

d. Pemrosesan akhir sampah di TPA

Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan residu

hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.adapun

tahanPengolahan sampahsebelum pemrosesan akhirKegiatan dalam bentuk

mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.Sampah akan mengalami

pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis semedikian hingga

tuntas.Kegiatan pengolahan sampah berupa pemadatan, pengomposan, daur ulang,

mengubah sampah menjadi sumber energy.

Pengolahan sampah mempertimbangkan:

1) Karakteristik sampah.

2) Teknologi pengolahan yang ramah lingkungan.

3) Keselamatan kerja.

4) Kondisi sosial masyarakat.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses

pemusnahan sampah, antara lain:

Metode lahan urug terkendali (controlled landfill) yaitu metode pengurugan di

areal pengurugan sampah, dengan cara dipadatkan dan ditutup dengan tanah

penutup sekurang-kurangnya setiap tujuh hari. Metode ini merupakan metode

yang bersifat antara, sebelum mampu menerapkan metode lahan urug saniter

(sanitary landfill).
22

Metode lahan urug saniter (sanitary landfill) yaitu sarana pengurugan sampah ke

lingkungan yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis, dengan penyebaran

dan pemadatan sampah pada area pengurugan, serta penutupan sampah setiap

hari.

Metode teknologi ramah lingkungan yaitu

Lokasi TPA sebagaimanapaling sedikit memenuhi aspek:

a. geologi;

b. hidrogeologi;

c. kemiringan zona;

d. jarak dari lapangan terbang;

e. jarak dari permukiman;

f. tidak berada di kawasan lindung/cagar alam; dan/atau

g. bukan merupakan daerah banjir periode ulang 25 (dua puluh lima) tahun.

E. Dampak Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi

masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada

yang positif ada juga yang negatif.

1. Pengaruh Positif

Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif

terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut :

a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-

rawa dan dataran rendah.


23

b. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses

pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah

pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak.

d. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk

berkembang biak serangga atau binatang pengerat.

e. Menurukan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubunganyya

dengan sampah.

f. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan

hidup masyarakat.

g. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya

masyarakat.

h. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluran dana

kesehatan suatu negara sehungga dana itu dapat digunakan untuk

keperluan lain.

2. Pengaruh Negatif

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif

bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya

masyarakat, seperti berikut:


24

a. Pengaruh terhadap kesehatan

1) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah

sebagai tempat perkembanganbiakan vektor penyakit, seperti lalat

atau tikus.

2) Insidensi penyakit demam berdarah dengue akan meningkat Karena

vektor penyakit hidup dan berkebang biak dalam sampah kaleng

ataupun ban bekas yang berisi air hujan.

3) Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara

sembarangan, misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca,

dan sebagainya.

4) Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stress, ]

dan lain – lain.

b. Pengaruh terhadap lingkungan

1) Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.

2) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan

menghasilkan gas – gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.

3) Pembakaran sampah dapat menimbulkan Pencemaran udara dan

bahaya kebakaran yang lebih luas.


25

4) Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan

menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal.

5) Apabila musim hujan dating, sampah yang menumpuk dapat

menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber

air permukaan atau sumur dangkal.

c. Terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat

1) Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan

sosial budaya masyarakat setempat.

2) Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan

minat dan hasrat orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke

daerah tersebut.

3) Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk

setempat dan pihak pengelola.

4) Penurunan pemasukan daerah (Devisa) akibat penurunan jumlah

wisatawan yang diikuti dengan penuruan penghasilan masyarakat

setempat.

5) Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi

menurun dan tidak memiliki nilai ekonomi.


26

F. Kerangka Teori

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun

2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah

Rumah Tangga, maka disusun kerangka teori sebagai berikut :

Tahap Pengelolaan
Sampah:

1. Penampungan Sampah
Sementara (Pemilahan
Timbulan Sampah dan Pewadahan ) Pengelolaan Sampah
2. Pengumpulan ( TPS)
Rumah Tangga 1. Baik
3. Pengangkutan Sampah
(Sarana alat 2. Buruk
pengangkutan dan
Tenaga Petugas
Kebersihan)

4. Pembuangan Akhir
(Pengolahan dan
Pemrosesan Akhir
Sampah)

Gambar 1.1
27

Kerangka Teori

H.Kerangka Konsep

Pengelolaan sampah
pemilahan
Rumah Tangga Pekon Sukananti Identifikasi sampah : anorganik dan organik

Kec. Way Tenong Tahun 2020 Satuan berat : kg/o/hari, kg/m²/hari, dan sebagainya

Pengumpulan sampah

1. Secara Lansung ( door to door )


2. Secarapeng Tidak Langsung
(Communal)

Pengangkutan Sampah

1. Perlengkapan gerobak
2. Truk sampah

Tempat Pemrosesan akhir

1. Metodecontrolled landfill

2. Metodesanitary landfill

3. Teknologi ramah lingkungan


28

Gambar 1.2

Kerangka Konsep
29

I . DEFINISI OPERASIONAL

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Pemilahan Jumlah sampah setiap masing – Timbangan Pengukuran Satuan berat (kg) Nominal
sampah masing rumah tangga. identifikasi
sampah : anorganik dan organik
Satuan berat : kg/o/hari,
kg/m²/hari, dan sebagainya
2. Pengumpulan 1. Proses penanganan sampah Ceklist dan Observasi dan 1.Ya, bila ada pengumpulan Ordinal
Sampah dengan cara pengumpulan kuesioner wawancara.
sampah dari sumber ke TPS
dari masing-masing
(secara tidak langsung/communal)
sumber sampah untuk
diangkut ke tempat 2.Tidak, bila tidak ada
pengumpulan sementara pengumpulan sampah dari sumber
(TPS). Secara Langsung
ke TPS.(secara langsung/door to
( door to door) atauSecara
Tidak Langsung door )
(Communal)

3 Pengangkutan Alat pengangkutan sampah yang Ceklist dan Observasi dan 1.Ya, bila terdapat sarana alat Ordinal
kuesioner wawancara pengangkutan sampah dari TPS ke
Sampah biasa digunakan untuk
TPA.
mengangkut sampah dari TPS ke 2.Tidak, bila tidak terdapat sarana
30

tempat pembuangan akhir alat pengangkutan sampah dari


TPS ke TPA.
(TPA).•Perlengkapan gerobak
•truk sampah
4. Tempat 1. Metode controlled landfill Ceklist dan Observasi dan 1.Ya, bila ada pemrosesan akhir
pemrosesan kuesioner. wawancara dan memenuhi syarat
akhir 2. Metode sanitary landfill
Ordinal
3. Teknologi ramah 2. Tidak, bila tidak adaa
lingkungan pemrosesan akhir dan tidak
memenuhi syarat

Tabel 2
30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian deskritif yaitu menggambarkan variabel

tertentu yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan sampah rumah

tangga di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang ada di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong adalah sebanyak

1047 rumah tangga yang terdiri dari 6 pemangku yaitu pemangku 01 dengan

jumlah 172 KK, pemangku 02 terdiri dari 185 KK , pemangku 03 terdiri dari 179

KK, pemangku 04 terdiri dari 135 KK , pemangku 05 terdiri dari 156 KK dan

pemangku 06 terdiri dari 220 KK . jumlah keseluharan KK yang ada di pekon

sukananti kecamatan way tenong kabupaten lampung barat yaitu 1047 KK

2. Sampel

Berdasarkan besar sample yang ada di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong

Kabupaten Lampung Barat maka sampel yang akan diambil ditentukan

menggunakan rumus :

N
n=
1+ N (d )2

N
n= 2
1+ N (d )

1047
n=
1+ 1047(0,1)2
30
31

1047
n=
11,47

n = 91,28 = 91 sampel KK

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Presisi (0,1)

(Notoadmodjo: 2010)

Menetapkan interval sampel.

N
I=
n

1047
I=
91
= 11,50 = 12 (Interval)

Keterangan:

N (Jumlah Populasi) = 1047 KK

n (Sampel) yang diinginkan = 91 KK

I = interval

Sedangkan untuk distribusi sampel masing – masing pemangku adalah :

S
s = nx
N

Keterangan :

s : Sampel tiap pemangku

N : Populasi Keseluruhan
32

n : Populasi pemangku

S : Sampel keseluruhan

172
Pemangku 01 = x 91 = 15 KK
1047

185
Pemangku 02 = x 91 = 16 KK
1047

179
Pemangku 03 = x 91 = 15 KK
1047

135
Pemangku 04 = x 91 = 12 KK
1047

156
Pemangku 05 = x 91 = 14 KK
1047

220
Pemangku 06 = x 91 = 19 KK
1047

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah

sampel yang diambil dari 1047 populasi yaitu 91sampel rumah tangga yang

tersebar dalam 6 Pemangku.

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara rancangan Random Sistematik

(Sytematic Random Sampling).

Langkah – Langkah pengambilan sampel

a. Menetapkan daftar penelitian ini adalah kepala rumah tangga

b. Menetapkan interval

Cara menetapkan interval adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan

perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel.

Sampel diambil secara acak antara 1 sampai dengan banyaknya anggota

populasi.Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya


33

sebagai interval X, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X

tersebut.Pada teknik Random sistematik hanya individu pertama saja yang dipilih

secara random, sementara individu berikutnya terpilih menurut aturan yang

ditetapkan. Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah tiap subyek (nama

orang) yang mempunyai interval 12.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitin ini di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung

Barat pada Bulan Februari-April 2020.

D. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi menggunakan

checklist dan wawancara menggunakan kuesioner yang diamati secara langsung

ini terdiri dari dua subjek sasaran yaitu KK dan petugas kebersihan lingkungan

yang dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan data tentang pengelolaan sampah

yang meliputi timbulan sampah, proses penampungan sampah, proses

pengumpulan sampah, proses pengangkutan sampah, dan tempat pembuangan

akhir sampah di pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung

Barat.

b. Data Sekunder
34

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor kelurahan sukananti yaitu

jumlah KK yang ada di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong guna

mendukung penelitian ini.

E. Pengolahan Data dan Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dilakukan pengolahan data dengan

tahapan editing, coding, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian

dianalisa dengan cara membandingkan antara data yang ada dengan teori

kepustakaan yang ada.

1. Pengolahan data

a. Editing : yaitu pengecekan kembali data – data yang diperoleh untuk

membuktikan kebenaran dan kekuatan data tersebut.

b. Coding : yaitu kegiatan merubah data menjadi bentuk kode yang

digunakan untuk mempermudah pengolahan data nantinya.

c. Cleaning : yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry

apakah ada kesalahan atau tidak. Pada penelitian ini penulis melakukan

proses pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah sudah benar

dan valid seluruhnya.

d. Tabulating : yaitu menampilkan data dalam bentuk table secara

proporsional.

2. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengolahan disajikan dalam bentuk table dan

narasi, kemudian dibandingkan dengan teori dan Peraturan Pemerintah Republik


35

Indonesia No. 81 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan

sampah sejenis sampah rumah tangga untuk ditarik kesimpulannya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pekon Sukananti

Pekon sukananti terletak dikelurahan sukananti kecamatan way tenong

kabupaten lampung baratdengan luas keseluruhan 25 ha yang terdiri dari 1047

rumah tanggaa yang terdiri atas6 pemangku. Masing – masing pemangku terdiri

dari :

Pemangku 01 : 172 KK
Pemangku 02 : 185 KK
Pemangku 03 : 179 KK
Pemangku 04 : 135 KK
Pemangku 05: 156 KK
Pemangku 06 : 220 KK

Pekon Sukananti berbatasan dengan :

Barat : berbatasan dengan Pekon Sukaraja

Timur : berbatasan dengan Pekon Tanjung Raya

Selatan : berbatasan dengan Pekon Sukaraja

Utara : berbatasan dengan Air Putih I

Jumlah pemangku : 6 pemangku


36

Jumlah KK : 1047 KK

35

B. Hasil Penelitian

Adapun data yang didapatkan berdasarkan penelitian adalah berupa jumlah

timbulan sampah, penampungan sementara, pengumpulan sampah, pengangkutan

sampah, serta pembuangan akhir sampah di Pekon Sukananti Kecamatan Way

Tenong dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

1. Pemilahan Sampah

a. Timbulan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian dalam rata – rata jumlah timbulan sampah di

Pekon Sukananti dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Tabel 2

Distribusi Timbulan Sampah di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong


Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020

Σ Σ Sampel Rata – rata Σ Kepala


Estiminasi
No Nama RT Timbulan (Kepala Timbulan Keluarga
Timbulan
(kg/hr) Keluarga) kk (KK)
1 Pemangku 01 24.7 15 1.64 172 282.08
2 Pemangku 02 25.2 16 1.57 185 290.45
3 Pemangku 03 24.7 15 1.64 179 293.56
4 Pemangku 04 23.9 12 1.99 135 268.65
5 Pemangku 05 24.9 14 1.77 156 276.12
6 Pemangku 06 29.6 19 1.55 220 341
Jumlah 153 91 10.16 1047 1751.86
Rata-rata 25.5 - 1.7 - 291.97
(Sumber : hasil survei, 2020)
37

Berdasarkan tabel 2 menjelaskan bahwa rata-rata timbulan sampah

dihasilkan satu pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong sebesar 1751.86kg/hr

atau 1.7 kg/kk/hr. Timbulan sampah di pekon Sukananti terbanyak yaitu pada

pemangku 06 sebesar 341 kg/hr , terbanyak kedua yaitu pemangku 03 Sebesar

293.56 kg/hr, terbanyak ke tiga pemangku 02 Sebesar 290.45 kg/hr.

b. Jenis Sampah

Jenis sampah yang dihasikan Di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong

dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Sampah di Pekon Sukananti


Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat Tahun 2020

Presentase
No Jenis Sampah Jumlah sampah
Sampah (%)
1. Sampah organik 82.3 kg/hr 53.8%
2. Sampah anorganik 70.7 kg/hr 46.2%
Jumlah 153 kg/hr 100 %
(Sumber : hasil survei,2020)

Berdasarkan tabel 4 menjelaskan bahwa jenis sampah di pekon sukananti

kecamatan way tenong rata-rata sampah organik yaitu sebanyak 82.3 kg/hr

(53.8%), sedangkan sampah anorganik sebanyak 70.7 kg/hr (46.2%).


38

c. Pewadahan dan tempat penampungan sampah sementara

Berdasarkan hasil penelitian tempat penampungan sampah sementara

masyarakat di pekon sukananti dapat tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Penampungan Sampah


Sementara di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung
Barat Tahun 2020

No Tempat Penampungan Jumlah Persentase sampah (%)


Sampah Sementara Sampel (KK)

1. Karung 56 61.5 %

2. Kantong Plastik 15 16.5 %

3. Keranjang Bambu 6 6.6%

4. Ember 14 15.4 %

Jumlah 91 100 %

(sumber: hasil survei,2020)

Berdasarkan tabel 4 menjelaskan bahwa paling banyak masyarakat untuk

tempat penampungan sampah sementara menggunakan karung yaitu sebanyak 56

(61.5%).
39

d. Pemisahan Sampah Organik dan Anorganik

Pemisahan Sampah Organik dan Anorganik di Pekon Sukananti Kecamatan

Way Tenong Kabupaten Lampung barat dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kegiatan Pemisahan Sampah


Organik dan Anorganik di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten
Lampung tahun 2020

Kegiatan pemisahan sampah organik Persentase


Jumlah KK
dan anorganik (%)

Tidak 89 KK 100%

Ya 0 KK 0%

Jumlah 91 KK 100%

(Sumber : hasil survei,2020)

Berdasarkan tabel 5 menjelaskan bahwa yang melakukan pemisahan

sampah organik dan anorganik dari 91 sampel yang diteliti sebanyak 0 KK (0%)

kemudian yang tidak melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik

sebanyak 91 KK (100%).
40

2. Pengumpulan Sampah

a. Sikap masyarakat membuang sampah di Pekon Sukananti

Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung.

Berdasarkan hasil penelitian kebiasaan masyarakat membuang sampah

dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini :

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Masyarakat Membuang


Sampah di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung tahun
2020

No Sikap Masyarakat Membuang Jumlah Sampel Persentase (%)


sampah (KK)

1 Dikumpulkan di tempat sampah 67 73.6 %

2. Dikumpulkan di Lahan kosong 10 11 %

3. Dibakar 14 15.4 %

Jumlah 91 100 %

(Sumber : hasil survei,2020)

Berdasarkan tabel 6 menjelaskan bahwa kebiasaan masyarakat membuang

sampah sebanyak 67 (73.6%) dikumpulkan di tempat sampah, sebanyak 10 (11%)

dibakar, sebanyak 14 (15.4%) dikumpulkan dilahan kosong.


41

b. Pengumpulan sampah oleh petugas SOKLI

Untuk mengetahui ada tidaknya pengumpulan dan pengangkutan sampah oleh

petugas SOKLI dari setiap rumah dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini:

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah oleh Petugas


SOKLI di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung tahun
2020.

Pengumpulan dan Pengangkutan Jumlah Sampel Persentase


oleh Petugas SOKLI (KK) (%)

Diangkut 67 KK 74 %

Tidak diangkut 24 KK 26 %

Jumlah 91 KK 100%

(Sumber : hasil survei,2020)

Dari tabel 7 diketahui bahwa dari 81 sampel KK yang diambil, sebanyak 67

KK (74 %) diangkut oleh petugas SOKLI dan sebanyak 24 KK (26%) tidak

diangkut oleh petugas SOKLI.


42

3. Pengangkutan Sampah

a. Tenaga Pengelola sampah

Tabel 8

Distribusi Tenaga Pengelola Sampah Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong


Kabupaten Lampung tahun 2020

No Tenaga Pengelola Sampah Jumlah

1. Petugas Kebersihan 4 Orang


Kecamatan way tenong.
(Sumber: hasil survei, 2020)

Berdasarkan tabel 8 bahwa jumlah Tenaga pengangkutan sampah sebanyak 4

orang oleh petugas kebersihan kecamatan way tenong terdiri dari 4 orang.

b. Alat Angkut

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alat Angkut Sampah di Pekon Sukananti


Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung tahun 2020

No Jenis Alat Angkut Jumlah Keadaan Alat Frekuensi


Angkut Pengangkutan
1. Gerobak Motor - - 3 hari sekali

2. Mobil pick up 2 Baik

3. Truk - -

(Sumber: Hasil survei,2020).


43

Berdasarkan hasil tabel 9 dapat dilihat bahwa tahap pengangkutan sampah

dilakukan 3 hari sekali oleh Petugas Kebersihan Kecamatan Way Tenong dengan

menggunakan mobil pick up

c. Sarana dan Prasarana

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis dan Keadaan Sarana dan Prasarana


Pengangkutan Sampah dari diPekon Sukananti Kecamatan Way Tenong
Kabupaten Lampung barat tahun 2020

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi Digunakan/tidak


digunakan

1. Sapu lidi dan Sapu ijuk 1 Baik Digunakan

2. Sekop Sampah 1 Baik Digunakan

3. Garpu Sampah 1 Baik Digunakan

4. mobil pick up 2 Baik Digunakan

(Sumber: Hasil Survei,2020)


Berdasarkan Tabel 10 menjelaskan bahwa keadaan sarana dan prasarana

yang digunakan pengangkut sampah dari rumah warga ke TPA hanya terdiri 1

sapu ijuk, sekop sampah, dan 1 garpu sampah, dan 2 mobil pick up dalam

keadaan baik.
44

Tabel 11

Distribusi Frekuensi Berdasarkan alat pelindung diri(APD) diPekon Sukananti


Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung barat tahun 2020

No Alat pelindung diri/APD Jumlah Kondisi Digunakan/tidak


digunakan

1. Pakaian Seragam - - Tidak Digunakan

2. Sepatu Booth - - Tidak Digunakan

3. Sarung Tangan - - Tidak Digunakan

4. Masker - - Tidak Digunakan

(Sumber: Hasil Survei,2020)

Berdasarkan Tabel 11 menjelaskan bahwa alat pelindung diri (APD)

Petugas Kebersihan Kecamatan Way Tenong berupa baju khusus,masker,dan

sarung tangan tidak ada.

4. Pemrosesan Akhir Sampah

Lokasi Tempat Pembuang Akhir Sampah yaitu di Pekon Mutar Alam.

Petugas Kebersihan kecamatan way tenong 3 hari sekali mengangkut sampah –

sampah dari rumah-rumah warga yang ada di Pekon Sukananti dengan

menggunakan mobil pick up ke TPA mutar alam.


45

C. Pembahasan

1. Pemilahan

a. Jumlah Timbulan

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

suatu proses.Sampah kota biasanya dibagi berdasarkan sumbernya yakni

pemukiman atau rumah tangga dan sejenis pasar, kegiatan komersial seperti

pertokoan, kegiatan perkantoran, kegiatan dari industri, dan lain – lain. Timbulan

sampah biasa dinyatakan dalam satuan volume atau satuan berat. Jika digunakan

dalam satuan volume derajat pewadahan harus dicantumkan. Oleh karena itu,

lebih baik menggunakan satuan berat karena tingkat ketelitiannya lebih tinggi dan

tidak perlu memperhatikan derajat pewadahan. Timbulan sampah ini dinyatakan

dengan satuan berat: kg/orang/hari, kg/m2/hari, dan kg/bed/hari.

b. Jenis sampah

Jenis sampah menurut sifatnya dibagi menjadi dua yakni sampah organik

dan sampah anorganik.Berikut pengertian sampah organik dan anorganik beserta

contohnya.Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis sampah di pekon sukananti

kecamatan way tenong rata-rata sampah organik yaitu sebanyak 82.3 kg/hr

(53.8%), sedangkan sampah anorganik sebanyak 70.7 kg/hr (46.2%).


46

Hal ini dikarenakan oleh jenis sampah yang berasal dari rumah tangga

lebih dominan sampah organik sebab sampah yang dihasilkan berupa sisa

makanan, daun, sayur, dan buah. Semua sampah yang dihasilkan oleh masyarakat

perumahan karunia indah tidak diolah, namun dibiarkan begitu saja.

Berdasarkan hasil penelitian (Yova Nagatha,2019) jenis sampah yang

dihasilkan di Perumahan Karunia Indah Kelurahan Sukabumi Indah berupa

sampah organik dan anorganik. Didapatkan hasil jenis sampah sebanyak (52.30%)

sampah organik dan (47,70%) sampah anorganik yang diperoleh di Perumahan

Karunia Indah.

Sebaiknya ditinjau dari segi ekonomi, maka sampah rumah tangga dapat

dimanfaatkan berdasarkan jenisnya. Sampah organik dapat dijadikan kompos

sedangkan sampah anorganik dapat dirubah menjadi barang bermanfaat seperti

kerajinan.

c. Pewadahan dan Tempat Penampungan sementara

Berdasarkan hasil penelitian Ketersediaan tempat sampah yang ada di

Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong paling banyak menggunakan karung

sebanyak 56 KK (61.5%).

Sampah – sampah dari aktivitas rumah tangga di Pekon Sukananti

Kecamatan Way Tenong dikumpulkan atau disimpan sementara di karung ,

kantong plastic , keranjang bambu dan ember yang berada didepan rumah untuk

memudahkan pengangkutan oleh petugas SOKLI.


47

Disarankan kepada masyarakat untuk dapat memiliki tempat sampah

yang layak untuk digunakan seperti tidak mudah berkarat, terbuat dari bahan yang

cukup kuat, ringan, kedap air, mempunyai tutup agar tidak menggangu estetika

lingkungan sekitar.

d. Pemisahan Sampah

Dalam pengelolaan sampah yaitu terdapat tahapan pemilahan sampah

adalah proses pemisahan sampah berdasarkan jenis sampah yang dilakukan sejak

dari sumbernya sampai dengan pembuangan akhir.

Berdasarkan Tabel 5, pemisahan sampah organik dan anorganik dari 91

sampel yang diteliti tidak ada yang melakukan pemisahan sampah. Dikarenakan

masih banyaknya masyarakat tidak melakukan pemisahan dengan berbagai alasan

yaitu tidak ada waktu, belum mengetahui apa perbedaan sampah organik dan

anorganik, hanya membuang – buang waktu saja dan ketidak tahuan masyarakat

dalam penanganan sampah dari sumber yang baik dan benar.

Untuk mempermudah petugas dalam mengelola sampah maka

disarankan setiap rumah tangga menyediakan dua tempat penampungan sampah

antara sampah organik dan anorganik.

Berdasarkan hasil penelitian di Pekon Sukananti Kecamatan Way

Tenong Kabupaten Lampung Barat, pada tabel 2 menjelaskan bahwa rata-rata

timbulan sampah dihasilkan Satu Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong

sebesar 1751.86kg/hr atau 1.7 kg/kk/hr. Berdasarkan Penelitian (Yova Nagatha,


48

2019) di Perumahan Karunia Indah Kelurahan Sukabumi Indah rata – rata jumlah

timbulan sampah 1575,85kg/hr atau 2.17 kg//hr.

Berdasarkan hasil yang sejalan dengan penelitian Yova Nagatha bahwa

jumlah timbulan sampah di pekon sukananti lebih rendah hal ini disebabkan oleh

faktor – faktor yang dapat mempengaruhi yaitu aktivitas yang dilakukan sehari –

hari, faktor sosial, ekonomi dan budaya, kebiasaan masyarakat, kemajuan

teknologi, dan jenis sampah.

Strategi jangka panjang peran aktif masyarakat menjadi tumpuan suksesnya

pengelolaan sampah di Pekon Sukananti. Setiap rumah tangga disarankan

mengelola sendiri sampahnya melalui program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).

Reduce seperti mengurangi volume sampah dengan cara mengkonsumsi sampah

lebih sedikit dan tidak banyak menggunakan kemasan. Reuse yaitu menggunakan

barang kembali yang telah dipakai, tidak menggunakan kantong plastik karena

kantong plastik sangat sulit diuraikan kembali . Recycle yaitu mendaur ulang

barang yang tidak dipakai melalui suatu proses seperti pembuatan kerajinan dan

pembuatan pupuk kompos.


49

2.Pengumpulan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian, Pengumpulan sampah di Pekon Sukananti

dilakukan oleh 4 orang petugas SOKLI yang biasanya mengumpulkan sampah

dari rumah – rumah warga dengan menggunakan mobil pick up dengan frekuensi

pengangkutan 3 hari sekali mulai pukul 08.00 – 14.00.00 WIB. Sampah – sampah

yang diangkut oleh petugas SOKLI langsung dibawa ke tempat pembuangan akhir

(TPA).

Pada tahap pengumpulan ini petugas SOKLI tidak mengumpulkan dan

mengangkut sampah dari semua rumah, dikarenakan petugas hanya

mengumpulkan dan mengangkut sampah dari rumah – rumah yang membayar

biaya retribusi sampah tiap bulannya yaitu sebesar Rp. 35.000. Untuk warga yang

tidak mengikuti dan tidak memiliki petugas SOKLI di tempat tinggalnya selama

ini mereka membuang sampah pada lahan kosong yang ada di sekitarnya ,

kemudian sampah – sampah tersebut dibakar .

Adapun solusinya agar kegiatan pengumpulan sampah berjalan dengan

baik perlu adanya penambahan tenaga pengelola sampah khususnya untuk

pengumpulan sampah.
50

3. Pengangkutan Sampah

Sistem pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan pengangkutan

langsung ketempat pembuangan akhir/pengolahan atau secara tidak langsung

Berdasarkan penelitian, jumlah tenaga untuk pengangkutan sampah dari rumah-

rumah ke TPA sebanyak 4 orang petugas kebersihan Kecamatan Way Tenong.

Alat angkut yang digunakan yaitu mobil pick up untuk mengangkut sampah dari

rumah warga ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dengan frekuensi pengangkutan

3 hari sekali mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB sehingga masih ada sampah tersisa

yang tidak terangkut. Tetapi untuk kontruksi alat angkut belum memenuhi

persyaratan teknik kesehatan dikarenakan keadaan mobil pick up sampah masih

belum tertutup sehingga sampah yang diangkut berserakan dijalanan .

Untuk sarana dan prasarana pengangkut sampah dari rumah warga ke TPA

hanya terdiri 2 mobil pick up,1 sapu ijuk, 1 sekop sampah, dan 1 garpu sampah

dalam keadaan baik. Kemudian untuk alat pelindung diri (APD) Petugas Dinas

Kebersihan Kabupapaten Lampung Barat berupa baju khusus,masker,dan sarung

tangan tidak tersedia berdampak pada pengelolaan sampah yang diakibatkan

kurangnya sarana dan prasarana pengangkutan sampah.


