Anda di halaman 1dari 13

PTS461

STRUKTUR BETON II
M. NUKLIRULLAH, S.T., M.ENG
Asisten: Wahyu Ashari, S.T.

ELEMEN STRUKTUR KOLOM:


DESAIN KEKUATAN KOLOM
Pertemuan Ke-6
SLIDESMANIA.COM

1
Desain Kekuatan Kolom

Metode pendekatan untuk mendesain elemen struktur yang memikul


kombinasi aksial tekan dan momen berdasarkan metode desain
kekuatan. dibagi menjadi tiga kategori, seperti yang terlihat pada
Gambar berikut
SLIDESMANIA.COM

2
Desain Kekuatan Kolom
SLIDESMANIA.COM

3
4
SLIDESMANIA.COM
Desain pada Region I

Pada wilayah I, elemen struktur memiliki momen lentur yang sangat


kecil atau bahkan bisa diabaikan dan yang lebih menentukan adalah
gaya aksial tekan. Aksial tekan yang terjadi berupa Pn(max) yang dimana
Pn(max) = 0,80P0 untuk kolom persegi dan Pn(max) = 0,85P0 untuk kolom
bulat. Desain pada wilayah I ini memang
diijinkan oleh ACI (American Concrete Institute) namun tidak
disarankan. Karena pada kondisi ini, gaya aksial tekan mendekati gaya
tekan murni (momen sangat kecil) dengan kapasitas deformasi yang
rendah. Sehingga dikhawatirkan terjadi keruntuhan tanpa peringatan
(getas).
SLIDESMANIA.COM

5
Desain pada Region I

Untuk elemen struktur tak bergoyang (non-sway) yang dimana rasio


kelangsingan sangat rendah (kelangsingan diabaikan), elemen
tersebut diperhitungkan dengan gaya aksial tekan dan pengaruh
momen diabaikan. Bila mana momen tetap diperhitungkan namun
eksentrisitas yang terjadi kurang dari emin, gaya aksial maksimum
tetap menjadi parameter yang menentukan. Untuk elemen struktur
tak bergoyang yang dimana kelangsingan diperhitungkan.
perhitungan momen harus dilakukan karena merupakan bagian dari
persyaratan pembesaran momen. Namun bila hasil eksentrisitas yang
dihasilkan tetap lebih kecil dari emin maka perhitungan tetap
SLIDESMANIA.COM

digolongkan pada wilayah I


6
Desain pada Region I

Sedangkan untuk struktur bergoyang (sway), kondisi pada wilayah I


sangat jarang terjadi. Sehingga bisa dikatakan bahwa struktur
bergoyang tidak tergolong wilayah I. Hal ini dikarenakan pada
struktur bergoyang, momen yang terjadi relatif lebih besar
dikarenakan beban lateral yang diterima oleh struktur sehingga
interaksi pada diagram tidak mengarah pada wilayah I yang murni
aksial tekan.
Semua penampang yang tergolong wilayah I tergolong compression-
controlled, sehingga faktor reduksi kekuatan yang digunakan adalah
= 0,65 untuk kolom persegi dan = 0,75 untuk kolom bulat (sengkang
SLIDESMANIA.COM

spiral)
7
8
SLIDESMANIA.COM
Desain pada Region II

Pada wilayah II, elemen struktur tetap dalam kategori compression-


controlled. Pada kondisi ini elemen struktur memikul momen relatif
lebih besar namun tetap didominasi oleh aksial tekan. Perbedaan dari
wilayah I adalah P < Pn(max). Dikarenakan masih tergolong dalam
ketegori compression-controlled, faktor reduksi dari elemen struktur
adalah = 0,65 untuk kolom persegi dan = 0,75 untuk kolom bulat.
SLIDESMANIA.COM

9
10
SLIDESMANIA.COM
Desain pada Region III

Pada wilayah Ill terdapat dua kondisi yaitu transition zone dan tension-
controlled. Disaat regangan yang terjadi fy/Es < 𝜀 t < 0,005, maka elemen
struktur tergolong transition zone. Sedangkan bila 𝜀 t ≥ 0,005, maka tergolong
tension-controlled dengan faktor reduksi 𝜙 = 0,9.
Pada kondisi transition zone faktor reduksi kekuatan yang digunakan adalah:

Kolom bulat (sengkang spiral):


𝜀𝑡 −𝜀𝑡𝑦
𝜙 = 0,75 + 0,15 0,005−𝜀𝑡𝑦
≤ 0,9 (1)
Kolom persegi (Sengkang persegi):
𝜀𝑡 −𝜀𝑡𝑦
𝜙 = 0,65 + 0,25 ≤ 0,9 (2)
SLIDESMANIA.COM

0,005−𝜀𝑡𝑦

11
Desain pada Region III

Persamaan (1) dan (2) bisa diwujudkan dalam bentuk c/dt sehingga
menjadi:
Kolom bulat (sengkang spiral) :
1 5
𝑐/𝑑𝑡 3
Kolom persegi (sengkang persegi):
1 5
𝑐/𝑑𝑡 3
SLIDESMANIA.COM

12
13
SLIDESMANIA.COM

Anda mungkin juga menyukai