Anda di halaman 1dari 2

Wisang Elang Fajar Nisnala

180721639055/ Pendidikan Geografi


Offering L 2018
Resume Paper Tema Kebencanaan di Indonesia

Kebakaran hutan sangat dipengaruhi oleh iklim dan aktivitas manusia. 99% kebakaran
hutan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh aktivitas manusia seperti konversi lahan dan
peladangan liar. Menurut data dari KLHK, Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Riau
menjadi wilayah langganan kebakaran hutan di Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari
kebakaran hutan yang terjadi sangatlah kompleks. Salah satu dampak yang mengkhawatirkan
ialah keselamatan flora dan fauna yang sangat beragam di pulau Sumatera dan Kalimantan.
Maka dari itu, kajian mengenai kebakaran hutan di Indonesia menjadi hal penting untuk
dibahas. Adakah faktor lain seperti iklim yang dapat mempengaruhi kebakaran hutan yang
terjadi di Indonesia?
Tidak dapat dipungkiri, bahwa perubahan iklim yang terjadi di Indonesia berdampak
besar pada berbagai sektor seperti kelautan, kehutanan, hingga aktivitas manusia. Dampak
nyata dari perubahan iklim terhadap sektor kehutanan ialah kebakaran hutan yang disebabkan
oleh panasnya cuaca dan berkurangnya curah hujan. Kebakaran hutan akibat perubahan iklim
ini diperparah dengan dukungan wilayah Indonesia di Provinsi Riau dan Provinsi Kalimantan
Tengah yang sebagian besar berlahan gambut.
Pada tahun 2015 Provinsi Riau memiliki jumlah hostpot tertinggi yang mencapai 53
titik. Data curah hujan dan suhu udara Provinsi Riau juga menunjukkan hasil yang tinggi,
yakni rata-rata 45,4 mm/bulan untuk curah hujan dan rata-rata 28,2° C untuk suhu udara.
Berdasarkan grafik yang diperoleh data tersebut di atas dapat diketahui bahwa hubungan
antara hostpot dan curah hujan berbanding terbalik, sedangkan untuk hubungan anatar
hotspot dan suhu udara berbanding lurus. Hubungan ketiga variabel dinilai cukup signifikan
dan membuktikan bahwa faktor iklim jugaa mempengaruhi kebakaran hutan yang terjadi di
Provinsi Riau.
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki hotspot tertinggi di tahun 2015 sebanyak 1741
titik. Data curah hujan juga menunjukkan angka yang cukup tinggi yakni rata-rata 436,2
mm/bulan dan untuk suhu udara tertinggi mencapai rata-rata 27,3° C. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa hubungan antara hotspot, curah hujan dan suhu udara di Provinsi
Kalimantan tengah tidak signifikan. Hal ini membuktikan bahwa ada faktor lain yang
mempengaruhi banyaknya jumlah hotspot selain curah hujan dan suhu udara.
Dari data-data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan dapat ditarik garis besar,
bahwa intensitas hujan berpengaruh terhadap jumlah kejadian kebakaran hutan yang dapat
diidentifikasi dari hotspot. Hasil analisis lebih lanjut juga memperlihatkan bahwa kebakaran
hutan juga dapat disebabkan oleh fenomena anomali iklim yakni El Nino. El Nino
menyebabkan meningkatnya suhu permukaan laut. Dalam kondisi iklim normal suhu
permukaan laut di sekitar Indonesia umumnya hangat, namun sebaliknya dalam kondisi
anomali suhu permukaan laut di sekitar Indonesia menurun, dan hal tersebut menyebabkan
berkurangnya proses pembentukan awan-awan hujan di Indonesia. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa pada setiap daerah memiliki faktor-faktor penyebab kebakaran hutan
yang berlainan. Di Provinsi Riau iklim menjadi salah satu faktor kuat penyebab kebakaran
hutan, sedangkan di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat faktor dominan lain yang
menyebabkan terjadinya kebakaran hutan.

Anda mungkin juga menyukai