51

Diharapkan kepada Dinas Kebersihan Kabupaten Lampung Barat agar

lebih memperhatikan sarana dan prasarana alat angkut yang baik seperti diberi

penutup agar sampah tersebut tidak berserakan disaat dalam perjalanan menuju

TPA. Frekuensi pengangkutan perlu dilakukan penambahan menjadi 2 hari sekali

agar tidak terjadi sisa penumpukan sampah . Alat kelengkapan petugas kebersihan

harus selalu tersedia dan digunakan pada saat proses pengangkutan.

4. Pembuangan Akhir

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tempat pembuangan akhir

sampah Pekon Sukananti yaitu di TPA Mutar Alam. Dengan melakukan

pengangkutan dan pemindahan sampah dari Pekon Sukananti ke Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) dilakukan oleh petugas kebersihan Kabupaten Lampung

Barat menuju TPA Mutar Alam. Pengangkutan menggunakan pick up dengan

kapasitas 4 m3 dengan frekuensi pengangkutan 3 hari sekali. Pembuangan akhir

sampah di TPA mutar alam, sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat

pembuangan akhir tanpa ada perlakuan apapun.


52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pembahasan maka didapatkan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengelolaan Sampah rumah tangga di Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong

Kabupaten Lampung Barat masih belum baik dalam hal Pengumpulan Sampah, dan

Pengangkutan.

2. Pemilahan sampah di Pekon Sukananti kecamatan Way tenong belum terlaksanan

dengan baik dan rata-rata timbulan sampah yang dihasilkan di Pekon Sukananti

Kecamatan Way Tenong sebesar 1751.86kg/hr atau 1.7 kg/kk/hr. jenis sampah rata-rata

sampah organik yaitu sebanyak 82.3 kg/hr (53.8%), sedangkan sampah anorganik

sebanyak 70.7 kg/hr (46.2%).Pewadahan dan Tempat Penampungan sampah sementara

yang paling banyak digunakan oleh masyarakat pekon Sukananti adalah karung.

3. Pengumpulan Sampah

Petugas SOKLI yang biasanya mengumpulkan sampah dari rumah – rumah warga

dengan menggunakan mobil pick up dengan frekuensi pengangkutan 3 hari

sekalilangsung ke TPA. petugas hanya mengumpulkan dan mengangkut sampah dari

rumah – rumah yang membayar retribusi sampah. Masih kurangnya petugas SOKLI di

Pekon Sukananti sehingga belum tertangani secara maksimal


52
53

4. Pengangkutan Sampah

Dilakukan oleh Petugas Kebersihan Kabupaten Lampung Barat sebanyak 4 orang. Alat

angkut yang digunakan yaitu menggunakan truk sampah atau mobil pick up untuk

mengangkut sampah dari rumah warga ke TPA. Untuk alat pelindung diri (APD) Petugas

Dinas Kebersihan Kabupaten Lampung Barat berupa baju khusus,masker,dan sarung

tangan tidak tersedia.

5. Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah yaitu di Mutar alam. Oleh Petugas

Kebersihan Kabupaten Lampung Barat dengan menggunakan truk sampah atau mobil

pick up.

B. Saran

1. Tempat sampah sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap air, mudah diisi

dan dikosongkan, mempunyai tutup yang mudah dibuka, dan mudah dibersihkan. Setiap

rumah sebaiknya menyedia dua tempat penampungan sampah untuk sampah organik dan

anorganik.

2. Perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat oleh pihak UPT Kebersihan dan pihak

puskesmas tentang dampak buruknya sampah yang tidak dikelola dengan baik.

3. Diharapkan kepada Dinas Kebersihan Kabupaten Lampung Barat agar lebih

memperhatikan sarana alat angkut yang baik seperti diberi penutup agar sampah tersebut

tidak berserakan disaat dalam perjalanan menuju TPA. Alat kelengkapan petugas

kebersihan harus selalu tersedia dan digunakan pada saat proses pengangkutan.
54

Frekuensi pengangkutan perlu dilakukan penambahan menjadi 2 hari sekali agar tidak

terjadi sisa penumpukan sampah di depan rumah warga.

Anda mungkin juga menyukai