Anda di halaman 1dari 11

 

LABORATORIUM
LABORATORIUM Waktu : 13.00-16.00
KOMPUTER Tanggal : 17 Oktober 2017
Hari : Selasa

FRICFACT : COMPARISON OF PIPE FRICTION FACTOR

 Nama : Danti Saputri


 NIM : F44160057
Kelompok :1

 Nama Asisten :
1. Michelle Natali (F44150050)

2. Steven (F44150052)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
 

PENDAHULUAN
Teknologi informasi dan komputer yang terus-menerus berkembang baik
 perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak ( software)
 software) secara cepat,
sehingga menjadi motivasi untuk mencoba mengembangkan 
mengembangkan  suatu aplikasi
komputer yang bisa membantu pekerjaan menjadi lebih mudah. Aplikasi  Aplikasi  
komputer tersebut diharapkan dapat membantu kebutuhan sesuai yang diinginkan
(Halim 2011). Kebutuhan akan aplikasi komputer juga terlihat jelas terutama
dalam bidang teknik sipil dan lingkungan. Salah satu bidang teknik sipil yang
 berkaitan dengan suatu aliran fluida yang mengalir melalui suatu pipa sangat
membutuhkan suatu program khusus untuk mempercepat perhitungan head loss  loss 
atau rugi tekanan yang terjadi dalam pipa tersebut. Secara keseluruhan, rugi
tekanan aliran dapat diakibatkan oleh hilangnya energi karena gesekan permukaan
saluran, belokan, dan perubahan bentuk atau ukuran penampang aliran.
ali ran.
Gesekan antara dinding permukaan saluran atau pipa dengan aliran adalah
salah satu variabel yang menyebabkan friksi pada fluida mengalir. Untuk
 perhitungan rugi tekanan pada sistem reaktor nuklir umumnya digunakan
aproksimasi bahwa permukaan saluran aliran senantiasa halus (smooth pipe).
Berbagai korelasi parameter faktor friksi dapat ditemukan dari sumber-sumber
data acuan. Saat ini telah tersedia berbagai persamaan faktor friksi baik berupa
 persamaan eksplisit maupun implisit dengan berbagai batas keberlakuan untuk

masing-masing
 Nikuradse
 Nikuradse dan korelasi. telah
 dan sebagainya Korelasi Colebrook,
dimanfaatkan Blasius,
untuk Chen, Von-Karman-
opsi penentuan faktor friksi
di beberapa paket program komputer (Dibyo 2002).

TUJUAN
Praktikum ini bertujuan mengetahui faktor friksi yang terjadi pada pipa
menggunakan program Visual Basic Basic  dan Qucik Basic 
Basic  dan melalui korelasi
Universal Velocity Distribution Law dan
Law dan Blasius
 Blasius Equation.
Equation.

ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Laptop
2. Program QB64
QB64  
3. Perangkat lunak Microsoft
lunak Microsoft Excel  

METODE
13.00 – 
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Oktober 2017, pukul 13.00 – 
16.00 WIB di Laboratorium Komputer Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang digunakan
adalah laptop atau komputer dengan program Quick Basic  Basic  dan Visual Basic.
Basic.
Program Quick Basic 
Basic  menggunakan perangkat lunak QB64 QB64   sedangkan Visual
 Basic menggunakan perangkat lunak  Microsoft Excel   2007. Hasil perhitungan
yang ditunjukan dengan program Quick Basic 
Basic  dan Visual Basic 
Basic  mengenai nilai
faktor friksi yang menggunakan persamaan Universal Velocity Distribution Law 
Law 
dan  Blasius Equation 
Equation  serta pesentase perbedaan nilai faktor friksi dari kedua
 persamaan tersebut.
Pada Quick Basic, 
Basic,  langkah pertama yang dilakukan yaitu program QB64 QB64  

dibuka dan kode-kode (coding 


(coding ) dimasukkan. Kode tersebut berisi data bilangan
 

Reynolds dan rumus faktor friksi persamaan Universal Velocity Distribution Law  Law 
dan Blasius
dan Blasius Equation,
Equation, energi spesifik, luas saluran, jari-jari hidrolik, lebar saluran,
koefisien Chessy, dan selisih nilai friksi kedua persamaan tersebut. Setelah kode
dimasukkan, menu Run
menu  Run diklik,
 diklik, kemudian akan muncul lembar baru lalu angka 48
diketik. Setelah itu tombol enter  ditekan.
 ditekan.
Pada Visual Basic,
Basic, langkah awal yang dilakukan
dilakukan adalah membuka
membuka program
 Microsoft Excel  lalu
  lalu tabel dibuat di sheet 
di  sheet . Tabel yang dibuat berisi data bilangan
Reynolds, variabel nilai faktor friksi persamaan Universal Velocity Distribution
 Law   dan  Blasius Equation 
 Law Equation  dan persentase different   (%DIFF) yang belum
diketahui nilainya. Selanjutnya, kode dimasukkan pada command button di button di menu
 Developer Visual Basic.Basic. Secara sederhana langkah dalam praktikum ini
digambarkan pada diagram alir berikut.

Mulai

Program QB64 diaktifkan.

Kode (coding) dimasukkan dalam program.

Menu Run
Menu Run diklik
 diklik

Angka 48 diketik dalam lembar baru.

Tombol enter  ditekan.
 ditekan.

Selesai

Gambar 1 Diagram alir pada Quick Basic 


Basic 
 

Mulai

 Microsoft Excel 
Excel  diaktifkan.
 diaktifkan.

Buat tabel bilangan Reynold, faktor friksi persamaan Universal Velocity


 Distribution Law dan
Law dan Blasius
 Blasius Equation dan  (%DIFF) 
Equation dan persentase different  (%DIFF)

Menu Develope
Menu Developer 
r  diaktifkan.
 diaktifkan.

Fitur Command  Button dibuat
 Button dibuat sebanyak dua buah dengan nama calculate
calculate dan
 dan
erased  

Kode dimasukkan dalam Command


dalam Command Button calculate 
calculate 

Menu Run
Menu Run diklik
 diklik

Tombol enter  ditekan.
 ditekan.

Selesai

 
Gambar 2 Diagram alir pada Visual  Basic 
 Basic 

Faktor Friksi Universal Velocity Distribution Law dalam


Law  dalam kode pada masing-
masing program tersebut dapat dihitung dengan persamaan :
F = F - 0.00002 5…… (1) 
0.0 00025 (1) 
Keterangan :
F = Faktor friksi Universal Velocity Distribution Law 
Law 
 

  Energi spesifk dalam coding  dapat


 dapat dihitung dengan persamaan :
E = F0.5……(2)
……(2)  
Keterangan :
E = Enerfi spesifik (m)
F = Faktor friksi Universal Velocity Distribution Law
Luas penampang aliran dalam coding  dapat
 dapat dihitung dengan persamaan :
A = 4 x 0.4343 x Log (R x E) - 0.4……(3)
0.4……(3)  
Keterangan :
A = Luas penampang (m 2)
R = Jari-jari hidrolik (m)
E = Energi spesifik (m)
Lebar saluran dalam coding  dapat
 dapat dihitung dengan persamaan :
B = 1 / E…..(4) 
E…..(4) 
Keterangan :
B = Lebar saluran (m)
E = Energi spesifik (m)
Koefisien chessy dalam coding  dapat
 dapat dihitung dengan persamaan :
A-B …..(5)
C = A-B …..(5)
C = Koefisien Chessy
A = Luas penampang (m 2)

B =Faktor
Lebar friksi Blasius
saluran
friksi (m) Equation dalam
 Blasius Equation dalam coding  dapat
 dapat dihitung dengan persamaan:
0.25 )…….(6))
F1 = 0.0791 / (R 0.25)…….(6
Keterangan :
F1 = Faktor friksi Blasius
friksi Blasius Equation 
Equation 
R = Bilangan Reynold
Besarnya %DIFF dalam coding  dapat
 dapat dihitung dengan persamaan :
D = 100 x (1-(F / F1) …..(7
…..(7))
Keterangan :
D = Selisih antara faktor friksi Universal Velocity Distribution Law dengan
Law  dengan faktor
friksi Blasius
friksi Blasius Equation 
Equation 
F = Faktor friksi Universal Velocity Distribution Law 
Law 
F1 = Faktor friksi Blasius
friksi Blasius Equation 
Equation 

PEMBAHASAN
Quick Basic 
Basic  merupakan suatu program komputer atau salah satu bahasa
 pemrograman yang menggunakan bahasa basic basic.. Program Quick Basic 
Basic  banyak
memberikan manfaat dalam berbagai bidang, baik dalam bidang teknik sipil,
industri, maupun bidang pertanian. Dalam bisang pertanian, Quick Basic  Basic 
digunakan dalam rancang bangun dan sistem kesesuaian lahan tanaman pangan
yang dirancang melalui aplikasi Quick Basic (Santoso 2000).
 Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk
membuat program aplikasi berbasis GUI (Graphical (Graphical User Interface)
Interface)
(Suryokusumo 2001). Visual Basic adalah
Basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer
yang menggunakan pendekatan Graphical User Interface (GUI) yang mudah
digunakan juga merupakan sebuah program aplikasi berbasis Windows
Windows.. Beberapa
kemampuan atau manfaat dari bahasa pemrograman Visual Basic  Basic  diantaranya
unntuk membuat program aplikasi berbasis Windows
Windows.. Selain itu, Visual Basic juga
Basic juga
 

digunakan untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya


control ActiveX, 
ActiveX,   File, Help,
Help, aplikasi internet dan sebagainya serta menguji
 program (debugging ) dan menghasilkan program akhir yang bersifat executable
executable,,
atau dapat langsung dijalankan (Halim 2011).
 Headloss   pada suatu fluida pada umumnya berbanding lurus dengan panjang
 Headloss
 pipa, nilai kuadrat dari kecepatan fluida dan nilai friksi fluida yang disebut faktor
friksi. Faktor friksi atau  friction
 friction   factor   merupakan hal yang umum terjadi pada
suatu penampang pipa saluran dan dapat menimbulkan suatu gesekan pada
 penampang pipa aliran. Faktor friksi, belokan, dan perbedaan diameter saluran
dalam aliran pipa dapat menyebabkan kerugian tekanan (Cengel et al  2010).
 2010).
Universal   Velocity
Velocity   merupakan kecepatan dari suatu aliran fluida yang
 bergantung pada bilangan Reynold dan bergantung pada jenis aliran fluida
(Weigand 2004). Persamaan  Blasius
 Blasius   ( Blasius 
 Blasius  Equation
 Equation)) merupakan persamaan
diferensial biasa nonlinear orde tiga yang berasal dari dua buah pelat datar yang
dialiri oleh suatu fluida. Fluida merupakan suatu zat yang mempunyai
kemampuan berubah secara terus menerus (kontinu) jika mengalami geseran, atau
mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun tegangan geser yang
diberikan. Fluida yang mengalir sesuai dengan hukum kedua Newton dengan
 persamaan Navier-Stokes dan hukum kekekalan massa dengan persamaan
kontinuitas (Prabawati dkk 2017).

Hasil
faktor praktikum
friksi yang
Universal  menggunakan
  Velocity
Velocity  Quick untuk
  yang dihitung Basic bilangan
menunjukkan bahwa
Reynolds nilai
90000,
95000, 100000, 150000, 200000, 250000, 300000, 350000, 400000, 450000,
500000, dan 650000 berturut-turut adalah 4.624842E-03, 4.574842E-03,
4.524842E-03, 4,149843E-03, 3.924843E-03, 3.749843E-03, 3.624843E-03,
3.524844E-03, 3.424844e-03, 3.349844E-03, 3.299844E-03, dan 3.149844E-03.
Sedangkan nilai faktor friksi  Blasius  Blasius    Equation-
 Equation-nyanya   adalah 4.566841E-03,
4.505527E-03, 4.44812E-03, 4.01933E-03, 3.740408E-03, 3.53746E-03,
3.37984E-03, 3.252067E-03, 3.145296E-03, 3.05403E-03, 2.974637E-03, dan
2.785789E-03. Persentase selisih nilai faktor friksi Universal   Velocity dengan
faktor friksi  Blasius
 Blasius   Equation (%DIFF) adalah 1.270044, 1.538446, 1.724816,
3.247115, 4.930877, 6.003848, 7.24896, 8.387794, 8.887816, 9.686001,
10,93266, dan 13,06831. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai faktor friksi
terkecil, 3.149844E-03 untuk Universal   Velocity,Velocity,   2.785789E-03 untuk  Blasius
 Blasius  
 Equation, dan %DIFF ,13,06831, terbesar terdapat pada bilangan bilangan Reynold
650000.
Hasil praktikum yang menggunakan Visual Basic menunjukkan bahwa nilai
faktor friksi Universal   Velocity
Velocity   yang dihitung untuk bilangan Reynolds 1000,
5000, 10000, 50000, 100000, 250000, 300000, 350000, 400000, 450000, 500000,
dan 650000 berturut-turut adalah 0.015825, 0.009425, 0.007775, 0.00525,
0.004525, 0.00375, 0.003625, 0.003525, 0.003425, 0.00335, 0.0033, dan 0.00315.
Sedangkan nilai faktor friksi  Blasius
 Blasius   Equation-
 Equation-nya
nya   adalah 0.014066, 0.009407,
0.00791, 0.00529, 0.004448, 0.003537, 0.00338, 0.003252, 0.003145, 0.003054,
0.002975, dan 0.002786. Persentase selisih nilai faktor friksi Universal   Velocity
dengan faktor friksi  Blasius
 Blasius    Equation
 Equation   (%DIFF) adalah 12.50381, 0.195306,
1.7067, 0.751187, 1.728373, 6.00828, 7.253591, 8.392604, 8.892781, 9.691115,
10.9379, dan 13.07391. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai faktor friksi
 

terkecil, 0.00315 untuk Universal  Velocity,


Velocity, 0.002786
 0.002786 untuk  Blasius 
 Blasius  Equation 
Equation  dan
%DIFF terbesar, 13.07391,
13.07391, terdapat pada bilangan Reynold
Reynold 650000.
650000.
Berdasarkan data di atas, nilai faktor friksi Universal   Velocity
Velocity,, faktor friksi 
friksi 
 Blasius   Equation, dan %DIFF dari perhitungan menggunakan program Visual
 Blasius
 Basic lebih besar dibandingkan dengan Quick Basic. Basic. Hal ini disebabkan Visual
Basic menggunakan pembulatan ke atas untuk hasil yang tertera dalam tabelnya.
Sementara itu, kedua program tersebut menunjukkan nilai faktor friksi Universal  
Velocity yang
yang  lebih besar dibandingkan nilai faktor friksi Blasius
friksi Blasius   Equation.
Equation. Faktor
friksi Universal   Velocity
Velocity   dan faktor friksi 
friksi  Blasius 
Blasius  Equation
 Equation   dari kedua program
tersebut berbeda sesuai dengan bilangan Reynold-nya.
Untuk bilangan Reynold 1000 sampai 5500, %DIFF semakin mengecil. Untuk
 bilangan Reynold 6000 sampai 20000, %DIFF semakin menmbesar. Untuk
 bilangan Reynold 25000 sampai 65000, %DIFF semakin mengecil. Untuk
 bilangan Reynold 70000 sampai 650000, %DIFF semakin membesar. Hasil dari
faktor friksi dari data tersebut juga menunjukkan bahwa semakin besar nilai
 bilangan Reynold maka nilai faktor friksi Universal Velocity  Velocity  dan  Blasius
 Equation-nya
 Equation -nya semakin kecil. Hal tersebut sesuai dengan diagram Moody bahwa
 bilangan Reynold berbanding terbalik dengan nilai faktor friksi (Potter et al  
2011).

SIMPULAN
 Nilai faktor friksi dapat ditentukan dengan korelasi Universal Velocity
 Distribution    Law
 Distribution  Law   dan  Blasius Equation.
Equation. Perhitungan aktor friksi dapat
dipermudah dengan bantuan Quick Basic diBasic di QB64 dan Visual Basic di di Microsoft
 Microsoft
 Excel . Besarnya bilangan Reynold berbanding terbalik dengan faktor friksi yang
didapatkan, semakin besar Reynold maka nilai faktor friksi baik Universal
Velocity Distribution 
Distribution  Law
 Law   maupun  Blasius Equation 
Equation  semakin kecil. Besarnya
%DIFF menunjukkan selisihselisi h antara faktor friksi Unversal Velocity 
Velocity  dan faktor
friksi  Blasius Equation.
Equation. Pada Quick Basic,
Basic, faktor friksi terkecil, 3.149844E-03
untuk Universal   Velocity,
Velocity,   2.785789E-03 untuk  Blasius
 Blasius   Equation, dan %DIFF
,13,06831, terbesar terdapat pada pada bilangan Reynold 650000.
650000. Pada friksi Visual
 Basic   terkecil, 0.00315 untuk Universal   Velocity,
 Basic Velocity,   0.002786 untuk   Blasius 
Blasius 
 Equation   dan %DIFF terbesar, 13.07391, terdapat pada bilangan Reynold
 Equation
650000.

Saran
Praktikum berjalan dengan baik dan menyenangkan. Meski terkendala dengan
 pengetahuan coding  yang
  yang sedikit, asisten praktikum mampu menjelaskan kepada
 praktikan dengan baik. Pengetahuan memgenai
m emgenai teknologi ini harus dimanfaatkan
dengan baik. Sebaiknya, perhitungan yang rumit dilakukan dengan bantuan
 perangkat lunak Visual Basic 
Basic  karena lebih mudah dalam pengetikan kodenya
sehingga dapat memperkecil peluang terjadinya kesalahan coding .

Daftar Pustaka
Cengel Y, Cimbala J. 2010. Fluid Fundamentals and Application 2nd  
2010. Fluid Mechanics: Fundamentals
 Edition.. New York (US) : Mc Graw-Hill Education.
 Edition
Dibyo S. 2002. Kajian dalam penentuan faktor friksi aliran pendingin.
pendingin. Jurnal
 Jurnal
 Hasil Penelitian PTIRR : 203-209.
 

Halim R. 2011. Implementasi sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan peralatan


elektronik dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Jurnal
6.0. Jurnal Teknologi
dan Informatika (Teknomatika) 1(3)
(Teknomatika) 1(3) : 282-296.
Potter M, Wiggert D. 2011. Mekanika Fluida. Jakarta (ID) : Erlangga.
Prabawati W, Helmi, Fran F. 2017. Penyelesaian persamaan blasius dengan
metode new homotopy perturbation (NHP). Buletin
(NHP). Buletin Ilmiah Math. Stat. dan
Terapannya 2(1) : 37-44.
Santoso. 2000. Sistem kesesuaian lahan tanaman
t anaman pangan menggunakan Quick
Basic. Jurnal
Basic.  Jurnal Keteknikan Pertanian 3(14)
Pertanian 3(14) : 175-189.
Weigand B. 2004. Analytical 
2004. Analytical  Methods
 Methods for Heat Transfer and Fluid Flow
Flow Problem.
Problem.
 New York (US) : Universitat Stuttgart.
 

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar coding faktor friksi pada setiap program.

(a)

(b)

(c)
Gambar 3 Daftar coding  faktor
 faktor friksi pada beberapa program. (a) Quick Basic,
Basic, (b)

lanjutan Quick Basic, (c) Visual Basic.


 

Lampiran 2 Hasil perhitungan faktor friksi menggunakan program.

(a)

(b)
 

 
(c)

Gambar 4 Hasil perhitungan faktor friksi


f riksi menggunakan program. (a) Quick Basic,
Basic,
(b) Visual
(b) Visual Basic, (c) lanjutan Visual Basic.

Lampiran 3 Diagram Moody

Sumber : Buku Mekanika Fluida karya Potter dan Wiggert

Gambar 5 Diagram Moody

Anda mungkin juga menyukai