Anda di halaman 1dari 6

ACARA IV

PETA KONTUR DAN KEMIRINGAN LERENG

NAMA : WISANG ELANG FAJAR NISNALA


NIM : 180721639055
OFFERING : L/BB
HARI/JAM : Senin / 4-6

JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
A. Judul
Penggambaran Peta Kontur dan Kemiringan Lereng
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan bisa menggambarkan daerah
yang mempuyai ketinggian topografi yang berbeda dengan menggunakan
penggambaran garis kontur.
C. Alat dan bahan
1. Kertas Milimeter Block
2. Pensil
3. Penghapus
4. Penggaris

D. Dasar Teori
Peta merupakan gambaran konvensional sebagian atau seluruh
permukaan bumi beserta fenomenanya yang ada, dengan pengecilan, sesuai
skala yang di tentukan, diatas bidang datar, baik untuk menyajikan data yang
selektif atau bentuk bentuk abstrak dalam hubungannya dengan permukaan
bumi (Senawi dkk : 2011)
Peta kontur merupakan peta yang menggambarkan sebagian bentuk
bumi yang bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis
kontur pada peta kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik
yang mempunyai ketinggian sama yang berada pada atas maupun bawah
suatu refrensi tinggi tertentu di atas muka bumi. Pada garis kontur dijelaskan
bahwa apabila garis kontur 10 m artinya garis kontur ini menghubungkan
titik-titik yang mempunyai ketinggian sama 10 m terhadap refrensi tinggi
tertentu.
Garis kontur dapat dibentuk menggunakan meletakkan titik suatu
ketinggian pada bidang datar yang telah di proyeksikan dari suatu
kenampakan aslinya, dan kemudian titik-titik tersebut saling dihubungkan.
Pembuatan peta kontur ini tidak lepas dari dasar dasar pembuatan peta pada
umumnya, yaitu tergantung skala yang digunakan. Dengan menggunakan
skala tertentu, maka bentuk garis kontur juga akan mengalami penyesuaian,
bisa lebih besar dan lebih kecil tergantung skala yang digunakan.
Sifat-sifat Garis Kontur :

1. Garis yang tertutup atau terhubung


2. Tidak saling berpotongan
3. Berhimpitan jika menggambarkan daerah lereng tegak
4. Kondisi normal ketinggiannya semakin naik
5. Meruncing ke arah hulu
Pembuatan peta kontur dengan cara menarik garis yang mempunyai
ketinggian yang sama dari data penyebaran yang telah di tentukan pada
suatu wilayah tersebut. Penyebaran titik-titik ketinggian tersebut diukur
secara terrestrial dengan meningkatkan salah satu titik ketinggian tertentu
dan titik ketinggian tersebut dihitung dari titik yang telah ada sebelumnya.

Selain untuk mengetahui kemiringan lereng, identifikasi tentang garis


kontur juga dapat untuk mengetahui bentuk lereng. Berdasarkan bentuknya,
lereng dapat berbentuk seragam, cekung, ataupun cembung. Lereng dapat pula
berbentuk tegak lurus atau tebing, sehingga bila digambarkan menunjukkan
garis kontur yang saling berimpit.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai bentuk lereng, bentuk bukit,
dan bentuk cekungan.

1. Bentuk Lereng
Bentuk lereng dapat diklasifiksikan menjadi bentuk lereng seragam, lereng
cekung, atau lereng cembung. Lereng dapat pula berbentuk tegak lurus atau
tebing, sehingga bila digambarkan menunjukkan garis kontur yang saling
berimpit.
2. Bentuk Bukit
Penampang melintang suatu bukit tidaklah sama, ada yang memanjang dan
ada yang bulat.
3. Cekungan atau Depresi
Cekungan merupakan bentuk relief yang lebih rendah dari permukaan
bumi disekelilingnya. Cekungan dapat pula terjadi dipuncak bukit atau gunung
yang berbentuk semacam kaldera luas seperti yang terdapat di Gunung Bromo.
Bahkan dibeberapa tempat, cekungan atau depresi dapat memiliki ketinggian
dibawah permukaan air laut. Pada peta topografi cekungan digambarkan
dengan garis kontur yang semakin mengecil kearah dalam, sehingga
berlawanan dengan penggambaran gambar sebuah bukit.

E. Cara Kerja
a) Menentukan interval dan jarak yang akan di buat
b) Membuat garis kontur dengan minimal garis yang dibuat adalah 15
c) Buatlah garis yang memproyeksikan garis kontur yang telah dibuat
dengan jarak yang sama
d) Di atas garis kontur buatlah diagram yang menggambrakan bentuk
asli dari kenampakan alam tersebut

F. Hasil Praktikum
Peta kontur/ kemiringan lereng (Terlampir)
G. Pembahasan
Yang diperoleh dari kenampakan pada peta kontur adalah diperoleh
informasi tentang ketinggian tempat, bentuk lereng (lereng cekung,
cembung, atau seragam), dapat menunjukkan kemiringan lereng ( kategori
lereng landai atau terjal ). Peta kontur dapat digunakan untuk menentukan
profil atau diagram penampang dari dua titik pada peta.
Penampang adalah gambaran kenampakan suatu daerah apabila
dipotong secara vertikal oleh bidang tegak lurus terhadap permukaanya.
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis
perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar
peta. Pada umumnya peta dibuat dengan menggunakan skala tertentu, maka
bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.

H. Kesimpulan
Peta kontur adalah peta yang menggambarkan atau menunjukkan
sebagian bentuk permukaan bumi yang bersifat alami dengan
menggunakan garis-garis kontur. Garis tersebut menghubungkan
ketinggian suatu daerah yang sama. Pembuatan praktikum garis kontur ini
melatih mahasiswa untuk teliti dan mengerti bagaimana melihat ketinggian
suatu daerah. Mahasiswa juga mengerti bagaimana cara menghitung suatu
ketinggian wilayah menggunakan cara-cara yang telah di tentukan.
Untuk memudahkan penggunaan peta, perbedaan tinggi
dipermukaan bumi digambarkan secara merata dengan jarak yang terpisah
yang disebut selang kontur. Untuk membuat peta topografi lebih mudah
dibaca, setiap garis kontur kelima disebut kontur indeks. Indeks kontur
adalah garis kontur yang berwarna lebih gelap dibanding dengan garis
kontur biasa. Selang kontur adalah jarak vertikal antara 2 kontur yang
berurutan, atau jarak antara dua bidang mendatar. Pemilihan selang kontur
tergantung pada beberapa faktor, yaitu skala peta, maksud/tujuan
pembuatan, data yang tersedia, bentuk daerah dan keterbatasan bentuk
penyajian.
I. Daftar Pustaka
Ahmad, S.2012. pengertian. Garis Kontur Dan Kemiringan Lereng.
Semarang: UDN.
Setyowati, Dewi Liesnoor, Andi Irawan Benardi, Saptono Putro.2014 .
Kartografi Dasar. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Buranda, J.P. dan M. Yusuf Idris. 1984. Dasar-Dasar Kartografi. Malang:
IKIP Malang.
Soendjojo, Hadwi dan Akhmad Riqqi. 2012. KARTOGRAFI. Bandung :
Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai